Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGENALAN PENDIDIKAN SAINS DAN MATEMATIKA

UNTUK ANAK PAUD

Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINI (AUD)

Dosen Pengampu:

Kuswati, S.Pd.I, M.Pd.I

Di Susun Oleh:

RENI JAYANTI

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-AMIN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya Kami panjatkan menyusun tugas makalah yang berjudul
“PENGENALAN PENDIDIKAN SAINS DAN MATEMATIKA UNTUK
ANAK PAUD ”.

Pada dasarnya makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata
kuliah PENDIDIKAN SAINS DAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA
DINI di STIT AL-AMIN INDRAMAYU.

Demikian tugas ini disusun semoga Bermanfaat, agar dapat memenuhi


tugas mata kuliah.

Subang, 30 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Tujuan Pembelajaran SAINS untuk Anak Usia Dini ...................... 2


B. Fungsi Pembelajaran SAINS untuk Anak Usia Dini ....................... 4
C. Manfaat Pembelajaran SAINS untuk Anak Usia Dini ..................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 6

A. Kesimpulan ........................................................................................ 6
B. Saran .................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan di TK dilaksanakan dengan maksud meletakkan dasar bagi
perkembangan semua aspek tumbuh-kembang anak, baik kognitif, afektif,
psikomotor, sebelum masuk pendidikan formal. Usia anak-anak TK merupakan
masa yang peka dalam menentukan tumbuh kembang pada masa selanjutnya.
Bredekamp (1987:2) mengatakan pembelajaran di TK dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP), dengan pengertian
bahwa pembelajaran pada anak bervariasi sesuai pengalaman, minat, perhatian,
umur, kecakapan setiap individu anak.            
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat menyimpulkan
rumusan masalah, sebagai berikut:
1.      Apa tujuan pembelajaran SAINS untuk anak usia dini.
2.      Apa saja fungsi pembelajaran SAINS untuk anak usia dini.
3.      Apa manfaat pemebelajaran SAINS untuk anak usia dini.

C.    Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas maka kami dapat menyimpulkan
tujuan makala, sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran SAINS untuk anak usia dini?
2.      Untuk mengetahui apa saja fungsi pembelajaran SAINS untuk anak usia dini?
3.      Untuk mengetahui apa manfaat pemebelajaran SAINS untuk anak usia dini?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan Pembelajaran SAINS untuk Anak Usia Dini.


            Tujuan pembelajaran sains  sejalan dengan kurikulum yang ada disekolah
yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikiran, hati dan jasmaninya.
Mengembangkan intelektual, emosional fisik jasmani maupun fisik kognitif,
psikomotorik, afektif (Abruscato, 1982). Rumusan tujuan didasarkan pada
pertimbangan bahwa tugas utama sekolah dalah membantu  anak mencapai
kebutuhan (baik sekarang maupun yang akan datang). Sesuai dengan kondisi
lingkungan ekologi, ekonomi sosial, dan kebutuhan akibat dari
perkembangan  IPTEK. Tujuan mendasar dari pendidikan adalah  untuk
mengembangkan individu terhadap pendidikan sains itu sendiri. Jadi focus
program pengembangan pembelajaran sains untuk memupuk pemahaman , minat
dan penghargaan pada anak terhadap dunia dimana mereka hidup (Su-maji, 1988).
            Menurut Like Wilarjo (1988) focus tekanan pendidikan terletak pada
bagaimana diri dididik oleh alam agar kita menjadi manusia yang lebih baik.
Dengan demikian  tujuan pendidikan sains diarahkan pada konsep-konsep dan
dimensi-dimensinya.
Leeper (1994) penngembangan pembelajaran sainspada anak usia dini
hendaklah  ditunjukan untuk merealitasikan  4 hal yaitu:
1.      Agar anak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
melalui metode sains sehingga anak menjadi terampil.
2.      Agar anak memilki sikap ilmiah.
3.      Agar anak mendapat pengetahuan dan informassains  ilmiah , karena informasi
merupakan temuan dan rumusan  yang objektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah
yang menaunginya.

2
4.      Agar anak tertarik untuk menghayati sains yang ada di lingkungan  dan alam
sekitar.
            Diharapkan juga dapat meningkatkan kecerdasan dan pemahaman anak
pada alam berserta isinya (Sumaji 1997) pengembangan pembelajaran sains,
bukan hanya dominan kognitif yang terbina tetapi juga motorik afeksinya secara
seimbang. Pembelajaran sains akan tumbuh dan berkembang kreativitas  dan
kemampuan berfikir kritis  yang semuanya akan  sangat bermanfaat bagi
aktualisasi dan kesiapan anak dalam menghadapi  peran  berikutnya.
Pengembangan sains pada anak usia dini,  yaitu:
1.      Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari – sehari.
2.      Membantu melekatkan aspek – aspek yang terkait dengan keterampilan proses
sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tenatang alam sekitar dalam diri anak
menjadi berkembang.
3.      Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari
benda – benda serta kejadiandi luar lingkungannya.
4.      Memfasilitasi dan mengemabngkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis,
mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri dalam kehidupan.
5.      Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk
menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari – hari.
6.      Membantu anak agar mampu mengguanakan teknologi sederhana yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
7.      Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam
sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan YME.

3
      Tujuan-tujuan pengajaran sains pada tingkat anak usia dini  dapat disimpulkan
menjadi 3 dimensi sebagai  gagasan pokok yaitu:
1.      dimensi produk,merupakan pendidikan yang diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan fakta, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain dalam bidang sains.
2.      dimensi proses, merupakan tujuan yang diarahkan pada penguasaan ketrampilan
pada cara kerja sains, merupakan cara kerja dalam mengenal, mengendalikan dan
mengungkapkan  segala sesuatu yang terkait dengan alam dengan metode ilmiah.
3.      dimensi  sikap sains, merupakan sikap atau karakter yang dibentuk oleh anak
usia dini, sehingga anak menjadi sasaran yang menjadi output serta outcame.
Pembinaan dari waktu-kewaktu  diharapkan dapat meningkatkan;
a.       Sikap juju
b.      Sikap kritis
c.       Sikap kreatif
d.      Sikap positif terhadap kegagalan
e.       Sikap rendah hati
f.       Sikap tidak mudah putus asa
g.      Sikap keterbuakaan dann diuji
h.      Sikap menghargai dan menerima masukan
i.        Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai
j.        Hasrat ingin tahu yang tinggi 
k.      dan sebagainya
B.     Fungsi Pebelajaran SAINS untuk Anak Usia Dini
            Adapun secara rinci fungsi pembelajaran SAINS untuk anak usia dini
dijelaskan dalam Sumaji (2006: 35) antara lain ialah:
1.      Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih lanjut maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2.      Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep pengenalan SAINS.

4
3.      Menanamkan sikap ilmiah dan melatih anak dalam menggunakan metode ilmiah
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4.      Menyadarkan anak akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga
anak terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
5.      Memupuk daya kreatif dan inovatif anak.
6.      Membantu anak memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
7.      Memupuk serta mengembangkan minat anak terhadap SAINS.
C.    Manfaat Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini
            Anak usia dini, atau usia prasekolah, berada dalam masa emas
perkembangan otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kapasitas
kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50 persen. Kapasitas ini
akan meningkat hingga 80 persen pada usia delapan tahun. Ini menunjukkan
pentingnya memberi rangsangan pada anak usia dini.
            Mengenalkan sains dan matematika pada anak bukan berarti mengenalkan
rumus-rumus. Suasana harus fun, sehingga anak dalam kondisi ceria akan
bertanya mengapa bisa demikian? Apakah kejadian selanjutnya? Dan sebagainya.
            Perlu diingat, mengenalkan sains pada anak harus sesuai dengan tahapan
umur dan perkembangannya. Sebagian besar waktu dari anak usia dini dihabiskan
bersama orang tua. Maka yang perlu dilakukan orang tua adalah meluangkan
sedikit waktu untuk bermain dengan anak. Dalam situasi bermain itulah kita dapat
melakukan eksperimen sains dan mengenalkan matematika.
            Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi anak usia dini.
Dengan bermain, anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan
dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai, dan sikap hidup.
            Menurut Whiterington (1979), bermain mempunyai fungsi mempermudah
perkembangan kognisi anak dan memungkinkan anak melihat lingkungan,
mempelajari sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu,
bermain juga dapat meningkatkan perkembangan sosial anak.

5
            Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika anak sejak dini telah
diperkenalkan dengan sains. Sains melatih anak bereksperimen dengan
melaksanakan beberapa percobaan, memperkaya wawasan anak untuk selalu ingin
mencoba dan mencoba. Sehingga sains dapat mengarahkan dan mendorong anak
menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif.
            Sains membiasakan anak-anak mengikuti tahap-tahap eksperimen dan tak
boleh menyembunyikan suatu kegagalan. Artinya, sains dapat melatih mental
positif, berpikir logis, dan urut (sistematis). Di samping itu, dapat pula melatih
anak bersikap cermat, arena anak harus mengamati, menyusun prediksi, dan
mengambil keputusan.
                        Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk
mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat,
meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera
dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh
pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada
disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnya akan berguna sebagai modal
berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana.
Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu
perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.
pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. Suatu tujuan yang dianggap
terstandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan
memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermaknaan (meaningfulness), fungsional
dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
      Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran mempunyai keterukuran yang
memadai, artinya tujuan pembelajaran yang dikembangkan harus dapat diukur
dengan mudah, sederhana dan praktis. Prasyarat keterukuran suatu program
menjadi suatu keharusan apabila pembelajaran sains dipandang sebagai suatu
proses yang dinamis, terus menerus, berkesinambungan dan terintgrasi.  Hasil
pengukuran tersebut dapat menjadi umpan balik bagi perbaikan program-program
berikutnya.
6
BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
            Sains adalah proses sepanjang hayat sebagaimana belajar berhitung. Anak-
anak dari segala jenis usia akan memperoleh manfaat dengan menganalisis
keadaan-keadaan di sekitarnya yang mengadung unsur sains.         
   Jika kita tidak menginteraksikan sains kepada anak-anak sejak dini, maka sama
artinya kita mencetak anak-anak yang sukar menganalisis peristiwa sains. Dengan
demikian, ketika kita menginginkan anak-anak kita memiliki kinerja yang baik
saat duduk di jenjang sekolah yang lebih tinggi, maka sains mesti kita ajarkan
sejak taman kanak-kanak.
            Seorang guru mesti membiarkan anak-anak bereksperimen. Kegiatan
eksperimen itu bisa berupa mengumpulkan batu, melempar bola, membaca
gambar, menambah kosakata dengan saling bertukar pikiran, dan memberi
kesempatan mereka untuk bertanya serta mencari jawabannya. Kesemuanya itu
dimasukkan ke dalam kurikulum untuk pendidikan prasekolah.
            Meskipun aktivitas-aktivitas itu dilakukan oleh anak-anak usia prasekolah,
tetapi mereka telah belajar melakukan aktivitas-aktivitas penelitan sekaligus
berinteraksi dengan keterampilan proses sains.
B.     Saran
            Bagi pengembang pembelajaran sains pada anak usia dini, hendaknya
pahami terlebih dahulu tujuan sains secara  komprehensif  dan karakteristik
perkembangan anak usia dini untuk setiap tahapan usia, kemudian tuangkan dalam
rencana pembelajaran yang operasional dengan menerapkan konsep bermain yang
menyenangkan.
            Gunakan multi media dalam pembelajaran sains, untuk menghindari rasa
jenuh, bosan  pada anak, serta mempertahan perhatian anak untuk tidak berpaling
pada objek lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha, A.Sy. Dina Dwiyana (Editor), Pengembangan Pembelajaran Sain


Pada Anak Usia Dini, JIL SI Foundation, 2008.
Jamaris, Martini,   Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-
Kanak,  Jakarta, Grasindo,  2000.
Semiawan, Conny, Belajar dan Pembelajaran dalam tarap Usia Dini: Pendidikan
Prasekolah dan Sekolah Dasar, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai