Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI

PROBLEMATIKA PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DI SMPN 20 SEMARANG

Disusun Oleh:
✓ Nor Khasanah 34201300175
✓ Ramlah Haafi 34201300183
✓ Rusmita Tsa Fitri 34201300187
✓ Ulfa Lutfia 34201300198

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan

observasi ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam

problematika perencanaan pembelajaran matematika

Harapan kami semoga makalah ini membantu dan menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 16 Oktober 2015


Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB ​I​ ​PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Observasi

D. Manfaat Observasi

BAB I​I PEMBAHASAN

A​. Tempat Observasi

B. Waktu Pelaksanaan Observasi

C​. Problematika dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika

D​. Usaha Untuk Mengatasi Problematika Perencanaan Pembelajaran Matematika

E​. Strategi Yang Sesuai Untuk Mengatasi Problematika Perencanaan Pembelajaran


Matematika

BAB II​I PENUTUP

A​. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI PADA SAAT OBSERVASI DI SMPN 20 SEMARANG

4
5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai pendidik mungkin sering kita membayangkan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita buat dapat terimplementasi dengan baik.
Ketika datang di kelas, peserta didik sudah siap tersenyum, bersemangat menunggu
kehadiran kita. Mereka memperhatikan setiap kata dan memenuhi anjuran-anjuran yang
diperintahkan. Mereka juga tidak ada yang duduk gelisah atau pandangannya
menerawang. Situasi itu yang kita harapkan selama mengajar, tetapi apa kenyataannya?
Peserta didik sering menampakkan situasi yang berlawanan. Pendidik matematika ibarat
tamu yang tak diundang, datang kadang tidak sepenuhnya diperhatikan. Peserta didik
tidak aktif atau belajar melakukan aktivitas-aktivitas dengan setengah hati. Peserta didik
enggan bekerjasama, berkelompok, melaksanakan, dan berupaya dengan keras
menyelesaikan soal atau tugas-tugas.
Banyak upaya mengubah situasi itu, seperti dengan menerapkan strategi,
pendekatan, model pembelajaran, atau orientasi pembelajaran yang mutakhir. Upaya itu
masih terus berlangsung hingga saat ini. Kondisi demikian merupakan masalah yang
harus diatasi dan akan selalu dihadapi pendidik terutama pendidik matematika. Masalah
itu berkembang mengikuti masa dan dinamika perubahan yang terjadi.
Untuk mengatasinya, kami melakukan observasi atau pengamatan di SMP
Negeri 20 Semarang agar kami mengetahui dengan jelas masalah dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kami mewawancarai dua guru
matematika yang mengajar di sekolah tersebut, dan kami juga memberikan angket
kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran matematika di SMP Negeri 20 Semarang ?

6
2. Bagaimanakah usaha yang dilakukan oleh guru atau sekolah untuk mengatasi
masalah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran matematika di SMP Negeri
20 Semarang ?
3. Strategi atau metode apa yang sesuai untuk mengatasi masalah dalam penyusunan
pembelajaran matematika di SMP Negeri 20 Semarang?

C. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi masalah tentang
penyusunan perencanaan pembelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui strategi atau metode yang sesuai untuk mengatasi masalah dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran matematika.

D. Manfaat Observasi
1. Kita sebagai calon guru bisa mengidentifikasi problematika yang sering terjadi
dalam penyusunan pembelajaran matematika.
2. Kita juga akan memahami usaha-usaha apa yang harus dilakukan dalam mengatsi
masalah penyusunan perencanaan pembelajaran.
3. Selain itu, kita bisa menggunakan strategi atau metode yang tepat jika pelaksanaan
perencanaan pembelajaran matematika yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan
yang kita harapkan.

7
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tempat Observasi
Observasi kami lakukan di SMP Negeri 20 Semarang yang beralamat di Jalan
Kapas Utara Raya II/2 Kecamatan Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Telp./Faks. (024)
6594047. Kepala SMPN 20 Semarang adalah Anwar Kumaidi. Sama dengan SMP pada
umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 20 Semarang ditempuh
dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX.

B. Waktu Pelaksanaan Observasi


Observasi pertama dilakukan pada Selasa, 13 Oktober 2015. Kami melakukan
wawancara dengan dua guru matematika di SMPN 20 Semarang yaitu Ibu Sofiyah,
S.Pd, dan Ibu Dra. Munawaroh. Tujuan kami melakukan wawancara ini adalah untuk
mengetahui problematika apa saja yang dialami oleh Ibu Sofiyah dan Ibu Munawaroh
dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika.
Observasi yang kedua dilakukan pada Kamis, 15 Oktober 2015 yang dimana kami
memberikan angket kepada siswa Kelas IX G mengenai pembelajaran matematika di
kelas. Pada saat perbagian angket terhadap peserta didik kami di izinkan untuk
menggantikan jam pelajaran pak Sumirin karena beliau ada kegiatan keluar sekolah.
Tujuan pembagian angket ke siswa agar mengetahui seberapa berperannya proses
perencanaan pembelajaran itu terhadap siswa yang terlibat di dalamnya.

C. Problematika dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika


Pada saat observasi setelah kami melakukan sebuah wawancara terhadap dua guru
di SMPN 20 Semarang yaitu ibu Sofiyah dan ibu Munawaroh. Menurut ibu Sofiyah
permasalah yang ditemukan dalam perencanaan pembelajaran matematika yaitu mereka
berdua menanggapi tentang problematika dalam perencanaan pembelajaran matematika.
Menurut ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah problematika perencanaan pembelajaran
matematika tersebut adalah dalam sebuah rencana pasti kebanyakan tidak sesuai dengan
apa yang ada di lapangan jadi perencanaan pembelajaran tersebut menyesuaikam

9
dengan kondisi di lapangan dengan mengharapkan untuk mengarahkan pada tujuan atau
rencana yang telah dibuat sebelumnya tentang pembelajaran matematika.
SMPN 20 Semarang ini ternyata pernah menerapkan kurikulum 2013 namun
hanya satu semester saja kemudian kembali lagi ke KTSP sehingga kami tertarik untuk
menanyakan mengenai perencanaan pembelajaran sedikit kami singgung tentang
efisinan mana antara pembuatan RPP KTSP dengan kurikulum 2013 mereka menjawab
dengan gamblang kalau pembuatan RPP itu jauh lebih mudah dalam pembuatan RPP
KTSP karena tidak banyak hal-hal yang dimasukkan atau dirincikan pada
pembuatannya. Namun,pada pembutan RPP dalam kurikulum 2013 banyak hal yang
dirincikan sehingga menyulitkan dan menyita banyak waktu seorang guru dalam
pembuatannya. Menurut ibu Sofiyah juga dalam hal penilaian dalam kurikulum 2013
banyak sekali hal yang di nilai sehingga memberatkan seorang guru yang bersangkutan
apalagi mengenai pelajaran matematika.
Adapun rincian dari problematika dalam perencanaan pembelajaran matematika
tersebut adalah:
1. Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester
Berdasarkan analisis contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas dan
wawancara dengan ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah tidak ada kendala dalam
penulisan mengenai data sekolah, mata pelajaran maupun kelas/semester.
2. Materi pokok
Berdasarkan hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh ibu
Munawaroh dan ibu Sofiyah terlihat bahwa tidak ada kendala dalam menentukan
materi pokok yang akan digunakan karena materi pokok sudah tercantum pada buku
guru maupun buku siswa.
3. Alokasi waktu
Berdasarkan hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh ibu
Munawaroh dan ibu Sofiyah yang telah dianalisis di atas terlihat bahwa tidak ada
kendala dalam menentukan alokasi waktu.Alokasi waktu sudah diatur dalam buku
paket guru maupun siswa.
4. Tujuan pembelajaran, KD, dan indkator pencapaian kompetensi

10
Kompetensi Dasar yang harus digunakan saat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ada perbedaan antara buku guru dari Kemdikbud dan model RPP dari
Direktorat Pembinaan SMP sehingga harus memilih salah satu. Seperti contoh RPP
bab V oleh ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah menggunakan KD berdasarkan model
RPP kelas VII yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMP sehingga ada
perbedaan dengan buku guru Kemdikbud.
5. Materi pembelajaran dan metode pembelajaran
Tidak ada kendala dalam menggunakan materi dan metode pembelajaran sudah
ditentukan dan telah tercantum dalam buku guru maupun buku paket siswa yang
dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Sedangkan metode
pembelajaran ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah sudah mempelajari dari beberapa
buku dan internet.
6. Media, alat, dan sumber belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran oleh ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah diketahui tidak ada kendala
dalam penggunaan media, alat serta sumber belajar.
7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh ibu
Munawaroh dan ibu Sofiyah diketahui langkah-langkah pembelajaran kendalanya
adalah saat menyesuaikan penggunaan strategi pembelajaran dengan pendekatan
sientifik karena dalam kegiatan inti harus mencerminkan adanya pendekatan
sientifik.
8. Penilaian Menurut ibu Munawaroh dan ibu Sofiyah, kesulitan dalam penilaian
adalah format baru dalam kurikulum 2013 yang sangat banyak sehingga guru harus
paham terlebih dulu. Guru harus menilai sikap spiritual siswa, sikap sosial,
pengetahuan serta keterampilan jadi harus jeli memperhatikan setiap siswanya.

D. Usaha Untuk Mengatasi Problematika Perencanaan Pembelajaran Matematika


Berdasarkan hasil wawancara, usaha yang dilakukan oleh guru di SMPN 20
Semarang dalam mengatasi masalah yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat yaitu dengan memperhatikan

11
kondisi siswa terlebih dahulu dan juga lingkungan sekitar. Kata ibu Sofiyah salah satu
contohnya apabila ada permasalahan di dalam proses belajar mengajar terutama pada
pelajaran matematika ini, jika penyampaian materi yang sudah dijelaskan ada siswa
yang tidak mengerti hal ini sudah menjadi salah satu permasalahan mengenai
perencanaan pembelajaran yang telah di buat sehingga seorang guru menjelaskan ulang
materi yang belum dipahami oleh siswa tersebut.
Adapun usaha untuk mengatasi problematika dalam penyusunan pembelajaran
matematika di SMP Negeri 20 Semarang yaitu sebagai berikut:
1. Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester
Mata pelajaran maupun kelas/semester juga sudah jelas dipahami oleh guru
bersangkutan sehingga tidak ada kendala dalam penulisannya.

12
2. Materi pokok
Materi pokok telah tercantum dalam silabus maupun buku guru yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga tidak ada kesulitan dalam
menentukan materi pokok yang akan digunakan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
3. Alokasi waktu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh ibu Munawaroh dan ibu
Sofiyah belum diberi keterangan mengenai jumlah waktu mengajar yaitu 40
menit/jam pelajaran sehingga perlu diberi keterangan tersebut agar lebih jelas.
4. Tujuan pembelajaran, KD, dan indkator pencapaian kompetensi
Tujuan pembelajaran sebaiknya dibuat sesuai dengan Kompetensi Dasar yang
digunakan. Apabila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan,
sebaiknya tujuan pembelajaran dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga
target-target dalam setiap pembelajaran terlihat jelas. Kompetensi Dasar telah
ditentukan tinggal melihat dalam buku guru maupun silabus yang telah dikeluarkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan indikator pencapaian
kompetensi disesuaikan dengan KD dan tujuan pembelajaran.
5. Materi pembelajaran dan metode pembelajaran Materi pembelajaran dapat
dikembangkan menggunakan referensi lain yang relevan disesuaikan dengan materi
pada buku paket siswa sedangkan metode pembelajaran lebih bervariasi disesuaikan
dengan kondisi kelas. Contoh metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu
metode inkuiri, kooperatif, kontekstual dan lain sebagainya yang dapat
dikolaborasikan dengan strategi-strategi belajar yang ada seperti ​make a match,
snowball throwing, example non example, picture and picture, problem base
learning, teams game tournament, numbered head together, everyone is a teacher
here, role playing,​ dan masih banyak lagi strategi yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan siswa.
6. Media, alat, dan sumber belajar
Media yang digunakan seharusnya bervariasi sehingga dapat memunculkan
antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan media

13
film, video, gambar, ​powerpoint,​ atau lainnya sehingga siswa tidak merasa bosan.
Alat yang digunakan bisa papan tulis dan spidol, LCD dengan laptop, dan lainnya.
Sedangkan sumber belajar dapat menggunkan buku guru dan buku siswa dan
referensi lainnya yang relevan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah- langkah
pembelajaran harus menggunakan pendekatan sientifik disesuaikan dengan metode
dan strategi pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
8. Penilaian
Penilaian dalam kurikulum tahun 2013 guru yang harus dinilai adalah sikap
spiritual siswa, sikap sosial, pengetahuan serta keterampilan, sehingga sebagai guru
harus jeli memperhatikan setiap siswanya agar dapat menilai mereka secara
objektif.
E. Strategi Yang Sesuai Untuk Mengatasi Problematika Perencanaan Pembelajaran
Matematika
Cara umum mengatasi masalah pembelajaran matematika adalah memberikan
bekal pengetahuan, pemahaman dan pengalaman terhadap aktor yang menjalankan
proses pembelajaran tersebut, dalam hal ini adalah guru sebagai pendidik. Upaya yang
dapat dilakukan adalah melalui pelatihan, workshop, seminar, pembinaan pendidik
melalui MGMP atau peningkatan jenjang kualifikasi akademik dari S1 menjadi S2.
Program-program tersebut dapat mengubah keyakinan dan pandangan pendidik
terhadap sifat alami matematika maupun matematika sekolah (pendidikan), melalui
bukti-bukti operasional yang praktis dalam implementasinya, sekaligus mengatasi
kelemahan penguasaan dan pemahaman terhadap materi matematika.
Apabila diasumsikan bahwa komponen-komponen pembelajaran lain merupakan
suatu kondisi yang tetap atau ditetapkan apa adanya, maka komponen yang dapat
berubah dan bertanggungjawab terhadap proses itu adalah pendidik. Penddik lah yang
perlu berbenah dan memperbaiki diri serta berusaha mengubahnya. Pendidik merupakan
agen perubahan di dalam kelas. Dengan demikian upaya mengatasinya pertama kali

14
adalah mengubah keyakinan pendidik terhadap matematika dan pembelajaran yang
seharusnya.
Keyakinan pendidik terhadap matematika ataupun praktek pembelajarannya akan
mempengaruhi pada performa peserta didik selanjutnya. Hubungan antara matematika
dan pengajaran serta pembelajarannya dijelaskan Goos,et.al (2007) berikut.

15
Keyakinan terhadap Keyakinan terhadap Keyakinan terhadap
Matematika pengajaran matematika pembelajaran
matematika
Instrumentalis: Memfokuskan isi dengan Ketuntasan keterampilan,
Matematika sebagai suatu penekanan pada kinerja penerimaan yang pasif
seperangkat alat dari terhadap pengetahuan
fakta-fakta, aturan-aturan,
dan
keterampilan-keterampilan
Platonis: Memfokuskan isi dengan Kontruksi aktif dari
Matematika sebagai suatu menekankan pada pemahaman
bodi statis yang absolut pemahaman
dan pengetahuan yang
pasti dan abstrak.
Pemecahan masalah: Memfokuskan pada Eksplorasi otonom dari
Matematika sebagai pembelajar keinginan/minat sendiri.
sesuatu yag dinamis dan
hasil kreasi manusia

Bagaimana pendidik memandang matematika akan berdampak pada praktek


pembelajarannya. Dengan demikian upaya perbaikan dengan berbagai cara perlu
menyadarkan pendidik terhadap pandangan atau keyakinannya terhadap matematika
tersebut.
Sedangkan George Polya dalam bukunya How To Solve It memberikan saran
untuk mengajar matematika pada siswa dan mini ensiklopedia istilah heuristik. Dalam
bukunya tersebut G. Polya memperkenalkan 4 langkah dalam penyelesaian masalah
yang disebut heuristik. 4 langkah tersebut yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali.
1. Memahami Masalah

16
Untuk dapat memahami suatu masalah yang harus dilakukan adalah pahami
bahasa atau istilah yang digunakan dalam masalah tersebut, merumuskan apa yang
diketahui, apa yag ditanyakan, apakah informasi yang diperoleh cukup,
kondisi/syarat apa saja yang harus terpenuhi, nyatakan atau tuliskan masalah
dalam bentuk yang lebih operasional sehingga mempermudah untuk dipecahkan.
2. Merencanakan pemecahan
Untuk merencankan pemecahan masalah kita dapat mencari
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi atau mengingat-ingat kembali
masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan sifat / pola dengan
masalah yang akan dipecahkan. Kemudian barulah menyusun prosedur
penyelesaiannya.
3. Melaksanakan Rencana
Langkah ini lebih mudah daripada merencanakan pemecahan masalah, yang harus
dilakukan hanyalah menjalakan strategi yang telah dibuat dengan ketekunan dan
ketelitian untuk mendapatkan penyelesaian.
4. Melihat Kembali
Kegiatan pada langkah ini adalah menganalisis dan mengevaluasi apakah strategi
yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada strategi yang lain
yang lebih efektif, apakah strategi yang dibuat dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sejenis, atau apakah strategi yang dapat dibuat
generalisasinya. Ini bertujuan untuk menetapkan keyakinan dan memantapkan
pengalaman untuk mencoba masalah baru yang akan datang.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Matematika di SMP
Negeri 20 Semarang dapat dikatakan telah sesuai dengan implementasi kurikulum
tahun 2013 dan telah memenuhi indikator meskipun ada beberapa yang harus
ditambahkan dan diperbaiki agar lebih sempurna.
2. Kendala dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hanya ada
beberapa diantaranya masih kesulitan harus menggunakan Standar Kompetensi dari
buku guru yang telah dikeluarkan lebih dulu oleh Kemdikbud atau menggunakan
Kompetensi Dasar dari buku model RPP dari Direktorat Pembinaan SMP yang baru
diedarkan pada semester genap tahun 2014. Kendala lain adalah ketika menyusun
langkah-langkah pembelajaran guru masih sedikit kesulitan karena harus
menggunakan pendekatan sientifik dalam langkah-langkah pembelajaran,
sedangkan guru selama ini belum pernah menggunakan pendekatan tersebut.
Kendala selanjutnya adalah penilaian karena penilaian yang menggunakan
kurikulum tahun 2013 sedikit berbeda dengan KTSP sehingga perlu penyesuaian.
3. Solusi yang ditawarkan oleh peneliti adalah ketika menulis alokasi waktu sebaiknya
diberikan penjelasan mengenai jumlah menit mengajar seperti untuk SMP maka 40
menit/jam pelajaran jadi untuk tiga kali pertemuan maka dapat ditulis 3 pertemuan
x 3 jam pelajaran x 40 menit (3 x 120 menit). Sebaiknya Kompetensi Dasar
disesuaikan dengan buku guru dan buku siswa sehingga ada kesesuaian dengan
tujuan serta materi pembelajarannya. Metode dan strategi pembelajaran sebaiknya
bervariasi yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan
siswa. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja,
dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

B. Saran

18
Kami meyarankan kepada para pembaca agar bisa mencermati isi makalah ini
dengan cermat dan teliti agar dapat memahami maksud dari pada penyusun. Selain itu
kami juga menyarankan kepada para guru supaya bisa mengaplikasikan isi dari pada
makalah ini dalam proses belajar mengajar di kelas.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. ​Diklat Guru dalam Rangka Implementasi
Kurikulum 2013 Mata Diklat Analisis Materi Ajar Jenjang SD/SMP/SMA Mata
Pelajaran Pendekatan Scientific​. http://www.kemdikbud.go.id​. Diakses pada 17
Oktober 2015 pukul 03.00 WIB.
Siswono, tatag Y.E. h​ ttp://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:a33Dy0d0Cd8J:
www.academia.edu/4069164/PROFESI_GURU_MATEMATIKA_DAN_PROBLEMATIKA_
YANG_DIHADAPI+ &cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id​.

20
DOKUMENTASI PADA SAAT OBSERVASI DI SMPN 20 SEMARANG

21

Anda mungkin juga menyukai