Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH MATEMATIKA UNTUK


ANAK USIA DINI (AUD)

DENGAN TEMA:
Pengenalan Angka 1 Sampai 10
Kegiatan Pembelajaran Angka dan Hitungan

Disusun Oleh :

NI MADE SUMAWATI ASIH


NIM. 1911041019

NI MADE WIWIEK ANDRIYANI


NIM. 1911041021

GUSTI AYU PUTU PADMAWATI


NIM. 1911041026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


JURUSAN DHARMA ACARYA
STAH NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
TAHUN 2021

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usia dini atau usia prasekolah merupakan usia yang sangat krusial dalam
meletakkan pondasi pengembangan berbagai potensi yang dimiliki oleh seorang anak.
Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui
bermain, bernyanyi dan kegiatan menyenangkan lainnya. Hal yang sama juga berlaku
pada pembelajaran matematika bagi anak-anak usia dini. Dimana pada jenjang
pendidikan anak usia dini (PAUD) termasuk di dalamnya taman kanak-kanak (TK),
sampai saat ini pengenalan konsep matematika masih berkisar pada pengenalan angka,
berhitung atau membilang dan mengoperasikan bilangan, yang terkadang kegiatan
tersebut belum dimengerti dengan baik oleh anak-anak usia dini tersebut.
Sementara itu dalam konteks yang lebih luas, yaitu konteks pengembangan
kepribadian dan kecerdasan yang sebenarnya telah dimiliki oleh setiap anak merupakan
tujuan utama dalam proses pembelajaran di pendidikan anak usia dini (PAUD). Guru
Taman Kanak-Kanak (TK) umumnya melatih anak agar mampu menghitung angka
sampai pada tingkatan tertentu. Tidak mengherankan kemudian muncul stigma bahwa
anak yang dianggap pintar adalah anak yang dapat berhitung sampai seratus, mampu
mengoperasikan pengurangan, penambahan, dan perkalian angka. Padahal dalam konteks
pengembangan manusia seutuhnya, stigma tersebut tidaklah tepat karena masih ada
banyak kemampuan-kemampuan penting lainnya yang harus dimiliki seorang anak.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu matematika memiliki satu peran yang
sangat dominan dalam pengembangan kemampuan logikal anak. Dimana kemampuan
logikal anak sangat membantunya untuk mempelajari hal-hal yang baru secara cepat.
Dengan kemamuan logikal yang tinggi, anak akan mampu menemukan pola-pola
penyederhanaan sesuatu yang dipelajarinya, sehingga sangat membantunya membentuk
konsep pemahaman. Salah satu upaya penting dalam pembelajaran matematika untuk
anak usia dini adalah upaya agar anak mampu mengenal dan mengaplikasikan konsep-
konsep matematika dalam berbagai kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari.

1
Sangat disarankan agar menghindari adanya kegiatan pembelajaran matematika
yang sifatnya hafalan (rumus, angka) dan drill, yang tentunya akan melahirkan
pemahaman yang salah tentang berhitung sejak dini. Untuk itu, perlu dilakukan suatu
kegiatan pembelajaran konsep berhitung yang menempatkan permainan dan pengalaman
siswa sebagai titik tolak awal pembelajaran. Proses pembelajaran yang demikian salah
satunya adalah melalui pengambangan strategi belajar. Permainan berhitung di TK tidak
hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan
emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi
dan menyenangkan. Dengan begitu, harapannya pembelajaran matematika bagi anak usia
dini dapat berlangsung secara menyenangkan, penuh makna dan tentunya lebih mudah
dipahami anak sesuai dengan tingkat perkembangan kecepatan penalarannya masing-
masing.

Dengan mencermati paparan permasalahan umum pendidikan anak usia dini


(PAUD) dan permasalahan di seputar pembelajaran matematika untuk anak usia dini
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah topik kajian dalam
sebuah makalah (karya tulis ilmiah) ini. Dengan harapan, sodoran-sodoran gagasan dan
pendekatan kajian yang disajikan dalam makalah ini dapat berkontribusi pada pengayaan
perbendaharaan strategi pembelajaran matematika untuk anak usia dini (AUD).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang dapat diajukan dalam makalah ini, adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengenalkan konsep bilangan 1 sampai 10 yang mudah dipahami
oleh anak usia dini ?
2. Bagaimana cara memberikan kegiatan pembelajaran angka dan hitungan yang mudah
dipahami oleh anak usia dini ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicaai dalam penyusunan makalah ini, meliputi :
1. Mengetahui cara mengenalkan konsep bilangan 1 sampai 10 yang mudah dipahami
oleh anak usia dini.
2. Mengetahui cara memberikan kegiatan pembelajaran angka dan hitungan yang
mudah dipahami oleh anak usia dini.

2
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah terkait isu
“Pembelajaran Matematika Untuk Anak Usia Dini” ini, meliputi :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Penulisan makalah ini dapat menjadi ajang melatih kemampuan menyerap
gagasan-gagasan pemikiran dari berbagai literatur atau sumber belajar.
b. Penyusunan makalah ini menjadi salah satu aspek pertimbangan penilaian
dari dosen pengampu mata kuliah Matematika Untuk Anak Usia Dini (AUD).
2. Manfaat Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah.
a. Memperoleh gambaran kemampuan mahasiswa dalam memahami materi
kuliah yang diberikan sebagai tugas belajar mandiri selama masa Kuliah
Daring ini.
b. Memperoleh perspektif berpikir yang lebih beragam dari pendekatan-
pendekatan pemahaman dan penyajian tulisan yang disusun oleh para
mahasiswa.
3. Manfaat Bagi Para Pembaca
a. Memperkaya perbendaharaan wawasan terkait substansi-substansi penting
yang perlu menjadi perhatian terkait isu “Pembelajaran Matematika Untuk
Anak Usia Dini”.
b. Memperoleh tambahan perspektif pemahaman yang lebih beragam terkait
dengan sodoran gagasan pemikiran dan cara penyajian dari karya tulis ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Angka 1 sampai 10


Dalam menyampaikan pembelajaran berhitung selama ini guru masih relatif
terbatas pengetahuannya dalam penguasaan strategi dan metode mengajarnya. Sedangkan
lingkungan anak, khususnya lingkungan keluarga kebanyakan menyerahkan sepenuhnya
pembelajaran anaknya kepada pendidik di sekolah sehingga kemampuan anak dalam
berhitung permulaan belum dapat mencapai pada tingkat yang diharapkan. Materi
berhitung permulaan bagi anak juga terkadang masih membingungkan. Hal itu tentu
berakibat penguasaan konsep bilangan belum dikuasai dengan baik oleh anak-anak usia
dini tersebut. Hal itu bila ditelusuri lebih jauh ternyata disebabkan oleh masih kurangnya
pemahaman tahapan-tahapan pembelajaran berhitung permulaan oleh para pendidik
sehingga apa yang disampaikan kepada anak didik menjadi kurang efektif.
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika untuk anak usia dini
(AUD) yang disebutkan di atas, guru PAUD dapat menerapkan strategi pembelajaran
belajar sambil bernyanyi untuk memudahkan anak dalam mengenal bilangan dari angka
1 sampai 10. Lagu yang digunakan untuk pengenalan angka diberi judul “Diawang-
Awang”, dengan lirik sebagai berikut :
1. Satu .... Miring Lurus
2. Dua .... Lengkung Tidur
3. Tiga .... Lengkung Lengkung
4. Empat .... Miring Tidur Lurus
5. Lima .... Lurus Lengkung Tidur
6. Enam .... Miring Lengkung
7. Tujuh .... Tidur Miring
8. Delapan .... Lengkung Lengkung Lagi
9. Sembilan .... Lengkung Lurus Lengkung
10. Sepuluh .... Miring Lurus ... Bulat.

4
Adapun sintaks atau pun skenario pembelajaran matematika dengan topik
pengenalan bilangan atau angka 1 sampai 10, dengan pendekatan belajar sambil
bernyanyi tersebut adalah sebagai berikut.
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1. Pembukaan a. Guru mengucapkan salam “Om Swastiastu”.
b. Guru mengawali kegiatan dengan “Tepuk PAUD”
c. Guru menyampaikan tema kegiatan pembelajaran.
d. Tiga orang guru mengambil posisi masing-masing,
sebagai : (1) penampil kartu angka, (2) penampil jumlah
dengan menggunakan jari-jari tangan; dan (3) penulis
angka di papan tulis.

2. Kegiatan Inti a. Satu orang guru menyayikan lagu “Diawang-Awang”


sambil memperlihatkan kartu angka kepada peserta didik.
b. Satu guru lainnya memperagakan konsep bilangan (angka)
dengan menggunakan jari-jari tangan sebagai visualisasi
jumlah dan gerak penulisannya.
c. Satu guru lainnya memperagakan cara menuliskan angka-
angka yang disebutkan dalam setiap lirik lagu di papan
tulis dengan menggunakan spidol (boardmarker).

3. Penutup Setelah kegiatan pengenalan bilangan 1 sampai 10 disertai


visualisasi cara penulisan angka dan jumlah jari-jari tangan
selesai, para guru kemudian memberikan apresiasi kepada
peserta didik, dengan memberikan pujian :
“Horeeee....pintar semua nya....ya”

Kartu angka merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar. Media kartu angka ini berfungsi untuk
membantu anak memahami konsep belajar angka dan operasi bilangan dalam
matematika. Untuk memberikan kesan belajar matematika yang menyenangkan, kegiatan
pengenalan angka dilakukan dengan bernyanyi dan menuliskan angka. Harapannya
melalui permainan kartu angka ini, anak-anak akan belajar sambil bermain konsep
berhitung dengan menyenangkan. Dengan lagu tersebut anak dapat membayangkan dan
memperagakan cara membuat angka 1 sampai 10.

5
B. Kegiatan Pembelajaran Angka dan Hitungan
Sebuah pesan tersirat dalam pendapat Suharta (2006: 34), bahwa bila anak belajar
matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari (tanpa makna) maka anak akan
cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. Pertanyaannya kemudian adalah
apa relevansinya dengan esensi kegiatan pembelajaran pembelajaran angka dan hitungan
bagi anak usia dini (AUD). Adakah korelasinya dengan situasi bathin anak usia dini
tersebut terkait pembelajaran matematika, khususnya belajar membilang angka dan
operasi bilangan sederhana? Sementara anak tidak memahami, mengapa harus mampu
membilang, untuk apa angka harus dikurang, ditambah, atau dikali ? Sehingga secara
pragmatis, dalam diri anak didik belum menemukan manfaat praktis atau alasan mengapa
mereka perlu mempelajari matematika, khususnya mengenal angka dan perhitungan
sederhana. Disinilah tantangan para guru PAUD dalam melakukan empaty, dan
menyelami sudut pandang anak-anak didik mereka. Apa yang membuat mereka tertarik
untuk mempelajari sesuatu termasuk konsep bilangan dan angka? Bagaimana mereka
memahami konsep-konsep tersebut dengan pendekatan kegiatan-kegiatan bermain sambil
belajar? Akumulasi pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagi para guru PAUD dalam konteks implementasi pemikiran tersebut dalam
sebuah kegiatan pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi anak-anak usia dini
(AUD).
Konsep pemecahan masalah pembelajaran matematika untuk anak usia dini dalam
konteks pengenalan angka dan hitungan sederhana, dalam hal ini didekati dengan strategi
bermain sambil belajar, dengan bantuan media kartu angka dan lego berwarna-warni.
Kartu angka digunakan sebagai alat visualisasi bentuk angka dan cara penulisannya.
Sementara lego berwarna-warni digunakan untuk visualisasi jumlah yang
berkorespondensi dengan kartu angga yang ditunjukkan oleh guru. Selain itu pemilihan
lego yang berwarna-warni dimaksudkan untuk menarik perhatian anak didik dan
pengkondisian konsentrasi belajar mereka.
Adapun sintaks atau pun skenario pembelajaran matematika dengan topik
bilangan 1 sampai 10 dan hitungan sederhana, dengan pendekatan belajar sambil bermain
tersebut adalah sebagai berikut.

6
Tahapan Kegiatan
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1. Pembukaan a. Guru mengucapkan salam “Om Swastiastu” dan
menanyakan keadaan anak-anak didik.
b. Guru menyampaikan tema kegiatan pembelajaran.
c. Tiga orang guru mengambil posisi masing-masing,
sebagai : (1) penampil kartu angka, (2) penampil jumlah
dengan menggunakan jari-jari tangan; dan (3) penampil
jumlah dengan lego berwarna-warni.
a. Kegiatan Inti a. Satu orang guru menyebutkan angka sambil
memperlihatkan kartu angka kepada peserta didik.
b. Satu guru lainnya memperagakan konsep bilangan (angka)
dengan menggunakan jari-jari tangan sebagai visualisasi
jumlahnya.
c. Satu guru lainnya memperagakan hitungan angka-angka
dengan menyusun lego warna-warni sesuai dengan jumlah
jari dan tampilan kartu angka yang diperlihatkan oleh
guru-guru lainnya.
d. Penutup a. Setelah kegiatan perhitungan 1 sampai 10 disertai
visualisasi jumlah jari-jari tangan dan susunan logo warna-
warni selesai, Guru kemudian memberikan apresiasi
kepada peserta didik, dengan memberikan pujian :
“Horeeee....pintar anak-anak bunda semuanya”.
b. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan menutup
kegiatan dengan manyanyikan lagu “Satu Dua Tiga
Empat”.
c. Guru kemudian mengakhiri kegiatan dengan
mengucapkan salam parasama shanti :
“Om Shanti Shanti Shanti Om”.

Pada prinsipnya, pendekatan pemecahan masalah pembelajaran matematika di


atas didekati dengan: (a) visualisasi konsep pemahaman yang sesuai dengan tingkat
penalaran anak-anak usia dini yaitu dengan jari-jari tangan, kartu angka dan jumlah
susunan lego; (b) penggunaan lego berwarna-warni pada dasarnya merupakan upaya
pengkondisian mental anak usia dini bahwa mereka tengah bermain lego, sehingga secara
psikologis mereka akan siap untuk belajar angka dan hitungan dengan cara bermain lego;
dan (c) pemilihan lego berwarna warni yang disusun dengan berselang-seling akan
menarik perhatian dan konsentrasi belajar anak dalam menyusun konsep berhitung sambil
bermain menyusun lego di atas kartu angka yang dipilihnya.

7
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika untuk anak usia dini
(AUD) terkait tema pengenalan angka 1 sampai 10, para guru PAUD dapat
menerapkan strategi belajar sambil bernyanyi untuk memudahkan anak dalam
mengenal bilangan. Lagu yang digunakan hendaknya memberikan petunjuk
tentang bentuk angka dan cara penulisannya sesuai dengan tingkat penalaran
anak usia dini.
2. Konsep pemecahan masalah pembelajaran matematika untuk anak usia dini
dalam konteks pengenalan angka dan hitungan sederhana, dapat didekati
dengan strategi bermain sambil belajar, dengan bantuan media kartu angka dan
lego berwarna-warni.
3. Pendekatan pemecahan masalah pembelajaran matematika dengan tema angka
dan hitungan dapat didekati dengan: (a) prinsip visualisasi konsep pemahaman
menggunakan jari-jari tangan, kartu angka dan jumlah susunan lego; (b) prinsip
pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) untuk mengkondisikan mental
anak usia dini bahwa mereka tengah bermain lego sambil belajar; dan (c) prinsip
penarikan perhatian (empasis) melalui pemilihan lego berwarna warni yang
disusun dengan berselang-seling, agar perhatian dan konsentrasi belajar anak
menjadi lebih baik dan efektif.

B. Saran – Saran
1. Bagi guru PAUD-TK dan orang tua, agar memperhatikan perkembangan
penalaran anak didik dalam memberikan latihan atau pembelajaran guna
mengembangkan konsep pemahaman matematis (angka dan hitungan), agar
anak-anak dapat lebih mudah memahami esensi materi yang diajarkan.
2. Bagi guru PAUD-TK dan Orang tua, agar senantiasa memperhatikan aspek : (a)
kesiapan belajar dan gaya belajar anak, (b) empati terhadap persepsi anak dalam
mempelajari sesuatu materi, (c) pemodelan atau pemberi contoh secara benar,
(d) pemberian bimbingan; dan (e) pemberian motivasi belajar secara tepat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mursid. (2018). Belajar dan Pembelajaran PAUD. Jakarta: Rosda Karya.


Masganti. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakart : Kencana Prenada
Media.
Suharta, I Gusti Putu. 2006. “Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana?”.
www.depdiknas.go.id/jurnal/38/Matematika%20Realistik. htm. Diakses 14 Maret
2021.

Anda mungkin juga menyukai