Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam rangka meningkatkan cakupan temuan kasus TB paru diperlukan

pemecahan masalah yang dapat dianalisis melalui metode SWOT.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Masalah Berdasarkan Metode SWOT

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


1. Jumlah posyandu memadai dan
dilaksanakan dengan jadwal yang 1. Belum ada pelatihan kader tentang
rutin. deteksi TB Paru

2. Terdapat tenaga kesehatan 2. Program yang ada belum


lingkungan dan tenaga P2M TB menitikberatkan pada deteksi dini
TB.
3. Terdapat aula yang cukup luas dan
fasilitas LCD .
Kesempatan (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Akses jalan ke puskes mudah 1. Belum adanya survey mengenai
ditempuh. tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap TB paru.
2. Terdapat kader Posyandu di setiap
posyandu. 2. Persepsi masyarakat yang salah
tentang TB paru.
3. Sebagian besar penduduk usia
produktif 3. Kesalahan cara masyarakat dalam
pengambilan sampel sputum.

37
Tabel 4.2. Alternatif Pemecahan Masalah
S W
1. Memaksimalkan fungsi 1. Memanfaatkan masyarakat usia
posyandu sebagai sarana produktif untuk dijadikan kader
penyuluhan TB paru ke TB baru.
masyarakat oleh Tenaga
kesehatan. 2. Melakukan pelatihan kader
O
tentang deteksi TB paru oleh
2. Memanfaatkan aula dan LCD tenaga kesehatan lingkungan
sebagai tempat dan media maupun P2M TB.
untuk penyuluhan TB paru.

1. Melakukan survey mengenai 1. Mengadakan penyuluhan


tingkat pengetahuan masyarakat massal tentang TB paru.
tentang TB paru di setiap
kegiatan Posyandu oleh tenaga 2. Mengadakan Penyuluhan
kesehatan. tentang cara pengambilan
T
sputum
2. Edukasi Pengambilan Sputum
saat kunjungan pengobatan
setiap tersangka TB paru oleh
tenaga P2M TB di Puskesmas.

Berdasarkan analisis di atas, maka beberapa alternatif pemecahan masalah

yang dapat dilakukan antara lain :

1. Memaksimalkan fungsi posyandu sebagai sarana penyuluhan TB paru ke

masyarakat oleh Tenaga kesehatan.

2. Memanfaatkan aula dan LCD sebagai tempat dan media untuk penyuluhan

TB paru.

3. Memanfaatkan masyarakat usia produktif untuk dijadikan kader TB baru.

4. Melakukan pelatihan kader tentang deteksi TB paru oleh tenaga kesehatan

lingkungan maupun P2M TB.

38
5. Melakukan survey mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang TB

paru di setiap kegiatan Posyandu oleh tenaga kesehatan.

6. Edukasi Pengambilan Sputum saat kunjungan pengobatan setiap tersangka

TB paru oleh tenaga P2M TB di Puskesmas.

7. Mengadakan penyuluhan massal tentang TB paru.

8. Mengadakan Penyuluhan tentang cara pengambilan sputum.

B. Prioritas Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dilakukan dengan pembobotan melalui metode

CARL, analisis pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


Nilai
N Kriteria komposit Ranking
Masalah
o Prioritas
C A R L CxAxRxL
1. Melakukan pelatihan kader
tentang deteksi TB paru oleh
4 4 5 3 240 1
tenaga kesehatan lingkungan
maupun P2M TB.
2. Memanfaatkan masyarakat
usia produktif untuk
4 3 4 2 96 5
dijadikan kader baru.

3. Memanfaatkan aula dan lcd


sebagai tempat dan media 4 2 4 3 96 5
untuk penyuluhan
4. Memaksimalkan fungsi
posyandu sebagai sarana
penyuluhan TB paru oleh 4 4 4 3 192 2
Tenaga kesehatan.

5 Edukasi Pengambilan
Sputum saat kunjungan
pengobatan setiap tersangka 4 3 4 3 144 3
TB paru oleh tenaga P2M TB
di Puskesmas.
6 Melakukan survey mengenai 4 3 4 3 144 3

39
tingkat pengetahuan
masyarakat tentang TB paru
di setiap kegiatan Posyandu
oleh tenaga kesehatan.
7 Mengadakan penyuluhan
4 3 3 3 108 4
massal tentang TB paru.
8. Mengadakan Penyuluhan
tentang cara pengambilan 3 3 4 3 108 4
sputum.

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas maka prioritas

pemecahahan masalah adalah melakukan pelatihan kader tentang deteksi TB paru

oleh tenaga kesehatan lingkungan maupun P2M TB di wilayah kerja Puskesmas

Kayu Tangi.

C. Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah


Pengadaan logistik yang cukup merupakan syarat penting sebelum dimulai

pelatihan kader. Selesai pelatihan, kader akan dibekali berupa kartu kader, timer,

sarana penyuluhan dan buku lembar balik (flipchart).

Kegiatan pelatihan juga harus mencakup materi penyuluhan kesehatan

masyarakat tentang TB, sehingga kelak masyarakat bisa memanfaatkan kader

yang telah dilatih.

Untuk memberikan hasil yang optimal, usahakan agar seseorang pengajar

menatar paling banyak 10 orang kader dalam satu waktu.

1. Rapat perencanaan

a. Tujuan :

Untuk melakukan pembentukan panitia pelaksana, persiapan materi serta

alat dan bahan yang diperlukan dalam pelatihan para kader.

b. Pelaksana

40
Penyelenggara : Penanggung jawab program P2M TB

Pimpinan rapat : Pimpinan Puskesmas

Peserta rapat : Seluruh staff Puskesmas

Hari/tanggal : Disesuaikan dengan waktu Puskesmas

c. Materi Rapat :

Laporan hasil pelaksanaan program P2M TB Puskesmas

Kayu Tangi Periode Januari Oktober 2018.

Evaluasi pelaksanaan program P2M TB

Perencanaan pelatihan kader tentang TB

1. Pembentukan tim pelaksana pelatihan

2. Perencanaan waktu dan tempat dan sasaran peserta

pelaksanaan pelatihan

3. Mendiskusikan perangkat yang harus disiapkan

4. Perencanaan dana dan sponsor kegiatan

5. Meningkatkan kerjasama lintas program

d. Target

Terbentuk tim pelaksana pelatihan kader P2M TB

Penetapan tanggal pelaksanaan pelatihan, tempat dan sasaran

peserta pelatihan.

Kerjasama yang baik antara tim pelaksana dan staff Puskesmas

Kayu Tangi dalam mensukseskan kerjasama lintas program.

e. Dana : Dana operasional rutin Puskesmas

f. Sarana : segala yang ada di Puskesmas Kayu Tangi yang dapat digunakan

41
g. Evaluasi

* Laporan bulanan Puskesmas Kayu Tangi tentang kegiatan TB

2. Pengorganisasian

Melakukan pembentukan panitia atau tim terhadap perencanaan kegiatan

yang telah dibuat dan disepakati bersama agar rencana dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Kayu Tangi

Ketua Pelaksana : Pemegang Program Upaya Kesehatan Lingkungan

Wakil Ketua Pelaksana : Pemegang Program P2M TB

Bendahara : Bendahara Puskesmas Kayu Tangi

Tim Pemateri : Dokter Puskesmas Tangi

3. Pelaksanaan Kegiatan

Penyelenggara : Penanggung jawab program P2M TB

Pelaksana : Tenaga kesehatan yang terlatih dibidang

TB beserta dokter Puskesmas

Peserta : Anggota masyarakat yang berminat atau

yang diminta untuk menjadi kader

Waktu kegiatan : 1 bulan

Dana : Dana operasional rutin Puskesmas dan

swadaya dari masyarakat.

Perilaku yang diharapkan :

Membantu menemukan tersangka penderita dan merujuk ke petugas kesehatan.

42
Memberikan penyuluhan tuberkulosis.

Mengingatkan/mengawasi penderita untuk minum obat.

Mengingatkan penderita untuk periksa ke petugas kesehatan dan periksa dahak

ulang ke laboratorium

A. Materi

1) Pengetahuan TB.

2) Strategi Promosi Penanggulangan TB

3) Peran kader dalam pelaksanaan promosi Penanggulangan TB.

B. Metoda :
Pelatihan

Pertemuan

Studi banding

C. Media :
Buku pedoman

Leaflet

Lembar balik

Paket informasi yang relevan

4. Evaluasi.

1. Evaluasi Hasil

Pemahaman

Untuk melihat keberhasilan penyegaran materi dengan mengajukan tanya

jawab dalam setiap pemberian materi. Untuk melihat keberhasilan penyampaian

43
materi dengan membandingkan hasil pretest dan postest setelah kegiatan

penyegaran materi kader posyandu berakhir.

2. Evaluasi Jangka Pendek

Untuk evaluasi jangka pendek dalam kegiatan ini yaitu dilaksanakan 6 bulan

setelah penyegaran materi ini dilaksanakan, apakah pelatihan yang diberi sudah

diaplikasikan kader posyandu, diharapkan setiap kader menemukan minimal 1

kasus tersangka TB paru dan dirujuk ke Puskesmas kemudian dicatat di laporan

bulanan P2M TB.

3. Evaluasi Jangka Panjang

Untuk evaluasi jangka panjang dalam kegiatan ini yaitu dilaksanakan 2

tahun setelah penyegaran materi ini dilaksanakan. Dilihat apakah terdapat

peningkatan temuan kasus TB khususnya yang dikirim oleh kader dari laporan

tahunan P2M TB.

5. Hambatan

Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya kemungkinan

kader yang enggan mengikuti acara kegiatan. Hal ini dapat ditanggulangi dengan

menerapkan punishment atatu hukuman kepada kader tersebut sebagai tindak

disiplin. Bentuk hukuman yang dimaksud dapat berupa peringatan atau teguran

bahkan kalau perlu pencabutan keanggotaan sebagai kader Puskesmas.

44

Anda mungkin juga menyukai