Anda di halaman 1dari 13

PAPER

FILSAFAT ILMU

“HUBUNGAN FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN-TEKNOLOGI DAN MORAL”

Disusun oleh :

Nama : Khumairah Mohtar

Nim : 17101105031

Prodi : Farmasi

Kelas : A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha ESA atas
segala nikmat dan karunia-Nya serta izinNya sehingga paper ini dapat diselesaikan tepat
waktu. paper ini disusun dengan judul“Hubungan Filsafat, ilmu pengetahuan-Teknologi dan
Moral” untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat.

Saya sendiri menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam
penulisan paper ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
untuk kesempurnaan paper ini di masa yang akan datang. Semoga paper ini dapat bermanfaat.

Manado, 08, Mei, 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

2.1 Pengertian filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi dan moral ......................... 2

2.2 Hubungan filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral .......................... 3

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................9

3.2 Saran ..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos. Philos atau
philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan
hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala
ilmupengetahuan. Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara
substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan
filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau Sains
merupakan komponenter besar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan.
Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang
mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan
hidup. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia.
Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu dan teknologi menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seperti
pemanasan global dan dehumanisasi. Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental,
karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari
manusia telah menjadi budak ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, filsafat ilmu mencoba
mengembalikan roh dan nilai luhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi boomerang bagi kehidupan
manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrument dalam
mencapai kesejahteraan bukan tujuan. Moral merupakan tekad manusia untuk menemukan kebenaran,
sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan kebenaran,
diperlukankeberanian moral. Moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka masalah moral
berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral?
 Bagaiana hubungan filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral?

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral
 Mengetahui dan memahami hubungan filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi dan moral


1) Filsafat
Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos. Philos
atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan,
pengetahuan, dan hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum
yang artinya induk dari segala ilmupengetahuan.
2) Ilmu
Pengertian kata “ilmu” secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu. Ilmu atau Sains
merupakan komponenter besar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan
Ciri-ciri utama ilmu secara terminologi adalah:
1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
diukur dan dibuktikan.
2. Koherensi sistematik ilmu.
3. Tidak memerlukan kepastian lengkap.
4. Bersifat objektif.
5. Adanya metodologi.
6. Ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya.
3) Teknologi
Teknologi dalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-
benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan
realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal mana juga memperlihatkan tentang wujud
dari karya cipta dan karya seni (Yunani: techne) manusia selaku homo technicus.
Dari sini muncullah istilah “teknologi”, yang berarti ilmu yang mempelajari
tentang “techne” manusia.
Tetapi pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari
kandungan kata “teknologi”. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan
barang, benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber.
Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam eksistensi
manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar sebagai suatu hasil dari

2
daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan
telah menjadi suatu “daya pencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia,
yang pada gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas
manusia yang lain.
4) Moral
Moral merupakan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab
untuk menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan
kebenaran, diperlukankeberanian moral. Moral berkaitan dengan metafisika
keilmuan maka masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan
ilmiah.

2.2 Hubungan filsafat, ilmu pengetahuan-teknologi dan moral


a. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus
merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk
atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat
umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal
ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun pada perkembangannya
masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat
dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki
setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing
ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-
ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-
masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu
pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. Ada
hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang
memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin
dikatakan dangkal dan keliru.
Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu
pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari
filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan
dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang
metodis, sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal.Yang

3
membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas,
sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan
peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu
pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini
berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan
sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-
argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif)
b. Hubungan filsafat dengan teknologi
Filsafat dan teknologi sangat erat kaitannya satu sama lain. Dalam
perkembangannya, ilmu lahir dari filsafat dan menghasilkan suatu produk yaitu
teknologi. Dalam hakikat manusa yang selalu ingin mengetahui, terdapat dua alasan
mendasar yaitu mengetahui hanya untuk sekedar tahu sebagai kepuasan pribadi dan
mengetahui untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan peradaban
manusia yang ada pada saat ini merupakan bentuk desakan dari pengaruh-pengaruh
berkembangnya aspek di masa lalu. Manusia dalam hakikatnya selalu melahirkan ide
dan inovasi terbaru untuk diaplikasikan terhadap kehidupannya agar menjadi lebih
baik. Dari sinilah cara berfikir memiliki peran yang penting dalam perkembangan
peradaban. Dan cara berfikir manusia berkaitan dengan filsafat dimana dengan
berfilsafat akan terbentuk suatu sistem berpikir atau cara berpikir yang terbuka.
Filsafat merupakan dasar pemikiran yang melahirkan ilmu pengetahuan yang
nantinya berkembang dan menghasilkan produk berupa teknologi. Teknologi
digunakan manusia sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Dapat ditemui
berbagai implementasi atau bentuk nyata penerapan filsafat pada ilmu pengetahuan
dan teknologi. Filsafat medorong pola pikir manusia untuk lebih kritis dalam mencari
tahu suatu kebenaran. Untuk mempelajari yang dalam menjadi lebih dalam sehingga
filsafat memberi nilai terhadap perkembangan itu sendiri.
c. Hubungan filsafat dengan moral
Konklusi filsafat moral adalah salah satu dari keistimewaan filsafat moral
sebab,filsafat moral inilah yang mengkaji atau berhubungan dengan suatu
kebijakan.Jik makna dari filsafat itu sendiri adalah mencintai kebijaksanaan,maka
filsafat moral berupaya untuk menggapai kebijakan tersebut dengan menghubungkan
4
persoalan moral.Dalam wacana filsafat moral ini kita dapat mengerti argumen
argumen moral sekaligus mengerti mengambil kebijakan terbaik dalam hidup ini.
Moral merupakat bagian dari filsafat. Filsafat sendiri merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai
interpretasi tentang hidup manusia, yang betugas meneliti dan menentukan semua
fakta kongkrit hingga yang paling mendasar. Ciri khas filsafat adalah upaya dalam
menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan yang baru.
d. Hubungan ilmu dengan teknologi
Kekhususan ilmu dibandingkan pengetahuan terletak pada kemampuan
manusia untuk menyadari pengetahuan yang diperolehnya secara spontan dan
langsung itu serta membuatnya teratur dalam suatu sistem, sehingga bila orang lain
menanyakan, ia bisa menerangkan dan mempertanggungjawabkan. Dengan perkataan
lain, pengetahuan-pengetahuan yang telah ada dikumpulkan, lalu diatur dan disusun
sehingga masuk akal dan bisa dimengerti orang lain.
Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
2. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
3. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
4. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian.
5. Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
6. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan.
7. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan.
8. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu
serta menilai kekuatan teknik tadi.
9. Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan
merumuskan pertanyaan baru.
Ilmu adalah sistematisasi, metodis dan logis. Pengetahuan disistematisasikan
menjadi ilmu bisa lewata induksi dan deduksi.
Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan.
Penelitian memegang peranan dalam:
 Membantu manusia memperoleh pengetahuan baru.
 Memperoleh jawaban suatu pertanyaan.
 Memberikan pemecahan atas suatu masalah.

5
Fungsi penelitian adalah membantu manusia meningkatkan kemampuannya
untuk menginterpreatasikan fenomena-fenomena masyarakat yang kompleks dan kait-
mengait sehingga fenomen itu mampu membantu memenuhi hasrat ingin manusia.
Ciri berpikir ilmiah adalah skeptik, analitik, kritis.
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian,
penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong
teknologi baru.
e. Hubungan ilmu pengetahuan dengan moral
Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji
secara terbuka oleh masyarakat. Jikalau hasil penemuan perseorangan tersebut
memenuhi syarat-syarat keilmuan maka ia akan diterima sebagai bagian dari
kumpulan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan dalam masyarakat.
Moral merupakan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk
menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan kebenaran,
diperlukan keberanian moral. Moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka
masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah.
Ilmu dan moral adalah dua kata yang memiliki makna berbeda namun
sebenarnya kedua makna kata tersebut saling melengkapi dan berhubungan erat
dengan kepribadian seseorang. Sejak saat pertumbuhannya, ilmu sudah terkait dengan
masalah moral. Ketika Copernicus (1473—1543) mengajukan teorinya tentang
kesemestaan alam dan menemukan bahwa "bumi yang berputar mengelilingi
matahari" dan bukan sebaliknya seperti yang dinyatakan dalam ajaran agama maka
timbullah interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang
berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari alam sebagaimana
adanya, sedangkan di pihak lain terdapat keinginan agar ilmu mendasarkan kepada
pernyataan-pernyataan (nilai-nilai) yang terdapat dalam ajaran-ajaran di luar bidang
keilmuan (nilai moral), seperti agama.
Dari interaksi ilmu dan moral tersebut timbullah konflik yang bersumber pada
penafsiran metafisik yang berkulminasi pada pengadilan inkuisisi Galileo pada tahun
1633. Galileo oleh pengadilan agama dipaksa untuk mencabut pernyataan bahwa
bumi berputar mengelilingi matahari.
Ketika ilmu dapat mengembangkan dirinya, yakni dari pengembangan
konsepsional yang bersifat kontemplatif disusul penerapan-penerapan konsep ilmiah
ke masalah-masalah praktis atau dengan perkataan lain dari konsep ilmiah yang
6
bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkret yang berupa teknologi, konflik
antarilmu dan moral berlanjut. Seperti kita ketahui, dalam tahapan penerapan konsep
tersebut ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan
pengertian dan pemahaman, tetapi lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi faktor-
faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses
yang terjadi. Bertrand Russel menyebut perkembangan ini sebagai peralihan ilmu dari
tahap “kontemplasi ke manipulasi” .
Dalam tahap manipulasi ilmu, masalah moral muncul kembali. Jika dalam
kontemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap
manipulasi masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah
atau secara filsafat dapat dikatakan bahwa dalam tahap pengembangan konsep
terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi ontologis keilmuan, sedangkan dalam
tahap penerapan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi aksiologi
keilmuan. Aksiologi itu sendiri adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
f. Hubungan teknologi dengan moral
Teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Oleh sebab
itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi, memperkirakan
apa yang ingin kita capai dan bagaimana caranya memperoleh teknologi yang kita
perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya
kita. Sebagian dari kita beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru.
Padahal, kalau kita membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan
merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.
Moral (Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di
mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman,tafsiran,suara hati,serta nasihat.

7
Hubungannya Dari penjelasan kedua aspek tersebut yaitu pada zaman
sekarang ini kehidupan masyarakat bersifat heterogen dan hedonis, maksudnya
kehidupan sosialnya berbeda-beda dan lebih kecenderungan individualisme atau lebih
mementingkan kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
kecemburuan social akan terjadi. Satu hal yang baru-baru ini sedang ramai
dibincangkan adalah video mesum artis, hal tersebut merupakan ketidakseimbangan
antara moral dan berteknologi karena mereka tidak bisa menempatkan penggunaan
teknologi tepat guna yang beretika dan bermoral.
Tetapi apabila kita sebagai manusia menerapkan etika dan moral yang baik
dan benar maka hal – hal buruk akan dapat diminimalisir melainkan dengan adanya
teknologi baru maka suatu teknologi tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang baru
yang dapat mempermudah atau mempercepat segala kegiatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Seharusnya keselarasan antara etika, moral dan berteknologi
dapat dimanfaatkan dengan tepat tujuan. Misalnya penemuan mesin penggerak roda
yang menggunakan bahan bakar solar (tenaga matahari) oleh ilmuwan, sumber bahan
bakar tersebut masih tersedia banyak dan irit dalam penggunaannya.
Maka hubungan antara moral dan teknologi harus dijalankan secara bersamaan
sesuai nilai-nilai normanya yang telah diatur dalam agama atau hukum negara yang
berlaku sehingga akan terciptanya suatu keselarasan yang baik dalam berteknologi.
Jangan sampai terciptanya penyalahgunaan teknologi melainkan harus terciptanya
manfaat baik yg tepat guna dari teknologi tersebut karena tanpa adanya etika dan
moral yg baik maka tidak ada pula teknologi yang baik.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan mendorong


kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi dapat berakibat positif maupun negatif. Supaya
ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif bagi manusia perlu dikendalikan oleh
moral. Moral merupakan penilaian terhadap tingkah laku serta sebagai
sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan
sesuatu berdasarkan pengalaman,tafsiran,suara hati,serta nasihat.

3.2 Saran
Aspek-aspek diatas sama-sama berhubungan. Dengan lebih memahami arti filsafat, ilmu
pengetahuan- teknologi dan moral maka kehidupan manusia akan semakin tertata, dan
mengetahui serta memahami pentingnya hubungan dari filsafat, ilmu pengetahuan- teknologi
dan moral.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka
untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk
membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar pustaka.
Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang hubugan filsafat, ilmu
pengetahuan- teknologi dan moral.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta.


Kanisius

Bakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang


Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21. Yogyakarta. Kanisius

http://forumteologi.com/blog/2007/04/30/sefnat/ 14 nov/ 21.13

http://sites.google.com/site/filsafatindonesia/Home/b/budaya/ 14 nov/ 21.36

http://rezaantonius.multiply.com/journal/item/66/ 16 nov/ 15.41

http://www.scribd.com/doc/20719218/Krisis-Kemanusiaan-di-Bangsa-Beradab-Indonesia/16
nov/ 15.24

Soewardi H. 1999. Roda Berputar Dunia Bergulir Kognisi Baru Tentang Timbul-
Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung. Bakti Mandiri

http://filsafat.ugm.ac.id/downloads/artikel/agama-krisis.pdf

http://meetabied.wordpress.com/2009/11/01/kedudukan-filsafat-ilmu-dalam-islamisasi-ilmu-
pengetahuan-dan-kontribusinya-dalam-krisis-masyarakat-modern/

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/teori-ilmu

http://miftahul_ulum.dikti.net/index.php?option=com_content&view=article&id=6:we-are-
volunteers&catid=1:latest-news&Itemid=50

http://elhasyimieahmad.multiply.com/reviews/item/29

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Teori%96teori+Kebenaran+Dalam+Il
mu+Pengetahuan&dn=20080702084806

Anonim. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan. http://elearning.gunadarma.ac.id.


20/11/2009.

Ellul J. 1964. The Technological Society. New York. Alfred Knapf

10

Anda mungkin juga menyukai