Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan selama kehamilan

1. Kebutuhan kalori

Wanita yang sedang hamil akan mengalami perubahan metabolik sebagai

respon akibat perkembangan janin dan plasenta. Pada trimester ketiga, kadar

metabolik basal akan meningkat sebanyak 10-20 persen dibandingkan dengan

keadaan saat tidak hamil. Peningkatan ini akan naik sepuluh persen lebih banyak

pada wanita dengan kehamilan kembar. Jika dilihat berdasarkan kebutuhan kalori

tambahan yang dibutuhkan, dalam kehamilan dibutuhkan tambahan energi sebanyak

80.000 kcal atau sebanyak 300 kcal/hari.

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0.4 kg, sementara pada perempuan

dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat bada per minggu

masing-masing sebesar 0.5 dan 0.3 kg.1

2. Berat badan

Penambahan berat badan dikarenakan peningkatan berat uterus dan isinya,

payudara dan peningkatan volume darah dan cairan ekstarselular. Peningkatan berat

badan merupakan suatu mekanisme yang merupakan akibat dari deposit air, lemak

dan protein. Diperkirakan berat badan akan bertambah 12.5 kg pada kehamilan.1

2
3

Akumulasi Pertambahan Berat Badan (gram)


Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekstravaskular
Cadangan ibu 310 2050 3480 3345
hamil (lemak)
Total 650 4000 8500 12500

Tabel 2.1 Analisa pertambahan berat badan berdasarkan perubahan fisiologis


selama kehamilan2

Penambahan berat badan yang optimal juga perlu dipertimbangkan

berdasarkan berat pra-kehamilan. Rekomendasi pertambahan berat badan

berdasarkan body mass index(BMI) pra-kehamilan:3

BMI Pra-kehamilan (kg/m2) Pertambahan Berat Badan


yang Dianjurkan (kg)
<19,8 12,5-18
19,8-26 11,5-16
>26-29 7-11,5
>29 ≥6
Tabel 2.2 Rekomendasi Institute of Medicine (IOM)rentang total pertambahan berat
badan pada wanita hamil3
4

3. Metabolisme protein

Produk hasil konsepsi, uterus, peredaran darah maternal memiliki

kandungan yang kaya protein dibandingkan dengan kandungan lemak dan

karbohidrat. Saat mendekati persalinan, janin dan palsenta mempunyai berat

sekitar 4 kg dan mengandung 500 gram protein. Konsentrasi dari asam amino

lebih tinggi pada janin daripada pada ibu. Peningkatan konsentrasi pada asam

amino plasenta berhubungan dengan peningkatan regulasi, sintesis, oksidasi dan

transaminasi dari asam amino non essensial2.

4. Metabolisme karbohidrat

Pada kehamilan normal umumya terjadi hipoglikemia ringan,

hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Peningkatan kadar basal insulin

berhubungan dengan adapatasi metabolisme glukosa pada kehamilan. Pada

kehamilan terjadi peningkatan resisten insulin dan penurunan sensitivitas insulin

sampai 45-70%. Mekanisme kenaikan resistensi insulin masih menjadi

perdebatan, namun peran estrogen dan progesteron diduga memberikan pengaruh

pada wanita hamil. Pada ibu hamil, perubahan hasil metabolisme glukosa menjadi

lemak sangat cepat terjadi sehingga ibu cenderung berada dalam keadaan

kelaparan2.

5. Metabolisme lemak

Konsentrasi dari lipid, lipoprotein dan apolipoprotein pada plasma

meningkat tajam selama kehamilan. Peningkatan simpanan cadangan lemak

terutama pada bagian tengah tubuh dibandingkan di bagian perifer. Penempatan

lemak di bagian sentral tersebut bertujuan untuk mempermudah transfer lemak

yang dibutuhkan janin pada trimester akhir. Pada keadaaan hamil, terjadi keadaan
5

hiperlipidemia pada ibu karena perubahan metabolisme lemak pada ibu. Terjadi

peningkatan kadar triasilgliserol, kolesterol, VLDL, LDL dan HDL pada akhir

trimester ketiga.

Mekanisme yang berperan pada hal ini adalah peningkatan lipolisis dan

penurunana aktivitas lipoprotein lipase pada sel lemak. Pada trimester ketiga.

Kadar rata-rata kolesterol totaladalah 267+- 30 mg/dL, LDL sebesar 136 +-33

mg/dL, HDL sebanyak 81 +-17 mg/dL dan trigliserida sebanyak 245 +- 73 mg/dL.

Setelah melahirkan kadar kolesterol akan kembali menjadi normal. Menyusui

akan memepercepat terjadinya penurunan kadar kolesterol.

Hiperlipidemia menjadi suatu masalah yang diperhitungkan karena

berhubungan dengan terjadinya disfungsi endotel pembuluh darah. Kerusakan

endotel pembuluh darah dapat berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit

kardiovaskular. Pada wanita yang tidak hamil, hormon leptin berfungsi mengatur

lemak tubuh dan pengaturan metabolisme basal. Pada wanita hamil, terjadi

peningkatan hormon leptin yang berasal dari plasenta juga2.

6. Metabolisme elektrolit dan mineral

Sewaktu kehamilan, hampir 1000 mEq natrium dan 300 mEq kalium

tertahan dalam tubuh. Walaupun laju filtrasi natrium dan kalium meningkat,

namun eksresi dari elektrolit tersebut tidak berubah semenjak kehamilan.

Walaupun terjadi peningkatan akumulasi natrium dan kalium pada tubuh, namun

kadar elektrolit tersebut masih dalam batas normal karena terjadi peningkatan

volume plasma Kadar kalsium dalam tubuh ibu hamil juga mengalami penurunan.

Di sisi lain, janin memerlukan asupan kalsium yang adekuat untuk perkembangan
6

tulang janin yaitu sebanyak berkisar 30 gram kalsium, yang terutama dibutuhkan

pada trimester ketiga.

Ibu hamil harus meningkatkan asupan kalsium untuk mencegah terjadinya

deplesi kalsium dari ibu. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

pembelahan sel dalam sintesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama

kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan defisiensi

pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural

tube defect pada janin sehingga para perempuan yang merencanakan kehamilan

dianjurkan mendapatkan asam folat 0.4 mg/hari sampai usia kehamilan 12

minggu. Sementara itu, pada ibu-ibu yang mempunyai riwayat anak dengan spina

bifida dianjurkan mengonsumsi asam folat sebanyak 4 mg/hari sampai usia

kehamilan 12 minggu2.

7. Perubahan volume darah

Hipervolemia terjadi sebanyak 40-45 % dari volume darah. Peningkatan

volume darah maternal terjadi semenjak trimester pertama. Peningkatan volume

darah terdiri dari peningkatan plasma dan jumlah eritrosit. Peningkatan jumlah

eritropoetin juga terjadi pada awal semester tiga awal.

8. Metabolisme besi

Pada perempuan muda umumnya besi yang disimpan adalah sekitar 300

mg.Umumnya dibutuhkan 1000 mg besi yang dibutuhkan pada kehamilan normal

dan sekitar 300 mg di transfer secara aktif pada janin dan plasenta, dan 200 mg

lainnya bisa hilang dengan eksresi di sistem pencernaan. Karena besi banyak

digunakan pada kehamilan lanjut, asupan besi meningkat setelah trimester ke dua

sebanyak 6-7 mg/hari.


7

Kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi dari penyimpanan saja, sehingga

diperlukan suplementasi. Tanpa suplementasi yang adekuat, nilai hemoglobin dan

hematokrit akan turun seiring dengan peningkatan volume plasma.

9. Metabolisme Cairan

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang

fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang

diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin.

Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm +-3.5 liter

cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya

berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara

sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6.5 liter.

Penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus dan mengakibatkan

oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di kaki

dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik koloid di

interstitial juga akan menyebabakan edema pada akhir kehamilan1.

B. Nutrisi selama kehamilan

Dari sekitar bulan ke-3 kehamilan, ibu hamil hanya membutuhkan 200-

300 kkal ekstra per hari sebagai tambahan dari diet sebelum hamil. Jumlah ekstra

kecil ini dapat dicapai, dengan makan misalnya 2-3 iris roti ekstra (atau 1 gelas

susu dan 1-2 iris roti ekstra) per hari. Ibu hamil memerlukan diet sehat dan

seimbang serta penting untuk memperhatikan tercukupinya kebutuhan

makronutrien dan mikronutrien ibu hamil.4


8

1. Makronutrien

Makronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang memberikan energi bagi tubuh

dan diperlukan dalam jumlah relatif besar untuk bertahan hidup. Ada tiga jenis

makronutrien yakni karbohidrat, protein dan lemak.

1.1 Karbohidrat

Semua karbohidrat dipecah menjadi glukosa, bahan bakar utama tubuh

yang menggerakkan semua aktivitas. Ada dua jenis karbohidrat: karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana memberikan

dorongan energi cepat karena mereka dicerna dan diserap dengan cepat. Mereka

ditemukan dalam makanan manis alami seperti buah-buahan dan juga dapat

ditambahkan ke makanan dalam bentuk gula meja, madu, dan sirup maple.

Karbohidrat sederhana sering tinggi kalori. Yang terbaik adalah membatasi

asupan karbohidrat sederhana dengan yang ditemukan secara alami dalam

makanan. Jauhi minuman dan makanan bergula dengan tambahan gula.5

Karbohidrat kompleks termasuk serat makanan dan pati. Dibutuhkan lebih

lama oleh tubuh untuk memprosesnya, sehingga karbohidrat kompleks

menyediakan energi yang lebih tahan lama daripada karbohidrat sederhana.

Karbohidrat kompleks ditemukan dalam roti, nasi, pasta, beberapa buah, dan

sayuran bertepung seperti kentang dan jagung.5

Serat ditemukan dalam makanan nabati. Ini adalah bagian dari tanaman

yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Serat melewati relatif tidak berubah melalui

sistem pencernaan. Hal ini dapat membantu mencegah sembelit dengan

menambahkan massa ke tinja, membuatnya lebih mudah untuk dilewati. Serat


9

diperlukan sekitar 25 gram serat setiap hari. Makanan berikut merupakan sumber

serat yang baik:

• Buah-buahan (terutama buah-buahan kering, buah beri, jeruk, apel, dan

buah persik dengan kulit)

• Sayuran (seperti kacang kering, kacang polong, dan sayuran berdaun

seperti bayam dan kale)

• Produk gandum utuh (seperti roti gandum atau beras merah)

Serat juga membantu menjaga kadar glukosa darah yang stabil karena

melewati perlahan-lahan melalui saluran pencernaan. Hal ini digambarkan sebagai

makan dengan "glikemik rendah" karena mereka tidak menyebabkan kadar

glukosa darah meningkat. Makan makanan rendah glikemik dapat membantu

merasa kenyang dan mengurangi rasa lapar. Makanan glikemik rendah juga dapat

membantu mengurangi kadar kolesterol dan mencegah diabetes.

Peristiwa kehamilan dikatakan sebagai diabetogenik dan ini berkaitan

dengan menurunnya sensitivitas jaringan terhadap insulin. Sensitivitas terhadap

insulin berkurang sebanyak 80%. Hal ini disebabkan oleh adanya antagonis

spesifik terhadap insulin yang terbentuk selama kehamilan antara lain:5

 Human Placental Lactogen – hPL

 Progesteron

 Human chorionic gonadotropin – hCG

 Cortisol

Dengan meningkatnya kadar steroid yang dihasilkan plasenta maka

terdapat sedikit glikogen yang ditimbun di hepar dan otot . Kadar gula darah yang

tinggi memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh janin.5


10

1.2 Protein

Protein menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan

memperbaiki otot dan jaringan lain. Protein ditemukan dalam makanan berikut:

• Daging sapi dan ikan

• Unggas

• Telur

• Susu, keju, dan makanan olahan susu lainnya

• Kacang dan kacang polong

• Kacang-kacangan dan biji-bijian

Untuk vegetarian, protein dapat ditemukan pada kacang, biji, mentega

kacang, dan produk kedelai seperti tempe dan tahu. Vegetarian yang memasukkan

produk susu dalam makanan mereka juga bisa mendapatkan protein yang

dibutuhkan dari susu dan telur.5

Selama kehamilan, tambahan protein digunakan untuk pertumbuhan janin,

perkembangan plasenta, produksi amnion, peningkatan volume darah ibu dan

perkembangan jaringan tubuh maternal untuk mendukung kehamilan. Peningkatan

kebutuhan protein mencerminkan tingkat pertumbuhan janin dan ibu. Produk

hewani lebih dipilih karena banyak mengandung asam amino dengan kombinasi

yang seimbang.2

1.3 Lemak

Tubuh membutuhkan sejumlah lemak untuk berfungsi normal. Beberapa

jenis lemak, yang disebut asam lemak omega-3, memainkan peran penting dalam

perkembangan otak. Lemak juga penting untuk fungsi sistem kekebalan tubuh,
11

membantu dalam pembekuan darah, dan membantu tubuh menggunakan vitamin

A, D, E, dan K.5

Lemak dalam makanan yang Anda makan dicerna dan dikirim ke hati.

Hati kemudian mengumpulkan lemak menjadi lipoprotein. Lipoprotein terbuat

dari kolesterol, lemak, dan protein. Lipoprotein membawa lemak melalui aliran

darah Anda untuk digunakan oleh atau penyimpanan di bagian lain dari tubuh.

Ada berbagai jenis lemak yang ditemukan dalam makanan. Ini adalah jenis lemak

yang berbeda yang harus diperhatikan:5

• Lemak jenuh terutama berasal dari daging dan produk susu. Mereka

cenderung padat ketika dingin. Contohnya termasuk mentega dan lemak

babi. Ada juga dua lemak jenuh berbasis tanaman: 1) minyak sawit dan 2)

minyak kelapa.

• Lemak tidak jenuh cenderung cair dan sebagian besar berasal dari tanaman

dan sayuran. Minyak zaitun, kanola, kacang, bunga matahari, dan ikan

semuanya adalah lemak tak jenuh.

• Lemak trans adalah lemak tak jenuh yang telah diproses secara kimiawi

menjadi padat pada suhu kamar. Ini dilakukan untuk membuat makanan

bertahan lebih lama dan memberi mereka rasa yang lebih baik. Sayuran,

margarin, kerupuk, kue, dan makanan ringan seperti keripik kentang sering

mengandung lemak trans.

Minyak dan lemak adalah nutrisi penting. Selama kehamilan, lemak

memberikan energi dan membantu membangun banyak organ janin dan plasenta.

Namun, terlalu banyak lemak jenuh dan lemak trans dapat menyebabkan masalah

kesehatan, termasuk penyakit jantung. Lemak harus mencapai sekitar 20–35%


12

dari total asupan makanan — itu sekitar 6 sendok makan per hari. Sebagian besar

lemak dan minyak dalam makanan harus lemak tak jenuh, seperti minyak zaitun

dan minyak kacang. Batasi lemak jenuh, seperti mentega dan lemak daging

merah, dan hindari lemak trans, yang tidak memiliki nilai gizi.5

1.4 Kalori

Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang

meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan

plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori

dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses metabolisme jaringan

baru. Ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar

300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari

asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.2

Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan

makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-

bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-

umbian, dan gula murni.5

Pada kehamilan 20 minggu, peningkatan energi total yang dibutuhkan340

kcal/hari sedangkan pada minggu ke-34 peningkatan energi yang dibutuhkan

adalah 450 kcal/hari. Karena kebutuhan energi dipengaruhi banyak faktor, maka

dapat bervariasi antara tiap individu sehingga pengukuran berat badan secara

berkala selama kehamilan adalah cara terbaik untuk menentukan asupan energi

yang adekuat. Oleh karena itu dilakukan klasifikasi dimana wanita dalam BMI

normal (19,8-26 kg/m2) direkomendasikan peningkatan berat badan sebesar 11,3-


13

15,9 kg dan pada trimester pertama direkomendasikan kenaikan berat badan

sebesar 0,9-1,8 kg serta 0,5 kg/minggu untuk trimester berikutnya. Untuk wanita

yang underweight (BMI<19,8), sebaiknya peningkatan berat badan 12.5-18 kg.

Pada wanita overweight dan obese disarankan peningkatan berat badan sebesar

6,8 kg. Walaupun pada wanita obese kenaikan berat badan selama kehamilan juga

penting karena berat badan yang kurang dapat meningkatkan risiko kelahiran

prematur.6

Aturan tentang makan untuk 2 orang dapat mengakibatkan peningkatan

berat badan yang eksesif. Untuk wanita obese, wanita sedentari dan wanita yang

aktivitasnya menurun selama hamil rekomendasi asupan 340-450 kcal/hari terlalu

besar, disisi lain wanita underweight dan ibu yang masih sangat muda/dalam masa

pertumbuhan (<14 tahun) serta wanita dengan fetus multipel perlu energi 500kcal/

hari atau lebih. Tujuan dari pemantauan berat badan dan asupan energi adalah

menghindari masukan energi yang berlebihan sekaligus asupan yang tidak

adakuat. Asupan yang berlebihan dan peningkatan berat badan yang berlebihan

menyebabkan risiko komplikasi berupa diabetes gestasional, makrosomia,

komplikasi persalinan seperti dystosia bahu, masalah post operasi atau SC dan

risiko anak serta ibu obesitas. Sedangkan untuk asupan yang tidak adekuat dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan konsekuensi BBLR. 7,8

2. Mikronutrien

Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh

dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan
14

sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut

air maupun larut lemak) dan mineral.

2.1. Zat Besi

Besi digunakan oleh tubuh untuk membuat hemoglobin yang membawa

oksigen ke organ dan jaringan. Selama kehamilan, zat besi dibutuhkan lebih

banyak daripada sebelum kehamilan. Besi ekstra ini membantu tubuh membuat

lebih banyak darah untuk memasok oksigen ke janin. Tidak memiliki cukup zat

besi disebut anemia defisiensi besi. Anemia meningkatkan risiko masalah-

masalah tertentu, termasuk kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah.5

Asupan harian yang direkomendasikan untuk zat besi selama kehamilan

adalah 27 mg, yang ditemukan di sebagian besar suplemen vitamin pranatal.

Makanan yang kaya akan jenis besi tertentu yang disebut besi heme juga dapat

dikonsumsi. Heme diserap lebih mudah oleh tubuh dan ditemukan dalam

makanan hewani, seperti daging merah, unggas, dan ikan.5

Total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini,

200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.

Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200

mg lenyap ketika melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004

menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester

ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil

trimester ketiga adalah 39 mg/hari.6


15

Ada dua bentuk besi yang terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang

terdapat dalam produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam

produk-produk nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging

yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan

masyarakat Indonesia.3 Selain sumber hewani, ada juga makanan nabati yang

kaya akan zat besi seperti singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau

lainnya. Namun, zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya.

Dibutuhkan porsi besar sumber nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.7

Makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama hamil

diantaranya sebagai berikut :7

1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging,

sayur, dan buah yang kaya vitamin C.

2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi.

Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang

menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya melalui diet.

Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu

hamil status gizinya sudah baik.7

2.2. Asam Folat

Asam folat, juga dikenal sebagai folat, adalah vitamin B yang penting bagi

wanita hamil. Mengonsumsi 400 mikrogram (0,4 mg) asam folat setiap hari

selama setidaknya 1 bulan sebelum kehamilan dan selama kehamilan dapat

membantu mencegah cacat lahir utama otak dan tulang belakang bayi yang

disebut neural tube defects.5


16

Pedoman diet saat ini merekomendasikan bahwa wanita hamil

mendapatkan setidaknya 600 mikrogram asam folat setiap hari dari semua

sumber, termasuk makanan dan suplemen vitamin. Banyak makanan mengandung

asam folat, seperti sereal yang diperkaya, roti dan pasta yang diperkaya, kacang

tanah, sayuran berdaun hijau gelap, jus jeruk, dan kacang-kacangan. Namun,

mungkin sulit untuk mendapatkan semua asam folat yang Anda butuhkan dari

makanan saja. Untuk memastikan mereka mendapatkan cukup, ibu hamil harus

mengkonsumsi suplemen vitamin harian yang mengandung asam folat.

Kebanyakan suplemen multivitamin pranatal mengandung 600–800 mikrogram

asam folat.5

Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme

beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam

sintesis asam nukleat.3 Selain itu asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan

sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk

pendewasaannya.1 Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun

yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat

di dalam makanan mereka sehari-hari Widyakarya Pangan dan Gizi 2004

menganjurkan penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan asam folat

berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan,

toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan).8

Kebutuhan folat dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen.

Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari

pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 µg per hari,
17

masing-masing pada trimester I, II, dan III.2 Jenis makanan yang banyak

mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-

kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.5,7,8

Tabel 2.2 Contoh makanan mengandung asam folat


Contoh Makanan Takaran saji Kandungan asam
folat
Sereal 15-45 gram sereal siap saji 400 mikrogram
Bayam 90 gram bayam rebus 100 mikrogram
Kacang-kacangan 88 gram kacang rebus 90 mikrogram
Jeruk 1 buah jeruk kecil 30 mikrogram

2.3. Kalsium

Kalsium digunakan untuk membangun tulang dan gigi janin. Semua wanita

yang berusia 19 tahun ke atas harus mendapatkan 1.000 mg kalsium setiap hari.

Bagi mereka yang berusia 14–18 tahun, jumlah yang disarankan adalah 1.300 mg

per hari. Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yogurt, adalah sumber

kalsium terbaik. Jika kesulitan mencerna produk susu, kalsium bisa didapatkan

dari sumber lain, seperti brokoli, jus jeruk yang diperkaya, ikan sarden atau ikan

teri dengan tulang, atau suplemen kalsium.5

Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan

tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk

membantu pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium

tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari

tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.9

Widya Karya Pangan dan Gizi menganjurkan penambahan sebesar 150 mg

kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium
18

yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi

sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk

olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan

menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat. Jumlah kalsium yang

dibutuhkan adalah 1000mg/hari.10

Tabel 2.3 Tabel makanan mengandung Kalsium


Contoh Takaran saji Kandungan
makanan kalsium
Yogurt 227 gram yogurt tawar, 415 milligram
rendah lemak
Susu 245 gram susu skim 306 milligram
Keju 43 gram keju mozarella 275 milligram
Jus 186 gram jus jeruk 200 to 260
milligram
Salmon 85 gram salmon 181 milligram
Spinach 90 gram bayam matang 120 milligram
Sereal 20-60 gram sereal 100-1.000
milligram

2.4. Natrium - Iodium


Natrium terdapat dalam jumlah yang banyak pada makanan sehari-hari.

RDA menyarankan kebutuhan natrium sebesar 1.5 mg selama kehamilan.

Penggunaan garam yang beridoium perlu ditingkatkan selama kehamilan

untuk sintesis hormon tiroid. Defisiensi yodium pada ibu selama kehamilan dapat

menyebabkan pembesaran kelanjar tiroid, dapat berkembang menjadi goiter dan

hipotiroid. Hipotiroid pada ibu meningkatkan risiko prognosis janin yang buruk

termasuk lahir meninggal, aborsi spontan,anomali kongenital, retardasi mental,

tuli, kaku displegia dan kretinisme. Untuk menghindari hal buruk tersebut terjadi
19

pada janin, defisiensi yodium pada ibu harus dikoreksi sebelum konsepsi. Yodium
5,10
terutama terdapat pada makanan laut dan garam beryodium.

2.5 Vitamin

Peningkatan kebutuhan vitamin terjadi selama kehamilan. Pada negara

berkembang menunjukkan bahwa pemberian multivitamin secara rutin

menurunkan insidensi berat bayi lahir rendah dan IUGR.2

2.5.1 Vitamin A

Pemberian vitamin A direkomendasikan pada negara dengan masalah

nutrisi, terutama pada negara berkembang. Vitamin A sangat penting dalam

pertumbuhan, maturasi, dan perkembangan penglihatan janin. Selain itu

pemberian vitamin A juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan mata ibu dan

mencegah terjadinya buta senja. Dosis pemberian vitamin A adalah maksimal

10.000 IU per hari atau maksimal 25.000 IU per minggu. 2,10,11

Pada negara maju dimana kebutuhan vitamin A sudah mencukupi,

pemberian vitamin A tidak disarankan, karena pemberian vitamin A dengan dosis

tinggi ,yaitu 10.000 IU – 50.000 IU perhari berhubungan dengan defek pada janin.

Hal ini terjadi akibat derivat dari vitamin A yakni Isotretinoin accutane

mempunyai efek teratogenik. Untuk mengatasi hal ini, pemberian Beta carotene

dapat menurunkan efek toksik dari vitamin A.2,10,11

2.5.2 Vitamin B6 (Pyridoxine)

Vitamin B6 mempunyai peranan dalam sintesis asam amino nonesensial,

heme, eritrosit, dan hormon. Bagi wanita yang berisiko tinggi, misalnya,

penyalahguna zat, remaja, dan multifetal gestations, pemberian suplemen 2 mg

per hari dianjurkan. Vitamin B6, bila dikombinasikan dengan antihistamin,


20

ditemukan membantu dalam kasus mual dan muntah kehamilan. Vitamin B6

terdapat pada ikan,kedelai, pisang, telur dan biji-bijian.2,5

2.5.3 Vitamin B12

Jumlah vitamin B12 pada plasma ibu ditemukan menurun dalam

kehamilan dan menyebabkan penurunan protein transport, yakni transcobalamins.

Vitamin B12 berasal dari produk-produk hewani. Apabila ibu merupakan

vegetarian, ditemukan bahwa kandungan vitamin B12 lebih rendah dibandingkan

dengan ibu yang tidak vegetarian. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan

peningkatan risiko defek neural tube. 2

2.5.4 Vitamin D

Vitamin D bekerja dengan kalsium untuk membantu membangun tulang

dan gigi bayi. Ini juga merupakan kunci untuk kulit dan penglihatan yang sehat.

Saat hamil atau menyusui, dibutuhkan 600 unit vitamin D setiap hari. Kebanyakan

vitamin prenatal memiliki sekitar 400 unit vitamin D per tablet.5

Sumber yang baik adalah susu yang diperkaya vitamin D dan sereal

sarapan, salmon, dan kuning telur. Selain itu, paparan sinar matahari mengubah

bahan kimia di kulit menjadi vitamin D. Namun, banyak wanita yang masih

belum mendapatkan cukup vitamin D setiap hari. Jika dokter Anda berpikir Anda

mungkin memiliki tingkat vitamin D yang rendah, tes dapat dilakukan untuk

memeriksa kadar dalam darah Anda. Jika di bawah normal, Anda mungkin perlu

mengonsumsi suplemen vitamin D.5

Mulai kehamilan 12 – 16 minggu, suplementasi sebesar 4000 IU/ hari

merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan vitamin D yang meningkat

selama kehamilan, dan hal ini tidak menunjukkan risiko toksik pada ibu saat
21

proses kelahiran maupun pada neonatus. Fungsi vitamin D selama kehamilan

adalah untuk homeostasis tulang selama kehamilan dan berguna juga dalam

pembentukan sistem imun, pankreas, muskuloskeletal, jantung dan perkembangan

saraf. Pada ibu hamil direkomendasikan pemberian vitamin D sebesar 400 sampai

600 IU/ hari. Dapat ditoleransi sampai 4000 IU/ hari.12

Angka kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui dirangkum pada

tabel berikut:

Table 2.3. Recommended Daily Dietary Allowances for Adolescent and Adult
Pregnant and Lactating Women2

Pregnant Lactating

Age (years) 14–18 19–50 14–18 19–50

Fat-soluble vitamins

Vitamin A 750 g 770 g 1200 g 1300 g

Vitamin Da 5g 5g 5g 5g

Vitamin E 15 mg 15mg 19 mg 19 mg

Vitamin Ka 75 g 90 g 75 g 90 g

Water-soluble vitamins

Vitamin C 80 mg 85 mg 115 mg 120 mg

Thiamin 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg

Riboflavin 1.4 mg 1.4 mg 1.6 mg 1.6 mg

Niacin 18 mg 18 mg 17 mg 17 mg

Vitamin B6 1.9 mg 1.9 mg 2 mg 2 mg

Folate 600 g 600 g 500 g 500 g

Vitamin B12 2.6 g 2.6 g 2.8 g 2.8 g


22

Minerals

Calciuma 1300 mg 1000 mg 1300 mg 1000 mg

Sodiuma 1.5 g 1.5 g 1.5 g 1.5 g

Potassiuma 4.7 g 4.7 g 5.1 g 5.1 g

Iron 27 mg 27 mg 10 mg 9 mg

Zinc 12 mg 11 mg 13 mg 12 mg

Iodine 220 g 220 g 290 g 290 g

Selenium 60 g 60 g 70 g 70 g

Other

Protein 71 g 71 g 71 g 71 g

Carbohydrate 175 g 175 g 210 g 210 g

Fibera 28 g 28 g 29 g 29 g
a
Recommendations measured as Adequate Intake (AI).

C. Faktor yang mempengaruhi nutrisi selama kehamilan

Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan

pangan, karena gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang

dikonsumsinya. Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan

kerawanan konsumsi pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan,

dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan.

1. Tabu Makanan (Pantangan)

Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis

makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang

melanggarnya. Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak

biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan


23

penyakit, larangan agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh

adat/budaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartati Bahar pada tahun 2010,

menyimpulkan bahwa kepercayaan berpantang makanan tertentu memiliki

kontribusi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Diantara makanan yang

menjadi pantangan adalah makanan yang kaya akan zat besi baik golongan

hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya. Golongan makanan hewani seperti

cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek, dan beberapa jenis ikan.

Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas, durian, terong, serta

beberapa jenis buah-buahan.

Di beberapa negara berkembang umumnya masih ditemukan larangan,

pantangan atau tabu tertentu bagi makanan ibu hamil, tidak terkecuali di

Indonesia. Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu itu berakibat

negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya

bagi kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari pengaruhnya untuk jangka

panjang.12

2. Rendahnya Penghasilan dan Pendidikan

Pendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab

gizi kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan

dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya

penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang

dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.12

Studi tentang perilaku makan telah dilakukan oleh Jerome yang dikutip

oleh Soeharjo, menemukan bahwa jumlah uang belanja untuk makan erat
24

kaitannya dengan serentetan karakteristik masyarakat daripada dengan pendapatan

keluarga. Analisis Jerome menyimpulkan bahwa pendapatan bukan sebagai faktor

penentu dalam perilaku konsumen, tetapi faktor-faktor gabungan antara

pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perilaku kelompok yang

kebudayaannya cenderung berubah.12

23. Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil

Tablet zat besi adalah zat besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi

60 mg besi elemental dan 500 µg asam folat. Tablet besi diberikan oleh

pemerintah kepada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi terutama

pada kehamilan yang menginjak trimester ketiga. Konsumsi tablet besi diperlukan

karena kebutuhan zat besi yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa

terpenuhi hanya dari asupan makanan sehari-hari.3

Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti

mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian yang dilakukan

oleh Fatimah, dkk juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin berkaitan erat

dengan konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi

cadangan besi dalam tubuh ibu akan mengalami penurunan yang tajam dan akan

habis pada akhir kehamilan. Oleh karena itu tablet besi sebesar 30-60 mg yang

dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai tiga bulan

pascapartum perlu diberikan setiap hari.2


25

4. Sarana Pendistribusian Tablet Besi

Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah

melalui Depkes sejak tahun 1975 lewat Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

mulai mendistribusikan tablet besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk

mencegah dan mengobati anemia gizi besi pada ibu hamil karena kandungan

besinya padat dan dilengkapi asam folat. Selain itu tablet besi diberikan secara

cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat.

Menurut ketentuan Depkes RI, tablet besi diberikan kepada sasaran

melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut :

1. Puskesmas / Puskesmas pembantu

2. Polindes (Pondok Bersalin Desa) / Bidann di desa

3. Posyandu

4. Rumah Sakit Pemerintah / Swasta

5. Pelayanan Swasta / Bidan, Dokter Praktek Swasta dan Poliklinik

6. Apotek / toko obat / warung

7. POD (Pos Obat Desa)

5. Dosis dan Cara Pemberian Tablet Besi

Waktu yang tepat untuk memulai suplementasi besi dengan dosis 30

mg/hari adalah setelah 12 minggu kehamilan (awal trimester kedua) ketika

kebutuhan besi mulai meningkat. Selanjutnya pemberian dengan dosis 60-120

mg/hari dibolehkan bila terdapat bukti lain yang menunjukkan anemia dan dosis

besi bisa diturunkan kembali menjadi 30 mg/hari bila kadar Hb sudah kembali

normal.3 Sedangkan menurut Depkes RI tablet besi diberikan kepada ibu hamil

sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :


26

1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb,

yaitu 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan. Mulai

pemberian saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya (K1).

2. Dosis pengobatan, diberikan kepada sasaran yang anemia (Hb < 11 gr/dl),

pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.

Tabel 2.2. Dosis Pemberian Tablet Zat Besi

Kelompok Sasaran Umur Dosis

Ibu hamil sampai nifas - Hb < 11 gr/dl pemberian 3 tablet

sehari selama 90 hari

Hb = 11 gr/dl pemberian 1 tablet

sehari minimal 90 hari

Anak usia sekolah 6-12 tahun Sehari ½ tablet, 2 kali seminggu

selama 3 bulan

Remaja Putri / WUS 12-49 tahun Hb < 12 gr/dl pemberian 3 tablet

sehari selama 10 hari pada waktu haid

6. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Tablet Besi

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet besi pada ibu hamil

antara lain :

a. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil

jangka menengah dari pendidikan kesehatan yang selanjutnya akan berdampak

pada derajat kesehatan.10


27

Ada kemungkinan bahwa tingkat pendidikan yang rendah merupakan

salah satu faktor penyebab tidak tercukupinya asupan zat besi, sebagai

konsekuensi dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan

gizi. Seseorang cenderung menolak untuk mengkonsumsi tablet besi karena

ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memrlukan tambahan zat

besi.3

b. Usia Kehamilan

Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar dari

pada wanita yang tidak hamil. Pada kehamilan trimester I, kebutuhan zat besi

lebih rendah daripada sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi

yang ditransfer ke janin masih rendah. Pada waktu kehamilan mulai menginjak

trimester II terjadi peningkatan sel darah merah sebanyak 450 mg. Oleh sebab

itulah kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari

jumlah zat besi yang terdapat di dalam makanan sehingga suplementasi tablet besi

sangat diperlukan.

c. Dukungan Sosial

Jika keluarga dan petugas kesehatan memberikan dukungan pada ibu

hamil untuk mengkonsumsi tablet besi, maka ibu hamil tersebut akan cenderung

mengikuti nasehat medis yang diberikan. Namun, jika motivasi dari keluarga dan

petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali, bisa mengakibatkan ibu

hamil tidak akan mengkonsumsi tablet besi tersebut. Hal ini disebabkan karena

dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap tindakan seseorang, terutama

ibu hamil yang berada dalam keadaan fisiologis khusus.


28

D. Keamanan Makanan

Wanita hamil bisa mendapatkan keracunan makanan sama seperti orang

lain. Namun, keracunan makanan pada wanita hamil dapat menyebabkan masalah

serius bagi bayi dan bayinya. Muntah dan diare dapat menyebabkan tubuh

kehilangan terlalu banyak air dan dapat mengganggu keseimbangan kimia tubuh.

Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan keracunan makanan. Penting untuk

menghubungi penyedia layanan kesehatan segera setelah memiliki tanda dan

gejala.5

Listeriosis adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui makanan yang

disebabkan oleh bakteri. Wanita hamil 13 kali lebih mungkin untuk mendapatkan

listeriosis daripada populasi umum. Listeriosis dapat menyebabkan gejala ringan

seperti flu seperti demam, nyeri otot, dan diare, tetapi juga tidak menyebabkan

gejala sama sekali. Namun, hal itu dapat menyebabkan komplikasi serius bagi

bayi, termasuk keguguran, lahir mati, dan persalinan prematur. Untuk membantu

mencegah bakteri, hindari mengonsumsi makanan berikut saat kehamilan:5

• Susu dan makanan yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dengan susu yang

tidak dipasteurisasi, termasuk keju lunak seperti feta, queso blanco, queso

fresco, Camembert, Brie, atau keju biru-berurat kecuali label mengatakan

"dibuat dengan susu yang dipasteurisasi."

• Hot dog, daging dingin kecuali dipanaskan sampai mengepul panas

sebelum disajikan.

• Pate dan daging yang didinginkan

• Hidangan laut asap didinginkan

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii.2
    Bab Iii.2
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii.2
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii.2
    Bab Iii.2
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii.2
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Dokumen21 halaman
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Dokumen19 halaman
    Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Influence of Crown
    Influence of Crown
    Dokumen7 halaman
    Influence of Crown
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab III. Penutup
    Bab III. Penutup
    Dokumen1 halaman
    Bab III. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen35 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Laporan Kasus
    BAB III. Laporan Kasus
    Dokumen7 halaman
    BAB III. Laporan Kasus
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen20 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Dokumen11 halaman
    Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Dental Caries
    Dental Caries
    Dokumen5 halaman
    Dental Caries
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Dokumen21 halaman
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat