Anda di halaman 1dari 15

Investasi syariah

INVESTASI PADA CROWDFUNDING SYARIAH

Dosen pengajar:
Dara Amanatillah, M.Sc.Fin.

Disusun oleh:

Kelompok 4
Rosa Selviana Putri (190602038)
Eka Fitri (190602043)
Rosa Yulia Ulziati (190602037)
Riza Nazila (190602121)
T.M Raja Aulia (190602013)

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................


A. Latar belakang ................................................................................................
B. Rumusan masalah ...........................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................


A. Pengertian Growdfunding Syariah ...............................................................
B. Jenis-Jenis Growdfunding .............................................................................
C. Alur Kerja Growdfunding .............................................................................
D. Kelebihan Konsep Growdfunding .................................................................
E. Resiko Growdfunding.....................................................................................
F. Manfaat Growfunding ....................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................


A. Kesimpulan ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, pengembangan dan pengaturan Crowdfunding Syariah diawasi oleh tiga
lembaga seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Indonesia (OJK), dan Dewan Syariah Nasional.
Berbeda dengan OJK, BI mengatur moneter dan sistem pembayaran (tingkat makro) sedangkan
OJK mengatur lembaga keuangan (tingkat mikro). Untuk sistem keamanan, OJK mewajibkan
platform untuk memberikan keamanan yang aman dalam melindungi dari peretasan. Selain itu,
OJK juga merancang peraturan untuk perusahaan yang memenuhi syarat (anggota Asosiasi
Fintech Indonesia) yang mencoba menerapkan model bisnis baru dan menilai risikonya.

Pada tahun 2018, Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa tentang
fintech syariah “Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip
Syariah”. Dalam fatwa ini, Dewan Islam Nasional menekankan platform tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah, seperti riba, gharar, maysir, tadlis, dharar, zhulm,
dan haram. Fatwa ini mencakup perusahaan fintech yang mengoperasikan layanan pembiayaan
dan sistem gerbang pembayaran. Untuk mengembangkan sektor fintech, OJK meresmikan OJK
Innovation Center for Digital Financial Technology (OJK Infinity) di kantor pusat OJK.
Dirancang untuk menjadi wadah para pemangku kepentingan, regulator, pemerintah, dan
akademisi dapat bekerja sama dan mendiskusikan cara untuk meningkatkan perkembangan
industri fintech di Indonesia, sekaligus memperkuat perlindungan konsumen (Raden Roro et al.,
2019).
Platform crowdfunding syariah telah berkembang pesat untuk melayani nasabahnya di
berbagai sektor seperti investree di sektor ritel, iGrow di sektor pertanian, Ethiscrowd di sektor
perumahan dan properti, dll. Pada Februari 2019, ada 96 platform fintech konvensional dan 3
syariah. terdaftar oleh OJK. Beberapa platform Islamic Crowdfunding seperti Kapitalboost, dan
Ethiscrowd. Kapitalboost dan Ethiscrowd berbasis di Singapura tetapi mereka berinvestasi dalam
proyekproyek di Indonesia. Pada tahun 2018 transaksi crowdfunding sebesar Rp 2,34 miliar.
Crowdfunding memiliki pangsa pasar 31% di sektor. Platform crowdfunding syariah yang
terdaftar di OJK telah menyalurkan 77 miliar rupiah pada 2018, sementara potensi crowdfunding
syariah mencapai 5-7 triliun transaksi per tahun. Transaksi crowdfunding tumbuh 16,3% per
tahun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Growdfunding Syariah?
2. Bagaimana Jenis-Jenis Growdfunding?
3. Bagaimana Alur Kerja Growdfunding?
4. Apa Kelebihan Konsep Growdfunding?
5. Bagaimana Resiko Growdfunding?
6. Apa Saja Manfaat Growdfunding?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian growdfunding syariah
2. Untuk mengetahui jenis-jenis growdfunding
3. Untuk mengetahui alur kerja growdfunding
4. Untuk mengetahui kelebihan konsep growdfunding
5. Untuk mengetahui bagaimana resiko growdfunding
6. Untuk mengetahui apa saja manfaat growdfunding
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Crowdfunding Syariah

Istilah “crowdfunding” belum memiliki terjemah kata dalam Bahasa Indonesia yang
baku. Jika dipelajari dari padanan kata yang digunakan maka crowdfunding memiliki makna
“pendanaan oleh khalayak” sedangkan bagi banyak platform crowdfunding di Indonesia
mengartikan crowdfunding dengan arti “urun daya”. Definisi umum dari crowdfunding dapat
disamakan dengan penggalangan dana yang sering dilakukan oleh kelompok masyarakat secara
tradisional. Indonesia sudah sejak lama mengenal crowdfunding dengan kata “patungan” atau
kata “urunan” sebagai istilah dari pengumpulan dana yang bernominal kecil dari banyak
kelompok individu. Wade (2013) mendefinisikan crowdfunding sebagai suatu proses
pengumpulan dana atau modal yang biasanya dilakukan melalui media internet, untuk keperluan
pendanaan proyek usaha dengan mekanisme pengumpulan uang kecil dari banyaknya peserta
donatur dana yang umumnya memiliki minat dan ideologi yang sama.

Crowdfunding adalah suatu praktik penggalangan dana untuk berbagai jenis usaha, baik
berupa ide produk, bisnis, atau kegiatan, yang dananya diperoleh darisumbangan masyarakat
banyak, dan sering kali memiliki suatu imbalan baikberupa barang atau jasa. Inspirasi munculnya
crowdfunding berasal dari konsep micro finance dan crowdsourcing.

Istilah crowdfunding merupakan turunan dari istilah yang lebih popular yaitu
crowdsourcing, yang menggambarkan proses alih daya (outsource) suatu pekerjaan kepada
sejumlah individu, sekerumunan orang (komunitas internet) dan mengandalkan pada aset,
sumber daya, pengetahuan atau keahlian mereka. Dalam kasus crowdfunding, tujuannya adalah
untuk mendapatkan dana. Urun dana (crowdfunding) adalah praktik penggalangan dana dari
sejumlah besar orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang umumnya dilakukan melalui
internet. Crowdfunding merupakan bentuk pendanaan alternatif dari pinjaman/pendanaan yang
bersifat tradisional. Crowdfunding terbuka untuk semua orang pribadi maupun pelaku ekonomi
atau kelompok orang yang memberikan pendaanan kecil ataupun besar.
Pada dasarnya crowdfunding tetap merujuk pada pendanaan dalam satu
proyek/bisnis/kampane tetapi dengan melibatkan proses dari media baru yakni internet itu
sendiri. Faktor penting keberhasilan konsep crowdfunding adalah digitalisasi masyarakat
denganberkembangnya kehadiran internet, karena Crowdfunding adalah fenomena berbasis
web2.0.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, crowdfunding adalah skema mengumpulkan dana secara
online dalam skala yang kecil tetapi berasal dari jumlah masyarakat yang besar sehingga
terkumpul dana yang signifikan.Maka sebagaimana yang disepakati oleh Belleflame, Lamberrt
dan Schweinbacher, bahwa Crowdfunding merupakan kegiatan mengumpulkan dana investasi
yang pada umumnya dilakukan melalui jejaring sosial.

B. Jenis-Jenis Crowdfunding Syariah

Crowdfunding syariah dikelompokkan dalam empat jenis yang bisa coba Anda gunakan
padal model bisnis Anda, yaitu:

1. Crowdfunding Berbasis Donasi

Crowdfunding atau urun dana berbasis donasi adalah bertujuan untuk menghimpun dana
dari keramaian dengan maksud untuk mendanai suatu kegiatan atau proyek yang biasanya
berdasarkan kemanusiaan tanpa mengharapkan uang kembali atau tanpa mengharapkan imbalan.
Banyak proyek berbasis kemanusiaan ini dikampanyekan di CFP untuk menampung keinginan
pemberian donasi, zakat, dan wakaf.

2. Crowdfunding Berbasis Hadiah

Crowdfunding atau urun dana berbasis penghargaan dimaksudkan sebagai partisipasi


seseorang atau lembaga dalam suatu proyek atau bisnis dengan harapan imbalan seperti yang
dijanjikan dalam penggalangan dana kampanye. Hadiah yang dijanjikan biasanya
dikelompokkan berdasarkan sumbangan. Lebih banyak donasi adalah hadiah yang lebih menarik
dan berharga, serta model penghargaan ini menwarkan pada kontributor imbalan atas
kontribusinya tapi tidak tertarik terhadap hasil atau keuntungan dari produksi.
3. Crowdfunding berbasis pinjaman

Sedangkan pada crowdfunding berbasis pinjaman, disebut juga urun dana berbasis
pinjaman, investor menerima uangnya kembali dengan bunga. Model ini memungkinkan untuk
meminjamkan uang sambil melewati bank tradisional. Kentungan yang didaptkan disini adalah
berbentuk finansial, tetapi investor juga memiliki keuntungan karena telah berkontribusi pada
keberhasilan ide yang mereka yakini. Urun dana berbasis pinjaman ini dimaksudkan sebagai
pinjaman karena uang yang dimasukkan kedalam CFP diharapkan akan kembali dengan
tambahan bunga, tetapi risiko untuk jenis crowdfunding ini cukup tinggi. Situs yang
menggunakan model pinjaman ini, kontributor hanya menyediakan pendanaan untuk sementara
dan mengharapkan pengembalian atas dana yang dipinjamkan. Dalam beberapa kasus
kontributor menerima bunga atas dana yang dipinjamkannya.

4. Crowdfunding Berbasis Ekuitas

Crowdfunding berbasis ekuitas dimana dalam tipe ini, orang berinvestasi dalam peluang
dengan imbalan ekuitas. Uang ditukar dengan saham, atau saham kecil dalam bisnis, proyek,
atau usaha. Urun dana berbasis ekuitas dimaksudkan untuk mengakomodasi keinginan investor
yang mengharapkan uang yang ditanamkan dalam suatu usaha dapat diapresiasi sebagai tanda
memiliki saham perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, seseorang akan berharap dapat
mengontrol perusahaan dan pada saat yang sama dapat menikmati dividen setiap tahun dari
keuntungan yang dibagikan. Situs model ekuitas memberikan bunga kepada kontributor atas
pengembalian usaha yang mereka bantu.

C. Alur Kerja Growdfunding


1. Membuat Proposal Usaha
Buatlah proposal usaha yang menarik, informatif, dan interaktif agar orang lain tertarik
untuk menanamkan modal pada bisnis mu. Dengan begitu, informasi yang kamu berikan dalam
proposal dapat diterima dengan baik oleh mereka yang akan menjadi investor.

Informasi yang dicantumkan pada proposal usaha mu juga harus lengkap. Mulai dari
jenis usaha, proses manajemen, proses pemasaran, serta tujuan utama bisnis yang akan kamu
rintis. Kamu pun bisa menyajikan proposal usaha mu melalui teks, gambar, maupun video,
seperti company profile.

2. Mendaftar pada Platform Crowdfunding

Setelah membuat proposal usaha, kamu tinggal mencari platform crowdfunding yang
terpercaya dan memiliki regulasi yang resmi untuk mendaftarkan proposal milikmu.

3. Pantau Perkembangan Proposal yang Diajukan

Selanjutnya, jangan lupa untuk terus memantau perkembangan dari proposal usaha yang
kamu daftarkan. Karena, jika ada investor yang mengajukan pertanyaan terkait usaha maupun
bisnismu, kamu pun dapat segera membalasnya dengan jawaban yang singkat, padat, dan jelas.
Dengan begitu, para pemilik modal yang tertarik akan semakin yakin untuk berinvestasi pada
usaha atau bisnis.

D. Kelebihan Konsep Growdfunding


Kelebihan dari konsep crowdfunding jika dibandingkan dengan bentuk pemodal lainnya:
1. Dalam hal modal Ventura dan angel investor, pada pendanaan perusahaan secara umum,
investor umumnya mendapatkan kontrol signifikan atas keputusan perusahaan.
Sedangkan pendanaan equity crowdfunding berbeda, sehingga pengusaha/ founder tidak
perlu memberikan hak tersebut. Jadi ketika modal perusahaan didapatkan melalui equity
crowdfunding atau urun dana, pengusaha tidak kehilangan hak untuk membuat keputusan
sendiri.
2. Melakukan fundraising/ penggalangan dana melalui platform equity crowdfunding lebih
mudah diakses daripada melalui Ventura Capital (VC). VC adalah modal dalam bentuk
uang yang diberikan kepada start-up yang potensial dan sedang berkembang. Sebagian
besar pengusaha gagal mendapatkan pendanaan melalui VC karena dua alasan. Pertama,
sebagian besar pengusaha tidak memenuhi syarat untuk pendanaan VC karena mereka
tidak dapat bertumbuh dengan cepat, dan kedua mereka juga tidak memiliki potensi besar
untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) yang merupakan exit dari VC. Pengajuan
dilakukan secara online pengusaha tidak perlu susah payah untuk menghubungi calon
pendanaan untuk mendanai usaha. Dengan proposal usaha yang sudah dilampirkan di situ
crowdfunding, dapat dipastikan kalau usaha tersebut akan segera didanai, apalagi kalau
memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan. Mekanisme secara online tentu
menghemat tenaga, waktu, dan biaya.

3. Proses pendaftaran di situs crowdfunding sangat mudah, juga tidak membutuhkan waktu
yang lama. Selain itu, data yang dilampirkan di situs dijamin aman sehingga informasi
mengenai pemilik modal ataupun pelaku bisnis tidak dapat dibobol oleh siapa pun.
Karena pada dasarnya situs crowdfunding sudah dijamin keamanannya oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).

4. Platform crowdfunding memberikan keleluasaan bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan


modal tanpa harus menyediakan uang muka ataupun jaminan berupa harta benda kepada
situs itu sendiri. Selagi pelaku bisnis sanggup membayar modal yang diberikan, proses
pendanaan pun akan tetap berjalan sesuai dengan kesepakatan di awal.

E. Resiko Growdfunding
Crowdfunding pun memiliki beberapa resiko yang wajib diperhitungkan.

1. Keamanan Platform Crowdfunding

Meskipun telah banyak platform crowdfunding yang bermunculan. Pastikan platform


tersebut aman digunakan sebelum kamu mulai menggelar kampanye penggalangan dana. Karena
nantinya, semua data bisnis dan investor mu akan tersimpan di sana.

2. Penipuan

Penipuan Risiko utama dari crowdfunding adalah risiko penipuan yang dilakukan oleh
penyelenggara.39 Terdapat 3 (tiga) modus penipuan, yaitu: 40 penipuan yang dilakukan oleh
penjual produk atau penyedia jasa kepada konsumen, penipuan dengan menggunakan nama palsu
atau martabat palsu dengan akses ilegal terlebih dahulu ataupun di luar dari hubungan produsen –
konsumen dan penipuan yang dilakukan oleh calon pembeli kepada penjual produk atau
penyedia jasa. Untuk risiko penipuan dalam equity crowdfunding masuk dalam modus penipuan
yang dilakukan penyedian jasa (penyelenggara) kepada konsumen baik bagi pemodal dataupun
penerbit di mana penyelenggara memberikan informasi yang tidak benar atau disembunyikan
atas status keuangan perusahaan penyelenggara ataupun penggunaan uang yang telah didapat
dari pemodal tidak sesuai dengan tujuan awal.

3. Tidak Mencapai Target Dana

Keberhasilan crowdfunding sangat bergantung pada kerelaan para investor untuk


membantu mengembangkan bisnismu. Meskipun informasi yang disampaikan sudah menarik
dan cukup jelas, tak memungkiri untuk tidak adanya dana yang berhasil didapat. Dalam riset
yang dilakukan oleh Statista, pendanaan yang sukses di platform crowdfunding Kickstarter pada
Juli 2021 hanya berkisar 38,92 persen.

Itu artinya, tidak semua bisnis yang berkampanye mengumpulkan dana akan berhasil
memenuhi target. Kemudian, resiko kegagalan bisnis pun akan semakin besar karena proses
produksi dapat tertunda atau berhenti.

4. Ide Bisnis Rentan Dicuri

Ketika melakukan crowdfunding, kamu juga perlu menjelaskan detail ide bisnismu ke
publik, mengapa bisnismu ini unik dan berbeda dari yang lain. Karena bukan hanya calon
investor yang akan mengetahui informasi tersebut, tapi juga kompetitor yang secara tak langsung
mengamati pendanaan pada platform penyedia crowdfunding.

F. Manfaat Crowdfunding

Perkembangan kedepan crowdfunding Syariah dapat menjadi pesaing atau mitra bagi
bank Syariah. Bisa menjadi pesaing karena crowdfunding menawarkan beberapa keuntungan
seperti memberikan akses permodalan yang lebih murah dan menghilangkan Batasan geografis.
Namun demikian bank Syariah dan crowdfunding Syariah juga dapat menjadi mitra karena
memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan dan keuangan Syariah.
Kedepannya kerjasama crowdfunding Syariah dengan Lembaga keuangan Syariah lainnya sangat
dibutuhkan. Minsalnya kerja sama dengan Baitul mal wa Tamwil (BMT) yang merupakan
Lembaga keuangan mikro Syariah di Indonesia. Kehadiran BMT dan koperasi Syariah sebagai
kurator kinerja UMKM yang akan dibiayai oleh pemberi pinjaman melalui crowdfunding
Syariah. Mereka juga berperan sebagai agen perubahan untuk memperluas manfaat fintech
kepada seluruh masyarakat dan membantu menstandarisasi tata kelola bisnis para pelaku
UMKM.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Crowdfunding merupakan upaya pendanaan kolektif untuk mengembangkan suatu bisnis
ataupun usaha dalam sebuah kegiatan atau proyek. Dengan melalui jenis-jenis crowdfunding
yaitu equity, donasi, reward, hingga debt crownfunding. Disamping mekanisme crowdfunding
yang mudah dan sederhana crowndfunding juga memeliki risiko. Crowdfunding ini layak dicoba
bagi bisnis pemula (startup) yang sedang membutuhkan dana serta dalam crowdfunding ini
memiliki jangkauan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA

Assoc Prof Dr.Ir.Nurjaya, SE.,MM. (2022). DIGITAL ENTREPRENEUR. Surabaya: Cipta Media Nusantara.

RM, R. M. (2021). SISTEM CROWNFUNDING SYARIAH DI INDONESIA. repository.iainpare.ac.id, 46-54.


1. Taufiq Hidayat
 Apa perbedaan investasi pada reksadana syariah dengan investasi crowdfunding
syariah?
Jawaban:
Perbedaan yaitu reksadana syariah merupakan wadah yang digunakan untuk
mengumpulkan dana masyarakat dalam bentuk portofolio yang kemudian
diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan lainnya
sedangkan investasi crowdfunding yaitu pengumpulan atau penggalangan dana
untuk mendanai proyek (termasuk startup), atau kebutuhan lainnya dengan
memberi pembiayaan baik personal atau bisnis, yang dikhususkan untuk UMKM.

2. Nur Zakia
 Bagaimana cara mengedukasi masyarakat awam untuk memilih jenis investasi
pada crowdfunding ?
Jawaban:
Yaitu dengan memberikan pelatihan atau pengenalan kepada masyarakat
mengenai apa itu investasi crowdfunding syariah, bagaimana cara berinvestasinya
dan lainnya. Karena pada dasarnya investasi crowdfunding syariah merupakan
investasi yang memberikan pembiayaan atau modal kepada masyarakat yang
ingin berusaha atau berbisnis.
3. Syifa Sahira
 Coba pemakalah jelaskan jenis akad apa yang digunakan oleh Crowdfunding
Syariah tersebut?
Jawaban:
Dalam Crowdfunding Syariah tersebut terdapat dua jenis akad yang digunakan
yaitu akad musyarakah dan akad qard. Dimana dalam akad musyarakah yaitu
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau pembiayaan dengan
ketentuan bahwa keuntunggan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan akad qard yaitu meminjamkan atau memberikan suatu
harta benda kepada seseorang untuk dikembalikan suatu saat tanpa ada tambahan.
Atau seseorang yang membutuhkan bisa menyatakan ingin meminjam. Jadi
apabila Crowdfunding menggunakan akad musyarakah berarti dananya dihitung
sebagai investor atau dengan kata lain disebut pemilik. Lain halnya jika
Crowdfunding itu menggunakan akad qard, berarti pemberi dana adalah
pinjaman.

4. Wilda Marjana
 Jika berinvestasi pada crowdfunding mengalami kerugian apakah ada jaminan
akan di tanggung oleh pihak perusahaan sepenuhnya atau juga akan dilimpahkan
pada para investor ?
Jawaban:
Dijelaskan bahwa penyelenggara bertanggung jawab atas kerugian penggunaan
ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaian direksi, pengawai, dan/atau pihak
lain yang bekerja untuk penyelenggara. Dengan demikian hal tersebut maka
penyelenggara mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena bertanggung
jawab terhadap pemodal dan penerbit yang merupakan pengguna dalam kegiatan
equity crowdfunding. Akan tetapi kerugian yang terjadi karena resiko bisnis
akibat kesalahan spekulasi yang bukan merupakan kesalahan atau kelalaian akibat
tindakan pelanggaran atau tindak pidana tidak serta merta membuat
penyelenggara bertanggung jawab akan kerugian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai