Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengenalanan matematika dan
sains anak usia RA
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Ainin Ditya NIM 0308223124
Amirah Syarifah Sirait NIM 0308223111
Najwa Mahfuza NIM 0308222107
Putri Puspita Hasri NIM 0308223116
Rama Yuspika Sari NIM 0308221032
Dosen Pengampu:
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam yang meciptakan manusia dari
menyediakan segala sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Shalawat dan salam kepada
junjungan alam Muhammad Saw pembawa risalah Islam diakhir zaman untuk
kesejahteraan seluruh umat manusia dan menunjuki mereka dalam segala hal terutama
dalam membantu mahasiswa dalam mata kuliah pengenalanan matematika dan sains
anak usia RA.
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DARTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan periode perkembangan yang paling cepat dan
paling sensitif dalam kehidupan seorang individu. Pada fase ini, otak anak
sedang aktif mengembangkan jaringan-jaringan saraf yang menjadi dasar bagi
pemahaman konsep-konsep abstrak, termasuk konsep matematika dan sains.
Penanaman fondasi yang kuat pada usia dini tidak hanya membantu anak
memahami materi pelajaran secara lebih baik di masa depan, tetapi juga
membentuk pola pikir, motivasi, dan minat mereka terhadap ilmu pengetahuan.
Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa anak-anak pada usia ini memiliki
kemampuan alami untuk menyerap informasi dengan cepat dan membangun
hubungan antara ide-ide yang mereka temui dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, pendidikan matematika dan sains yang dimulai sejak dini dapat
merangsang rasa ingin tahu anak, mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
dan membentuk sikap positif terhadap belajar. Anak-anak yang terbiasa dengan
konsep-konsep matematika dan sains sejak usia dini cenderung lebih percaya
diri dan termotivasi untuk mengembangkan pemahaman mereka di masa depan.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam
strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan
kebutuhan anak usia dini dalam konteks pembelajaran matematika dan sains.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana anak-anak usia dini
belajar dan bereaksi terhadap berbagai metode pembelajaran, pendidik dan orang
tua dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memadai dan merangsang
bagi perkembangan optimal anak-anak dalam bidang matematika dan sains.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman strategi, pendekatan dan model pembelajaran matematika pada
anak usia dini?
2. Bagaimana strategi, pendekatan dan model pembelajaran sains pada anak
usia dini?
3. Bagaimana belajar dengan berdiskusi, berkomunikasi dan konsultasi
4. Bagaimana belajar dengan cara meniru ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui strategi, pendekatan dan model pembelajaran matematika
pada anak usia dini.
2. Untuk mengetahui strategi, pendekatan dan model pembelajaran sains pada
anak usia dini.
3. Untuk mengetahui belajar dengan berdiskusi, berkomunikasi dan konsultasi.
4. Untuk mengetahui belajar dengan cara meniru.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahapan yang pertama pembelajaran untuk anak usia dini adalah tahap
pemahaman konsep, dimana anak akan paham jika ia belajar dengan
menggunakan benda-benda kongkrit. Ketika anak menggunakan benda kongkrit,
anak akan memperoleh pengalaman tentang konsep matematika. Tahap kedua
adalah tahap menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan,
misalnya anak dapat memasangkan jumlah suatu benda dengan lambang
bilanganya. Tahap ketiga adalah tahap lambang bilangan, dimana anak menulis
atau sudah mengerti lambang bilangan atas konsep konkret yang telah mereka
alami. Sedangkan Faizi (2013: 15) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan anak agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Salah satu aspek
peningkatan kemampuan kognitif anak yaitu dengan mengoptimalkan
kemampuan matematika pada anak usia dini. Melalui pembelajaran matematika
sejak usia dini maka akan memperkenalkan anak pada kemampuan dan
keterampilan dalam rangka memahami segala konsep tentang pengenalan
matematika sebagai suatu ilmu pengetahuan dan membangun pola pikir ilmiah
yang sistematis dan obyektif serta membekali keterampilan proses melalui
metode atau penelitian ilmiah.
Adapun landasan pembelajaran matematika pada anak usia dini, yaitu: anak
dapat mempelajari fakta-fakta, berpikir kritis, anak mampu untuk memecahkan
masalah, dan bermakna bagi anak. Manfaat permainan matematika bagi anak
usia dini Pertama anak belajar matematika berdasarkan konsep matematika yang
benar Kedua menghindari anak ketakutan terhadap matematika sejak awal
Ketiga membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan
bermain. Hal ini menunjukan bahwa dengan strategi pembelajaran bermain,
tanpa sengaja anak akan memahami konsepkonsep matematika tertentu dan
melihat adanya hubungan antara satu benda dan yang lainnya. Anak juga sering
menggunakan benda sebagai simbol yang akan membantunya dalam memahami
konsep-konsep matematika yang lebih abstrak. Ketika bermain, anak lebih
terstimulasi untuk kreatif dan gigih dalam mencari solusi jika dihadapkan atau
menemukan masalah. Oleh karena itu anak harus diberikan kesempatan yang
seluasluasnya untuk berinteraksi sehingga anak dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan dalam menemukan dan mempelajari fakta,
menemukan konsep, dan membuat hubungan antara satu konsep dengan konsep
lainnya sehingga bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan anak kelak.
) َو ِإَلى19( ) َو ِإَلى اْلِج َب اِل َكْي َف ُنِص َبْت18( ) َو ِإَلى الَّس َم اِء َكْي َف ُر ِفَع ْت17( َأَفاَل َيْنُظ ُروَن ِإَلى اِإْل ِب ِل َكْي َف ُخ ِلَقْت
)20( اَأْلْر ِض َكْيَف ُس ِط َح ْت
2. Q.S.Qaf : 6-10
) َو األْر َض َم َد ْد َناَها َو َأْلَقْيَن ا ِفيَه ا َر َو اِس َي6( َأَفَلْم َيْنُظُروا ِإَلى الَّسَم اِء َفْو َقُهْم َكْيَف َبَنْيَناَها َو َز َّيَّناَه ا َو َم ا َلَه ا ِم ْن ُف ُروٍج
) َو نزْلَنا ِم َن الَّسَم اِء َم اًء ُمَباَر ًك ا َفَأْنَبْتَنا ِبِه َج َّن اٍت8( ) َتْبِص َر ًة َوِذ ْك َر ى ِلُك ِّل َع ْبٍد ُمِنيٍب7( َو َأْنَبْتَنا ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍج َبِهيٍج
)11( ) ِر ْز ًقا ِلْلِع َباِد َو َأْح َيْيَنا ِبِه َبْلَد ًة َم ْيًتا َك َذ ِلَك اْلُخ ُروُج10( ) َو الَّنْخ َل َباِس َقاٍت َلَها َطْلٌع َنِض يٌد9( َو َح َّب اْلَح ِص يِد
)95( ِم َن اْلَم ِّيِت َو ُم ْخ ِر ُج اْلَم ِّيِت ِم َن اْلَحِّي ۗ ٰذ ِلُك ُم ُهّٰللا َفَاّٰن ى ُتْؤ َفُك ْو َن
D. Belajar dengan cara meniru seperti Qabil yang meniru burung gagak
untuk menggali tanah dan menguburkan saudaranya yang telah mati.
Menurut tafsir Ilmi ayat tersebut dijelaskan bahwa dikisahkan Qabil bin
Adam tidak mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap jenazah saudaranya
Habil yang telah dibunuhnya. Dia tanpa tujuan membawa tubuh saudaranya dan
berusaha menyembunyikan tubuh saudaranya. Penyesalan mendalam kini
menggantikan kemarahan yang awalnya membara. Dia sangat lelah memikul
beban yang mulai berbau seperti itu. Kemudian Allah mengirim dua burung
gagak ke hadapan Qabil. Kedua burung gagak mulai berkelahi sampai salah satu
dari mereka meninggal. Gagak menang kemudian mulai menggali lubang di
tanah dengan paruh dan cakarnya. Kemudian dia mendorong burung mati itu dan
menutupinya dengan pasir. Qabil melihat semua kejadian tersebut hingga dapat
menguburkan saudaranya. Ini adalah penguburan manusia pertama di dunia.
Kejadian ini bermula ketika ayah mereka meminta Qabil dan Habil untuk
berkorban kepada Allah swt .
Sejarah tersebut diabadikan didalam Al-Qur’an Kita sebagai manusia
hendaknya bersyukur atas pelajaran yang diajarkan gagak atas petunjuk Allah,
karena jasanya mengajari orang cara menguburkan orang mati. Selain itu, kita
harus menghargai dan menghormati burung ini. Namun, dalam fikih dianggap
gagak adalah salah satu hewan yang bisa dibunuh di antara banyak hewan
lainnya, dan tidak terkecuali di tanah Haram. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim yang artinya “Ada lima hewan
(bertabiat) buruk yang boleh dibunuh di tanah halal maupun di tanah haram.
Mereka itu adalah ular, burung gagak berbulu campuran antara hitam dan putih,
tikus, anjing ganas, dan kalajengking. (Riwayat Muslim dari „Ā'isyah), (Delfiah,
2023).
Kesimpulan dari kisah ini, tidak ada kaitan langsung antara matematika
dan sains. Kisah ini lebih menyoroti konflik antara kebaikan dan kejahatan, serta
dampak buruk dari tindakan dosa. Kisah ini lebih berfokus pada nilai moral dan
etika daripada aspek matematika atau sains. Namun, secara lebih umum, dalam
kehidupan sehari-hari, kita belajar dari pengalaman dan kadang-kadang meniru
tindakan atau solusi yang kita lihat dari orang lain. Ini bisa berlaku dalam
berbagai konteks, termasuk matematika dan sains, ketika kita belajar dari orang
lain dan meniru metode atau pendekatan yang efektif. Misalnya, dalam
pembelajaran matematika, siswa sering kali meniru langkah-langkah yang
diajarkan oleh guru atau mengikuti buku pelajaran. Namun, kisah Qabil dan
Habil lebih menyoroti pelajaran moral. Tentang kejahatan, penyesalan, dan
keadilan daripada penggunaan matematika dan sains dalam konteks tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu strategi menarik yang dapat dicoba untuk menciptakan suasana
pembelajaran Anak usia dini yang menarik dan menyenangkan namun tetap
berorientasi pada tujuan pembelajaran adalah strategi pembelajaran sains dengan
pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan
keterampilan proses belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Strategi ini
menawarkan langkah-langkah sistematis dalam proses pembelajaran, yaitu
Observing (mengamati), Questioning (menanya), collecting (mengumpulkan),
Associating (mengasosiasi), dan Communicating (mengkomunikasikan).
B. Saran
Saran kami kepada calon-calon guru untuk slalu memperhatikan apa
yang anda ajarkan kepada anak usia dini.