Pokok – pokok bahasa yang tercakup dalam Kurikulum Matematika meliputi: Himpunan;
Bilangan cacah , Asli ,Bulat , Pecahan , dan Rasional; Geometri Datar dan Ruang; Ukuran;
Setruktur dan pola Matematika di sekitar Siswa; Kalimat Matematika; Teori Kemungkinan
Dan Statistika;serta soal – soal cerita .
Untuk keperluan siswa disediakan 12 buku siswa. Artinya setiap tingkat kelas dilengkapi
Dengan dua jilid, yaitu jilid A dan jilid B. Setisp buku di perkirakan selesai dalam enam
bulan atau satu semester.
Buku Pedoman Khusus untuk guru terbit menyertai setiap Buku Paket untuk murid. Oleh
karena itu ada 12 buku Pedoman Khusus. Buku paket tersebut memuat Penjelasan tentang
materi , metoda dan alat-alat peraga atau alat bantu dari konsep-konsep yang diajarkan
dalam Buku Paket untuk Murid.
Kepala Sekolah dan Penilik juga menerima penataran tentang Matematika SD yang berlaku
Melalui penataran-penataran pendek mereka diperkenalkan terutama pada hal-hal baru
berkenan dengan materi ,metodologi ,maupun pendekatan yang berlaku pada pengajaran
Matematika SD tersebut.
Pendidikan calon guru Sekolah Dasar pada masa sebelum tahun 1991 diselenggarakan di
Sekolah Pendidikan Guru (SPG) , Sekolah Guru Olahraga (SGO) serta Kursus Pendidikan
Guru (KPG). Lembaga –lembaga Pendidikan tersebut juga mengalami perubahan kurikulum,
termasuk di dalamnya perubahan mata pelajaran Ilmu Pasti menjadi Matematika.
C. BERHITUNG DALAM KURIKULUM MATEMATIKA SD
Sejak awal matematika diajarkan di Sekolah Dasar selalu saja timbul pertanyaan “apakah
berhitung atau aritmetika masih dipelajari siswa SD?” Jawaban untuk pertanyaan itu tantu saja
“ya”. Selanjutnya jawaban tersebut masih memerlukan tambahan informasi seperti :
Dalam petunjuk ini secara tegas dinyatakan bahwa tujuan pelajaran berhitung diantaranya
adalah untuk menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung, serta
meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari pengetahuan lebih lanjut.
Petunjuk pengajaran berhitung lahir dan dilaksanakan pada saat kurikulum matematika masih
berlaku. Di perkirakan pelaksanaan petunjuk tersebut dapat menutup kekurangan yang telah
terjadi pada pelaksaan pengajaran matematika SD dan mencegah kesalahan berlarut terjadi.
Bahan kajian pelajaran berhitung di Sekolah Dasar dikelompokkan dalam tujuh topik yaitu :
1. Kebenaran persepsinya tentang pokok/sub pokok bahasan dan uraian materi yang
tercantum. Kebenaran persepsi guru ini amat penting karena merupakan dasar bagi
guru dalam menentukan serta merencanakan kegiatan belajar siswanya.
2. Pembinaan Ketrampilan Berhitung. Pada setiap tahapan bilangan yang dipelajari siswa
beserta operasi hitungnya, disarankan untuk sesegera mungkin guru melakukan
pembinaan ketrampilan siswa.
Contohnya : ketika siswa kelas I SD belajar bilangan 0 sampai 5 beserta operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan, mereka harus belajar menghafal operasi hitung dan
bilangan-bilangan tersebut.
3. Penggunaan berbagai cara untuk Drill
Mencongak adalah cara lama yang sangat efisien untuk melatih ketrampilan berhitung
siswa secara klasikal. Sayangnya cara ini biasanya sangat menegangkan bagi siswa,
karena itu sebaiknya mencongak tidak digunakan setiap hari. Membina ketrampilan
siswa dengan cara yang dirasa santai dan disenangi anak dapat dilakukan melalui
bermain.
Misalnya: siswa bekerja dengan teman sebangku berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru kepada siswanya di kelas, sekalipun siswa harus berusaha menyelesaikan
dalam waktu sependek mungkin dan mendapatkan penyelesaian yang tepat dan betul,
kegiatan yang bentuknya bermain akan menciptakan situasi yang menyenangkan bagi
anak.
4. Membatasi penggunaan alat bantu peraga hanya untuk pemahaman konsep-konsep
yang abstraksinya masih sulit dimengerti atau dipahami siswa.
Penggunaan alat bantu/peraga tanpa batas dalam kegiatan pemahaman atau latihan
dapat membuat siswa tergantung pada alat bantu tersebut dalam menyelesaikan
masalah-masalah pengerjaan hitung yang dihadapi.
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bagian tiga dapatlah disimpulkan bahwa sekalipun pokok
bahasan maupun materi pengajaran berhitung telah lebih dikhususkan, apabila konsep-konsep
yang sangat mendasar seperti fakta-fakta dasar operasi hitung bilangan hanya sampai
dimengerti oleh anak dan tidak dilatihkan sampai hafal maka anak akan kurang mampu
menampilkan kecakapan berhitung yang dimilikinya.