TINJAUAN PUSTAKA
A. Preeklamsia-Eklamsia
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal berupa inflamasi sistemik
koma.
tanpa proteinuria.
3
4
2. Faktor Resiko
berikut :8
6. Obesitas
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas
ke dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi hambur dan
memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular dan peningkatan aliran darah pada daerah utero
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
3
5
dalam kehamilan.6
faktor Von Willebrand, t-PA dan PAI-1 yang merupakan marker dari sel-sel
sebagai berikut:7
pembuluh darah.
oksidan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah
radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak, Peroksida lemak selain
akan merusak sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi
oksidan dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi anti
oksidan.6
3
6
oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan
yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan
merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami
aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah
3
7
menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan
plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia terjadi kompleks imun humoral dan
proteinuria.6
hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini
3
8
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pereeklampsia, maka 26%
sirkulasi ibu. Peristiwa ini disebut sebagai kekacauan adaptasi dari proses
menyeluruh.6
activating factor (PAF), faktor VIII related anitgen, PAI-1, permeabilitas endotel,
klinis preeklampsia dijumpai atau peningkatan hanya terjadi pada IUGR masih
3
9
dalam perdebatan. Produksi IL-6 dalam desidua dan trofoblas dirangsang oleh
terjadinya produksi protein permukaan sel yang diperantai oleh sitokin. Molekul
adhesi dari endotel antara lain E-selektin, VCAM-1 dan ICAM-1. ICAM-1 dan
maternal preeklampsia.7
4. Diagnosis
Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat disamakan
adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala
yaitu: 9,10,11
3
10
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
4. Edema Paru
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
3
11
5. Edema Paru
5. Penatalaksanaan
seperti gagal ginjal, sindrom HELLP, angka seksio sesar, atau solusio plasenta.
perawatan intensif dan ventilator serta lama perawatan. Berat lahir bayi rata – rata
neonatal.12
3
12
3
13
3
14
A)
3
15
II, Rekomendasi A)
Rekomendasi C)
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
2. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik
3
16
Rekomendasi A)
minggu untuk menurunkan risiko RDS dan mortalitas janin serta neonatal.12
B. GEMELLI
1. Definisi
dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli
seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum
3
17
dan tunggal adalah 1: 89,untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan
seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter
peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu
2. Etiologi
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang
dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing
dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil
maka dua embrio, dua amnion, serta dua chorion, akan terjadi kehamilan
Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8, maka dua embrio
monochorionik.
3
18
monochorionik.
Kembar dizigotik atau fraternal adalah kembar yang ditimbulkan dari dua
ovum yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada
kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain
yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.13
3. Patofisiologi
melewati batas toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan
kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. 14
Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion, maka bayi
tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka
janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik. Pada kehamilan
kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau
kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan
3
19
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada
Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada
adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari
janin tunggal.14
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak
isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon.14
cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion
akut. Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
diafragma.14
Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi
keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk. Pada kehamilan kembar yang
3
20
obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urine output maternal dengan segera
Ibu Anak
Anemia Hidramnion
Hipertensi Malpresentasi
Partus prematurus Plsenta previa
Atonia uteri Solusio plasenta
Perdarahan pasca persalinan Ketuban pecah dini
Prolapsus funikulus
Pertumbuhan janin terhambat
Kelainan bawaan
4. Diagnosis
Riwayat kehamilan multipel dalam keluarga, usia ibu yang tua, paritas
tinggi, ukuran tubuh ibu yang besar dan riwayat kehamilan multipel pribadi
3
21
kehamilan tunggal tetapi dengan intensitas yang lebih berat, seperti penekanan
merupakan salah satu petunjuk yang penting. Pada trimester ke-2 ukuran uterus
membesar lebih dari usia kehamilan yang ditentukan berdasarkan hari pertama
haid terakhir (HPHT). Menurut cunningham F tinggi fundus uteri pada 336
kehamilan, pada usia kehamilan 20-30 minggu tinggi fundus pada kehamilan
kembar rata-rata lebih tinggi 5cm daripada kehamilan tunggal dengan usia
Pada palpasi uterus teraba 2 kepala janin yang biasanya terdapat pada
kuadran uterus yang berbeda. Diagnosis dengan palpasi ini sulit ditegakkan
sebelum trimester ketiga, bahkan jika posisi janin bertumpuk, ibu obesitas dan
Pada timester pertama, denyut jantung janin dapat dideteksi dengan USG
3
22
2. Peningkatan berat badan ibu yang berlebihan tanpa adanya obesitas atau
oedem.
3. Polihidramnion.
6. Bunyi jantung yang berbeda dengan denyut jantung janin dan ibu, dengan
USG
multipel dan dapat ditentukan pada usia kehamilan 4 minggu dengan probe
harus dilakukan dengan hati-hati sampai dengan pasti dapat dua embrio yang
viabel. Kesalahan diagnosis dengan bekuan darah intrauterin atau koleksi cairan
korion. Pada janin dikorionik biasanya ditemukan jenis kelamin yang berbeda,
plasenta yang berbeda, membran pembagi yang tebal (>2mm) atau adanya tanda
twin peak yaitu berupa membran yang menyusup diantara 2 plasenta yang
berfusi.1,3 Bila salah satu plasenta berada pada dinding bagian depan uterus
sedangkan plasenta yang lain pada dinding belakang, saat pencitraan dengan USG
akan terlihat plasenta yang menumpuk seperti satu plasenta. Pada kasus seperti ini
3
23
akan terlihat bentuk segitiga pada pertemuan membran dan plasenta disebut tanda
dengan USG pada usia kehamilan 10-14 dapat menentukan kehamilan multipel
sebagai dikorionik jika terdapat satu plasenta dengan tanda lambda atau terdapat
dua plasenta. Cara ini merupakan cara yang dapat diandalakan dan akurat dalam
5. Penanganan
perlu diperhatikan:17
• Kontrol prenatal pada wanita dengan kehamilan multipel harus lebih sering
terutama pada usia kehamilan 5-9 bulan sehingga aliran darah ke plasenta
3
24
• Pemantauan dengan USG harus dilakukan setiap 3-6 minggu, tes antenatal
seperti Non-Stress Test (NST) dilakukan setiap minggu pada trimester ketiga.
mg/hari , untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone dapat diberikan
tercapai dosis total 20 mg. Pemberian kortikosteroid harus dimulai 24-48 jam
paru janin pada kehamilan 24 sampai 34 minggu jika tidak ditemukan tanda-
janin kurang dari 23 minggu belum terbentuk sel pneumosit yang memproduksi
surfaktan.
3
25
sehingga reduksi pada kehamilan multipel yang lebih dari dua dapat
dipertimbangkan.
• Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esensial sangat
ditingkatkan 300Kcal/ hari. Menurut penelitian Brown dan Carlson pada tahun
berat badan sebelum hamil, tetapi wanita dengan kehamilan triplet (kembar
5.2 Persalinan
intrapartum yang dapat dilakukan saat persalinan dengan janin lebih dari satu
antara lain:14
selama persalinan diberikan cairan infus dengan dextrose atau ringer laktat
sebanyak 60-120ml/jam.
3
26
4. Mesin USG tersedia untuk megevaluasi posisi dan status janin yang kedua
5. Seorang dokter spesialis anestesi harus siap bila diperlukan persalinan dengan
seksio sesarea.
janin.
7. Ruangan bersalin harus cukup luas untuk semua anggota tim agar dapat
Presentasi janin berperan besar dalam dilatasi serviks dan jalan lahir. Jika
presentasi janin pertama adalah kepala maka persalinan dapat dilakukan secara
spontan ataupun dengan forceps. Bila presentasi janin pertama adalah bokong,
adekuat pada serviks dan jalan lahir sehingga kepala sulit lahir.
kecuali pada bayi yang prematur dengan kemungkinan bertahan hidup yang
rendah. Pada janin dengan presentasi kepala dan bokong dapat terjadi fenomena
lock twin. Fenomena ini terjadi saat penurunan janin dengan presentasi bokong
melalui jalan lahir, dagu janin pertama dan kedua terkunci. Bila terjadi fenomena
Persalinan pervaginam janin kedua harus dilakukan secara tepat dan cepat.
3
27
abdominal, vaginal dan terkadang intrauterin. Jika kepala atau bokong sudah
terfiksasi jalan lahir, dilakukan penekanan fundus moderat dan membrannya akan
ruptur. Segera setelah itu, pemeriksaan digital serviks diulang terus untuk
mencegah prolaps tali pusat. Persalinan akan segera dimulai dan denyut jantung
janin harus dimonitor. Induksi persalinan tidak perlu dilakukan kecuali jika terjadi
pelepasan plasenta mulai terjadi, hal ini dapat membahayakan ibu dan bayinya.
Bila tidak ada kontraksi dalam 10 menit harus dilakukan stimulasi dengan
Bila presentasi occipital atau bokong sudah masuk ke pintu atas panggul
tetapi belum terfiksasi, bagian terendahnya dapat diarahkan dengan satu tangan
dari dalam vagina dan tangan yang lain menekan fundus uteri dari luar. Pada janin
Bayi I
• Cek persentasi
presentasi bokong
3
28
• Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer laktat/
10 tts / mt.
Bayi II
- Periksa DJJ
- Ketuban dipecah
- Periksa DJJ
- Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang
- Pecahkan ketuban
- Periksa DJJ
3
29
secarea.
atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir
dan lakukan manajemen aktif kala II. Untuk mengurangi perdarahan pasca
persalinan.
ditempatkan pada posisi supine, maka penempatan pasien dalam posisi left lateral
sangat penting untuk mengurangi penekanan berat uterus pada aorta. Incisi pada
uterus harus cukup besar untuk mencegah persalinan traumatik pada kedua fetus.
Pada beberapa kasus, incisi vertikal pada segmen bawah rahim dapat lebih
menguntungkan. 14
6. Prognosis
3
30
kamar bersalin dan memberikan perawatan pada ICU neonatus (NICU) jika
diperlukan.14
1. Definisi
fetal/neonatus, terutama pada janin usia belum mampu hidup dan bila janin
berhasil hidup maka janin tersebut berisiko mengalami gangguan jantung, syaraf
dan mental. Pada TTTS darah ditransfusikan secara tidak seimbang antara satu
janin (donor) dengan janin yang lain (resipien). Transfusi ini menyebabkan
penurunan volume darah janin donor. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan janin
2. Epidemiologi
monokorionik diamnion dengan angka kejadian 10-20% dan bila tidak dilakukan
penanganan yang adekuat 80-100% janin dari kehamilan tersebut akan mati.20
3. Patofisiologi
3
31
tiga jenis anastomosis plasenta pada monokronik plasenta yaitu venovenous (VV),
AA
AV
VV
Darah terdeoksigenasi dari arteri plasenta donor dipompa kedalam ketiledon yang
dipakai bersama oleh resepien (gambar 1). Jika pertukaran oksigen di vilus korion
telah selesai maka darah teroksigenasi meninggalkan kotiledon melalui suatu vena
plasenta pada kembar resipien. Jika tidak terkompensasi, aliran satu arah ini
3
32
Sindrom transfusi antar kembar yang secara klinis sering bersifat kronis
donor menjadi oliguria akibat berukrangnya perfusi ginjal. Janin donor mengalami
meningkatnya produksi urin. Cairan amnion yang hamper tidak ada dikantong
donor menghambat gerakan janin, menghasilkan istilah desktiptif stuck twin attau
paru pada satu kembar, dan ketuban pecah dini dan gagal jantung pada yang
satunya.21
4. Klasifikasi
tetapi urin masih terlihat secara sonografis di dalam kandung kemih kembar
donor.
Stadium II: kriteria stadium I, tetapi urin tidak terlihat di dalam kandung
kemih donor
Stadium IV: asites atau hidrops yang jelas pada salah satu kembar; dan
3
33
1. TTTS tipe berat: Biasanya terjadi pada awat trimester ke II, umur kehamilan
16018 minggu. Perbedaan ukuran besar janin lebih dari 1,5 minggu
pada kedua janin. Polihidramnion terjadi pada kembar resipien karena adanya
2. TTTS tipe sedang: terjadi pada akhir trimester II, umur kehamilan 24-30
minggu. Walaupun terdapat perbedaan ukuran besar janin lebih dari 1,5
berbeda lebih dari 5gr%. Ukuran besar janin berbeda lebih dari 20%.
3
34
dan kronik. Patofisiologi yang mendasar penyakit ini, gambaran klinis, morbiditas
dan mortalitas janin pada kedua tipe ini sangat berbeda. Angka kematian perinatal
yang tinggi pada twin to twin transfusion syndrome terutama disebabkan tipe
yang kronik:22,23
1. Tipe akut: Jika terjadi tranfusi darah secara akit/tiba-tiba dari satu janin ke
janin yang lain, biasanya pada trimester III atau selama persalinan dari
dengan berat badan lahir yang sama. Transfuse dari kembar pertama ke
kembar kedua saat kelahiran kembar pertama. Namun demikian, bila tali
pusat kembar pertama terlamabat dijepit, darah dari kembar yang belum
2. Tipe kronik: Biasanya terjadi pada kehamilan dini (umur kehamilan 12-26
minggu) kasus tipe ini merupakan yang paling bermasalah karena biayanya
di uterus, bisa mengalami kelainan akibat dari TTTS seperti hydrops. Tanpa
terapi, sebagian besar bayi tidak dapat bertahan hidup atau bila survival, akan
kedua janin.24
3
35
5. Diagnosis
menunjukkan adanya: 25
minggu,
4. hasil crown-rump length (CRL) yang kurang pada salah satu janin,
(MVP).
transfusion syndrome.3\
3
36
ultrasonografi)
Kehamilan monokorionik
Hidrops fetalis ( adanya satu atau lebih gejala edema kulit(tebal 5 mm), efusi
3
37
1. Adanya perbedaan berat badan kedua janin yang >500gr atau perbedaan>20%
2. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin dan hematokrit dari kedua janin, janin
donor dapat mencapai 8gr% atau kurang dan janin resipien bisa mencapai
27%