Anda di halaman 1dari 45

ASPEK HUKUM

DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Prof. dr. Amri Amir Sp.F(K),DFM, SH
MKEK IDI Wilayah Sumatera Utara

Hukum Kesehatan
Pengertian:
Ketentuan hukum yang
berhubungan dengan pemeliharaan
dan pelayanan kesehatan dengan
penerapan hak dan tanggungjawab para penyelenggara dan
penerima pelayanan kesehatan.

Hukum Kesehatan mencakup


semua ketentuan hukum yang
berhubungan dengan
pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan (health care).
Hukum Kedokteran merupakan
bagian dari hukum kesehatan
yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan.

ETIK
H.PIDANA
H.PERDATA
HUKUM TATA USAHA NEGARA
- Malpraktek
- Kelalaian
- Informed Consent
- Rekam Medis
- Abortus
- Bayi Tabung
- Euthanasia
- Transplantasi
- Hak/Kewajiban tenkes
dan Pasien/kel
- UU Praktik Kedokteran
- Hospital by laws
Transaksi Terapeutik
Hak atas kesehatan
(The right to health care)

Hak menentukan nasib sendiri


(The right to self-determination)

Perkembangan Ilmu Kedokteran

Syamanisme
Hippokrates (460-377 s.M) Filsuf Yunani
yang kemudian menjadi dokter, Body of
knowledge of medicine dan dasar etika
dalam pelayanan kesehatan
Abu Ali Al-Husain Ibn Abdalah Ibn Sina di
dunia barat dikenal sebagai Avicenna (9801037) Filsuf dari Persia yang menjadi
dokter mengangkat kembali pemikiran
Hippokrates dan menjadikannya ensiklopedi
Qanun Fill Tibb,(Cannon of Medicine)
Abad ke 12 dan 13 berkembang melalui
universitas-universitas di Eropa melalui
terjemahan Cannon of Medicine ke
dalam bahasa Latin oleh Gerardus.

Hubungan DokterPasien

1.Hubungan Kebutuhan
2.Hubungan Kepercayaan
3.Hubungan Keprofesian
4.Hubungan Hukum

Hubungan Tradisional;
Paternalistic
Father

know best
Proteksi oleh dokter
Profesi dokter mandiri, dianggap
bertanggung jawab terhadap hati
nuraninya sendiri dan asas-asas etika
yang ditetapkan oleh komunitas
profesinya
Asas utama : - Beneficence
- Non Maleficence

Hubungan Keprofesian
Antara

Profesi dan klien


Terdapat dalam masyarakat
moderen
Klien berharap mendapatkan
nilai-nilai tertentu yang tidak
dapat dicapainya tanpa bantuan
keahlian dari sang profesional

Hubungan Hukum

Transaksi terapeutik.
Dokter berjanji memberikan asuhan medis,
pasien berjanji mematuhi instruksi medis
dokter
Masing-masing pihak harus mematuhi hak dan
kewajiban.
Undang-undang kesehatan tahun 1992 pasal
53: Tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya wajib untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.

PROFESI
Sekelompok pekerjaan yg dlm AKTIVITASNYA

dilakukan oleh profesional dr disiplin yg


sama
terkait dengan masalah kemanusiaan,
membutuhkan pelatihan, pendidikan dan
keahlian khusus yang didapat secara
formal
dan membutuhkan kepercayaan
masyarakat.

CIRI-CIRI PROFESI
( Banerjee, 1984, Levinson, 1978,
Withbourne, 1986, John Kultgen,1988)
1. Intelektual didukung oleh body of
knowledge.
2. Kegiatan praktis/ketrampilan berdasar
body of theory.
3. Didapat dari pendidikan yang ekstensif,
intensif, berat dan lama.
4. Profesional bergabung dalam organisasi
(asosiasi) profesi khusus.

Ciri-Ciri Profesi
Para profesional :
a. bertanggung jawab terhadap masalah
kemanusiaan atau public good
b. mempunyai INTEGRITAS yang luhur
( SINLESS,SOUDNESS OF MORAL
PRINCIPLE, UPRIGHTNESS, HONESTY,
SINCERELY X wholeness ; completeness )
c. melayani masyarakat dengan ALTRUISM
(Altruism : devotion to others or to
humanity X selfish )

6.

7.

8.

Profesional harus mempunyai


Lisensi , agar dapat diakui
oleh masyarakat.
Profesional merupakan praktisi
independen danmelayani klien
secara individual.
Hubungan dengan klien adalah
HUBUNGAN KEPERCAYAAN.

Tenaga Kesehatan
PP

No. 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan.
Pengganti Undang-Undang Pokok
Tenaga Kesehatan tahun 1966

Tenaga Kesehatan

PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan


Tenaga medis: dokter dan dokter gigi.
Tenaga keperawatan: perawat dan bidan.
Tenaga kefarmasian: apoteker, analis farmasi
dan asisten apoteker.
Tenaga kesehatan masyarakat: epidemiolog
kese-hatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog
kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian.
Tenaga gizi:nutrisionis dan dietisien.
Tenaga ketrampilan fisik: fisioterapis,
okupasiterapis dan terapis wicara.
Tenaga keteknisian medis: radiografer,
radiotherapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis,
analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik
prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.

The Idea of Informed Consent

Keputusan tentang pengobatan harus


terjadi secara kolaboratif (kerjasama)

antara dokter dan pasien.


Prinsip Informed Consent:
- Suatu proses.
- Bukan minta pasien menanda-tangani
formulir.

Definisi
Permenkes

No. 585/Menkes/Per/IX/1989
tentang Persetujuan Tindak Medis
(PTM/Informed Consent).
Suatu izin (consent) atau pernyataan
setuju dari pasien yang diberikan
dengan bebas dan rasional, sesudah
mendapat informasi dari dokter dan
yang sudah dimengertinya.

Definisi

(sambungan)

Persetujuan

oleh pasien atau


keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan
medik untuk tujuan diagnosis
atau terapi, yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

(Permenkes No 585/Menkes/Per/IX/1989)

Informasi
Jenis

(penjelasan)

tindakan medik
Resiko
Manfaat dan kerugian
Alternatif lain
Bila tidak dilaksanakan, apa
yang akan terjadi

Komunikasi efektif dapat


dicapai:
Informasi

yang jelas
Bahasa sederhana
Dimengerti pasien
Sesuai tingkat pendidikan,
intelektual, kondisi, situasi
pasien

Garis Besar Komunikasi yang


baik
Memahami

dan menghormati hak-hak


pasien dalam pelayanan kesehatan.
Meminta persetujuan untuk melakukan
tindakan medis sesudah memberikan
informasi yang dimengerti oleh pasien
dan keluarganya (informed concent).
Memberikan informasi yang jujur dan
jelas kepada pasien ttg apa yang sudah
dan sedang terjadi serta bagaimana
prognosa keadaan kesehatannya.

Kemampuan berkomunikasi dengan


pasien sangat penting
Ketidak-mampuan dokter untuk melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien
dapat melanggar etika profesi yang dapat
menjurus kepada pelanggaran disiplin
kedokteran/kedokteran gigi.

Yang tidak perlu mendapat


informasi
Pasien

dalam pengobatan dengan


placebo.
Pasien dengan kondisi penyakit yang
dapat diperberat oleh informasi yang
diberikan.
Pasien dengan gangguan penyakit
jiwa.
Pasien yang belum dewasa.

Komunikasi efektif mampu


menghindarkan kesalah-pahaman
yang bisa menimbulkan dugaan
malpraktek.

Dua hal penting


1. Persetujuan/izin pasien
secara lisan setelah diberikan
informasi oleh dokter
2. Penandatanganan formulir
oleh pasien, pengukuhan,
dan kelanjutan dari
kesepakatan dokter pasien

Manfaat IC/ PTM


Melindungi

pasien dari segala


tindakan medik tanpa sepengetahuan
pasien

memberi

perlindungan hukum bagi


dokter terhadap akibat yang tidak
terduga dan bersifat negatif
hak autonomi dikembangkan
pasien/ subyek dilindungi

Manfaat (2)
Mencegah penipuan atau paksaan
Merangsang profesi medis untuk
introspeksi
Mengajukan keputusan yang rasional
Melibatkan masyarakat memajukan
prinsip autonomi
pengawasan dalam penelitian
biomedik

Bentuk/ Jenis IC/ PTM


Dinyatakan

(expressed)

lisan (oral)
tertulis (written)
Tersirat

= dianggap diberikan
(implied, tacit, presumed consent)
dalam keadaan biasa (normal)
dalam keadaan darurat (emergency)

Bentuk/ Jenis IC/ PTM (2)


Lisan

TM tidak mengandung resiko

tinggi
Tertulis TM mengandung resiko
tinggi
Biasa pemeriksaan fisik, pem.
Laboratorium, melahirkan,
perawatan luka, program pemerintah
Darurat life saving, limb saving

Hak Waiver
Hak

pasien untuk melepaskan


hak guna memperoleh
informasi atau menolak
diberikan informasi dan
menolak untuk memutuskan
sendiri dan menyerahkan
sepenuhnya kepada dokter.

Blanket Consent
Surat

pernyataan secara
umum dari pasien pada waktu
masuk Rumah Sakit untuk
menjalani perawatan yang
menyatakan setuju atas segala
tindakan medis yang akan
dilakukan selama perawatan

Proforma Consent
PTM

yang ditandatangani pasien


saat dibawa masuk ke kamar
bedah tanpa diberi informasi
terlebih dahulu
bukan informed consent
tidak punya nilai yuridis

Gawat Darurat
Tidak

perlu IC/ PTM (constructive


consent)
Keadaan sangat gawat, tidak ada
waktu cari keluarga
Operasi dibatasi hanya untuk live
saving atau limb saving

IC tidak Sah:
Diperoleh

dengan paksaan

(duress)
Dari orang yang tidak berwenang
Diberi dengan gambaran yang
salah
Tidak sepenuhnya sadar

Informed Consent
Pasien

Dokter
Informasi
Keputusan
(informed decision)

Setuju
(consent)

Menolak
(refusal)

Tandatangan
setuju

Tandatangan
menolak

Konsil Kedokteran
Indonesia
Tahun lalu KKI telah menerbitkan buku
berisi tentang penyelenggaraan praktik
kedokteran yang baik di Indonesia.
Komunikasi effektif DokterPasien.
Kemitraan Dalam Hubungan DokterPasien.
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran
(PTK=PTM), dan Manual RM.

Komunikasi Efektif DokterPasien


Tentang pengetahuan dan petunjuk
bagi para dokter dan dokter gigi
mengenai komunikasi khususnya
dalam hubungan dokter-pasien di
ruang praktik perorangan, poliklinik,
rumah sakit, puskesmas dalam
keadaan biasa , bukan bersifat gawat
darurat.

Komunikasi :
~ terabaikan
Jelek ( worst )
~ no time
Gagal
( failed )
~ keahlian / keterampilan (-)
Menyimpang ( missed ~) bad attitude
( tidak menghargai )

Rugikan
Pasien

Dokter

Segi Hukum pelanggaran


Dokter tidak lakukan upaya kesehatan

Dokter lakukan upaya kesehatan di luar kompetensi

Transaksi
Terapeutik

Dokter-Pasien

keterikatan hak dan kewajiban para pihak


( KUH Perdata 1338 )

PIRS dan PISM

Peraturan yang berkaitan dengan


penyeleng-garaan pelayanan kesehatan di
RS yang dibuat oleh masing-masing RS
(taylors made).
KepMenKes RI No. 772/Menkes/SK/VI/02
tentang Peraturan Internal RS (Hospital
Bylaws).
KepMenKes RI No. 631/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff Bylaws) di rumah sakit.

Perobahan pola pelayanan di RS


dari pelayanan sosial menjadi
sosio-ekonomis.
Masyarakat penerima pelayanan
kesehatan makin sadar akan
haknya dalam pelayanan
kesehatan.
Memerlukan manajemen yang jelas
terukur.

Tailor-Made
Peraturan-peraturan

dibuat oleh masingmasing RS secara jelas dan rinci.


Dapat dikatakan sebagai perpanjangan
tangan hukum untuk kepentingan internal
RS sendiri.
Sebagi pedoman dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dan guna menyelesaikan masalah internal RS.
Lembaga profesi yang self-governance.

Tripartit
Tiga tungku sejarangan, dalihan nan tolu,
tri tunggal :
1. Pemilik, Badan Pengampu, Wali Amanah.
2. Pimpinan, Manejemen, badan eksekutif.
3. Staf medis, pelaku pelayanan RS.
Ketiganya harus berkerjasama dalam
mencapai tujuan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di RS.

Peraturan Internal Staff Medis


(Medical Staff Bylaws)
Staf

medis sebagai core busines di RS.


Untuk menjaga mutu pelayanan
kesehatan, perlu dibuat peraturan
sendiri yang dapat mengatur staf
medis secara internal.
Mengenai: self-governing, selfcontrolling dan self-disiplining dalam
otonomi kolektif.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai