Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Preeklampsia sampai saat ini masih memiliki angka kejadian yang tinggi

mengakibatkan angka morbiditas dan mortilitas maternal yang tinggi baik

diseluruh dunia maupun di Indonesia.1 Preeklamsia didefinisikan sebagai

gangguan luas kerusakan endotel pembuluh darah dan vasospasme yang terjadi

setelah usia kehamilan 20 minggu dan dapat juga dijumpai pada akhir 4-6 minggu

post partum. Hal ini secara klinis didefinisikan adanya hipertensi dan proteinuria,

dengan atau tanpa edema patologis.2

Preeklamsia menyebabkan 50.000 – 76.000 kematian maternal dan 900.000

kematian perinatal setiap tahunnya di seluruh dunia.3 Hal ini terjadi pada 3-5%

dari kehamilan dan merupakan penyebab utama kematian ibu, terutama di

negara-negara berkembang.4 Angka kejadian di Indonesia bervariasi di beberapa

rumah sakit di Indonesia yaitu diantaranya 5 – 9 % dan meningkat sebesar 40 %

selama beberapa tahun terakhir ini di seluruh dunia. Di Indonesia masih

merupakan penyebab kematian nomer dua tertinggi setelah perdarahan.5

Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Angka

kematian janin secara keseluruhan dalam kehamilan kembar lebih tinggi

dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Angka kematian janin pada kehamilan

kembar adalah 12,3 per 1.000 dan 31,1 per 1.000 pada triplet dibandingkan

dengan kehamilan tunggal hanya 5 per 1.000 kelahiran.6 Karena peningkatan

risiko komplikasi, wanita dengan kehamilan kembar membutuhkan lebih banyak

1
2

pemantauan dan peningkatan kontak dengan profesional kesehatan selama

kehamilan mereka dibandingkan wanita dengan kehamilan tunggal. Salah satu

penyulit pada kehamilan adalah preeklamsia berat. Preeklamsia berat pada

kehamilan kembar akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas.6,7

Sampai sekarang penyebab preeklamsia masih belum diketahui dengan jelas.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab preeklamsia dan

banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya preeklamsia. Namun, tidak ada

teori yang sepenuhnya benar kendati angka morbiditas dan mortalitas preeklamsia

yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii.2
    Bab Iii.2
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii.2
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Dokumen21 halaman
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Influence of Crown
    Influence of Crown
    Dokumen7 halaman
    Influence of Crown
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii.2
    Bab Iii.2
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii.2
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Dokumen19 halaman
    Anestesi-Terkait Hipovolemia Relatif
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen35 halaman
    Bab Ii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB v. Penutup
    BAB v. Penutup
    Dokumen1 halaman
    BAB v. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab III. Penutup
    Bab III. Penutup
    Dokumen1 halaman
    Bab III. Penutup
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Dental Caries
    Dental Caries
    Dokumen5 halaman
    Dental Caries
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Dokumen11 halaman
    Sugar Consumption and Changes in Dental Caries From Childhood To Adolescence
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Laporan Kasus
    BAB III. Laporan Kasus
    Dokumen7 halaman
    BAB III. Laporan Kasus
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Dokumen21 halaman
    Imunisasi Tetanus Dan Difteri Untuk Remaja
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen20 halaman
    Bab Iii
    Rully Syahrizal
    Belum ada peringkat