Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Program PAR


Mahasiswa melakukan penelitian tindakan lapangan penting dalam upaya memenuhi

Tri Dharma perguruan tinggi. Secara keilmuan mahasiswa telah mengenyam pendidikan

selama beberapa tahun sebelum terjun ke masyarakat. Diantara program pendidikan ialah

kuliah kerja lapangan yang biasa di singkat KKL.


Program mahasiswa KKL penting karena beberapa hal. Pertama, program akan

mengarahkan kepada satu tujuan sehingga terarah. Kedua program yang jelas pada awal

akan mempermudah kerja yang mengarah pada tujuan. Ketiga, program tidak berarti apa-

apa tanpa peran serta mahasiswa bersama-sama masyarakat.


Pengabdian mahasiswa dapat dilihat dengan kehadiran STAIN Pontianak. STAIN

Pontianak menjadi ujung tombak dalam usaha mempersiapkan mahasiswa yang

profesional. STAIN Pontianak diharapkan benar-benar mampu memberikan kontribusi

bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadirannya lewat pengabdian

mahasiswa di tengah-tengah masyarakat.


Adapun mahasiswa STAIN yang melakukan pengabdian kepada masyarakat

Mawan tediri dari 1 orang jurusan dakwah, 3 orang jurusan syariah dan 6 orang jurusan

tarbiyah. Cara yang digunakan dan tujuan yang hendak dicapai terlihat dari visi dan misi

program studi sebagai contoh ialah Jurusan Dakwah. Visi dan misi program studi terlihat

di kurikulum Jurusan Dakwah STAIN Pontianak Tahun 2008.


Beberapa program studi dari Jurusan di STAIN yakni Jurusan Dakwah

diantaranya ialah BKI dan KPI. Program Studi BKI bertujuan menyiapkan konselor

agama dan dai yang bermoral dan profesional dengan keterampilan memberikan

konseling dan penyuluhan agama di berbagai kalangan dan dapat menjadi teladan di

tengah-tengah masyarakat. Sementara tujuan Program Studi KPI yakni mewujudkan

1
program studi berkualitas serta terdapat pada pengembangan dan pengkajian komunikasi

penyiaran islam yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakat.


Adapun Misi program Studi BKI dan KPI pertama, menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran serta berbagai latihan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu dakwah. Kedua, mengembangkan penelitian dan

pengkajian di bidang komunikasi dan penyiaran.


Salah satu program yang dianggap efektif dalam mewujudkan tujuan adalah

dengan melatih dan membiasakan mahasiswa untuk berdakwah bagi jurusan dakwah,

berwirasawasta bagi jurusan syarah dan mengajar bagi jurusan tarbiyah. Mata Kuliah

Kuliah kerja Lapangan sendiri merupakan mata kuliah yang diberikan pada semester VIII

ke atas. Mahasiswa dapat KKL setelah mengikuti 120 SKS


Mahasiswa sebagai agen perubahan mesti memperhatikan bahasa yang

digunakan. Sebab banyak pesan yang tidak sampai kepada masyarakat karena mahasiswa

tidak mampu mengkomunikasikan pesan dengan bahasa yang baik dan benar. Sebagai

akibatnya pesan yang disampaikan kurang berhasil.


Dengan demikian kesuksesan mahasiswa banyak ditentukan oleh kemampuan

mahasiswa sendiri. Kalau tujuan program belum menurut apa yang dicita-citakan karena

cara menyampaikan pesan yang disampaikan tidak menjadi perhatian. Untuk itu supaya

proses penyampaian tidak terkesan acak-acakan maka perlu persiapan secara matang.
Ibarat pohon yang berbuah maka ilmu menjadi berarti dengan amalan. Dengan

pengalaman langsung seperti di lapangan membuat mahasiswa memperkaya wawasan.

Mahasiswa mendapati langsung umpan balik dari masyarakat. Mahasiswa juga langsung

mendapati tantangan dalam kehidupan bermasyarakat.


Tantangan mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat bisa berupa dari internal

maupun eksternal. Tantangan internal ialah tantangan berasal dari mahasiswa seperti

kemampuan atau keahlian. Sementara, tantangan eksternal ialah tantangan berasal dari

luar mahasiswa bisa berupa tanggapan masyarakat. Tantangan eksternal dan internal bisa

menjadi sebab akibat satu sama lain.

2
Dalam perjalanan KKL, kegiatan dan kejelasan program PAR sedikit banyak

berpengaruh terhadap langkah yang diambil mahasiswa. Dengan demikian bagaimana

realitas pelaksanaan program PAR mahasiswa STAIN pontianak? Bagaimana organisasi

sosial yang terbentuk dari program PAR? Bagaimana sikap masyarakat terhadap

organisas sosial yang terbentuk?


Permasalahan tersebut menarik untuk diteliti. Hasil penelitian diharapkan

bermanfaat bagi STAIN Pontianak. Hal ini penting dalam membuat kebijakan program

atau rencana kerja. Hal ini mengingat kendala yang dihadapi mahasiswa, jika

dilaksanakan spontan tanpa perencanaan. Pertama, yaitu kualitas pelaksanaan kurang

dapat dipertanggung-jawabkan. Kedua, kesinambungan program pelaksanaaan kurang

terjamin, sebab kualitas pelaksanaan.


Berdasarkan paparan di atas penulis mengangkat judul tentang Pelaksanaan

Program PAR Di Mawan Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu

B. Fokus Progam di Lapangan


Melihat keadaan masyarakat yang banyak memandang bahwa pendidikan kurang

penting, hal ini terbukti dengan banyaknya anak yang putus sekolah serta kurang adanya

motivasi dari orang tua. Oleh karenanya perlu adanya suatu penyuluhan atau pemberian

motivasi yang dilakukan serta membentuk suatu organisasi yang dapat membuat

masyarakat khususnya para peserta didik yang ada di Desa Mawan termotivasi untuk

melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.


Dikarenakan KKL STAIN membawa backround agama, maka program yang pertama

dan utama untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembentukan organisasi remaja

masjid. Dari organisasi inilah segala kegiatan dibuat untuk dilaksanakan secara

berkelanjutan, dengan demikian kegiatan para remaja akan bertambah dan akan

mendapatkan beberapa pengetahuan dan pengalaman tidak hanya tentang ilmu agama

tetapi juga ilmu-ilmu umum seperti kemasyarakatan yang diajarkan berdasarkan ilmu-

ilmu agama.

3
Untuk mengarahkan penulisan ini maka fokus penelitian peneliti buat dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut:


1. Bagaimana realitas pelaksanaan program PAR mahasiswa STAIN pontianak?
2. Bagaimana organisasi sosial yang terbentuk dari program PAR?
3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap organisas sosial yang terbentuk?

C. Tujuan Program PAR


Penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan mahasiswa yang

berpraktek di tengah masyarakat. Sehingga memberikan pemahaman kepada masyarakat

terhadap masalah ini. Pemahaman tentang keragaman persiapan, pelaksanaan dan

evaluasi.
Berdasarkan fokus masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan di dalam penelitian ini terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

adalah untuk mendeskripsikan Pelaksanaan program Mahasiswa KKL keompok 22

STAIN Pontianak tahun 2011.


Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui realitas pelaksanaan program PAR mahasiswa STAIN pontianak
2. Untuk mengetahui organisasi sosial yang terbentuk dari program PAR?
3. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap organisas sosial yang terbentuk?

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara umum peneliti berharap informasi yang diperoleh dari hasil penelitian

bermanfaat untuk dijadikan bahan evaluasi STAIN Pontianak

2. Praktis

a. Bagi mahasiswa adalah memberikan pemahaman dan gambaran langsung tentang

pelaksanaan Program KKL

b. Bagi Jurusan tarbiyah, syariah dan dakwah adalah untuk menjadi bahan rujukan

terkait kemampuan mahasiswa yang melaksanakan KKl.

c. Bagi peneliti adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang ditimba selama ini,

dengan cara mengaplikasikan teori-teori yang di dapat selama perkulihan.

4
Sehingga mengembangkan penalaran dan pola pikir yang dinamis sekaligus

merangsang pengembangan usaha di STAIN Pontianak

E. Teknik PAR yang digunakan


Jika melihat dari prinsip PAR diantaranya fasilitator maka teknik yang digunakan

dalam upaya mengumpulkan data ialah wawancara. Sementara teknik pendekatan yang

digunakan peneliti ialah pendekatan kulitatif dalam upaya mendeskripsikan keadaan

mawan.
Dalam usaha mengumpulkan data peneliti melakukan beberapa prosedur sebagai

berikut:
1. peneliti melihat keadaan masyarakat dengan menjajaki letak dan tempat berkumpul

masyarakat
2. peneliti mendatangi tokoh masyarakat, pertama kepala desa, perangkat desa, tokoh

agama dan selanjutnya masyarakat umum


3. peneliti bersama perangkat desa melakukan sosialisasi baik secara formal maupun

informal melalui pertemuan khusus dengan masyarakat yang bertempat di gedung

Serba Guna, Masjid Baiturrahma , SD 8 Pengkadan , SMP 2 Pengkadan, dan

Posyandu Lansia dan acara keramaian di rumah warga


4. setelah melakukan sosialisasi peneliti bersama-sama masyarat mengadakan

pertemuan dengan perangkat desa dalam upaya menggali masalah yang ada
5. setelah mendapat masalah maka peneliti bersama masyarakat memilah masalah dan

mencari jalan keluar masalah tersebut.


6. Peneliti melaksanakan rencana yang telah dibuat
7. Dalam jangka waktu tertentu peneliti bersama masyarakat melakukan evaluasi

terkait program yang dibuat

5
BAB II

Gambaran Umum Desa Sui Besar

1. Keadaan Geografis dan Penduduk


Sungai Besar merupakan salah satu desa di Kecamatan Batu Ampar. Jarak

tempuh dari Pontianak menuju Sungai besar bisa ditempuh melalui jalur air dengan

memakan waktu kurang lebih 8 jam. Oleh karena daerah sungai besar adalah daerah

Perairan maka perjalanannya hanya bisa ditempuh motor air yang biasa disebut kelotok.

Desa sungai besar berdekatan dengan desa padang tikar jarak tempuh dari desa padang

tikar menuju desa sungai besar kurang lebih 60 Km/Jam dengan menggunakan

kendaraan bermotor. Dari Padang Tikar ke Sungai Besar transportasi air sekarang sudah

jarang digunakan mengingat jalan darat lebih cepat dan leluasa. Selain itu cuaca juga

mempengaruhi pasang-surut air sungai. Transportasi air biasa digunakan untuk ke

Pontianak. Selain digunakan untuk membawa penumpang motor air bisa juga digunakan

untuk membawa hasil tangkapan nelayan dan hasil pertanian.


Bagian barat desa Sungai Besar berbatasan dengan luat, bagian timur berbatasan

dengan Nipah Panjang, bagian utara berbatasan dengan desa Sui. Jawi dan bagian selatan

berbatasan dengan desa Tasik Malaya.


Desa Sui. Besar memiliki keluasan kurang lebih 2900 meter dan memiliki 3

dusun diantaranya Dusun Mekar Jaya, Dusun Makmur dan Dusun

Dari segi agama 98 % mereka beragama Islam dan selebihnya ada

yang beragama Kristen. Dari segi suku ada yang bersuku Bugis, Melayu, Cina, Madura,

dan Jawa. Dari hasil pengamatan, adat istiadat yang dianut mayoritas adat istiadat Bugis.

6
Table 1. Keadaan penduduk Sui. Besar

Jumlah penduduk 1.076 Laki-laki = 532


Perempuan = 544
Kepala keluarga 267 -
Usia 15 tahun ke 388 -
bawah -
Usia 15-60 610 -
Usia di atas 60 78 -

Peta 1 Gambaran desa Sui Besar

7
2. Setting permasalahan
a. Masjid
Kedudukan masjid di pinggir desa menjadi salah satu kemungkinan masjid

kurang ramai. Meskipun demikian, letak masjid di dekat jalan utama antar desa

berkemungkinan kondusif. Letak di wilayah lahan sepi perumahan juga

memungkinkan pembangunan masjid ke depan.


Selain itu belum di bangunnya pagar mesjid,sehingga mesjid juga terkesan

kurang serasi, kendala untuk membangun pagar mesjid di karenakan keterbatasan

dana sehingga rencana untuk segera membangun pagar dan gerbang mesjid menjadi

tertunda.
b. Pendidikan
Untuk desa Mawan rata-rata masyarakatnya sangat mapan, tapi dari segi

pendidikan masyarakatnya agak kurang. Kebanyakan masyarakat mawan lulusan

SMP. Disini motivasi dan partisipasi orang tua sangat di perlukan mengingat minat

para anak/siswa untuk belajar sangat minim sekali


Ada sekolah TK,TPA,SD,SMP di desa Mawan. SMP 2 Pengkadan Misalnya,

muridnya sangat minim sekali, dalam satu kelas hanya terdapat 14 orang. Sangat

memprihatinkan sekali, apalagi di tambah dengan minimnya fasilitas penunjang

dalam belajar. Bagaimana mungkin hal ini dapat membangkitkan gairah semangat

belajar siswa. Tapi ini merupakan masalah bersama yang menjadi PR bagi

masyarakat mawan.karena mereka merupakan putra putri daerah yang akan menjadi

tonggak dalam membangun desa mawan untuk di masa mendatang. Karena daerah

ini mempunyai potensi yang sangat menunjang terutama dari sektor perkebunan

karet yang merupakan sumber pendapatan utama.

c. Ekonomi

Dari sektor ekonomi untuk daerah desa mawan banyak sekali yang dapat di

kembangkan apalagi dengan adanya dukungan dari organisasi sosial, salah satunya

8
yaitu adanya program PKK dan KWT. Untuk program PKK yang sudah lama

berjalan yaitu di buatnya kolam pengembangan pemeliharaan ikan,diantaranya ikan

Nila, ikan Bawal, ikan biawan dan lain-lain .

Untuk tanaman diantaranya tanaman kacang-kacangan, mentimun, dan lain-lain.

Hak ini juga merupakan program PKK. Menariknya di sini, selain kekompakan dan

kerjasama yang baik dari ibu-ibu PKK hasil dari pemeliharaan ikan dan tanaman

tersebut di bagikan kepada masing-masing anggota. Sementara, selebihnya jika hasil

panen meningkat maka akan dijual kemudian hasilnya dibagi bersama.

Untuk KWT kegiatannya memberikan pinjaman kepada anggota untuk usaha

atau keperluan anggota dengan jangka waktu yang telah di tentukan. Dari jangka

waktu yang telah di tentukan maka akan dikenakan bunga pinjaman sehingga modal

bisa bertambah. Jika lewat dari jangka waktu yang ditetapkan maka pengurus KWT

akan mengingatkan si peminjam dan bunga pinjaman akan terus berjalan perbulan.

Tak kalah menariknya lagi berhubung daerah ini adalah penghasil karet banyak

masyarakat yang mengaret getah milik orang lain, dengan menggunakan sistem bagi

hasil. Sistem bagi hasilnya tergantung dari kesepakatan bersama, misalnya hasil dari

penjualan karet sekitar Rp 3.000.000 maka sistem bagi hasilnya Rp 2.000.000 untuk

yang mengaret sementara Rp 1.000.000 untuk Si pemilik kebun. Secara tidak

langsung masyarakat di sini sudah lama mempraktekkan sistem Mudharabah, yang

merupakan salah satu dari penerapan praktek ekonomi islam.

BAB III

Pelaksanaan KKL Transpormatif

A. Proses PAR

9
Didalam pelaksanaan program terlebih dahulu peneliti dan kawan-kawan

memilah masalah yang hendak dilaksanakan, agar rencana dan tujuan program dapat

tercapai dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.


Dalam penemuan masalah peneliti melakukan beberapa langkah dalam upaya

menggali masalah yang ada. Adapun langkah langkah yang telah dilakukan

diantaranya; Pertama, Peneliti mendatangi tokoh masyarakat; kedua, Peneliti

mendatangi kerumunan / tempat berkumpul masyarakat;


B. Masalah PAR

Setelah survey lokasi yang dilakukan beberapa hari sejak kedatangan di lokasi

KKL yaitu Desa Mawan, maka masalah umum yang ditemukan adalah kurangnya

perhatian masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan penelitian kecil-kecilan

sekitar 20 % siswa bermasalah di sekolah. Masalah yang ada diantaranya adalah tidak

hadir di sekolah. Kemungkinan awal ialah kurangnya pengawasan guru dan orang tua

murid. Namun demikian, hal ini hanya salah satu faktor penyebab. Penyebab lain

yang bisa mendukung kurangnya minat sekolah ialah pendapatan perkebunan yang

besar sehingga murid menjadi terlena.

Melihat keadaan yang demikian, maka anak-anak yang masih berusia sekolah

sudah mementingkan mencari uang dari pada menuntut ilmu di lembaga pendidikan

baik formal maupun non formal. Hal ini tidak hanya dikarenakan kurangnya biaya

pendidikan, namun hal ini disebabkan kurangnya motivasi baik dari orang tua maupun

dari dalam diri anak-anak tersebut.

Dalam kegiatan sehari-hari, anak-anak yang tidak lagi mengenyam pendidikan

hanya membantu orang tuanya pada waktu pagi hari biasanya dari jam 02.00-09.00

WIB. Sedangkan siang, sore dan malam hari, anak-anak memiliki banyak waktu luang

dan santai yang biasanya di isi dengan kegiatan olahraga seperti sepak bola, bola volly

dan badminton. Sedangkan malam harinya hanya digunakan untuk berkumpul

10
bersama teman-teman mereka. Dengan demikian, banyak waktu luang yang dapat

digunakan untuk belajar.

C. Rencana aksi pelaksanaan

Melihat keadaan masyarakat yang demikian kegiatan pertama yang dilakukan

adalah memberikan masukan mengenai masalah yang di hadapi, serta langkah-

langkah yang akan di lakukan dalam pelaksanaan rencana yang telah di buat.

Setelah mendapat masalah dan harapan-harapan masyarakat peneliti

mendiskusikan program yang menjadi prioritas. Peneliti menentukan program melalui

diskusi intern kelompok. Setelah mantap maka peneliti bersama-sama masyarakat

mendiskusikan program yang menjadi prioritas melalui pertemuan pada Senin di balai

desa. Hal ini mengingat seiap senin perangkat desa berada di balai desa untuk

melaksanakan tugas.
Rencana kegiatan ialah mengajar TPA, Mengajar SMP, Mengajar TK, dan

mengikuti kegiatan keagamaan seperti majlis taklim, yasinan dan barzanzi. Setelah

berdiskusi dengan perangkat desa dan aspirasi masyarakat peneliti mendapat

tambahan rencana kerja yakni membuat plang nomor rumah, plang nama masjid,

plang nama TK, plang nama Poskesdes, plang nama puskesmas pembantu dan plan

nama SD. Selain itu ada harapan masyarakat bahwa mahasiswa KKL meninggalkan

kenang-kenangan berupa pintu gerbang desa atau Masjid.


Dalam pelaksanaan rencana yang terealisasi ialah mengajar di SMP jam 07.30,

mengajar TPA jam 14.00, mengajar TK jam 15.00. Sementara dalam pelaksanaan

majlis taklim sebulan sekali yakni setiap jumat pertama tiap bulan. Sedangkan

barzanzi setiap kamis malam dan dilaksanakan dua minggu sekali.


Peneliti hanya memiliki kesempatan mengisi waktu mengajar selama 4 hari di

SMP, selanjutnya peneliti mendapat kesempatan mengawas ulangan selama seminggu.

Masa-masa ini peneliti manfaatkan untuk motivasi pendidikan.

11
Mahasiswa mengajar di TPA setiap hari. Kegiatan yang dilakukan diawali

pembacaan sholawat nariyah selanjutnya ialah mengajar baca alquran. Setelah

mengaji ialah pembacaan doa-doa. Kemudian anak-anak bebas bermain untuk

menunggu waktu asar. Setelah sholat asar mereka pun pulang. Peneliti mendapati

waktu untuk belajar sekitar 30 menit selain itu banyaknya bacaan sekitar 2-3 baris.
Kegiatan majlis taklim diisi kepala KUA Pengkadan, bermula dari jam 13.00

sampai 16.30. Materi yang diberikan ialah ilmu tajwid. Setiap jamaah membaca

beberapa ayat setelah itu di evaluasi. Peneliti juga berkesempatan mengikuti Majlis

Taklim Akbar Sekecamatan Pengkadan (lihat lampiran)


Program prioritas yang dilancarkan yaitu remaja masjid .mengingat remaja

mesjid adalah organisasi yang di bentuk untuk memberikan kontribusi yang lebih

unutk memajukan keagamaan di lingkungan tersebut. Selain itu karena di desa mawan

para remaja sangat banyak sekali sehingga untuk melaksanakan kegiatan mereka

sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut salah satunya yaitu kegiatan

mengaji bersama yang dilakukan setiap hari senin sampai kamis.

D. Evaluasi
Dalam evaluasi ini, hal pertama yang menjadi permasalahan yaitu mengapa

masyarakat terutama bagi remaja sangat kurang antusias dalam masalah pendidikan,

selain itu kurangnya motivasi dari orang tua dalam mendukung anak-anaknya untuk

melanjutkan sekolah. Hal ini penting mengingat masa depan generasi muda sebagai

penerus generasi yang akan datang.


E. Partisipasi masyarakat
Partisivasi masyarakat sangat di harapkan agar setiap rencana dan kegiatan

yang akan di lakukan dapat berjalan secara maksimal serta mencapai tujuan yang akan

di harapkan. Selain itu masyarakat setempat juga sangat mendukung kegiatan yang

kami lakukan terutama perangkat desa.

12
BAB IV

Organisasi Sosial Yang Terbangun

1. REMAJA MASJID BAITURRAHMAN DESA MAWAN KECAMATAN

PENGKADAN KABUPATEN KAPUAS HULU


A. SEKILAS TENTANG REMAJA MASJID
Remaja masjid adalah organisasi yang dibentuk untuk memberikan

kontribusi yang lebih untuk memejukan keagamman dilingkungan tersebut.

Remaja masjid memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah meningkatkan

keimanan remaja dan menyambung silaturrahmi sesama mukmin.


Adapun fungsi dari remaja masjid antaranya adalah sebagai penggerak

keagamaan dilingkungan sekitar, memberikan bimbingan dan pelayanan

masyarakat dibidang keagamaan, mengajak remaja untuk berperan aktif di

lingkungan tempat tinggalnya serta mengajarkan remaja untuk berani tampil.

13
Sebagai suatu organisasi yang bergerak dibidang kagamaan, remaja masjid

memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan keagamaan di daerah/

lingkungan sekitar. Diantara peran dari remaja masjid antara lain sebagai panitia

dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti PHBI dan mengadakan perlombaan

dalam bidang keagamaan seperti MTQ dsb.


B. PEMBENTUKAN REMAJA MASJID BAITURRAHMAN
Remaja masjid Baiturrahman dibentuk atas kerja sama KKL PAR STAIN

Pontianak 2011 dan pemuka agama serta pemuka masyarakat yang melibatkan

para remaja yang berada di Desa Mawan, pembentukan remaja masjid ini juga

mendapat dukungan dari Kepala Desa Mawan beserta aparat Desa lainnya.
Remaja Masjid yang sebetulnya telah ada sejak lama namun tidak

berperan lagi ini merupakan salah satu alasan pembentukan remaja masjid yang

ada di Desa Mawan ini, selain itu melihat banyaknya remaja yang tidak ikut serta

dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan di desa tersebut juga merupakan alasan

lain pembentukan Remaja masjid baiturrahman.


Setelah beberapa minggu sejak perencanaan, pada hari senin tanggal 06

Juni 2011 bakda shalat Isya, para remaja berkumpul beserta tokoh agama dan

tokoh masyarakat untuk pembentukan remaja masjid tersebut, setelah

bermusyawarah beberapa jam seputar Remaja Masjid, maka dibentuklah susunan

organisasi Remaja Masjid Baiturrahman yang disepakati semua yang hadir. Selain

pembentukan susunan organisasi pada malam itu juga ditentukan kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan oleh remaja masjid tersebut. Sejak saat itulah

Remaja Masjid Baiturrahman terbentuk atas kesepakatan bersama.


C. KEGIATAN REMAJA MASJID BAITURRAHMAN
Remaja Masjid sebagai sebagai suatu organisasi keagamaan tentunya

harus memiliki kegiatan-kegiatan keagamaan sehingga para remaja memiliki

pengetahuan, pengalaman serta keimanan yang lebih. Adapun kegiatan Remaja

Masjid Baiturrahman yang ditelah disepakati antara lain:


1) Pengajian Al-Quran

14
Pengajian Al-Quran dilaksanakan hari Minggu, Senin, Selasa, dan

Rabu, setelah shalat maghrib sampai waktu isya. Adapun kamis setelah shalat

maghrib dilaksanakan pembacaan surah Yasin.

2) Gotong royong
Gotong royong dilakukan untuk membersihkan lingkungan masjid

dan lingkungan masyarakat demi terciptanya lingkungan yang bersih dan

sehat. Gotong royong dilakukan 1 kali dalam seminggu, yaitu pada hari

minggu.
3) Qasidah dan pidato
Latihan qashidah dan pidato bertujuan untuk meberikan

pengetahuan dan meningkatkan kemampuan untuk tampil didepan umum.

Latihn tersebut dilaksanakan setiap hari jumat.


D. SUSUNAN PENGURUS REMAJA MASJID BAITURRAHMAN

PENASEHAT I : M. JAILANI

PENASEHAT II : MUSTHAFA

PENASEHAT III : MASNUT

PENASEHAT IV : MASNUNG

PENASEHAT V : MASITHAH

KETUA I : JAMALUDDIN

KETUA II: RAMADHAN

WAKIL KETUA : JAMILAH

SEKRETARIS : SUSNAWATI

BENDAHARA : MIRA

ANGGOTA : SELURUH REMAJA DI DESA MAWAN

15
STRUKTUR REMAJA MASJID

MASJID BAITURRAHMAN DESA MAWAN

KECAMATAN PENGKADAN KABUPATEN KAPUAS HULU

KETUA I
BEDU

PENASEHAT III
YAHYA MS

PENASEHAT I
H. HAMKA
PENASEHAT IV
SABAR
PENASEHAT II
OKI
PENASEHAT V
MURDANI

KETUA II WAKIL KETUA


ANDI WISNU

SEKRETARIS BENDAHARA
NUR JAIMAH JUNAI

ANGGOTA
SELURUH REMAJA DESA
SUI BESAR BESAR
Sui Besar, 06 Juli 2012

MENGETAHUI

Ketua Masjid Baiturrahman Kepala Desa Mawan

16
2. KARANG TARUNA
a. Pengertian Karang Taruna

Karang taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna

merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas

dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat

khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial

sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah

pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan

kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia

dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.

Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar

dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus

dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai

pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi

kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang

maupun masa yang akan datang.

Karang Taruna merupakan wadah pembinaan generasi muda yanmg

berada di Desa / Kelurahan dalam bidang Usaha Kesejahteraan Sosial. Sebagai

wadah pembinaan tentu saja mempunyai beberapa program yang akan dilaksanakan

yang melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di Desa / Kelurahan yang

bersangkutan.

17
b. Tujuan dan manfaat karang taruna

Tujuan dan manfaat karang taruna Karang Taruna didirikan dengan tujuan

memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam

bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan

kesenian. Sebagai Lembaga / Organisasi yang bergerak di bidang Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan berfungsi sebagai subyek. Karang Taruna sedapat mungkin

mampu menunjukan fungsi dan peranannyasecaraoptimal.

c. Kepengurusan karang taruna


Sebagai organisasi tentunya harus memiliki susunan pengurus dan anggota

yang lengkap dan masing-masing anggota dapat melaksanakan fungsinya sesuai

dengan bidang tugasnya serta dapat dapat bekerja sama dengan didukung oleh

administrasi yang tertib danteratur. Memiliki program kegiatatan yang jelas sesuai

dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada disekitarnya Program Kegiatan Karang

Taruna belangsung secara melembaga terarah dan berkesinambungan serta melibatkan

seluruh unsur generasi muda yang ada.


Kemampuan untuk menghimpun dana secara tetap baik yang bersumber dari

Pemerintah maupun swadaya masyarakat untuk pelaksanaan program masyarakat

kegiatannya. Karang Taruna harus memiliki sarana prasarana yang memadai baik

secara tertulis maupun administrasi Keberadaan Karang Taruna harus mampu

menunjukkan peran dan fungsinya secara optimal di tengah-tengah masyarakat

sehingga dapat memberikan legetimasi dan kepercayaan kepada komponen-

18
komponen yang lain yang sama-sama berpatisipasi dalam Pembangunan Desa /

Keluraharan khususnya pembangunan dalam pembangunan dalam bidang

Kesejahteraan Sosial, salah satu komponen yang berperan dalam pembangunan

Desa /Kelurahana dalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).


d. Sejarah karang taruna di mawan
Karang taruna telah dibentuk terlebih dahulu sebelum kedatangan mahasiswa

KKL STAIN 2011. Kegiatan karang taruna vakum karena beberapa pengurus berpindah

ke luar desa karena berkeluarga dan kerja. Dengan demikian karang taruna yang ada

sekarang merupakan kelanjutan karang taruna terdahulu.


e. Pembentukan karang taruna di mawan
Karang taruna dibentuk kembali pada 7 Juli 2011. Pembentukan karang taruna

dipelopori pengurus karang taruna terdahulu yang masih berada di mawan. Ketua karang

taruna yang terpilih ialah Kamarudin , wakil ketua Jamilah, Bendahara Sinta.
f. Pengurus karang taruna
Kepengurusan Karang Taruna desa/kelurahan dipilih, ditetapkan, dan disahkan

dalam Musyawarah Warga Karang Taruna di desa/kelurahan dan dikukuhkan oleh Kepala

Desa/Lurah setempat, dengan masa bhakti 3 (tiga) tahun


Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh Warga

Karang Taruna setempat dan memenuhi syarat syarat untuk diangkat sebagai pengurus

Karang Taruna yaitu :


1) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
3) memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna;
4) memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan dan kemampuan,

pengabdian di kesejahteraan sosial; dan


5) berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.

BAB V

Pantang Larang di desa Mawan Kecamatan Pengkadan

19
Pendahuluan

Pantang larang merupakan salah satu unsur kebudayaan. Ia memanglah kuno tapi

klasik. Ia kuno mengingat hanya kata orang tua-tua. Tetapi ia menjadi klasik ketika ada

kaitannya dengan kesehatan, etika kesopanan dan nilai-nilai sosial. Ia juga menjadi cerminan

budaya yang pernah ada, bisa dikatakan sastra lisan.

Pantang larang tidak hanya bagi anak-anak, remaja tetapi juga orang tua. Mulai dari

penanaman nilai-nilai dalam keluarga. Kemudian mengiringi kehidupan remaja yang panca

roba dan mulai kritis. Apalagi orang tua yang belajar dari pengalaman pribadi kemudian

membandingkan nasehat dari orang-orang terdahulu.

Lingkungan di daerah pegunungan, sungai yang menyebar sedikit banyak

mempengaruhi pantang larang yang ada. Belum lagi dominasi tumbuhan dan hewan yang ada

di hutan. Ia bisa menjadi ciri khas dari pantang larang yang ada.

Sejak kedatangan Islam melalui jalur perairan Sungai Kapuas kemudian memasuki

sungai-sungai salah satunya Sungai Embau. Islam sebagai agama mampu mengubah identitas

penganut agama. Perubahan yang ada berupa nama pribadi, dan membawa nama-nama suku

sehingga, ada istilah melayu di pedalaman Kalimantan Barat (lihat Yusriadi dan Hermansyah.

Salah satu melayu di pedalaman kalimantan barat adalah melayu mawan yakni

melayu di desa Mawan Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu kurang begitu aktif

dalam mengamalkan pantang larang. Jika mereka mengetahui bahawa pantang larang dicipta

hanya untuk menakut-nakuti, apalagi tidak masuk akal sedikit banyak akan merubah persepsi.

Sehingga, ada anggapan bahawa pantang larang itu tidak benar meskipun bukan seratus

persen disetujui. Namun demikian, ada juga beberapa pantang larang yang telah diubah

seiring perjalanan zaman. Tidak semua pantang-larang itu dapat diterima akal, namun tetap

indah dan berseni, terutama dalam membentuk kepribadian

20
Pantang larang menjadi masalah ketika berhubungan dengan agama. Namun ada pula

persinggungan antara keduanya yakni Islam dan budaya lokal. Penulisan ini tidak berupaya

mengangkat jurang yang ada namun sekedar upaya mendeskripsikan nilai nilai budaya

sebagai buah dari Islam dan budaya lokal di Mawan.

Dalam kehidupan masyarakat Melayu umumnya ada banyak pantang larang. Ada

beberapa pantang larang yang terkesan mirip, namun tidak ada salahnya melalui tulisan yang

sederhana ini penulis memaparkan sedikit data mengenai pantang larang yang ada di mawan.

Dengan demikian, pembaca mendapat gambaran sedikit terkait melayu di pedalaman

kalimantan barat ini.

1. Definisi pantang larang


Pantang larang memiliki nama lain yang bermakna sama seperti pamali. Pamali

dalam bahasa Indonesia memiliki makna pantangan, larangan berdasarkan adat dan

kebiasaan. Jika melihat dari keberadaan mawan di pedalaman kalbar ini maka pantang

larang berkaitan dengan hukum adat yang ada di desa mawan.


2. Fungsi pantang larang

Pantang larang diamalkan oleh masyarakat melayu mawan bertujuan untuk

mendidik masyarakat agar mengamalkan nilai-nilai dalam kehidupan mereka. Hal ini

mengingat pantang larang adalah peninggalan lisan nenek moyang. Mereka

bertanggungjawab untuk melestarikan tradisi itu kepada anak-anak atau cucu-cucu

mereka.

Jika pantang larang di langgar akan mendapat bala, karma, sakit. Sementara jika

dituruti tidak akan mendapat celaan. Sehingga, meskipun tidak di ketahui pasti

jumlahnya, ada orang yang mengikuti pantang larang tetapi tidak tahu akibat melanggar

pantang larang.

21
Jika kita berfikir lanjut meskipun pantang larang ada yang tidak masuk akal

namun, ada kaitannya dengan kesehatan, kesopanan, dan menempatkan sesuatu sesuai

pada tempatnya.

3. Jenis-jenis pantang larang


Ada banyak jenis pantang larang. Dalam penulisan ini peneliti membagi pantang

larang ke dalam beberapa kelompok. Pembagian ini berdasarkan bentuk pantang larang,

pantang larang menurut golongan umur, pantang larang menurut tempat, pantang larang

menurut jenis kelamin, pantang larang menurut keturunan, pantang larang menurut

perhitungan ilmu falak dan pantang larang menurut kejadian.


a. Pantang larang menurut bentuk
1) Pantang larang Bentuk Perkataan
Pantang larang bentuk ini berupa tuturan atau ucapan. Biasanya berupa

kata-kata yang dilarang untuk diucapkan. Kata-kata yang pantang untuk

diucapkan biasa disebut kata tabu. Contoh kata tabu yang merupakan bagian

pamali berbentuk perkataan misalnya Ada kucing menari. Kata-kata tabu

seperti ini jika diucapkan diyakini akan mendapat bahaya. Hal ini diyakini

Kucing tersebut merupakan kucing jelmaan.


Selain itu, untuk menghindari penggunaan kata-kata tabu dalam

berkomunikasi, melayu mawan menggunakan eufemisme sebagai padanan kata

yang lebih halus. Misalnya, kata orang bawah digunakan untuk menggantikan

penguasa air dan digunakan untuk menggantikan kata buaya. Namun ada pula

nama khusus hantu durian seperti Bugak.


Bernyanyi di dapur
Bersiul di rumah
2) Pantang larang bentuk Perbuatan atau Tindakan
Pantang larang bentuk perbuatan atau tindakan merupakan tingkah laku

yang dilarang untuk dilakukan guna menghindari datangnya bahaya, karma, atau

berkurangnya rezeki.Contoh perbuatan tabu ialah menjahit pakaian di badan nanti

tidak lepas hutang.


b. Pantang larang menurut golongan umur

22
Pantang larang menurut golongan umur ini merupakan upaya mendidik anak-

anak yang pada umumnya dikaitkan dengan hantu, kematian ibu. Setelah menginjak

remaja, anak-anak mulai kritis sehingga dikaitkan dengan perjodohan. Setelah

dewasa/ umum, ada lagi pantang larang yang di pegang biasa dikaitkan dengan

masalah dalam perkawinan seperti bermadu, masalah anak yang nakal dan rejeki.

Berikut pantang larang yang ada di mawan.


1) pantang larang untuk anak-anak.
- Anak-anak tidak boleh tidur tengkurap nanti mati emak
- Anak-anak tidak boleh bertapok pada waktu malam nanti di sembunyikan

hantu
- Anak-anak tidak boleh tidur/ baring di tanah lapang nanti di langkah hantu

panjang
2) pantang larang untuk remaja.
- Anak dara tidak boleh tidur di tiang seri rumah nanti di langkah hantu
- Anak dara tidak boleh berdandan dan bercermin pada malam hari nanti

mudah terkena guna-guna

3) pantang larang untuk umum


- Tidak boleh menggunakan penutup sebagai alat makan nanti akan dijadikan

penutup malu/aib
- Tidak boleh membuang air kecil di pohon nanti akan membuat penunggu

pohon marah
- Di larang meletak pinggan di tekapak tangan nanti perut tidak menerima baik

makanan
- Di larang mencari kutu berurutan secara bersamaan nanti mati berurutan
c. Pantang larang menurut tempat
1) pantang larang di hutan
- tidak boleh menegur pohon merah di hutan nanti mendapat sakit
- tidak boleh menegur sesuatu yang aneh di hutan nanti mendapat sakit
- jangan meraung di hutan nanti disahut hantu
2) pantang larang di sungai.
- Jika nampak air berpusar, jangan hampiri, alamat buaya bergerak/ mengiring
3) pantang larang di tempat penambangan emas.
- tidak boleh menegurkan pasir yang berjatuhan, nanti tidak mendapatkan hasil,

kalaupun ada sedikit


4) pantang larang di dalam rumah.
- Dilarang berbicara di dalam wc

23
- Di larang bernyanyi di dapur nanti menikahi orang tua
- Tidak boleh melihat wajah di air panas nanti muka rusak
- Di larang memakai tanggoi di dalam rumah nanti di timpa kayu rapuh
5) pantang larang di luar rumah.
- Dilarang tidur di lapangan terbuka nanti dilangkah hantu panjang
6) Pantang larang di perjalanan
- Di larang mengucappkan loppa (capek dan sejenisnya) nanti makin terasa

letih
d. Pantang larang menurut jenis kelamin.
1) pantang larang untuk pria.
- Suami dilarang mengambil barang sebelum meminta terlebih dahulu dengan

pemilik barang, nanti anak akan suka mencuri


2) pantang larang untuk wanita.
- Ibu hamil tidak boleh buang kulit kelapa sampai habis, nanti rambut anaknya

ndak tumbuh
- Ibu hamil tidak boleh duduk beralas daun nanti anak lipat kajang
- Ibu hamil tidak boleh menduduki kayu bakar nanti berak waktu melahirkan
- Ibu hamil tidak boleh duduk di tengah lawang nanti anak tidak mau lahir
e. Pantang larang menurut keturunan.
- Anak kecil yang buang-buang tidak boleh ke hutan, motong ayam dan makan

yang amis-amis (buang-buang untuk orang yang berobat, sunatan)


- Orang yang buang-buang tidak boleh keluar rumah selama 7 hari (tergantung

keluarga)
f. Pantang larang menurut kejadian/kegiatan
1) Pantang larang ketika ada orang meninggal
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh ngarit/ nurreh
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh cari rebung
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh menjahit
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh memotong kuku
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh memotong rambut
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh mencari jarum
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh menanam bunga
- Ketika ada orang meninggal tidak boleh menanam padi
2) Pantang larang ketika ada pesta
3) Pantang larang ketika yasinan, selamatan
4) Pantang larang ketika makan, minum
- Dilarang makan dan minum sambil berjalan atau berdiri nanti perut tidak

menerima baik makanan tersebut, lama kenyang atau dapat penyakit perut
- Dilarang makan pisang kembar nanti mendapat anak kembar
- Di larang makan pada waktu magrib nanti ditamani hantu
- Dilarang tidur setelah makan nanti perut buncit
- Dilarang makan berubah tempat nanti berkawin banyak
5) Pantang larang ketika ada pelangi
- Dilarang menunjuk pelangi nanti telunjuk putus

24
6) Pantang larang ketika gerhana bulan, gerhana matahari
- Ibu hamil tidak boleh terkena sinar gerhana nanti anak kena rau atau belang

pada muka, kulit


g. pantang larang menurut kitab.
Anjuran dan larangan menikah pada waktu tertentu berdasarkan perhitungan falakh,

jika tidak diikuti masa pernikahan tidak akan lama atau mendapat masalah dalam

dunia pernikahan
h. Pantang larang menurut waktu
1) Pantang larang di malam hari
- Di larang menyisir rambut pada malam hari nanti diganggu kuntilanak
- Di larang memotong kuku pada waktu malam nanti menjadi kuku anjing
- Dilarang menyapu sisa makanan seperti nasi pada malam hari nanti

membuang rejeki
- Di larang mencucuk jarum pada malam hari nanti menjadi sial
- Maka tidak basuh pinggan nanti lambat mendapat jodoh
2) Pantang larang ketika maghrib
- Dilarang makan pada waktu maghrib nanti didatangi dan makan bersama

hantu
3) Pantang larang menjelang maghrib
- Anak-anak dilarang bermain menjelang maghrib nanti disembunyikan hantu
- Dilarang duduk di tangga menjelang maghrib nanti dirasuk hantu
4) Pantang larang ketika tinggi hari/kesiangan
- Anak dara tidak boleh bangun siang nanti rejeki di patok ayam

25
BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan dari paparan yang telah diuraikan terdahulu maka Laporan

Pelaksanaan KKL dapat disimpulkan sebagai berikut:

4. Realitas pelaksanaan program PAR mahasiswa STAIN pontianak ialah bersama-sama

masyarakat membuat peta, membuat plang nomor rumah, mengikuti kegiatan majlis

taklim dan barzanzi, dan bergotong royong.


5. Organisasi sosial yang terbentuk dari program PAR ialah remaja masjid dan karang

taruna
6. Sikap masyarakat terhadap organisasi sosial yang terbentuk ialah hangat namun

mendapat kendala di dalam perjalan diantaranya ialah semangat jamaah yang ikut

kegiatan remaja masjid berkurang. Namun demikian, sepeninggalan mahasiswa KKL

masih berlanjut.

2. Saran
Ada beberapa sektor yang mengalami kendala di desa mawan kecamatan

pengkadan yaitu:
a. Pendidikan
Untuk dusun mawan rata-rata masyarakatnya sangat mapan, tapi dari segi

pendidikan masyarakatnya agak terbelakang. Kebanyakan masyarakat mawan lulusan

SMP. Disini motivasi dan partisipasi orang tua sangat di perlukan mengingat minat para

anak/siswa untuk belajar sangat minim sekali.

b. Ekonomi

Dari sektor ekonomi untuk daerah desa mawan banyak sekali yang dapat di

kembangkan apalagi dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat, salah

26
satunya yaitu adanya program PKK dan KWT (kelompok wanita tani). tetapi dari

kedua ini terdapat praktek riba yang dilarang dalam agama islam.

Berdasarkan hasil paparan data yang telah di sampaikan adapun saran yang

di sampaikan yaitu Kepada pihak pengurus KWT. Untuk KWT sebaiknya perlu

mengembangkan kegiatan usaha lain dalam bentuk kelompok selain dari usaha

simpan pinjam, sehingga masyarakat mampu untuk mengembangkan kemampuan

yang di miliki salah satunya yaitu home industri.

c. Agama

Diharapkan kepada masyarakat untuk merespon kedatangan jamaah tabligh

tidak berlebihan. Hal ini menjadi masalah ketika kehadiran jamaah tabligh di masjid

baiturrahman selama 3-4 hari perbulan mengurangi kegiatan keagamaan di masjid.

Peneliti menemukan kegiataan keagamaan yang berkurang seperti diliburkannya TPA

sampai jamaah tabligh tidak ada di masjid baiturrahman.

27

Anda mungkin juga menyukai