Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN MATEMATIKA AUD


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Pembelajaran Matematika AUD

Oleh : Kelompok 3

1. Mutia Nurul Islami


2. Lita Oktaviani
3. Nexia Armando
4. Rizki Candra

Dosen pengampu :
Misbah Laila, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SYEKH BURHANUDDIN
PARIAMAN
2023
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan
menulis makalah Pembelajaran Matematika AUD yang berjudul Ruang Lingkup
pembelajaran Matematika AUD.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Dosen, Ibu Misbah
Laila,M.Pd pada Mata Kuliah Pembelajaran Matematika AUD. Pada kesempatan
ini kami semua juga mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Pariaman, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Ruang Lingkup Matematika Anak usia Dini................................................3
B. Standar Proses Pembalajaran Matematika....................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. KESIMPULAN.............................................................................................12
B. SARAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beragam alasan diberikan orang tua ketika mendaftarkan putra- putrinya di
program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diantaranya adalah supaya anak
dapat mengenal sekolah sejak dini, mengenal permainan di PAUD, belajar
bersosialisasi dengan teman sebaya, serta mengenal angka dan huruf sebelum
mereka masuk sekolah dasar (SD). Kini pun sudah beredar luas buku-buku
mengenai penguasaan angka (matematika) dan huruf (bahasa) bagi anak
prasekolah tersebut.
Seolah anak akan sukses di SD apabila menguasai matematika dan bahasa.
Berdasarkan kajian National Research Council 1 menunjukkan bahwa penguasaan
bahasa di PAUD bagi sebagian besar orang tua di Amerika menjadi alasan utama.
Menurutnya, orang dewasa yang tidak belajar matematika masih mampu bertahan
hidup dibandingkan jika tidak mampu berkomunikasi. Akan tetapi Matematika di
PAUD juga penting karena dapat membantu pengembangan kognitif anak dan
mencapai kesuksesan pada jenjang pendidikan berikutnya.2
Pendidikan yang diikuti anak sebelum SD diatur dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) bahwa PAUD
merupakan suatu upaya pembinaan kepada anak sejak lahir sampai usia enam
tahun. Bentuk pelaksanaan program PAUD diantaranya adalah program Taman
Kanak-kanak (TK)/ Raudatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Pembinaan anak dalam program tersebut dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
1
National Research Council, Mathematics Learning in Early Childhood: Paths Toward Excellence
and Equity (Washington: The National Academies Press, 2009), h.8.
2
Ibid hal 21

1
Inilah yang menjadi latar belakang makalah kami maka kami membahas
tentang ruang lingkup pembelajaran matematika anak usia dini dan standar proses
pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
Dari latar bellakang tersebut maka rumusan Masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran Matematika anak usia dini?
2. Apa standar proses pembelajaran Matematika?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
diatas antara lain :
1. Untuk memahami ruang lingkup pembelajaran Matematika anak usia
dini
2. Untuk mengetahui standar proses pembelajaran matematika

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini
Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang
dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Bila
kita berpikir tentang matematika maka kita akan membicarakan tentang
persamaan dan perbedaan, pengaturan informasi/data, memahami tentang
angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk, perkiraan dan perbandingan.
Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan
pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada anak-anak usia di
bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan setiap hari melalui
pengalaman bermainnya. Matematika pada anak usia dini adalah
mengenalkan konsep-konsep dasar matematika atau matematika
permulaan.
Program kelas yang berpusat pada anak menjelaskan bahasa
konsep pembelajaran untuk anak usia dini atau konsep pembelajaran
matematika anak usia dini seperti korespondensi satu-satu, pengurutan,
menghitung, kalkulasi, klasifikasi, pengukuran, perbandingan, geometri,
pola. Menurut National Council of Teachers of Mathematich (NCTM)
Curiculum Standard, lingkup mengenalkan konsep matematika pada anak
usia dini meliputi number and operations, pattern, function, algebra,
geometri and spatial sense, measurement, data analysis and probability
and problem solving.
Berdasarkan uraian menurut NCTM ruang lingkup mengenalkan
konsep metematika pada anak terdiri dari, operasi bilangan, pola, fungsi,
aljabar, geometri, bentuk, pengukuran, analisis data dan probabilitas, dan
pemecahan masalah. Sedangkan Leonard M. Kennedy dan Steve Tipps
menjelaskan matematika permulaan yang yang diajarkan pada anak yaitu
sebagai berikut: Mathematics learning does not begin on the first day of
school. Development of mathematics concepts such as number, shape,

3
size, and patterning starts with sensory experiences in the crib. Playing
with toys, talking and singing. Walking and exploring are important in
providing the foundations for strong mathematical structures.
Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran matematika tidak
dimulai pada hari pertama sekolah. Pengembangan konsep matematika
seperti nomor, bentuk, ukuran, dan pola dimulai dengan pengalaman
sensorik sejak kecil. Bermain dengan mainan, berbicara dan bernyanyi.
Berjalan dan menjelajahi penting dalam menyediakan dasar bagi struktur
matematika yang kuat.
Pembelajaran matematika di sekolah terutama anak usia dini
diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh anak usia dini.
Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan
materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai
alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi.
Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang
dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai
siswa. Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa
sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini
dirinci dalam kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap
aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek
tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin
di capai.

The principles and strandards for school mathematics (prinsip dan standar
untuk matematika sekolah) memaparkan harapan matematika untuk anak usia
dini. Konsep- konsep yang bisa dipahami anak usia dini antara lain3:

1. Bilangan Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari


anak adalah pengembangan kepekaan bilangan. Peka terhadap
bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan itu

3
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Virginia: NCTM, Inc.

4
mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian
satu lawan satu. Ketika kepekaan terhadap bilangan anak-anak
berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada hitung-
menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini
anak-anak dengan bilangan.
2. Aljabar, pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir,
menggolongkan, membandingkan, dan menyusun benda-benda
menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain, mengenal,
menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan
kepada pemahaman anak-anak tentang penggolongan.
3. Penggolongan, Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses
yang penting untuk mengembangakn konsep bilangan. Supaya anak
mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda, mereka harus
mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”,
“keserupaan”, “kesamaan”, dan “perbedaan”. Kegiatan yang dapat
mendukung kemampuan klasifikasi anak.
4. Membandingkan, Adalah proses dimana anak membangun suatu
hubungan antara dua benda berdasarkan atribut tertentu. Anak usia dini
sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu melibatkan
mereka secara pribadi.
5. Menyusun, Menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari
perbandingan. Menyusun melibatkan perbandingan benda-benda yang
lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam satu urutan. Kegiatan
menyusun dapat dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya
menyusun buku yang diatur dari yang paling tebal, mengatur barisan
dari anak yang paling tinggi/ pendek, dll.
6. Pola-pola, Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan
dengan penggolongan dan penyortiran. Anak mulai melihat atribut-
atribut yag sama dan berbeda pada gambar dan benda-benda. Anak-
anak senang membuat pola di lingkungan mereka.

5
7. Geometri, Membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan
mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan
memisahkan gambargambar biasa seperti segi empat, lingkaran,
segitiga. Belajar konsep letak seperti dibawah, di atas, kiri, kanan
meletakkan dasar awal memahami geometri.
8. Pengukuran, Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-
pengalaman langsung untuk mengukur, menimbang, dan
membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar konsep
pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah
dasar kuat dalam konsep-konsep pengukuran.
9. Analisis data dan probabilitas, Percobaan dengan pengukuran,
penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk memahami
probabilitas dan analisis data. Ini berarti mengemukakan pertanyaan,
mengumpulkan informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan
menyampaikan informasi ini secara hidup.

Matematika merupakan alat untuk membantu anak memahami dan


menganalisa dunianya. Cara matematika adalah dengan deskripsi dan representasi
kuantitas, bentuk, ruang, dan pola yang membantu pengorganisasian pengetahuan
dan ide dengan cara yang sistematis. Sistem matematika tersebut menjadi bagian
penting dalam kehidupan masyarakat.4 Matematika di PAUD memuat dua bidang
inti, yaitu (1) bilangan dan (2) geometri dan pengukuran. Kedua bidang tersebut
penting sebagai persiapan sekolah dan penting dalam kehidupan sehari- hari.

B. Standar Proses Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila


anak sudah menunjukan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang
tua dan guru di PAUD harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan

4
Ibid, National Research Council, Mathematics Learning in Early Childhood: Paths Toward
Excellence and Equity, h.21

6
bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan
sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.
Bagi anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan
berhitung permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk
mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari
lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan
kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang
berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. 5
Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut pula kegiatan menyebutkan
urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa
menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat
menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5 sampai 6 tahun
dapat menyebutkan bilangan sampai seratus. 6Berhitung adalah kemampuan yang
dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti mengurutkan bilangan atau
membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan keterampilan
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, juga sebagai dasar pengembangan
kemampuan matematika maupun kesiapan mengikuti pendidikan dasar bagi anak.
Tiga tahapan penguasaan berhitung di matematika yaitu:
1. Penguasaan konsep Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan
menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna,
bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.
2. Masa transisi Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari
pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana
benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
3. Lambang Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya
lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk
menggambarkan konsep warna, besar untuk ,menggambarkan konsep
ruang, dan sebagainya.

5
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada. Media Group
6
Sriningsih, N (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung:
Pustaka Sebelas

7
Menurut Piaget dalam Suyanto, 2008:49, pengenalan matematika melalui
penggunaan benda-benda konkret sangat penting agar anak dapat memahami
matematika.

Standar proses pembelajaran matematika Anak Usia dini yaitu

1. Pemecahan masalah
Memberikan kesempatan aktivitas dan berpikir melalui kegiatan
sehari-hari. Melalui pemecahan masalah, anak dapat menunjukkan rasa
ingin tahu, kepandaian, dan fleksibilitas saat mereka menghadapi situasi-
situasi yang baru.
2. Alasan dan bukti
Whitenak dan Yackel (2002) menyatakan bahwa standar proses ini
membantu anak-anak mengenali dan menghargai kebiasaan berpikir jernih
dan memeriksa ide-ide baru terhadap apa yang sudah mereka ketahui,
membuat, menyelidiki dugaan matematika, mengembangkan dan
mengevaluasi argument matematika dan memilih serta menggunakan
berbagai jenis penalaran dan metode bukti.
3. Komunikasi
Komunikasi bagi anak dapat ditunjukkan dengan berbagai cara,
bisa melalui gambar, pergerakab badan, ataupun gestur.
Awalnya anak dikenalkan dengan benda nyata yang kemudian bertahap
menggunakan simbol matematika. Tujuannya adalah membantu anak
untuk belajar berpikir mengomunikasikan temuan mereka yang berkaitan
dengan matematika dan pengetahuan lainnya.
4. Hubungan
Mengetahui nilai hubungan secara matematika atau yang lainnya
dalam kurikulum. Contohnya saat anak membaca mereka dapat memahami
angka dan seriasi melalui halaman buku, mengenal angka sebagai penanda
sesuatu.

8
5. Refresentasi/ penggambaran
Keterampilan untuk menemukan bagaimana cara untuk
menyampaikan hasil temuan seseorang dalam komunikasi, penalaran, dan
juga pemecahan masalah, sehingga temuan dapat disampaikan.
Kemampuan mengomunikasikan konsep matematika akan lebih akurat dan
dapat menggunakan lebih banyak simbol-simbol mateatika. Hal ini dapat
berkembang melalui representasi.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan Pembelajaran matematika di
sekolah terutama anak usia dini diarahkan pada pencapaian standar
kompetensi dasar oleh anak usia dini. Kegiatan pembelajaran matematika
tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi
matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai
kompetensi.

Ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah


disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa. Standar
kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika
yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya
dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam kompetensi
dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya

B. SARAN

Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih


banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritikan yang
membangun dari pembaca menjadi pedoman kami dalam penyempurnaan
makalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada.
Media Group

Lisa. (2018). Pengenalan Berhitung Matematika Pada Anak Usia Dini.


Lhokseumawe: jurnal Anak Usia dini Tadris Matematika IAIN

National Research Council, Mathematics Learning in Early Childhood: Paths


Toward Excellence and Equity (Washington: The National Academies Press,
2009),

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Virginia:


NCTM, Inc.

Sriningsih, N (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini.


Bandung: Pustaka Sebelas

11

Anda mungkin juga menyukai