DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikankesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengansebaik-baiknya. Makalah tentang Analisis Data Penelitian Kuantitatif ini
disusun sebagai salahsatu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Statistik Pendidikan.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih
banyakkekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami
tetapberharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik
dansaran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan
dalamperbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap manusia akan mengalami fase perubahan. Perubahan adalah kejadian yang membuat
sesuatu beralih menjadi berbeda dari keadaan sebelumnya. Perubahan ini pasti mempengaruhi
manusia untuk melakukan kebiasaan baru. Kebiasaan baru inilah yang membuat manusia
beradaptasi dengan segala hal, kebiasaan baru juga akan mengubah pola pikir manusia dalam
mengambil keputusan. Manusia pasti akan berpikir apakah kepurusan yang diambil akan
mendatangkan keuntungan di masa mendatang atau akan menjadi hambatan.
Pola pikir (Mindset) disebut sebagai cara seseorang dalam memandang sesuatu atau meyakini
sesuatu. Setiap individu memiliki pola pikir yang berbeda - beda. Bagi seorang penguasaha
mereka harus menjaga pola pikirnya. Pola pikir wirausahawan yang tepat harus bersifat
produktif, inovatif, kreatif, dan positif. Seorang wirausaha tidak akan bisa berkembang apabila
tidak memiliki sifat inovatif dan kreatif di dalam diri mereka. Wirausahawan juga harus menjaga
pola pikirnya dan juga memahami dirinya sendiri agar tidak mudah terpengaruh hal yang negatif
Pola pikir yang baik akan membawa perubahan yang baik bagi para wirausaha. Maka dari itu
kita harus engenal kemampuan kita terlebih dahulu dan kita harus yakin kepada kemampuan
diri kita sendiri, karena banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirirya yarg
dapat mengurunglkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam merjadi wirausaha,
dalam hal ini kita harus mengubah pola pikir kita dengan cara mengetahui/mempelajari
pengetahuan baru tentang bagaimana kita harus memiliki pola pikir yang inovatif, karena
dapat menciptakan hal yang baru dalam berwirausaha.
Seorang entrepreneur harus dapat mengatur pola pikirnya atau yang biasa disebut dengan
mindset. Mindset disini merupakan pola pemikiran seorang entrepreneur terhadap sikap yang
harus dimilikinya dalam berinovasi dan menghasilkan suatu tindakan. Mindset merupakan salah
satu hal penting bagi seorang entrepreneur yang harus ditanamkan sejak awal agar dapat
membuatnya sukses.
Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam
memegang kendali bisnis yang dijalaninya.Sejauh mana seorang pengusaha mampu
mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.Seorang wirausaha
memiliki pola pikir yang berbeda dari orang-orang biasanya. Wirausahawan adalah sosok yang
independen, tidak bergantung dengan perusahaan atau pemerintah, mereka berdiri sendiri dan
berani berinovasi dengan hal yang baru. Selain itu mereka juga mengambil keputusannya sendiri
tanpa berunding dengan orang lain.
Tantangan bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju masih sangat berat, salah satu
pekerjaan terbesar adalah menambah persentase jumlah wirausahawan. Berdasarkan data
Kementerian Perindustrian pada tahun 2018, rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3.1%
dari jumlah populasi. Dengan rasio ini, Indonesia masih tertinggal jauh dengan Negara-negara
tetangga sekitarnya yaitu Malaysia dengan jumlah wirausaha 5% dan Singapura mencapai 7%.
Persentase ini masih sangat kurang karena untuk menjadi sebuah Negara maju, Negara memiliki
sedikitnya 7% wirausaha dari jumlah populasi. Rasio 3.1% di atas berarti dari total jumlah
penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia hanya memiliki 8.3 juta jiwa yang menjadi pengusaha.
Untuk mencapai angka 14%, Indonesia membutuhkan sekitar 37.8 juta jiwa yang menjadi
entrepreneur.Jika dicari defisitnya, maka untuk menjadi negara maju, Indonesia masih
kekurangan 29.43 juta jiwa
pengusaha. Harapan terbesar pengisi pos ini adalah pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Anak muda yang terkenal dengan kedinamisan dan semangat yang tinggi memiliki semua atribut
untuk memulai usaha baru. Lebih lanjut, teknologi yang berkembang pesat saat ini akan semakin
mempermudah pemuda untuk menjadi entrepreneur. Namun sangat di sayangkan, sebagian besar
pemuda Indonesia tidak memiliki bayangan sama sekali tentang entrepreneur. Kebanyakan dari
mereka bercita-cita bekerja di perusahaan, menjadi Aparatur Sipil Negara, dan lain sebagainya.
Padahal peluang untuk menjadi entrepreneur sangatlah besar saat ini. Kondisi ini memerlukan
perhatian dan solusi yang serius agar keadaan tidak semakin parah. Pengenalan, pemahaman dan
pengetahuan tentang entrepreneur harus segera dimiliki oleh pemuda. Salah satunya adalah
pengenalan entrepreneur melalui institusi pendidikan baik dari jenjang SD, SMP,SMA hingga
Perguruan Tinggi. Pengenalan entrepreneurship diyakini mampu mengubah pola pikir pemuda
yang konvensional menjadi pola pikir entrepreneur. Seperti apakah pola pikir entrepreneur itu?
Pada makalah ini, pemahaman tentang pentingnya perubahan dan peranan mindset akan dibahas
secara detil merujuk pada pandangan para ahli. Juga penjabaran perubahan mindset, mindset
entrepreneur, beserta teori kecerdasan financial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1.4 Manfaat
a. Dari aspek keilmuan atau Secara Teoritis, hasil dari makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengembangan ilmu tentang konsep berfikir perubahan mindset
terutama di bidang kewirausahaan.
b. Dari aspek praktik, makalah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dan
mahasiswi dalam memahami Konsep Berfikir Perubahan Pola Pikir (Mindset) terutama di
bidang Kewirausahaan dan juga dapat membantu cara menentukan, mengarahkan Konsep
Berfikir sebagai Wirausaha.
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Definisi Perubahan
b. Definisi Mindset
Pengusaha berpikir secara berbeda dari bukan pengusaha. Apalagi seorang pengusaha di
situasi tertentu mungkin berpikir secara berbeda dari ketika dihadapkan dengan beberapa tugas
atau keputusan lain lingkungan. Pengusaha harus sering membuat keputusan dalam lingkungan
yang sangat tidak pasti di mana taruhannya tinggi, tekanan waktu sangat besar, dan ada emosi
yang cukup besar investasi. Kita semua berpikir secara berbeda di lingkungan yang tegang ini
daripada yang kita lakukan di alam masalah dipahami dengan baik dan kami memiliki waktu dan
prosedur rasional untuk menyelesaikannya.Mengingat sifat lingkungan pengambilan keputusan
seorang pengusaha, dia terkadang harus (1) berpikir secara struktural, (2) terlibat dalam
bricolage, (3) melaksanakan, dan (4) beradaptasi secara kognitif.
Konsep entrepreneurship diperkenalkan pertama kali oleh ahli Ekonomi Perancis yang
bernama Richard Cantillon pada abad ke 18 atau tahun 1950an. Entrepreneurship didefinisikan
sebagai pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Selain Cantillon. Ricardo (1817), Smith (1776), juga
merupakan ahli yang mengusung konsep yang sama. Mereka mengaitkan entrepreneur dengan
aktifitas menanggung resiko dalam perekonomian. Namun jauh sebelum itu, entrepreneurship
sebenarnya telah berkembang sejak abad ke 11 sebelum Masehi di Phoenicia Kuno. Dimana
pada saat itu telah terjadi arus perdagangan dari Syria sampai Spanyol yang dilakukan oleh
orang-orang yang telah berani mengambil resiko, menghadapi ketidakpastian, dan
mengeksplorasi sesuatu yang belum diketahui. Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi
dari entrepreneurship (Respati, 2017).
Hisrich mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses menciptakan sesuatu yang baru,
yang bernilai, dengan memanfaatkan usaha dan waktu, dengan memperhatikan resiko sosial,
fisik, dan keuangan. Bird mendefinisikan entrepreneurship sebagai penciptaan nilai melalui
penciptaan organisasi. Stevenson et al., mendefinisikan entrepreneurship sebagai pengejaran
peluang tanpa memperhatikan sumber daya yang dikendalikan saat ini. Schraam
mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau sekelompok orang yang
memikul resiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi
teknologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain. Dari beberapa
definisi tersebut, maka entrepreneurship dapat diartikan sebagai aktifitas untuk menciptakan
peluang dalam menghasilkan sesuatu yang baru (Andriyanto .R & Rovi, 2014).
Meskipun beberapa orang mungkin merasa bahwa wirausahawan kurang berpendidikan
dibandingkan populasi umum,temuan penelitian menunjukkan bahwa ini jelas bukan
masalahnya. Pendidikan merupakan hal penting dalam didikan pengusaha. Pentingnya
tercermin tidak hanya pada tingkat pendidikan diperoleh tetapi juga dalam kenyataan bahwa itu
terus memainkan peran utama dalam membantu pengusaha mengatasi masalah yang mereka
hadapi. Meskipun pendidikan formal tidak diperlukan untuk memulai bisnis baru—
sebagaimana tercermin dalam kesuksesan anak-anak putus sekolah seperti Andrew Carnegie,
William Durant, Henry Ford, dan William Lear—itu memberikan hasil yang baik latar
belakang, terutama bila berkaitan dengan bidang usaha. Misalnya, pengusaha- preneur telah
mengutip kebutuhan pendidikan di bidang keuangan, perencanaan strategis, pasar ing
(khususnya distribusi), dan manajemen. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas kata-
kata tertulis dan lisan juga penting dalam setiap kegiatan kewirausahaan. Bahkan pendidikan
umum berharga karena memfasilitasi integrasi dan akumulasi tion pengetahuan baru,
memberikan individu dengan set kesempatan yang lebih besar (yaitu, lebih luas dasar
pengetahuan melemparkan jaring yang lebih luas untuk penemuan atau generasi peluang
potensial ikatan), dan membantu pengusaha dalam beradaptasi dengan situasi baru.27
Pendidikan umum (dan pengalaman) seorang entrepreneur dapat memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan ikatan yang dapat dialihkan di banyak situasi yang berbeda.
Memang, telah ditemukan bahwa sementara pendidikan memiliki pengaruh positif pada
kemungkinan seseorang akan menemukan hal baru peluang, itu tidak serta merta menentukan
apakah dia akan menciptakan bisnis baru mengeksploitasi kesempatan yang ditemukan.28
Sejauh individu percaya bahwa pendidikan mereka tion telah membuat tindakan kewirausahaan
lebih layak, mereka lebih mungkin untuk menjadi pengusaha
McGrath dan Mac Millan mengidentifikasi lima karakteristik mindset entrepreneur yang
memiliki kemiripan dengan kebiasaan entrepreneur, yaitu: 1. Mereka sangat tertarik mencari
peluang baru 2. Mereka mencari peluang dengan disiplin yang tinggi 3. Mereka mengejar
peluang terbaik dan tidak menghabiskan energy untuk setiap pilihan 4. Mereka fokus pada
tindakan 5. Mereka melibatkan energy semua orang dalam domain mereka. Seperti yang
dikemukakan di atas, mindset entrepreneur memiliki kemiripan dengan kebiasaan seorang
entrepreneur. Oleh karena itu untuk membangun dan mengembangkan entrepreneurial mindset
dapat dilakukan melalui tiga cara pengembangan habit/kebiasaan, yaitu: 1. Mengembangkan
kebiasaan kepemimpinan diri Self-leadership adalah proses individu mempengaruhi sikap,
tindakan dan pikiran untuk mencapai self-direction dan self motivation. Ada tiga strategi untuk
menerapkan self-leadership habit, yaitu: A. Strategi berfokus pada perilaku, Self-observation,
yaitu untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana, kapan dan mengapa kita berperilaku.
Hal ini dapat dilakukan dengan menulis diari yang mendokumentasikan perasaan dan respon
terhadap situasi, Self-Goal setting yaitu menuliskan tujuan, menempel atau memajang diruang
kerja dengan tujuan dapat membantu kita membuat jangka pendek, serta mempermudah
monitoring kemajuan, Self-reward adalah menghadiahi diri atas pencapaian yang diperoleh. 2.
Develop Habits of creativity Creativity adalah kemampuan untuk memproduksi ide baru,
wawasan, penemuan, produk atau objek artistic, yang dianggap sebagai keunikan, bermanfaat
dan bernilai bagi lainnya. Ada beberapa poin yang menghalangi seseorang menjadi kreatif,
yaitu: ketakutan, tidak suka kekacauan, lebih suka menilai daripada menghasilkan ide,
menerima sedikit tantangan, sulit membedakan antara khayalan dan kenyataan 3. Develop
Habits of Improvisation. Improvisasi adalah seni yang secara spontan muncul tanpa ada
persiapan. Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan kepada diri sendiri untuk menilai
apakah kita orang yang sering improvisasi. Pertanyaannya adalah sebagai berikut: Apakah saya
suka mengambil tindakan yang berani?, Apakah saya bersedia menginvestasikan waktu dan
uang untuk hasil yang memiliki dampak besar?, Apakah saya berani bertindak pada situasi
yang memiliki resiko yang tinggi. Penelitian ini terbatas pada pembahasan pola pikir
kewirausahaan (Kirkley, 2016).
Penjelasan diatas sama dengan hasil pembahasan yang dilakukan (Maulidian, Sumiasih,
Puspitasari, & Seftiono, 2022) bahwa pola pikir juga menjadi faktor dari penggerak
entrepreneur. Entrepreneurial mindset yaitu cara berfikir seseorang yang berorientasikan
wirausaha seperti lebih memilih mengambil risiko dan ketidakpastian daripada
menghindarinya. Penggerak wirausaha tidak hanya sebatas pada pola pikir wirausaha, tetapi
ada faktor lainnya yaitu lingkungan yang positif dalam berwirausaha. Beberapa contoh pola
pikir entrepreneur yaitu: lebih produktif dan tidak konsumtif serta berkreatifitas untuk mencari
cara baru untuk memanfaatkan sumber daya dengan lebih efisien, dan job creator bukan job
seaker. Beberapa faktor determinan yang diduga mempengaruhi sikap ber-wirausaha yaitu
motivasi belajar, proses pembelajaran, dan lingkungan sosisal. Pola pikir wirausaha akan
merubah pola perilakunya dalam bertindak. Sehingga hal tersebutlah yang akan membuat
perubahan besar dalam diri seseorang untuk memulai usaha
Mindset entrepreneur merupakan salah satu ukuran kekuatan seorang pengusaha dalam
memegang kendali bisnis yang dijalaninya.Sejauh mana seorang pengusaha mampu
mengembangkan bisnisnya, semua tergantung pada mindset yang dimilikinya.
Dalam memulai sebuah usaha dibutuhkan 2 faktor penting yang pertama skill, yang kedua
adalah Mindset Entreprenur. Mengapa adanya Mindset Entrepreneur sangat penting dalam
menjalankan bisnis. Sebab dengan Mindset Entrepreneur seseorang akan termotivasi untuk
selalu produktif, dan akan berinovasi mencoba hal hal yang baru juga menciptakan peluang
usaha yang menguntungkan.
Seorang Wirausaha memiliki pikiran yang berbeda dari orang-orang biasa atau yang tidak
memiliki usaha. Seorang Wirausaha memiliki pikiran tertentu apabila mereka mengalami
situasi yang cukup rumit, seperti dihadapkan dengan suatu masalah yang memerlukan
keputusan yang pasti. Di situasi seperti ini, seorang pengusaha harus memberikan kepastian
dalam lingkungan yang tidak pasti sengan memperhatikan kestabilan emosi, tekanan waktu,
dan juga taruhan yang cukup tinggi.
Sebagai seorang Wirausaha, ada beberapa pola pikir yang harus diterapkan saat
melakukan pengambilan keputusan
A. Berpikir secara Struktural
Tindakan ini dilakukan apabila seorang pengusaha ingin mengenali adanya peluang,
kesempatan dengan mencocokan structural similarities, yaitu mencocokkan antara
teknologi baru yang dapat menguntungkan pasar sesuai dengan target pasarnya
B. Bricolage
Kata Bricolage berasal dari Bahasa Prancis yang memiliki arti melakukan dengan
sendiri. Teori bricolage digagas oleh Claude Lévi-Strauss tentang upaya tukang
(bricoleur) yang berani melakukan sendiri sembari bereksperimen atau mencoba-coba
secara radikal daripada merencanakan ke depan. Seorang Pengusaha pasti mengalami
kekurangan sumber daya yang berakibat mereka harus mencari sumber daya dari
orang lain untuk memberikan kelonggaran waktu mencari kesempatan dalam
berkesperimen, membuat kombinasi yang baru dengan sumber daya dan
menghasilkan peluang kewirausahaan.
C. Effectuation Process
Sebagai Pengusaha, mereka dilatih untuk berpikir rasional. Jika seseorang ingin
mencapai tujuannya mereka pasti akan menargetkan hasil akhirnya. Namun seorang
wirausaha akan mengutamakan proses efektuasi yang dimulai dengan apa yang dia
miliki (siapa mereka, apa yang mereka ketahui, siapa yang mereka ketahui) lalu
memilih antara hasil yang akan dicapai.
D. Cognitive Adaptibility
Pengusaha harus mampu beradaptasi dengan baik dan cepat sesuai dengan situasi
yang dihadapinya, dan juga mampu mengambil keputusan. Adaptasi Kognitif
memberikan gambaran sejauh mana seorang pengusaha itu dinamis, fleksibel, dapat
mengatur dirinya sendiri, dan terlibat dengan proses menghasilkan kerangka
keputusan. Kemampuan beradaptasi kognitif tercermin dalam kesadaran metakognitif
seorang pengusaha, yaitu kemampuan untuk merenungkan, memahami, dan
mengendalikan pemikiran dan pembelajaran seseorang. Secara khusus, metakognisi
menjelaskan proses kognitif tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengatur apa yang
diketahui dan dikenali individu tentang diri mereka sendiri, tugas, situasi, dan
lingkungan mereka untuk mempromosikan efektif dan fungsi kognitif yang adaptif
dalam menghadapi umpan balik yang kompleks.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan adalah kejadian yang membuat sesuatu beralih menjadi berbeda dari keadaan
sebelumnya. Dan Pola pikir (Mindset) disebut sebagai cara seseorang dalam memandang sesuatu
atau meyakini sesuatu. Setiap individu memiliki pola pikir yang berbeda - beda. Entrepreneur
(pengusaha) merupakan seseorang yang melakukan kegiatan wirausaha yang mampu
memasarkan, mengembangkan serta mampu mengatur jalannya usaha itu agar dapat bertahan
lama dan dapat terus mengeluarkan ide-ide serta inovasi terbaru melalui perkembangan zaman.
Seorang entrepreneur harus dapat mengatur pola pikirnya dan mempunyai mindset dalam
memegang kendali bisnis yang dijalaninya.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan/
2. https://prezi.com/glhy6br5_5sr/mindset-wirausahawan/?fallback=1
Andriyanto .R, & Rovi. (2014). Perbedaan Pola Pikir Kewirausahaan dan Adversity
Quotient pada Mahasiswa