Anda di halaman 1dari 149

Modul 3

Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini

Pendahuluan
Materi pada modul ini bukanlah materi baru yang akan saudara pelajari
ketika belajar di S1. Saudara pernah bertemu dengan materi tersebut. Coba ingat
kembali “materi belajar apa yang perlu dikuasai oleh anak usia dini?” Saudara
ingat “matematika, sains, bahasa, sosial, dan seni”. Iya, betul sekali, materi belajar
yang saudara ingat tersebut perlu dikuasai oleh anak dan diberikan melalui
berbagai kegiatan belajar.
Kegiatan belajar anak usia dini dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang
yang paling utama dan terbaik bagi anak usia dini untuk belajar adalah bermain.
Anak usia dini adalah seorang pembelajar aktif yang memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Hal ini perlu dipahami oleh pendidik anak usia dini, agar mampu
memberikan pengetahuan yang bermakna bagi anak. Pengetahuan yang akan
diberikan pada anak dikenal dengan konten materi. Konten materi berisikan
beragam pengetahuan apa yang akan diberikan kepada anak. Materi belajar untuk
anak usia dini yang perlu dikuasai oleh anak yaitu pengetahuan matematika dan
sains, studi sosial, bahasa dan literasi, dan seni. Materi belajar anak usia dini
disampaikan melalui kegiatan belajar yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik anak. Kegiatan belajar anak usia dini dirancang agar anak dapat
memperoleh pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan.
Dalam upaya menfasilitasi belajar anak, guru harus memahami apa saja
yang perlu dipelajari anak. Materi belajar yang perlu diberikan dan diperoleh anak
dapat disampaikan melalui aktivitas belajar harian. Materi dan kegiatan belajar
anak usia dini harus dilaksanakan secara bermakna dalam bentuk tema yang
menstimulasi aspek perkembangan anak. Materi belajar dapat diberikan sesuai
dengan muatan kurikulum yang dikembangkan oleh guru. Dalam pedoman
kurikulum 2013 PAUD dijelaskan bahwa muatan kurikulum berisi program-
program pengembangan, yang terdiri atas: (1) program pengembangan nilai agama

1
dan moral, (2) program pengembangan fisik motorik, (3) program pengembangan
kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5) program pengembangan sosial-
emosional, dan (6) program pengembangan seni. Program pengembangan
dimaksud adalah perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku,
kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial emosional, dan bahasa melalui
kegiatan bermain.
Nah, berarti saudara sebagai pendidik anak usia dini perlu berupaya untuk
memilih materi belajar yang tepat dan merancang kegiatan belajar yang
menyenangkan. Kegiatan belajar dilaksanakan dalam suasana belajar yang dapat
mendorong minat anak untuk belajar. Modul kali ini kita akan membahas tentang
materi dan kegiatan belajar yang dapat digunakan di PAUD pada anak usia dini
dan sesuai dengan perkembangan anak.

Deskripsi Singkat
Dalam modul 3 (tiga) ini akan dibahas lebih jauh mengenai konten materi
dan kegiatan belajar yang perlu dilakukan guru bersama anak. Konten yang akan
dipaparkan dalam modul ini terkait dengan materi dan kegiatan belajar sains dan
matematika, studi sosial, bahasa dan literasi, dan kegiatan seni AUD. Modul ini
diharapkan dapat membantu saudara untuk mencapai kompetensi sebagai berikut :
1. Mampu merekonstruksi materi belajar AUD dari berbagai konten materi
pembelajaran secara bermakna dalam bentuk tema yang menstimulasi
aspek perkembangan anak
2. Merancang pembelajaran untuk AUD berdasarkan teori bermain dan
permainan dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak abad 21
3. Mampu mengimplementasikan pembelajaran untuk anak usia dini yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan abad 21

2
Relevansi
Pengetahuan guru tentang apa yang digunakan dalam pembelajaran bersama anak
usia dini perlu dipahami secara komprehensif agar guru tidak keliru dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar yang berisi konsep pengetahuan yang perlu dikuasai anak.
Materi belajar yang penting digunakan dalam pembelajaran bersama anak terkait tentang
konsep matematika, sains, studi sosial, bahasa dan liteasi dan juga seni. Kegiatan belajar
untuk anak usia dini dirancang sesuai dengan tema yang dikembangkan oleh guru.
Keterkaitan tema dengan kegiatan belajar anak usia dini dirangkum dalam kegiatan
main yang dapat membantu anak untuk mencapai kompetensi dan tingkat perkembangan
yang diharapkan. Dalam modul ini saudara akan mempelajari beragam pengetahuan yang
sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini dan bagaimana rancangan kegiatan
belajar yang tepat untuk menyampaikan materi belajar tersebut.

Petunjuk Belajar
Dalam modul ini Saudara akan mendalami bahan belajar dari setiap konten
kurikulum, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Modul ini akan dibagi menjadi
4 (empat) kegiatan belajar yaitu:
Kegiatan Belajar 1 : Kegiatan Belajar Matematika dan Sains AUD
Kegiatan Belajar 2 : Kegiatan Belajar Studi Sosial, Bahasa, dan Literasi AUD
Kegiatan Belajar 3 : Kegiatan Belajar Seni AUD
Kegiatan Belajar 4 : Keterkaitan tema pembelajaran dengan
kegiatan belajar AUD
Pembahasan yang disajikan dalam modul ini juga meliputi rangkuman yang disajikan
pada tiap akhir kegiatan belajar untuk membantu Saudara mengingat kembali pokok-pokok
pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selain itu, diharapkan Saudara juga mengerjakan
latihan dan tes formatif yang telah disiapkan, sehingga Saudara memiliki pemahaman yang
lebih komprehensif. Forum diskusi dirancang untuk dikerjakan secara berkelompok dan
didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Tes formatif dikembangkan dengan maksud
membantu mengukur tingkat pemahaman Saudara tentang materi yang dipaparkan. Sebelum
membaca keseluruhan kegiatan belajar, Saudara disarankan untuk membaca glosarium yang

3
dicantumkan sebelum pemaparan kegiatan belajar. Hal ini akan membantu anak
mendapatkan makna beberapa istilah yang akan dituliskan pada setiap kegiatan belajar.

Akhirnya selamat belajar, semoga kesuksesan menyertai Anda!

4
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar Matematika dan Sains AUD
Niken Pratiwi,S.Pd, M.Pd
Eriva Syamsiatin, S.Pd, M.Si

Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar kali ini membahas belajar matematika dan sains anak usia dini.
Pembahasan materi dalam kegiatan belajar ini diharapkan dapat membantu Saudara dalam
mencapai kompetensi berikut :
a. Mampu menelaah materi belajar AUD berdasarkan konsep matematika dalam
suatu pembelajaran di PAUD
b. Mampu menelaah materi belajar AUD berdasarkan konsep sains dalam suatu
pembelajaran di PAUD
c. Mampu membuat contoh skenario pembelajaran dengan pendekatan tematik
integratif.

Relevansi
Kegiatan belajar matematika dan sains pada anak usia dini dilakukan melalui
kegiatan belajar dan bermain setiap hari. Pengenalan konsep belajar matematika dan sains
dapat dirancang guru dalam kegiatan belajar yang menyenangkan. Matematika dan sains
untuk anak usia dini tidak hanya selalu membahas tentang “menghitung jumlah”,
“menuliskan angka”, dan “mencampur warna”. Pengenalan konsep matematika dan sains
untuk anak usia dini dapat dimulai dari kegiatan sehari-hari anak.
Materi belajar matematika dan sains memberikan kesempatan untuk anak usia dini
mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Dalam
kegiatan belajar kali ini, kita akan membahas tentang kegiatan belajar matematika anak
usia dini, kegiatan belajar sains anak usia dini, dan rancangan kegiatan belajar matematika
dan sains anak usia dini.

5
Petunjuk Belajar
Dalam kegiatan belajar ini anda akan mendalami tentang bahan belajar dari setiap
konten kurikulum, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Materi dan kegiatan
belajar yang akan dibahas kali ini yaitu:
A. Kegiatan belajar matematika AUD
B. Kegiatan belajar sains AUD
C. Rancangan kegiatan belajar matematika dan sains AUD

Pembahasan yang disajikan dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi rangkuman
yang disajikan dalam tiap akhir kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali
pokok-pokok pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selamat belajar, semoga sukses!

Inti
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mampu merekonstruksi materi belajar AUD dari berbagai conten materi dan
advance materia secara bermakna dalam bentuk tema yang menstimulasi aspek
perkembangan anak
2. Merancang pembelajaran untuk AUD berdasarkan teori bermain dan permainan
dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
abad 21
3. Mampu mengimplementasikan pembelajaran untuk anak usia dini yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan abad 21

Pokok-Pokok Materi
A. Kegiatan belajar matematika AUD
B. Kegiatan belajar sains AUD
C. Rancangan kegiatan belajar matematika dan sains AUD

6
Uraian Materi :
Belajar matematika dan sains dapat dikenalkan melalui kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh anak. Tujuan pengembangan konsep matematika dan sains untuk anak yaitu
untuk membangun kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar dan mampu untuk
memecahkan masalah yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu, belajar matematika dan
sains memberikan kesempatan untuk anak usia dini mengembangkan kemampuan
keterampilan berpikir logis, sehingga anak akan dengan mudah dapat mempelajari konsep
matematika dan sains.
Nah, saudara pasti sudah sering melaksanakan kegiatan belajar matematika dan
sains di sekolah ya ? Apakah anda sudah yakin mengajarkan konsep matematika dan sains
yang sesuai dengan perkembangan anak ? Mari kita pelajari bersama dalam kegiatan
belajar matematika dan sains AUD berikut ini :

A. Kegiatan belajar matematika AUD


Kegiatan belajar matematika dapat dilakukan anak dalam aktivitas harian. Kegiatan
sederhana yang anak lakukan sehari-hari dalam proses belajar matematika misalnya pada
saat anak memilih pakaian yang akan dikenakannya, ia mencoba untuk mencocokan antara
warna, jenis dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak. Dari hal sederhana ini anak
belajar berlogika tentang keterkaitan antara pakaian dan situasi, seperti baju piyama akan
digunakan saat tidur, seragam sekolah digunakan saat pergi ke sekolah. Berdasarkan
ilustrasi tersebut, dapat kita pahami bahwa dalam melaksanakan pembelajaran matematika
untuk anak usia dini sebaiknya :
• Berikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan benda atau obejek
secara langsung.
• Berikan kesempatan pada anak untuk mendengarkan kata yang menunjukan nama,
proses atau kejadian.
• Anak diberikan kesempatan untuk mengamati gambar.
• Anak juga diberikan kesempatan untuk mengenal simbol (tulisan) dalam kegiatan
bermainya.

7
• Ajak anak untuk mendiskusikan proses yang akan dan sudah dilaluinya pada saat
bermain.
Pada kegiatan belajar satu ini akan akan dibahas setiap konsep sebagai penguatan
pahaman terhadap konsep matematika dan sains untuk anak usia dini. Penguatan pemahaman
saudara tentang konsep matematika akan diawali dengan membahas keterampilan berpikir
matematik yang kemudian dilanjutkan dengan lima konsep dasar dalam matematika. Kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan konsep sains untuk anak usia dini.
1. Keterampilan dasar berpikir matematis
Pemahaman terhadap matematika meliputi beberapa konsep dasar yang
saling berkaitan. Konsep-konsep dasar ini merupakan kerangka penting untuk
membangun pemahaman terhadap matematika secara lebih mendalam. Bagi anak
usia dini konsep-konsep matematika harus dijelaskan dengan cara yang konkrit
dan adanya keterlibatan secara langsung. Konsep-konsep dasar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia dini meliputi:
a. Mencocokkan (Matching)
Kegiatan mencocokan (matching) yaitu anak diajak untuk mencari
hubungan dengan melihat kesamaan dari ciri-ciri yang tampak, misalnya
mencocokan berdasarkan warna, fungsi, ukuran, bahan pembuatnya, dan kegiatan
mencocokan yang tertinggi dapat dilakukan mencocokan konsep dengan lambang
bilangan. Kegiatan mencocokan yang sering dilakukan oleh anak sehari-hari yaitu
mencocokan warna pakaian, memasangkan kaos kaki, memakai sepatu,
mencocokan peralatan makan, dan juga menyusun puzzle. Berikut contoh kegiatan
belajar matematika AUD tentang konsep mencocokan:

Gambar 1.1 anak mencocokan pasangan Gambar 1.2 anak mencocokan


kaos kaki dan sepatu potongan puzzle menjadi gambar utuh

8
b. Mengelompokan atau Klasifikasi
Klasifikasi yaitu kegiatan untuk memilih, memilah yang kemudian dilanjutkan
dengan mengelompokan benda atau kejadian yang memiliki kesamaan. Kesamaan
yang dimaksud dapat berupa kesamaan bentuk, warna, ukuran, jenis, tekstur, fungsi,
bahan, dan bahkan situasi atau kegiatan. Pada saat anak melakukan pengelompkan ia
belajar untuk berpikir analitis, membuat hubungan dan mengungkapkan ide melalui
proses mengamati persamaan dan perbedaan. Adapun tahapan yang dilalui oleh
seorang anak pada saat melakukan pengelompokan yaitu;

Tahap 3
Membuat
pengelompokan dengan
Tahap 2 kategori berbeda bagian
pemilahan benda-benda dari kelompok dan bukan
yang tidak menjadi milik dari kelompok
Tahap 1
satu kelompok
Pengelompokan
sederhana ke dalam 2
kelompok atau lebih.
berdasarkan satu ciri
misalnya warna

Gambar 1.3 Tahap pengelompokan benda

Dalam kegiatan belajar konsep mengelompokkan anak dapat melakukan


pengamatan terhadap benda yang ada di sekitRanya. Anak dapat menemukan
beberapa benda kemudian memisahkannya menjadi satu kelompok tersendiri.
Berikut contoh kegiatan untuk mempelajari konsep mencocokan pada anak usia
dini:

Gambar 1.4 Anak mengelompokkan benda berdasarkan warna dan ukuran


Sumber foto :Facebook Labs Duren Sawit Jakarta

9
c. Mengurutkan
Kegiatan mengurutkan yaitu membandingkan lebih dari 2 (dua) benda atau
situasi kemudian diurutkan berdasarkan ciri-cirinya. Pada saat mengurutkan anak
melakukan proses mencari persamaan, mengelompokan kemudian diurutkan.
Pengurutan melibatkan ciri-ciri berikut:

KONSEP LABEL
Ukuran Besar x kecil
Panjang Panjang x
pendek

Tinggi Tinggi x
rendah

Berat Berat x ringan


Jumlah Banyak x
sedikit

Ketebalan Tebal x tipis


Kecepatan Cepat x
lambat

Suhu Panas x dingin


Luas Lebar x
sempit

10
2. Konsep matematika permulaan
Setelah anak terampil dalam berolikir matematis, anak lebih siap untuk mempelajar
konsep matematika lebih jauh. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya konsep
matematika terdiri secara bilangan, aljabar, geometri, pengukuran dan analisis data.
Berikut penjabaran lebih jauh mengenai kelima konsep tersebut :

a) Bilangan
Salah satu konsep matematika yang utama yaitu bilangan. Bilangan terdiri
atas nominal yaitu menunjukan nama bilangan ordinal, menunjukan pada urutan
bilangan, dan cardinal menunjukan set bilangan. Konsep bilangan pertama kali
yang dipelajari anak yaitu pengembangan kepekaan bilangan (number sense).
Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung akan tetapi anak paham
tentang bilangan dari konsep hingga lambang bilangan. Tahapan akan kepekaan
bilangan itu mencakup ;

11
Tahapan Bentuk Keterangan
Pemahaman

Tahap Pemahaman bilangan


Konsep -> konsep jumlah/
kuantitas

Tahap Mengubungkan
membuat antara konsep
hubungan bilangan dengan
lambang bilangan
=
4
Tahap 4
Memahami bahwa
simbolik lambang bilangan
simbol menunjukan
jumlah

Untuk memiliki konsep yang utuh tentang bilangan melalui proses yaitu;
memahami konsep bilangan, menghubungkan konsep bilangan dan lambang bilangan,
dan pada akhirnya anak memahami bahwa simbol bilangan menunjukkan jumlah.
Berikut contoh kegiatan dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak :

12
Gambar 1.5 menjumlahkan lego dan mencocokan dengan
Lambing bilangan
Oleh karena itu pengembangan pemahaman bilangan pada anak sebaiknya
dilakukan secara perlahan, agar anak benar-benar dapat mengusai bilangan
dengan seutuhnya.

b) Identifikasi pola
Identifikasi pola yang nanti dapat berkembang untuk pengenalan konsep
aljabar pada anak dimulai dengan menyortir, menggolongkan, membandingkan, dan
menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain, serta mengenal,
menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan kepada
pemahaman anak-anak tentang penggolongan. Mengidentifikasi dan menciptakan
pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran. Anak mulai melihat atribut-
atribut yag sama dan berbeda pada gambar dan benda-benda. Anak-anak senang
membuat pola di lingkungan anak. Pola ada bermacam-macam, yaitu:
• Pola berulang
Mulai dengan pola AB-AB-AB, kemudian dilanjutkan ke pola AAB-
AAB-AAB atau ABB-ABB-ABB, ABC-ABC-ABC,dan seterusnya. Pola
berulang saring kali dilakukan oleh guru dalam kegiatan meronce; minalnya:
pola AB- AB merah – hijau – merah – hijau. Atau membuat pola dengan
bentuk geometri dengan pola ABC-ABC’ segitiga – lingkaran – persegi -
segitiga – lingkaran – persegi

13
Gambar 1.6 Ragam media bermain pola

• Pola bertumbuh
Misalnya AB, ABB, ABBB, ABBBB, dsb.

• Pola berhubungan
Misalnya : Satu anak 2 mata, dua anak 4 mata, tiga anak 6 mata, dsb.
Pada anak usia Taman Kanak-kanak pola yang dikenalkan hanya tanpa
pola berulang, sedangkan pola bertumbuh dan hubungan akan dikembangkan pada
usia yang lebih tinggi.

c) Geometri
Pengenalan geometri pada anak diawali dengan memperkenalkan konsep
ruang. Konsep ruang yaitu;

14
•atas - bawah, kiri - kanan,
Arah & Posisi depan - belakang, luar -
dalam, depan- belakang

Bidang •Datar, miring & tegak

Jarak & •Jauh - Dekat


Kecepatan •Cepat - Lambat

Selanjutnya membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan


mengidentifikasi bentuk-bentuk dua dimensi (segi empat, lingkaran, segitiga,
persegi, laying-layang) dan tiga dimensi (bola, kerucut dan silinder). Anak dapat
diajak untuk menyelidiki bangunan dan mengelompokan gambar-gambar yang
memiliki bentuk geometri sejenis.

15
https://www.pinterest.com/pin/450852612677565434/

https://childhood101.com/hands-on-activities-for-learning-about-2d-3d-shapes/

Untuk mendapatkan pejelasan lebih lengkap mengenai dampak permainan balok


terhadap pengembangan pehaman konsep geometri, anda dapat mengakses tautan
berikut: http://ecrp.uiuc.edu/beyond/seed/zan.html

16
d) Pengukuran
Pengukuran merupakan upaya menggunakan sesuatu, misalnya angka yang
dilekatkan pada benda untuk menentukan kuatitas fisik. (eg. panjang, tinggi, berat
& volume) dan menggunakan direct method (pengukuran langsung) dan prosesnya
disebut dengan iterasi. Pengukuran non fisik menggunakan indirect method
(pengukuran tidak langsung). Contoh pengukuran tidak langsung yaitu suhu dan
waktu. Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman
langsung untuk mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda,
mereka belajar konsep pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan
sebuah dasar kuat dalam konsep-konsep pengukuran.

Gambar 1.7 Anak melakukan pengukuran dengan menggunakan lego

e) Analisis data
Analisis data yaitu menyajikan informasi numerik secara visual. Grafik
memiliki judul dan identitas pada setiap bagiannya. Kemampuan yang mendukung
anak untuk memahami analisis data yaitu, mengelompokan dan pengukuran
merupakan dasar untuk memahami probabilitas dan analisis data.

17
Gambar 1.8 Anak menyusun sepatu dan melakukan analisis
http://lovepreschool.weebly.com/blog-love-preschool/category/math

B. Kegiatan belajar sains AUD


Sains di kelompok bermain bukan hanya sekedar mencari tahu tentang
daur hidup kupu–kupu maupun terjadinya gunung meletus, akan tetapi sains juga
mempelajari pengetahuan berupa fakta atau gejala dari lingkungan sekitar dan
juga bagaimana berbagai pengetahuan tersebut menjadi berguna bagi kehidupan.
Agar gejala yang ada dilingkungan anak tersebut berguna, maka arah kegiatan
sains di kelompok bermain akan memadukan antara konsep pengetahuan dan
keterampilan berpikir sebagai ilmuwan muda.
Anak memerlukan bantuan dari pendidik dan orang tua untuk mengarahkan
rasa ingin tahunya. Oleh karena itu seorang pendidik di kelompok bermain perlu
mengetahui berbagai konsep sains dan juga keterampilan berpikir seorang ilmuwan.
Pendidik juga harus memahami bagaimana cara untuk merancang kegiatan bermain
sains, menata lingkungan bermain, dan juga memberikan dukungan pada saat anak
sedang melakukan kegiatan. Kegiatan belajar kali ini akan membantu anda untuk
memahami lebih daam mengenai konsep pengetahuan sains dan memahami berbagai
keterampilan berpikir yang digunakan oleh anak pada saat anak sedang memenuhi
rasa keingtahuannya akan dunia di sekitarnya.
Kegiatan belajar sains dapat ditemui dalam aktivitas harian anak, misalnya
saat anak berjalan di taman, anak akan mengamati tumbuhan yang ada di taman,

18
anak menyentuh tanaman dan bertanya pada orang dewasa tentang jenis tumbuhan
maupun hewan yang ditemui anak di taman tersebut. Berikut pengetahuan yang
dapat dibangun pada anak usia dini melalui kegiatan belajar sains :

1. Keterampilan berpikir ilmiah


Sebagaimana yang telah di kemukakan sebelumnya, bahwa anak
memperoleh pengetahuan melalui interaksi langsung. Pada saat anak berinteraksi
langsung dengan benda apapun di sekitar anak, anak menggunakan kemampuan
berpikirnya untuk mememnuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu dalam kegiatan
sains terdapat keterampilan proses berpikir yang berkembang pada anak, yaitu;
kemampuan untuk mengamati, membandingkan, membuat pengelompokan,
mengukur dan mengungkapkan apa yang diperoleh oleh anak. Misalnya pada saat
anak bermain pasir, anak memegang pasir dengan menggenggam, menjumput
dengan menggunakan jari, hingga bahkan mengambil pasir dengan kedua
tangannya. Semua itu dilakukan oleh anak untuk memuaskan rasa
keingintahuannya jika pasir ia mengambil dan menggenggam dengan berbagai
cara apakah akan terjadi perubahan pada pasir atau anak ingin mengamati
berbagai gejala yang ditimbulkan jika pasir dipegang dengan cara yang berbeda.
Pengetahuan yang diperoleh anak secara langsung akan lebih mudah
diingat dan diceritakan kembali oleh anak pada orang lain. Penting bagi seorang
pendidik di kelompok bermain mengetahui apa saja keterampilan proses berpikir
yang terjadi pada saat anak membangun pengetahuan.

19
Mengamati Memban Mengelom Mengukur Mengkomu
dingkan pokan nikasikan

Gambar 1.9 Keterampilan Berpikir Ilmiah


(Sumber. Math and Science for Young Children, Karen K. Lind dan Rosalind
Charlesworth)

a. Keterampilan dalam melakukan pengamatan


Anak terampil dalam menggunakan panca indera untuk mengamati dan
memperoleh berbagai gejala yang ada. Misalnya anak menggunakan perabaanya
untuk meraba berbagai macam tekstur gula, misalnya gula pasir, gula tepung, gula
aren, dan gula batu.

b. Keterampilan dalam membandingkan


Keterampilan ini mengasah kemampuan anak untuk membuat perbedaan dengan
cara membandingkan. Misalnya anak menggunakan mencicipi berbagai macam
gula untuk mencari perbedaan rasa manis diantara gula tersebut.

c. Keterampilan dalam membuat pengelompokan


Anak mengembangkan kemampuan mengelopokan benda berdasarkan warna,
bentuk, ukuran, tekstur, dan berbagai ciri lainnya. Misalnya anak mengelompokan
daun berdasarkan warna.

20
d. Keterampilan mengukur
Keterampilan ini mengasah anak untuk membuat pengukuran dari ukuran tidak
baku ( gelas, sendok, genggam, dsb) hingga ukuran baku (liter, kilogram, dsb).
Misalnya untuk membuat teh manis anak memerlukan berapa sendok gula.

e. Keterampilan dalam mengungkapkan hasil pemikiran


Anak dapat mengungkapkan hasil berpikirnya dengan barbagai cara antara lain
dengan mengungkapkan secara verbal atau beribacara langsung, melalui gambar,
maupun gerak tubuh.

2. Konsep Sains dan Teknologi pada Anak Usia Dini


a. Mahluk hidup (life science)
Pengetahuan ini akan mengajarkan anak tentang berbagai macam
kehidupan manusia, tumbuhan, dan hewan. Tujuan anak mempelajari pengetahuan
tentang kehidupan yaitu untuk membangkitkan kepedulian anak pada kehidupan
disekitarnya, diharapkan akan muncul dalam diri anak rasa untuk saling menjaga
dan hidup secara harmonis. Pengetahuan tentang kehidupan dapat dikembangkan
melalui pengenalan terhadap 1) diri sendiri (manusia), 2) tanaman dan 3) hewan.
Konsep kehidupan manusia, anak akan memperdalam konsep tentang proses
tumbuh kembang diri sendiri, cara merawat diri sendiri dan menjaga kesehatan diri.
Dalam pengetahuan konsep tumbuh kembang yang akan diperkenalkan pada anak
yaitu mengenai bagian tubuh luar, bagian tubuh dalam, dan panca indera. Setelah
anak mengenal bagian tubuh dilanjutkan dengan mengenal cara merawat diri sendiri
seperti membersihkan diri dan grooming (menyisir rambut, berpakaian bersih dan
pantas, mengenakan alas kaki yang sesuai, dan memotong kuku).
Konsep kedua yaitu konsep tentang tanaman. Dalam konsep ini anak
mempelajari tentang pengelompokan jenis tanaman berdasarkan ciri – ciri yang
tampak, cara tumbuh kembang, perawatan, tempat hidup, siklus hidup dan
pemanfaatnya. Berdasarkan konsep ilmiah tanaman dibagi kedalam beberapa
kelompok yaitu;

21
Tabel. 1 Contoh Pengelompokan Tanaman
Nama Contoh Jenis Tanaman
Kelompok Jarang sekali
Ganggang Ganggang hijau, ganggang diperkenalkan
merah, ganggang biru, dan pada anak karena
ganggang emas tidak dekat
Lumut Lumut hati, lumut tanduk dengan anak
dan lumut daun
Pakis Pakis haji, pakis tandung,
pakis sarang, dan pakis
suplir
Berbiji Berbiji tunggal; jagung,
padi, kelapa, anggrek,
pisang, akar-akaran (jahe,
kunyit, temulawak, dst)
Berbiji ganda; tomat, cabai,
mangga, dsb.
Penjelasan lebih lanjut dapat
diakses
https://dosenbiologi.com/tu
mbuhan/contoh-tumbuhan-
monokotil-dan-dikotil

Tabel ini memberikan informasi, bahwa tanaman memiliki identitas


ilmiah. Sebagai guru anda dapat memperkenalkan dengan yang terdekat dengan
anak dan aja anak menemukan pengelompokannya secara ilmiah.
Pada konsep yang ketiga yaitu tentang konsep hewan anak mempelajari
konsep hewan tentang jenis hewan yang berdasarkan ciri-cirinya, cara
berkembangbiak, tempat hidup (habitat), dan pelestarianya. Menjelaskan konsep
hewan pada anak sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar. Berikut ini tabel
penjelasan tentang pengelompokan hewan secara ilmiah. Anda dapat menggunakan
tabel ini sebagai referensi untuk menggali pengetahuan tentang hewan lebih dalam.

22
Tabel 2. Contoh Pengelompokan Hewan
Nama Contoh Jenis Hewan
Kelompok
Moluska Siput, cumi-cumi, gurita,
dsb
Crustacea Udang, kepiting, lobster,
kelabang, kalajengking, dsb
Insekta Lebah, jangkrik, kupu-kupu,
kumbang, lalat, nyamuk,
kepik, laba-laba, kecoa dsb
Aves Burung dara, ayam, bebek,
angsa,
Pisces Lele, ikan mas, gurami, ikan
koki, hiu,
Mamalia Paus, lumba-lumba, sapi,
kambing, kera,
Perkenalkan pada anak terlebih dahulu hewan terdekat dengan anak. Tabel
pengelompokan hewan ini tidak perlu diperkenalkan pada anak. Jika

Untuk menggali lebih dalam konsep tersebut pada anak. sebagai guru anda dapat
mengajukan beberapa pertanyaan berikut pada saat mengembangkan konsep yang akan
diperkenalkan pada anak dan dapat diajukan pada saat anak melakukan aktivitas. Adapun
pertanyaanya sebagai berikut;
• Menggali dan mencari tahu tentang makhluk hidup (manusia, hewan dan
tanaman).
• Mengamati karakteristik dari makhluk hidup (manusia, hewan dan tanaman).
• Mencari jawaban yang berhubungan dengan makhluk hidup (manusia, hewan
dan tanaman).
• Mengemukakan hasil yang diperoleh melalui berbagai cara.

b. Pengetahuan tentang kebendaan (physical science)

23
Pengetahuan tentang dunia fisik berupa pengenalan pada wujud benda. Berdasakan
wujud benda anak dapat mempelajari tentang konsep fisik benda meliputi berat, bentuk,
ukuran, warna, tekstur dan suhu. Anak juga diajak untuk mempelajari bagaimana jika
benda tersebut digerakan atau dirubah bentuknya. Dalam menggali pengetahuan
kebendaan (fisik) secara ilmiah guru dapat mengajak anak untuk
 Menggali, mencari tahu bagian – baigan benda dan alat.
 Mengamati bagian – baigan benda dan alat.
 Mencari jawaban yang terkait dengan benda atau alat tersebut.
 Mengemukakan hasil yang diperoleh melalui berbagai cara

c. Pengetahuan lingkungan dan alam semesta (earth and space science)


Pengetahuan tentang bumi dan lingkungan memperkenalkan anak pada alam
sekitar air, tanah, sungai, gunung, pantai, bulan, bintang, matahari dan berbagai gejala
alam seperti hujan, angin, serta masih banyak lagi. Tujuan anak diperkenalkan pada
pengetahuan ini yaitu agar anak menghargai tempat dimana ia berada serta dapat
menjaga kelestarian alam.
• Menggali dan mencari tahu tentang alam dan lingkungan.
• Mengamati bagian – bagian dari alam dan lingkungan.
• Mencari jawaban yang berhubungan dengan lingkungan dan alam.
• Mengemukakan hasil yang diperoleh melalui berbagai cara.

d. Teknologi (engineering, technology, and applications science)

Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan


kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan
beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani
technología (τεχνολογία) - Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak,
telepon,dan Internet, mengatasi hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan
manusia untuk berinteraksi dengan bebas pada skala global atau luas. Namun, tidak semua
teknologi ini telah digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata yang semakin
meningkat kekuatan destruktif telah berkembang sepanjang sejarah, dari klub

24
untuk senjata nuklir. Teknologi bukan hanya berpusat pada penggunaan komputer di
kelas, tetapi bagaimana penggunaan teknologi tersebut memiliki fungsi dan peran
penting seperti proses saintifik, konsep dan keterampilan.
1) Teknologi Sederhana
Teknologi sederhana ialah suatu cara memanfaatkan teknologi, yang relatif
mendasar, tidak terlalu rumit untuk memperoleh hasil memudahkan manusia.
contohya : pemasangan roda pada grobak yang dulunya merupakan 2 potongan
kayu yang diseret tanpa roda. Teknologi sederhana adalah suatu cara
memanfaatkan teknologi, yang menggunakan cara yg masih sederhana dan
mendasar untuk memperoleh hasil yg dapat memudahkan kegiatan manusia.
Teknologi sederhana adalah suatu cara pemanfaatan teknologi, yg relatif
mendasar, tidak terlalu berbelitbelit untuk memperoleh hasil memudahkan
kehidupan manusia. Contoh teknologi sederhana adalah antara lain, pemasangan
roda pada alat pengangkut (gerobak), yang dulunya merupakan dua potong kayu
yang diseret, tanpa roda, dipergunakan untuk mengangkat beban. Dengan
diketemukannya roda, maka gesekan antara kaki alat pengangkut awal tersebut
lalu amat diperkecil, sehingga, alat tersebut dapat dipergunakan utk mengangkat
beban yang jauh lebih berat, tetapi, cukup menggunakan tenaga yang tidak
berlipat kali sesuai kelipatan pertambahan bebannya.

2) Contoh dari Teknologi Sederhana Terdekat


• Kancing Baju
Kancing atau buah baju adalah alat kecil berbentuk pipih, dan bundar yang
dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang
bertumpukan, atau sebagai ornamen. Selain berbentuk bundar, kancing juga dibuat
dalam berbagai bentuk seperti bulat, persegi, dan segitiga. Lubang kancing dibuat
dengan melubangi kain dan menjahit pinggirannya dengan jarum tangan atau
mesin jahit. Bergantung jenis bukaan, celah lubang kancing dapat dibuat
horizontal atau vertikal.

25
• Resleting
Retsleting adalah salah satu unsur yang umum ada pada pakaian. Baik itu pada
baju maupun celana. Bukan hanya itu saja, tas sebagain besar juga menggunakan
komponen ini, bahkan sepatu. Mungkin jika tanpa jasa beliau, busana yang kita
kenakan saat ini tidak akan mempunyai ritsleting, yang tanpa kita sadari
merupakan sebuah penemuan yang canggih.
• Lonceng
Genta atau Bel adalah suatu peralatan sederhana yang digunakan untuk
menciptakan bunyi. Bentuknya biasanya adalah sebuah tabung dengan salah satu
sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul. Alat untuk memukul dapat berupa
pemukul panjang yang digantung di dalam lonceng tersebut atau pemukul yang
terpisah.
• Roda
Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu, dapat
menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir. Contoh
umum ditemukan dalam penerapan dalam transportasi. Istilah roda juga sering
digunakan untuk obyek-obyek berbentuk lingkaran lainnya yang berputar seperti
kincir air.
• Pensil Mekanik
Pensil mekanis adalah pensil yang di dalamnya terdapat mekanisme dimana bila di
tekan akan mengeluarkan grafit kecil melalui lubang kecil yang menonjol di
bawahnya. Seperti pensil pada umumnya, juga terdapat karet penghapus di ujung
lainnya. Pensil mekanis dapat membuat garis yang konsisten ketebalannya, cukup
baik untuk aplikasi teknik seperti menggambar dan menulis. Pensil mekanis juga
tidak memerlukan penajaman ulang.

3) Contoh dari Teknologi Sederhana Terjauh


• Lampu

26
Lampu adalah sebuah peranti yangmemproduksi cahaya. Kata "lampu" dapat juga
berarti bola lampu.
• Kipas Angin
Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang umum adalah
untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust fan), pengering
(umumnya memakai komponen penghasil panas). Kipas angin juga ditemukan di
mesin penyedot debu dan berbagai ornamen untuk dekorasi ruangan.
• Kompor
Kompor mempunyai ruang tertutup / terisolasi dari luar sebagai tempat bahan
bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi barang-barang yang diletakkan
di atasnya. Kompor diperkenalkan sejak masa kolonial, sehingga menggunakan
bahan bakar cair (terutama minyak tanah atau spiritus bakar), gas (dalam bentuk
padatan cair LPG atau lewat pipa saluran), atau elemen pemanas (dengan daya
listrik). Kompor biasanya diletakkan di dapur atau laboratorium.
• Telepon
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi
dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga
memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

C. Rancangan Kegiatan Bermain Matematika dan Sains Anak Usia Dini


Untuk menyelenggarakan kegiatan bermain matematika dan sains terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain keluasan atau lama waktu dan
kedalaman kegiatan bermain.
a. Lama waktu bermain
Penentuan lama waktu kegiatan bermain sangat penting bagi anak. Jika waktu
yang diberikan terlalu sedikit bagi anak, maka rasa ingin tahu anak dapat
dimungkinkan belum tersalurkan. Waktu yang tepat bagi anak untuk melakukan
kegiatan ini bagi anak usia taman kanak-kanak yaitu 60 hingga 90 menit. Lama waktu
ini dapat memberikan kebebasan bagi anak untuk mencari tahu dan menggali

27
lebih tentang sebuah konsep yang sedang dipelajari. Dalam rentang waktu ini
tentu saja anak melakukan kegiatan secara mandiri. Guru hanya mengamati dan
sesekali terlibat dalam kegiatan bermain.

b. Kedalaman materi dalam kegiatan bermain matematika dan sains


Merancang kegiatan kegiatan bermain matematika dan sains perlu
mempertimbangkan kegiatan main. Hal ini penting karena kegiatan yang
dirancang dapat menstimulasi beragam pengembangan konsep. Misalnya untuk
memperkenalkan pada anak konsep siang dan malam pendidikan dapat membuat
kegiatan seperti membuat jadwal kegiatan sehari – hari, membedakan apa yang
terjadi siang dan malam.

Sains
Mengamati bagian sepeda
Membedakan bahan - bahan
dari bagian sepeda
Teknologi
Sepeda

Matematika
cara kerja pedal sepeda Mengelompokan bagian-bagian
cara kerja rantai sepeda yang berhubungan pada sepeda
Bentuk geometri pada sepeda
cara kerja pentil pada ban
sepeda

Contoh pengembangan kegiatan terintergrasi matematika, sains dan


teknologi

Pelaksanaan Kegiatan Bermain Matematika dan Sains AUD, beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
1. Penataan lingkungan bermain
• Pendidik sebaiknya mempertimbangkan jumlah anak dan bahan-bahan
yang cukup (3 tempat main untuk setiap anak).

28
• Merencanakan intensitas dan densitas kegiatan bermain sains.
• Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan, misalnya
menyediakan papan tulis atau lembar bagian belakang kalender bekas atau
karton untuk mencatat setiap kata baru.
• Menata kegiatan main dan bahan main yang dapat mengembangkan anak untuk
bersosialisasi.
• Pilihlah tempat atau lokasi yang tepat sebelum melakukan kegiatan dengan
mempertimbangkan keluasan tempat, apakah kegiatan tersebut akan memerlukan
air atau bermain basah.

2. Pembukaan
• Membacakan buku yang berkaitan dengan konsep dan kegiatan sains atau
mendatangkan narasumber, misalnya petani untuk menjelaskan cara
menanam padi.
• Pendidik menjelaskan jika ada kata baru dan kurang dipahami oleh anak dengan
memberikan contoh atau penjelasan, kemudian tuliskan kata baru tesebut dan
baca bersama anak – anak.
• Menunjukan langkah – langkah kegiatan bermain sains.
• Bersama anak guru mendiskusikan aturan main, misalnya bermain berdua, hati –
hati menggunakan alat, jika melibatkan hewan, biasakan anak untuk mencuci
tangan setelah memegang hewan.
• Menjelaskan rangkaian waktu main
• Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan social, beritahukan pada anak
jika ia bermain sendiri maupun dimainkan secara berkelompok.
3. Pada saat main
• Berikan waktu yang cukup pada anak untuk membangkitkan rasa ingin tahu
anak dan kesempatan untuk mencari tahu lebih dalam.
• Mencontohkan komunikasi yang tepat dan dimengerti oleh anak
• Memperkuat dan memperluas bahasa anak
• Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman

29
sebaya
• Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
4. Kegiatan penutup
• Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan
saling menceritakan pengalaman mainnya
• Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui
pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat

Berikut adalah contoh rancangan kegiatan bermain matematika dan sains AUD :
Tema/Sub Tema : Kebutuhan/Makanan dan Minuman
Nama kegiatan : Roti dan Susu Kesukaanku
Kelompok : B (5-6 Tahun)
Judul Kegiatan : Membuat Roti Selai dan Susu
Tujuan kegiatan :
2.8 memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian (menyiapkan
sarapan sendiri)
3.6-4.6 pengelompokkan berdasarkan warna (roti tawar dan roti selai, susu
coklat, susu putih), berdasarkan bentuk (persegi, segitiga, lingkaran),
dan melakukan pengukuran (banyak-sedikit)
3.9-4.9 mengenal teknologi sederhana (cara membuat roti dan susu)
Alat dan Bahan :
Roti Tawar, Susu Cair (Plain dan Coklat, Selai strawberry dan coklat, cetakan
roti berbentuk segitiga dan lingkaran, gelas, air dan sendok. Langkah-langkah
kegiatan :
• Anak duduk dalam lingkaran dan mendengarkan penjelasan dari guru
tentang kegiatan yang akan dilakukan hari itu
• Anak memilih kegiatan “membuat roti “ dan “membuat susu”
• Anak membuat roti selai dengan pilihan selai yang anak sukai dan dicetak
dalam bentuk lingkaran, persegi, dan segitiga
• Anak menuangkan susu ke dalam gelas

30
• Anak menghitung jumlah roti yang dibuat dan mengukur banyak atau
sedikit susu yang dituangkan ke dalam gelas
Evaluasi : catatan anekdot, dan rating scale
Berdasarkan contoh kegiatan bermain di atas, anak memperoleh pemahaman
tentang konsep matematika yaitu klasifikasi dan pengukuran, juga konsep sains yaitu
mengenal teknologi sederhana melalui kegiatan membuat roti dan membuat susu.

Forum Diskusi
Setelah anda mempelajari bahasan materi pada kegiatan belajar ini, coba untuk
melakukan analisis Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (PERMENDIKBUD
No.137 tentang Standar PAUD Nasional) dan Kompetensi dasar (PERMENDIKBUD No.
146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD) yang mengarah pada pengembangan
konsep matematika, sains dan teknologi.
Nah, setelah anda menganalisis, lanjutkan dengan membuat pengembangan tema
dari salah satu konsep sains, kemudian integrasikan jua pengembangan matematika
kedalamnya. Buatlah dalam bentuk webbing tema dan pengembangan kegiatan belajar
matematika dan sains yang terdiri atas nama kegiatan, tujuan pengembangan, langkah-
langkah kegiatan, media dan instrument evaluasi.

Penutup
Rangkuman
1. Kegiatan belajar matematika dimulai dengan mempelajari konsep-konsep dasar
yang merupakan kerangka penting untuk membangun pemahaman terhadap
matematika secara lebih mendalam. Konsep dasar matematika yang dapat
digunakan dalam pembelajaran di PAUD, yaitu keterampilan dasar matematis
antara lain, mencocokkan, mengelompokan atau klasifikasi, dan mengurutkan.
konsep matematika permulaan antara lain, bilangan, identifikasi pola, geometri,
pengukuran, dan analisis data.
2. Kegiatan belajar sains memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari
pengetahuan berupa fakta atau gejala dari lingkungan sekitar dan juga bagaimana

31
berbagai pengetahuan tersebut menjadi berguna bagi kehidupan. Kegiatan sains
terdapat keterampilan proses berpikir yang berkembang pada anak, yaitu;
kemampuan untuk mengamati, membandingkan, membuat pengelompokan,
mengukur dan mengungkapkan apa yang diperoleh oleh anak. Anak juga
mengenal konsep sains yang berkaitan dengan makhluk hidup (life science),
pengetahuan tentang kebendaan (physical science), Pengetahuan lingkungan dan
alam semesta (earth and space science), dan Teknologi (engineering, technology,
and applications science).
3. Dalam menyelenggarakan kegiatan bermain matematika dan sains terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain 1) keluasan atau lama waktu, 2)
kedalaman kegiatan bermain, dan 3) penataaan lingkungan bermain.
4. Pengembangan kegiatan belajar matematika dan sains pada anak sejak usia dini
bertujuan untuk mengembangkan kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar.
Kepekaan ini dibangun dengan terlebih dahulu mengembangkan kemampuan
berpikir ilmiah dan matematis. Dari kedua kemampuan ini diharapkan anak dapat
semakin peka dan mampu memecahkan masalah masalah yang terjadi pada
lingkungannya.

Tes Formatif
Petunjuk : Bacalah dengan cermat butir-butir soal dibawah ini yang berisi kalimat pertanyaan
dengan 5 opsi dalam bentuk pilihan ganda. Berilah lingkaran pada huruf a,b,c,d atau e pada
jawaban yang saudara anggap benar.

1. Kegiatan belajar matematika dapat dirancang secara menarik. Anak perlu memahami
konsep dasar terlebih dahulu sebelum anak belajar berhitung. Lima konsep dasar
dalam matematika yang perlu dikuasai oleh anak yaitu….
A. bilangan dan operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data
dan probabilitas
B. bilangan, penjumlahan, pengurangan, geometri, pengukuran, dan grafik

32
C. bilangan, penjumlahan dan pengurangan, pembagian dan perkalian,
pengukuran, dan geometri
D. bilangan dan operasi bilangan, aljabar, pengukuran, geometri, dan perkalian
dan penjumlahan
E. bilangan, mengurutkan pola, pengukuran, geometri, dan penjumlahan
2. Anak diajak untuk melakukan kegiatan berjalan keliling halaman sekolah. Anak akan
dikenalkan tentang arah, posisi dan jarak. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengenalkan konsep dasar matematika yaitu ….
A. Pola
B. Geometri
C. Aljabar
D. konsep bilangan
E. pengukuran
3. Berdasarkan perkembangan kognisi anak usia dini, menurut Jean Piaget seorang anak
akan mulai membuat pengelompokan benda berdasarkan ciri...
A. segitiga dan persegi  kuning dan merah  besar dan kecil
B. kuning dan merah  besar dan kecil  segitiga dan persegi
C. besar dan kecil  kuning dan merah  segitiga dan persegi
D. kuning dan merah  segitiga dan persegi  besar dan kecil
E. segitiga dan persegi  Besar dan kecil  kuning dan merah
4. Kegiatan pembelajaran diman guru menjelaskan jika ada kata baru dan kurang
dipahami oleh anak dengan memberikan contoh atau penjelasan, kemudian tuliskan
kata baru tesebut dan baca bersama anak – anak, merupakan kegiatan....
A. Pembukaan
B. Inti
C. Penutup
D. Review
E. recalling
5. AB-AB-AB, kemudian dilanjutkan ke pola AAB-AAB-AAB atau ABB-ABB-ABB,
ABC-ABC-ABC,dan seterusnya. Fondasi awal dari konsep ….

33
A. keaksaraan
B. geometri
C. pola
D. aljabar atau bilangan
E. statistika analisis data
6. Anak dapat menjelaskan bagian tubuh luar, bagian tubuh dalam, dan panca indera.
Setelah anak mengenal bagian tubuh dilanjutkan dengan mengenal cara merawat diri
sendiri seperti membersihkan diri dan grooming. Merupakan salah satu konsep
pengembangan….
A. motorik
B. konsep diri
C. seni
D. mahluk hidup
E. manusia
7. Tujuan utama dari kegiatan belajar matematika dan sains di Taman Kanak-kanak,
yaitu….
A. untuk membangun kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar dan mampu
untuk memecahkan masalah yang terjadi disekitarnya.
B. persiapan agar anak dapat lolos tes seleksi masuk sekolah dasar
C. melatih anak untuk memperoleh nilai tertinggi pada saat di sekolah dasar
D. untuk membangun kemampuan akademik anak sejak dini, agar anak dapat
memperoleh nilai terbaik.
E. melatih anak untuk pandai dalam melakukan pengamatan dan berhitung
8. Pengenalan konsep fisik (kebendaan) pada anak terdiri atas kegiatan yang berkaitan
dengan konsep ….
A. jumlah, berat, ukuran, tekstur, cahaya, dan gelombang
B. berat, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan suhu
C. bentuk, volume, urutan, suara, dan ukuran
D. waktu, mahluk hidup, alam semesta, dan bebatuan
E. volume,warna, alam semesta, dan bebatuan

34
9. Anak melakukan kegiatan bersama di dalam kelas dengan memilih makanan
kesukaannya. Masing-masing anak menempelkan gambar makanan kesukaannya di
papan display yang telah disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan
yang mendukung anak untuk memahami analisis data yaitu ….
A. mengenal nama bentuk geometri
B. membuat pola berulang
C. mengurutkan bilangan
D. menghitung jumlah
E. pengelompokan dan pengukuran
10. Lama waktu bagi anak usia taman kanak-kanak usia taman kanak-kanak untuk
melakukan kegitan inti yaitu ….
A. 30 – 40 menit
B. 40 – 60 menit
C. 60 – 90 menit
D. 60 – 75 menit
E. 30 - 90 menit

Daftar Pustaka
Chalufour, Ingrid & Karen Worth Discovering Nature With Young Children, Minesotta:
Redleaf Press, 2003

th
Charlesworth, Rosalin, Experience in Math For Young Children 5 Edition, New York:
Thomson Delmar Learning, 2005

th
____________________, Math and Science for Young Children 8 Ed., New York:
Cengage Learning, 2016.

Dodge, D. T., Colker, L. J., & Heroman, C. (2007). Creative Curriculum for Preschool 4th
Edition. Washington D.C: Teaching Strategies.

Eliason, C., & Jenskins, L. (2008). a Practical Guide to Early Childhood Curriculum. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

35
Enviromental Awareness. (2012). Singapore: Ministry of Education, Early Childhood
Publication.

Lind, K. K. (2005). Exploring Scnience in Early Childhood Education. New York: Delmar
Thomson Learning.

th
_______________ , Rosalind Charlesworth, Math and Science for Young Children 6 Ed.
California: Wadsworth Cengage Learning, 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini Lampiran 1.

Schickendanz, J. A. (2008). Increasing The Power of Instruction. Washington D.C.:


NAEYC.

Steve, Tipps, Art Johnson, Leonar M. Kennedy, Guiding Children’s Learning of


Mathematics 12th edition,. Wadsworth Cengage Learning, 2011.

36
Kegiatan Belajar 2:
Kegiatan Belajar Studi Sosial, Bahasa, dan Literasi AUD
Niken Pratiwi, S.Pd,M.Pd
Eriva Syamsiatin, S.Pd, M.Si
Azizah Muis, S.Pd,M.Pd

Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar kali ini akan membahas tentang belajar studi sosial, bahasa, dan
literasi anak usia dini. Pembahasan materi dalam kegiatan belajar ini diharapkan dapat
membantu Saudara dalam mencapai kompetensi berikut :
a. Mampu menelaah materi belajar AUD berdasarkan konsep studi sosial
dalam suatu pembelajaran di PAUD.
b. Mampu merancang kegiatan literasi dalam pembelajaran AUD
c. Mampu membuat contoh skenario pembelajaran dengan pendekatan tematik
integratif.

Relevansi
Manusia merupakan makhluk sosial, yang pada dasarnya akan selalu berhubungan
dan membutuhkan orang lain. Begitupula anak usia dini , mereka perlu diberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dan lingkungan sekitarnya. Pengenalan pada
anak tentang bagaimana membangun hubungan, interaksi dan komunikasi dengan orang
lain dan memahami lingkungannya terkait dengan pengetahuan sosial yang anak peroleh.
Apakah saudara pernah mengajak anak didik untuk melakukan kunjungan luar untuk
mengamati lingkungan sekitarnya ? Iya betul, anak perlu diberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
dewasa di dalam sebuah lingkungan.
Pemberian pengalaman belajar pada kegiatan belajar kali ini akan membahas tentang
materi belajar studi sosial, bahasa, dan literasi anak usia dini. Materi yang akan dibahas dalam
kegiatan belajar ini adalah terkait kegiatan belajar studi sosial, kegiatan belajar bahasa dan
literasi, serta rancangan kegiatan belajar studi sosial, bahasa, dan literasi.

37
Petunjuk Belajar
Dalam kegiatan belajar ini anda akan mendalami tentang bahan belajar dari setiap
konten kurikulum, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Materi dan kegiatan
belajar yang akan dibahas kali ini yaitu:
A. Kegiatan belajar studi sosial AUD
B. Kegiatan belajar bahasa dan literasi AUD
C. Rancangan kegiatan belajar studi sosial, bahasa dan literasi AUD
Pembahasan yang disajikan dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi rangkuman
yang disajikan dalam tiap akhir kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali
pokok-pokok pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selamat belajar, semoga sukses!

Inti
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mampu merekonstruksi materi belajar AUD dari berbagai conten materi dan
advance materia secara bermakna dalam bentuk tema yang menstimulasi aspek
perkembangan anak
2. Merancang pembelajaran untuk AUD berdasarkan teori bermain dan permainan
dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
abad 21
3. Mampu mengimplementasikan pembelajaran untuk anak usia dini yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan abad 21

Pokok-Pokok Materi
A. Kegiatan dan materi belajar studi sosial AUD
B. Kegiatan belajar Bahasa dan Literasi AUD
C. Rancangan kegiatan Pembelajaran Studi Sosial, Bahasa, dan Literasi AUD

38
Uraian Materi
Pengenalan lingkungan sosial pada anak usia dini memberikan kesempatan bagi
anak untuk belajar banyak hal. Salah satu materi belajar yang dapat anak peroleh dari
lingkungan nya adalah mengenal orang di sekitarnya, mengenal berbagai tempat di
lingkungan sekitarnya, dan belajar memahami berbagai aktivitas di lingkungan sekitar.
Materi belajar tentang bagaimana anak berinteraksi dalam lingkungannya berkaitan dengan
materi studi sosial. Dalam materi belajar studi sosial yang merupakan proses mempelajari,
menelaah, dan memahami manusia dalam konteks hubungan timbal balik (interaksi) antara
satu dengan lainnya. Studi sosial bagi anak usia dini adalah kegiatan anak usia dini yang
dilakukan dengan cara mempelajari berbagai kehidupan sosial manusia pada berbagai
situasi atau konteks. Pemerolehan pengetahuan sosial dapat terjadi bila anak diberi
kesempatan berkegiatan atau melakukan kegiatan belajar dengan segala fenomena yang
terjadi di masyarakat dan segala yang ada di lingkungan sekitar.
Dalam interaksi di lingkungan sosial, anak juga memerlukan keterampilan dalam
bahasa dan literasi. Keterampilan bahasa dan literasi bahasa yang baik, diharapkan dapat
membantu anak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Bahasa juga dapat membantu untuk
mengekspresikan idenya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, uraian materi kali ini
akan membahas tentang konsep studi sosial AUD, konsep bahasa dan literasi AUD, serta
kegiatan pembelajaran studi sosial, bahasa dan literasi AUD.

A. Kegiatan Belajar Studi Sosial AUD


Pengetahuan sosial pada hakikatnya merupakan pengetahuan yang digunakan untuk
memberikan informasi sosial agar anak mengenal lingkungan dan dunia secara sederhana
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. National Council for the Social Studies
(NCSS) mendefinisikan ilmu sosial adalah ilmu yang terintegrasi dari ilmu pengetahuan sosial
dan humanistik untuk memajukan kompetensi yang sifatnya kewarganegaraan. Ilmu sosial
saling berkordinasi, sistematika pembelajarannya menggambarkan berbagai disiplin ilmu
seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, pengetahuan politik,

39
psikologi, agama dan sosiologi atau humanistic (NCSS, 2003) . Dalam pengetahuan sosial,
anak akan mempelajari berbagai macam ilmu sosial yang dapat membantu anak untuk
memahami kehidupan bermasyarakat.
Menurut National Council for the Social Studies (2003), The purpose of the social
studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned
decisions as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Hal ini diartikan bahwa tujuan dari pembelajaran studi sosial adalah untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam memperoleh pengetahuan tentang
kewarganegaraan, memahami keberagaman budaya, demokrasi sosial dalam hubungan dan
lingkungan masyarakat yang saling ketergantungan.
Pengetahuan sosial juga menjadi salah satu cara untuk mengenalkan pendidikan
pada anak tentang keluarga, hubungan dengan orang lain, masyarakat, bangsa dan tentang
dunia. Anak usia dini perlu memiliki sejumlah pengalaman belajar untuk memperoleh
pemahaman tentang berbagai kultur budaya dan kehidupan di dunia yang mereka tempati.
Menurut Seefeldt (2001) pengetahuan sosial memberikan persiapan bagi anak untuk
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk belajar
berpartisipasi dengan kehidupan demokrasi di dalam rumah mereka, sekolah, dan
kehidupan bertetangga, yang nantinya hal ini akan menjadi bekal bagi anak untuk
memahami kehidupan bermasyarakat secara umum ketika mereka dewasa.
Pembelajaran pengetahuan sosial dapat dilakukan melalui kegiatan yang biasa
mereka lakukan atau aktivitas anak sehari-hari. Ketika anak menghargai dan menerima
perbedaan suku teman sekelasnya, disitu anak belajar tentang kebudayaan. Anak mengenal
tentang jual beli, anak belajar tentang ekonomi. Begitupula saat anak mengetahui tentang
daerah, lokasi, dan jarak dari satu tempat ke tempat yang lain, saat itu anak belajar tentang
geografi. Pengetahuan sosial memberikan kesempatan pada anak untuk beradaptasi dan
memahami kehidupan bermasyarakat. Keterampilan berinteraksi di dalam masyarakat ini
menjadi hal penting yang harus dimiliki anak sebagai bekal di masa dewasanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan sosial ini pasti seringkali kita alami dan
kita lakukan. Begitupula pada anak usia dini, seringkali mereka menanyakan hal yang
mereka temui di masyarakat . Sebagai contohnya, ketika ada anak yang bertanya kepada

40
orangtuanya “Kenapa harus ada presiden ?” Terus kita asalnya dari suku apa“?. Pertanyaan
ini terkadang kita anggap hal biasa, namun sebenarnya melalui pertanyaan ini anak sedang
mengamati peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Pengetahuan sosial berkaitan dengan
ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat, misalnya sosiologi. Pengetahuan
sosial juga mempelajari tentang adanya jual-beli, keinginan dan kebutuhan, serta profesi .
Hal ini berkaitan dengan pembelajaran ekonomi untuk anak.
Pengetahuan sosial yang sesuai untuk anak antara lain kebudayaan, sosiologi,
ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geogrofi dan lain-lain. Berdasarkan
Curriculum Standards for Social Studies yang dibuat oleh National Council for the Social
Studies pada tahun 1994 mengidentifikasi bahwa ada 10 (sepuluh) hal yang dapat dipelajari
anak melalui pembelajaran sosial. Pengetahuan sosial yang anak pelajari ini dapat menjadi
pengetahuan yang akan terus berkembang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan
anak. Adapun 10 (sepuluh) pengetahuan yang dapat dipelajari anak, yaitu :
1. Kebudayaan
Dalam konten ini akan dibahas tentang keberagaman, nilai yang berlaku di
masyarakat, dan belajar kebudayaan membantu kita memahami diri sendiri dan orang
lain. Anak mungkin saja akan mengajukan pertanyaan, seperti “kenapa rambut saya
ikal, tidak seperti rambut dia yang lurus?” atau “Kita kan sama-sama tinggal disini (di
Indonesia), tapi kok ada orang jawa, orang Kalimantan, juga orang Papua?”
Pertanyaan ini muncul karena anak melihat adanya perbedaan dan juga kesamaan dari
setiap orang. Kesadaran anak tentang adanya kesamaan dan keragaman ini merupakan
salah satu hal penting yang perlu diberikan dalam pembelajaran di PAUD.
Pendidik anak usia dini harus memahami konsep kunci untuk mempelajari
tentang kebudayaan. Pendidik memberikan pemahaman pada anak yang terkait
dengan kebudayaan seperti:
• memahami keterkaitan dan saling ketergantungan, memberikan pemahaman
kepada anak bahwa setiap orang akan saling berhubungan dan membutuhkan.
• mengetahui berbagai keragaman bisa dalam berbagai bentuk, termasuk jenis

kelamin, etnisitas, usia, agama, struktur keluarga, kemampuan tingkat, bentuk

41
tubuh, warna rambut / mata, budaya, bahasa, gagasan, estetika, dan
sebagainya.
• menghargai keragaman berarti menerima dan menghargai
perbedaan diri kita dan dari orang lain sebagai normal dan positif.
• Mendeskripsikan cara dalam berbahasa, cerita, dongeng, musik, dan kreasi
seni yang disajikan sebagai ekspresi dari budaya dan pengaruh tingkah laku
dari orang yang tinggal dalam satu bagian budaya.
• Membandingkan cara berpikir orang dari budaya yang berbeda dan bagaimana
membentuk perjanjian dengan lingkungan fisik dan kondisi sosial
• Memberi contoh dan menjelaskan pentingnya persatuan dan perbedaan
didalam dan diluar kelompok.

Gambar 2.1 Pekan Budaya di Taman Kanak-Kanak


Sumber foto :Instagram KBTKLabcshool Jakarta

Pembelajaran sosial melalui pengenalan budaya sejak usia dini, akan


membantu anak untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebudayaan yang ia
miliki. Pembelajaran tentang budaya juga Peserta didik memahami universal
budaya, seperti norma, sanksi, institusi sosial, seni yang dimiliki budayanya, serta
belajar menganalisisnya dengan budaya lain. Anak usia dini bisa aktif dan
berinteraksi dengan cara yang sesuai dengan lingkungannya dan memahami
bahwa mereka mempunyai budaya yang berbeda.

42
2. Waktu, Kelestarian, dan Perubahan
Pembelajaran sosial tentang waktu, kelestarian dan perubahan berkaitan
dengan bagaimana anak memahami tentang sejarah kehidupan. Pembelajaran
tentang hal ini memberikan pengalaman belajar tentang beberapa hal seperti :
1. Memahami tentang bagaimana cara manusia melihat suatu hal dari apa
yang telah terjadi dalam suatu rentang waktu.
2. Memahami bagaimana anak mengetahui tentang sejarah dirinya dan
sejarah dalam keluarganya.
3. Anak juga akan belajar tentang peristiwa penting yang terjadi dalam
kehidupannya, kehidupan keluarga, dan peristiwa yang terjadi pada
lingkungan sosialnya.

Sumber sejarah dapat berasal dari manusia itu sendiri, sejarah tentang
kehidupan sebagai individu. Belajar tentang sejarah akan berkaitan dengan masa
lalu, berubah dan berkembang, serta mengembangkan pandangan sejarah dan
jawaban penting pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi kita sekarang.
Anak memahami waktu melalui konsep sederhana, misalnya memahami
bahwa dia bermain dan sekolah di siang hari dan istirahat di malam hari. Anak
juga sesuai tahapan berpikirnya akan belajar mengenai waktu secara perlahan,
misalnya anak akan mampu bercerita berdasarkan urutan waktu yang tepat. Guru
juga bisa memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman anak
tentang waktu, misalnya “ketika istirahat tadi kalian makan apa?” “Tadi pagi ke
sekolahnya naik apa?” Pertanyaan sederhana tersebut dapat menstimulasi anak
untuk memahami waktu.
Pengetahuan anak tentang adanya perubahan dalam kehidupan anak juga perlu
dibangun. Anak dapat diajak untuk mengami segala perubahan yang terjadi di
sekitarnya, baik perubahan yang ada pada dirinya, perubahan yang terjadi di sekolah,
dan juga perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Anak-anak perlu
merasakan kesempatan mengalami perubahan. Oleh karena itu, dengan segera
lingkungan menawarkan beberapa alat pembelajaran. Di sekolah, lingkungan

43
sekitar, alam dan pada diri mereka, anak-anak dapat belajar mengenai (a) perubahan
adalah terus-menerus dan selalu ada (b) perubahan mempengaruhi hidup mereka
dengan cara yang berbeda, dan (c) perubahan dapat terekam dan rekaman ini dapat
membantu orang lain memahami bahwa segala sesuatu dapat berubah.
Gambar 2.2 Perubahan pada manusia
http://duniaanak.org/perkembangan-anak/masa-masa-perkembangan-
anak.html

Pembelajaran sosial terkait dengan waktu dan perubahan ini akan


memberikan pemahaman kepada anak bahwa dalam kehidupan manusia akan
terus tumbuh dan berubah. Mereka yang saat ini masih kecil tentu saja nantinya
akan menjadi dewasa. Oleh karena itu, anak perlu diberikan pengetahuan bahwa
kehidupan ini pasti akan ada masa lalu, masa sekarang, dan juga masa depan.
Pembelajaran tentang konten sejarah ini tentu saja diberikan sesuai dengan tingkat
pemahaman anak.

3. Orang-orang, Tempat, dan Lingkungan


Dalam pembelajaran sosial tentang orang, tempat, dan lingkungan, anak diberi
pengalaman belajar untuk mengenal hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya. Anak sedang belajar memahami konsep tempat dan lingkungan orang-
orang yang terdekat dengan mereka, anak belajar tentang hal penting yaitu tentang
jarak, tempat, dan posisi dirinya dibandingkan dengan orang-

44
orang yang ada di sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan konsep pembelajaran
geografi.
Anak seringkali mengajukan pertanyaan terkait tentang lingkungan,
misalnya “kenapa kita tinggal di perkotaan, padahal aku lebih senang tinggal di
desa”, “kenapa kita harus menjaga bumi?” Pemikiran seperti ini timbul karena
adanya rasa ingin tahu yang besar dari anak untuk mempelajari banyak hal.
Pengenalan konsep geografi dalam pembelajaran sosial anak usia dini dapat
dijelaskan tentang studi hubungan manusia-lingkungan, yang dijelaskan dalam
lima tema utama penataan studi geografis yaitu :
1. Bumi adalah tempat di mana kita hidup. Pengetahun sosial tentang bumi sebagai
tempat tinggal manusia memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari
tentang tata surya dan kondisi iklim. Pelajaran tentang tata surya meliputi dengan
pengenalan benda-benda langit kepada anak, misalnya planet yang ada di tata
surya, bulan, bintang, matahari dan ciri-ciri dari benda langit tersebut. Anak juga
mengembangkan konsep bumi sebagai tempat tinggal mereka, mereka juga dapat
diperkenalkan kepada konsep, sikap, dan nilai-nilai yang melekat dalam belajar
untuk peduli terhadap bumi.
2. Arah dan lokasi. Dalam pembelajaran mengenai arah dan lokasi anak dikenalkan
tentang exsplorasi gerak, anak memahami tentang tubuh mereka dan hal-hal dari
tubuh mereka yang dapat melakukan sesuatu pada suatu tempat (Sanders, 2000).
Anak memahami bahwa kita dapat berpindah tempat dengan berbagai macam gerak,
seperti berjalan, maju, mundur, berputar, dan lain-lain. Anak juga mengenal tentang
istilah yang berkaitan dengan petunjuk, seperti atas-bawah,kiri-kanan, posisi yang
saling berhubungan, dan menemukan lokasi. Pemahaman tentang jarak dan lokasi
dapat dikenalkan kepada anak dengan mempelajari peta dan globe.
3. Hubungan dalam tempat. Anak dikenalkan tentang bagaimana setiap orang saling
berhubungan satu sama lain. Bagaimana kondisi setiap daerah dapat mendukung
daerah lain. Anak belajar tentang di daerah mana mereka tinggal, potensi apa yang
dimiliki oleh daerahnya, dan daerah mana yang berhubungan dengan daerah tempat
tinggalnya. Misalnya anak diajak berjalan di jembatan yang menghubungkan satu

45
daerah ke daerah yang lain, disini anak akan mempelajari bagaimana jembatan
sebagai penghubung kehidupan masyarakat antar daerah.
4. Interaksi spasial. Dengan materi ini, anak perlu melakukan berbagai kegiatan
belajar untuk memahami bahwa orang – orang berinteraksi dengan orang lain jauh
dari mereka. Manusia juga berbagi informasi dengan satu sama lain menggunakan
telepon, surat kabar, radio, dan televisi untuk menjembatani jarak. Ada pola
pergerakan manusia, produk, dan informasi. Orang-orang yang tersebar merata di
seluruh permukaan bumi. Bagaimana mereka dapat sampai dari satu tempat ke
tempat lain? Apa pola pergerakan manusia, produk, dan informasi?. Hal ini terkait
dengan bagaimana anak belajar memahami tentang komunikasi tanpa batas yang
bisa terjadi antara satu tempat dengan tempat yang lain.
5. Daerah. Anak belajar memahami tentang karakteristik suatu wilayah dengan
segala potensinya. Mereka akan mempelajari bahwa manusia hidup di suatu
daerah dan bagaimana kondisi geografis mempengaruhi bagaimana cara mereka
hidup dan bermasyarakat.

Gambar 2.3 Aktivitas anak ikut menanam padi sebagai bagian dari
pengenalan lingkungan sawah
Perencanaan untuk mengajar geografi dimulai dengan studi lingkungan
langsung fisik anak-anak dan kemampuan mereka dan kesempatan untuk
mengamati, berspekulasi, menganalisis dan mengevaluasi lingkungan.
Pembelajaran tentang geografi ini dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan anak
sampai ke hal yang lebih kompleks dan rumit.

46
4. Identitas dan Perkembangan Individu
Pada tahun awal perkembangannya, seorang anak mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat di dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan perilaku dapat menolong kita
untuk memahami tindakan setiap anak dan memberikan pengalaman yang akan
mendukung perkembangan sosial mereka yang positif. Diantara berbagai
perkembangan pesat yang terjadi pada anak, salah satunya yaitu proses
perkembangan individu dan identitas diri.
Identitas pribadi di bentuk oleh pengaruh suatu budaya, kelompok, dan
lembaga. Tingkah laku manusia merupakan sebuah hubungan antara norma-norma
sosial dan identitas pribadi, serta kegiatan sosial yang terjadi di lingkungan sosial
akan membentuk identitas lingkungan dan mempengaruhi tindakan individu. Anak
perlu diajak melakukan berbagai aktivitas untuk memahami tentang konsep diri,
menunjukkan harga diri, dan mengetahui kemampuan diri yang mereka miliki.

Gambar 2.4 Perkembangan Anak usia 0-1 Tahun


https://neotug.org/tahap-perkembangan-bayi-usia-0-6-bulan.html

Dalam pembelajaran tentang perkembangan individu, anak diberikan


pemahaman bahwa setiap individu mengalama perkembangan yang berlangsung
secara berurutan atau berkesinambungan melalui periode atau masa. Perkembangan
dimulai sejak terjadinya konsepsi. Setelah lahir, bayi menjalani masa kanak-kanak,

47
remaja, dewasa, sampai masa tua. Proses perkembangan itu berkesinambungan
dalam arti bahwa perkembangan itu merupakan proses siklus dengan
berkembangnya kemampuan-kemampuan dan kemudian menghilang, dan akan
muncul kembali pada usia berikutnya.

5. Individu-individu, Kelompok-kelompok, dan Lembaga-lembaga Pembelajaran


sosial ini mengajarkan anak untuk bekerja sama, memberikan
kontribusi di dalam aktivitas yang dilakukan dalam kelompok. Setiap anggota
dalam kelompok akan memndapatkan tugas dan perannya masing- masing. Anak
perlu menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain, bersikap dan berbahasa
yang santun ketika berbicara dengan tujuan untuk dapat diterima di dalam
lingkungan sosialnya. Komunikasi yang baik akan membantu anak memiliki
kesempatan untuk bergaul dengan banyak orang, baik itu dengan guru maupun
dengan teman sebaya.
Pembelajaran tentang konsep kelompok pada anak usia dini dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan belajar dalam pembelajaran di PAUD. Dengan kesadaran
diri yang kuat, anak-anak siap untuk belajar hidup dalam kelompok. Dasar untuk
hidup dengan orang lain adalah kemampuan untuk berkomunikasi. Orang tinggal di
sebuah komunitas berdasarkan kesamaan hal yang mereka memiliki. Komunikasi
adalah cara melalui mana orang-orang datang untuk memiliki hal yang sama.

Gambar 2.5 Anak bermain dalam kelompok


Sumber : Dokumentasi foto Laboratorium TTKA Ceria

48
Anak juga diberikan kesempatan untuk mengetahui tentang kelembagaan.
Lembaga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kita. Lembaga merupakan
perwujudan organisasi lebih lanjut untuk menghargai inti silaturahmi yang terdiri
dari lembaga tersebut. Hal ini penting bagi pelajar untuk mengetahui bagaimana
sebuah lembaga dibentuk, apa yang mengontrol dan mempengaruhi suatu
lembaga, bagaimana lembaga mempengaruhi individu-individu dan budaya, dan
bagaimana lembaga dapat dipertahankan atau diubah.
6. Kekuatan, Wibawa, dan Kuasa
Konten pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kesadaran bahwa
anak merupakan bagian dari sebuah kehidupan sosial. Anak - anak dipersiapkan
untuk menjadi anggota masyarakat yang demokratis, tetapi mereka benar- benar
menjadi warga negara yang demokrasi. Dalam pembelajaran sosial ini anak perlu
memperoleh pengalaman untuk memahami bahwa dalam kehidupan sosial
terdapat struktur kekuatan, wibawa, dan kekuasaan yang berguna dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat. Memberikan pemahaman bahwa anak merupakan
bagian dari sebuah negara, yang ketika dewasa nanti harus berpartisipasi sebagai
warga negara yang baik.
Dalam pembelajaran sosial tentang kekuatan, kekuasaan dan pemerintah,
anak belajar untuk hidup dan berpartisipasi dalam suatu kelompok berarti
mengatur peraturan dan mengikuti mereka (civitas, 2003). Untuk mengajarkan
pembelajaran sosial tentang hal ini, anak dapat dilibatkan dalam pembuatan
peraturan, mereka dapat menggunakan kesempatan ini untuk mendiskusikan
mengapa penting untuk mengikuti aturan-aturan tertentu, mengapa peraturan
dibuat, siapa yang membuat mereka, dan bagaimana mereka dibuat.
Ada beberapa hal yang ditanamkan kepada anak dalam pengembangan
studi sosial pada aspek Kekuatan, Kekuasaan, Sipil, dan Pemerintahan seperti:
1. Nilai Demokrasi, Anak usia dini belajar untuk berkontribusi
membangun dan membina masyarakat yang demokratis dan menerima
manfaat untuk masyarakat.

49
2. Rasa Kepemilikan dan Kebanggaan, Kepemilikan dan tanggung jawab
untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dan bangga menjadi
bagian dari sebuah masyarakat.
3. Konsep Politik, anak-anak diperkenalkan dengan aturan, dan wewenang
yang berada di rumah dan di sekolah, dan mungkin juga diberitahu
mengenai beberapa simbol demokrasi seperti : bendera , lagu

kebangsaan, dan presiden. Selain itu, pengetahuan tentang proses


pemungutan suara dapat dikembangkan melalui kehidupan di
kelompok keluarga, ruang kelas, dan masyarakat.

Gambar 2.6 Mengembangkan rasa bangga dengan membiasakan anak


menggunakan batik sebagai warisan budaya Indonesia

Pengalaman terlibat dalam kegiatan yan berkaitan dengan kehidupan yang


demokrasi memudahkan anak untuk memahami tentang studi sosial terkait
kekuatan, kekuasaan, dan wibawa. Anak dapat terlibat dalam menbuat peraturan
dan mendiskusikan tujuan mereka dapat membantu anak-anak menyadari bahwa
peraturan dibuat untuk melindungi mereka dan lain-lain. Anak juga harus
menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengikuti aturan, untuk
membuat aturan yang diperlukan untuk hidup dalam kelompok, dan aturan dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.

50
7. Produksi, Distribusi, dan Konsumsi
Anak-anak mengalami konsep ekonomi sehari-hari. Mereka mengamati
orang tua bertukar uang untuk barang-barang, dan mereka sendiri berpartisipasi
dalam membayar untuk beberapa pembelian. Mereka menerima uang sebagai
hadiah, kadang-kadang menyimpannya di bank, atau mereka bahkan dapat
berpartisipasi dalam membuka rekening bank. Anak membuat keputusan antara
hal-hal yang benar-benar mereka butuhkan atau hanya inginkan.
Dalam bermain, anak-anak mengungkapkan beberapa pemahaman tentang
konsep ekonomi. Mereka menggunakan script ekonomi karena mereka bermain
toko-tokoan, berpura-pura melihat dan membeli barang; mereka berpura-pura
menggunakan uang untuk mendapatkan layanan. Pada tahap ini anak baru
memahami konsep dasar ekonomi. Guru dapat memperkenalkan anak-anak
prasekolah prinsip-prinsip ekonomi penting. Dengan mengatur pengalaman anak
dari berbagai konsep ekonomi direkomendasikan oleh Ekonomi Amerika (NCEE,
2002) dan Dewan Nasional untuk Studi Sosial (1998), guru dapat
memperkenalkan anak-anak untuk ide-ide utama:
a. Kelangkaan: keinginan orang di mana-mana tidak terbatas, namun sumber
daya yang terbatas
b. Perlunya keputusan mengenai penggunaan sumber daya
c. Fungsi produksi dan konsumsi, konsep perdagangan dan barter, dan
gagasan bahwa uang dipertukarkan untuk barang dan jasa
d. Mendidik anak-anak untuk pilihan karir masa depan dan peran

51
Gambar 2.7 Anak melakukan pembelajaran tentang konsep produksi,
distribusi, dan konsumsi

Anak usia dini dapat mempelajari tentang konsep ekonomi dengan memahami
proses yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan membedakan mana bentuk barang
dan mana yang jasa. Dalam mempelajari konten ekonomi ini, guru perlu merancang
kegiatan yang dapat melibatkan anak secara langsung agar anak lebih mudah
memahami konsep yang terdapat dalam kegiatan belajar yang dilakukan anak.
8. Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Konten yang akan digunakan dalam pembelajaran pada bagian ini adalah
untuk memberikan pemahaman bahwa teknologi mempengaruhi kehidupan manusia.
Bagaimana teknologi sejak zaman prasejarah sampai kehidupan modern saat ini terus
mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan ilmu sains dan teknologi
memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia hingga saat ini.
Pembelajaran tentang sains, teknologi, dan masyarakat diharapkan dapat
memberikan pemahaman pada anak, antara lain :
1. Memberikan contoh bagaimana sains dan teknologi dapat merubah kehidupan
seseorang (seperti transportasi)
2. Memberikan contoh bagaimana sains dan teknologi merubah lingkungan (seperti
bendungan atau hilangnya hutan hujan)
3. Memberikan contoh bagaimana perubahan sikap memiliki hasil dari ilmu
pengetahuan dan teknologi (seperti daur ulang)
4. Menyarankan cara untuk memantau ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
melindungi individu, lingkungan dan kesejahteraan umum.

52
Gambar 2.8 Perubahan yang terjadi di Masyarakat
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa terjadi berbagai perubahan
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini terjadi karena adanya kemajuang
pengetahuan dan teknologi. Misalnya dulu manusia bepergian dengan
menunggangi kuda dan sekarang dengan mobil, dulu manusia menggunakan
telepon rumah dan sekarang dengan telepon genggam (handphone), manusia dulu
memasak dengan oven tenaga api dan sekarang menggunakan oven listrik.
Dalam mempelajari tentang sains dalam pengetahuan sosial anak belajar
kehidupan hewan, cara menyayangi makhluk hidup, dan bagaiamana mencintain
dan merawat bumi. Pengenalan teknologi untuk anak usia dini juga mulai
dilakukan melalui pengenalan benda-benda elektronik, dan penggunaan barang
tersebut dalam kehidupan manusia sehari-hari.

53
9. Hubungan Global
Pengetahuan sosial tentang hubungan global akan mempelajari bahwa
setiap individu memiliki saling ketergantungan satu sama lain. Mengajarkan
tentang berbagai macam hubungan global yang terjadi pada masyarakat, baik antar
wilayah sampai masyarakat dunia. Konsep tentang hubungan global dan
kebebasan yang dapat diberikan pada anak usia dini yaitu tentang bagaimana
membangun interaksi dengan orang lain dari berbagai daerah dan negara.

Gambar 2.9 Anak dan Dunia, saling berhubungan


Studi sosial tentang hubungan global akan mempelajari tentang hubungan
interaksi antara manusia dengan manusia juga antara manusia dengan makhluk
lainnya. Sosial studi pada bagian ini juga membahas mengenai bagaimana
seharusnya manusia harus bersikap dengan baik kepada sesama. Pendidikan global
berfokus pada bagaimana membuat anak-anak peka terhadap sudut pandang orang
dari daerah dan kebudayaan yang berbeda. Pembelajaran sosial tentang hubungan
global dan kekebasan diharapkan anak memiliki rasa cinta terhadap budayanya
dan memahami bahwa mereka tidak hanya merupakan bagian dari sebuah Negara
tetapi juga bagian dari kehidupan di dunia.

54
10. Kewarganeraan
Pengetahuan sosial tentang kewarganegaraan bertujuan untuk
menumbuhkan wawasan, kesadaran bernegara, sikap serta prilaku yang cinta
tanah air yang berisikan dengan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa
(Hartati,Pratiwi,2017). Pengenalan pendidikan kewarganegaraan pada anak usia
dini akan menumbuhkan nilai-nilai moral dalam prilaku sehari-harinya dan anak
akan dengan karakter yang baik untuk masa depan anak.

Dalam konten studi sosial ini juga anak mempelajari bahwa sebuah 55ymbol
harusnya dapat menjadi 55ymbol yang demokratis. Pengetahuan sosial ini
memberikan kesempatan bagi anak untuk memahami bahwa mereka merupakan
penerus sebuah bangsa harus dapat berperan aktif dalam membangun negaranya.

Gambar 2.10 Anak memiliki identitas sebagai anak Indonesia


http://clipartstation.com/wp-content/uploads/2017/11/clipart-anak-sekolah-
3.png

Pengenalan konsep dasar dari 10 tema di atas dapat diberikan dengan berbagai
pendekatan pembelajaran untuk mendorong keingintahuan dan keterampilan memecahkan
masalah. Konten akademis dari studi sosial berdasarkan 10 tema NCSS, misalnya anak-anak
mempelajari sejarah masyarakat dan 55ymbol, mengembangkan pemahaman tentang
kehidupan dan belajar menghargai keragaman. Pengetahuan sosial dapat mendukung anak-anak
saat mereka memecahkan masalah di kelas dan sekolah serta menyelidiki masalah yang

55
terjadi di masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan
dan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.
Pembelajaran pengetahuan sosial ini dapat disampaikan atau dikenalkan pada anak
melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam
upaya pembelajaran sosial, harus dilakukan dalam suasana yang menarik dan
menyenangkan. Tujuan pembelajaran studi sosial tidak hanya fokus pada konten
pengetahuan (knowledge) yang harus dipahami anak, tetapi penting juga bagi anak untuk
memiliki sikap yang baik dan memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (Attitude
dan Value), dan sampai pada tahapan bagaimana anak memperoleh keterampilan (Skills)
yang berguna ketika mereka dewasa .
Pengenalan berbagai konsep dalam ilmu sosial membantu anak dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan sosialnya. Pembelajaran pengetahuan sosial juga harus membekali
anak keterampilan dalam membangun kerjasama, kemampuan untuk berkomunikasi dan
berbagi, serta belajar memahami bahwa setiap individu merupakan bagian dari sebuah
kelompok (Hartati, Pratiwi, 2017). Pembelajaran tentang perilaku dan sikap ini diharapkan
dapat membantu anak dalam memahami perbedaan dalam setiap kelompok dan bagaimana
dapat berpatisipasi dalam sebuah kelompok. Anda dapat mempelajari tentang materi belajar
studi sosial dengan mengkakses link berikut : http://bit.ly/studisosialinECE

B. Kegiatan belajar Bahasa dan Literasi AUD


Bahasa sebagai alat komunikasi dimana seseorang dapat menjelaskan pikiran,
perasaan dan kehendak seseorang kepada orang lain. Dengan memiliki kemampuan bahasa
yang baik, anak dapat diharapkan dapat bersosialisasi dengan orang lain. Bahasa juga dapat
membantu untuk mengekspresikan idenya. Bahasa dianggap juga sebagai salah satu
indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang
merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan. Bahasa
merupakan sistem kornunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Bahasa dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta
kesempatan belajar yang dimiliki seseorang. Anak belajar menggunakan bahasa dengan

56
cara memperhatikan dan menyimak orang dewasa berbicara dan membacakan sesuatu
untuknya. Kemudian hasil dari menyimak tersebut akan digunakan oleh anak dalam
kegiatan mainnya.
Bahasa merupakan alat untuk mempelajari pengetahuan lainya. Sebelum dia belajar
pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memperoleh
pemahaman dengan baik. Dengan berbahasa, anak dapat mengembangkan kemampuan
dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan
literasi di tingkat yang lebih tinggi.
1. Definisi bahasa dan literasi
Literasi (Literacy) secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk
membaca, menulis dan berhitung. Bagi orang dewasa yang buta aksara, kecakapan
literasi tidak hanya sekedar dapat membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi
lebih menekankan fungsi dalam kehidupan sehari-hari (Archer, 1996). Pada usia 6
tahun, seorang anak biasanya telah berbicara dengan 2600 katadan memahami
lebih dari 20000 kata (Owens, 1996). Bahasa merupakan kemampuan
berkomunikasi dengan menyampaikan serangkaian 57ymbol untuk berpikir dan
berinteraksi dengan orang lain ,Sonawat & Francis (2007). Seorang anak dapat
mengembangkan kosakata mereka dengan demikian cepat karena mereka
melakukan pemetaan kilat, yang memungkinkan mereka untuk menyerap makna
dari kosakata yang didengarnya dan menyimpan makna tersebut dalam ingatan

57
2. Perkembangan bahasa dan literasi
Perkembangan bahasa dan literasi pada anak terjadi sejak lahir dan
berkesinambungan. Pada perkembangannya bahasa dan literasi memiliki lima jenis
pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak. adapun ke-lima
pengetahuan itu yaitu bahasa oral/ verbal, print awareness (kepekaan terhadap gambar
dan tulisan), pengetahuan tentan buku, pengetahuan tentang huruf, dan kepekaan
terhadap bunyi (phonological awareneness). Berikut penjelasan tentang pengetahuan
dalam bahasa dan literasi.

58
Gambar berikut menunjukan studi yang dilakukan oleh Save The Children
tahun 2012 tentang perkembangan literasi yang terjadi di Asia secara
berkelanjutan dari masa bayi hingga remaja.

Gambar 2.11 Perkembangan literasi


Sebagaimana penjelasan sebelumnya mengenai pengetahuan tentang bahasa dan
literasi, berikut ini penjelasan mengenai perkembangan yang akan dilalui oleh anak. simak
video berikut yang dapat memberikan pemahaman lebih lanjut kepada anda tentang
perkembangan bahasa dan literasi https://www.youtube.com/watch?v=zvCzM7SHdsw

a. Menyimak dan berbicara


Kemampuan berbicara akan berkembang apabila anak memiliki kesempatan
untuk menyimak setelah itu anak juga perlu mendapatkan kesempatan
menggunakan bahasa dengan cara berinteraksi dengan orang lain baik orang
dewasa maupun temannya. Pada saat anak bermain dengan temannya, ia belajar
menggunakan bahasa secara kontekstual atau sesuai dengan situasi dan dengan
siapa ia berbicara. Pada proses ini anak belajar untuk menyimak orang lain dan
kemudian bergantian berbicara. Hal ini juga akan membantu anak untuk belajar
menghargai ide orang lain.

59
Gambar 2.12 Anak mengkomunikasi ide nya dalam bentuk kegiatan
Sumber. Koleksi foto kegiatan anak Laboratorium
PG-PAUD PAUD Terpadu Labschool Duren Sawit

Adapun hal lainya yang terkait dengan bahasa sebagai alat komunikasi pada
saat berbicara dengan prang lain anak belajar untuk menggunakan intonasi, bahasa
tubuh, dan ekspresi wajah yang tepat. Berikut tahapan keterlibatan anak dalam
berbicara (Holdaway, 1979).
- Mengamati  belum terlibat pembiacaraan, anak mengamati situasi yang terjadi
disekitarnya dan belum
- Berpartisipasi  mulai ikut dalam percakapan
- Berlatih  anak berlatih menggunakan bahasa dalam situasi bermain atau
diberikan kesempatan untuk bercerita/ berbicara
- Percaya diri  dapat menggunakan bahasa sesuai konteksnya secara mandiri,
misalnya meunjukan keinginan, dsb.

b. Membaca
Kegiatan membaca memberikan kesempatan pada anak untuk melibatkan
kemampuan untuk memahami arti dari gambar dan tulisan yang dilihatnya. Dalam

60
mengembangkan kemampuan membaca anak akan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut :
– Pra-membaca  anak mulai peka bahwa gambar memiliki pesan
– Initial reading  anak mulai mempelajari nama dan bunyi huruf. Anak
menggunakan pengetahuan ini untuk mengenai tulisan dengan bunyi yang
sama
– Membaca lancar  anak mulai mengenal kata lebih cepat dan mulai senang
membaca tulisan, pada saat yang bersamaan anak belajar untuk memaami
makna tulisan
– Kepekaan terhadap buku dan print awareness  anak mulai peka untuk
membaca, membuka buku, dan alur membaca
– Pengetahuan huruf alphabet
• Pengetahuan bentuk huruf  mampu untuk membedakan huruf
berdasarkan bentuknya
• Pengetahuan tentang nama huruf  mengetahui bahwa huruf
adalah simbol dan memiliki simbol huruf besar dan huruf kecil
• Pengetahuan menulis huruf  dapat menulis huruf
• Kepekaan bunyi huruf, yang dimulai dengan tahapan berikut :
• Tahapan kata  memisahkan kalimat menjadi kata
• Tahapan suku kata  memisahkan kata menjadi suku kata
• Tahapan mengenal bunyi huruf yang sama  mengenal kata
yang memiliki bunyi yang sama
• Tahapan mengenal bunyi huruf  menggabungkan bunyi
huruf untuk membuat kata
– Pemahaman bacaan
 Literal  memahami bacaan langsung
 Inferensial  memahami bacaan berdasarkan pengetahuan
sebelumnya.

61
 Kritikal  mengevaluasi bacaanya dan membuat pernyataan tentang
tokoh atau kejadian yang dalam bacaan.
 Penggunaan  menggunakan pengetahuan dari bacaan untuk
menyelesaikan masalah
 Apresiasi  personalisasi dari tokoh dalam bacaanya

c. Menulis
Kemampuan menulis pada anak muncul seiring dengan berkembangnya
kemampuan membaca. Oleh karena itu untuk kedua kegiatan ini dilakukan
bersamaan. Pada saat anak menulis, anak mencoba untuk menggabungkan
beberapa coretan yang memiliki makna.

Gambar 2.13 Anak melakukan kegiatan menulis permulaan


Sumber. Koleksi foto kegiatan anak Laboratorium
PG-PAUD PAUD Terpadu Labschool Duren Sawit

Ada hal yang yang harus diingat oleh pendidik, bahwa sebaiknya anak
diberikan kesempatan untuk membuat coretan - coretan dan menggambar agar
anak belajar sebagai dasar untuk Memebuat tulisan yang bermakna jauh sebelum
anak belajar menulis secara konvensional. Belajar menulis secara konvensional
misalnya seperti meniru tulisan, mengikuti titik dan garis, atau menulis berulang-
ulang. Berikut tahapan menulis pada anak;

62
Tabel 2.1 Perkembangan Menulis Anak
Tahapan Contoh
Menulis
Tahap
menggambar

Tahap
mencoret –
coret

Tahap
coretan
berbentuk
simbol huruf

Tahap
menulis
huruf acak

63
Tahapan Contoh
Menulis
Tahap
menulis
berdasarkan
bunyi/ ejaan
yang
didengar

Tahap
menulis
berdasarkan
ucapan

C. Rancangan Kegiatan Pembelajaran Studi Sosial, Bahasa, dan Literasi AUD


Pembelajaran pengembangan studi sosial perlu diberikan saling berhubungan
dengan pembelajaran lain, hal terpenting adalah menyiapkan lingkungan belajar dan
pilihan kegiatan bagi anak. Menurut Melendez, Beck, dan Fletcher dalam Jakcman
(2009:219) menjelaskan bahwa dalam pengembangan studi sosial, anak perlu
melakukan interaksi dengan materi, ide, teman sebaya, dan orang dewasa, agar anak
dapat memperoleh pengetahuan baru tentang kejadian secara nyata. Dalam
pengembangan studi sosial , anak akan belajar tentang proses dan pengetahuan yang
berkembang tentang fenomena sosial, dan pemanfaatan lingkungan belajar di kelas.
Hal terpenting dalam pengembangan studi sosial adalah melibatkan anak secara aktif
dalam kelas dan memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dalam
kegiatan di kelas.
Dalam penyusunan rencana pembelajaran ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru menurut Seefeldt, dkk, 2010 dalam S.Hartati dan N.Pratiwi,
sebagai berikut :

64
1. Keterlibatan Anak, guru dan anak dapat bersama-sama dalam membuat
perencanaan belajar. Hal ini dapat melihat minat dan ketertarikan anak akan suatu
materi yang akan dipelajari.
2. Perencanaan yang fleksibel, rasa ingin tahu anak yang tinggi, ketertarikan,
kreatifitas, moment2 tertentu yang muncul dari ide anak, dapat menjadi
perencanaan secara tiba-tiba atau incidental experience.
3. Rancangan Kegiatan Belajar, dirancang untuk jangka pendek, pengalaman belajar
perhari, sedangkan materi atau unit yang akan dipelajari direncanakan sebagai
pengalaman belajar secara terus menerus. Beberapa hal yang diperhatikan dalam
membuat Lesson Plans, yaitu:
• Persiapan
• Merancang tujuan pembelajaran
• Langkah-langkah dan strategi untuk mencapai tujuan
• Cara melakukan asesmen perencanaan yang telah dibuat
4. Pembelajaran tematik, bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk
membangun rasa kebersamaan dalam kelompok sesuai dengan ketertarikan, tema
atau proyek yang akan dikerjakan. Membangun rasa saling menghargai ide teman,
berbagi informasi dan pengetahuan, dan mengetahui peran dalam kelompok.
Pembelajaran berbasis tema lebih mudah dipahami anak dan dapat langsung
dihubungkan dengan pengalaman sehari-sehari sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna. Pembelajaran menjadi lebih fleksibel, karena mengikuti
ketertarikan anak dan bertujuan memberikan pengalaman bagi anak. Memberikan
kesempatan pada anak baik secara individu maupun kelompok melalui berbagai
aktivitas dan memperoleh keterampilan baru.

Aktivitas pembelajaran dalam pengembangan studi sosial seharusnya dapat


mengajarkan anak tentang belajar untuk bekerja sama, mengembangkan
keterampilan dalam mengamati, membaca, menulis, wawancara, proses inquiry,
dan belajar dengan berbagai pilihan kegiatan (Mindes, 2006). Pengalaman belajar
akan semakin bermakna ketika anak diberikan pilihan kegiatan. Guru dapat

65
membuat penataan lingkungan belajar berbasis sentra dengan melihat minat dan
ketertarikan anak.
Dalam pengembangan studi sosial, anak akan belajar tentang proses dan
pengetahuan yang berkembang tentang fenomena sosial, dan pemanfaatan lingkungan
belajar di kelas. Hal terpenting dalam pengembangan studi sosial adalah melibatkan
anak secara aktif dalam kelas dan memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat
langsung dalam kegiatan di kelas. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan anak
dalam memahami pengetahuan sosialnya harus dilakukan dalam kegiatan yang
menarik dan dalam suasana yang menyenangkan. Berikut contoh pengembangan
kegiatan sesuai tema tentang konten studi sosial anak usia dini :

Budaya
-makan dan minum sambil duduk
-cuci tangan sebelum makan

Sejarah Identitas Diri


- kapan hari ulang tahunku ?
-gambar perkembanganku
Diriku -siapa namaku
-berapa usiaku
-saya laki-laki, saya perempuan

Tempat
dimana rumahku ?
dimana aku sekolah ?

Pelibatan anak dalam setiap kegiatan juga memberikan kesempatan bagi


anak untuk lebih mudah memahami materi yang digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran yang dirancang guru. Pemerolehan pengetahuan dengan melibatkan
anak secara aktif salah satunya adalah dengan memberikan kegiatan yang dapat
menstimulasi cara berpikir anak dan kemampuan komunikasinya. Misalnya
meminta anak untuk melakukan wawancara dengan orang-orang terdekat mereka

66
untuk mengetahui kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari, mengajak anak
berkunjung ke museum untuk memahami tentang sejarah masa lalu.
Dalam pengembangan kegiatan bahasa dan literasi dapat menggunakan
salah satu dari 3 pendekatan yang ada. Pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
Pembelajaran bahasa yang lebih menekankan pada aspek latihan
berulang-ulang (drilling)
2. Bahasa Keseluruhan (Whole Language)
Anak belajar bahasa melalui peran aktifnya dalam lingkungan yang
dirancang guru dan dengan bantuan guru sebagai dinamisator dan fasilitator dalam
kegiatan berbahasa. Kegiatan berbahasa dirancang menjadi satu kesatuan dengan
kegiatan lainnya sehari-hari sehingga anak mudah memperoleh pemahaman bahasa
yang digunakan. Di dalam pendekatan ini tidak diajarkan fonik (bunyi huruf),
melainkan anak menemukan sendiri bunyi huruf dalam kata.
3. Integrasi Literasi Seimbang (Balanced Literacy Integrated Skills)
Pengalaman bahasa anak diperoleh dengan cara penggabungan antara
pendekatan tradisional dan bahasa keseluruhan.

Untuk dapat melihat perbedaan di antara ke tiga pendekatan di atas, maka berikut ini
disajikan sekilas review.
Tabel 2.2 Pendekatan kegiatan bermain literasi
Tradisional Bahasa Keseluruhan/ Literasi Seimbang
Whole Language Diberikan terpisah
Bahasa Diberikan Diberikan terintegrasi
terpisah dan terintegrasi
Sub diberikan sendiri Tidak diberikan tapi Diberikan terintegrasi
Ketrampilan diperoleh dan sendiri
Bahasa & diberikan terpisah Terdapat dalam diberikan terpisah
Area kegiatan bahasa yang dan terintegrasi
terintegrasi

67
Tradisional Bahasa Keseluruhan/ Literasi Seimbang
Whole Language Berpusat pada anak
Orientasi Berpusat pada Berpusat pada anak
tujuan
pembelajaran

Struktur Seluruh kelas, Kelompok kecil, Kelompok kecil,


Kelas dapat sentra, bengkel kerja seluruh
Berkelompok Kelas, sentra, bengkel
kerja

Peranan Mengarahkan, Memfasilitasi Memfasilitasi,


Pendidik dominan mengarahkan,
kolaborasi

Metode Ceramah, Kolaborasi, Kolaborasi,


penjelasan, eksplorasi, eksplorasi,
lembar kerja, drill Tematik, proyek tematik, proyek,
penguatan,
pengulangan

Material Buku teks, buku Literatur, buatan Literatur dan buku


kerja, pendidik teks,
Buku latihan buatan pendidik

Kurikulum Test standart, Tematik, eksploratori, Orientasi standart,


terstruktur luwes, proses proses pembelajaran,
berat dan kaku pembelajaran luwes

Evaluasi Test standart, Portofolio dan Portopolio, penilaian


soal-soal penilaian asli asli,test standart
Objective

Kelebihan Pengelolaan Belajar aktif, berpikir Belajar aktif, berpikir


efektif, mudah tingkat tinggi, tingkat tinggi,

68
Tradisional Bahasa Keseluruhan/ Literasi Seimbang
Whole Language mencintai belajar,
administrasinya, mencintai belajar,
disiplin, lebih ketrampilan sosial ketrampilan sosial
murah baik baik, sesuai standart,
ketrampilan
berkembang
Kekurangan Bosan, enggan Kehilangan
belajar, tidak ketrampilan khusus,
cocok untuk memerlukan
anak kebutuhan pendidik berkualitas
khusus tinggi, mengundang
kontroversi

Setelah memilih pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan bermain bahasa dan
literasi dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan menyimak, berbicara, bermusik,
bercerita, dan membuat coretan atau menulis. Bagan berikut menjelaskan tentang kegitan
yang dapat dirancang oleh guru untuk mengembangan kemampuan bahasa anak.

•Membedakan bunyi, Mendengarkan orang lain


Menyimak berbicara, focus mendengarkan suara, auditory
memory

•Mengulang dan membuat kalimat sendiri, kosakata,


Berbicara menggunakan bahas aekspresif, & percakapan sehari-
hari

•Bernyanyi, gerak dan lagu, rymes


Bermusik

•Membaca, dan bercerita, anak membuat cerita


Bercerita

Membuat coretan/ •Mengembangkan motorik, print awareness,

menulis

69
Beberapa contoh kegiatan belajar untuk pengembangan bahasa dan literasi pada anak usia
dini, yaitu :
1. Kegiatan Bercerita

Celemek Cerita Bercerita dengan Bigbook


Sumber:
sgpc.marsa.skola.edu.mt

Papan Flanel Ziplock Book


Sumber: Sumber:
www.lakeshorelearning.c ths.gardenweb.com
om

70
Step Book Puppet Book
Sumber:
raisingsparks.com Sumber:
www.chroniclebooks.com
Gambar 2.14 Ragam Media Cerita

Dalam kegiatan bercerita, cerita yang akan digunakan untuk


mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini sebaiknya dipilih oleh guru
atau orang tua agar anak tidak hanya belajar bagaimana menggunakan bahasa
dengan baik, namun juga sekaligus mengajarkan sejumlah karakter penting bagi
kehidupan mereka. Teknik yang digunakan untuk menyampaikan cerita juga
beragam, dapat bercerita tanpa media atau menggunakan media, seperti: bercerita
dengan papan flannel, bercerita dengan buku, bercerita dengan origami, foto, dsb.
Beragam jenis media pembelajaran lainnya juga dapat digunakan sebagai
media bercerita pada anak, seperti: buku besar (big book), celemek cerita, papan
flannel, step book, dsb.

2. Menyusun Gambar Seri


Gambar seri merupakan kartu bergambar yang disusun sehingga
menghasilkan sebuah cerita. Guru bisa mengenalkan kejadian umum awal sebuah
cerita hingga akhirnya. Dalam membacakan cerita pada gambar seri, pendidik bisa
mengawali cerita dengan pertama, kedua, dan terakhir/ akhirnya. Kartu gambar
seri untuk anak dapat dimulai dengan 3 potong gambar atau lebih. Misalnya, Judul
Cerita: Makan

71
Alur:
Gambar 1  Anak menyiapkan piring di atas meja
Gambar 2  Anak menuang nasi dan lauk ke atas piring
Gambar 3  Anak makan

Gambar Gambar Gambar

Anak menyiapkan Anak menuang Anak makan


piring di atas nasi dari lauk ke
meja atas piring

Gambar 2.15 Contoh gambar seri tentang makan

3. Menulis dengan tepung atau pasir

Gambar 2.16 Menulis di Atas Tepung


Sumber: thelearningark.blogspot.com

Alat dan : Nampan persegi


Bahan Tepung terigu/ tapioka/ pasir
Sumpit
Metode : Praktek langsung
Pembelajaran

72
Jenis : Individu
Kegiatan
Langkah : • Guru menuang tepung atau pasir
Kegiatan ke atas nampan
• Anak diminta untuk menulis di
atas nampan tersebut
menggunakan sumpit atau jari nya

4. Pojok baca
Menciptakan pojok baca atau perpustakaan sangat penting di dalam kelas
anak usia dini, terutama untuk pengembangan bahasa anak. Perpustakaan
dirancang untuk menanamkan minat anak terhadap bacaan. Guru dapat
mendisplay dalam lemari terbuka agar anak dapat memilih buku bacaan mereka
sendiri. Buku-buku dapat diklasifikasi berdasarkan kategori tertentu, seperti:
berdasarkan urutan abjad (misal: buku dengan judul berawalan A-C, D-F, G-I, dst
dimasukkan dalam sebuah container) atau berdasarkan konten pengembangan
pembelajaran (misal: buku yang berkaitan dengan sains, matematika, bahasa, seni,
dsb) atau berdasarkan kategori bacaan pada umumnya (misal: sejarah, kegamaan,
huruf dan angka, olahraga). Buku-buku berukuran besar (big book) sebaiknya
ditempatkan di lemari terbuka dan bebas diakses anak.

73
Gambar 2.17 Penataan Buku Berdasarkan Konten Bidang
Pengembangan
Sumber: thatssoelementaryteacher.blogspot.com

Gambar 2.18 Pengelompokan Buku Berdasarkan Kategori Jenis Buku


Fiksi dan Non Fiksi
Sumber: www.scholastic.com

74
Gambar 2.19 Pengelompokan Buku Berdasarkan Urutan Abjad

Sumber: www.lakeshorelearning.com

Pelaksanaan kegiatan bermain ini dapat dilakukan dalam pusat kegiatan yang
dirancang dengan baik oleh guru. Tahapan yang dapat dilakukan guru, yaitu pertama
adalah menentukan tema dan menentukan konsep dan pengetahuan yang akan digunakan
dalam kegiatan bersama anak, seperti contoh di bawah ini :
Contoh pengembangan kegiatan terintegrasi menyimak, berbicara, membaca dan
menulis

Meyimak
Story Telling tentang
"Sepeda Roda Dua"

Menulis
Berbicara
- menggambar sepeda
- menirukan kata Sepeda, Sepeda Menggunakan kosa kata
Sepeda, sadel, pedal, rem,
sadel, pedal, rem, roda, roda, rantai, bel
rantai, bel

Membaca
buku cerita "Sepeda Roda Dua"
mencocokan kartu kata dengan kartu huruf
Mengenal bunyi hurus "S" pada sepeda dan sadel

75
Langkah Pelaksanaan Kegiatan Bermain Bahasa dan Literasi
1. Penataan lingkungan bermain
• Guru sebaiknya mempertimbangkan jumlah anak dan bahan-bahan yang cukup (3
tempat main untuk setiap anak).
• Merencanakan intensitas dan densitas kegiatan bermain bahasa dan literasi.
Berikut Tautan ragam kegiatan di pusat kegiatan (sentra dan area) bahasa dan
literasi https://mrswillskindergarten.com/10-simple-stations-will-last-year/
• Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan, misalnya
menyediakan papan tulis atau lembar bagian belakang kalender bekas atau karton
untuk mencatat setiap kata baru.
• Menata kegiatan main dan bahan main yang dapat mengembangkan anak untuk
bersosialisasi.
• Pilihlah tempat atau lokasi yang tepat sebelum menlakukan kegiatan dengan
mempertimbangkan keluasan tempat, apakah kegiatan tersebut akan memerlukan
air atau bermain basah.
• Tautan pengembangan pusat kegiatan (sentra dan area) bahasa dan litarasi
https://www.kindergartenworks.com/kindergarten-teaching-ideas/back-
to-school/smart-literacy-centers/
2. Pembukaan
• Membacakan buku yang berkaitan dengan konsep dan kegiatan sains atau
mendatangkan narasumber, misalnya tukang reparasi sepeda untuk menjelaskan
sepeda roda dua.
• Pendidik menjelaskan jika ada kata baru dan kurang dipahami oleh anak dengan
memberikan contoh atau penjelasan, kemudian tuliskan kata baru tesebut dan baca
bersama anak – anak.
• Menunjukan langkah – langkah kegiatan bermain bahasa dan literasi, menjelaskan
rangkaian waktu main
• Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial, beritahukan pada anak jika
ia bermain sendiri maupun dimainkan secara berkelompok.

76
3. Pada saat main
• Berikan waktu yang cukup pada anak untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak
dan kesempatan untuk mencari tahu lebih dalam.
• Mencontohkan komunikasi yang tepat dan dimengerti oleh anak agar memperkuat
dan memperluas bahasa anak
• Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman
sebaya
• Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
4. Kegiatan penutup
• Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling
menceritakan pengalaman mainnya
• Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui
pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat

Forum Diskusi
Cobalah diskusikan dengan 2-3 teman anda untuk melakukan analisis Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (PERMENDIKBUD No.137 tahun 2014 Tentang
SNP PAUD ) dan Kompetensi dasar (PERMENDIKBUD No. 146, Tahun 2014 Tentang
kurikulum 2013 PAUD) yang mengarah pada pengembangan literasi.
Kemudian, buatlah pengembangan tema, kemudian integrasikan dengan konten studi
sosial, dan ke-empat pengembangan bahasa dan literasi kedalamnya. Buatlah dalam bentuk
webbing tema dan kegiatan, dan lanjutkan dengan merancang kegiatan bermain bahasa dan
literasi untuk anak usia 4–6 tahun untuk yang terdiri atas pengembangan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Pengembangan kegiatan tersebut terdiri atas nama kegiatan, tujuan
pengembangan, langkah-langkah kegiatan, media dan instrument evaluasi.

Penutup
Rangkuman
1. National Council for the Social Studies (NCSS) mendefinisikan ilmu sosial adalah
ilmu yang terintegrasi dari ilmu pengetahuan sosial dan humanistik untuk

77
memajukan kompetensi yang sifatnya kewarganegaraan. Ilmu sosial saling
berkordinasi, sistematika pembelajarannya menggambarkan berbagai disiplin ilmu
seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, pengetahuan
politik, psikologi, agama dan sosiologi atau humanistik. (NCSS,2003)
2. Tujuan dari pembelajaran studi sosial adalah untuk mengembangkan kemampuan
anak dalam memperoleh pengetahuan tentang kewarganegaraan, memahami
keberagaman budaya, demokrasi sosial dalam hubungan dan lingkungan
masyarakat yang saling ketergantungan.
3. Tujuan pembelajaran studi sosial tidak hanya fokus pada konten pengetahuan
(knowledge) yang harus dipahami anak, tetapi penting juga bagi anak untuk
memiliki sikap yang baik dan memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
(Attitude dan Value), dan sampai pada tahapan bagaimana anak memperoleh
keterampilan (Skills) yang berguna ketika mereka dewasa.
4. Pengetahuan sosial yang anak pelajari harus disesuaikan dengan usia dan tahapan
perkembangan anak. Adapun 10 (sepuluh) pengetahuan yang dapat dipelajari anak,
1) Budaya, 2) Waktu, Kesinambungan, dan Perubahan, 3) Orang, Tempat, dan
Lingkungan, 4) Perkembangan individu dan identitas, 5) Individualitas,
Kelompok, dan Institusi, 6) Kekuatan, Kekuasaan, dan Pemerintah, 7) Produksi,
Distribusi, dan Konsumsi, 8) Sains, Teknologi, dan Kehidupan Masyarakat, 9)
Hubungan Global dan Kebebasan, dan 10) Kewarganegaraan.
5. Perkembangan bahasa dan literasi anak prasekolah diawali dengan perkembangan
menyimak dan berbicara kemudan berangsur-angsur mengarah pada
perkembangan membaca dan menulis anak. Oleh karena itu kegiatan untuk
merangsang perkembangan bahasa dan literasi pada anak guru perlu untuk
menyediakan kegiatan yang memfasilitasi ke-empat pengembangan tersebut yang
tidak dapat dipisah satu dengan lainya.
6. Pusat kegiatan bermain bahasa dan literasi juga memiliki peranan yang penting
dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan literasi anak. Guru sebaiknya
benar-benar membantu menyiapkan kegiatan belajar dengan tepat dan sesuai
dengan kebutuhan anak dari membuat perencanaan pembelajaran, pemilihan alat

78
dan bahan, penataan tempat, pelaksaann kegiatan, hingga evaluasi perkembangan
dan belajar anak serta keterlaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
7. Pembelajaran studi sosial, bahasa dan literasi harus dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi anak agar lebih mudah memahami konsep studi sosial, bahasa, dan
literasi yang dipelajari. Anak harus diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam
setiap kegiatan yang dirancang. Kegiatan pengembangan studi sosial, bahasa dan
literasi AUD dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembelajaran yang lain.

Tes Formatif
Petunjuk : Bacalah dengan cermat butir-butir soal dibawah ini yang berisi kalimat pertanyaan
dengan 5 opsi dalam bentuk pilihan ganda. Berilah lingkaran pada huruf a,b,c,d atau e pada
jawaban yang saudara anggap benar.

1. Kegiatan pembelajaran yang mengajarkan tentang karakteristik fisik orang, persamaan


dan perbedaan kebiasaan, struktur dan peran keluarga, serta pertukaran benda-benda
dan jasa. Cakupan studi sosial untuk pengenalan pada anak usia dini tentang….
A. tempat dan lingkunganya.
B. orang-orang dan bagaimana mereka hidup.
C. orang-orang dan lingkungan.
D. orang-orang dan masa lalu
E. lingkungan dan masa lalu
2. Studi sosial mencakup banyak konten pembelajaran pada anak usia dini. Berikut
adalah susunan konsep studi sosial pada anak usia dini ….
A. budaya, identitas individu, waktu dan perubahan.
B. budaya, identitas individu dan kejadian lingkungan.
C. budaya, peran kelompok dan perubahan.
D. budaya, waktu, tempat, dan kelompok
E. budaya, identitas individu dan peran kelompok.
3. Anak usia dini belum memahami urutan waktu secara baik karena fokus mereka adalah
hari ini dan sekarang. Namun mereka dapat mempelajarinya melalui jadwal harian
mereka, apa yang telah mereka lakukan kemarin, hari ini, dan besok hari, cakupan studi

79
sosial ini tentang….
A. tempat dan lingkungannya.
B. orang-orang dan bagaimana mereka hidup.
C. orang-orang dan lingkungan.
D. orang-orang dan masa lalu.
E. orang, tempat dan waktu
4. Studi sosial dapat membantu anak mengenal budaya di lingkungannya serta menyadari
adanya waktu dan perubahan yang terjadi. Melalui pemahaman konsep studi sosial
tersebut dapat dikembangkan ….
A. pengenalan pakaian adat mengembangkan sosial-emosi dan bahasa.
B. membuat kolase sederhana mengembangkan sosial emosional dan motorik
halus.
C. bermain petak umpet mengembangkan fisik-motorik.
D. bermain finger painting untuk mengembangkan motorik & bahasa.
E. membuat kartu ucapan untuk dikirimkan kepada keluarga
5. Konsep geografi diperkenalkan pada anak usia dini melalui pemahaman manusia,
tempat dan lingkungan. Konsep studi sosial yang dimaksud adalah....
A. mengenalkan anak tentang arah dari rumah, jembatan, pasar dan TK.
B. mengenalkan anak tentang perubahan yang terjadi di lingkungannya.
C. mengenalkan anak tentang tempat tinggal makhluk hidup.
D. mengenalkan anak tentang kebiasaan manusia di lingkungannya.
E. mengenalkan anak tentang konsep jual beli di lingkungannya.
6. Anak belajar bahasa dalam bentuk teks yang harus dipahami maknanya secara
menyeluruh. Di dalam pendekatan ini tidak digunakan fonik (bunyi huruf), melainkan
anak menemukan sendiri bunyi huruf dalam kata. Merupakan pengembangan bahasa
dengan menggunakan pendekatan….
A. pendekatan fonemik
B. pendekatan Keseluruhan
C. pendekatan individu
D. pendekatan tradisional

80
E. pendekatan nativisme
7. Berbicara dan menyimak merupakan dua konsep bahasa yang penting bagi
perkembangan anak usia dini. Perbedaan kedua konsep tersebut adalah....
A. berbicara adalah keterampilan berkomunikasi dan menyimak adalah
keterampilan mengapresiasi.
B. berbicara merupakan kegiatan menyampaikan ide dan menyimak adalah
mengungkapkan gagasan.
C. berbicara merupakan kegiatan berkomunikasi dan menyimak adalah kegiatan
berkomunikasi pasif.
D. berbicara adalah keterampilan menyimak dan berkomunikasi adalah
keterampilan menyampaikan pesan.
E. berbicara adalah keterampilan menyampaikan sesuatu dan menyimak adalah
keterampilan memahami sesuatu.
8. Kegiatan yang dapat dirancang guru dalam menilai perkembangan atau ketertarikan
anak untuk membaca yaitu ..
A. guru meminta anak menyanyikan lagu yang sesuai dengan teman
B. guru mengajak anak untuk membaca tulisan yang ada di dalam kelas
C. guru menunjukkan kartu bergambar sesuai dengan tema
D. guru mengajak anak berkeliling halaman sekolah
E. guru meminta anak menggambar benda yanga da di dalam kelas
9. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang penting dimiliki oleh anak, terutama
dalam melakukan interaksi sosial. Kegiatan berikut yang dapat mengembangkan keterampilan
tersebut adalah ....
A. bermain gerak dan lagu.
B. bermain meniru gerakan fantasi.
C. bermain petak umpet
D. bermain peran makro
E. bermain tepuk tangan.
10. Anak usia dini dapat dikenalkan dengan menyimpulkan konsep dasar bahasa sesuai

dengan usia dan tahapannya. Menyimpulkan konsep bahasa yang dimaksud yaitu seperti

81
aktivitas berikut, yaitu:….
A. menulis kata yang disebutkan.
B. membaca tulisan yang ada dalam buku cerita
C. menyebutkan nama benda yang dimaksud.
D. menceritakan kembali cerita yang dibacakan.
E. mengucapkan syair sederhana.

Daftar Pustaka
Child and Adolescent Development in Your Classroom, 2nd Edition. Christi Crosby
Bergin, David Allen,Eight Edition, 2010, Pearson Education, Inc.
Jalongo, Mary Renck, Early Childhood Language Arts 4th Ed, Boston: Pearson Education,
2007.
Hartati, Sofia, Niken Pratiwi, Pengantar Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini, Jakarta: UNJ
Press, 2017
Mindes,Gayle, Social Studies in Today’s Early Childhood Curricula, Beyond the Journal
Young Children on the Web, September 2005
Neuman, Susan B. , Carol Copple and Sue Bredekamp. (2000). Learning to Read and Write:
DAP for Young Children. Washington DC: NAEYC.

Nurturing Early Learners A Curriculum for Kindergartens in Singapore

NCSS, National Standards for Social Studies Teachers • Volume I Revised 2002, USA:2002

Otto, Beverly, Language Development in Early Childhood 3rd Ed, Pearson: New Jersey,
2010.
Parker,Walter C. Social Studies in Elementary Education, 2009, Pearson Education. Inc.

Pratiwi,Niken, Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun, Jakarta:UNJ,


Tesis,2014

Raines, Shirley C., Robert J. Canady, The Whole Language Kindergarten, New York:
Teachers College Press, 1990

Seefeldt, Carol, Sharon Castle, Renee C. Falconer, Social Studies for the Preschool /Primary
Child http://education.seattlepi.com/age-children-ready-master-cursive-writing-3938.html

82
Supporting Early Literacy Experiences in the Early Years; Clare County Childcare
Committee 2013
The Early Years: Promoting a Promising Start in Literacy Development; California State
University | Center for the Advancement of Reading Bergin; 2016

83
84
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Belajar Seni AUD
Niken Pratiwi, S.Pd,M.Pd

Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar kali ini akan membahas tentang belajar seni anak usia dini.
Pembahasan materi dalam kegiatan belajar ini diharapkan dapat membantu Saudara dalam
mencapai kompetensi berikut :
a. Mampu menelaah materi belajar AUD berdasarkan konsep seni dalam suatu
pembelajaran di PAUD.
b. Mampu merangkai materi belajar untuk AUD yang bersumber dari lingkungan
anak di PAUD
c. Mampu menganalisis karakteristik kegiatan pengembangan fisik motorik AUD
dalam suatu kasus pembelajaran di PAUD
d. Mampu menggambarkan substansi materi pengembangan fisik motorik dalam
kegiatan bermain AUD
e. Mampu membuat contoh skenario pembelajaran dengan pendekatan tematik
integratif.

Relevansi
Kegiatan belajar seni menjadi pilihan kegiatan yang sering guru lakukan di lembaga
PAUD, mulai dari kegiatan mewarnai, menggambar, menempel, merobek, dan meronce.
Apakah belajar seni hanya bisa dilakukan dengan kegiatan tersebut?. Nah, mari kita
temukan pada bahasan materi kegiatan belajar seni anak usia dini. Kegiatan seni umumnya
berkaitan dengan aktivitas music dan gerak, tari, rupa, dan juga kerajinan tangan.
Materi belajar seni untuk anak usia dini memberikan kesempatan bagi anak untuk
menuangkan ide, gagasan, imajinasi dan juga kreativitas dalam bentuk suatu karya. Anak juga
dapat mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan seni. Kegiatan seni juga dapat
menstimulasi aspek perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari aspek perkembangan
fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial

85
emosional, dan perkembangan nilai moral agama. Dalam kegiatan belajar kali ini, kita akan
membahas tentang kegiatan belajar seni AUD, materi kegiatan seni AUD, pengembangan
fisik motorik AUD, dan rancangan kegiatan belajar seni anak usia dini.

Petunjuk Belajar
Dalam kegiatan belajar ini anda akan mendalami tentang bahan belajar dari setiap
konten kurikulum, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Materi dan kegiatan
belajar yang akan dibahas kali ini yaitu:
A. Kegiatan belajar seni AUD
B. Materi kegiatan seni AUD
C. Pengembangan fisik motorik AUD
D. Rancangan kegiatan belajar seni anak usia dini.
Pembahasan yang disajikan dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi rangkuman
yang disajikan dalam tiap akhir kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali
pokok-pokok pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selamat belajar, semoga sukses!

Inti
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

1. Mampu merekonstruksi materi belajar AUD dari berbagai conten materi dan
advance materia secara bermakna dalam bentuk tema yang menstimulasi aspek
perkembangan anak
2. Merancang pembelajaran untuk AUD berdasarkan teori bermain dan permainan
dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
abad 21
3. Mampu mengimplementasikan pembelajaran untuk anak usia dini yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan abad 21

86
Pokok-Pokok Materi
A. Kegiatan dan Materi belajar Seni AUD
B. Materi Pembelajaran Seni AUD
C. Kegiatan Pengembangan fisik motorik AUD
D. Rancangan kegiatan belajar seni AUD

Uraian Materi

Kegiatan belajar seni pada anak usia dini seringkali dijadikan tolak ukur bahwa
anak memiliki daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi. Belajar tentang seni bukan hanya
berkaitan dengan bermain musik atau menari saja. Seni apa saja yang dapat dipelajari anak
usia dini? Seberapa penting seni diberikan untuk anak usia dini? Banyak pembelajaran seni
yang dapat diberikan sejak usia dini. Misalnya, anak bernyanyi dengan ekspresi yang tepat,
bergerak mengikuti irama, bermain peran, dan juga menciptakan sebuah gambar.
Pengembangan kegiatan belajar seni juga berkaitan dengan pengembangan fisik
motorik anak usia dini. Namun, kegiatan seni tidak sepenuhnya hanya dapat
mengembangkan fisik motorik, tetapi juga aspek perkembangan anak lainnya.
Perkembangan nilai moral agama, bahasa, sosial emosional, dan kognitif juga dapat
terstimulasi melalui kegiatan belajar seni AUD.
Pada kegiatan belajar ini diharapkan ketika anda setelah membaca dapat memahami
tentang perkembangan fisik dan motorik anak, perkembangan seni anak usia dini, dan mampu
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Dalam
bahasan kali ini akan dijelaskan tentang konsep seni dalam pembelajaran AUD, materi
pembelajaran seni AUD, karakteristik kegiatan pengembangan fisik motorik AUD dan
rancangan kegiatan fisik motorik dan seni untuk stimulasi perkembangan anak usia dini.

A. Konsep Seni dalam Pembelajaran AUD


Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar
dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya
(Baghban, 2007). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), seni diartikan sebagai
elok, indah, kecakapan, membuat, menciptakan sesuatu yang indah-indah, suatu karya yang

87
diciptakan dengan kecakapan luar biasa. Anak menciptakan apa yang penting baginya.
Seorang anak menggunakan warna yang menyenangkan hatinya, dan warna-warna ini
mungkin sedikit berhubungan dengan warna sebenarnya dari benda yang dibuat. Seorang
anak prasekolah yang lebih tua menciptakan bentuk, memilih bahan dengan hati-hati, dan
melihat materi dengan cara baru. Rasa hormat terhadap sifat pribadi karya seni anak berarti
guru tidak mengarahkan prosesnya, namun memungkinkan anak tersebut untuk
melanjutkan dan bereksperimen sesuai dengan cara yang dianggapnya tepat.
Kegiatan seni merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan seni
memberikan kesempatan bagi anak untuk mampu menciptakan dan menggabungkan materi
dengan cara yang mungkin tidak pernah dibayangkan guru. Pemenuhan kebutuhan anak
untuk berekspresi itu mendapat bimbingan dan pembinaan secara sistematis dan terencana
agar kesempatan berekspresi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti dan
bermanfaat baginya. Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan pembinaan yang
sebaik-baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan menghayati emosi yang
di dalam dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya kreasi dan perasaan estetis, anak
memperoleh rangsangan untuk berkembang dengan anak. Setiap anak mempunyai
keinginan untuk menciptakan sesuatu.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kegiatan belajar seni memberikan
kesempatan bagi anak dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk hasil karya.
Kegiatan belajar seni dapat menjadikan otak kanan dan otak kiri anak berkembang secara
baik. Hasil karya seni anak dapat menjadi ungkapan ekspresi melalui symbol simbol yang
mempunyai makna terhadap objek yang dihasilkan. Fantasi, sensitivitas, kreativitas dan
ekspresi semua itu dapat diperoleh anak melalui kegiatan belajar seni. Oleh karena itu,
kegiatan belajar seni perlu dikembang secara optimal sejak usia dini.
Dalam berkegiatan seni, anak dapat mengekspresikan diri melalui berbagai cara baik
dalam bentuk gerakan, gambar, maupun berbagai peran. Kegiatan seni memiliki banyak
manfaat bagi anak dalam perkembangannya, antara lain :
1. Anak dapat menyalurkan ekstra tenaganya melalui kegiatan bernyanyi,
menggerakkan badan mengikuti irama, membuat gambar, dan memainkan peran.
2. Anak dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, menghubungkan apa yang ada
dalam pikiran mereka dalam bentuk hasil karya.

88
3. Anak juga dapat mengungkapkan ide dan gagasan tentang suatu hal melalui
kegiatan seni. Hasil karya seni nya pun terkadang di luar dugaan kita sebagai guru.
4. Kegiatan seni juga menjadi sarana komunikasi bagi anak untuk melakukan
interaksi sosial, misalnya memuji hasil karya orang lain dan berani menunjukkan
hasil karyanya pada orang lain.
5. Kegiatan seni juga akan menstimulus semua aspek perkembangan anak secara
menyeluruh, baik perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik,
serta nilai moral dan agama.

Pembelajaran seni anak usia dini diarahkan sebagai bentuk ekspresi dari apa yang
anak rasakan. Anak diberikan kesempatan untuk menuangkan ide, imajinasi, dan
kreativitasnya dalam bentuk kegiatan seni. Dalam panduan pengembangan seni untuk anak
Taman Kanak-Kanak (Depdikbud, 2007) dijelaskan bahwa Pembelajaran seni dan
kreativitas untuk anak usia 4-6 tahun menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan
apresiasi.
1. Eksplorasi
Secara umum, eksplorasi bertujuan agar anak dapat:
a. Melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia.
b. Mengeksplorasi elemen-lemen dari seni dan musik.
c. Mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu
yang kreatif.

2. Ekspresi
Secara umum, ekspresi bertujuan agar anak dapat:
a. Mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalaman
b. Menggunakan jenis media seni instrumen musik, dan gerak.
c. Menambah percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.

3. Apresiasi
Apresiasi bertujuan agar anak dapat menilai dan menanggapi ragam seni
dan produksi kerajinan serta pengalaman seni.

89
Bagaimana seni dikembangkan pada anak usia dini ? Pembelajaran seni meliputi
kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan,
musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya. Oleh karena itu secara garis besar,
kegiatan seni meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual art, music dan gerak, serta
drama atau bermain peran. Berikut penjelasan tentang kegiatan seni yang dapat
dikembangkan pada anak usia dini :

1. Seni rupa atau Visual Art


Kegitan seni rupa meliputi kegiatan membuat garis, mewarnai, menggambar, melukis,
membuat coretan, kolase, atau menciptakan suatu karya dari bahan-bahan tertentu. Melalui
kegiatan seni rupa, anak akan memiliki kesempatan luas untuk membuat suatu karya
berdasarkan ide dan gagasan mereka. Anak diberikan kesempatan untuk bereskperimen melalui
coretan, warna, berbagai macam alat tulis, dan kertas. Dalam kegiatan menggambar
, ada beberapa tahapan yang ditunjukkan oleh anak (Brewer, 2007) yaitu :
Scribbling, anak akan mulai membuat coretan yang tak beraturan. Umumnya
muncul pada saat anak usia 2 tahun.
Preschematic, anak mencoba menggambar apa yang pernah mereka lihat dan apa
yang ada di dalam pikirannya. Terkadang gambar yang mereka buat belumu sesuai
dengan bentuk nyatanya, tetapi akan terus berkembang sesuai dengan usia anak.
Tahapan ini muncul pada anak usia 3- tahun.
Schematic, anak mulai menggambar lebih detail sesuai dengan hasil pengamatan
mereka terhadap suatu objek. Tahapan ini terlihat pada anak usia 6-7 tahun.

Kegiatan visual art lainnya yang dapat dilakukan oleh anak usia dini berkaitan erat
dengan keterampilan motorik halus. Kegiatan seperti menggunting berbagai bentuk,
membuat pola, membuat dan mengikuti berbagai bentuk garis (lurus, zigzag,
bergelombang), dan membuat kolase dari berbagai bahan.

2. Musik dan Gerak


Musik dan gerak pada anak usia dini berkaitan dengan aktivitas menggerakan tubuh
untuk mengekspresikan gagasan, merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Musik secara
alami bersifat menyenangkan dan dapat membuat anak bergerak dan menari. Melalui musik

90
dan gerak anak dapat mendemonstrasikan ketrampilan (berlari, melompat, meloncat dll),
melatih keseimbangan saat bergerak, memahami dan mengikuti instruksi, memahami dan
mengulang pola, menunjukkan kesadaran akan konsep dan urutan, memahami angka dan
hitungan, dan menyimak dan membedakan suara.
Dalam mengajarkan musik dan gerak ada beberapa elemen yang harus dipahami oleh guru (Feeney
et al, 2006), yaitu :

Elemen Musik Elemen Gerak


Ritme Kesadaran akan tubuh
Karakteristik musik yang Gerakan dan kontrol tubuh
berhubungan dengan gerakan
dan waktu

Karakteristik musik yang Area yang digunakan untuk


berhubungan dengan nada melakukan gerakan

Form/ bentuk Time/waktu


Struktur dari music Kaitannya dengan tempo atau
Kecepatan
Force/Kekuatan
Energi yang digunakan untuk
melakukan gerakan

Pemahaman tentang tahapan perkembangan seni ini akan membantu guru dalam
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anak. Begitupula dalam mengembangkan
kemampuan dalam musik dan gerak. Guru perlu memahami ketertarikan anak tentang
musik. In the early years, music and movement is a social activity. In order to plan and
implement appropriate music and movement activities for children, it is important for
teachers to have an understanding of both early musical and physical development, and
know how children respond to music and movement (NEL 2013). Gerak dan music bagi
anak usia merupakan aktivitas sosial yang menjadi sarana bagi anak untuk mengekpresikan
emosinya. Penting bagi guru untuk memahami tahapan perkembangan ketertarikan anak
pada musik dan gerakan.

91
3. Drama atau Bermain Peran
Drama atau bermain peran pada anak usia dini merupakan kegiatan bermain pura-
pura, dimana anak akan memainkan peran atau menjadi seseorang yang sering mereka
jumpai. Kegiatan bermain peran ini dapat dilakukan anak secara spontan tanpa harus dilatih
terlebih dahulu. Anak dapat mengeskpresikan diri melalui berbagai peran yang merekan
mainkan. Melalui bermain peran, anak juga dapat belajar memahami tentang tugas dan
aktivitas yang dilakukan oleh orang yang ada di lingkungannya.
Bermain peran memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan semua
aspek perkembangannya. Contohnya, ketika bermain peran, anak akan mencoba membuat
percakapan dan berbicara sesuai dengan peran, situasi dan teman mainnya. Pada kegiatan
bermain peran, guru perlu menyediakan material pendukung untuk anak memainkan
perannya. Guru misalnya dapat menyediakan pakaian dan aksesories lainnya, menyediakan
balok untuk membangun tempat dan menyediakan boneka untuk berperan dalam drama.
Bermain peran juga membantu anak untuk belajar memahami dan memanage perasaan diri,
memahami dan merespon perasaan orang lain, menempatkan diri dalam peran dan situasi
tertentu, dan mengekspresikan kata-kata.

B. Materi Pembelajaran Seni Anak Usia Dini


Program pengembangan seni anak usia dini mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.
Pengembangan seni untuk anak usia taman kanak-kanak dapat dirancang dengan mengacu
pada Standar PAUD Nasional dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni
Anak Usia 4-6 Tahun
(Berdasarkan Permendikbud No.137 Tahun 2014)

92
Dalam program pengembangan seni, penting bagi guru untuk memahami
perkembangan seni anak. Pemberian kesempatan, menyediakan tempat, waktu dan alat
yang dapat digunakan anak untuk berekplorasi, berekspresi dan mengapresiasi hasil karya
dirinya dan orang lain menjadi hal penting yang perlu dipersiapkan oleh guru. Persiapan ini
dilakukan untuk menstimulasi perkembangan seni anak, baik dalam bentuk gerakan, musik,
drama, dan beragam bidang seni lukis, seni rupa, dan kerajinan tangan dalam suasana yang
menyenangkan. Berikut beberapa contoh kegiatan seni yang dapat dilakukan oleh anak,
yaitu:
1. Aktivitas visual art

Menggambar dan mewarnai berbagai bentuk dengan crayon, cat air dan kuas,
maupun pensil warna dan spidol
Finger-painting atau melukis dan menghias gambar dengan jari-jari
Menggambar dengan kapur kemudian dihias dengan cat air
Mewarnai dengan pasir warna
Menggambar di bak pasir dengan jari atau kayu
kecil Menggunting dengan berbagai bentuk
Membuat stempel dengan berbagai media dan bentuk yang variasi

93
Meronce dengan berbagai pola, bentuk dan bahan
Melipat berbagai bentuk dengan beragam kertas
Membuat bermacam bentuk dengan stik es cream, lidi atau batang korek api
Membuat alat permainan, hiasan, maupun ragam kreasi lainnya dengan benda-
benda yang sudah tak terpakai.

2. Aktivitas musik dan gerak


Bergerak mengikuti irama
Menirukan gerakan binatang, seperti burung, kupu-kupu, kelinci, dan bebek.
Menirukan gerakan alam, seperti pohon tertiup angin, dan ombak laut.
Menirukan gerakan kendaraan, seperti pesawat terbang, kereta api, delman.
Mengikuti gerakan tarian.

3. Aktivitas bermain peran


Memainkan peran berbagai profesi, seperti menjadi dokter, polisi,
pemadam kebakaran, pembuat roti, penjual makanan, pembeli di toko, dll.
Bermain “rumah-rumahan”, misalnya anak memainkan peran sebagai ibu yang
memasak di dapur dan ayah yang mencuci mobil, dan aktivitas anggota keluarga
lainnya
Membuat tenda atau bangunan yang diibaratkan sebagai istana atau rumah,
anak berperan sesuai bangunan yang mereka buat.
Memainkan suatu peran sesuai tema yang dibuat guru, misalnya tema “Kantor
Pos”, maka ada anak yang menjadi pegawai pos, orang yang akan mengirim surat,
orang yang sedang antri, orang yang membeli perangko, petugas keamanan di
kantor pos, dan lain-lain.
Memilih peran yang anak sukai sesuai dengan cerita yang guru buat, misalnya
guru menyediakan berbagai macam kostum tentang profesi, maka anak akan
memilih sesuai peran yang mereka sukai.

94
Gambar 3.1 Kegiatan Belajar Seni AUD

C. Kegiatan Pengembangan Fisik Motorik AUD

Pengembangan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan motorik dapat


dilakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal. Kegiatan
untuk pengembangan motorik ini dapat dilakukan mulai dari lingkungan rumah,
lingkungan keluarga, dan juga lingkungan masyarakat. Tujuan pengembangan motorik ini
juga agar anak memiliki kebiasaan untuk hidup sehat, bersih, menjaga lingkungannya, dan
menjaga keselamatan diri. Kaitan antara tiga perkembangan motorik tersebut dapat
digambarkan dalam piramida berikut:

Gambar 3.2 Keterkaitan Perkembangan Motorik


Sumber : Nurturing Early Learning, Motor Skill Development in Early Year, 2013

95
Nurturing Early Learning (2013) menyebutkan bahwa motor Skills Development
includes three strands of learning, 1) Motor skills acquisition, 2) Health and fitness, 3)
Safety awareness. Hal ini menjelaskan bahwa perkembangan motorik berkaitan dengan tiga
pengembangan kegiatan yang meliputi penguasaan keterampilan motorik, kesehatan dan
kebugaran, serta keselamatan. Hal ini juga dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun
2014 tentang Fisik-motorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu a. motorik kasar,
mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah,
lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan; b. motorik halus, mencakup
kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan c. kesehatan dan perilaku
keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta
kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak
banyak bergerak maka akan semakin banyak manpaat yang akan di peroleh anak ketika ia
makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar
yang keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan
kesehatan. Kemampuan motorik dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kemampuan motorik kasar (Gross motor skills) , yaitu kemampuan untuk
mengontrol dan mengkoordinasikan otot-otot besar dalam tubuh. Koordinasi ini
mencakup otot di lengan dan di lutut.
2. Kemampuan motorik halus (Fine motor skills) , yaitu gerakan yang dilakukan
hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil serta membutuhkan koordinasi yang cermat.

Berikut akan dibahas secara lebih rinci tentang keterampilan motorik kasar dan
motorik halus pada anak usia dini :

96
1. Keterampilan Motorik Kasar
Kemampuan dasar motorik merupakan sebuah kemampuan motorik dasar
yang menggabungkan beberapa pola gerakan yang meliputi dua atau lebih bagian
tubuh. Konsep gerakan dijelaskan oleh Rudolf Laban (1879-1958) menyatakan
bahwa kemampuan motorik berkaitan dengan pengembangan kesadaran tubuh,
kesadaran ruang, energy, dan perpindahan gerakan. Kemampuan dasar ini
dikategorikan lagi menjadi tiga jenis, yaitu gerak lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif (Gallahue, 2002). Berikut gambaran tentang keterampilan motorik :

Gambar 3.25 Keterampilan Motorik

Sumber : Nurturing Early Learning, Motor Skill Development in


Early Year, 2013
Gerakan lokomotor merupakan sebuah kegiatan berpindah, atau kemampuan
seseorang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Lokomotor juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh manusia, seperti
berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, dan sebagainya. Tujuan dari
pembelajaran gerak lokomotor adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
fundamental yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
gerak lokomotor dapat membantu anak dalam meningkatkan kekuatan

97
dan daya tahan dari otot-otot yang digunakan. Keterampilan ini membantu
memperbaiki kemampuan motorik anak-anak. Semakin sering keterampilan
lokomotor dipraktekkan, semakin besar kemampuan anak untuk menyesuaikan
gerakan masing-masing keterampilan.

Gambar 3.3 Contoh Gerak Lokomotor


http://dinarwidyaningrum.blogspot.co.id/2012/11/gerak-dasar-
jalanlariloncatlompatmemuta.html

Gerak non Locomotor adalah gerakan dasar tubuh yang tidak


menggabungkan jalan. Itu adalah kemampuan stabilitas termasuk gerakan anggota
tubuh dan terkadang semua tubuh. Keterampilan Gerak Non-Lokomotor juga
diartikan sebagai keterampilan gerak ditempat yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Seperti: membungkuk,
memutar, mengayun, bergoyang, merendahkan tubuh, mengangkat,
membengkokkan tubuh, mendorong, dan menarik, merentangkan tangan, memilin,
memantulkan, menangkap, menendang dan lain-lain.

Gambar 3.4 Contoh Gerakan Non Lokomotor

Gerak manipulatif merupakan kemampuan yang melibatkan kemampuan


motorik kasar dan objek yang berbeda-beda. Gerak manipulatif juga didefinisikan

98
sebagai pergerakan motorik kasar yang melibatkan usaha untuk menerima atau
memindahkan benda dengan menggunakan kaki atau bagian tubuh yang lain (Pica,
1999:113). Keterampilan gerak manipulatif, khususnya, adalah di mana seseorang
belajar menangani objek dengan presisi sesuai dengan kecepatan dan kontrol.
Keterampilan ini melibatkan terutama aktivitas fisik dengan menggunakan
koordinasi tangan dan tubuh untuk melakukan suatu tugas. Gerakan manipulatif
menurut R.Malina (2004) ialah setiap pergerakan yang didalamnya terdapat
pemindahan benda seperti: melempar, menangkap, memukul, menggiring, dan
kegiatan lain yang mencakup proyeksi dan penerimaan objek.

Gambar 3.5 Contoh Gerak Manipulatif


https://kumpulanpembelajaransdsmp.blogspot.co.id/2017/09/pengertian-
pola-gerak-lokomotor.html
Keterampilan gerak manipulatif berfungsi untuk mendapatkan keahlian dalam
aktivitas tertentu seperti keterampilan dasar agar anak dapat mempelajari kegiatan olahraga
dengan aturan pada tingkat selanjutnya. Anak melakukan gerak manipulatif dasar agar bisa
membangun daya tahan dan fleksibilitas, seiring dengan melatih kekuatan dan ketepatan
yang sesuai ketika bergerak.

2. Keterampilan Motorik Halus


Motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari
serta koordinasi mata dan tangan. Bagian tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik
halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas bagian sendi di bahu.

99
Keterampilan motorik halus berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak.
oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, sesederhana apapun merupakan
hasil pola interaksi kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
oleh otak.
Keterampilan motorik halus ini merupakan kebalikan dari keterampilan motorik
kasar. Area perkembangan keterampilan motorik halus berhubungan dengan perkembangan
kognitif dan penggunaan peralatan akademis. Keterampilan motorik halus secara kompleks
berhubungan dengan persepsi, yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak. Keterampilan motorik halus yang distimulasi dengan baik akan membantu anak
untuk menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk menolong diri sendiri.
Motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari
serta koordinasi mata dan tangan. Bagian tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik
halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas bagian sendi di bahu.
Motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan stimulasi secara rutin,
seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya dan sebagainya.
Keterampilan bantu diri (self help skills) yang dapat distimulasi melalui berbagai
kegiatan yang melibatkan koordinasi koordinasi antara mata dan tangan. NEL (2013)
memberikan gambaran tentang bentuk keterampilan motorik halus pada anak yaitu anak
perlu diberikan kesempatan untuk merobek kertas berbagai ukuran, menyusun balok,
membuat garis, menggunakan gunting, melepas kaos kaiki, menggunakan resleting, dan
mengancingkan pakaian.
Penguasaan keterampilan motorik halus akan membantu anak terampil dalam
aktivitas sehari-hari. NEL (2013) memaparkan bahwa Penguasaan keterampilan motorik
halus tidak hanya penting dalam kesiapan dalam bidang akademik seperti membaca
permulaan, menulis permulaan , bermain matematika, tetapi juga untuk kemandirian anak
dalam hal keterampilan menolong diri sendiri.

100
Dalam standar tingkat pencapaian perkembangan anak dalam aspek fisik motorik
yang dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 yaitu :

Table 3.2 Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia


4-6
Tahun
Berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak 4-6 tahun, maka guru perlu
merancang berbagai aktivitas kegiatan yang dapat mengembangkan fisik motorik.
Pengembangan fisik motorik ini dapat distimulasi dengan berbagai materi belajar anak usia
dini, seperti matematika, sosial, bahasa dan literasi, serta seni untuk AUD. Konsep dari

101
materi pembelajaran tersebut dipilih berdasarkan ketertarikan dan minat anak yang
dintegrasikan ke dalam tema.

D. Rancangan Kegiatan Belajar Seni AUD


Program pengembangan kegiatan yang baik harus dilaksanakan dengan membuat
perencanaan, instruksi yang jelas, dan bentuk asesmen yang disiapkan untuk memantau
pencapaian belajar anak. Begitupula dalam merancang kegiatan untuk pengembangan fisik
motorik dan seni untuk anak usia dini. Guru perlu membuat rancangan kegiatan bermain
untuk pengembangan potensi anak, melaksanakan rancangan yang dibuat, dan melakukan
evaluasi.
Dalam sebuah proses pembelajaran, guru perlu menyiapkan perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dirancang dan dilakukan dengan pendekatan dan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan mencakup kegiatan pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup dengan tujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan secara
menyeluruh.
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru mencakup evaluasi proses dan hasil
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana
pembelajaran. Hasil evaluasi sebagai dasar pertimbangan tindak lanjut pelaksanaan
pengembangan selanjutnya. Guru juga harus melakukan penilaian terhadap pencapaian
perkembangan anak didiknya. Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan
hasil pembelajaran anak dalam rangka pemenuhan standar tingkat pencapaian
perkembangan sesuai tingkat usianya . Penilaian pencapaian perkembangan anak ini juga
dikenal dengan asesmen.
Teknik penilaian dirancang sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak.
Dalam melakukan asesmen, guru dapat membuat instrumen penilaian proses dalam bentuk
catatan menyeluruh, catatan anekdot, rubrik dan/atau instrumen penilaian hasil kemampuan
anak. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen
penilaian yang digunakan. Semua hasil penilaian guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar akan dilaporkan sebagai laporan perkembangan setiap anak.

102
Dalam pengembangan kegiatan pengembangan fisik motorik dan seni,
saudara dapat merancang aktivitas yang menarik dan menyenangkan sesuai
dengan konsep yang ingin diberikan pada anak. Berikut contoh skenario
pembelajaran yang dapat saudara rancang dalam suasana bermain untuk
menstimulasi perkembangan anak :
Tema : Yogyakarta
Sasaran Usia : 5-6 Tahun
Alokasi Waktu : 4 minggu

Tujuan Kegiatan :
1. Mengenalkan anak pada budaya Yogyakarta
2. Mengenalkan anak tentang kehidupan masyarakat di Yogyakarta, seperti
bertani, berjualan, dan bermain bersama
3. Mengenalkan anak tentang permainan tradisional Yogyakarta, seperti
cublak cublek suweng dan jejamuran
4. Mengenalkan anak pada kegiatan membatik dan bermain gamelan

Musik dan Gerak Yogyakarta Seni dan kerajinan


tangan

Seni Peran

Berdasarkan tema diatas dapat dikembangkan berbagai kegiatan seni anak usia dini dalam
aktivitas musik dan gerak, seni peran, dan juga kerajinan tangan. Berikut contoh aktivitas
seni yang dikembangkan melalui tema “Yogyakarta’ :

103
Aktivitas Musik dan Gerak :
• Bermain permainan tradisional “Engklek, Gundu, Yoyo”
• Menari Tarian kreatif dari permainan cublak cublak suweng diiringi musik
• Menari tarian Dolanan dan tarian Delman
• Menyanyi lagu gundul-gundul pacul

Aktivitas Seni Peran :


• Bermain peran mengunjungi Yogyakarta dengan kereta dan berhenti di stasiun tugu
• Bermain peran menjadi petani
• Bermain peran pembatik dan pemain alat musik gamelan

Aktivitas Seni dan Kerajinan Tangan :


• Membuat bulatan dari kertas untuk bermain gundu
• Membuat Selendang dengan Teknik Jumputan Ikat Celup (Tie Die)
• Membuat kembang goyang
• Membuat ikat kepala dari bentuk geometri.

Aktivitas seni yang meliputi kegiatan seni rupa, seni musik dan gerak, dan seni peran atau
drama tersebut dilaksanakan dengan didukung beragam media yang dapat menarik minat
anak untuk belajar. Aktivitas seni tersebut juga dilaksanakan bertujuan untuk menstimulasi
perkembangan anak.

Forum Diskusi

Setelah anda mempelajari materi kegiatan belajar ini, apakah anda telah memahami
tentang pengembangan fisik motorik dan seni anak usia dini ? Jika sudah, cobalah anda
buat rancangan kegiatan belajar untuk pengembangan fisik motorik dan seni anak usia dini,
dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Nama Kegiatan
b. Aspek yang dikembangkan
c. Rancangan kegiatan belajar yang terdiri atas kegiatan pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup,.
d. Bentuk penilaian yang digunakan

104
Penutup
Rangkuman

1. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan seni
memberikan kesempatan bagi anak untuk mampu menciptakan dan
menggabungkan materi dengan cara yang mungkin tidak pernah dibayangkan guru.
Dalam berkegiatan seni, anak dapat mengekspresikan diri melalui berbagai cara
baik dalam bentuk gerakan, gambar, maupun berbagai peran.
2. Kegiatan seni meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual art, music dan gerak,
serta drama atau bermain peran. Kegitan seni rupa meliputi kegiatan membuat garis,
mewarnai, menggambar, melukis, membuat coretan, kolase, atau menciptakan suatu
karya dari bahan-bahan tertentu. Musik dan gerak pada anak usia dini berkaitan
dengan aktivitas menggerakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan, merespon
musik, dan mencurahkan perasaan. Drama atau bermain peran pada anak usia dini
merupakan kegiatan bermain pura-pura, dimana anak akan memainkan peran atau
menjadi seseorang yang sering mereka jumpai.
3. Perkembangan motorik berkaitan dengan tiga pengembangan kegiatan yang meliputi
penguasaan keterampilan motorik, kesehatan dan kebugaran, serta keselamatan. Hal ini
juga dijelaskan dalam Permendikbud No.137 Tahun 2014 tentang Fisik-motorik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu a. motorik kasar, mencakup kemampuan
gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-
lokomotor, dan mengikuti aturan; b. motorik halus, mencakup kemampuan dan
kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri
dalam berbagai bentuk; dan c. kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup
bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
4. Dalam sebuah proses pembelajaran, guru perlu menyiapkan perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam pengembangan fisik motorik dan seni AUD guru
dapat merancang aktivitas yang menarik sesuai dengan konsep yang ingin diberikan
pada anak.

105
Tes Formatif
Petunjuk : Bacalah dengan cermat butir-butir soal dibawah ini yang berisi kalimat pertanyaan
dengan 5 opsi dalam bentuk pilihan ganda. Berilah lingkaran pada huruf a,b,c,d atau e pada
jawaban yang saudara anggap benar.

1. Kegiatan seni yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengenal berbagai
bahan, warna, bentuk, teksture dan menggunakan secara kreatif, yang dikembangkan
dalam kegiatan ….
A. seni musik.
B. seni drama.
C. seni kerajinan tangan
D. seni tari.
E. seni pertunjukkan
2. Anak diberi kesempatan dengan menyediakan tempat, waktu dan alat untuk
berekplorasi, berekspresi dan mengapresiasi hasil karya dirinya dan orang lain baik
dalam bentuk gerakan, musik dan drama. Kegiatan tersebut dapat dirancang untuk….
A. pengembangan kognitif.
B. pengembangan sosial emosional.
C. pengembangan bahasa.
D. pengembangaan seni.
E. pengembangan nilai moral agama
3. Ketika anak membuat coret-coretan sederhana, memberi warna tanpa komposisi.
Kegiatan ini dilakukan saat melakukan aktivitas seni. Berdasarkan kondisi di atas
terlihat bahawa anak masih mengalami kesulitaan karena….
A. bahasanya belum berkembang baik.
B. motorik halusnya belum berkembang baik.
C. motorik kasarnya belum berkembang baik.
D. kognitif belum berkembang baik.
E. sosial emosi nya belum berkembang baik

106
4. Dalam kegiatan bermain peran, anak melaksanakan satu permainan yang dapat
memberikan kesempatan bagi anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
bekerjasama. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan bermain peran dapat
mengembangkan aspek....
A. bahasa, kognitif, sosial emosi.
B. bahasa, sosial emosi, motorik kasar.
C. kognitif, sosial emosi dan seni.
D. motorik halus, bahasa dan kognitif
E. nilai moral agama, kognitif, seni
5. Aktivitas memainkan instrument musik pada anak usia dini dapat memberikan
kesempatan bagi anak untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga memberikan
kesempatan bagi anak untuk ….
A. menjadi musisi yang menguasai berbagai instrument musik.
B. memperoleh pengalaman dan menarik minat anak untuk memainkan
instrument.
C. memperoleh pengalaman agar anak terampil memainkan instrument.
D. menjadikan anak menguasai salah satu instrumen musik.
E. memperoleh keterampilan untuk memainkan instrument
6. Kegiatan bermain pada anak usia dini yang dapat mengembangkan 3 (tiga)
pembelajaran seni, yaitu ....
A. melukis dengan kuas, menggunting dan menempel pola, kolase dan mozaik.
B. menulis huruf, melukis menggunting dan menempel pola, kolase dan
mozaik.
C. melukis dengan kuas, menari mengikuti musik, bermain peran menjadi petani
D. melukis dengan kuas, kolase dan mozaik, bergerak mengikuti gerakan hewan
E. menulis huruf, bermain kuas, mewarnai gambar
7. Aktivitas seni dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Contoh
aktivitas seni yang tepat diberikan kepada anak usia dini untuk stimulasi
perkembangan anak yaitu …
A. anak menari tarian “bebek”, menggambar bebek, dan berperan menjadi bebek

107
B. anak menggambar bebek, menggunting, dan menempel gambar bebek
C. anak menari tarian “kelinci” dan menggunting gambar kelinci
D. anak bermain peran sebagai kelinci, menyanyi dan menari dengan lagu
kelinci
E. anak menyanyikan lagu kelinci, membuat kandang kelinci, dan membaca
buku tentang kelinci
8. Dalam kegiatan pembelajaran dengan tema “Tanaman”, guru mengajak anak berjalan
dan berlarian di halaman sekolah, serta membantu anak menemukan daun kering yang
akan dipergunakan untuk merobek dan mengisi pola. Kegiatan bermain seperti ini dapat
mengembangkan ....
A. keterampilan locomotor dan nonlokomotor
B. keterampilan motorik kasar dan keterampilan motoric halus
C. keterampilan motorik halus dan keterampilan motorik kasar
D. keterampilan non locomotor dan locomotor
E. keterampilan manipulatif dan nonlocomotor
9. Kegiatan bermain yang dapat dirancang guru untuk mengembangkan keterampilan
fisik motorik anak usia dini, yaitu ….
A. bermain peran sebagai penjual dan pembeli
B. menggunting pola gambar
C. menari mengikuti irama music
D. bermain warna di kelas
E. berjalan, berlari, dan mengumpulkan daun-daun
10. Kegiatan belajar seni anak usia dini yang dapat mengembangkan imajinasi dan
kemampuan motorik, dikembangkan pada kegiatan….
A. bermain kolase gambar.
B. bermain musik klasik
C. bermain piano klasik.
D. bermain puzzle
E. bermain peran.

108
DAFTAR PUSTAKA
Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education, Preschool Through Primary
Grades, Sixth Edition, US : Pearson, 2007
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman Pembelajaran
Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak, Seri Model Pembelajaran di TK,
Buku 5, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional , 2007
th
Feeney, S. Christensen, D., & Moravcik, E, Who Am I in the Lives of Children ? 7 ed,
New Jersey: Pearson Education, 2006
Gallauhe,David.L,J. Ozmun, Motor Development in Children, New York : John Wiley and
Sons, 1998
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, 2014
___________________________________, Peraturan Menteri Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini, 2014
Nurturing Early Learning, Aesthetic and Creative Expression, Singapore: Ministry of
Education, 2013
____________________, Motor Skill Development in Early Year, Singapore: Ministry
of Education, 2013

Robert Malina et.Al, Growth, Maturation and Physical Activity, USA: Human Kinetics,
2004
Pica, Rae, Experiences in Movement with Music, Activities and Theory, USA: Delmar
Cengage Learning, 1999
Suyadi, Psikologi Belajar PAUD, Pedagogia, Yogyakarta, 2010

109
110
Kegiatan Belajar 4
Keterkaitan Tema dengan Kegiatan Belajar AUD
Niken Pratiwi,
M.Pd

Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar kali ini akan membahas tentang keterkaitan tema dengan kegiatan
belajar anak usia dini. Pembahasan materi dalam kegiatan belajar ini diharapkan dapat
membantu Saudara dalam mencapai kompetensi berikut :
a. Mampu mengkombinasikan materi belajar AUD menjadi satu tema yang
bermakna berdasarkan beberapa konsep materi pembelajaran di PAUD.
b. Mampu mengkombinasikan materi belajar AUD dalam satu kegiatan bermain
di PAUD.
c. Mampu memilih materi yang terdapat dalam satu satu tema pembelajaran yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini
d. Mampu merancang kegiatan belajar tematik integratif untuk anak usia dini

Relevansi
Materi dan kegiatan belajar anak usia dini dapat dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas yang menarik. Kegiatan belajar tersebut dapat dirancang dan dilaksanakan oleh
guru dengan membuat keterkaitan tema dengan aktivitas yang akan dikembangkan. Tema
menjadi pengikat antara satu materi belajar, dengan materi belajar lainnya. Tema
membantu guru untuk fokus dalam penyampaian materi yang perlu dikuasai oleh anak.
Guru anak usia dini harus mampu mengkombinasikan materi belajar dalam satu
kegiatan bermain yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Materi yang dipilih dan
dikembangkan sesuai dengan tema, tentunya harus dapat menstimulasi perkembangan
anak. Dalam kegiatan belajar kali ini, kita akan membahas tentang kegiatan belajar seni
AUD, materi kegiatan seni AUD, pengembangan fisik motoric AUD, dan rancangan
kegiatan belajar seni anak usia dini.

111
Petunjuk Belajar
Dalam kegiatan belajar ini anda akan mendalami tentang bahan belajar dari setiap
konten kurikulum, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Materi dan kegiatan
belajar yang akan dibahas kali ini yaitu:
A. Pemilihan materi pembelajaran AUD
B. Pengembangan materi kegiatan belajar AUD berbasis tema
C. Rancangan kegiatan belajar tematik integratif untuk anak usia dini
Pembahasan yang disajikan dalam kegiatan belajar ini juga dilengkapi rangkuman yang
disajikan dalam tiap akhir kegiatan belajar untuk membantu Anda mengingat kembali
pokok-pokok pembahasan pada kegiatan belajar tersebut. Selamat belajar, semoga sukses!

Inti
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mampu merekonstruksi materi belajar AUD dari berbagai conten materi dan
advance materia secara bermakna dalam bentuk tema yang menstimulasi aspek
perkembangan anak
2. Merancang pembelajaran untuk AUD berdasarkan teori bermain dan permainan
dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak
abad 21
3. Mampu mengimplementasikan pembelajaran untuk anak usia dini yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan abad 21

Pokok-Pokok Materi

A. pemilihan tema materi pembelajaran AUD,


B. pengembangan materi kegiatan belajar AUD berbasis tema
C. rancangan kegiatan belajar tematik integratif untuk AUD.

Uraian Materi
Pemerolehan pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan yang dimiliki anak dapat
dirancang melalui berbagai aktivitas yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak.
Saudara semua juga pasti sudah memahami, bahwa cara terbaik anak untuk belajar yaitu melalui

112
bermain. Kegiatan belajar anak usia dini akan menjadi pengalaman bermakna ketika anak
diberikan kesempatan dan terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Apakah saudara telah
merancang kegiatan belajar yang menyenangkan bagi anak? Apakah saudara sudah memilih
materi belajar yang sesuai dengan karakteristik anak?. Saudara sebagai pendidik anak usia dini
pasti selalu berupaya untuk merancang dan mengimplementasikan kegiatan belajar dan materi
belajar yang menarik untuk anak usia dini.
Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas mengenai keterkaitan tema dengan materi
belajar AUD. Pembelajaran untuk anak usia dini berbasis tematik sudah pasti telah
dilaksanakan dalam kegiatan belajar AUD. Materi belajar untuk AUD berkaitan dengan
pengenalan konsep matematika, studi sosial Namun, apakah saudara sudah mengkaitkan tema
dengan materi kegiatan belajar AUD ? apakah materi kegiatan belajar belum dikaitkan dengan
tema ?. Mari kita pelajari bersama tentang kaitan tema dengan materi kegiatan belajar AUD
dengan membahas tentang pemilihan tema materi pembelajaran AUD, pengembangan materi
kegiatan belajar AUD berbasis tema, dan rancangan kegiatan belajar tematik integratif untuk
AUD.

A. Pemilihan Materi Pembelajaran AUD


Pembelajaran untuk anak usia dini akan lebih bermakna apabila dilakukan
berdasarkan karakteristik anak, pengalaman anak, dan juga lingkungan budaya anak.
Kegiatan belajar anak usia dini di sekolah dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi dan juga pendekatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan harus
dapat melibatkan anak secara aktif dalam setiap kegiatan. Materi pembelajaran untuk AUD
dapat dirumuskan saling berhubungan antara satu materi dengan materi pembelajaran
lainnya. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan lingkungan belajar dan
pilihan kegiatan bagi anak berdasarkan materi belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Melendez, Beck, dan Fletcher dalam Jakcman (2009:219) menjelaskan
bahwa dalam pengembangan kegiatan belajar, anak perlu diberi peluang untuk melakukan
interaksi dengan materi, ide, teman sebaya, dan orang dewasa, agar anak dapat memperoleh
pengetahuan baru tentang kejadian secara nyata.

113
Pemberian pengalaman langsung dalam mengajarkan materi belajar dengan
berbagai konsep pada anak usia dini merupakan hal penting yang perlu diperhatikan.
Pengalaman langsung memberikan kesempatan bagi anak untuk lebih mudah memahami
konsep pengetahuan baru. Pengenalan konsep dalam setiap materi belajar anak usia dini
dapat dikembangkan dan dirancang dengan tema-teman yang menarik. Tema yang telah
dipilih akan dikembangkan oleh guru, dan dilaksanakan dalam berbagai kegiatan. Kegiatan
yang menarik dan menyenangkan dapat dikemas berdasarkan tema-tema kegiatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang budaya anak. Untuk itu, guru harus memiliki
pengetahuan tentang anak didiknya, guru harus memahami bahwa setiap anak memiliki
kerakteristik dan kebutuhan sendiri dan anak merupakan pribadi yang unik.
Kita telah mengetahui bahwa cara terbaik untuk membantu anak-anak sukses adalah
memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi pemikir yang kreatif dan percaya diri.
Saudara sebagai pendidik perlu merancang dan memilih kegiatan yang memberikan
peluang untuk anak melalukan eksplorasi dan penemuan langsung. Pemilihan materi
pembelajaran AUD menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh guru. Materi dan
kegiatan belajar dipilih oleh guru sesuai dengan kerakteristik dan kebutuhan perkembangan
anak, minat dan ketertarikan anak, dan konsep penting yang perlu diperoleh anak serta
mengacu kepada rumusan indikator kompetensi dasar (KD).
Materi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di PAUD, tidak hanya
sebatas hanya pemberian informasi atas suatu konsep, misalnya Bu Nita ingin
menggunakan materi tentang “Ayam”, bu Nita ingin mengenalkan bagian-bagian tubuh
ayam, tetapi materi tentang ayam hanya disampaikan dengan membawa media gambar dan
ditunjukkan kepada anak. Sedangkan Bu Hani juga menggunakan materi tentang “Ayam”,
namun materi tentang bagian-bagian tubuh ayam dan diberikan dengan mengamati bagian
tubuh pada ayam yang dibawa oleh bu Hani ke dalam kelas, bu Hani secara konkrit
langsung menunjukkan bagian tubuh ayam dan anak melakukan pengamatan langsung.
Dari kedua contoh penyampaian materi belajar yang dilakukan oleh guru, dapat dilihat
bahwa Bu Nita baru memberikan informasi kepada anak, dan Bu hani memberikan
kesempatan anak untuk memperoleh pengetahuannya.

114
Dalam Pedoman Kurikulum 2013 PAUD dijelaskan bahwa pembelajaran yang baik
dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dirancang
mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, keluasan muatan/materi, pengalaman belajar,
tempat dan waktu belajar, alat/sumber belajar, model pembelajaran dan cara penilaian.
Kualitas pembelajaran dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan
pembelajaran dapat mengubah perilaku anak ke arah yang sesuai dengan tujuan kompetensi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Guru PAUD diharapkan mampu merancang,
mengembangkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan anak.
Pemilihan materi belajar yang tepat memberikan kesempatan pada anak untuk
memperoleh konsep pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Saudara masih ingat bukan
materi belajar apa saja yang perlu diberikan pada anak ? Oke, mari kita cermati kembali
materi belajar untuk anak usia dini, yaitu :
1. Matematika dan Sains
Konsep dasar matematika yang dapat diberikan pada anak usia dini yaitu
keterampilan dasar matematis antara lain, mencocokkan, mengelompokan atau
klasifikasi, dan mengurutkan. konsep matematika permulaan antara lain,
bilangan, identifikasi pola, geometri, pengukuran, dan analisis data. Kegiatan sains
terdapat keterampilan proses berpikir yang berkembang pada anak, yaitu;
kemampuan untuk mengamati, membandingkan, membuat pengelompokan,
mengukur dan mengungkapkan apa yang diperoleh oleh anak. Anak juga
mengenal konsep sains yang berkaitan dengan makhluk hidup (life science),
pengetahuan tentang kebendaan (physical science), Pengetahuan lingkungan dan
alam semesta (earth and space science), dan Teknologi (engineering, technology,
and applications science).
Pengembangan kegiatan belajar matematika dan sains pada anak sejak usia
dini bertujuan untuk mengembangkan kepekaan anak terhadap lingkungan sekitar.
Kepekaan ini dibangun dengan terlebih dahulu mengembangkan kemampuan
berpikir ilmiah dan matematis. Dari kedua kemampuan ini diharapkan anak dapat

115
semakin peka dan mampu memecahkan masalah masalah yang terjadi pada
lingkungannya.

2. Studi sosial, bahasa, dan literasi


Tujuan pembelajaran studi sosial anak usia dini tidak hanya fokus pada konten
pengetahuan (knowledge) yang harus dipahami anak, tetapi penting juga bagi anak
untuk memiliki sikap yang baik dan memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
(Attitude dan Value), dan sampai pada tahapan bagaimana anak memperoleh
keterampilan (Skills) yang berguna ketika mereka dewasa. Pengetahuan sosial yang
anak pelajari harus disesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Adapun
10 (sepuluh) pengetahuan yang dapat dipelajari anak,
1) Budaya, 2) Waktu, Kesinambungan, dan Perubahan, 3) Orang, Tempat, dan
Lingkungan, 4) Perkembangan individu dan identitas, 5) Individualitas,
Kelompok, dan Institusi, 6) Kekuatan, Kekuasaan, dan Pemerintah, 7) Produksi,
Distribusi, dan Konsumsi, 8) Sains, Teknologi, dan Kehidupan Masyarakat, 9)
Hubungan Global dan Kebebasan, dan 10) Kewarganegaraan.
Perkembangan bahasa dan literasi anak prasekolah diawali dengan
perkembangan menyimak dan berbicara kemudan berangsur-angsur mengarah
pada perkembangan membaca dan menulis anak. Oleh karena itu kegiatan untuk
merangsang perkembangan bahasa dan literasi pada anak guru perlu untuk
menyediakan kegiatan yang memfasilitasi ke-empat pengembangan tersebut yang
tidak dapat dipisah satu dengan lainnya.
Kegiatan belajar studi sosial, bahasa dan literasi juga memiliki peranan
yang penting dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan literasi anak. Guru
sebaiknya benar-benar membantu menyiapkan kegiatan belajar dengan tepat dan
sesuai dengan kebutuhan anak dari membuat perencanaan pembelajaran,
pemilihan alat dan bahan, penataan tempat, pelaksaann kegiatan, hingga evaluasi
perkembangan dan belajar anak serta keterlaksanaan proses kegiatan belajar
mengajar.

116
3. Seni
Kegiatan seni meliputi 3 (tiga) hal yaitu seni rupa atau visual art, musik
dan gerak, serta drama atau bermain peran. Kegitan seni rupa meliputi kegiatan
membuat garis, mewarnai, menggambar, melukis, membuat coretan, kolase, atau
menciptakan suatu karya dari bahan-bahan tertentu. Musik dan gerak pada anak
usia dini berkaitan dengan aktivitas menggerakan tubuh untuk mengekspresikan
gagasan, merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Drama atau bermain peran
pada anak usia dini merupakan kegiatan bermain pura-pura, dimana anak akan
memainkan peran atau menjadi seseorang yang sering mereka jumpai.
Kegiatan seni juga berkaitan dengan pengembangan aspek perkembangan
anak secara keseluruhan, baik perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan juga nilai moral agama. Kegiatan seni memberikan kesempatan bagi
anak untuk mampu menciptakan dan menggabungkan materi dengan cara yang
mungkin tidak pernah dibayangkan guru. Pemenuhan kebutuhan anak untuk
berekspresi itu mendapat bimbingan dan pembinaan secara sistematis dan terencana
agar kesempatan berekspresi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti
dan bermanfaat baginya. Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan
pembinaan yang sebaik-baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan
menghayati emosi yang di dalam dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya
kreasi dan perasaan estetis, anak memperoleh rangsangan untuk berkembang dengan
anak. Setiap anak mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu.

Materi dan kegiatan belajar yang akan dikuasai oleh anak dirancang dan dilaksanakan
untuk menstimulasi perkembangan anak. Materi belajar matematika dan sains, studi sosial,
bahasa dan literasi, dan seni diimplementasikan dalam program pengembangan materi untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan tercapai pada anak. Berikut contoh program
pengembangan materi belajar yang bertujuan pencapaian kompetensi dasar (KD) dapat saudara
lihat dalam pedoman kurikulum 2013 sebagai berikut :

117
Tabel 4.1 Contoh Program Pengembangan Materi Belajar

Program Kompetensi yang Materi Pembelajaran


Pengembangan ingin dicapai (dapat dikembangkan oleh
satuan lembaga PAUD)

Nilai Moral Agama 2.13 Memiliki perilaku Terbiasa berbicara sesuai dengan
yang mencerminkan fakta, tidak
sikap jujur curang dalam perkataan dan
perbuatan, tidak
berbohong, menghargai
kepemilikan orang lain,
mengembalikan benda yang bukan
haknya,
mengerti batasan yang boleh dan
tidak boleh
dilakukan, terus terang, anak
senang melakukan
sesuatu sesuai dengan aturan atau
kesepakatan,
dan mengakui kelebihan diri atau
temannya.

3.1 Mengenal kegiatan Doa-doa (doa sebelum dan sesudah


beribadah sehari-hari belajar,
4.1 Melakukan kegiatan doa sebelum dan sesudah makan,
beribadah sehari-hari doa sebelum
dengan tuntunan dan bangun tidur, doa untuk kedua
orang dewasa orang tua),
mengenal hari-hari besar agama,
hari-hari besar
agama, cara ibadah sesuai dengan
hari besar
agama, tempat ibadah, tokoh
keagamaan

Fisik Motorik 3.3 Mengenal anggota • Nama anggota tubuh, fungsi


tubuh, fungsi, dan
anggota tubuh, cara
gerakannya untuk
pengembangan merawat, kebutuhan agar

118
motorik kasar dan anggota tubuh tetap sehat,
motorik halus berbagai gerakan untuk melatih
4.3 Menggunakan motorik kasar dalam kelenturan,
anggota tubuh untuk kekuatan, kestabilan,
pengembangan
keseimbangan,
motorik kasar dan
halus kelincahan, kelenturan,
koordinasi tubuh.
• Kegiatan untuk latihan motorik
kasar antara lain merangkak,
berjalan, berlari, merayap,
berjinjit, melompat, meloncat,
memanjat, bergelantungan,
menendang, berguling dengan
menggunakan

gerakan secara terkontrol,


seimbang dan lincah dalam
menirukan berbagai gerakan
yang teratur (misalnya:
menirukan gerakan benda,
senam,
tarian, permainan
tradisional, dll.).
• Keterampilan motorik halus
untuk melatih koordinasi
mata dan tangan,
kelenturan
pergelangan tangan, kekuatan
dan kelenturan
jari-jari tangan, melalui
kegiatan antara lain;
meremas, menjumput,
meronce, menggunting,
menjahit, mengancingkan
baju, menali sepatu,
menggambar, menempel,
makan, dll.

119
• Permainan motorik kasar atau
halus dengan aturan.

Kognitif 3.6 Mengenal benda • bentuk dua dimensi (persegi,


benda di sekitarnya segitiga, bulat, segi
(nama, warna, bentuk, panjang),
ukuran, pola, sifat,
• bentuk tiga dimensi (kubus,
suara, tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri lainnya) balok, limas,
4.6 Menyampaikan tabung), ukuran (panjang-
tentang apa dan pendek, besar-kecil,
bagaimana benda berat-ringan, sebentar-lama),
benda di sekitar yang bilangan (satuan,
dikenalnya (nama,
puluhan),
warna, bentuk,
ukuran, • tekstur (kasar-halus, keras-
pola, sifat, suara, lunak),
tekstur, fungsi, dan • suara (cepat-lambat, keras-halus,
ciri-ciri lainnya) tinggi-rendah),
melalui • pengelompokkan (berdasarkan
berbagai hasil karya
warna, bentuk,
ukuran, fungsi, warna-bentuk,
warna-ukuran,
ukuran-bentuk, warna-ukuran-
bentuk),
• membandingkan benda
berdasarkan ukuran
“lebih dari – kurang dari”,
“paling/ter),
• mengurutkan benda berdasarkan
seriasi (kecil
sedang-besar)

Sosial emosional 2.6 Memiliki perilaku • Aturan bermain,


yang mencerminkan
sikap taat terhadap • Aturan di satuan PAUD,
aturan sehari-hari

120
untuk melatih • Cara mengatur diri sendiri
kedisiplinan misalnya membuat
jadwal atau garis waktu,
• Cara mengingatkan teman bila
bertindak tidak
sesuai dengan aturan.

2.7 Memiliki perilaku • Cara menahan diri saat marah,


yang mencerminkan • Ciri diri dan orang lain,
sikap sabar (mau • Cara antre,
menunggu giliran, • Cara menyelesaikan gagasannya
mau mendengar ketika hingga tuntas,
orang lain berbicara) • berusaha tidak menyakiti atau
untuk melatih membalas dengan
kedisiplinan kekerasan

Bahasa - Memahami • Mengungkapkan keinginannya,


bahasa ekspresif menceritakan
(mengungkapkan kembali,
bahasa secara verbal
• bercerita tentang apa yang sudah
dan non verbal)
4.11 Menunjukkan dilakukannya,
kemampuan • mengungkapkan perasaan
berbahasa ekspresif emosinya dengan
(mengungkapkan melalui bahasa secara tepat.
bahasa secara verbal • Menggunakan buku untuk
dan nonverbal)
berbagai kegiatan.

- Mengenal • membaca gambar, membaca


keaksaraan awal simbol,
melalui bermain • menjiplak huruf,
4.12 Menunjukkan • mengenali huruf awal di
kemampuan namanya, menuliskan
keaksaraan awal huruf-huruf namanya,
dalam • menuliskan pikirannya
berbagai bentuk karya walaupun hurufnya masih
terbalik atau tidak lengkap
• hubungan bunyi dengan huruf,
• mengucapkan kata yang sering
diulang-ulang

121
• tulisannya pada buku cerita,
• mengeja huruf,
• membaca sendiri,
• hubungan angka dan bilangan

Seni 3.15 Mengenal berbagai • membuat berbagai hasil karya


karya dan aktivitas dan aktivitas seni
seni
gambar dan lukis, seni suara,
4.16 Menunjukkan karya
dan aktivitas seni seni musik, karya
dengan tangan dan lainnya,
menggunakan • menampilkan hasil karya seni.
berbagai media

Berdasarkan program pengembangan yang akan distimulasi melalui pemilihan materi


pembelajaran, saudara dapat membuat berbagai aktivitas yang menarik bagi anak. Materi
belajar anak usia dini dipilih sesuai dengan ketertarikan anak tentang hal yang ingin
diketahuinya. Saudara sebagai guru Taman Kanak-Kanak harus selalu update
(memperbaharui) dalam memberikan materi belajar yang tepat dan menarik bagi anak. Materi
belajar dipilih dan dikembangkan sebagai sarana pemerolehan pengetahuan, sikap dan juga
keterampilan yang dimiliki anak dapat dirancang melalui berbagai aktivitas yang sesuai
dengan karakteristik perkembangan anak. Contoh pengembangan materi secara lengkap dapat
dilihat pada link berikut : http://bit.ly/MeteriBelajarPAUD
Cara terbaik untuk anak belajar tentunya melalui kegiatan bermain. Materi belajar
dirancang oleh guru melalui kegiatan bermain. Program pengembangan melalui kegiatan
bermain tersebut harus berisi berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan
menggunakan tema-tema yang sesuai dengan kondisi lembaga dan anak. Saudara sebagai
pendidik anak usia dini, tentunya pasti selalu berupaya untuk merancang dan
mengimplementasikan kegiatan belajar dan materi belajar yang menyenangkan dan menarik
minat anak.

B. Pengembangan materi belajar AUD berbasis tema


Dalam pengembangan kegiatan belajar anak usia dini, saudara sebagai pendidik
harus memahami apa yang akan dipelajari oleh anak dan bagaimana anak belajar. Kegiatan

122
belajar anak usia dini harus dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan dan dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi anak. Pembelajaran tematik merupakan salah satu
pendekatan yang dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, penuh makna dan
sesuai dengan perkembangan aspek anak sesuai usianya. Pembelajaran tematik dapat
mengintegrasikan semua materi yang ingin digunakan dalam pembelajaran di PAUD ke
dalam tema yang dipilih.
Tema adalah topik yang menjadi payung untuk mengintegrasikan seluruh konsep
dan muatan pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai kompetensi dan tingkat
perkembangan yang diharapkan. Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran melainkan
sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan sikap dalam pengetahuan dan keterampilan
yang ingin dibangun. Pelaksanaan tema dan subtema dapat dilakukan dalam kegiatan
pengembangan melalui bermain dan pembiasaan.
Tema yang dipilih dan dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat
menstimulasi perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosio-
emosional dan seni. Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan
menjadi muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada
kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Penentuan tema ini bersifat bebas dan terbuka, artinya lembaga PAUD dapat
menentukan tema sendiri yang disesuaikan dengan minat anak, usia, situasi kelas, kondisi
lingkungan atau lembaga dan kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan. Penggunaan
tema dapat menjadi payung yang mengintegrasikan seluruh konten atau materi belajar anak
usia dini. Materi belajar yang dimaksud adalah matematika, sains, studi sosial, bahasa dan
literasi serte seni untuk anak usia dini.
Dalam pembahasan kali ini kita akan coba mengembangkan materi belajar dengan
tema “Buah”. Sebelum merancang kegiatan bermain untuk anak, mula-mula guru mengajak
anak berdiskusi 5W + 1 H dari benda yang sudah dipilih. Guru bertanya apa itu pisang?
Darimana buah pisang berasal? Siapa yang menciptakan buah pisang? Kapan kita boleh
memakan buah pisang? Atau kapan buah pisang sudah bisa dipanen? Mengapa pisang itu
baik untuk tubuh? Bagaimana bentuk dan ciri-ciri pisang itu sendiri?. Guru perlu

123
memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk memiliki kemampuan menalar yang
diperoleh melalui proses mengamati sampai pada mengomunikasikan hasil pikirannya.
Berikut contoh pengembangan materi belajar AUD berbasis tema :

Matematika dan Sains


Studi Sosial
- Ukuran buah pisang dari yang kecil ke yang
besar - Tempat tumbuh buah pisang, misalnya
- Jenis buah pisang di kebun
- Cara mengupas buah pisang - Tempat membeli pisang, seperti di
- Mengenail aroma buah pisang pasar dan toko buah
- Cara membuat adonan tepung untuk pisang

Tema : Buah

Sub Tema : Pisang

Bahasa dan Literasi

- kata “pisang”, “pelepah”, “gedebong pisang”,


“sesisir pisang”, “setandan pisang”, “jantung Seni
pisang”
- Sajak tentang pisang - Menyanyikan lagu tentang pisang
- Menari mengikuti musik dengan gerakan
“mengupas pisang”
- Bermain peran menjadi penjual
“pisang”, pembeli “pisang”, dan
pembuat “pisang goreng”

Tema yang dipilih dan dikembangkan dalam pembelajaran anak usia dini harus dapat
menstimulasi tugas perkembangan anak. Pengaturan ruang kelas juga menjadi hal yang cukup
penting dalam pembelajaran tematik. Ruang kelas harus diatur sedemikain rupa untuk
mendukung proses belajar anak. Misalnya pada tema pisang, seluruh bagian kelas dapat dihias
dengan ornamen-ornamen pisang dan bahkan guru dapat mengajak anak untuk melihat pohon
pisang asli secara langsung. Semua kegiatan belajar juga hendaknya didukung dengan

124
berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi sehingga anak dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik. Kegiatan harus menarik minat anak dan menyenangkan bagi anak.

C. Rancangan kegiatan belajar tematik integratif untuk anak usia dini


Dalam rancangan kegiatan belajar untuk anak usia dini, pendidik akan lebih mudah
mengembangkan kegiatan tersebut dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
digunakan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh.
Pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu
setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan, serta
kesiapan guru. Berikut contoh rancangan kegiatan pembelajaran yang dirancang sesuai
dengan materi belajar anak usia dini :
RANCANGAN TEMA PEMBELAJARAN
TTKA CERIA UNJ 2018
“ES KRIM”
Waktu Maret – April
Pelaksanaan
Penanggung 1. Hajar Widhi Astuti, S.Pd
Jawab 2. Pury Damayanti, S.Pd
Tema 3. Isabella Yusuf, S.Pd
Pratema (1 1. Video es krim (pengertian es krim, jenis-jenis
dan 2 es krim, cara membuat es krim)
maret) 2. membuat es krim
3. packing / menjual eskrim yang dibuat
sebelumnya
Deskripsi 1. Guru menampilkan video pengertian, sejarah,
kegiatan jenis dan cara membuat es krim. Setiap selesai
menonton anak ditanyakn kembali tenang apa
yang telah di tonton.
2. Guru menjelaskan kepada anak bahan-bahan
untuk membuat es krim kemudian
mencotohkan cara membuat es krim kepada
anak. anak membuat es krim bersama-sama
dengan guru.
3. Guru mencontohkan kepada anak cara
mempacking es krim. Anak mempacking es

125
krim bersama guru. Selesai membuat anak
berkkeliling untuk menjual es krim.
Puncak 1. Festival Es Krim
tema (17
April)
Deskripsi 1. Guru bersama anak membuat festival es krim.
kegiatan Guru menjual es krim dan dibeli anak.

PPengembangan materi belajar berbasis tema :

Program pengembangan materi yang akan dikuasai oleh anak dengan melakukan proses
analisis dengan menggunakan pendekatan 5W+1 H (What, Where, Who, Why, When, dan
How) mempermudah guru dalam mengembangkan aktivitas bermain yang sesuai

126
dengan tema. Setelah guru menjabarkan semua hal yang akan dikuasai oleh anak melalui
pembelajaran dengan tema “Es Krim”, berikut contoh pengembangan kegiatan berbasis
materi belajar yang perlu dikuasai oleh anak :

127
128
129
130
Pengetahuan tentang • Membedakan rasa es krim
• Mengetahui manfaat dan dampak es
Diri Sendiri
krim bagi tubuh

•Membuat es krim dengan cara


bergiliran dalam mencampurkan bahan-
Pengetahuan tentang bahan yang digunakan •Membuat
Orang Lain sandwich ice cream dengan cara
bergiliran dalam mencampurkan bahan-
bahan yang digunakan

•Membuat es krim dengan cara


bergiliran dalam mencampurkan bahan-
Pendekatan terhadap bahan yang digunakan •Membuat
Belajar sandwich ice cream dengan cara
bergiliran dalam mencampurkan bahan-
bahan yang digunakan

131
•Menggambar bebas es krim
Seni Rupa •Menggambar bebas toko es krim
•Menghias gambar es krim
•Mewarnai gambar es krim Seni Tari •Bermain dampu es krim

Seni Musik •Bernyanyi lagu es krim

132
Forum Diskusi
Setelah anda mempelajari materi kegiatan belajar ini, apakah anda telah
memahami tentang keterkaitan tema dengan kegiatan belajar anak usia dini ? Jika
sudah, cobalah anda melakukan langkah berikut :
a. Pilihlah satu tema dan sub tema yang sesuai dengan kondisi lembaga
b. Buatlah webbing tema sesuai dengan materi belajar matematika
dan sains, studi sosial, bahasa dan literasi, serta belajar seni

Penutup
Rangkuman
1. Materi belajar anak usia dini dipilih sesuai dengan ketertarikan anak
tentang hal yang ingin diketahuinya. Saudara sebagai guru di sekolah
harus selalu update dalam memberikan materi belajar yang tepat dan
menarik bagi anak. Materi belajar dipilih dan dikembangkan sebagai
sarana pemerolehan pengetahuan, sikap dan juga keterampilan yang
dimiliki anak dapat dirancang melalui berbagai aktivitas yang sesuai
dengan karakteristik perkembangan anak.
2. Tema yang dipilih dan dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat
menstimulasi perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosio-emosional dan seni. Pada pelaksanaannya tema dan
kompetensi dasar dikembangkan menjadi muatan pembelajaran. Muatan
pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar
sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Penentuan tema ini bersifat bebas dan terbuka, artinya lembaga PAUD
dapat menentukan tema sendiri yang disesuaikan dengan minat anak,
usia, situasi kelas, kondisi lingkungan atau lembaga dan kesiapan guru
dalam melaksanakan kegiatan.
4. Penggunaan tema dapat menjadi payung yang mengintegrasikan seluruh
konten atau materi belajar anak usia dini. Materi belajar yang dimaksud

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 133
adalah matematika, sains, studi sosial, bahasa dan literasi serta seni untuk
anak usia dini.
5. Pemilihan materi pembelajaran AUD menjadi bagian penting yang harus
diperhatikan oleh guru. Materi dan kegiatan belajar dipilih oleh guru
sesuai dengan kerakteristik dan kebutuhan perkembangan anak, minat
dan ketertarikan anak, dan konsep penting yang perlu diperoleh anak
serta mengacu kepada rumusan indikator kompetensi dasar (KD).

Tugas Formatif

Petunjuk : Bacalah dengan cermat butir-butir soal dibawah ini yang berisi kalimat
pertanyaan dengan 5 opsi dalam bentuk pilihan ganda. Berilah lingkaran pada huruf
a,b,c,d atau e pada jawaban yang saudara anggap benar.

1. Dalam pengembangan tema didasarkan pada konsep pengetahuan atau materi


belajar, salah satunya adalah matematika dan sains. Matematika dan sains
dikenalkan agar anak….
A. mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan
B. mengenal dan memahami manusia disekelilingnya
C. pembuktian yang logik mengenai bentuk, susunan, besaran
D. berpikir logis dan memecahkan masalah dalam sehari-hari
E. dapat berkomunikasi antar individu
2. Berikut adalah permainan yang dapat dilakukan untuk pengembangan konsep
dasar sains untuk tema udara, yaitu….
A. mencampur warna dalam air.
B. membuat gelembung dari air sabun.
C. bermain menghirup udara.
D. bermain mencari suara dengan mata tertutup
E. mencium aroma bunga di halaman
3. Guru mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tema “Lingkunganku”,
untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, moral dan nilai agama, serta

134
seni. Pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut adalah….
A. Out door activity: Menghitung jumlah bunga, menyebutkan nama-nama
bunga, mengagumi ciptaan Tuhan.
B. In door activity: Menggambar bunga, mewarnai, mengelompokkan jenis
bunga, dan mensyukuri karunia Tuhan.
C. In door activity: Melipat gambar bunga, bersajak bunga, dan
menceritakan tanaman yang ada di rumahnya.
D. Out door activity: Menghitung jumlah bunga, menyebutkan nama-nama
bunga, mengagumi ciptaan Tuhan, dan memetik bunga
E. Out door activity: Menghitung jumlah bunga, menyebutkan nama bunga,
membedakan warna bunga, menyayangi tanaman dan menyanyikan lagu
bungaku.
4. Seorang guru diminta untuk mengembangkan kegiatan bermain matematika
dan sains pada anak usia dini maka pilihan materi yang cocok untuk tema
tanaman berikut ini adalah....
A. mengamati perubahan cair ke padat dengan menggunakan daun
cincau.
B. mengklasifikasi jenis tanaman sesuai dengan bentuk geometrisnya.
C. menghitung tinggi dan jumlah daun pada tanaman.
D. menggambarkan proses pertumbuhan hama tanaman.
E. mengukur tinggi bunga di halaman sekolah
5. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tema “pemadam kebakaran”,
seorang guru dapat memilih kegiatan untuk mengenalkan konsep studi
sosial,bahasa dan literasi, serta seni. Kegiatan yang sesuai adalah ....
A. berkunjung ke kantor pemadam kebakaran, mengenal alat -alat yang
digunakan untuk memadamkan api, dan menyanyikan lagu
B. bermain peran sebagai petugas pemadam kebakaran, mewarnai
gambar
C. membuat topi pemadam kebakaran, menyanyikan lagu, dan
menggambar petugas pemadam kebakaran

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 135
D. bermain peran naik mobil pemadam kebakaran dan menyanyikan lagu
E. mewarnai gambar, menggunting gambar petugas pemadam kebakaran
6. Seorang guru mengajak anak bermain drama bebas mengikuti tema. Setiap anak
diminta memilih peran dan melakukannya dalam drama yang telah disampaikan
ceritanya. Dalam kasus tersebut, pilihan tujuan pengembangan bahasa yang tepat
adalah ....
A. anak menunjukkan kemampuan berbicara dan menyimak informasi atau
keterangan yang disampaikan orang lain.
B. anak menunjukkan kemampuan berbicara dan berinteraksi sosial.
C. anak menunjukkan kemampuan berbicara dan mengapresiasi peran.
D. anak menunjukkan kemampuan menyimak informasi atau keterangan
yang disampaikan orang lain.
E. anak menunjukkan kemampuan berinteraksi dan mengapresiasi peran.
7. Seorang guru ingin mengembangkan aspek nilai agama dan moral pada tema
tanaman. Berikut adalah pilihan materi yang tepat untuk mengembangkan aspek
tersebut adalah….
A. memetik sayuran kesukaan
B. menanam tanaman berbuah
C. menyiram dan memupuk tanaman.
D. mencabut rumput di halaman
E. menanam bunga di sekolah
8. Guru ingin merencanakan pengembangan fisik-motorik usia 5-6 tahun dalam
suatu game dengan tema binatang. Berikut adalah pilihan materi yang tepat
ditunjukkan untuk pengembangan fisik-motorik ....
A. berjalan di papan titian
B. melempar dan menangkap bola
C. bermain lompat tali
D. melompat mengikuti gerakan
E. berjinjit dengan tumit

136
9. Program pembelajaran yang tepat dirancang oleh guru untuk mengenalkan
konsep studi sosial tentang orang dan tempat pada anak usia 5-6 tahun untuk
dilaksanakan di luar kelas, yaitu….
A. anak bercerita di depan teman-teman di kelas dan menunjukkan hasil
karyanya
B. bermain peran tentang kegiatan di Stasiun Kereta Api
C. mengajak anak untuk berkenalan dengan orang yang mereka temui di luar
kelas
D. anak melakukan kunjungan ke stasiun dan antri untuk membeli tiket
E. kunjungan ke Kantor Pos dan menyebutkan benda-benda yang ada di
Kantor Pos
10. Pengenalan materi matematika, sains, bahasa, dan seni dapat dirancang dengan
memilih tema “jeruk”. Aktivitas yang tepat dirancang oleh guru yaitu ….
A. membeli buah jeruk di toko buah, menggambar dan mewarnai buah
jeruk, dan mengupas jeruk
B. membandingkan ukuran buah jeruk, mengenal jenis jeruk,membuat jus
jeruk, dan membuat kolase buah jeruk
C. mengupas jeruk, mengumpulkan biji jeruk, menempel gambar jeruk
D. membuat jus jeruk, melukis dengan cat air, dan membuat kolase
E. berkunjung ke toko buah, membeli jeruk, dan mengupas kulit jeruk

DAFTAR PUSTAKA
Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education, Preschool Through
Primary Grades, Sixth Edition, US : Pearson, 2007
Catron,Carol.E dan Jan Allen. Early Childhood Curriculum: A Creative Play
nd
Model, 2 Edition. NewJersey: Merill Publ., 1999.

Coughlin, Pamela A., dkk. 2000. Menciptakan Kelas yang Berpusa Pada
Anak, Children Resources International (Versi bahasa t untuk
Proyek CRI di Indonesia). Indonesia

Dodge, Diane Trister dan Laura J. Colker. Creative Curriculum for Early
Childhood Washington, DC: Teaching Strategies., 2000.

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 137
Henniger, Michael, L. Teaching Young Children, An Introduction, USA: Pearson,
2013
Jackman, Hilda, Early Education Curriculum, A Child’s Connection To The
World, Fourth Edition. USA. Thomson Delmar Learning, 2009

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini, 2014
Kostelknik, Marjorie J. (editor). Teaching Young Children Using THEMES.
Glenview, Ilinois: GoodYear Books, 1991.

138
Tugas Akhir
Setelah anda mempelajari materi kegiatan belajar ini, saya yakin saudara telah
memahami materi dan kegiatan belajar anak usia dini dengan baik. Berikut
cobalah anda membuat rancangan tema, materi belajar, dan kegiatan belajar yang
sesuai untuk anak usia 5-6 tahun, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Pilihlah tema yang sesuai dengan ketertarikan anak
b. Buatlah webbing tema sesuai dengan materi belajar yang akan
diberikan pada anak
c. Buatlah kegiatan belajar yang sesuai dengan materi belajar yang
telah ditentukan

Tes Sumatif
Petunjuk : Bacalah dengan cermat butir-butir soal dibawah ini yang berisi kalimat
pertanyaan dengan 5 opsi dalam bentuk pilihan ganda. Berilah lingkaran pada huruf
a,b,c,d atau e pada jawaban yang saudara anggap benar.

1. Pengenalan konsep berat, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan suhu pada anak
berkaitan dengan konsep sains yang membahas tentang ….
A. natural science
B. earth and space
C. life science
D. pschycal science
E. tehnology
2. Lima konsep dasar dalam matematika yang perlu dikuasai oleh anak yaitu…
A. bilangan, penjumlahan, pengurangan, geometri, pengukuran, dan grafik
B. bilangan, penjumlahan dan pengurangan, pembagian dan perkalian,
pengukuran, dan geometri
C. bilangan dan operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, analisis
data dan probabilitas

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 139
D. bilangan dan operasi bilangan, aljabar, pengukuran, geometri, dan
perkalian dan penjumlahan
E. bilangan, penjumlahan, pengurangan, geometri, pengukuran, pola dan
grafik
3. Anak akan dikenalkan tentang arah, posisi dan jarak. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengenalkan konsep studi sosial dan bahasa yaitu ….
A. membuat gambar kincir angin
B. bercerita tentang perjalanan dari rumah ke sekolah
C. menghitung jarak rumah dan sekolah
D. menggambar rumah dan sekolah
E. bercerita tentang pengalaman berlibur di pantai
4. Alam sekitar kita merupakan sumber belajar yang dapat kita gunakan untuk
mengenalkan konsep sains untuk anak usia dini, salah satunya yaitu tentang
tanaman. Berikut adalah beberapa konsep yang dapat dikenalkan untuk anak usia
dini, kecuali….
A. bagian-bagian tanaman yang terdiri dari akar, batang, daun dan
bunga/buah.
B. proses perkembangbiakan tanaman dari berbagai hal (misalnya biji,
akar, batang).
C. cara dan proses pemeliharaan tanaman.
D. cara dan proses mengklasifikasi tanaman berdasarkan genus dan
spesies.
E. jenis beragam tanaman, seperti tanaman obat, tanaman hias, dan
tanaman liar
5. Guru mengabsen anak dengan meminta anak mengambil bentuk segitiga (untuk
laki-laki) dan bentuk lingkaran (untuk perempuan). Guru meminta anak
menempelkan dalam sebuah grafik, dan anak menghitung banyaknya anak
perempuan dan laki-laki. Kegiatan ini berkaitan dengan pembelajaran matematika
tentang ....
A. konsep geometri, konsep bilangan dan statistik.

140
B. konsep geometri, perbandingan dan statistik.
C. konsep geometri, lambang bilangan dan pemecahan masalah.
D. konsep geometri, penjumlahan dan konsep bilangan.
E. konsep geometri, penjumlahan dan pola
6. Anak menonton berita atau kejadian di negara lain melalui televisi dan menelpon
saudaranya yang tinggal di luar negeri. Kejadian tersebut berkaitan dengan
konsep studi sosial tentang ....
A. identitas dan perkembangan individu.
B. konsep geografi lingkungan.
C. konsep koneksi global
D. konsep waktu, keberlangsungan dan perubahan.
E. konsep kewarganegaraan
7. Anak dikenalkan bagaimana cara orang-orang mengubah dan menjaga
lingkungannya. Cakupan studi sosial ini berkaitan tentang….
A. tempat dan geografi.
B. orang-orang dan bagaimana mereka hidup.
C. orang-orang dan lingkungan.
D. tempat dan bagaimana mereka hidup.
E. orang, tempat, dan lingkungan
8. Konsep bahasa sebagai alat komunikasi harus dikenalkan pada anak usia dini.
Konsep bahasa sebagai alat komunikasi yang dimaksud yaitu:
A. menjawab dan mengemukakan pertanyaan.
B. mengucapkan syair.
C. mendengarkan cerita.
D. menyanyikan lagu.
E. membaca buku cerita
9. Proses pembelajaran anak usia dini tidak bisa terlepas dari konsep pembelajaran
bahasa. Berikut adalah konsep dasar bahasa sebagai alat ekspresi seni yaitu:
A. tanya jawab tentang tema .
B. menyanyikan lagu.

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 141
C. membacakan buku cerita.
D. menulis kata yang disebutkan
E. bercerita tentang liburan
10. Pilihan kegiatan tema profesi/pekerjaan, guru mendatangkan petani yang sukses
dilingkungan sekolah masuk kedalam kelas untuk dijadikan contoh pada anak usia
dini. Petani tersebut berperan sebagai….
A. lingkungan pedesaan.
B. lingkungan perkotaan.
C. nara sumber dari lingkungan.
D. interaksi sosial.
E. sumber belajar langsung
11. Bermain peran merupakan salah satu kegiatan pembelajaran pada anak usia dini.
Dalam permainan tersebut guru dapat mengembangkan konsep bahasa yang
berkaitan dengan….
A. membaca dan berbicara.
B. membaca dan menulis.
C. menyimak dan menulis
D. menyimak dan berbicara.
E. menyimak dan membaca.
12. Kegiatan seni sering menjadi wahana dalam mengembangkan berbagai aspek
perkembangan. Ketika anak bermain plastisin membentuk binatang maka
beberapa tujuan pembelajaran dapat dikembangkan adalah anak dapat... .
A. mengungkap ide dan kelenturan jari.
B. membiasakan membuat karya seni dan kreativitas.
C. membangun fantasi melalui media.
D. menciptakan berbagai bentuk menjadi karya seni.
E. Mengekspresikan perasaannya
13. Anak usia dini mampu mengingat dan menyayikan lagu-lagu sederhana dengan
kalimat yang pendek, serta mengikuti gerakan sesuai irama. Kemampuan dalam
aktivitas seni tersebut mencakup perkembangan….

142
A. bahasa, kognitif, NAM
B. nilai moral agama, kognitif, bahasa
C. bahasa, kognitif, fisik motorik.
D. sosial emosional, NAM, bahasa
E. kognitif, fisik motoric, sosial emosiomal
14. Pembelajaran membandingkan konsep sains dalam konteks alam sekitar dapat
dilakukan dengan aktivitas dibawah ini, yaitu:….
A. mengamati dan membandingkan bentuk daun.
B. mengukur dan membandingkan bentuk anggota tubuh teman sekelas.
C. menghitung dan embandingkan permukaan daun.
D. membandingkan cara perkembangbiakan tanaman biji dengan batang.
E. Mengelompokkan bentuk daun
15. Pada tema tanaman, guru membantu anak menemukan daun kering yang akan
dipergunakan untuk merobek dan mengisi pola. Bermain seperti ini dapat
mengembangkan ....
A. keterampilan motorik halus.
B. keterampilan motorik kasar
C. keterampilan lokomotor.
D. keterampilan non lokomotor.
E. keterampilan manipulatif
16. Guru mengajak anak untuk berkenalan dengan orang yang mereka temui di
luar kelas, anak juga berbicara dengan orang yang mereka temui. kegiatan ini
dilakukan pada anak untuk mengenalkan materi belajar tentang….
A. studi sosial dan sains
B. sains dan matematika
C. bahasa dan seni
D. seni dan matematika
E. studi sosial dan bahasa

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 143
17. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi
dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai kompentensi sikap….
A. sosial, spiritual, dan pengetahuan
B. kompetensi dasar dan kompetensi inti
C. pengetahuan, sikap dan keterampilan
D. spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
E. spiritual, sosial, dan keterampilan
18. Pengenalan materi matematika, sains, bahasa, dan seni dapat dirancang
dengan memilih tema “ikan”. Aktivitas yang tepat dirancang oleh guru
yaitu….
A. membeli ikan di pasar, menggambar dan mewarnai gambar ikan,
dan membersihkan ikan
B. membandingkan ukuran ikan, mengenal jenisikan,memasak ikan
goreng, dan membuat kolase gambar ikan
C. menangkap ikan, mengumpulkan ikan, menempel gambar ikan
D. memasak ikan, makan hasil olahan ikan, dan membuat kolase
E. berkunjung ke pasar membeli ikan, dan membersihkan ikan
19. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tema “rumah sakit”, seorang guru
dapat memilih kegiatan untuk mengenalkan konsep studi sosial,bahasa dan
literasi, serta seni. Kegiatan yang sesuai adalah ....
A. berkunjung ke rumah sakit, mengenal alat-alat yang ada di rumah
sakit, dan menyanyikan lagu
B. bermain peran sebagai perawat dan dokter, mewarnai gambar
C. membuat topi dokter, menyanyikan lagu, dan menggambar rumah
sakit
D. bermain peran naik ambulance dan menyanyikan lagu
E. mewarnai gambar, menggunting gambar rumah sakit, dan
menyanyikan lagu

144
20. Penentuan tema ini bersifat bebas dan terbuka, artinya lembaga PAUD dapat
menentukan tema sendiri yang disesuaikan dengan ….
A. minat anak, usia, kondisi lingkungan atau lembaga dan kesiapan
guru dalam melaksanakan kegiatan.
B. biaya, sarana prasarana, kondisi lembaga, dan kesiapan guru
C. media pembelajaran, sarana prasarana, dan kondisi lembaga
D. minat anak, usia, situasi kelas, kondisi lingkungan atau lembaga
dan kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan.
E. minat anak, situasi kelas, kondisi lingkungan atau lembaga dan
kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan.

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 145
Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif I
1. A.
2. B.
3. D
4. B
5. D.
6. E
7. A.
8. B.
9. E.
10. C

Tes Formatif II
1. B.
2. E
3. E
4. A
5. A.
6. B
7. E.
8. C.
9. D.
10. C

146
Tes Formatif III
1. C.
2. D.
3. B
4. A
5. B.
6. C
7. A.
8. B.
9. E.
10. A

Tes Formatif IV
1. D
2. C
3. E
4. B
5. A
6. A
7. C
8. D
9. E
10. B

Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 147
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF

Tes Sumatif
1. D
2. C
3. B
4. C
5. A
6. C
7. E
8. A
9. B
10. C
11. D
12. B
13. C
14. A
15. A
16. E
17. D
18. B
19. A
20. D

148
Modul 3 PPG Hybrid Learning – Materi dan Kegiatan Belajar Anak Usia Dini| 149

Anda mungkin juga menyukai