Anda di halaman 1dari 11

TUGAS LAPORAN KUNJUNGAN SEKOLAH

MATA KULIAH STRATEGI PENGEMBANGAN III


(SOSIAL-EMOSIONAL DAN NILAI AGAMA-MORAL)

LOKASI SEKOLAH:

KELOMPOK BERMAIN (KB) SWASTI KARYA - MEGATI


KECAMATAN SELEMADEG TIMUR
KABUPATEN TABANAN - BALI

Disusun Oleh :

NI MADE WIWIEK ANDRIYANI


NIM. 1911041021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


PAUD JURUSAN DHARMA ACARYA
STAH NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

COVER ............................................... ............................................................ i

DAFTAR ISI ............................................... .................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

BAB III SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 8


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perhatian terhadap perkembangan sosial-emosional anak sejak usia dini perlu
merupakan satu hal yang tidak boleh disepelekan keberadaannya. Hal itu dapat
dipahami dengan pemikiran bahwa kecakapan sosial emosional merupakan sebuah
modal dasar bagi seorang anak untuk hidup bermasyarakat nantinya. Dengan kata lain,
baik atau buruknya kualitas kecakapan sosial emosional akan sangat mempengaruhi
penerimaan kelompok masyarakat di sekitarnya terhadap individu tersebut. Karena
kodrat manusia sebagai mahluk sosial, bahwa setiap manusia pasti membutuhkan
bantuan orang lain di sekitarnya. Karena itulah pengkondisian pengembangan aspek
sosial emosional perbaikan mutu proses pengembangannya harus dilaksanakan secara
terpola dan secara periodik.
Dalam praktek kegiatan supervisi atau pengawasan program pembelajaran di
Lembaga PAUD, penerapan strategi pengembangan sosial emosional anak di setiap
sekolah akan mendapatkan perhatian yang serius. Meskipun dalam hal kualitas
implementasi strategi pengembangannya, hal tersebut tentu akan sangat dipengaruhi
oleh perbendaharaan wawasan dan kecakapan para pendidik PAUD dalam memetakan
kontekstualisasi kebutuhan setiap anak didiknya. Hal ini dapat dipahami dengan
pemikiran bahwa setiap anak adalah pribadi-pribadi yang majemuk, dimana
konsekuensi logisnya akan diperlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda satu
dengan lainnya.
Terkait dengan kecakapan, wawasan dan pengetahuan pendidik PAUD dalam
hal perbendaharaan strategi pengembangan sosial-emosional maka faktor pengalaman
menghadapi karakteristik peserta didik dan dukungan media pembelajaran menjadi
satu hal yang sangat menentukan kualitas proses pengembangan aspek sosial-
emosional di suatu Lembaga PAUD. Maka dalam rangka memberikan wawasan bagi
para calon guru PAUD (mahasiswa PG PAUD) atau pun guru PAUD pemula untuk
menimba pengalaman dari Lembaga PAUD secara langsung di kelas-kelas PAUD. Hal
itu dapat menjadi wahana studi perbandingan terhadap ilmu-ilmu pendidikan yang
didapatkan di bangku kuliah dengan praktek pembelajaran di lembaga PAUD.

1
Dengan melihat dan mengalami langsung pengalaman praktek pembelajaran
PAUD dalam konteks pengembangan aspek sosial emosional, maka mereka akan
memiliki landasan pemahaman yang kuat. Dimana sebuah teori-teori strategi
pengembangan sosial-emosional anak yang diperoleh di bangku kuliah akan
disandingkan dengan praktek-praktek pembelajaran yang diterapkan di lembaga
PAUD. Dalam rangka memfasilitasi proses itulah, maka penugasan melakukan
observasi praktek pembelajaran di Lembaga PAUD perlu diberikan kepada mahasiswa
calon guru PAUD. Hal tersebut dalam rangka mendapatkan argumentasi tentang
mengapa pengembangan sosial-emosional anak dilakukan dengan strategi-strategi
tertentu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang dapat disarikan dalam laporan kunjungan
sekolah ini, meliputi :
1. Bagaimanakan gambaran profil lembaga PAUD yang menjadi sasaran objek
observasi pengembangan sosial-emosional anak usia dini?
2. Seperti apa strategi yang diterapkan dalam pengembangan sosial-emosional AUD
di lembaga yang bersangkutan?
3. Instrument dan Teknik penilaian apa saja yang diterapkan dalam memantau
perkembangan sosial-emosional AUD di lembaga tersebut?

C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penyusunan laporan kunjungan
sekolah ini, meliputi :
1. Memperoleh gambaran profil lembaga pendidikan anak usia dini yang dijadikan
objek observasi pengembangan sosial-emosional AUD.
2. Memperoleh data strategi pengembangan sosial-emosional AUD yang diterapkan
di lembaga PAUD tersebut.
3. Memperoleh gambaran tentang instrument dan teknik penilaian yang digunakan
dalam memantau perkembangan sosial-emosional AUD yang diterapkan di
lembaga PAUD tersebut.

2
D. Manfaat Laporan
Beberapa manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan laporan kunjungan
sekolah atau Lembaga PAUD ini, meliputi :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa.
a. Penulisan laporan ini dapat menjadi ajang melatih kemampuan menyajikan
gagasan-gagasan pemikiran dan pemahaman konseptual mahasiswa.
b. Penyusunan makalah ini dapat menjadi salah satu indicator penilaian dari
dosen pengampu mata kuliah Strategi Perkembangan III.

2. Manfaat Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah.


a. Memperoleh peta kemampuan mahasiswa dalam memahami materi kuliah
yang diberikannya.
b. Memperoleh sudut pandang yang lebih beragam ditinjau dari pola penyajian
tulisan yang disusun oleh para mahasiswa.
3. Manfaat Bagi Para Pembaca
a. Menambah wawasan para pembaca terkait Strategi Pengembangan Aspek
Sosial Emosional Anak Usia Dini (AUD).
b. Memperoleh tambahan perspektif pemahaman yang lebih variatif melalui
sajian laporan kunjungan ke Lembaga PAUD ini.

3
BAB II
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lembaga


Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi sasaran
kegiatan observasi ini adalah KB Swasti Karya Megati yang beralamat di Jl.
Sahadewa No. 1 Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali. Nama Kepala Sekolahnya adalah Ibu Ni Made
Sumawati Asih. Jumlah tenaga pendidik di KB Swasti Karya adalah 2 Orang, dan
1 Kepala sekolah juga merangkap sebagai tenaga pendidik.

B. Strategi Pengembangan Aspek Sosial Emosional AUD di KB Swasti Karya.


Berdasarkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran di KB Swasti Karya,
strategi pengembangan aspek social emosional anak PAUD tersebut, meliputi :
1. Kegiatan menjiplak bentuk secara berkelompok, dimana dalam kegiatan
berkelompok tersebut anak-anak dapat saling berkomunikasi dan saling
mencermati hasil jiplakan mereka masing-masing.

Foto Kegiatan Menjiplak Bentuk Secara Berkelompok Siswa KB Swasti Karya Megati

4
2. Kegiatan bermain alat permainan edukatif (APE) di luar ruangan (outdoor),
dimana dalam kegiatan tersebut anak-anak belajar mengantre giliran
mencoba APE seperti prosotan, ayunan dan jungkat-jangkit.

Kegiatan Bermain APE di Luar Ruangan (Outdoor) Siswa KB Swasti Karya Megati

3. Kegiatan meronce manik-manik secara berkelompok, dimana dalam


kegiatan tersebut anak-anak dapat belajar berkompromi dengan orang lain
dan mengantre giliran mengambil manik-manik dengan rekannya.

Kegiatan Meronce Manik-Manik Secara Berkelompok Siswa KB Swasti Karya Megati

5
4. Kegiatan Mengantre Mencuci Tangan di Wastafel, dimana melalui kegiatan
mencuci tangan ini anak belajar bersabar dan mengantre giliran
menggunakan wastafel dengan rekan-rekannya.

Kegiatan Menggunakan Wastafel Secara Bergiliran bagi Siswa KB Swasti Karya Megati

5. Kegiatan Bermain Lego Secara Berkelompok, dimana melalui kegiatan


bermain Lego Secara berkelompok ini anak belajar berkompromi dengan
rekannya dan mengantre giliran menggunakan Lego dengan rekannya.

Kegiatan Bermain Lego Secara Berkelompok Siswa KB Swasti Karya Megati

6
C. Jenis Instrumen dan Teknik Penilaian Perkembangan Sosial Emosional
AUD yang digunakan di KB Swasti Karya Megati.

Instrumen yang digunakan untuk menilai perkembangan aspek sosial


emosional anak meliputi: (a) pedoman observasi unjuk kerja, (b) catatan
anekdot, dan (c) penilaian portofolio hasil karya.

7
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi tempat kegiatan
observasi dalam kegiatan kunjungan sekolah ini adalah Kelompok Bermain (KB)
Swasti Karya Megati, yang beralamat di Jl. Sahadewa No. 1 Megati kelod, Desa
Megati, Kec. Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan - Bali.
2. Berdasarkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain (KB)
Swasti Karya, strategi pengembangan aspek social emosional anak PAUD tersebut,
meliputi:
a. Kegiatan menjiplak bentuk secara berkelompok, dimana dalam kegiatan
berkelompok tersebut anak-anak dapat saling berkomunikasi dan saling
mencermati hasil jiplakan mereka masing-masing.
b. Kegiatan meronce manik-manik secara berkelompok, dimana dalam kegiatan
tersebut anak-anak dapat berkompromi dan mengantre giliran mencoba mencetak
bentuk dari bahan pasir atau serbuk cetak bentuk.
c. Kegiatan bermain alat permainan edukatif (APE) di luar ruangan (outdoor),
dimana dalam kegiatan tersebut anak-anak belajar mengantre giliran mencoba
APE seperti ayunan, prosotan dan jungkat-jangkit.
d. Kegiatan Mengantre Mencuci Tangan di Wastafel, dimana melalui kegiatan
mencuci tangan ini anak belajar bersabar dan mengantre giliran menggunakan
wastafel dengan rekan-rekannya
e. Kegiatan Bermain Lego Secara Berkelompok, dimana melalui kegiatan bermain
Lego Secara berkelompok ini anak belajar berkompromi dengan rekannya dan
mengantre giliran menggunakan Lego dengan rekannya.
3. Instrumen yang digunakan untuk menilai perkembangan aspek sosial emosional anak
meliputi: (a) pedoman observasi unjuk kerja, (b) catatan anekdot, dan (c) penilaian
portofolio hasil karya.

B. Saran – Saran
1. Bagi guru PAUD-TK dan orang tua, agar memperhatikan tingkat perkembangan
social-emosional anak dalam memberikan latihan atau rangsangan dalam rangka
mengembangkan kemampuan social-emosional, agar tidak mengakibatkan
keterlambatan kemampuan social-emosional pada anaknya kelak.

8
2. Bagi guru PAUD-TK dan Orang tua, agar senantiasa memperhatikan aspek : (a)
kesiapan belajar, (b) kesempatan belajar, (c) kesempatan berpraktik/latihan, (d)
adanya model atau pemberi contoh yang benar, (e) pemberian bimbingan; dan (f)
pemberian motivasi yang proporsional agar proses tumbuh kembang anaknya dapat
berlangsung secara baik dan optimal di semua aspeknya.

Anda mungkin juga menyukai