Anda di halaman 1dari 114

PENDAHULUAN

A nda pernah mengenal dan mungkin sudah memahami makna, tujuan dan

prinsip asesmen, khususnya asesmen perkembangan anak. Asesmen atau sering


juga disamakan artinya dengan penilaian merupakan bagian penting dalam
menggambarkan keberhasilan layanan pendidikan anak usia dini yang telah
diselenggarakan oleh seorang guru. Sedemikian pentingnya asesmen bagi seorang
guru maka asesmen menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh
seorang guru profesional. Coba! Anda ingat-ingat ada pada kompetensi mana
asesmen tersebut dituntut dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru profesional ?
Betul... menguasai kemampuan asesmen bagian dari kompetensi pedagogiek.
Lihat dan cek kembali Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) nomor 137 Tahun 2014 lampiran 2 terdapat butir kompetensi dan
sub kompetensi sebagai berikut :
Kompetensi Pedagogiek :
Kompetensi Sub Kompetensi
I. Menentukan lingkup 1. Memilih pendekatan, metode dan teknik asesmen proses
sasaran asesmen proses dan dan hasil kegiatan pengembangan pada anak usia dini
hasil pembelajaran pada
anak usia dini
2. Menggunakan prinsip dan prosedur asesmen proses dan
hasil kegiatan pengembangan anak usia dini
3. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai
instrumen
4. Menentukan tingkat capaian perkembangan anak usia
dini
5. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar
untuk berbagai tujuan
6. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

Nah itulah kemampuan asesmen yang menjadi bagian kompetensi pedagogiek


yang dituntut pada seorang guru profesional.

1
Kompetensi Pedagogiek :
Kompetensi Sub Kompetensi
K. Melakukan tindakan 1. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pengembangan
reflektif, korektif dan anak usia dini yang telah dilaksanakan
inovatif dalam 2. Meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini
meningkatkan kualitas melalui penelitian tindakan kelas
proses dan anak hasil 3. Melakukan penelitian tindakan
pengembangan usia
dini

Pada tabel tersebut terlihat jelas bahwa anda dituntut penguasaan kompetensi
sebagai guru PAUD profesional yakni menguasai penelitian tindakan kelas
sebagai wahana untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan
profesional.
Nah...., modul ini akan membahas secara lebih praktis dan mudah bagi
anda yang sedang dan akan mengikuti pendidikan profesi guru PAUD (guru
PAUD level 7) tentang asesmen dan penelitian tindakan kelas. Jika anda masih
ingat pada saat mengikuti perkuliahan program pendidikan sarjana PAUD (guru
PAUD level 6) tentang hasil hasil dari proses asesmen (penilaian) adalah
gambaran pencapaian perkembangan setiap anak usia dini pada setiap aspek
perkembangan. Gambaran pencapaian aspek perkembangan tersebut kemudian
dilaporkan dalam rapor atau dalam bentuk lainnya. Nah....jika anda mencoba
membuat rekapitulasi pencapaian aspek perkembangan pada seluruh anak dalam
satu kelas kemudian dibuat profil pencapaian perkembangannya (misalnya pada
aspek kognitif) maka anda akan menemukan berapa anak yang mencapai
perkembangan sangat baik (BSB = Berkembangan sangat baik), BSH
(Berkembang Sesuai Harapan), MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum
Berkembang). Berdasarkan profil tersebut, anda mungkin menemukan ada 9 anak
yang berada dalam kategori BB (Belum berkembang) maka pada kelompok anak
ini anda dapat memberikan tindakan kelas (Action in Class) dengan memberikan
program dan kegiatan yang tepat. Tindakan seperti ini kemudian anda teliti
menjadi sebuah penelitian tindakan kelas. Jelas dan mudah kan........hubungan
antara asesmen (penilaian) dengan penelitian tindakan kelas. Pada modul ini
hanya akan dibahas tentang asesmen perkembangan saja.

2
Modul 5 ini akan disajikan dalam bentuk 4 kegiatan belajar sebagai berikut
:
Kegiatan Materi
Kegiatan Belajar 1 Hakikat Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini
Kegiatan Belajar 2 Menggunakan Asesmen Autentik melalui
Observasi
Kegiatan Belajar 3 Menggunakan Asesmen Autentik melalui
Portofolio
Kegiatan Belajar 4 Prosedur Pelaporan Hasil Asesmen

Berdasarkan kegiatan belajar tersebut, anda dapat menguasai capaian pembelajaran


pada mata kegiatan (CPMK) dan indicator pada masing-masing kegiatan belajaran serta materi
sebagai berikut :
Kegiatan CPMK Indikator
Kegiatan Belajar 1 Mampu merancang dan 78. Mampu melaksanakan
Hakikat Asesmen melaksanakan penilaian penilaian proses sesuai dengan
Perkembangan Anak capaian perkembangan prinsip-prinsip penilaian untuk
Usia Dini anak usia dini anak usia dini

Kegiatan Belajar 2 Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan


Menggunakan melaksanakan penilaian observasi dengan
Asesmen Autentik capaian perkembangan menggunakan teknik
melalui Observasi anak usia dini pencatatan sesuai dengan data
perkembangan anak usia dini
yang dinilai
74. Mampu merancang rubrik
penilaian kinerja
75. Mampu merancang panduan
wawancara untuk mengukur
perkembangan anak
Kegiatan Belajar 3 Mampu merancang dan 77. Mampu merancang instrumen
Menggunakan melaksanakan penilaian penilaian portofolio anak
Asesmen Autentik capaian perkembangan
melalui Portofolio anak usia dini

Kegiatan Belajar 4 Mampu mengolah data 79. Mampu menggunakan


Prosedur Pelaporan hasil penilaian berbagai teknik penilaian
Hasil Asesmen perkembangan anak dan dalam pembelajaran untuk
melaporkannya kepada ketepatan kesimpulan
stakeholder secara
objektif dan
berkelanjutan
80. Mampu memilih teknik
analisis data sesuai dengan
perolehan data dalam
penilaian capaian
perkembangan belajar anak.
81. Mampu membuat sajian data
hasil penilaian capaian
perkembangan anak usia dini
82. Mampu menafsirkan data
penilaian capaian

3
perkembangan
83. Mampu menyimpulkan hasil
perkembangan anak untuk
disampaikan kepada stake
holder
84. Mampu membuat
rekomendasi berdasarkan
hasil pilaian

Nah.... silahkan anda baca, pahami dan gambarkan hasil pemahaman anda nanti
melalui soal-soal latihan untuk mempertajam penguasaan anda dan sekaligus
untuk mengecek pemahaman anda terhadap modul ini. Selamat belajar dan
berbahagia dengan modul ini. Jangan lupa berdoa, sebelum membaca modul ini
agar anda mendapatkan ilmu yang barokah dan bermanfaat.

4
Kegiatan Belajar 1 Hakikat
Asesmen Perkembangan Anak
Usia Dini
A. Pendahuluan

H
aruskah seorang guru pendidikan anak usia dini (PAUD) menguasai

asesmen atau penilaian perkembangan anak? Apa akibatnya jika guru tidak
menguasai asesmen (penilaian) ? Apa pentingnya asesmen bagi anak, orang tua
dan lembaga PAUD itu sendiri? Ketiga pertanyaan tersebut diharapkan akan
mengantar anda pada pada pemahaman tentang hakikat asesmen pada anak usia
dini. Kegiatan belajar 1 ini akan membantu anda mengingkat kembali dan
memahami konsep serta contoh asesmen (penilaian) dalam kegiatan pendidikan di
Lembaga PAUD. Beberapa konsep yang dimaksud adalah makna dan pentingnya
asesmen, sasaran asesmen, tujuan asesmen dan prinsip asesmen. Keempat
pemahaman konsep tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi anda jika ingin
menguasai penggunaan metode dan teknik asesmen pada Kegiatan Belajar 2 dan
Kegiatan Belajar 3 serta membuat laporan asesmen perkembangan anak usia dini
pada kegiatan belajar 4.
Agar anda cepat berhasil memahami dan menguasai kegiatan belajar 1 ini,
kami menyarankan anda untuk mereview atau mengulang ingatan anda dan/atau
praktik menilai perkembangan anak yang telah anda lakukan (jika anda sebagai
guru). Kalau anda belum jadi guru, cobalah anda ingat kembali materi asesmen
atau penilaian perkembangan anak waktu anda kuliah dulu. Buatkan hasil review
anda dalam bentuk catatan kecil. Mungkin lebih bagus catatan tersebut anda buat
dalam bentuk peta konsep. Jika pun anda banyak yang belum paham maka biarkan
diisi titik-titik saja dulu dan jika sudah paham dan jelas dengan modul serta
kegiatan belajar ini, anda dapat langsung mengisi titik-titik tersebut.
Mari kita mulai terlebih dahulu dengan memahami dari dekat tentang
makna asesmen atau penilaian pada anak usia dini. Dari pemahaman ini, anda
akan menemukan beragaman urgensi (pentingnya) asesmen dari berbagai

5
kepentingan. Anda juga akan merefleksi penguasaan konsep dan praktik asesmen
yang pernah anda laksanakan waktu mengikuti program sarjana PAUD (KKNI
level 6), terutama yang berkaitan dengan makna, tujuan, sasaran dan prinsip dalam
melakukan asesmen. Mari kita ikuti materi berikutnya yakni makna dan urgensi
asesmen dalam berbagai sudut pandang.

B. Inti
Sekarang anda memasuki kegiatan inti dari kegiatan belajar 1 ini. Pengalaman belajar
anda dalam kegiatan belajar 1 ini dimaksudkan agar membantu anda menguasai CMPK dan
indikator sebagai berikut :
Kegiatan CPMK Indikator
Kegiatan Belajar 1 Mampu merancang dan 78. Mampu melaksanakan
Hakikat Asesmen melaksanakan penilaian penilaian proses sesuai dengan
Perkembangan Anak capaian perkembangan prinsip-prinsip penilaian untuk
Usia Dini anak usia dini anak usia dini

Coba anda perhatikan indikator yang ingin dicapai dalam KB 1 ini maka isi
indikator tersebut lebih mengarah pada ”kemampuan melaksanakan”, artinya
dengan KB 1 ini diharapkan anda akan sampai pada performansi seperti itu. Nah
dalam KB ini hanya akan diberikan ilustrasi dari apa yang terjadi dan sudah
dilaksanakan di lapangan. Mari kita ikuti dan anda baca materi pokok dan
uraiannya sebagai berikut:

B.1 Makna dan Urgensi Asesmen


Asesmen atau penilaian sebenarnya suatu pengetahuan yang biasa
ditemukan dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah anda sendiri
memberikan komentar pada seorang anak, misalnya “De... kamu ko tidak mau
mengajak temanmu bermain?” atau mungkin anda berkomentar “De... gambarmu
bagus sekali”. Menggambarkan anak secara apa adanya atau memberikan nilai
tertentu pada keadaan seorang anak merupakan bagian pokok dari apa yang
disebut dengan asesmen atau penilaian. Ketika anda berhasil memberikan atau
mendeskripsikan keadaan seorang anak secara apa adanya pada suatu waktu
tertentu tanpa disertai menebak atau memperkirakan maka anda sudah memahami
dan menggunakan konsep dari makna asesmen. Asesmen merupakan suatu proses

6
mendeskripsikan secara apa adanya tentang perilaku yang ditunjukkan oleh anak.
Untuk memahami lebih kongkrit lagi coba anda bandingkan dua hasil asesmen
terhadap kasus berikut :

Hasil Asesmen 1 (Komentar 1) Hasil Asesmen 2 (Komentar 2)


Seorang anak berdiri memegang Anak sudah dapat menggunakan alat
spidol dengan menjepit dengan tulis dan membuat gambar berbentuk
menggunakan lima jarinya membuat geometri
suatu coretan.
Hasil asesmen 1 memberikan Hasil asesmen 2 memberikan
gambaran keadaan anak secara apa komentar yang cenderung menduga
adanya. atau memperkirakan. Bentuk
geometri yang ada dalam photo
bukan hasil yang dibuat oleh anak.

Berdasarkan kasus tersebut dapat dikemukakan bahwa komentar 1 memberikan


gambaran bahwa asesmen dikemukakan dengan menggambarkan apa adanya
perilaku anak. Adapun hasil asesmen kedua, asesmen memberikan gambaran
perilaku anak bercampur dengan intepretasi atau penafsiran. Dari gambaran
tersebut, anda dapat memberikan kesimpulan singkat dan kunci bahwa asesmen
adalah “suatu proses menggambarkan perilaku anak secara apa adanya”.
Pemahaman konsep ini sebenarnya hampir sama dengan pemahaman konsep anda
terhadap penilaian yang juga harus “menggambarkan perilaku anak secara apa
adanya”. Anda juga perlu mempertimbangkan pendapat beberapa ahli yang
membedakan antara asesmen (assessment) dan penilaian (evaluation), bahkan ada
yang lebih membedakan lagi antara asesmen, penilaian dan evaluasi. Secara
harfiah penilaian dimaknai “proses memberikan nilai dengan cara
membandingkan suatu hasil gambaran perilaku dengan sebuah kriteria “.

7
Nah…untuk lebih membuka wawasan anda, coba kita ikuti dan simak penjelasan
para ahli sebagai berikut.
Seorang ahli (Learner, 1988; 54) mengemukakan bahwa asesmen sebagai
suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan
untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak
tersebut. Pada hasil asesmen 1, terdapat informasi (data) yang berkaitan dengan
kondisi anak (terutama terkait dengan perilaku motorik halus) sehingga dapat
dibuat suatu pertimbangkan (keputusan) tentang status anak, jenis program dan
cara lebih lanjut untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak tersebut.
Ketika makna asesmen sampai pada proses pengambilan keputusan tentang status
perilaku anak maka makna asesmen tersebut sudah termasuk dalam pengertian
penilaian, yakni mengambil keputusan nilai (status) anak dalam capaian
perkembangannya.
Coba anda perhatikan dan pahami pernyataan yang diungkapkan oleh
Bonnie Campbell yang memandang asesmen sebagai proses pengumpulan bukti
dan dokumentasi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada contoh kasus di
atas, dokumen photo merupakan suatu bukti tentang informasi atau keterangan
perilaku anak yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus. Bukti photo
tersebut memberikan gambaran informasi atau keterangan perilaku anak yang
berkaitan dengan kemampuan motoriknya.
Konsep asesmen juga sering dihubungkan dengan analisis kebutuhan
atau yang disebut dengan need assessment. Asesmen kebutuhan anak
memberikan gambaran tentang perilaku aktual yang ditunjukkan anak
dibandingkan dengan perilaku normatif pada rentang usianya. Perhatikan
pendapat Walter Dick, Lau Carey dan James O. Carey (2005:22) yang
memberikan gambaran need assesment sebagai proses mengumpulkan informasi
tentang kondisi kemampuan secara actual (kemampuan tampak nyata)
dibandingkan perilaku berdasarkan standar normatif. Meneruskan contoh kasus
di atas, anda akan bisa membandingkan perilaku motorik halus anak tersebut
pada usia 2 tahun dengan perkembangan motorik halus pada rata-rata
perkembangan motorik halus pada rentang usia tersebut.

8
Link Internet tentang Pemahaman Makna Asesmen
https://www.niu.edu/facdev/_pdf/guide/assessment/formative%20and_summativ
e_assessment.pdf
http://medsci.indiana.edu/m620/reserves/def_assess.pdf
https://www.edglossary.org/assessment/

Nah...cukup jelas bukan apa yang dimaksud dengan asesmen.


Berdasarkan ragam makna asesmen tersebut anda dapat memberikan gambaran
betapa pentingnya asesmen dilakukan oleh pendidik (guru atau orang tua).
Secara psikologis, asesmen dianggap penting untuk memperoleh gambaran
kondisi psikologis yang terjadi pada seorang anak dengan mendeskripsikan
perilaku yang tampak. Dengan data perilaku aktual (tampak) ini dapat
digambarkan kedudukan kondisi psikologis anak dibandingkan keadaan
psikologis secara normatif pada rentang usia tertentu.
Dalam konteks psikologi perkembangan dan perkembangan anak, setiap
anak didik memiliki karakteristik dan tahapan perkembangan normatif yang relatif
sama sesuai dengan usia kalender (cronological ages). Standar normatif
perkembangan ini akan menjadi kerangka acuan dalam menyusun standar
kompetensi perkembangan sesuai dengan usia kelender masing-masing murid.
Walaupun secara normatif anak memiliki standar perkembangan yang relatif sama
namun dalam proses pencapaiannya, setiap anak memiliki keunikan, tempo dan
irama perkembangan masing-masing. Terdapat perbedaan kondisi psikologis
(mental ages) yang telah dimiliki dan dicapai setiap anak didik dibandingkan
dengan standar perkembangan yang sesuai dengan usia kalender (sesuai usia).

Selain tipe belajar tersebut, banyak aspek psikologis yang harus diketahui,
dipahami dan dipetakan oleh pendidik melalui proses asesmen. Aspek psikologis
yang dimaksud diantaranya adalah minat belajar, motivasi internal, perhatian,
motorik halus/kasar, keterampilan menyimak, keterampilan menulis, keterampilan
membaca, keterampilan berbicara, perilaku moral, sikap beragama, perilaku
sosial, pengendalian emosi dan sebagainnya. Berbagai aspek perkembangan
tersebut perlu diungkap dan dipahami pendidik sebelum pendidik merencanakan
dan melaksanakanan kegiatan pembelajaran. Jika menelaah dan menggambarkan
keragaman kondisi berbagai aspek psikologis maka pendidik akan menemukan

9
keragaman itu begitu sangat spesifik untuk masing-masing anak. Hal ini sejalan
dengan sifat dan hukum perkembangan bahwa perkembangan bersifat individual
(individual differences). Oleh karena itu maka pembelajaran seharusnya bersifat
individual sesuai dengan keragaman masing-masing anak dan inilah yang menjadi
salah satu pijakan sebagian ahli yang menghendaki pembelajaran itu bersifat
individual (individual learning). Dengan demikian, secara ideal seharusnya
kurikulum disusun sesuai dengan banyaknya keragaman yang ditemukan pada
anak usia dini (differences curriculum) sehingga setiap anak mengggunakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan aktual yang
dicapaiannya. Pola inilah yang mendorong munculnya kurikulum individual dan
pembelajaran individual.

B.2 Sasaran Asesmen Anak Usia Dini


Bab ini memberikan gambaran pada Anda tentang kajian yang
dikembangkan oleh para ahli asesmen termasuk penulis juga tertarik dengan acuan
yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan asesmen. Pada satu pandangan,
acuan asesmen diarahkan pada perkembangan anak (child development assesment)
dan pandangan lain yang diarahkan pada asesmen berbasis kurikulum (curricuum
based assesment). Walau demikian, kedua arah kajian asesmen tersebut belum
penulis temukan yang dibahas secara bersamaan dalam satu refensi. Untuk
mengantarkan kajian pada pada kedua pijakan dalam melakukan asesmen, ada
baiknya pembaca mempelajari gambar sebagai berikut:

Content of Development (CoD)


(Bahasa, Kognitif, Sosial-emosi, motorik, moral)

Asesment

Activity for Development Content of Program (CoP)


(Play Based) (Subject Matter or Concept)
(Bahasa, Seni, Sains, Matematika, dsb)

10
Child Development Based Assessment (CDBA)
(Bahasa, Kognitif, Sosial-emosi, motorik, moral)

Asesment

Play Based Curriculum Based Assesment


Assessment (Aktivitas (Subject Matter or Concept)
Bermain) (Bahasa, Seni, Sains, Matematika, dsb)

Dalam asesmen berbasis perkembangan, pelaksanaan asesmen diarahkan pada


penelaahan dan pendeskripsian berbagai perubahan nyata berbagai aspek
psikofisis yang terjadi pada anak usia dini. Sasaran asesmen yang berbasis
perkembangan ditujukan pada isi perkembangan (content of development) pada
berbagai aspek perkembangan. Isi perkembangan biasanya digambarkan dalam
bentuk karakteristik perilaku yang dapat diamati. Dalam pandangan Havighust
disebut sebagai tugas perkembangan (development task). Hal ini berimplikasi
dalam pengembangan konsep dan praktik pendidikan anak usia dini yakni
penyusunan konsep Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
sebagai acauan untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran. Selain itu,
hasil akhir asesmen perkembangan mengarah pada pencapaian tingkat
perkembangan anak sesuai dengan rentang usia anak.
Dalam pandangan lain, asesmen diarahkan pada sejumlah program yang
terdapat dalam kurikulum (content of program). Asesmen dengan sasaran
program biasanya akan berkaitan dengan penguasaan anak usia dini pada berbagai
pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai sebagai program pembelajaran seperti
matematika, sains, studi sosial dan seni. Asesmen ditujukan pada menelaah dan
menggambarkan penguasaan anak usia dini pada isi program dari pelajaran. Selain
kedua acuan asesmen tersebut, ada juga asesmen yang ditujukan pada aktivitas
atau asesmen berbasis proses (activity for development). Dalam bentuk lain acuan
dalam melakukan asesmen dikatakan sebagai asesmen berbasis bermain (play

11
based assesment). Asesmen ini diarahkan pada proses bermain yang dilakukan
anak usia dini.
Link Pemahaman Sasaaran Asesmen Anak Usia Dini
https://www.unc.edu/.../PlayBasedAssessmentInformation
https://www.bmj.com/bmj/section-pdf/187724?path=/bmj/346/7891/Clinical_Review.full.pdf
https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/screening.html
https://childpsychologist.com.au/service/assessments/developmental-assessments/
https://www.teachervision.com/using-multiple-intelligences-testing-assessment

B.3. Tujuan Asesmen Anak Usia Dini


Agar anda memahami asesmen yang konteksnya sama dengan penilaian,
cobalah anda membaca dan memahami pedoman penilaian yang dapat anda cari
dalam link kemendikbud. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan
melakukan asesmen, yaitu penilian (asesor) harus menentukan tujuan melakukan
asesmen (penilaian). Dengan menentukan tujuan asesmen, maka akan terjawab
beberapa pertanyaan berikutnya yaitu konsep/materi pembelajaran, metode,
teknik, alat dan media. Edward Chirtenden dalam Bonnie Campbel (1994 : 8)
menyatakan empat tujuan asesmen, yaitu 1) untuk tetap berada pada jalur untuk
mencapai tujuan pembelajaran (keeping track), 2) mencari tahu sampai sejauh
mana kemampuan anak dan juga minat anak (finding out), 3) memonitoring
perkembangan anak (checking up), dan 4) membuat kesimpulan/keputusan
berkaitan dengan program dan pengelompokan (summing up). Empat tujuan itu
dapat diaplikasikan dalam pembalajaran, diantaranya yaitu menentukan
cara/metode pembelajaran, memeriksa apabila ada permasalahan dalam
pembelajaran, mengetahui kemampuan anak, dan merekapitulasi kemampuan
anak. Tujuan menurut Edward di atas dapat terlihat bahwa asesmen ini merupakan
salah satu proses dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran tergantung dari bagaimana proses
pembelajaran tersebut berlangsung. Untuk melaksanakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka perlu adanya observasi awal untuk
mengetahui karakteristik, kondisi dan kemampuan awal anak. Pengenalan tentang

12
gaya belajar, minat, skill dan pengetahuan anak sangat penting untuk follow up
dari hasil asesmen.
Berbeda dengan Edward, Joyce S. Choate dkk (1992:9) berpendapat
bahwa tujuan asesmen diantaranya yaitu penyeleksian (screening),
menggambarkan kemampuan (determining eligibility) dan pengajaran
(instruction). Tujuan asesmen yang dikemukakan oleh Joyce S. Choate dkk
mengarah pada implementasi kurikulum yang dipergunakan oleh lembaga
pendidikan tersebut. Hal ini sangat rasional, karena hasil belajar anak yang terlihat
dari kompetensi lulusan (out put) dapat tergambar dengan jelas dalam kurikulum.
Hal ini akan akan mengarahkan pendidik dalam membuat program yang sesuai
dengan karakteristik dan tahapan perkembangan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Dalam pandangan Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner
(1988:54), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar,
asesmen dilakukan untuk 5 keperluan, yaitu (1) penyaringan (screening), (2)
pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan
pembelajaran (instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar
anak (monitoring pupil progress). pada penyaringan, anak-anak berkesulitan
belajar di suatu kelas atau sekolah diidentifikasi untuk memntukan anak-anak
mana yang memerlukan pemeriksaan lebih komprehensif. dlam penyaringan
dilakukan evaluasi intensif. berdasarkan hasil evaluasi sepintas, misalnya
melalui observasi informasi oleh guru, untuk memnentukan siapa di antara anak-
anak yang memerlukan evaluasi intensif. berdasarkan hasil evaluasi tersebut,
selanjutnya anak dialihtangankan (referral) ke seorang ahli, misalnya psikolog
atau dokter, untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut. berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut anak diklasifikasikan untuk memntukan apakah mereka
benar-benar memerlukan pelayanan khusus. pada tahap ini asesmen dilakukan
untuk keperluan klasifikasi kesulitan. pada tahap perencanaan pembelajaran,
asesmen untuk keperluan penyusunan program perencanaan individual. Dalam
memantau kemajuan belajar anak, asesmen dapat dilakukan dengan
menggunakan tes formal. tes informal, observasi, dan prosedur asesmen

13
Menurut Neil Shambaugh dan Susan G. Magliaro (2006:121) tujuan
asesmen dalam pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Penempatan (placement).
Hasil asesmen dapat menjadi rekomendasi guru dalam menempatkan anak
dalam kelompok yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan
kebutuhannya.
b. Diagnosa (diagnostic).
Dengan asesmen, asesor atau guru dpat mengetahui permasalahan dan
kesulitan yang dihadapi anak.
c. Perkembangan (formative).
Asesmen juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak selama
proses pembelajaran.
d. Hasil akhir (summative).
Hasil akhir (summative) setelah melakukan asesmen yaitu untuk mengukur
pembelajaran anak.
Melihat tujuan di atas, maka terdapat kerancuan antara asesmen dan
evauasi. Apabila dalam asesmen terdapat tujuan berupa pengambilan keputusan
tentang kelulusan atau hasil belajar maka akan sama dengan evaluasi. Kecuali
proses mendapatkan informasi itu ada di awal ketika akan dimulainya
pembelajaran, maka hasil belajar yang dimaksud bukanlah untuk menentukan
kelulusan atau kenaikan tingkat/kelas akan tetapi untuk mengetahui asal kelompok
anak. Apabila anak berasal dari kelas 1 dan akan melanjutkan ke kelas 2, maka
alat dan materi pun disesuaikan dengan kelas 1.
Selain tujuan asesmen tersebut, terdapat beberapa tujuan dari asesmen
secara lengkap sebagai berikut:
a. Penyaringan/penyeleksian (Screening).
Penyeleksian yang dimaksud yaitu untuk menyeleksi anak yang sesuai
dengan program yang dikembangkan.
b. Menggambarkan berbagai jenis keterampilan yang terarah (Determining
Eligibility).

14
Asesmen dapat digunakan sebagai proses untuk mengetahui dan
menetapkan apakah sesorang masuk dalam kategori orang yang
membutuhkan layanan khusus.
c. Penyusunan/pengembangan program pembelajaran yang tepat dan sesuai
(Programing Planing).
Asesmen untuk keperluan penyusunan/pengembangan program
pembelajaran yang tepat.
d. Membuat keputusan tentang penempatan (Maping).
Mendapatkan gambaran posisi perkembangan anak dalam satu kelompok.
Hasil maping ini akan menjadi acuan guru dalam membuat program yang
berbeda (differensiasi program) sesuai dengan kebutuhan anak.
e. Memantau pekembangan anak (Monitoring).
Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa selama dan setelah mengikuti
program pendidikan tertentu.

B.4 Prinsip Asesmen Anak Usia Dini


Perlu anda ingat-ingat ya bahwa kompetensi sasaran yang dikemukakan
pada bagaian awal kegiatan belajar ini adalah “mampu melaksanakan penilaian
proses sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian untuk anak usia dini”. Jadi anda
memahami prinsip asesmen atau penilaian ini dalam konteks memahami prinsip
dalam melaksanakan asesmen. Ketika anda melaksanakan kegiatan asesmen atau
penilaian, coba anda perhatikan dulu prinsip penilaian yang mungkin sudah
pernah anda pelajari pada level 6 sarjana PAUD, yakni prinsip penilaian dalam
pedoman penilaian Kurikulum 2013 PAUD. Oke coba perhatikan penjelasan pada
kolom berikut :
Penilaian hasil belajar anak pada jenjang PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara
optimal.
2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk
mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

15
subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau informasi yang
sesungguhnya.
4. Akuntabel
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Transparan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses
oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.
6. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen. 7 7. Menyeluruh

Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik


sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh
keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan
khusus.
8. Bermakna
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orangtua, guru,
dan pihak lain yang relevan.

Nah…ingatkan beberapa prinsip tersebut. Coba anda gunakan pemahaman anda


yang dulu kedalam prinsip melaksanakan asesmen atau penilaian perkembangan
anak usia dini. Pada prinsip pertama, Anda harus melaksanakan asesmen atau
penilaian yang tidak menghakimi, tidak memojokan dan tidak merendahkan
harga diri anak. Dengan kata lain, kegiatan penilaian yang anda lakukan harus
mendidik, yakni membangun harga diri anak, dan memotivasi anak untuk
berkembangan lebih baik. Selain itu, proses penilaian atau asesmen merupakan
proses yang berkesinambungan maka anda harus melaksanakan penilaian secara
terus menerus dan berkesinambungan. Prinsip ini mengandung makna bahwa
proses berkesinambungan jangan dimaknai sebagai upaya untuk membuat rata-
rata perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu. Penjelasan prinsip lainnya
yakinlah anda sudah dapat memahaminya.
Selain prinsip pelaksanaan penilaian tersebut, anda dapat
mempertimbangkan beberapa prinsip lainnya. Beberapa prinsip yang dimaksud
adalah:
a. Advokasi (Pendampingan)
Dalam proses pemberian pelayanan pendidikan, salah satu yang harus
diperhatikan yaitu memberikan bantuan pendampingan belajar anak didik, baik
secara individual maupun kelompok anak yang relatif homogen. Oleh karena itu

16
penting adanya pengelompokan (grouping) berdasarkan perkembangan anak
apabila lembaga pendidikan tersebut belum dapat memberikan pelayan secara
individual. Pengelompokan tersebut akan memudahkan pendidik/guru dalam
memberikan pelayanan advokasi (pendampingan). Selain itu pendampingan juga
diberikan pada anak didik dengan kebutuhan khusus untuk remedial dan
pengayaan atau kebutuhan khusus lainnya.
b. Kesesuaian Pemprograman
Analisis kebutuhan anak (Need Asesmen Analyses) akan memberikan
bantuan dalam penyusunan dan pengembangan program dan proses pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan aktual yang dimiliki anak didik. Tidak
hanya dengan kemampuan aktual anak, akan tetapi banyak hal seperti gaya /tipe
belajar (learning style), minat dan lingkungan. Karena setiap kemampuan awal
(Entering Behavior) anak berbeda satu dengan yang lainnya, maka program,
proses dan media yang diberikan pun akan berbeda untuk masing-masing individu
atau kelompok anak didik.
c. Ketergantungan pada alat atau metode
Keberhasilan guru melakukan asesmen sangat tergantung pada metode dan
alat yang dipergunakan. Setiap kompetensi yang ada di setiap aspek
perkembangan yang akan diasesmen tentu akan menggunakan metode dan media
yang berbeda. Semuanya disesuaikan dengan tujuan dan prosesnya. Pemilihan
media dan metode yang tidak sesuai tentu tidak akan menhasilkan data/informasi
yang maksimal. Oleh karena itu penggunaan metode dan alat disesuaikan dengan
karakteristik sasaran asesmen yang dilakukan.
d. Equity (Keseimbangan)
Asesmen dilakukan terhadap sasaran subjek didik dan aspek
perkembangan secara seimbang sehingga akan memberikan gambaran yang
komprehensif. Pengumpulan data untuk semua aspek bidang pengembangan
dengan tidak menitikberatkan hanya pada aspek tertentu (mis : aspek akademis
saja). Seperti yang dikemukakan Howard Gardner bahwa manusia memiliki 8
kecerdasan yang kesemuanya memerlukan perhatian khusus dalam
perkembangannya. Karena setiap individu memiliki kecerdasannya masing-
masing sesuai dengan karakter dan talenta yang dimiliki. Untuk mengetahui

17
potensi/kemampuan di setiap aspek, maka anak harus memperoleh kesempatan
yang setara/seimbang satu dengan lainnya dalam mengikuti kegiatan asesmen.
e. Komprehensif
Seperti yang telah dijelaskan pada prinsip equity, bahwa asesmen harus
dilakukan secara seimbang untuk semua aspek perkembangan akan diperoleh
data/informasi perkembangan anak secara menyeluruh. Gambaran aspek
perkembangan yang komprehensif akan memudahkan guru mengidentifikasi dan
melokalisasi aspek perkembangan yang memerlukan perhatian dan bantuan. Tidak
hanya melihat satu atau dua aspek saja yang dianggap penting dalam
kehidupannya akan tetapi semua aspek pengembangan.
f. Keahlian Administratif
Proses dan hasil asesmen harus dilakukan dan dikelola dengan
menggunakan analisis administratif yang profesional. Gambaran tahapan proses
asesmen dari awal penyusunan kisi-kisi instrument hingga pengolahan data dan
penyusunan program harus jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.
Administatif asesmen yang baik akan memudahkan guru mendata, mencari
dan menyimpulkan berbagai hal tentang perkembangan yang terjadi pada anak
didik.
f. Pragmatis
Kegiatan asesmen harus berguna dan dapat dimanfaatkan oleh dan untuk
kepentingan anak didik, orang tua dan sekolah. Khusunya bagi guru, karena dari
data asesmen akan memudahkan guru dalam melakukan pengelompokan serta
penyusuan program yang akan diberikan. Begitu juga dengan orang tua, dengan
hasil asesmen orang tua juga mendapatkan gambaran tentang kemampuan awal
anak. Hal tersebut akan membantu orang tua melihat perkembangan anak
selanjutnya, dan juga membantu orang tua dalam memberikan program yang
selaras dengan pihak sekolah untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Tentu
saja untuk anak, dari data asesmen yang didapat anak akan mendapatkan program
dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.

18
FORUM DISKUSI

Untuk memperdalam pembahasan Anda tentang materi di atas, ada baiknya


Anda melakukan diskusi dengan kelompok belajar anda. Diskusi anda dapat
diarahkan pada hal-hal yang dapat memperkaya penguasaan konsep dasar
asesmen anda. Perhatikan petunjuk berikut dan cobalah anda melakukannya.
1) Coba anda refleksikan pengalaman ketika anda kuliah mata kuliah asesmen
atau ketika anda pernah praktik di lembaga PAUD. Buatlah skema atau bagan
konsep tentang urgensi (pentingnya) asesmen, kemana arah asesmen dan
prinsip apa yang seharusnya dikuasai serta dijalankan oleh pendidik PAUD.
2) Ada tiga jenis sasaran asesmen yang biasa dibahas oleh para ahli. Coba anda
diskusikan dengan teman kelompok anda. Buatlah skema seperti pada diskusi
3) pertama untuk menemukan dan menggambarkan sasaran asesmen menurut
CDBA, CBA dan PBA.

C. Penutup

RANGKUMAN
Asesmen merupakan suatu proses mendeskripsikan secara apa adanya tentang
perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Perilaku yang dimaksud diarahkan pada
aspek perkembangan yang harus dikuasai anak. Asesmen bertujuan untuk
mengungkapkan fakta perkembangan aktual yang terjadi dan dicapai anak
(description), memetakan capaian perkembangan pada setiap anak (mapping),
mengelompokan anak pada capaian perkembangan yang relatif sama
(groupping), memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan anak
(programming). Untuk mencapai proses asesmen yang benar maka perlu
diperhatikan prinsip utama yakni 1) objektif atau memberikan gambaran
secaranya apa adanya, 2) kontinyu atau terus menerus, 3) bermakna yakni
menemukan dan mengungkap informasi atau keterangan yang bermakna bagi
anak, orang tua dan lembaga PAUD agar dapat 4) memberikan pendampingan
program (advokasi) yang sesuai.

TES FORMATIF

19
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1) Berikut ini adalah contoh yang tepat dalam menggambarkan pelaksanaan
penilaian proses dan hasil belajar anak adalah ....
A. gambaran penilaian proses dan hasil tulisan dari karya anak.
B. gambaran penilaian proses berpikir dan belajar konsep bilangan.
C. gambaran proses dan hasil belajar kinestetik anak.
D. gambaran proses sosialisasi dan hasil emosi anak.
E. gambaran kemajuan belajar dan tindak lanjut asesmen
2) Seorang pendidik PAUD melakukan asesmen untuk mengungkap kecerdasan
bahasa anak (linguistic intellegence). Sasaran asesmen yang diungkapkan
pendidik tersebut adalah ....
A. asesmen berbasis perkembangan
B. asesmen berbasis kecerdasan jamak
C. asesmen berbasis bermain
D. asesmen berbasis kurikulum
E. asesmen berbasis konten
3) Seorang pendidik PAUD melaksanakan proses asesmen dengan memberikan
pendampingan pada anak melalui program yang sesuai dengan kebutuhannya.
Hal tersebut sesuai dengan prinsip ....
A. keahlian Adminstratif
B. eligibity
C. advokasi
D. objektif
E. reliabel
4) Dalam proses asesmen, seorang pendidik PAUD melakukan asesmen untuk
mengungkap kecerdasan bahasa anak (linguistic intellegence). Sasaran
asesmen yang diungkapkan pendidik tersebut adalah ....
A. asesmen berbasis perkembangan
B. asesmen berbasis kecerdasan jamak
C. asesmen berbasis bermain
D. asesmen berbasis kurikulum

20
E. asesmen konten kurikulum
5) Seorang pendidik melaksanakan asesmen melalui kegiatan diagnostic seperti
yang dikemukakan oleh Neil Shambaugh dan Susan G. Magliaro. Kegiatan
diagnostik yang dimaksud adalah ....
A. mendeskripsikan perilaku anak secara apa adanya
B. menggambarkan jarak kemampuan aktual dan kemampuan potensial
C. menemukan masalah atau kesulitan anak dan penyebabnya
D. menempatkan dan menyesuaikan anak dengan program yang tepat
E. menggambarkan derajat keberhasilan anak sesuai target.
6) Seorang pendidik PAUD melakukan asesmen (penilaian) harus
mempertimbangkan prinsip objektif. Prinsip ini digambarkan oleh pernyataan
berikut yang paling tepat adalah :
A. mendeskripsikan hasil penilaian dengan menambahkan pujian pada
anak.
B. mendeskripsikan hasil penilaian dengan menggambarkan apa adanya
perilaku anak.
C. mendeskripsikan hasil penilaian dengan memberikan interpretasi pada
perilaku anak.
D. mendeskripsikan hasil penilaian dengam memberikan komentar sesuai
kriteria penilaian.
E. menggambarkan kemajuan proses dan hasil penilai sesuai dengan
indikator.
7) Pelaksanaan asesmen atau penilaian yang dilakukan pendidik harus dilakukan
dengan memperhatikan pengelolaan data atau hasil informasi dari setiap
metode/teknik yang dipergunakan. Pelaksanaan penilaian tersebut sesuai
dengan prinsip ....
A. keahlian Adminstratif
B. eligibity
C. advokasi
D. objektif
E. adaptif

21
8) Dalam melaksanakan penilaian (asesmen), seorang pendidik PAUD
melakukan asesmen untuk mendeskripsikan aktivitas bermain yang dilakukan
anak. Sasaran asesmen yang dilakukan pendidik tersebut adalah ....
A. child development based assessment
B. content based assessment
C. play based assessment
D. multiple intelligence based assessment
E. creative play based curriculum
9) Seorang pendidik menemani kegiatan bermain yang membantu seorang anak
dalam mengenal huruf atau kata. Kegiatan tersebut dapat dimasukan dalam
prinsip pelaksanaan asesmen yang berkaitan dengan …..
A. advokasi (pendampingan)
B. keahlian administratif
C. ketergantungan pada metode/alat
D. komprehensif
E. Keakuratan data
10. Anda mungkin bertugas pada suatu Lembaga yang menempatkan penguasaan
konsep sains, matematika atau literasi dalam melakukan asesmen. Lembaga
tersebut menggunakan sasaran asesmen yang berkaitan …..
A. child development based assessment
B. content based assessment
C. play based assessment
D. multiple intelligence based assessment
E. creative play based assessment

22
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood
Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited.
Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and
Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning.
Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate
Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC:
NAEYC.
Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn
and Bacon.
Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second
edition. Allyn and Bacon.1992.
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood
Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company.
Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning.
Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of
Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood
education. New York: Teachers College Press, 1994.
Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling.
(http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-event-
sampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani
Press, 2002.
Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat
PAUD, 2010.

Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and


Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990.
Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York:
Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company.
https://www.youtube.com/watch?v=gpFM_ZcQw7c
Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power
of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington:
Teaching Strategies NAEYC.
Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess.
Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and
Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline
Harris Stefanakis.
Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd
ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young
children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004.
Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New
York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983.
Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to
The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc.

23
Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston:
Pearson Education.
Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child.
New York: Macmillan College Publishing Company.
Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling".
(http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologi-
time.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early
Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA.
Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company.
The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.national-
academies.org.
Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation.
Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987.
Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

24
Kegiatan Belajar 2
Menggunakan Asesmen Autentik
melalui Observasi

A. PENDAHULUAN
Ada yang beda dengan isi kegiatan belajar 2 ini yang akan membahas
penggunaan asesmen otentik melalui observasi. Yuk….. kita ingat-ingat kembali
pada waktu anda kuliah di program sarjana PAUD (level 6). Anda pasti pernah
mendengar asesmen otentik atau penilaian otentik. Kata otentik ini secara mudah
dapat dimakna “asli, nyata, sesungguhnya, apa adanya, bersifat factual atau
menunjuk pada kondisi senyatanya”. Jadi asesmen otentik merupakan proses
pengumpulan, pendeskripsian dan pemaknaan objek perkembangan (perilaku anak
usia dini) secara langsung, apa adanya dan bersifat faktual. Asesmen otentik
dilakukan pendidik PAUD dengan menggambarkan perilaku anak secara factual
dan apa adanya. Asesmen atau penilaian seperti ini menghindari pendidik
memberikan dugaan, perkiraan, tebak-tebak dan menghasilkan gambaran
perkembangan yang tidak objektif alias bias (menyimpang) dari kondisi apa
adanya.
Banyak sekali sumber belajar yang anda dapat pelajari secara mandiri
tentang pemahaman konsep dan praktik asesmen melalui penggunaan metode
observasi. Coba anda telusuri naskah dan bagaimana praktik penggunaan metode
observasi dalam kegiatan asesmen dalam link berikut :
Naskah pdf Metode Observasi
ASESMEN_AUTENTIK_DAN_
https://www.researchgate.net/publication/314084849_
PENDIDIKAN_BERMAKNA_IMPLEMENTASI_KURIKULUM_2013
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4503-M1.pdf
https://www.academia.edu/28144031/Perencanaan_dan_Asesmen_Perkembanga
n _Pada_Anak_Usia_Dini_Suyadi

Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=Y4BdOPt2Eow
https://www.youtube.com/watch?v=BBNQoL-SCzY

25
https://www.youtube.com/watch?v=Zc2XS678OEg
Mudah-mudahan link tersebut berguna untuk semakin mematangkan anda dalam
memahami konsep dan praktik penggunaan metode observasi dalam kegiatan
asesmen sebagai kompetensi penting pendidik PAUD. Banyak ilustrasi menarik
yang dapat anda simpulkan dari naskah dan link video tersebut.

B. Inti
Inti kegiatan belajar 2 ini akan mengajak anda mendalami penggunaan
metode observasi dalam praktik asesmen. Penggunaan metode observasi ini
seringkali dianggap metode yang mudah, terutama kalua sudah melakukan
“centang mencentang atau tanda V” pada kolom BSH, BSB, MB dan BB. Sebelum
melakukan pendalaman tersebut, mari kita hubungkan KB-2 ini dengan sasaran indicator dan
CPMK mana saja. Coba perhatikan dan pelajari sasaran indicator yang dapat anda capai dengan
KB 2 sebagai berikut :
Kegiatan CPMK Indikator
Kegiatan Belajar 2 Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan
Menggunakan melaksanakan penilaian observasi dengan
Asesmen Autentik capaian perkembangan menggunakan teknik
melalui Observasi anak usia dini pencatatan sesuai dengan data
perkembangan anak usia dini
yang dinilai
74. Mampu merancang rubrik
penilaian kinerja
75. Mampu merancang panduan
wawancara untuk mengukur
perkembangan anak

Berdasarkan sasaran indikator tersebut, anda akan dihadapkan dengan berbagai


materi pokok yang relevan. Oleh karena itu, kita segera saja membaca dan
menelaah materi pokok sebagai berikut :

B.1 Memaknai Penilaian Otentik dan Observasi


Dalam penilaian otentik ini anak menunjukan pengetahuan yang
didapatnya dengan kehidupan nyata. Menurut Ellis, Stiggin, Webber dan Wiggins
dalam Robert E. Slavin(2009:313) penilaian otentik yaitu suatu penilaian di mana
anak diminta untuk membuat sesuatu berdasarkan pengetahuan mereka yang

26
dihubungkan dengan kehidupan nyata mereka, misalnya mengetahui bagaimana
gunung meletus dan bahayanya.
Pada bagian lain, Pusat Penilaian Pendidikan (2006:1-2) memandang
Penilaian otentik (Authentic assesment) sebagai proses pengumpulan informasi
oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan
atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan
(kompetisi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian otentik juga mengharapkan anak memperoleh pembelajaran yang
menyeluruh dan tidak parsial. Oleh karena itu pembelajaran seharusnya dirancang
secara tematik dengan mengintegrasikan
berbagai wilayah pengetahuan. Bahkan
menurut Slavin (2009:313) terkadang
penilaian otentik mengaruskan siswa
mengimplementasikan pengetahuannya
secara lintas wilayah pengetahuan. Hal ini
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
mengelaborasi suatu pengetahuan dilihat dari
berbagai wilayah, misal bagaimana anak dapat menggunakan matematika sebagai
bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari prinsip-prinsipnya, penilaian otentik menurut Bahrul Hayat
hendaknya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of,
not apart from, instruction).
2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems)
bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencangkup semua aspek dari
tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensori-motorik)

27
Coba anda lihat link berikut
https://www.youtube.com/watch?v=R8fcTWqmJcE
by : abdul azis

Asesmen Autentik -
YouTube.MP4

Nah diantara penilaian otentik tersebut, anda akan diajak untuk


menggunakan metode observasi sebagai cara utama dalam melakukan asesmen
otentik. Pada kegiatan belajar 3 anda akan melanjutkan asesmen otentik dengan
menggunakan portfolio. Yuuu…. Sekarang kita mulai membuka kembali
pemahaman kita dalam menggunakan metode observasi berikut ragam tekniknya
untuk melakukan asesmen otentik.
Mengapa kita memilih observasi dalam kegiatan asesmen ? Pertanyaan ini
mungkin tidak seharusnya muncul dan dimunculkan dalam modul ini tapi sengaja
kami mengajak anda untuk mencoba merenungkan ulang pertanyaan tersebut
“betapa pentingnya keterampilan melakukan observasi dalam melakukan asesmen
otentik”. Sebagaimana anda ketahui dan pahami, observasi merupakan proses
melakukan pengamatan pada suatu objek (khususnya perilaku anak) dengan
melibatkan kecermatan indra mata (penglihatan), pendengaran dan proses kerja
otak untuk menangkap, menemukan dan mendeskripsikan objek yang diamati.
Observasi akan membantu anda melihat objek perilaku (bagian yang terlihat dari
aspek perkembangan) secara langsung, nyata dan apa adanya.
Kami yakin anda pernah menggunakan observasi perilaku anak ketika
praktik di Lembaga PAUD atau mungkin anda pernah melihat bagaimana guru
menggunakan observasi dalam melakukan asesmen. Mungkin anda juga pernah
menggunakan instrument observasi perilaku dengan Teknik check list atau
centang pada kolom BSB (Berkembang Sangat Baik), BSH (Berkembang Sesuai
Harapan), MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum Berkembang). Ketika selesai
mengamati kemudian dicentanglah kolom MB, BB atau BSH pada suatu indictor
perilaku. Ketika mencentang (V), ada diantara anda yang begitu yakin bahwa itu

28
ada dalam kolom yang tepat padahal belum ada petunjuk perilaku yang
menggambarkan masing-masing kriteria BSB, BSH, MB dan BB. Nah …dalam
kondisi ini sangat mungkin centangan kita tetap dan sangat mungkin centangan
meleset (tidak tepat). Pada saat mencentang sangat mungkin ada “gessing” atau
ada kira-kira atau ada upaya kita hanya menebak saja. Ini menunjukkan bahwa
ketika menggunakan observasi yang bersifat langsung saja masih ada celah
terjadinya bias atau penyimpangan hasil asesmen.
Dengan penjelasan diatas, mudah-mudahan anda semakin paham betapa
penting keterampilan menggunakan metode observasi dalam melakukan asesmen
perilaku anak usia dini, khusus perilaku yang mewakili aspek perkembangan
anak. Semakin anda terampil menggunakan metode tersebut maka semakin tepat
dan akurat hasil asesmen anda. Mari kita perdalam penggunaan metode asesmen
tersebut terkait dengan banyak hal yang harus kita pelajari lagi, diantaranya :

B.2 Menggunakan Beragam Teknik Observasi


Bagian ini bukanlah sekedar memberikan pemahaman tentang definisi atau
makna observasi yang sudah tentu anda akan memahaminya. Dalam ingatan anda
dan banyak orang, observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek.
Pengamatan berarti melihat secara teliti. Kedua pemaknaan tersebut secara umum
benar, namun kita ingin mencoba memaknai secara lebih dalam dan terperinci
tentang observasi sebagai sebuah keterampilan khusus yang dipergunakan ketika
kita melakukan asesmen, bahkan dapat dipergunakan dalam melakukan penelitian
kualitatif. Coba kita perdalam beberapa definisi para ahli yang dapat dijadikan
rujukan dan pertimbangan untuk memahami observasi sebagai metode dan
keterampilan khusus seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu, misalnya
melakukan asesmen atau meneliti.
Sutrisno Hadi
Observasi adalah proses yang sangat kompleks, yang terdiri dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Hal terpenting dalam observasi adalah proses memori.

Pendapat tersebut menegaskan pada anda bahwa memaknai observasi tidak


sekeder melihat atau mengamati suatu objek saja. Observasi merupakan proses
yang kompleks yang melibatkan proses biologis (mata-penglihatan, telinga-
pendengaran) dan proses psikologis yang melibatkan struktur otak (proses

29
berpikir) untuk menangkap dan memahami makna dari objek yang diamati. Jadi
jika anda mengamati perilaku anak lalu langsung menandai makna dari perilaku
tersebut tanpa berpikir (proses memori dalam otak) untuk menemukan sesuatu
dari perilaku tersebut maka proses yang anda lakukan belum dikatakan observasi
dalam arti yang sesungguhnya. Coba kita bandingkan dengan pendapat berikut :

Prof. Heru
Observasi dimaknai sebagai proses studi yang dilakukan dengan sengaja,
sistematis, terencana dan tujuan yang tepat yang akan dicapai dengan mengamati
dan merekam semua kejadian dan fenomena dan mengacu pada syarat dan aturan.
Hasil pengamatan ini dijelaskan dalam hati, tepat dan akurat, dan tidak
diperkenankan untuk menambah atau dikurangai dan dibuat-buat peneliti seperti
yang diinginkan.

Nah….pendapat ini lebih seru dan detail lagi dalam memaknai observasi.
Anda menggunakan makna observasi dalam asesmen harus dilakukan dengan
sengaja dan ini artinya harus dengan penuh kesadaran bahwa anda sedang melihat
dengan seksama terhadap suatu objek perilaku anak. Karena anda sengaja
mengamati maka anda menggunakan observasi atau pengamatan secara sistematis
yakni menggunakan konsep dan alur dalam observasi yang benar. Anda juga
dengan sengaja merencanakan observasi tersebut pada situasi, tempat, waktu dan
objek perilaku tertentu. Proses tersebut dilakukan semuanya dengan tujuan yang
jelas yakni menemukan perilaku (sebagai pertanda perkembangan) pada anak usia
dini yang sedang diobservasi. Hasil observasi dikemukakan dan digambarkan
secara tepat dan apa adanya serta anda tidak boleh menambah atau mengurangi
tentang perilaku yang ditemukan pada anak.
Patton
Pengamatan adalah salah satu metode yang akurat dan mudah untuk melakukan
pengumpulan data dan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami semua
peristiwa yang terjadi yang menjadi objek penelitian dalam penelitiannya.
Sudjana
Pengamatan adalah salah satu yang banyak digunakan alat penilaian dalam
mengukur proses dan perilaku individu dalam suatu kegiatan yang dapat diamati.
Jadi, untuk mengatakan bahwa pengamatan ini mampu mengukur dan menilai
hasil dari proses belajar, misalnya, mengamati perilaku siswa pada waktu yang
dihabiskan di kelas, mengamati perilaku guru saat mengajar, para siswa dalam
kegiatan kelas.

Suharsimi Arikunto

30
Observasi adalah pengamatan langsung dari lingkungan fisik atau pengamatan
langsung suatu kegiatan yang sedang berlangsung yang mencakup semua kegiatan
perhatian ke objek dengan menggunakan alat penilaian sensorik. Atau sautu
pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan prosedur yang sistematis dan tepat.

Kita lanjutkan pendalamannya ya. Bagaimana sih tanda atau ciri bahwa
seseorang melakukan observasi dalam makna yang tepat dan benar sesuai dengan
definisi makna yang disampaikan para ahli. Coba anda perhatikan ciri-ciri
observasi berikut:

1. Observasi mempunyai arah dan tujuan yang khusus, bukan hanya untuk
mendapatkan kesan-kesan umum tentang suatu fenomena.
2. Observasi ilmiah tidak dilakukan secara untung-untungan dan sesuka hati
dalam rangka mendekati situasi obyeknya, akan tetapi semua
pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan terencana.
3. Observasi sifatnya kuantitaif, yaitu mencatat sejumlah peristiwa tentang
tipe-tipe tingkah laku sosial tertentu.
4. Observasi melakukan pencatatan dengan segera, secepat-cepatnya, tidak
menggantungkan diri pada kekuatan ingatan.
5. Menuntut adanya keahlian, agar data yang diperoleh bisa valid.
6. Hasil-hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin
validitasnya.

Nah… setelah anda memaahami pengertian dan ciri-ciri obeservasi,


selanjutnya kita akan sama-sama mengetahui macam-macam observasi. Mari kita
pahami pembagian dan macam observasi berikut ini:
Menurut peranan observer
1. Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalam kegiatan
observasi.
2. Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam
bagian kegiatan observasi (hanya mengamati dari jauh).
Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut
berpartisipasi yang sebenarnya, hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observasi
yang dilakukan.

31
Menurut situasinya
1. Free Situation: adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak
ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.
2. Manipulated Stuation: adalah observasi yang situasinya dengan sengaja
diadakan. Sifatnya terkontrol (dalam pengontrolan observer).
3. Partially Controlled Situation: adalah campuran dari keadaan observasi free
situation dan manipulated situation.

Menurut sifatnya
1. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur
yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori,
masalah yang hendak di observasi.
2. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa
struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat
menangkap apa saja yang dapat di tangkap.

Nah… dengan mengetahui pembagian macam-macam observasi di atas, anda


akan dapat memahami macam-macam pembagian observasi berdasarkan peranan
observer, situasi pelaksanaan observasi dan sifat dari observasi.

B.3 Mengumpulkan data Observasi dalam Asesmen


Sebelumnya anda sudah memahami tentang pengertian dan macam-macam
observasi. Nah… sebenarnya bagaiman siah cara pengumpulan data hasil
observasi? Yuk kita cermati dan pahami bersama bagaimana penggunaan data
observasi. Pengumpulan data observasi menggunakan sensori panca indra dan
yang biasa digunakan yaitu mata dan telinga untuk mendapatkan berbagai
informasi pada saat observasi berlangsung. Semua pengamatan secara kebetulan
ataupun sengaja dipelajari bukan sekedar diterima oleh sensori yang anda miliki.
Penglihatan dalam observasi melibatkan proses kerja otak, terutama pikiran dari
personal masing-masing individu. Setiap orang akan memiliki gambaran dan
interpretasi masing-masing tentang hasil observasinya sesuai dengan persepsi dan
kepribadiannya.
Persepsi dan kepribadian individu akan memungkinkan seseorang
menggambarkan dan menanfsirkan perilaku anak yang diamati selanjutnya.
Meskipun dapat memberikan gambaran dan interpretasi yang berbeda dari guru,
observasi sangat otentik karena melibatkan lebih dari satu panca indera. Selain itu,

32
melalui observasi dapat secara langsung menyaksikan, mendengarkan, bercakap-
cakap, memberikan sentuhan penguatan dan sebagainya.
Yuk kita ingat kembali, mengapa observasi dilakukan? Ya! Kita perlu
mengingat kembali, pentingnya observasi. Observasi dilakukan karena
memungkinkan dapat bertahan lama. Secara khusus observasi lebih relevan untuk
dilakukan terhadap anak-anak. Observasi dapat melihat proses perkembangan dan
pertumbuhan anak secara efektif. Observasi dapat memperlakukan anak-anak
dengan pendekatan dan cara yang tepat. Observasi memungkinkan pengukuran
segala tingkah laku disamping tingkah laku yang tidak dapat diukur sesuai dengan
karakteristik anak.
Observasi dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut:
1) Menggali informasi berkaitan dengan setiap anak dengan cara: (a) membuat
pertanyaan mengenai perkembangan fisik dan kesehatan, emosi, pendekatan
pembelajaran, penggunaan bahasa verbal, penggunaan bahasa tubuh, interaksi
sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, (b) menemukan jawaban
melalui pengamatan
2) Menghormati dan menghargai anak: hal ini ada kaitanya dengan pengaruh
kekuatan perasaan observer kepada anak-anak
3) Berhubungan langsung dengan anak-anak
4) Membantu pencapaian perkembangan anak
Anda sebagai observer, kira-kira apa saja ya yang akan anda lakukan sebagai
observer? Apakah hanya melihat dan menyaksikan perilaku anak, atau ada hal-hal
lain yang harus anda lakukan sebagai observer. Baiklah, untuk mendalami hal ini,
mari kita pahami penjelasan sebagai berikut:
1) Pemahaman apa yang harus dimiliki untuk melakukan observasi?
Pemahaman guru tentang: (a) Budaya (keyakinan tentang membesarkan anak-
anak, keyakinan tentang pendekatan dan cara berkomunikasi, keyakinan
tentang ketidaktergantungan anak, memahami perbedaan budaya), (b)
Kondisi spesifik tiap anak (karakter, minat dan emosi), (c) keahlian
profesional.

33
2) Berusaha untuk objektif (mendengarkan setiap anak, menggambarkan bukan
melabel tingkah laku anak, mendengarkan anak-anak, belajar dari keluarga,
mengawasi apa yang Anda lakukan)
3) Panduan Pengamatan Yang Efektif: (a) Pengamatan setiap waktu (mengamati
persamaan anak setiap waktu yang memungkinkan Anda untuk melihat
perubahan dan pertumbuhan); (b)Menyaksikan anak dalam berbagai situasi
(anak-anak mempunyai aksi yang berbeda sesuai dengan situasi seperti latar
belakang sosial, waktu tiap hari, pilihan individual, persetujuan pilihan dan
tingkat kompetensi yang mempengaruhi tingkah laku anak); (3) Mengawasi
apa yang Anda lihat (ini dapat membantu Anda menjadi pengamat yang
intensif, contoh nyata dan memperoleh gambaran lengkap tentang anak); (d)
Mengamati di dalam dan di luar aksi (Jangan membatasi diri bahwa Anda
hanya dapat mengobservasi ketika Anda melangkah keluar dari aksi.
Pengamatan partisipatif dilakukan pada saat aksi, direfleksi setelah kenyataan
dan atau membuat beberapa catatan).
Pengamatan yang efektif adalah sebuah proses terus menerus membuat
pertanyaan, jawaban dan mengambil keputusan. Dengan membuat pertanyaan
sebelum memulai pengamatan akan membantu Anda meningkatkan perubahan
dari apa yang ingin Anda ketahui tentang anak, keluarga dan Anda sebagai guru:
1) Apa yang ingin Anda temukan? (Meletakkan apa yang Anda ingin pelajari
ke dalam pertanyaan dengan tujuan yang jelas sebagai pengamat, membuat
pengamatan lebih kaya, lebih memuaskan pengalaman.
2) Kapan dan dimana sebaiknya Anda mengamati untuk mendapatkan
informasi yang Anda inginkan? (Akan ada waktu ketika Anda mengamati
karena Anda melihat atau mendengar sesuatu yang ingin diketahui atau
secara sederhana Anda mempunyai waktu yang bebas. Akan ada waktu
ketika pengamatan direncanakan daripada secara spontan).
3) Bagaimana Anda mencatat apa yang Anda amati? Ada beberapa cara
mencatat data pengamatan termasuk laporan singkat, catatan anekdot,
running record, skala pengukuran, matrik, perhitungan jumlah diagram,
sketsa, foto. Metode bergantung pada apa yang akan Anda pelajari,

34
aktivitas anak ditingkatkan dengan tanggung jawab dan gaya personal
Anda.
4) Bagaimana mengorganisasikan informasi yang Anda kumpulkan? (Tujuan
pengamatan membutuhkan sistem untuk menuliskan apa yang anda lihat
dan memungkinkan untuk dipelajari dari informasi yang didapatkan.
Sistem yang kreatif melibatkan 2 langkah: 1) menuliskan segala sesuatu
dalam cara Anda bekerja, 2) mengorganisasikan dan menyimpan informasi
sehingga Anda dapat melihat dan mempelajarinya kembali.
Dalam proses pelaksanaan observasi anda dapat menggunakan berbagai
pendekatan sebagai berikut:
1) Memfasilitasi individual setiap anak
Anak-anak sama seperti kita orang dewasa, mereka belajar dengan sebaik-
baiknya ketika mereka percaya bahwa kerjasama dengan guru dan belajar
dari pengalaman adalah sesuatu yang berarti. Observasi memberikan
informasi yang Anda butuhkan untuk membangun kerjasama lebih baik
dan membentuk instruksi berdasarkan kekuatan dan kebutuhan anak.
2) Merespon secara individual dan kelompok
Pendekatan ini melibatkan intervensi untuk mendukung anak secara
individual, sekaligus memberikan ruang bagi anak-anak, untuk merespon
kelompok dan keseimbangan kebutuhan individual dan kelompok.
3) Merespon kelompok
Merespon kelompok membutuhkan perencanaan yang matang. Pada saat
yang sama, membutuhkan keterampilan untuk menjaga mood dan
performa diri.
4) Mengadakan asesmen dan laporan
Sebagaimana yang Anda interpretasikan tentang informasi yang Anda
dapatkan dari setiap anak, Anda dapat membuat penilaian tentang
perkembangan dan pembelajaran anak. Pola yang muncul membantu Anda
membuat keputusan interaksi masa depan dengan anak dan merencanakan
strategi dan kegiatan yang akan digunakan dalam pembelajaran berikutnya.

35
5) Bekerjasama dengan keluarga
Anak-anak merasa senang ketika mereka melihat orang dewasa
bekerjasama. Pengamatan dan perubahan informasi dengan keluarga
membantu Anda akan mempelajari lebih informasi tentang anak-anak
denngan melakukan bekerjasama dengan orangtua dan anggota keluarga di
rumah. Hal ini akan membantu Anda secara terus menerus dalam
membantu perkembangan dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
mereka.
Nah... sebagaimana untuk menjadi ahli adalah mempraktikannya secara terus
menerus dengan semboyan ”practice make perfect!”. Coba anda perhatikan
petunjuk atau tip berikut ini :
(1) Ingat, tidak ada waktu yang dihadirkan,
(2) Jangan khawatir apa yang akan dilakukan, dapatkan dengan cara Anda,
(3) Menemukan sesuatu yang menarik untuk dilihat,
(4) Bekerja dengan kolega,
(5) Mulai dari yang kecil,
(6) Pengakuan dan penghargaan dari apa yang dipelajari dalam pengamatan,
(7) Ambillah beberapa waktu untuk memikirkan apa yang Anda pelajari.
Selanjutnya, untuk melakukan observasi yang benar dan tepat sesuai
dengan pemaparan di atas, anda perlu lebih mendalami ragam teknik yang biasa
dipergunakan dalam observasi. Teknik dalam melakukan observasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Teknik Observasi Naratif
Teknik pengamatan naratif adalah pengamatan yang dilakukan oleh pendidik
yang dituangkan dalam bentuk cerita/narasi. Teknik pengamatan naratif dapat
dilakukan dalam dua cara, yaitu:
a. Running Record
Dalam running record, pendidik mencatat semua apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh seorang anak. Running record dilakukan pada saat pendidik
belajar pertama kali mengamati anak. Pendidik mencatat sambil
mengamati. Berikut ini anda bisa melihat gambaran contoh running record

36
RUNNING RECORD
Nama : Dewi
Tanggal : 10/08/2019
Pengamat : Lisa
Waktu/Settin Pengamatan Komentar
g
09.30 Dewi berlari ke meja & duduk tanpa Setuju/mengal
memasang ah
Playdough celemek. Mulai membagi 2 dengan
tertata di playdough. Tutor
atas meja. berkata”Hei Dewi, saya pikir kamu permintaan
Tiap melupakan yang
kursi sesuatu.” Dewi tersenyum, “Oh iya.” layak
memiliki Ia berdiri
talenan & mengambil celemek plastik kuning
plastik, &
segumpal memasukkan ke kepalanya-memasang
terbalik
playdough, (bagian panjang di belakang). Tutor
celemek tak
tergantung memberi komentar. Dewi duduk
di kembali &
belakang mengambil playdough
kursi.
Tutor telah Dewi mengambil playdough seukuran
sendok
memberi tahu teh & menggulungnya menjadi bola.
WB Matanya
bahwa telah tertuju pada palydough dan tangannya
saat ia
tersedia menggulung.Ia menggulung
playdough playdough dg tgn
kanannya di atas talenan.Ia
10.40 menggulung&menggulung playdough
hingga
………… mendekati bentuk bola yang
sempurna.Dg

b. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)


1) Pengertian Catatan anekdot
Anecdotal Record atau catatan anekdot merupakan salah satu cara
pencatatan yang sering digunakan pada saat mengadakan pengamatan
secara informal atau Informal assessment. Catatan anekdot merupakan
sebuah catatan sebagai alat perekam pengamatan (observasi) secara
berkala terhadap suatu peristiwa atau kejadian penting, yang
melukiskan perilaku dan kepribadian sesorang dalam bentuk
pernyataan singkat dan obyektif. Beberapa orang ahli mendefinisikan
catatan anekdot sebagai berikut:
Merupakan catatan yang brsifat komulatif dari beberapa tingkah laku
individu yang luar biasa (Bimo Walgito, 1987),
a) Merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai
kelakuan-kelakuan yang luar biasa (Sutrisno Hadi, 1985),

37
b) Merupakan catatan tentang kejadian khusus yang bertalian
dengan masalah yang sedang menjadi pusat peratian pengamat,
terutama tingkah laku individu yang diamati yang sifatnya typis
(Depdikbud, 1964),
c) Merupakan hasil pencatatan secara tertulis dari perilaku siswa
pada suatu waktu tertentu (Mortensen & Schumuller, 1964),
d) Merupakan sebuah catatan yang mendeskripsikan tentang
perilaku anak yang terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu
Wortham (2005 ; 97).
e) Merupakan catatan naratif singkat yang menjelaskan terjadi
perilaku anak yang penting bagi pengamat (Janice, 2013 ; 27).
2) Tujuan Catatan Anekdot
Wortham (2005 ; 97) mengatakan, catatan tersebut bertujuan untuk
memahami beberapa perilaku atau untuk mengetahui perkembangan
anak, serta untuk menggamati perilaku yang tidak biasa. Dalam
melakukan pencatatan, pengamat memberikan narasi atau uraian
mengenai apa yang telah terjadi. Disamping itu pengamat perlu juga
untuk menambahkan komentar untuk menjelaskan tetang apa yang
telah terjadi. Pada pencatatan laporan peristiwa penting, harus
dibedakan antara berita atau fakta dan pendapat atau opini dari
pengamat (observer). Jenice (2013 ; 27) menambahkan bahwa anekdot
menjabarkan apa yang terjadi secara faktual dan obyektif, dan
menjelaskan bagaimana, kapan, dimana terjadinya dan apa yang
dikatakan dan dilakukan. Terkadang disertakan pula alasan bagi
perilaku anak, tetapi “mengapa”nya disampaikan di bagian komentar.
McFarland (2008) dalam Janice (2013 ; 27), mengatakan catatan
anekdot merupakan dokumentasi yang cermat tentang apa yang terjadi
pada setiap anak di ruang kelas, sehingga guru dapat memperoleh
informasi penting tentang perkembangan dan kebutuhan anak. Catatan
anekdot telah lama dibuat oleh guru, psikolog, pekerja sosial, dan
bahkan orang tua yang mencatat perkembangan bayinya saat pertama
kali berjalan dan bicara.

38
3) Karekteristik Catatan Anekdot
Menurut Wortharm, (2005; 97), terdapat lima karakteristik dalam
pencatatan anekdot yaitu:
a) Merupakan hasil pengamatan langsung,
b) Memberikan hasil yang cepat, akurat dan merupakan kejadian yang
spesifik, (3) Berisikan catatan perilaku,
c) Apabila terjadi suatu peristiwa khusus (an accident) akan dicatat
secara terpisah,
d) Mencatat tidak hanya perilaku yang baik atau yang biasa tetapi
juga mencatat perilaku yang tidak biasa.
4) Ciri-ciri catatan anekdot yang baik adalah:
a. Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian
tertentu dan siapa yang menjadi observer,
b. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif,
c. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari
kelupaan,
d. Harus dibuat oleh beberapa pengamat,
e. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang
ada hubungannya dengan perkembangan individu,
f. Laporan harus faktual, dipisahkan dari data dan interpretasi.
5) Manfaat catatan anekdot
Beberapa manfaat anda menggunakan catatan anekdot adalah :
a. Untuk memperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat,
b. Memperoleh gambaran sebab-akibat perilaku khusus individu,
c. Sebagai acuan dalam mengembangnkan cara-cara penyesuaian diri
dengan masalah-masalah dan kebutuhan individu secara
mendalam.
Selain itu catatan anekdot juga untuk pemahaman individu seperti tersebut
di atas, berguna juga bagi: (1) guru atau pendidik baru dalam rangka penyesuaian
diri dengan siswa atau peserta didik, (2) guru atau pendidik yang berminat untuk
memahami problem-problem siswa atau peserta didik, (3) bagi konselor untuk

39
memberikan layanan konseling bahkan untuk mengadakan pertemuan tentang
suatu kasus.

Teknologi yang digunakan dalam catatan anekdot


a) Dokumentasi Visual/ Ausio Recording
Berguna untuk mengambil gambar anak saat sedang bereaksi, berfungsi
sebagai pengingat bagi guru tentang masa lalu. Mendorong citra diri anak, bisa
digunakan dalam wawancara penilaian, bisa digunakan dalam pertemuan
orangtua, bisa digunakan dalam pembuatan buku anak, perangkat pengatur
giliran, bisa menampilkan produk anak, bisa digunakan dalam portofolio, panel
dokumentasi, menafsirkan perkembangan anak, perilaku anak dan
merencanakan untuk anak.
b) Rekaman Video
Guna kamera rekaman untuk pengamatan dan diskusi nantiknya dengan
anggota staf lainnya atau orangtua. Mengetahui wilayah perkembangan mana
saja yang didokumentasikan. Rekaman itu bisa dicatat dan ditambahkan ke
data pengamatan untuk membuat rencana individual atau untuk
mendokumentasikan penilaian.
c) Rekaman suara
Meningkatkan ke dalaman pengamatan tertulis dengan merekam tuturan atau
interaksi lisan anak dengan anak-anak lainnya. Dengan menggunakan ini
catatan anekdot lebih mudah membaca kemudian menulis tangan.

6) Kelebihan dan kekurangan Anekdotal Record


a) Kelebihan (Janice, 2013 ; 27)
(1) Pengamat tidak perlu pelatihan khusus untuk mencatat,
(2) Pengamatan bersifat terbuka. Pencatat menulis apa saja dan segala yang ia
saksikan dan tidak trbatas pada satu jenis perilaku aau pencatatan,
(3) Pengamat dapat mengingat kejadian yang tidak terduga kapan saja terjadinya,
karena itu biasanya dicatat di waktu nanti.
(4) Pengamat dapat memperhatikan dan mencatat perilaku yang signifikansi dan
mengabaikan lainnya.

40
b) Kelemahan pencatatan Anekdot menurut Janice (2013;28) menyebutkan
diantaranya ialah:
(1) Tidak memberikan gambaran yang lengkap karena mencatat hanya kejadian
yang menarik pengamat,
1. Terlalu bergantung pada ingatan pengamat karena dicatat setelah kejadian,
2. Kejadian mungkin dipahami di luar konteks dan karenanya ditafsirkan keliru
atau digunakan dnegan cara yang bias,
3. Sulit mengkodekan atau menganalisis catatan naratif, jadi metode ini
mungkin tidak terbukti bermanfaat secara ilmiah.

7) Jenis-Jenis (Bentuk) Format Anekdotal Record

a. Bentuk I : Hanya sampai data

Contoh:

Name :………………..… Tanggal:


Nama :
Pengamat :
Tempat :
Pengamatan

………………………….

Komentar dan Saran

…………………………

b. Bentuk II : Sudah ada interpretasi


c. Bentuk III : Terdapat data, interpretasi dan rekomendasi
Catatan anekdot dapat dibuat oleh tenaga-tenaga kependidikan, baik guru
maupun non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa dalam
berbagai situasi sekolah. Guru dapat membuat catatan anekdot hanya samapi data
(Bentuk-1), sementara bentuk-2 dan bentuk-3 dibuat oleh konselor, karena
memerlukan keterampilan tertentu. Interpretasi atau rekomendasi, komentar

41
hendaknya ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk membuat
deskripsi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi konselor diantaranya adalah:
(1) Menguasai metode observasi dan mempunyai keterampilan mencatat,
(2) Dapat menginterpretasikan dengan tepat,
(3) Dapat menyusun rekomendasi dengan tepat berdasarkan diagnosa.
Catatan anekdot dilakukan oleh pendidik disaat anak mengucapkan dan
melakukan kegiatan yang diluar kebiasaan anak pada situasi tertentu. Waktu
pencatatan dapat dilakukan setelah peristiwa terjadi. Selain sebagai alat penilaian,
catatan anekdot ini sangat berguna untuk studi kasus dan penelaahan tentang
perkembangan individu anak. Apabila catatan anekdot ini dikumpulkan dan
disusun berdasarkan urutan kejadian dan dihubungkan dengan arah perkembangan
anak yang sudah ditelaah perkembangannya, akan terdapatlah kecenderungan
perkembangan anak tersebut, terutama kepribadiannya. Dengan menggunakan
catatan anekdot, seorang guru dapat:

 memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai


individu.

 memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah


laku murid yang bersangkutan.

 memperkembangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan


kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi murid dalam kegiatan
belajarnya.
Menurut bentuk catatan yang dibuat, catatan anekdot itu dapat dibedakan
dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Catatan anekdot bentuk evaluatif berisi pernyataan yang
menerangkan penilaian guru berdasarkan ukuran baik-buruk, yang
diinginkan-yang tidak diinginkan, yang dapat diterima-yang tidak dapat
diterima. Misalnya:

“Pada hari ketiga ini, Hanif memperlihatkan


sikap yang lebih baik terhadap teman
sepermainannya. Ia mulai memberikan pertolongan
kepada teman-temannya.”
Ruang bermain, 25 Agustus 2019
Pukul 08.45 WIB

42
2. Catatan anekdot bentuk interpretatif, dimaksudkan untuk
menjelaskan kegiatan, tingkah laku atau situasi yang telah diamati oleh
guru dengan didukung oleh faktor yang diamatinya itu. Perhatikan
contoh berikut :

“Pada minggu terakhir ini, Andi tampak sangat


gelisah. Ia tumbuh begitu cepat. Tentulah
perubahan yang terjadi dalam dirinya yang
menyebabkan kegelisahan itu.
Ruang Kelas, 26 Maret 2019
Pukul 09.45 WIB”

3. Catatan anekdot bentuk deskripsi umum adalah catatan tentang


kegiatan, tingkah laku atau situasi dalam bentuk pernyataan umum.
Misalnya:

“Amat mulai tidak tenang bermain dalam kelas.


Banyak pekerjaannya tidak selesai pada
waktunya. Dia mulai menghindarkan diri dari
pertemuan dan percakapan dengan teman-
temannya.
Ruang kelas, 08 April 2019
Pukul 09.00 WIB”

4. Catatan anekdot bentuk deskripsi khusus merupakan catatan yang


berisikan uraian tentang kegiatan, tingkah laku murid dan situasi khusus
dan teliti. Apabila mungkin dikutipkan kalimat-kalimat langsung, anda
dapat menggambarkannya seperti ini :

“ Pagi itu udara sangat dingin disertai hujan


rintik-rintik, sehingga pada waktu kegiatan
bermain bebas, anak-anak tidak turun ke
lapangan bermain. Mereka bermain di ruang
serbaguna. Fatimah dan Annisa memilih permainan
“buyung-buyungan” beserta beberapa orang
temannya. Mereka masing-masing menjadi “kepala”
dari kedua regu. Annisa berteriak dan
menyatakan bahwa teman-temannya yang lain harus
memilih ingin masuk regu yang mana. Tiba-tiba
terdengar Annisa berteriak dan menyatakan bahwa
teman-temannya yang lain tidak mau memilih regu
yang dipimpinnya dan semuanya ingin memilih
Fatimah. Dan kemudian Fatimah menjawab dengan
tenang: “ Habis mereka maunya begitu dan saya
tidak dapat mencegahnya.”
43
Pencatatan Anekdot
Nama Anak : Vebi Dianingrum
Kelompok Usia : 3-4 tahun
Semester : I (satu)
Tahun Pembinaan : 2018-2019

Perkembangan Fisik Perkembangan Sosial


Observer/Tgl: Observer/Tgl:
Komentar:
Komentar:

Perkembangan Emosi Kreativita


s
Observer/Tgl: Bu Diana/12 Mei Observer/Tgl:
08
Saat bersih-bersih, Vebi (4 th)
melempar semua boneka ke
atas lantai di sudut main peran.
Saat diminta untuk memungut
boneka-boneka itu ia menolak Komentar:
& pergi. Tutor mengambil
tangan Vebi & membimbingnya
kembali ke sentra main peran &
berkata, “Saya akan
membantumu membereskan.”
Vebi berhenti & menangis
sambil berteriak, “Saya benci

kamu, saya tidak suka


wajahmu. Kamu tidak boleh
datang ke pesta ulang tahun
ku!”
Komentar:

Vebi selama ini selalu

44
kooperatif. Perilaku yang tidak
biasanya: marah/tidak senang
& marah

Perkembangan Bahasa Perkembangan Kognitif


Observer/Tgl: Observer/Tgl:

Komentar: Komentar:

CATATAN ANEKDOT
Tanggal:........................
Usia/Kelas : ........... Nama
/...........

Guru:...................................

Nama Anak Tempat Waktu Peristiwa/Perilaku


(Usia)

Zizah (5 Tahun) Area Seni 09.00 Zizah membuat coretan dalam sebuah buku
gambar. Ia membuat coretan beberapa garis
lurus dan menyebutnya “ini kandang kerbau”.
Ketika ditanya “kerbaunya mana” ia menjawab
lagi mandi di kali.
Contoh: 1

Child Name : Robbie, Mary, Janie


Old : 4 years
Location : Sunnyside Preschool
Observer : Sue
Type of Development Observed : Social/Emotional
Incident Social/Emotional
Notes or Comments
Marry dan Janie berada di area rumah Anak-anak perempuan sering
tangga (house keeping area). Seolah- bermain bersama dan cenderung
olah mereka sedang menyiapkan mencegah orang lain untuk
sebuah makanan. Robby melihat memasuki (menyusul) permainan
mereka dan menghampirinya serta mereka. Robby telah belajar
berkata bahwa dia ingin makan. bagaiman untuk bisa masuk ke
Seketika melihat Robby, Janie dalam sebuah kelompok yang

45
berkata,”Kamu tidak boleh bermain sedang bermain. Ia berhati-hati
disini, kami sedang sibuk”. Robby untuk tidak mengganggu. Mereka
tetap berdiri disitu sambil menyerah ketika Robby
memperhatikan mereka memindahkan menawarkan untuk membantu
kemasan buah-buahan. Kemudian mereka. Robby sudah terbiasa dapat
Robby berkata, “Saya bisa menjadi masuk dan diterima ke dalam sebuah
ayah dan mencuci piring”. Marry kegiatan bermain.
berpikir sejenak lalu menoleh kea rah
Janie dan menjawab,”Oh…..Baiklah,
kamu boleh bermain bersama kami”.
Catatan diambil dari buku “Assessment in Early Childhood Education”, oleh Sue C.Wortham, 2005, hal
98.

Contoh-2:

CATATAN ANEKDOT
Nama Anak: Stevie Usia: 4 Thn Tanggal: 23/2
Pengamat : Anne Tempat : HS Waktu : 09.00-10.00
KEJADIAN:
Stevie pergi ke area balok dan bertanya kedua bocah, Ron dan Tanner,
apakah ia bisa membantu mereka membangun. Mereka bilang boleh. Saat
mereka sedang membangun ia tak sengaja menjatuhkan beberapa balok.
“Aku bisa kembali meletakkannya ke atas”, katanya, dan menyerahkan balok
ke Ron. Untuk sesaat ia mengamati Ron membangun dan lalu berkata,”Aku
temukan cerobong asap, Ron”, dan memberikan memberikan balok silinder.
Ron memberitahunya dimana harus menaruhnya, dan Stevie mulai
menurunkan balok silinder dan menyerahkannya ke Ron dan Tanner untuk
dipasang. Akhirnya ia mulai menaruh balok silindernya di sekeliling
bangunan. Guru bertanya apa ia ingin melukis jari tetapi ia menjawab,”Aku
tidak mau melukis jari kecuali Ron yang melukis jari”.

KOMENTAR:
Stevie sering terlibat dalam permainan drama dengan beberapa bocah
lainnya. Ia terutama senang dekat atau bermain dengan Ron. Ia sepertinya
mengintil padanya. Apa saja pertauran Ron dalam permainan, Stevie ikuti.
Begitu terlibat di permainan, ia terus bermain dan biasanya tidak mau
membolehkan anak lain atau bahkan guru, mengganggunya.

Sumber: Janice J.Beaty,”Observasi Perkembangan Anak Usia Dini”, (2013; hal 28).

46
Nama anak : Dody
Pengamat : Luky
Usia anak : 4 Tahun
Lokasi : TK Bintang
Hari/Tanggal : Selasa, 11/10/2019
Waktu : 09.30
Tipe Pengamatan : Perkembangan Sosial

Kejadian Komentar
Anak-anak berbaris didepan wastafel, Erman terlihat tidak sabar sehingga
kemudian satu persatu cuci tangan, dan mendorong Ani dari belakang, tetapi
mengelap tangannya dengan lap yang Erman kemudian mau meminta maaf
dipegang oleh guru. Ketika Erman setelah gurunya menyuruh meminta
mendorong Ani dari belakang, Ani maaf.
mengatakan: “Eh Erman kamu harus antri
dulu donk, sabar, jangan dorong aku”,
sambil memukul bahu Erman. Lalu Erman
mundur kebelakang sedikit dan diam saja.
Lalu guru melerai, menyuruh Erman
meminta maaf, Erman menjulurkan
tangannya kea rah Ani dan mengatakan
“maaf ya”, lalu Ani juga menjulurkannya.
Lalu giliran Ani maju ke dekat wastafel
untuk cuci tangan.

Nah... setelah melihat macam-macam teknik observasi naratif berupa running


record dan catatan anekdot, maka untuk memperoleh hasil running record dan
catatan anekdot yang baik harus memenuhi beberapa syarat , diantaranya adalah :
1. Obyektif, hasil dapat diperoleh dengan cara:
(1) Catatan dibuat sendiri oleh guru yang mengadakan penyusunan.
(2) Pencatatan dilakukan segera setelah salah satu peristiwa ingin dicatat itu
terjadi.
(3) Deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran guru sendiri.
2. Deskriptif, hasil ini diperoleh dengan cara:
(1) Catatan tentang peristiwa itu hendaknya lengkap.
(2) Sertakan latar belakang percakapan.
(3) Nyatakan secara langsung.

47
(4) Kejadian-kejadian dicatat tersusun sesuai dengan urutan kejadiannya.

2. Teknik Observasi Terstruktur


Mungkin anda pernah mendengar jenis obserasi (pengamatan) terstruktur. Coba
anda ingat-ingat kembali. Teknik pengamatan terstruktur adalah pengamatan
yang dilakukan oleh guru dimana sebelumnya guru telah mengatur suatu struktur
yang berisikan aspek-aspek tertentu yang hendak diamati. Teknik pengamatan
terstruktur dapat dilakukan dalam empat cara, yaitu:
a. Time Samples (Contoh Waktu)
b. Event Samples (Contoh Peristiwa)
c. Ceklis Dan Skala Rating
d. Wawancara
Kita bahas keempat cara tersebut dalam uraian berikut :

a. Time Samples
Anda sebagai guru dapat menggunakan time samples ketika bermaksud
untuk merekam perilaku khusus anak yang muncul pada rentang waktu tertentu
dan berulang-ulang. Pencatatan dilakukan oleh guru pada saat pengamatan
sedang berlangsung.

Contoh 1:

TIME SAMPLES (Contoh Waktu)

Nama: Adian, Dian, Nadia

Target: V = interaksi positif x = Interaksi negatif

0 = Tak ada interaksi # = Memulai interaksi


Tanggal: ……………

15 menit Adian Dian Nadia


0-3 menit V #V 0 V V

48
3-6 menit V xV V V V
6-9 menit x # VV # x V # 0 V #
9-12 menit V #x 0 x # V
12-15 menit V V # x x # V xV V #
Contoh 2:

Nama : Doni
Perilaku : mengganggu teman (V)
Tanggal : …………………..
15 menit

0-3 menit V V V
3-6 menit V VV
6-9 menit VVVVV
9-12 menit V V V
12-15 menit V V
Contoh 3:
Nama Anak : Tini
Usia : 4 Tahun
Sekolah : TK Mini
Pengamat: : Linda
Aspek Pengamatan : Sosial Emosional
Tini memukul berkali-kali
Time Sebelum Tingkah laku Konsekuensi
2:41 Tini dan Rosi makan Tini memukul Rosi memanggil
snack bersama Rosi guru
3:20 Jon melihat buku di Tini merebut Jon memukul
perpustakaan. Tini buku dan kembali dan
menanyakan buku. memukul Jon mengambil buku
Jon menolak kembali. Tini
mengambil buku
lain dan duduk

a. Event Samples (Contoh peristiwa)


Guru mencatat perilaku dan interaksi tertentu pada anak dengan
mempertimbangkan latar belakang terjadinya sebuah peristiwa, pada saat
peristiwa, dan setelah peristiwa terjadi. Pencatatan dilakukan pada saat
peristiwa sedang berlangsung atau segera setelah peristiwa terjadi.

49
EVENT SAMPLES
Nama Anak : Jesi

Usia : 1 Tahun
Tanggal : 27 Agustus 2019
Sekolah : TPA Kutilang
Pengamat: : Bagus
Aspek Pengamatan : Sosial Emosional

Jesi menangis terus-menerus


Event Kejadian Komentar
Ditinggal Anak diantar orangtua, bermain Anak belum terbiasa
orangtua sebentar dengan orangtua, lalu untuk mandiri
tiba-tiba orangtua pergi tanpa
dilihat anak ketika anak
bermain. Anak mencari
orangtua hingga ke semua sudut
ruangan, tapi tidak menemukan
orangtua. Anak menjerit keras
dan mengeluarkan suara tangis
terus menerus hingga siang hari.
Guru tidak bisa mendiamkan
dan membujuk anak untuk
bermain kembali. Ini adalah hari
pertama anak masuk TPA

b. Ceklis Dan Skala Rating


Guru dapat menggunakan ceklis untuk membuat catatan dengan cepat tentang apa
yang sebenarnya anak lakukan di dalam kelas. Informasi ini berguna untuk
menentukan anak mana yang tertarik pada kegiatan apa atau anak mana yang
menyelesaikan tugas yang diberikan. Skala rating mirip dengan ceklis kecuali
bahwa perilaku ditandai dalam istilah frekuensi (selalu, kadang-kadang, tak
pernah) atau kualitas (di atas rata-rata, rata-rata, atau di bawah rata-rata).

50
CHECKLIST
Nama : ……………………… Usia : ………………………
Pengamat : ……………………… Tanggal : ………………………

1. Kemampuan mengenali anggota tubuh


Apakah anak mampu mengenali/menyebutkan
anggota tubuhnya?
Kepala Tangan
Badan Telinga
dll

2. Kemampuan mengetahui identitas diri dan


keluarga Apakah anak mengetahui:
Namanya sendiri Saudara-saudara
Siapa ayahnya Siapa ibunya
dll

3. Kondisi dan perilaku anak


/
Adakah hal-hal yang menyolok yang tampak pada anak
tersebut?
Kidal Banyak omong
Sulit menangkap instruksi Berani
Mengisap jempol dll

51
RATING SCALE

Nama Anak: Usia:

Pengamat: Tgl:
Makan tanpa tumpah:

mudah agak mudah sulit tak bisa


Melukis dengan seluruh lengan bergerak:

mudah agak mudah sulit tak bisa


Memegang krayon dengan jempol & jari:

mudah agak mudah sulit tak bisa


Mewarnai tanpa keluar dari batas:

mudah agak mudah sulit tak bisa


Memotong dengan gunting:

mudah agak mudah sulit tak bisa


Memegang gelas dengan satu tangan:

mudah agak mudah sulit tak bisa

52
RATING SCALE

Pengamat : …………………………………………
Nama Anak : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………
Keterangan
Kadang Tak
Kemampuan

Sering - pernah
kadang
Menggunakan bahasa secara efektif v
Menghitung sampai sepuluh v
Berpartisipasi dalam tanya jawab v
Dst
Contoh Perkembangan Bahasa Anak Usia 3 tahun
No Uraian Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Anak memiliki kemampuan bercakap- √
cakap lebih baik
2. Anak memiliki focus perhatian kira-kira √
3 menit
3 Anak dapat bicara 300 sd 1000 kata √
Dst

a. Wawancara
Teknik wawancara ini paling mudah untuk dilakukan hanya dengan
bercakap-cakap antara guru denngan anak, namun dibutuhkan keterampilan
dalam pelaaksanaannya. Wawancara terbagi menjadi wawancara informal
dan wawancara formal.
• Wawancara/Percakapan informal dengan anak.
Contoh: Menanyakan pada anak tentang bangunan balok atau lukisan/gambar
(dapat didokumentasikan dalam catatan anekdot).
• Wawancara formal dengan anak.
Pilihlah sebuah fokus (konsep matematika, perkembangan bahasa, perasaan
tentang teman-teman lainnya) dan rencanakan serangkaian pertanyaan dan
tanyakan pada semua anak.

53
3. Teknik Observasi Elektronik
Alat elektronik dapat digunakan untuk merekam kegiatan dan hasil kerja anak.
Yang termasuk teknik observasi elektronik adalah:
a. Photo
Foto kegiatan anak dapat menjadi sumber data. Diharapkan pendidik dapat
mengabadikan kegiatan-kegiatan anak selama mengikuti pembelajaran di
lembaga PAUD.
b. Rekaman video dan suara
Melalui rekaman video dan suara, pendidik dapat mengambil data tentang
suatu kejadian atau tentang rekaman kemampuan anak.
Contoh kegiatan anak TK menempel bentuk-bentuk geometri

Terlihat empat anak sedang menempel bentuk-bentuk geometri yang


sudah disediakan oleh guru seperti bentuk segitiga, segiempat,
lingkaran, jajaran genjang, dsb untuk membentuk sebuah mozaik yang
berarti seperti membentuk rumah, taman, dsb.

Catatan:

Observasi elektronik dilakukan bila


memungkinkan, namun tidak menjadi
keharusan.

54
Nah… setelah anda mengetahui dan memahami teknik-teknik observasi,
selanjutnya yuk… kita cermati bersama tentang memilih teknik observasi
berdasarkan tujuan dilaksanakan observasi yang anda lakukan.

Memilih Teknik Observasi

Tujuan Teknik

Membuat catatan yang jelas tentang Running Record, video


kegiatan anak
Mencatat tingkah laku atau interaksi atau Catatan anekdot, foto
pencapaian tahap perkembangan dengan catatan
Memastikan berapa sering tingkah laku Time Sample
tertentu muncul
Mengerti mengapa & kapan tingkah laku Event Sample
tertentu muncul
Mendapatkan informasi ttg Checklist
kecenderungan main anak, kemajuan
individual, bagaimana material &
peralatan (APE) digunakan
Mengevaluasi tingkatan tahapan Rating scale
perkembangan tertentu yg dicapai anak
Membandingkan seberapa banyak Interview
perbedaan yg dimiliki anak dlm mengerti
konsep tertentu
Secara cepat & akurat Foto dg catatan, video
mendokumentasikan sesuatu yg sulit
digambarkan
Mendokumentasikan gerakan, bahasa, Running record, video
interaksi (atau kemampuan yg terkait spt atau rekaman suara
kemampuan musik)

Anda dapat menelaah dan membandingkan penjelasan asesmen informal atau


informal based assessment di alamat web https://www.scholastic.com/.../formal-
vs-informal-assessment. dan https://www.tpy.fi/.../assessment_and_documentation
atau https://www.wou.edu/...Assessment.

55
Forum Diskusi

Sekarang saatnya anda mencoba melakukan pendalaman dengan menggunakan


forum diskusi sebagaimana anda lakukan pada KB 2. Untuk memandu forum
diskusi ini, mari kita ikuti alur berikut :
1. Coba anda berdiskusi dengan kawan sekelompok anda tentang pengalaman
melakukan observasi. Hal-hal apakah yang paling anda pahami dalam
melaksanakan metode observasi sebagai bagaian dari kegiatan asesmen.
Susunlah daftar pengalaman anda tersebut tanpa memikirkan benar atau salah
dulu.
2. Setelah anda menemukan dan mengiventarisasi daftar pemahaman konsep
dan praktik penggunaan observasi dalam kegiatan asesmen, cobalah anda
Bersama kelompok menyusun prosedur yang terbaik dalam melakukan
asesmen melalui observasi.

C. Penutup

RANGKUMAN

Pelaksanaan asesmen dapat menggunakan dua pendekatan utama yakni


pendekatan asesmen formal (formal based assessment) dan asesmen informal
(informal based assessment). Pendekatan asesmen formal biasanya
menggunakan instrumentasi dan berbasis pada skor atau angka sehingga ada
juga yang menyebutnya sebagai asesmen berbasis tes. Pendekatan asesmen
informal menggunakan situasi nyata dan hasil karya nyata anak untuk
menggambarkan keadaan perilaku secara apa adanya. Ketika pendidik
menggunakan situasi nyata dan membuat deskripsi secara apa adanya dari
perilaku yang ditemukan maka dikategorika sebagai asesmen otentik sedangkan
jika pendidik mendeskripsikan perilaku anak berdasarkan hasil karya anak
maka dikategorikan sebagai portofolio. Atas dasar pendekatan yang dijadikan
acuan untuk melakukan asesmen maka prosedur asesmen akan dilalui sesuai
dengan pilihan pendekatan.

56
TES FORMATIF 2

Kegiatan CPMK Indikator


Kegiatan Belajar 2 Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan
Menggunakan melaksanakan penilaian observasi dengan
Asesmen Autentik capaian perkembangan menggunakan teknik
melalui Observasi anak usia dini pencatatan sesuai dengan data
perkembangan anak usia dini
yang dinilai
74. Mampu merancang rubrik
penilaian kinerja
75. Mampu merancang panduan
wawancara untuk mengukur
perkembangan anak

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1) Dalam membuat rancangan observasi, seorang pendidik PAUD perlu
memperhatikan banyak hal. Pernyataan yang paling tepat berikut yang perlu
diperhatikan adalah:
A. menentukan sasaran dan Teknik yang dipergunakan.
B. menggambarkan prosedur penggunaan observasi
C. membuat data hasil observasi yang otentik dan tepat
D. menggambarkan pola-pola observasi yang sistematik
E. menyusun langkah-langkah pembelajaran.
2) Untuk melakukan asesmen perilaku anak membutuhkan gambaran yang
memberikan deskripsi yang spesifik tentang perilaku dalam kriteria tertentu.
Proses tersebut harus disusun oleh pendidik dalam bentuk :
A. portofolio
B. rubrik
C. anekdot
D. time sampling
E. event sampling
3) Seorang pendidik menggunakan observasi dengan teknik mencatat kejadian
khusus yang dilakukan anak pada satuan waktu tertentu. Teknik yang
dimaksud disebut dengan ....
A. anectdotal record

57
B. interviwer
C. portofolio
D. authentic Assessment
E. observasi
4) Seorang pendidik berusaha mengumpulkan data asesmen yang digambarkan
melalui catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak. Rancangan
observasi tersebut termasuk kedalam teknik ….
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. time sampling
E. event sampling
5) Pengolahan data asesmen yang dilakukan pendidik PAUD merupakan upaya
menelaah hasil deskripsi data asesmen menjadi ...
A. data rekapitulasi perkembangan
B. data kejadian khusus
C. data capaian perkembangan anak
D. data catatan sehari-hari anak
E. data catatan perkembangan anak
6) Seorang guru membuat catatan perilaku anak dalam satuan peristiwa, waktu
dan tempat kejadian termasuk ke dalam
A. catatan anekdot
B. catatan wawancara
C. analisis dokumen
D. catatan lapangan
E. catatan perkembangan
7) Pendidik berusaha membuat catatan narasi perilaku seorang anak secara detail
(rinci) dan disusun dalam urutan kejadian yang lengkap disebut dengan….
A. running record
B. time Sampling
C. check list
D. wawancara

58
E. event sampling
8) Proses pengamatan yang dilakukan dengan maksud untuk merekam perilaku
khusus anak yang muncul pada rentang waktu tertentu dan berulang-ulang
disebut dengan …..
A. running record
B. time Sampling
C. check list
D. Wawancara
E. Event sampling
9) Pengumpulan data asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan
detail tentang tingkah laku anak termasuk kedalam :
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. time sampling
E. event sampling
10) Seorang guru mencatat perilaku dan interaksi tertentu pada anak dengan
mempertimbangkan latar belakang terjadinya sebuah peristiwa, pada saat
peristiwa, dan setelah peristiwa terjadi termasuk ke dalam……
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. event Samples
E. snowball sampling

59
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood
Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited.
Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and
Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning.
Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate
Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC:
NAEYC.
Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn
and Bacon.
Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second
edition. Allyn and Bacon.1992.
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood
Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company.
Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning.
Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of
Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood
education. New York: Teachers College Press, 1994.
Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling.
(http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-event-
sampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani
Press, 2002.
Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat
PAUD, 2010.

Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and


Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990.
Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York:
Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company.
Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power
of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington:
Teaching Strategies NAEYC.
Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess.
Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and
Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline
Harris Stefanakis.
Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd
ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young
children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004.
Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New
York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983.
Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to
The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston:
Pearson Education.

60
Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child.
New York: Macmillan College Publishing Company.
Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling".
(http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologi-
time.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early
Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA.
Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company.
The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.national-
academies.org.
Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation.
Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987.
Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

61
62
Kegiatan Belajar 3
Menggunakan Asesmen
Autentik Melalui Portofolio

A. PENDAHULUAN
Jika dalam KB 2 anda menggunakan asesmen otentik dengan observasi
maka dalam KB 3 ini anda akan diajak menggunakan keterampilan menganalisis
dokumen portofolio. Mengapa portofolio menjadi bagian dari asesmen otentik?
Coba anda renungkan! Portofolio merupakan sekumpulan dokumen hasil kerja,
hasil belajar atau hasil tugas yang dilakukan siswa (anak usia dini). Sebagai hasil
pekerjaan atau belajar siswa maka portofolio akan banyak memberikan informasi
tentang perilaku yang mengindikasikan perkembangan dan kemajuan belajar anak.
Namun harus hati-hati juga bahwa hasil kerja siswa yang dibawa pulang ke rumah
mungkin saja dibantu oleh orangtua atau orang lain sehingga dokumen tersebut
menjadi tidak otentik sebagai gambaran nyata hasil belajar anak.
Sebagai pengantar, anda dapat mencoba mereview atau mengulangi
ingatan anda terkait dengan keterampilan yang pernah anda tunjukkan dalam
menggunakan portofolio dalam asesmen. Pada kegiatan belajar 3 anda akan
melanjutkan asesmen otentik dengan menggunakan portofolio.

B. Inti
Anda perlu meyakinkan pada diri anda bahwa materi ini bukanlah materi yang baru
sama sekali. Anda mungkin sudah memahami konsep portofolio, bahkan mungkin pernah
melaksanakan atau menggunakannya. Coba anda perhatikan sasaran indicator dari KB 3 ini
sebagai berikut :
Kegiatan CPMK Indikator
Kegiatan Belajar 3 Mampu merancang dan 77. Mampu merancang instrumen
Menggunakan melaksanakan penilaian penilaian portofolio anak
Asesmen Autentik capaian perkembangan
melalui Portofolio anak usia dini

Jika anda perhatikan indicator yang harus anda kuasai maka anda seharusnya bisa
mencoba langsung setelah menelaah isi KB 3 ini. Merancang instrument portfolio
memang terdengan agak aneh tapi mari kita bahas dulu saja materinya.

63
B.1 Mengapa Portfolio Penting dalam Asesmen ?
Pertanyaan ini mendasar sekali dan sekaligus membuka diskusi kita
mengapa portfolio bisa dimasukan kedalam pendekatan asesmen nonformal dan
menjadi bagian dari asesmen otentik. Secara alamiah, setiap anak senang mencoba
dan berusaha membuat suatu karya dengan benda apapun yang ada di sekitar. Jika
disekitarnya anak menemukan kardus bekas apapun maka sangat mungkin dia
menggunakannya untuk bermain mobil-mobilan, bermain rumah-rumah atau
membuat gedung bertingkat. Proses pembuatan, proses bermain dan hasil
permainan dengan menggunakan kardus tersebut dapat menjadi bahan untuk
portfolio anak. Ketika kita menilai proses membuat dan memainkan alat mainnya
maka disitu kita masih menggunakan metode observasi (pengamatan) namun
setelah hasil karya ditunjukkan dan dideskripsikan oleh anak maka kita sedang
menggunakan hasil tugas sebagai bagian dari portfolio.
Coba kita ulang kajian kita pada KB 1 tentang pemahaman asesmen atau
penilaian pada anak usia dini. Perhatikan dengan seksama gambar dan penilaian
yang dilakukan oleh dua orang dibawah ini.

Hasil Asesmen 1 (Komentar 1) Hasil Asesmen 2 (Komentar 2)


Seorang anak berdiri memegang Anak sudah dapat menggunakan alat
spidol dengan menjepit dengan tulis dan membuat gambar berbentuk
menggunakan lima jarinya membuat geometri
suatu coretan.
Hasil asesmen 1 memberikan Hasil asesmen 2 memberikan
gambaran keadaan anak secara apa komentar yang cenderung menduga
adanya. atau memperkirakan. Bentuk
geometri yang ada dalam photo
bukan hasil yang dibuat oleh anak.

Jika gambar itu menunjukkan hasil karya atau tugas yang dikerjakan anak sebagai
bagian dari bahan portfolio maka bisa sangat keliru hasil penilaian yang

64
dilakukan. Mengapa demikian? Karena dalam gambar tersebut kita tidak melihat
(mengamati) secara langsung bagaimana anak menggunakan alat tulis, menjepit
dan kemudian membuat coretan.
Selanjutnya kita akan mencoba membahas lebih mendalam bagaimana
menggunakan portfolio sebagai asesmen yang bersifat otentik yang benar-benar
menggambarkan perkembangan anak apa adanya. Dalam hal ini, anda perlu
terlebih dahulu mengulangi ingatan dan pemahaman anda tentang makna dan jenis
portfolio sebelum menggunakannya sebagai metode untuk asesmen otentik.

B.2 Memaknai Portfolio sebagai Metode Asesmen


Portfolio merupakan jenis metode yang dipergunakan dalam berbagai
bidang studi dan kegiatan yang luas. Sebagai contoh, seseorang yang akan
melamar kerja biasanya akan diminta portfolio proses dan hasil kerja yang selama
ini telah dicapai, telah dimiliki atau telah dikuasai. Ketika orang menyampaikan
hasil portofolionya dan mampu menjelaskan hasil portfolio yang merupakan
kinerja dan hasil yang telah dilakukannya maka akan sangat mudah bagi orang
tersebut diterima pada pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Termasuk anda,
jika anda melamar menjadi guru di Lembaga PAUD internasional yang
menggunakan Bahasa Inggris aktif kemudian anda sediakan sejumlah dokumen
portfolio seperti sertifikat Bahasa Inggris, dokumen video singkat anda mengajar
dalam bahasan Inggris, hasil karya anda berupa lesson plan atau RPPH dan karya
bahan ajar PAUD yang anda buat maka sangat mungkin anda mudah untuk
diterima. Dengan catatan bahwa seluruh dokumen portfolio tersebut memang
milik anda dan anda dapat membuktikan setiap dokumen tersebut.
Portofolio telah digunakan dalam bidang-bidang lain seperti arsitek dan
artis untuk koleksi hasil kerja mereka dan merekam (mendokumentasikan)
prestasi yang telah mereka dapatkan. Menurut Bonnie Campbell Hill dan Cynthia
A.Ruptic (1994:32) portofolio dalam pembelajaran mengorganisasikan hasil kerja
anak dan refleksi diri yang dapat menggambarkan kondisi dan potensi semua
anak. Pendapat di atas menekankan bahwa portofolio merupakan bukti otentik
perkembangan anak karena hasil belajar anak dapat dilihat secara nyata dan
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu proses mengumpulkan, menyeleksi dan

65
memberikan gambaran tentang perkembangan anak melalui berbagai dokumen
portfolio akan menjadi metode dan bahan penilaian yang otentik dan bermakna.
Menurut Carrey, McMillan, Rolhaiser, Bower& Stevahn dalam Robert E.
Slavin (2009:314) mengemukakan bahwa portofolio adalah pengumpulan dan
penilaian sampel pekerjaan siswa dalam kurun waktu yang panjang. Portofolio
bukanlah proses pengumpulan data yang bisa dilakukan sehari atau dua hari.
Pendapat ini memberikan gambaran bahwa rangkaian tugas atau hasil pekerjaan
anak yang disusun dan dikomentasikan secara sistematik akan memperlihatkan
rangkaian perkembangan kmontinum anak pada aspek tertentu. Nah….keren kan
jika anda membiasakan diri menyusun dokumen portfolio setiap anak secara
teratur maka anda akan menemukan dan dapat menyimpulkan perkembangan anak
yang luar biasa serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.
Portofolio memerlukan waktu yang cukup panjang agar informasi yang
dibutuhkan bisa didapatkan secara akurat. Portofolio adalah proses pengumpulan
data-data (hasil karya anak: laporan) tentang pekerjaan anak yang dilakukan oleh
guru (Wortham, 1995 : p.186). Data ini diperoleh dari tugas-tugas keseharian
yang dilakukan atau dikerjakan anak dalam berbagai aktivitas bermain. Coba anda
bayangkan, dalam sehari anak melakukan aktivitas bermain berapa kali dan
menghasilkan berapa hasil karya. Jika setiap hasil pekerjaan anak tersebut anda
simpan, diphoto atau divideokan maka suatu saat kumpulan hasil karya anak
tersebut akan menjadi dokumen yang sangat berharga untuk melakukan penilaian
atau asesmen.
Sue Clarck Wortham (1995:203) mengatakan : “Portfolio are a collection
of a child’s work and teacher data from informal and performance assesments to
evaluate development and learning.” Pendapat ini lebih mempertegas dan
memperjelas bagaimana portfolio sebagai suatu proses pengumpulan data
pekerjaan anak dan data guru sebagai bagian dari asesmen informal dan asesmen
performansi untuk menilai belajar dan perkembangan. Rangkaian data portfolio
anak yang tersusun sistematis akan memberikan gambaran tentang performansi
anak tersebut pada sejumlah aspek perkembangan. Dalam konteks ini, anda dalam
melakukan penilaian performansi setiap anak dengan menggunakan metode
portfolio.

66
Mudah-mudahan dengan penjelasan gambling tersebut, anda sudah mulai
dapat memahami tentang makna dan kedudukan portfolio sebagai metode untuk
melakukan asesmen atau penilaian. Semua pendapat yang telah dipaparkan di atas
tentang portofolio selalu mengatakan bahwa portofolio merupakan pengumpulan
hasil kerja siswa (anak usia dini). Dengan hasil kerja atau hasil belajar tersebut
guru dapat mendapatkan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai
aspek secara factual dan otentik.

B.3 Jenis dan Tujuan Portfolio sebagai Metode Asesmen


Anda mudah mudahan masih ingat jenis apa saja portfolio itu. Jenis
portfolio mungkin sebagiannya pernah anda pergunakan pada saat anda praktik
mengajar dulu. Nah…. Sekarang kita coba kaji lagi dan perdalam lagi. Portofolio
dapat juga dikatakan koleksi informasi atau data tentang anak pada berbagai
situasi dan keadaan, terutama dalam mengikuti pendidikan di lemabag PAUD.
Portfolio memiliki berbagai jenis yang mungkin sudah anda kenal, diantaranya
adalah :
1. Hasil kerja anak, misalnya berupa foto berbagai kegiatan anak misalnya foto
saat anak main balok, melukis, interview anak, dan rekaman video.
2. Dokumentasi dengan orang tua, misalnya berupa kuesioner tentang
perkembangan anak, misalnya kegiatan keluarga, daftar anggota keluarga, dan
alamat kontak darurat.
3. Data kesehatan anak, misalnya tentang imunisasi, atau alergi.
4. Dokumentasi guru, misalnya ringkasan interview dengan orang tua, hasil
observasi dan anecdotal records, checklist perkembangan anak, dan lain-lain.
Sebagai sebuah metode dan proses, portfolio memiliki tujuan utama
menggambarkan kinerja belajar (bermain) dan hasilnya yang dicapai oleh setiap
anak. Dengan demikian, portfolio dapat dijadikan metode atau cara untuk
menggambarkan dan menilai perkembangan anak. Selain tujuan tersebut, portfolio
memiliki tujuan yang lebih luas lagi. Anda dapat membaca dan memahami
berdasarkan pendapat berikut ini.

67
Bonnie Campbell Hill dan Cynthia A. Ruptik (1994 : 33):
1) Mendokumentasikan pembelajaran
2) Melihat gambaran diri
3) Memberikan informasi kepada keluarga dan guru
4) Memperbaiki pembelajaran
5) Membantu untuk menentukan tujuan pembelajaran
6) Memperlihatkan hasil belajar siswa yang terbaik
7) Memperbaiki dan menjaga konsep positif pada diri siswa.

Nah….anda lebih paham lagi dengan tujuan portfolio yang lebih luas tersebut.
Tujuan mana yang menurut anda paling menarik atau yang paling susah untuk
dimengerti. Oke….. tujuan “mendokumentasikan pembelajaran” itu menarik
sekali yak arena dengan portfolio peristiwa pembelajaran guru menjadi terekam
dengan sangat baik, bahkan mungkin anda akan menemukan berbagai praktik baik
(best practice) yang telah dilakukan selama anda mengajar. Selain itu, dokumen
fortofolio dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang kita
lakukan. Selain praktik baik, dokumen portfolio juga bisa memperlihatkan praktik
kurang baik alias bad practice yang pernah kita lakukan. Dengan itikad baik dan
jujur, catatan peristiwa itu bisa menjadi dasar bagi kita untuk memperbaiki mutu
pembelajaran yang akan kita berikan selanjutnya.
Portofolio dapat disimpan dan diberikan kepada anak atau orang tua pada
waktu tertentu, misalnya: saat pengambilan raport, di dalamnya memuat laporan
observasi, ceklis, contoh pekerjaan. Portofolio pembelajaran memiliki tujuan yang
lebih luas dari penilaian dan akan mencerminkan filosofi dan tujuan portofolio itu
sendiri. Beberapa tujuan dari portofolio menurut Robert E. Slavin (2009:315)
yaitu bahan data factual penilaian untuk pelaporan ke orang tua. Selain untuk
orang tua, portofolio juga memiliki peranan yang penting untuk guru dalam
membantu mengambil keputusan. Oleh karena itu untuk memudahkan membuat
rekapitulasi penilaian, maka portofolio dapat dikumpulkan berdasarkan wilayah
pengetahuan, aspek perkembangan, atau berdasarkan tema/pembahasan yang ada
dalam kurikulum.

68
B.4 Pengumpulan data dengan Portofolio
Pada bagian ini, anda akan berurusan dengan proses penataan atau
pengaturan dokumen kinerja dan hasil belajar anak serta berbagai data
pendukungan sehingga menjadi bahan untuk penilaian dengan metode portfolio.
Uraian berikut akan memberikan trik atau langkah praktis pada anda agar bisa
mengatur dokumen portfolio dengan tepat dan benar. Perhatikan penjelas berikut
ini :
1. Sebagai pendidik, anda dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2. Buatkan dan tetapkan bentuk hasil belajar atau hasil karya yang akan dibuat
atau ditunjukkan setiap anak.
3. Susunlah alternatif kegiatan pembelajaran (bermain) dan jenis atau bahan
main yang akan dipergunakan anak.
4. Tentukah Teknik proses pengumpulan hasil karya anak dan tempat
menyimpannya.

Anda dapat memperdalam pemahaman asesmen portofolio dengan mengnnjungi link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=cLmuKQRVeHc
by : Guru Belajar

PENILAIAN
PORTOFOLIO (Form

Selain trik tersebut, anda dapat melihat dan membaca proses pengumpulan data
portfolio dan proses mendeskripsikan isi informasi atau data yang ada
didalamnya. Silahkan anda perhatikan bagian berikut :

69
Nama: Shafeeya
Usia : 4 tahun

Data Portofolio Deskripsi Data


Data Tugas Pada awalnya saat shafeeya diajak
berkomunikasi ditanyakan siapa nama dan
berapa umurnya, shafeeya tanpa ada rasa malu
dan ragu langsung menjawabnya. Setelah itu,
saya memberi beberapa pertanyaan lagi seperti
dimana shafeeya sekolah, dan lain-lain.
Kemudian shafeeya
dengan percaya diri menjawab semua
pertanyaan yang saya berikan. Lalu, setelah
saya mendengarkan jawaban shafeeya, saya
mengajaknya untuk menggambar. Saya
berikan kertas, spidol, crayon, dan pensil
warna. Shafeey memilih untuk menggunakan
spidol. Awalnya shafeeya mengatakan kalau
shafeeya tidak bisa menggambar, lalu shafeeya
melihat mama nya yang mengatakan “ kan
shafeeya udah bisa tuh gambar bunga”.
Langsung saja shafeeya mulai menggambar,
shafeeya bilang ingin menggambar orang.
Shafeeya pertama kali membuat bentuk
lingkaran yang dimaksud kepalanya lalu
membuat kaki dan jari-jarinya. Shafeeya
menggambar 4 orang dengan warna spidol
yang berbeda. Setelah shafeeya selesai
menggambar, shafeeya menceritakan tokoh
apa yang telah digambar shafeya. Ada 4 orang
yang sudah shafeeya gambar dengan nama
yang berbeda juga. Shafeeya memberi nama
dari tiap orang yang sudah digambar yaitu ada
blossom, bubble, buttercop, dan professor.
Shafeeya bilang bahwa shafeeya menggambar
tokoh kartun dari powerpuff girls. Shafeeya
bercerita apa yang sedang dilakukan dari tokoh
digambarnya. Shafeeya bilang tokoh blossom,
bubble, dan buttercop diberi tahu oleh
professor bahwa sudah waktunya mereka pergi
ke sekolah, lalu shafeeya menggambar tas di
tiap tokoh tersebut.

Wah….keren kan deskripsi informasi atau data yang disampaikan dalam contoh
tersebut. Anda pasti mulai paham betapa penting dan berharganya dokumen
portfolio seperti itu dan sudah tentu isinya akan memberikan banyak gambaran
tentang perkembangan anak. Nah setelah anda memahami pengumpulan data
melalui portofolio, selanjutnya kita akan sama-sama mengetahui tentang bentu-

70
bentuk format portofolio. Perhatikan dan usahakan pahami beberapa format
portfolio berikut ini :
Catatan Guru tentang Kemampuan Menggambar Anak
Bentuk gambar yang dibuat anak :

Tanggal Menggambar : Judul :

Bentuk gambar yang disukai anak :

Tanggal Menggambar : Judul :

Observasi Lainnya :

Bentuk format portofolio sebagaimana yang ditunjukkan dalam table di atas,


dapat dikembangkan dan digunakan untuk perkembangan cara berfikir, seperti
halnya kemampuan mengobservasi dalam proses kegiatan sains (Carin 1993:
Cliatt & Shaw 1992). Bentuk format lainnya adalah :

71
Nama
:……………………………… :………………………. :………………………………
Tanggal

Guru

Mengatur portofolio
Aku melihat semua hasil di portofolioku
1. Ini hasil karyaku, sesuatu yang aku sukai (Anak
diminta melakukan kegiatan yang disukainya, misalnya
melipat, menempel, melukis, menulis dll)

2. Disini adalah pekerjaanku yang terpenting (diisi komentar


anak tentang hasil karyanya melalui gambar atau tulisan)

3. Ini pekerjaan yang aku sukai lebih dari apapun.


(Anak diminta menggambar dirinya pada cover hasil
portofolionya).

B.5 Penggunaan dan Pengolahan Data Portofolio


Setelah kita sama-sama mencermati dan memahami tentang apa sih
portofolio, cara pengumpulan prortofolio dan contooh bentuk format portofolio,
selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana sih penggunaan portofolio?
Kita sudah memahami bersama bahwa portofolio itu pengumpulan data yang
dilakukan dari waktu ke waktu. Data yang terkumpul dalam portofolio itu dapat
digunakan untuk:
1. Menilai dan melihat aspek perkembangan anak dalam periode tertentu
2. Memberikan umpan balik (feed back) baik bagi guru dan orangtua

72
Portofolio tentu saja dapat digunakan untuk menilai dan melihat aspek
perkembangan anak, karena portofolio merupkan kumpulan penilaian yang sudah
dilakukan oleh guru terhadap anak dalam proses menilai aspek perkembangan
tertentu pada kurun waktu tertentu. Portofolio dapat memberikan gambaran
tentang mana aspek pekembangan anak yang sudah berkembang dengan baik dan
mana aspek perkembangan yang masih belum berkembang. Hal ini sangat
berguna bagi guru untuk mmeberikan layanan pendidikan yang tepat bagi masing-
masing anak dengan karakter dan perkembangan yang berdeda-beda.
Setelah guru melihat aspek perkembangan anak melalui portofolio, guru
dapat melakukan feedback) dengan mempelajari portofolio anak yang selanjutnya
melakukan identifikasi hambatan anak dan memberikan masukan bagi guru untuk
memperbaiki strategi pembelajaran dan metode yang digunakan. Melalui analisis
portofolio, guru dapat mengetahui berbagai potensia masing-masing anak yang
berbeda satu sama lain, karakter, dan hambatan yang dialami masing-masing anak
yang tentu saja berbeda antara anak satu dan anak lainnya. Selaain itu, bagi orang
tua, portofolio yang dibagikan dapat dijadikan pijakan untuk mengoreksi pola
asuh, termasuk untuk meningkatkan peran sebagai orangtua yang mendampingi
dan mendidik dengan cara-cara yag tepat.
Umpan balik (feedback) sangat mungkin dapat dilakukan berdasarkan
portofolio, karena system penilaian portofolio, data yang sudah didapat dan
dikumpulkan tidak hanya sekedar kumpulan data kemudian selesai. Lebih dari
sekedar itu, data yang dikumpulkan melalui portofolio dapat dinalaisis secara
komprehensif dan kolaboratif oleh guru, kepala sekolah, dan orangtua.
Berdasarkan hasil portofolio, guru dan kepala sekolah dapat merancang program
parenting untuk membahasa hambatann-hambatan yang dialami ooleh siswa
dalam proses pembelajaran dan memahami suatu konsep.

73
Forum Diskusi

Seperti pada KB sebelumnya, anda perlu mendiskusikan KB 3 inidengan teman


sekelompok anda. Diskusi anda akan dipandu dalam forum ini agar lebih
mengarah pada sasaran indicator yang diinginkan dari KB 3. Sekarang and abaca
dan pahami alur forum diskusi ini sebagai berikut :
1. Coba anda kumpulkan beberapa hasil karya atau tugas anak usia dini di
Lembaga PAUD. Berdasarkan dokumen tersebut, diskusikan dengan teman
sekelompok anda untuk mulai membaca, memahami dan mendeskripsikan isi
dokumen portfolio tersebut. Cobalah mulai dari 1 dokumen terlebih dahulu
lalu dibaca, dipahami dan dideskripsikan masing-masing. Kemudian hasilnya
dibacakan dan dianalisis Bersama untuk menemukan persamaaan dan
perbedaan masing-masing teman anda dalam menggunakan portfolio.
2. Berdasarkan kesimpulan hasil diskusi point ke-1, cobalah lanjutkan diskusi
kelompoknya dengan menyusun hal-hal apakah yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan hasil karya dan tugas anak menjadi bagian dari
penggunaan metode portofolio?

C. Penutup

RANGKUMAN
Portofolio merupakan pengumpulan hasil kerja siswa. Dengan hasil kerja atau
hasil belajar tersebut guru dapat mendapatkan informasi tentang perkembangan
siswa dalam berbagai aspek secara faktual. Portofolio memerlukan waktu yang
cukup panjang agar informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan secara akurat.
Portofolio dapat berupa hasil kerja anak, misalnya berupa foto berbagai
kegiatan anak, dokumentasi dengan orang tua misalnya kuisioner dengan
orangtua tentang perkembangan anak, datakesehatan anak, misalnya tentang
imunisasi, dokumentasi guru, misalnya ringkasan interview dengan orang tua.
Tujuan portofolio adalah untuk mengevaluasi program. Penggunaan portofolio
yaitu untuk menilai dan melihat aspek perkembangan anak dalam periode
tertentu dan memberikan umpan balik (feed back) baik bagi guru dan orangtua

74
TES FORMATIF 3

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1. Seorang pendidik PAUD dituntut mampu merancang dan
menggunakan portofolio sebagai salah satu metode asesmen yang
bersifat otentik. Dalam penggunaan metode portofolio, asesmen akan
diarahkan pada ....
A. Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya.
B. Narasi untuk catatan anekdot
C. Angket sebagai bahan isian
D. Wawancaa yang dilakukan dengan anak
E. Analisis berbagai dokumentasi
2. Pendidik PAUD dapat mengumpulkan data asesmen dalam kurun
waktu tertentu. Kegiatan asesmen tersebut termasuk ke dalam ....
A. Asesmen wawancara
B. Asesmen otentik
C. Asesmen portofolio
D. Asesmen anekdot
E. Asesmen berbasis tes
3. Seorang pendidik PAUD dapat melakukan pengumpulan data asesmen
melalui metode portfolio. Pengumpulan yang dimaksud adalah …..
A. Data hasil wawancara
B. Data hasil kerja siswa
C. Data hasil observasi
D. Data hasil asesmen otentik
E. Data hasil dokumentasi
4. Seorang pendidik PAUD dapat menggunakan portofolio untuk menilai
dan melihat aspek perkembangan anak. Selain untuk tujuan tersebut
maka pendidik PAUD juga dapat menggunakan portfolio untuk ……
A. memberikan catatan anekdot

75
B. memberikan umpan balik (feed back)
C. menilai observasi
D. mencatat kegiatan anak
E. mendeskripsikan minat anak
5. Ketika seorang pendidik PAUD menggunakan data hasil kerja anak
sebagai bagian dari data mentah asesmen. Data berikut yang paling
tepat menggambarkan data hasil kerja anak adalah…..
A. Data rekapitulasi perkembangan
B. Data kejadian khusus
C. Hasil catatan sehari-hari anak
D. Photo berbagai kegiatan anak
E. Data dokumentasi anak
6. Jika seorang pendidik PAUD akan merancang instrument asesmen
portfolio perlu memperhatikan beberapa kaidah (aturan). Berikut ini
aturan menggunakan portfolio yang paling tepat adalah …..
A. Pendidik membuat rancangan hasil belajar atau tugas anak.
B. Pendidik menyusun alternative pilihan kegiatan belajar
C. Pendidik mendisain alur pembelajaran yang akan diikuti anak
D. Pendidik mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
E. pendidik membuat sumber belajar dan materi pembelajaran.
7. Penggunaan portfolio sebenarnya dapat diperoleh dari sumber data
orang tua anak usia dini. Berikut ini adalah dokumen yang tepat untuk
dijadikan bahan portfolio dari orangtua anak, yaitu :
A. Data kartu keluarga anak
B. Data riwayat kesehatan anak
C. Data pekerjaan orangtua
D. Data penghasilan orangtua
E. Data status sosial anak
8. Penggunaan portfolio oleh guru merupakan proses atau kegiatan yang
panjang dan berkelanjutan. Gambaran proses seperti itu ditunjukkan
oleh kalimat berikut ini yang paling tepat adalah …..
A. Pendidik mengumpulkan dan menilai sampel hasil kerja siswa

76
secara berkelanjutan.
B. Pendidik mengintepretasikan setiap sampel hasil kerja siswa untuk
menilai perkembangannya.
C. Pendidik mengolah data sampel hasil kerja siswa untuk
menempatkan siswa pada kelompok yang sesuai.
D. Pendidik mendeskripsikan data sampel hasil kerja anak untuk
laporan pada orangtua.
E. Pendidik menentukan bahan ajar dan sumber belajar untuk anak.
9. Penggunaan portfolio oleh pendidik banyak tujuan dan manfaat yang
dicapai. Berikut ini adalah manfaat penggunaan portfolio, kecuali …..
A. Melihat gambaran diri
B. Memperbaiki pembelajaran
C. Memperlihatkan hasil belajar terbaik anak
D. Memberi hukuman yang tepat pada anak
E. Mengembangkan program pembelajaran.
10. Penggunaan portfolio oleh pendidik memiliki banyak kelemahan.
Salah satu kelemahan yang paling tepat dari pernyataan berikut ini
adalah ……
A. Data kurang otentik
B. Membutuhkan waktu lama
C. Prosedurnya rumit
D. Kurang objektif
E. harus kontinyu.

77
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood
Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited.
Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and
Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning.
Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate
Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC:
NAEYC.
Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn
and Bacon.
Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second
edition. Allyn and Bacon.1992.
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood
Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company.
Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning.
Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of
Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Fridani, Lara.(2014)., Perencanaan Asesmen Perkembangan pada Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood
education. New York: Teachers College Press, 1994.
Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling.
(http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-event-
sampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani
Press, 2002.
Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat
PAUD, 2010.

Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and


Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990.
Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York:
Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company.
Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power
of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington:
Teaching Strategies NAEYC.
Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess.
Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and
Portofolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline
Harris Stefanakis.
Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd
ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New
York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983.
Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to
The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston:
Pearson Education.

78
Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child.
New York: Macmillan College Publishing Company.
Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling".
(http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologi-
time.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early
Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA.
Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company.
The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.national-
academies.org.
Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation.
Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987.
Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

79
80
Kegiatan Belajar 4 Prosedur
Pelaporan Hasil Asesmen

A. Pendahuluan
Kegiatan belajar 1 telah memberikan pemahaman ulang anda terkait
dengan konsep asesmen yang menjadi pijakan anda dalam menggunakan
pemahaman konsep tersebut pada praktik langsung asesmen. Pemahaman konsep
tersebut mudah-mudahan telah diperkuat oleh materi kegiatan belajar 2 yang
berkaitan dengan penggunakan metode observasi dalam praktik asesmen dan
kegiatan belajar 3 yang mengupas materi tentang penggunaan portofolio dalam
asesemen. Berdasarkan ketiga kegiatan belajar tersebut, anda akan memasuki
bagian akhir modul 5 yakni kegiatan belajar 4 yang terkait dengan memahami
langkah-langkah (prosedur) melaporkan hasil asesmen perkembangan anak.
Pelaporan hasil asesmen ditujukan pada berbagai pihak yang berkepentingan,
khsususnya orangtua dari anak usia dini.
Sebagai bagaian dari modul daring PPG, anda perlu diingatkan bahwa
semua materi asesmen ini sebenarnya pernah diperoleh waktu anda kuliah di level
6 sebagai sarjana Pendidikan (khususnya bidang PAUD). Pada saat perkuliahan di
level 6, anda bukan hanya mempelajari asesmen dari konsep teoritik saja tetapi
anda pernah melakukan asesmen dengan menggunakan metode dan Teknik serta
membuat laporan hasil asesmen ketika anda mengikuti kegiatan praktik
keterampilan mengajar (PKM) di Lembaga PAUD.
Nah sebelum melanjutkan materi tentang prosedur pelaporan hasil
asesmen, Yuuuk…. kita buka kembali pemahaman tentang pengertian pelaporan
hasil asesmen. Pelaporan merupakan kegiatan menyampaikan dan
mengkomunikasikan hasil hasil asesmen guru tentang pencapaian aspek
perkembangan anak yang akan disampaikan kepada orang tua, anak didik, dan
administrasi di lembaga pendidikan anak usia dini. Kegiatan pelaporan ini
biasanya dilakukan dalaam jangka waktu tertentu setelah guru mengumpulkan
data hasil asesmen, biasanya dilakukan di akhir semester. Pelaporan ini penting
dilakukan agar orang tua dapat mengetahui tingkat capaian perkembangan
anaknya selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di sekolah. Berdasarkan

81
pelaporan hasil asesmen ini dharapkan adanya sinergi dan kerjasama yang
berkelanjuran antara guru dan orangtua untuk membantu pencapaian aspek
perkembangan anak.

B. Inti
Sebagai bagian terpenting dan terakhir dari modul 5 ini, anda tidak akan memandang
materi kegiatan belajar 4 ini sebagai materi baru. Mari kita ikuti materi berikut ini yang akan
memperjelas dan memperdalam pemahaman anda tentang pemahaman konsep dan praktik
asesmen. Sebelum anda melanjutkan pemahaman materi KB 4 ini, ada baiknya anda pahami
kembali tujuan pembahasan materi 4 ini sebagai berikut :
Kegiatan CPMK Indikator
Kegiatan Belajar 4 Mampu mengolah data 79. Mampu menggunakan
Prosedur Pelaporan hasil penilaian berbagai teknik penilaian
Hasil Asesmen perkembangan anak dan dalam pembelajaran untuk
melaporkannya kepada ketepatan kesimpulan
stakeholder secara
objektif dan
berkelanjutan
80. Mampu memilih teknik
analisis data sesuai dengan
perolehan data dalam
penilaian capaian
perkembangan belajar anak.
81. Mampu membuat sajian data
hasil penilaian capaian
perkembangan anak usia dini
82. Mampu menafsirkan data
penilaian capaian
perkembangan
83. Mampu menyimpulkan hasil
perkembangan anak untuk
disampaikan kepada stake
holder
84. Mampu membuat
rekomendasi berdasarkan
hasil pilaian

B.1 Bentuk Pelaporan


Nah… selanjutnya kita akan memahami bentuk pelaporan hasil asesmen yang
lazim digunakan oleh lembaga PAUD. Anda tentu saja masih ingat bukan tentang
bentuk-bentuk pelaporan? Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan anak
didik setiap periode waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk:
1. Laporan tertulis

82
Laporan hasil penilaian yang disampaikan bersumber dari data yang
dikumpulkan melalui portofolio, yang berisikan tentang:
a. Sampel hasil guntingan, gambar, cetakan, dan tulisan
b. Jurnal harian anak
c. Coretan gambar (sketsa) sederhana hasil kerja
d. Foto anak sedang beraktivitas
e. Foto hasil display anak
f. Rekaman kaset dan video
g. Hasil cetak dari komputer
h. Pengamatan terstruktur (pengamatan yang sudah dirancang)
i. Penilaian unjuk kerja (dalam bentuk narasi dan contreng)
j. Rekaman anekdot
k. Rekaman koleksi data
l. Sertifikat anak (penghargaan)
m. Catatan dari keluarga
2. Laporan secara lisan
Laporan ini disampaikan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan dan dilaksanakan dengan cara konsultasi antara guru dengan orang
tua.
Penyampaian laporan tertulis dan lisan hasil penilaian anak dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penggunaan bahasa yang lugas
b. Disampaikan dengan penggunaan kalimat positif (menghilangkan kata jangan
dan tidak boleh)
c. Fokus pada permasalahan dan karakteristik anak
d. Obyektif
e. Mengkomunikasikan secara bersahaja

B.2 Pengumpulan Data Hasil Asesmen


Sebelum anda menyampaikan laporan hasil asesmen, anda harus memiliki
data hasil asesmen dari masing-masing anak. Nah…. Data tersebut tertu saja
tidaak dating tiba-tiba saat pelaporan akan disampaikan, tetapi data tersebut perlu

83
dikumpulkan sehingga menjadikannya sebuah pelaporan yang utuh yang
menggambarkan tingkat pencapaian perkembangan anak. Pengumpulan data hasil
asesmen dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui observasi dan portofolio
sebagaimana yang sudah disampaikan pada KB 2 dan KB 3 pada modul PPG ini.
1. Pengumpulan data dengan Observasi
Penyampaian laporan hasil asesmen membutuhakan data sebagai bukti
otentik bahwa anda sudah melakukan asesmen. Data yang dimaksud sudah tentu
adalah bukti faktual yang telah anda peroleh melalui penggunaan berbagai metode
dan teknik asesmen. Data faktual tersebut dapat berwujud data hasil observasi dan
data portofolio. Untuk memahami data faktual dalam asesmen, baiknya anda
mengecek kembali rencana pembelajaran yang pernah anda buat, terutama rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Dalam rencana tersebut, anda pasti
menemukan kolom penilaian atau kolom asesmen dan anda juga pasti akan
memperhatikan indikator perkembangan apa yang menjadi target dalam RPPH
tersebut atau target kompetensi mana yang akan dicapai.
Dalam RPPH, indikator perkembangan yang telah ditetapkan merupakan
indikator yang sifatnya perkiraan atau predictable (dapat diperkirakan muncul).
Hasil pencapaian perkembangan yang aktual atau nyata harus dilakukan melalui
kegiatan asesmen. Nah kegiatan asesmen ini anda lakukan tentu saja harus sesuai
dengan kegiatan bermain atau kegiatan belajar yanag anak-anak lakukan pada hari
tersebut sebagaimana yang tertuang dalam RPPPH. Kegiatan asesmen dilakukan
di semua jenis kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak, bukan. Untuk lebih
memperjelas pemahaman, mari kita coba buat ilustrasi rencana asesmen
berdasarkan RPPH dan hasil asesmen yang diperoleh berdasarkan data faktual
sebagai berikut:

84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

KELOMPOK :B
HARI/TANGGAL : Senin
TEMA/SUB TEMA : Tanaman (Tanaman Obat)

Kompetensi Kompetensi Indikator Materi Metode Media KBM Penilaian


Inti Dasar (Asesmen)
A. Pembukaan
KI-1 (Sikap KD. 1.1 Jenis- Tanya Gambar Salam & doa
spiritual) Mengenal jenis Jawab Tanaman Tanya jawab
Tuhan tanaman Obat jenis tanaman
melalui obat obat ciptaan
ciptaannya ciptaan Tuhan
Tuhan
B. Inti
KI-3 3.6. Mengenal Tanaman Area Seni Observasi
(Pengetahuan) benda -benda cingcau Bermain Portfolio
KI-4 disekitarnya membuat
(nama, warna,
(Keterampilan) cingcau
bentuk,
ukuran, pola, Bermain
sifat, suara, membuat
tekstur, fungsi, kolase dari
dan ciri-ciri daun cingcau.
lainnya)
4.6.
Menyampaikan
tentang apa
dan bagaimana
benda-benda
disekitar

Area Sains

Area

Perhatikan kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti (bermain membuat cingcau)


dan membuat kolase dari daun cingcau kering. Dalam kegiatan itu ada sasaran
asesmen yang harus dinilai oleh guru yakni 3.6. mengenal benda-benda di
sekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya) dan 4.6. menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda
disekitar. Melalui metode observasi guru membuat deskripsi capaian
perkembangan untuk kedua indikator pada seluruh anak yang harus dinilai. Hasil
observasi diperoleh capaian perkembangan (3.6 dan 4.6) dari 17 anak dalam satu
rombongan kelompok B1 sebagai berikut :

85
Nama Anak : Mega Silvia Murni
Usia/Kelompok : 5,3 Tahun/B
Semester/Bulan : 1/Oktober 2019
Ananda Mega mengambil 3 helai daun cingcau, memegang dan mengusap
ketiga daun cingcau. Beberapa saat berikutnya, ananda mulai meremas-remas
daun cingcau di atas mangkok plastik sampai keluar airnya. Ananda
menambahkan air kedalam daun cingcau yang sudah diremas. Ananda
tersenyum sambil memindahkan perasan daun cincau dengan menggunakan
saringan kedalam mangkok plastik kosong. Ananda berhasil selesai mengikuti
langkah-langkah membuat perasan air daun cingcau.

Selain membuat narasi hasil asesmen dalam bentuk seperti itu untuk setiap anak ada juga guru
yang membuat deskripsi hasil asesmen sebagai berikut :

No Nama Anak Deskripsi Hasil Asesmen


1. Ani Sofiani Ani memperhatikan dan memegang beberapa
daun cingcau. Ananda memilih 5 helai daun
cingcau dan langsung meremas di atas
saringan sambil menambahkan air. Ananda
memperoleh hasil air perasan daun cingcau
dalam jumlah sedikit.
2. Budi Armando Ananda langsung mengambil daun cingcau
dan meremasnya di atas saringan. Ananda
tampak cemberut dengan jumlah air sedikit
dari hasil perasaan daun cingcau
3. Mega Silviani Ananda Mega mengambil 3 helai daun
cingkau, memegang dan mengusap ketiga
daun cingcau. Beberapa saat berikutnya,
ananda mulai meremas-remas daun cingcau
di atas mangkok plastic sampai keluar airnya.
Ananda menambahkan air kedalam daun
cingcau yang sudah diremas. Ananda
tersenyum sambil memindahkan perasan
daun cincau dengan menggunakan saringan
kedalam mangkok plastik kosong. Ananda
berhasil selesai mengikuti langkah-langkah
membuat perasan air daun cingcau.
4. Dst.

Selain data naratif hasil observasi guru tersebut, ada juga diantara guru
yang membuat hasil asesmen melalui observasi dengan hasil BSB (4 anak), BSH
(7 anak), MB (3 anak) dan BB (3 anak). Hasil tersebut diperoleh guru dengan
menggunakan observasi dengan teknik check list. Pertanyaan berikutnya adalah

86
kriteria apakah yang dipergunakan anda untuk menentukan bahwa perilaku anak
sudah BSB, BSH, MB dan BB?
Yuuk… kita ingat kembali tentang penentuan kriteria hasil asesmen
Berkembang Sangat Baik (BSB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai
Berkembang (MB), dan Belum Berkembang (BB). Guru dapat menentukan
kriteria tersebut dengan membuat rubric penilaian yang akan dijadikan acuan
ketika akan memberikan hasil asesmen tersebut. Mari kita coba membuat rubrik
penilaian untuk menentukan hasil asesmen sebagai berikut:

Aspek Jenis Penilaian


Indikator kegiatan
Perkembangan BSB BSH MB BB
Bermain

Motork Halus Kecakatan Meremas Mampu Mampu Mampu Belum mampu


jari tangan daun melukis meremas meremas meremas daun
dengan jari daun cingcau daun cingcau cingcau/ masih
cingcau dengan tapi masih dengan harus dibantu
gerakan halus dengan gerakan halus untuk
sekaligus gerakan dan teratur menggerakkan
teratur dan meremas tapi jari puntuk
waktu yang kasar dan membutuhkan mereas daun
cepat membutuhkan waktu yang cingcau
waktu yang lama
lama

Berdasarkan tabel rubrik penilaian tersebut, akan memudahkan guru memberikan


penilaian BSB, BSH, MB, ataupun BB. Masing-masing tingkat pencapaian hasil
asesmen terlihat perbedaan, sehingga perbedaan kriteria tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan ketika melihat perilaku yang muncul pada masing-masing anak
pada saat mengikuti kegiatan bermain yang sudah dirancang oleh guru dalam
RPPH.

2. Pengumpulan data dengan Portofolio


Pengumpulan data portfolio biasanya dilakukan melalui pemberian
serangkaian tugas pada anak sesuai dengan kegiatan bermain dan tugas yang
disisipkan dalam permainan tersebut. Dalam kasus di atas, setelah ada bermain
membuat cingcau dilanjutkan dengan bermain membuat kolase dengan daun
cingcau kering. Hasil tugas membuat kolase dapat dijadikan bahan untuk

87
melakukan pengumpulan data dengan portfolio. Contoh lain pengumpulan data
fortofolio dapat diberikan gambaran sebagai berikut :
Nama: Shafeeya
Usia : 4,5 tahun
Data Portofolio Deskripsi Data
Data Tugas Pada awalnya saat shafeeya diajak
berkomunikasi ditanyakan siapa nama dan
berapa umurnya, shafeeya tanpa ada rasa
malu dan ragu langsung menjawabnya.
Setelah itu, saya memberi beberapa
pertanyaan lagi seperti dimana shafeeya
sekolah, dan lain-lain. Kemudian shafeeya
dengan percaya diri menjawab semua
pertanyaan yang saya berikan. Lalu, setelah
saya mendengarkan jawaban shafeeya, saya
mengajaknya untuk menggambar. Saya
berikan kertas, spidol, crayon, dan pensil
warna. Shafeey memilih untuk menggunakan
spidol. Awalnya shafeeya mengatakan kalau
shafeeya tidak bisa menggambar, lalu
shafeeya melihat mama nya yang mengatakan
“ kan shafeeya udah bisa tuh gambar bunga”.
Langsung saja shafeeya mulai menggambar,
shafeeya bilang ingin menggambar orang.
Shafeeya pertama kali membuat bentuk
lingkaran yang dimaksud kepalanya lalu
membuat kaki dan jari-jarinya. Shafeeya
menggambar 4 orang dengan warna spidol
yang berbeda. Setelah shafeeya selesai
menggambar, shafeeya menceritakan tokoh
apa yang telah digambar shafeya. Ada 4 orang
yang sudah shafeeya gambar dengan nama
yang berbeda juga. Shafeeya memberi nama
dari tiap orang yang sudah digambar yaitu ada
blossom, bubble, buttercop, dan professor.
Shafeeya bilang bahwa shafeeya menggambar
tokoh kartun dari powerpuff girls. Shafeeya
bercerita apa yang sedang dilakukan dari
tokoh digambarnya. Shafeeya bilang tokoh
blossom, bubble, dan buttercop diberi tahu
oleh professor bahwa sudah waktunya mereka
pergi ke sekolah, lalu shafeeya menggambar
tas di tiap tokoh tersebut.

88
Selain kedua Teknik pengumpulan data tersebut, pendidik PAUD dapat
menggunakan ragam Teknik lainnya agar deskripsi perkembangan dan hasil
asesmen menjadi lebih tepat dan otentik.

B.3 Pengolahan Data Asesmen


Pengolahan data asesmen pada dasarnya diarahkan pada upaya menganalisis sasaran
objek asesmen berdasarkan data yang sudah terkumpul. Pendidik berusaha mengolah deskripsi
data yang sudah digambarkan. Berikut ini digambarkan contoh pengolahan data asesmen dengan
menggunakan sasaran objek perkembangan anak :
Hasil Karya Anak Deskripsi Hasil Hasil Assesmen Capaian
Penilaian Perkemba
ngan

DataTugas  Gambar rumah, Bahasa, (Pra-menulis) BSB


orang, meja, kursi, menulis huruf dari
makanan, tas, buku, namanya sendiri
pensil,bintang, Fisik Motorik, (Motorik BSH
bulan, matahari, bola halus) terampil
 Menulis nama menggunakan tangan
 Warna pink dan biru kanan dan kiri
 Gambar Annisa, (menggambar) BSB
Mama, Tante Ijah Kognitif, (Berpikir logis)
dan bayi, Nenek Mengklasifikasikan
(berdasarkan cerita benda berdasarkan 3
anak) variabel warna, bentuk,
 Ada bentuk persegi dan ukuran dan BSB
panjang, persegi, Kognitif, (belajar
bulat, segitiga pemecahan masalah)
 Annisa ingin Menyebutkan nama
menggambar lagi anggota keluarga dan BSB
(ketika ditanyakan teman
mau bermain apa Bahasa, (Mendengar dan
lagi) menyimak)
Mengungkapkan
keinginan, perasaan, dan
pendapat dengan kalimat
sederhana dalam BSB
berkomunikasi dengan
anak atau orang dewasa
Seni(Visual art) BSH
Menampilkan hasil karya
seni dalam bentuk
gambar
Sosial Emosional, BSB

(Bertanggung jawab)
berani mengemukakan
pendapat dan keinginan

89
CATATAN ANEKDOT
Tanggal:........................
/...........

Usia/Kelas : ........... Nama Guru:...................................

Nama Anak Tempat Waktu Peristiwa/Perilaku Capaian Perkembangan


(Usia)

Zizah (5 Tahun) Area Seni 09.00 Zizah membuat coretan dalam Fismot (BB)
sebuah buku gambar. Ia
membuat coretan beberapa
garis lurus dan menyebutnya Bhs (BSH)
“ini kandang kerbau”. Ketika
ditanya “kerbaunya mana” ia
menjawab lagi mandi di kali.

Jika anda membaca dan melihat isi kolom ketiga dan keempat, mungkin anda
bertanya, bagaimana cara menentukan capaian perkembangan dengan status
(kriteria) BSB, BSH, MB dan BB. Nah…..bagian inilah yang menjadi persoalan
pendidik PAUD di lapangan. Dalam standar nasional PAUD (permendikbud 137
tahun 2014) dan Kurikulum 2013 PAUD (permendikbus 146 tahun 2014) tidak
ada rujukan atau panduan untuk menentukan kriteria untuk BSB, BSH, MB dan
BB. Sebagai solusinya, anda perlu menyusun sendiri kriteria tersebut dalam
bentuk rubrik. Sebelum memberikan contoh tentang rubrik mari kita lihat bersama
gambaran masing-masing kriteria yang disusun dalam pedoman penilaian sebagai
berikut :
Kriteria Umum Capaian Perkembangan

a. 1 (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan


bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
b. 2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih
harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
c. 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh guru;
d. 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang
belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.

90
Attention : hati-hati ya….jangan sampai anda memaknai BB (skor 1), MB (skor
2), BSH (skor 3) dan BSB (skor 4) menjadi data mentah yang akan mengukur rata
perkembangan anak pada setiap indikator.

Direktorat Pembinaan PAUD telah menyusun pedoman kriteria pencapaian perkembangan anak.
Berikut ini contoh penyusunan rubrik perilaku yang menggambarkan secara spesifik indikator
perilaku dari aspek perkembangan yang bisa anda pertimbangkan.

ASPEK CAPAIAN DESKRIPSI


PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN
NILAI AGAMA & MORAL
Pengetahuan Agama VG Ananda memiliki pengetahuan
dan Moral (BSB) agama dan moral yang hari besar
keagamaan, tempat ibadah, cara
beribadah dan toleransi dalam
beragama.
BSB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan,
tempat dan cara beribadah serta cara menghormati sesama
BSH Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan dan
tempat serta cara beribadah.
MB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan
BB Sesekali menunjukkan pengetahuan tentang hari besar
keagamaan
Perilaku Beragama VG
(BSB)
BSB Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib, berperilaku jujur,
sopan, hormat dan menghargai cara beragama orang lain.
BSH Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib dan berperilaku
jujur, sopan, hormat.
MB Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib.
BB Sewaktu-waktu melaksanakan praktik ibadah wajib.

Pengetahuan Agama dan Moral


1. Mengenal agama yang dianut
BSB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan,
tempat dan cara beribadah serta cara menghormati sesama
BSH Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan
dan tempat serta cara beribadah.
MB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan
BB Sesekali menunjukkan pengetahuan tentang hari besar
keagamaan
Perilaku Beragama
BSB Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib, berperilaku
jujur, sopan, hormat dan menghargai cara beragama

91
orang lain.
BSH Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib dan
berperilaku jujur, sopan, hormat.
MB Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib.
BB Sewaktu-waktu melaksanakan praktik ibadah wajib.

Bahasa
Keterampilan Mendengar dan Menyimak
(Memahami bahasa)
BSB Mengikuti perintah, informasi dan percakapan yang lebih
kompleks
BSH Melbatkan dan menanggapi dalam percakapan atau beberapa
perintah.
MB Mengikuti perintah sederhana
BB Kadang-kadang memberi tanggapan
Mengungkapkan bahasa
(Berbicara,Pra-Menulis dan Pra-membaca)
Keterampilan Pra-membaca
(Pre-reading skill)
BSB Mulai membaca lancar pada kalimat sederhana
BSH (ToRS) Mulai menunjukkan pemahaman pada huruf dan kata
MB ((Bridging Menghubungkan kata (huruf) dengan gambar yang sesuai
Reading)
BB (MS & SCS) Mulai tertarik dengan tulisan dan bacaan serta merasa dirinya
sudah bisa membaca
Keterampilan Pra-menulis
(Pre-writing skill)
BSB Membuat tulisan yang sesuai dengan ejaan.
BSH (ToRS) Membuat coretan mirip huruf
MB ((Bridging Membuat coretan acak
Reading)
BB (MS & SCS) Menggunakan alat tulis dengan benar
Keterampilan Berbicara
(Communication skill)
BSB Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang
kompleks.
BSH Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang
lengkap
MB Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang
sederhana
BB Menggunakan kata yang terbatas

Berdasarkan hasil analisis fakta yang digambarkan dari deskripsi hasil


asesmen maka dapat disimpulkan capaian perkembangan setiap anak pada setiap
indicator perkembangan. Persoalan yang sering ditemukan guru di lapangan dan

92
mungkin juga anda adalah samakah pandangan guru untuk menentukan status
anak BSB, BSH, MB dan BB? Jawaban mungkin sama dan mungkin berbeda.
Untuk mendekati kesamaan dalam menilai maka dibutuhkan rubrik sebagai
descriptor dari masing-masing kriteria capaian perkembangan.
Hal penting lain yang perlu anda perhatikan pada saat analisis hasil asesmen
adalah kedudukan anak yang berada dalam posisi BB (Belum Berkembang) dan
bahkan mungkin ada anak yang mengalami gejala-gejala berbeda sekali dan
membutuhkan perhatian khusus. Biasanya anak ini berada di bawah status BB
yang mengarah pada kemungkinan anak berkebutuhan khusus. Jika anda
menemukan anak seperti ini dari hasil asesmen maka sebaiknya segera
dikonsultasikan pada teman sejawat anda dari profesi guru pendidikan khusus.

B.3 Laporan Hasil Asesmen


Pada bagian akhir ini, mari kita ingat kembali pola pelaporan hasil asesmen.
Anda masih mengingatnya bukan? Pola pelaporan hasil asesmen harus sesuai
dengan pengumpulan data hasil asesmen yang telah dilakukan sebelumnya selama
periode waktu yang telah ditentukan. Pola pelaporan hasil asesmen perkembangan
anak, anda seharusnya dapat membaca dan memahaminya dalam pedoman
penilaian perkembangan anak dalam kurikulum 2013 PAUD (Permendikbud 146
tahun 2014). Coba perhatikan pola atau alur penjelasan berikut:
Prosedur Pelaksanaan Penilaian Perkembangan Anak
1. Peganglah kompilasi data anak yang merupakan input utama dalam menuliskan
laporan.
a. Apabila simpulan akhir adalah BSH dan BSB, masukkanlah indikator-indikatornya
ke dalam teks laporan dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini
merupakan kekuatan dan kompetensi anak.
b. Apabila simpulan akhir adalah BB dan MB, masukkanlah indikator-indikatornya ke
dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini
merupakan rekomendasi bagi anak.
Harapannya orang tua dan guru membantu menstimulasi untuk waktu-waktu yang
akan datang.
2. Berikan pengantar pada bagian/ paragraf PENDAHULUAN. Tuliskan hal-hal umum
tentang anak, misalnya kehadiran, kesukaan dan kepribadian anak.
3. Tuliskan 6 program pengembangan (nilai agama & moral, fisik motorik, sosial
emosional, bahasa, kognitif dan seni). Dalam tiap program pengembangan masukkan
Kompetensi Dasar yang telah dituliskan. Jangan lupa tulis pula indikator-indikator
yang muncul dari Kompetensi Dasar tersebut. Apabila ada fakta-fakta dari catatan
anekdot atau hasil karya, masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak

93
tersebut.
4. Jika ada foto yang dapat menggambarkan kemampuan anak dapat dilampirkan
di bagian atau paragraf yang sesuai dengan aspek yang dilaporkan.

Coba juga panduan ini berikut ini untuk menyusun laporan narasi perkembangan
anak.
Adapun rambu-rambu dalam penulisan narasi laporan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan bahasa positif.
2. Obyektif/ individual.
3. Tidak menghakimi.
4. Terdapat unsur Kekuatan (K) yang merupakan kekuatan anak atau menggambarkan
ketercapaian Kompetensi Dasar dalam bentuk tata bahasa Subjek, Predikat dan
Keterangan yang ditunjukkan melalui indikator yang disertai Ilustrasi/ Contoh (IC)
perilaku spesifik.
5. Terdapat unsur Kebutuhan dan Rekomendasi (KR) yang menggambarkan
perkembangan/ kemampuan yang belum tercapai sehingga masih membutuhkan
bantuan yang diikuti saran menindaklanjutinya.
6. Sertakan (IC) yang merupakan Ilustrasi/ Contoh perilaku spesifik sebagai
bukti/otentikasi dari perkembangan anak yang dilaporkan.
Rumusan KR diisi jika hasil penilaiannya BB/ MB. Rumusan KR juga diperkenankan
disampaikan kepada orang tua secara tertulis ataupun lisan untuk memperkuat
kemampuan anak yang sudah mencapai kemampuan BSH ataupun BSB.

Mudah-mudahan panduan tersebut dapat membantu anda untuk membuat laporan


secara lebih tepat dan benar. Laporan
Pemahaman lebih lengkap tentang pelaporan hasil asesmen, coba anda lihat link
video berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=bBDQe51HNxw
https://www.youtube.com/watch?v=fPf7ZLgcMJ4 https://www.youtube.com/watch?
v=L8NWdwz8gNY

Sebagai bagian akhir dari penjelasan ini, mari anda simak contoh laporan akhir
yang sudah diberikan panduannya dalam panduan penilaian di kurikulum 2013
PAUD berikut ini.

94
PENDAHULUAN
Mengikuti perkembangan Ananda Abas pada awal tahun ajaran baru ini, sungguh merupakan
pengalaman yang menyenangkan. Abas merupakan anak yang mandiri. Kemandirian Abas sudah
tampak sejak awal semester 1, ditunjukkan dengan mau ditinggalkan orang tua untuk bermain bersama
guru dan teman-teman di sekolah sejak Abas baru mengikuti kegiatan di sekolah selama sepekan,
mudah bergaul, mau bermain dengan semua anak, ramah dan suka bercerita tentang pengalamannya
kepada kami dan teman-temannya.
PERKEMBANGAN NILAI AGAMA & MORAL
Perkembangan nilai agama dan moral ananda Abas berkembang sangat
baik, seperti :
 Dapat mengucapkan Basmallah sebelum
melakukan kegiatan, mengucap Hamdallah
ketika selesai melakukan kegiatan,
mengucapkan istighfar ketika lupa peraturan,
Allahu Akbar, Masha Allah dan Subhanallah
ketika melihat ciptaan Tuhan.
 Dapatmengucapkando’a-do’adan
menunjukan sikap tertib dalam berdoa, meliputi do’a mau makan, do’a setelah makan, do’a mau
belajar, do’a keluar kamar mandi, do’a keluar rumah, do’a orang tua.
 Ananda menunjukkan kemampuan dalam mengucapkan beberapa surat pendek diantaranya surat
An-Naas, Al-Falaq, Al-ikhlas, Al-Lahab dan An-Nashr,
 Dapat mengikuti senandung Asmaul Husna yang diucapkan secara bersama-sama (Ar-Rahman
s.d. Al-Khobir) serta bersholawat Nabi.
 Ananda dapat mengikuti gerakan praktek sholat dengan tertib dan membacakan bacaan sholat
dengan baik.
 Ketika bertemu dengan Ibu guru, ananda menunjukan sikap menyapa dengan ramah dan
bersalaman dengan santun.
 Ananda sudah mengenal Nabi Muhammad SAW serta nama Malaikat Jibril, Mikail, Raqib dan Atid
beserta tugasnya.

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK

95
Beberapa perkembangan fisik motorik Ananda Abas
berkembang sesuai harapan ditunjukkan dengan:
 Ananda mampu melakukan berbagai gerakan
terkoordinasi untuk melatih kelenturan dan keseimbangan
seperti berjalan jongkok, merayap, berjalan di atas papan
titian, melompat dan berlari.
 Ananda mampu melakukan permainan fisik, seperti
permainan dengan media simpai, bermain bola keranjang
serta permainan tradisional seperti galasin, Bapak beruang,
tok tok Ubi dan petak jongkok.
 Ananda terlihat sudah terampil menggunakan tangan
kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, seperti menggunakan sendok dan garpu saat makan,
menggunakan pensil saat menulis, menggunakan crayon dan kuas saat melukis.
 Ananda juga terlihat dapat menirukan bentuk, meronce, menggambar, menempel, menggunting
sesuai pola, meniru angka dan aktivitas lainnya yang menstimulus motorik halus Ananda.
 Ananda sudah memperlihatkan perilaku hidup bersih dengan terbiasa mencuci tangan sebelum
makan dan membuang sampah pada tempatnya.
 Ananda sudah terbiasa minum setiap selesai bermain dan setiap selesai makan, menunjukan
suka makan sayur dan buah-buahan yang disediakan di sekolah.
 Berikut pertumbuhan fisik ananda:
Juli Agustus September Oktober November Desember
Berat Badan
Tinggi Badan
Lingkar kepala
Adapun perkembangan fisik motorik ananda Abas yang mulai berkembang adalah:
 Ananda lebih menyukai makanan berupa lauk saja. Hal ini berarti kemampuan ananda yang
mencerminkan perilaku hidup sehat masih mulai berkembang.
Rekomendasi :
Perkembangan kompetensi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua adalah :
Pencapaian perkembangan kompetensi mengonsumsi sayuran masih belum berkembang. Saat di
sekolah, Ananda lebih menyukai makan hanya dengan lauk saja. Oleh karena itu, mohon bantuan
orang tua untuk membiasakan ananda makan sayur setiap hari.

96
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kemampuan Abas dalam aspek perkembangan kognitif telah
berkembang sesuai harapan dengan rincian sebagai berikut :
 Ananda mulai dapat menunjukkan sikap kreatif dalam
menyusun puzzle dan membuat bentuk sederhana dari
media lego, dan selalu menyelesaikan tugas hingga
tuntas.
 Ananda dapat mengelompokkan benda, ananda dapat
mengelompokan benda-benda berdasarkan bentuk,
warna, ukuran, sifat, jenis, dan fungsi.
 Ananda dapat menemukan hubungan antar dua benda. Seperti
menghubungkan ayam dengan makanan ayam, kambing
dengan makanan kambing, ikan dan makanan ikan.
 Ananda dapat menghubungan benda dengan tulisan kata benda tersebut, seperti gambar apel
dengan tulisan apel, gambar mobil dengan tulisan mobil.
 Ananda juga sudah mulai mengenal perbedaan kasar–halus, mengenal posisi atas-bawah, kanan-
kiri, depan-belakang, mencoba macam-macam rasa (manis dan asin),
 Ananda mampu membilang 1-20 tanpa bantuan, mengenal bentuk lambang bilangan 1-20, dapat
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, membedakan dan membuat 2 kumpulan benda
yang lebih banyak atau lebih sedikit. Ananda juga sudah mampu menyebutkan lebih dari satu
kegunaan dari suatu benda, mencari dan menunjuk beberapa benda berdasarkan fungsinya,
mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut fungsinya.
 Ananda menyelesaikan tugas hingga tuntas ketika menanam pohon dan selalu menyiramnya
setiap pagi.
 Ananda dapat menggunakan gelas, sendok, pisau plastik, saringan, teko sesuai fungsi saat saat
aktivitas membuat es jeruk, menggunakan gayung dan ceret saat menyiram tanaman.

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI


Secara umum perkembangan ananda Abas dalam aspek perkembangan sosial emosional
berkembang

97
sesuai harapan.
 Ananda sudah menunjukkan rasa percaya
dirinya dengan selalu mengangkat
tangan setiap guru bertanya, sering
menyampaikan gagasan, dan berani tampil
menyanyi di depan teman-temannya.
 Ananda menunjukan sikap jarang terlambat ke
sekolah, mau menerima konsekuensi ketika
melakukan kesalahan atas
aturan yang sudah dibuat bersama.
 Ananda sudah memperlihatkan sikap sabar saat menunggu temannya yang belum selesai bermain,
sabar mengantri saat cuci tangan, sabar saat menunggu jemputan tiba.
 Ananda sudah tidak menangis lagi ketika berpisah dengan ummi di jam sekolah, dapat bermain
sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan sepatu sendiri.
 Luar biasa ananda sering berbagi makanan dengan temannya, mau menyapa temannya, berusaha
menghibur temannya yang menangis.
 Ananda menunjukan suka bermain bersama teman-temannya bermain tanpa membedakan-
bedakan dan memilih-milih teman.
 Ananda menunjukan kedekatan dengan guru baru dan teman barunya, sering terlihat mengajak
teman untuk bermain bersama.
 Setiap selesai bermain ananda menunjukan sikap tanggung jawab dengan selalu memebereskan
mainan ke tempatnya setiap selesai bermain.
PERKEMBANGAN BAHASA
Perkembangan bahasa Ananda Abas telah berkembang sesuai harapan pada point-point berikut ini:
 Ananda dapat melakukan satu sampai empat perintah sederhana secara berurutan, misalnya
setelah berbaris di depan kelas ibu guru memberikan informasi, yaitu “masuk ke dalam kelas,
simpan tas, ambil botol minum lalu duduk di karpet.”
 Ananda dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita panen buah, beternak sapi, beternak ayam,
liburan ke desaku, saat ditanya oleh guru.
 Ananda menunjukan inisiatif mengungkapkan gagasan dan cara yang anak inginkan, serta dapat
menceritakan kembali cerita panen buah, beternak sapi, beternak ayam, liburan ke desaku, saat
ditanya oleh guru.

98
 Ananda selalu berinisiatif menuliskan
namanya pada setiap karya yang ia buat
seperti karya gambar, kolase, pesawat-
pesawatan, mobil-mobilan.
 Keaksaraan Ananda juga berkembang
dengan baik, terlihat dari kepandaian
ananda dalam mengenal suara huruf awal
dari nama benda-benda yang ada di
sekitarnya, mengenal huruf yang ada pada namanya, dan mampu mencari kata berawalan ba-bi-bu-
be-bo tanpa bantuan guru.
PERKEMBANGAN SENI
Sedangkan kemampuan ananda Abbas dalam
perkembangan seni mulai berkembang sesuai
harapan :
 Ananda menunjukan rasa suka pada kegiatan
menggambar meniru bentuk bentuk binatang
seperti ayam, kambing, kelinci dan kuda, bentuk
buah-buahan seperti mangga, jeruk nanas,
dapat berkreasi dari bahan bekas, dan mampu
membuat kreatifitas dari bahan
dasar kain planel.
 Ananda menunjukan minat dan kesenangan bernyanyi, selalu bersemangat saat bernyanyi
bersama, dapat menyanyikan beberapa lagu sederhana misalnya lagu Hari merdeka, haji,
singkong, paman dari desa secara bersama-sama.
 Ananda selalu memberikan semangat dengan bertepuk tangan setiap temannya tampil.
 Ananda juga menunjukan kemampuan menari yang cukup baik dengan dapat menirukan tarian
senam pinguin, chicken dance, senam maumere.

PENUTUP
Pada umumnya, pencapaian perkembangan Ananda Abas berkembang sesuai harapan. Kemandirian,
tanggung jawab dan kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami, ananda semakin
mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya dan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga
semakin menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap

99
makanan yang berasal dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat senantiasa bekerja sama dalam
memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat memaksimalkan potensi, bakat, dan kreativitasnya demi
perkembangan yang optimal.

Forum Diskusi

Pada bagian akhir ini, anda perlu mendiskusikan secara lebih serius
mengingat KB 4 merupakan rangkuman pemahaman anda dari KB 1, KB 2 dan
KB 3. Sebagai puncak dari pemahaman modul asesmen perkembangan anak,
cobalah anda berdiskusi dengan teman sekelompok tentang hal-hal berikut :
Jika anda dengan teman sekelompok diminta untuk menyimpulkan salah satu sub
aspek perkembangan anak (misalnya sub aspek kemampuan memecahkan
masalah dalam aspek kognitif) dengan menggunakan metode observasi dan
portfolio. Coba diskusikan bagaimana langkah yang akan anda kerjakan agar
memperoleh kesimpulan hasil perkembangan anak yang objektif dan dapat
dipercaya.

C. Penutup

RANGKUMAN

Pelaporan hasil asesmen pada orangtua merupakan bagian dari puncak


pertanggung jawaban layanan PAUD secara professional yang anda lakukan.
Untuk memberikan pertanggung jawaban laporan asesmen perkembangan anak
yang tepat dan otentik maka perlu dipahami sejumlah prosedur atau langkah-
langkah. Pengumpulan data hasil asesmen dengan menggunakan metode dan
Teknik tertentu merupakan langkah awal yang harus diperhatikan pendidi. Hasil
pengumpulan data tersebut dapat dijadikan pijakan untuk memberikan
informasi tentang perilaku apa yang terlihat menggambarkan aspek
perkembangan tentu. Penggambaran deskripsi perilaku yang ditemukan dapat
dikonfirmasikan dengan rubrik perilaku yang sesuai dengan kriteria tertentu.

TES FORMATIF 4

100
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1. Dalam pengolah data penilaian (asesmen), seorang pendidik harus mampu
melakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Pernyataan berikut adalah
proses pengumpulan data yang tepat adalah :
A. mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak
B. menggambarkan data atau informasi secara sistematik
C. memberikan komentar analisis pada data yang ada
D. melakukan pengecekan kebenaran data yang diperoleh
E. menata lingkungan belajar yang nyaman dan aman
2. Pendidik PAUD dapat mengumpulkan data asesmen yang mendeskripsikan
perilaku anak dalam situasi sesungguhnya. Kegiatan asesmen tersebut
termasuk ke dalam ....
A. asesmen portofolio
B. asesmen wawancara
C. asesmen otentik
D. asesmen berbasis tes
E. asesmen anekdot
3. Pada pelaporan hasil asesmen hal terpenting yang harus guru perhatikan
dalam penulisan laporan perkembangan anak yaitu ....
A. obyektif
B. cepat
C. insidental
D. bertahap
E. berkesinambungan
4. Pengumpulan data asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan
detail tentang tingkah laku anak termasuk ke dalam….
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. time sampling

101
E. snowball sampling
5. Pengolahan data asesmen merupakan upaya menelaah hasil deskripsi data
asesmen menjadi ...
A. data rekapitulasi perkembangan
B. data kejadian khusus
C. data capaian perkembangan anak
D. data catatan sehari-hari anak
E. data perkembangan khusus anak
6. Dalam proses pembelajaran yang tertuang melalui RPPH, asesmen dilakukan
terhadap indikator perkembangan yang bersifat….
A. acceptable
B. predictable
C. measurable
D. adaptable
E. fisieble
7. Penyampaian laporan hasil asesmen membutuhkan data sebagai bukti….
A. otentik
B. kontekstual
C. objektivitas
D. otoritas
E. observasi
8. Sebelum anda menyampaikan laporan hasil asesmen, anda harus memiliki
data….
A. hasil penelitian
B. hasil pengamatan
C. hasil asesmen
D. hasil audit
E. hasil wawancara
9. Pengumpulan data portofolio biasanya dilakukan melalui pemberian….
A. serangkaian tugas
B. serangkaian penilaian
C. serangkaian penghargaan

102
D. serangkaian pengamatan
E. serangkai wawancara
10 Pada penulisan laporan disampaikan dua program yang meliputi….
A. program pengembangan observasi dan portofolio
B. program pengembangan observasi dan kemampuan dasar
C. program pengembangan perilaku dan portofolio
D. program pengembangan perilaku dan kemampuan dasar
E. program pengembangan proses dan hasil belajar anak.

DAFTAR PUSTAKA
Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood
Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited.

103
Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and
Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning.
Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate
Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC:
NAEYC.
Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn
and Bacon.
Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second
edition. Allyn and Bacon.1992.
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood
Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company.
Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning.
Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of
Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood
education. New York: Teachers College Press, 1994.
Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling.
(http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-event-
sampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani
Press, 2002.
Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat
PAUD, 2010.

Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and


Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990.
Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York:
Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company.
Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power
of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington:
Teaching Strategies NAEYC.
Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess.
Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and
Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline
Harris Stefanakis.
Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd
ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young
children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004.
Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New
York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983.
Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to
The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc.
Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston:
Pearson Education.
Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child.
New York: Macmillan College Publishing Company.

104
Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling".
(http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologi-
time.html, diakses tanggal 02 Mei 2014).
Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early
Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA.
Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York:
Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company.
The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.national-
academies.org.
Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation.
Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987.
Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

KUNCI JAWABAN SOAL

105
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. A
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. C
9. A
10. B
Kunci Jawaban Formatit KB-2
1. A
2. B
3. A
4. B
5. C
6. A
7. B
8. B
9. B
10. D

Kunci Jawaban Formatif 3


1. A (Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya.)
2. C (Asesmen portofolio)
3. B (hasil kerja siswa)
4. B (memberikan umpan balik/feed back)
5. D (foto berbagai kegiatan anak)
6. D
7. B
8. A

106
9. D
10. B

Kunci Jawaban Formatif 4


1. A (Mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak)
2. C (Asesmen otentik)
3. A (Obyektif)
4. B (Running record)
5. C (Data capaian perkembangan anak)
6. B (Predictable)
7. A (Otentik)
8. C (Hasil Asesmen)
9. A (Serangkaian Tugas)
10. D (Program pengembangan perilaku dan kemampuan dasar)

TES SUMATIF

107
1) Pelaksanaan penilaian proses dan hasil perkembangan anak mengacu pada
prinsip kesesuaian dengan metode. Pernyataan berikut yang paling tepat
menggambarkan pelaksanaan prinsip tersebut adalah…..
A. Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada administrasi yang teratur.
B. Penilaian dilaksanakan mengikuti pola perkembangan anak.
C. Penilaian dilaksanakan untuk mengadvokasi perkembangan anak.
D. Penilaian dilaksanakan sesuai dengan ketepatan metode dan Teknik yang
dipergunakan.
E. Penilaian dilaksanakan dengan cara-cara yang objektif

2) Dalam membuat rancangan observasi, seorang pendidik PAUD perlu


memperhatikan banyak hal. Pernyataan yang paling tepat berikut yang perlu
diperhatikan adalah:
A. menentukan sasaran dan teknik yang dipergunakan.
B. menggambarkan prosedur penggunaan observasi
C. membuat data hasil observasi yang otentik dan tepat
D. menggambarkan pola-pola observasi yang sistematik
E. menyusun langkah-langkah pembelajaran.

3) Seorang pendidik membuat hasil asesmen dalam bentuk catatan khusus dan
detail tentang tingkah laku anak dimasukan dalam bentuk rancangan…..
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. time sampling
E. event sampling

4) Ketepatan dalam menyimpulkan hasil asesmen sangat tergantung pada proses


yang dilakukan pendidik dalam melakukan pengumpulan data. Pernyataan berikut
adalah proses pengumpulan data yang tepat adalah :
A. mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak
B. menggambarkan data atau informasi secara sistematik

108
C. memberikan komentar analisis pada data yang ada
D. melakukan pengecekan kebenaran data yang diperoleh
E. menata lingkungan belajar yang nyaman dan aman
5) Seorang pendidik PAUD harus memiliki keahlian administatif dalam
melaksanakan asesmen. Keahlian administrative yang dimaksud adalah….
A. Menentukan kedudukan anak dalam status perkembangannya
B. Memberikan pendampingan pada anak
C. Menentukan status perkembangan anak berdasarkan data hasil asesmen
D. Menyimpan dan mengkomunikasikan proses serta hasil perkembangan anak
E. Mencatat dan mengatur hasil asesmen proses serta perkembangan anak.

6) Penilaian kinerja anak membutuhkan gambaran perilaku yang detail dan


spesifik. Gambaran tersebut disusun oleh pendidik dalam bentuk :
A. portofolio
B. rubrik
C. anekdot
D. time sampling
E. event sampling

7). Pengumpulan data asesmen melalui metode portfolio ditujukan oleh….


A. Data hasil wawancara
B. Data hasil kerja siswa
C. Data hasil observasi
D. Data hasil asesmen otentik
E. Data hasil tes pada anak

8) Upaya yang dilakukan untuk memilih teknik dalam mengumpulkan data


asesmen yang mendeskripsikan perilaku anak dalam situasi sesungguhnya adalah
....
A. asesmen portofolio
B. asesmen wawancara
C. asesmen otentik

109
D. asesmen berbasis tes
E. asesmen anekdot
9) Pelaksanaan diagnostik dalam kegiatan asesmen dapat ditunjukkan melalui
pernyataan berikut ini….
A. mendeskripsikan perilaku anak secara apa adanya
B. menggambarkan jarak kemampuan aktual dan kemampuan potensial
C. menemukan masalah atau kesulitan anak dan penyebabnya
D. menempatkan dan menyesuaikan anak dengan program yang tepat
E. menggambarkan derajat keberhasilan anak sesuai target.

10). Penggunaan portfolio berikut yang tepat untuk untuk menilai dan melihat
aspek perkembangan anak adalah….
A. memberikan catatan anekdot
B. memberikan umpan balik (feed back)
C. menilai observasi
D. mencatat kegiatan anak
E. mendeskripsikan kejadian khusus
11) Penyajian data hasil asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan
detail tentang tingkah laku anak termasuk ke dalam….
A. anecdotal record
B. running record
C. specimen record
D. time sampling
E. snowball sampling
12) Seorang pendidik menggunakan rancangan metode portofolio diarahkan
untuk....
A. Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya.
B. Narasi untuk catatan anekdot
C. Angket sebagai bahan isian
D.Wawancara yang dilakukan dengan anak.
E. Mengungkapkan rubrik penilaian
13) Seorang pendidik melaksanakan asesmen dengan menggambarkan hasil

110
kecerdasan linguistic anak. Pelaksanaan asesmen seperti itu mengacu pada
pendekatan…..
A. asesmen berbasis perkembangan
B. asesmen berbasis bermain
C. asesmen berbasis kurikulum
D. asesmen konten kurikulum
E. asesmen berbasis kecerdasan jamak

14) Catatan hasil perkembangan anak yang disusun dalam bentuk satuan
peristiwa, waktu dan tempat kejadian termasuk ke dalam bentuk…..
A. catatan anekdot
B. catatan wawancara
C. analisis dokumen
D. catatan lapangan
E. catatan perkembangan

15) Orang tua anak usia dini dapat menjadi sumber untuk mengumpulkan data
asesmen. Dokumen berikut yang tepat untuk dijadikan bahan portfolio dari
orangtua anak adalah ….
A. Data kartu kelurga anak
B. Data riwayat kesehatan anak
C. Data pekerjaan orangtua
D. Data penghasilan orangtua
E. Data status social keluarga
16) Sebagai lanjutan dari hasil asesmen, seorang pendidik memberikan bantuan
program bermain tertentu pada seorang anak. Kegiatan tersebut dapat
dimasukan dalam prinsip pelaksanaan asesmen yang berkaitan dengan …..
A. keahlian administratif
B. ketergantungan pada metode/alat
C. komprehensif
D. advokasi (pendampingan)
E. Keakuratan data

111
17) Seorang pendidik melakukan perekaman data perilaku anak yang muncul pada
rentang waktu tertentu dan berulang-ulang disebut dengan …..
A. running record
B. time Sampling
C. check list
D. Wawancara
E. Event sampling

18) Seorang pendidik PAUD dapat merancang instrument asesmen portfolio


dengan memperhatikan beberapa kaidah (aturan). Aturan berikut ini yang paling
tepat dalam menggunakan portfolio adalah …..
A. Pendidik membuat rancangan hasil belajar atau tugas anak.
B. Pendidik menyusun alternative pilihan kegiatan belajar
C. Pendidik mendisain alur pembelajaran yang akan diikuti anak
D. Pendidik mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.
E. Pendidik menyusun asesmen dalam RPPH
19) Proses penafsiran data hasil asesmen merupakan upaya menelaah hasil
deskripsi data asesmen menjadi ...
A. data rekapitulasi perkembangan
B. data kejadian khusus
C. data capaian perkembangan anak
D. data catatan sehari-hari anak
E. data perkembangan khusus anak
20) data portofolio biasanya dilakukan melalui pemberian….
A. serangkaian tugas
B. serangkaian penilaian
C. serangkaian penghargaan
D. serangkaian pengamatan
E. serangkai wawancara
Kunci Jawaban Sumatif
1. D
2. A

112
3. A
4. B
5. E
6. B
7. B
8. E
9. C
10. B
11. C
12. A
13. E
14. A
15. B
16. D
17. B
18. A
19. C
20. A

113

Anda mungkin juga menyukai