Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERSEPSI DAN PENGETAHUAN TERHADAP MINAT

MASYARAKAT DALAM MENERIMA BLT UMKM DI KABUPATEN NAGAN


RAYA TAHUN 2020

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Oleh:

ROSA SELVIANA PUTRI

190602038

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

UNIVERSITAS AR-RANIRY BANDA ACEH

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting
dalam perkembangan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. UMKM merupakan salah satu
motor penggerak perekonomian Indonesia. Sejak krisis moneter ditahun 1997-1998 hampir 80%
usaha yang dikategorikan besar mengalami kebangkrutan dan malah UMKM dapat bertahan
dalam krisis dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimilikinya. Bagi sebagian
kalangan UMKM dianggap sebagai sektor usaha yang tahan banting sehingga mampu bertahan
dalam kondisi apapun. Tak jarang dengan kemampuan dan keterbatasan tersebut juga dapat
menciptakan lapangan kerja walaupun tidak signifikan.
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang
mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya rendah dan hidup
dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Pengembangan UMKM
ini menjadikan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada
hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh
karena itu peranan pemerintah serta masyarakat sangat penting dalam peningkatan
pengembangan UMKM.
Untuk mengembangkan UMKM yang ada di Indonesia berbagai kegiatan dan program pun
dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah. Dalam Undang-Undang N0. 20 tahun 2008
tentang usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menyatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah
bersama-sama memberdayakan dan mengembangkan UMKM yang ada. Hal ini bertujuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian


nasional. Sementara itu di Provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Nagan Raya, pemberian BLT
untuk UMKM cukup tinggi, berikut jumlah UMKM di Provinsi Aceh Kabupaten Nagan Raya
pada tahun 2020 dan yang terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 2.014
UMKM, tahap pertama diberikan kepada 877 UMKM masing-masing UMKM mendapat
bantuan Rp. 2.400.000,-. Dari 2.014 penerima bantuan, untuk tahap pertama sebanyak 877,
sisnya 1.137 orang pada tahap selanjutnya. Adapun kriteria orang yang berhak menerima
bantuan UMKM adalah para pelaku usaha mikro yang sedang tidak menerima kredit modal
kerja dari perbankan, bukan anggota ASN, TNI dan Polri, memiliki nomor induk
kependudukan (NIK), memiliki usaha mikro, merupakan warga negara Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “ Analisis Persepsi dan Pengetahuan Terhadap Minat Masyarakat dalam menerima
BLT UMKM di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2020”
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi mempengaruhi minat masyarakat Kab. Nagan Raya dalam


menerima BLT UMKM di Kab. Nagan Raya?
2. Apakah pengetahuan mempengaruhi minat masyarakat Kab. Nagan Raya dalam
menerima BLT UMKM?
3. Apa sajakah kriteria yang berhak menerima bantuan UMKM?

Nama : ROSA SELVIANA PUTRI

Nim 190602038

MK : Metodologi Penelitan Ekonomi dan


Bisnis Hari : Rabu 9:30 – 11:10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perception yang artinya menerima
atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses pemilihan, pengorganisasian dan
penginterprestasian sebagai stimulus menjadi informasi yang bermakna. Setiap orang
mempunyai pendapat atau pandangan yang berbeda dalam melihat suatu hal (objek) yang sama.
Perbedaan pandangan ini akan dapat ditindak lanjutin dengan perilaku dan tindakan yang
berbeda pula. Pandangan itu disebut sebagai persepsi. Persepsi seseorang akan menentukan
bagaimana ia akan memandang dunia.
Wagner dan Hollenbeck (1995:136) mengemukakan pendapatnya bahwa kita manusia
memiliki lima indera dimana lewat indera-indera tersebut kita bisa mengalami dunia yang ada
disekitar kita: yaitu lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan pengecap.
Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengelola, menyimpan dan
menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dari indera-indera tersebut.
Pendapat tersebut mirip dengan Robbins (2003:160) yang mendefinisikan persepsi
sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Sejumlah
faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins adalah perilaku persepsi, objek dan
situasi. Di antara karakteristik pribadi dari pelaku persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau
minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan (ekspetasi). Objek atau target bisa berupa orang,
benda atau peristiwa. Sifat-sifat objek atau target itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi
orang yang melihatnya. Situasi adalah konteks objek atau peristiwa, yang meliputi unsure-unsur

lingkungan sekitar dan waktu.


Menurut Kottler dan Keller (1997:164) persepsi merupakan proses di mana kita
memilih, mengatur dan menerjemahkan, masukan informasi untuk menciptakan gambaran
dunia yang berarti. Poin utamanya adalah persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan
fisik, namun juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan
kondisi dalam setiap diri kita. Lebih lanjut Kotler dan Amstrong berpendapat bahwa situasi
yang sama, persepsi orang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
adanya proses perceptual (berhubungan dengan rangsangan sensorik) yaitu atensi selektif,
distorsi selektif, dan retensi selektif.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses
seseorang menilai atau memberi pandangan terhadap suatu hal (objek) dan memahami apa yang
diperoleh masyarakat melalui panca inderanya yang selanjutnya akan dianalisa sehingga
masyarakat tersebut mendapatkan makna yang sebenarnya.

2.1.2 Proses Terbentuknya Persepsi


Persepsi terjadi berawal dari adanya sensasi, yaitu kesadaran pertama kita akan adanya
suatu stimulus (rangsangan) di luar kita. Kemudian otak kita merangkai, dengan demikian
persepsi menurut aliran ini bisa dibagi lagi menjadi unit yang lebih kecil. Jadi persepsi itu
komplek tidak sekedar penjumlahan atau penggabungan elemen yang terpisah, akan tetapi otak
kita mengkombinasikannya dengan prinsip-prinsip tertentu. Beberapa hal yang dapat merubah
atau mempengaruhi persepsi adalah: kultur, pembelajaran, emosi dan pengalaman seseorang.
(Philip Kottler, 1997:170).
Persepsi itu bersifat personal. Setiap orang mempunyai pengalaman pribadi, emosi dan
macam-macam memori yang unik, yang secara otomatis akan mempengaruhi persepsi seperti
aslinya, tetapi sudah dirubah dan dibiaskan. Persepsi seseorang tentang sesuatu hal juga
dipengaruhi suasana hatinya. Orang yang suasana hatinya sedang gembira bisa memahami kata-
kata yang mengandung kegembiraan lebih cepat dari pada kata-kata yang mengandung
kesedihan dan begitu juga sebaliknya.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi


Menurut Nugroho J. Setiadi faktor yang mempengaruhi persepsi adalah penglihatan dan
sasaran yang diterima dan situasi persepsi terjadi penglihatan. Tanggapan yang timbul atas

rangsangan dipengaruhi sifat-sifat individu yang melihatnya. Sifat yang dapat mempengaruhi
persepsi, yaitu:
1. Sikap, yaitu mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan
seseorang.
2. Motivasi, yaitu hal yang mendorong sesorang mendasari sikap tindakan yang
dilakukannya.
3. Minat, yaitu faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
objek tertentu yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
4. Pengalaman masa lalu, yaitu dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena akan
menarik kesimpulan yang sama dengan yang pernah didengar dan dilihat.
5. Harapan, yaitu mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan , akan
cenderung menolak gagasan, ajakan atau tawaran yang tidak sesuai dengan yang kita
harapkan.
6. Sasaran, yaitu mempengaruhi penglihatan yang akhirnya akan mempengaruhi persepsi.
7. Situasi atau keadaan sekitar kita atau sekitar sasaran yang turut mempengaruhi persepsi.

Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan
persepsi yang berbeda pula.
Menurut Robin S.P dan Judge (2007:98) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan persepsi seseorang adalah sebagai berikut:
1. Psikologi
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan psikologi. Contoh dalam persepsi harga, persepsi harga yaitu tentang bagaimana
anggota memandang suatu harga yang ditawarkan, apakah harga tersebut tinggi atau rendah.
2. Keluarga
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah keluarganya. Orang tua yang
telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di
dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anaknya. (Miftah
Thoha,2007: 147-148).
3. Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor
kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami
keadaan di dunia ini. Kebudayaan dan manusia memang begitu dekat karena setiap
manusia pasti memiliki berbagai macam budaya atau etika yang ada pada dirinya masing-
masing dan setiap warga Negara mempunyai kebudayaan masing-masing dari setiap
daerah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi
persepsi selain terjadi akibat rangsangan dari lingkungan eksternal yang dapat ditangkap oleh
setiap individu, persepsi juga dipengaruhi oleh kemampuan dari setiap individu dalam menangkap
dan menerjemahkan rangsangan tersebut menjadi sebuah informasi yang tersimpan menjadi
sensasi dan menjadi memori atau pengalaman masa lalu.

2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang disimpan dalam setiap benak konsumen.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam perilaku konsumen. Apa yang
dibeli konsumen, dimana mereka membeli, dan kapan mereka membeli akan bergantung kepada
pengetahuan konsumen. Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam
ingatan. (Silvia Miftakhur Rahmah, Sri Wahyuni, 2016:130-131). Sedangkan menurut Mowen
dan Minor (2002) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan sejumlah pengalaman dan
informasi mengenai produk atau jasa yang dimiliki oleh konsumen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah semua informasi
yang dimiliki oleh masyarakat terkait dengan produk dan jasa yang telah disimpan dalam
ingatan.

2.2.2. Jenis Pengetahuan

Untuk mengetahui apa yang sudah diketahui konsumen dalam ingatannya, psikologi
kognitif mengemukakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar yaitu pengetahuan deklartif
dan prosedural. Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) yaitu melibatkan fakta subjektif
yang sudah diketahui sedangakan pengetahuan prosedual (procedural knowledge) mengacu
pada pengertian bagaimana fakta ini digunakan. Fakta ini bersikap subjektif dalam pengertian
bahwa fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realita objektif. Pengetahuan deklaratif dibagi
menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik dan sematik. Pengetahuan episodik (episodic
knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Sedangkan
pengetahuan sematik (sematic knowledge) terdapat pengetahuan yang digeneralisasikan yang
memberikan arti bagi dunia seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan digunakan untuk
mendeskripsikan suatu produk.
Mowen dan Minor membagi pengetahuan menjadi tiga jenis

yaitu:

1) Pengetahuan objektif (objektive knowledge), adalah informasi yang benar mengenai kelas
produk yang disimpan dalam memori jangka panjang konsumen.
2) Pengetahuan subjektif (subjektive knowledge), merupakan persepsi konsumen tentang apa
atau seberapa banyak pengetahuannya dengan kelas produk.
3) Informasi mengenai pengetahuan lainnya, pembagian pengetahuan yang lebih aplikatif
untuk pemasaran diperlukan pembagian pengetahuan yang lebih tepat.
(Donni Juni Priansa, 131-132)
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan
perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan
umur dan hubungan dengan proses kerja.
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor mempengaruhi persepsi seseorang
atau lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam
menentukan kualitas manusia. Dengan demikian pendidikan manusia dianggap akan
memperoleh pengetahuan implikasinya.
2. Paparan Media Massa
Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai informasi
dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa
akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
yang dimiliki.
3. Sosial Ekonomi
Dalam menambah kebutuha primer, maupun skunder keluarga, status ekonomi yang
baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan status ekonomi rendah, semakin
tinggi status sosial ekonomi seseorang semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan,
sehingga menjadikan hidup lebih berkualitas.
4. Hubungan Sosial
Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media. Apabila hubungan sosial seseorang dengan
individu baik maka pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah.

5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
(Soekidjo Notoatmodjo,2003:19)

2.3 Minat

2.3.1 Pengertian Minat


Secara etimologi pengertian minat adalah perhatian, kecenderungan hati kepada suatu
keinginan. Sedangkan menurut istilah adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, atau kecenderungan lain yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. (Andir Mappier,1997:62)
Menurut Donni Juni Priansa minat merupakan pemusatan perhatian yang disertai
dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, kemudian minat individu tersebut
menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut
mempunyai manfaat sehingga ingin memliki barang tersebut dengan cara membayar atau
menukar dengan uang. (Muhammad Syafi’i Antonio,2001:153). Sedangkan menurut Kotler
dan Keller menyatakan bahwa minat adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon
terhadap objek yang menunjukkan keingina seseorang untuk melakukan pembelian.
(Philip Kotler,Kevin Lane Keller,2012:145).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan atau kemauan
yang disertai perasaan yakin yang ada pada masyarakat untuk menentukan pilihan untuk bisa
mendapatkan kepuasan serta manfaat yang diinginkan.

2.3.2 Faktor-Faktor Tumbuhnya Minat

Minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga adanya faktor internal.
Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan
semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat terhadap pemberian
bantuan UMKM. (Badudu JS, Zain:139).
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu
bila individu tersebut memiliki beberapa unsur antara lain: (Sumadi Suryabrata,2009:14)
1. Perasaan Senang
Perasaan senang dapat diartikan sebagai suasana psikis dengan jalan membuka diri
terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan dalam diri. Jadi dapat dikatakan bahwa
perasaan senang dapat timbul karena mengamati, mengingat atau memikirkan sesuatu.
2. Perhatian

Merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek tertentu. Seseorang
yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar.
3. Manfaat dan Fungsi
Selain adanya perasaan senang, perhatian dan ketertarikan. Manfaat dan fungsi juga
merupakan satu unsur/indikator minat. Minat tidak timbul sendirian namun ada unsur
kebutuhan misalnya minat terhadap bantuan UMKM dan lain-lain.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat memiliki unsur kesadaran sampai
pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati. Dengan demikian maka
dapat dikatakan bahwa minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
sesuatu dalam memenuhi keinginannya yang tinggi.

2.3.3 Macam-Macam Minat


Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu berdasarkan timbulnya minat
dan arahnya. Berdasarkan timbulnya, minat dapat di bedakan menjadi dua yaitu:
(Witherington, H.C.,2015:109)

1. Minat primitif, adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-
jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman dan
kebebasan beraktivitas.
2. Minat kultural, adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak
secara langsung berhubungan dengan diri kita.

Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Minat intrinsik, adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri.
b. Minat ekstrinsik, adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari
kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut
hilang. (Miftah Thoha,2007:147-148).

2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2.4.1 Pengertian UMKM


UU No.20. Tahun 2008 pasal 1 (ketentuan umum) tentang UMKM disebutkan bahwa
usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Sedangkan usaha mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

2.4.2 Kriteria UMKM


Pasal UU No.20 Tahun 2008 Bab IV pasal 6 disebutkan bahwa kriteria usaha mikro
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan kriteria usaha adalah memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Booklet profit bisnis UMKM (LPPI, 2015 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
karakteristik UMKM) mengklasifikasikan UMKM yaitu usaha kecil dan usaha mikro. Kriteria

usaha kecil yaitu diantaranya jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap,
lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah, pada umumnya sudah
melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana dan sudah membuat neraca usaha,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah memiliki izin
usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP, sumber daya manusia memiliki
pengalaman dalam berwira usaha, sebagian sudah akseske perbankan dalam keperluan modal,
sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
Contoh usaha kecil adalah pedagang grosir (agen) dan pedagang pengumpul, usaha tani sebagai
pemilik tanah yang mempunyai tenaga kerja, pengrajin industri dan peternakan.
(Subagyo dan Purnomo, 2009:38).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa UMKM merupakan
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan, yang
membutuhkan modal untuk mendirikan usaha tersebut.
2.5 Kerangka Berfikir
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, diperlukan adanya pemikiran yang menjadi
landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran atas penelitian tersebut dan kerangka berfikir untuk penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Persepsi (X 1)
Minat dalam menerima BLT
Variabel UMKM (Y)
Pengetahuan (X 2) independen

Variabel
dependen
Gambar 2.5
Kerangka Berfikir

Dari kerangka berfikir diatas dapat dilihat bahwa persepsi dan pengetahuan sebagai variabel
independent (X) dan minat dalam menerima BLT UMKM di Kabupaten Nagan Raya
menjadi variabel dependen (Y)
Keterangan:

1. Variabel terikat (variabel dependen) yaitu, variabel yang dipengaruhi atau sebagai
akibat adanya variabel bebas
2. Variabel bebas (variabel independen) yaitu, variabel yang memengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA

https://bejanakehidupan.com/pengertian-minat-menurut-para-ahli/
https://bimba-aiueo.com/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-minat-baca-seseorang/
https://eprints.uny.ac.id/9917/2/BAB%202%20-%2006208244053.pdf
https://repository.usd.ac.id/14460/2/052214156_Full.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/226368-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat-
be- cd98a0d8.pdf
http://repository.radenfatah.ac.id/5260/3/BAB%20II.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-proses-jenis-dan-faktor-
yang- mempengaruhi.html?m=1
https://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/3378/3/BAB%202.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/7357/3/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1066/1/BAB%20II.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/4549/1/BAB%202.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/564/4/Chapter%202.%20pdf.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102106009-3-2%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
http://etheses.iainkediri.ac.id/124/3/7.%20BAB%20II.pdf
https://www.google.co.id/amp/s/pelayananpublik.id/2019/08/26/pengertian-minat-ciri-
dan- contohnya/amp/
http://repository.unj.ac.id/83/8/13.%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai