Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

MENGHIMPUN DANA UNTUK PEMBERDAYAAN DUAFA

Dosen Pengampu: H. Amiruddin, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 4


Rizky Hardianti (1901025374)
Fadila Ayu Kusumaningtyas (1901025362)
Irsyad Nurfaizi (1901025343)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-nya kami
selaku kelompok 4 dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Menghimpun
Dana Untuk Pemberdayaan Duafa ” dengan tepat waktu, dan tidak lupa shalawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak H.
Amirudin, M.Pd pada mata kuliah Kemuhamamdiyahan. Semoga dengan adanya makalah ini
kami selaku mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Amirudin, M.Pd yang telah membimbing
kami dalam proses pembuatan makalah ini dan kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak dan teman – teman yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bermanfaat demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Wassalamu’allaikum Wr.Wb.

Jakarta, 28 Oktober 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................2

A. Konsep fundaraising ..............................................................................2


B. Strategi fundaraising ..............................................................................2
C. Metode fundaraising ..............................................................................5
D. Tujuan fundaraising ................................................................................6
E. Unsur-Unsur fundaraising ......................................................................7

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................9

A. Kesimpulan .............................................................................................9
B. Saran .......................................................................................................9

Daftar Pustaka .......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Fundraising (penggalian dana) tidak hanya identik dengan menghimpun
dana semata. Ruang lingkupnya begitu luas dan mendalam, berpengaruh besar bagi
eksistensi eksistensi dan pertumbuhan pertumbuhan sebuah lembaga. lembaga. Oleh
karenanya, karenanya, tidak begitu mudah untuk memahami ruang lingkup
fundraising. Adapun fundraising pada lembaga non profit (nirlaba) seperti Laznas
salah satunya adalah melalui Ziswa dari masyarakat. Ziswa (Zakat, Shodaqoh, Infaq,
dan Wakaf) sendiri ialah menjadi bagian dari instrumental dalam mengentas
kemiskinan masyarakat (Abidah, 2016). Karena, dari Ziswa salah satunya organisasi
non profit bisa mencapai tujuan-tujuan mereka. Fundraising ialah proses
mempengaruhi masyarakat baik perorangan atau instansi (lembaga) agar menyalurkan
dana kepada sebuah organisasi atau lembaga. Efektifitas, bahwa efektif berarti ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat
membawa hasil.Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan
dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Metode fundraising adalah suatu kegiatan khas yang dilakukan oleh nadhir dalam
rangka menghimpun dana atau daya dari masyarakat. Dan telah ditetapkan pula
tentang sebaiknya ada golongan umat yang menyeru dalam kebaikan. Adapun berikut
Artinya yang mengandung “hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar merekalah orang-orang yang beruntung. ”Lokasi ialah posisi fisik atau situs
geografis dari fasilitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode fundraising yang digunakan
2. Bagaimana efektifitas metode fundraising yang digunakan
3. Bagaimana pengelolaan sumber daya manusia untuk melakukan fundraising

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. STRATEGI FUNDRAISING DAN PENGHIMPUNAN DANA ZIS


1. Konsep fundraising
Menurut bahasa, fundraising berarti penghimpunan dana atau penggalangan dana,
sedangkan menurut istilah, fundraising merupakan suatu upaya atau proses
kegiatan dalam rangka menghimpun dana (zakat) serta sumber daya lainnya dari
masyarakat baik individu, kelompok, organisasi yang akan di salurkan dan di
dayagunakan untuk mustahik. Fundraising adalah aktivitas proaktif dan
meyakinkan, imajinasi dan kreativitas, pertemanan pertemanan dan kepercayaan
kepercayaan untuk memperoleh memperoleh dana. Aktivitas Aktivitas ini harus
dilakukan oleh organisasi, khususnya organisasi nirlaba dengan beragam
pertimbangan dan kepentingan pertimbangan dan kepentingan guna menjamin
keberla guna menjamin keberlanjutan lembaga. (Setiawan, njutan lembaga.
(Setiawan, 2006:1) Di jelaskan pula, fundraising adalah proses mempengaruhi
masyarakat baik perseorangan maupun individu atau perseorangan maupun
individu atau perwakilan masya perwakilan masyarakat maupun lembaga agar rakat
maupun lembaga agar menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi. (Purwanto,
2009:12) Jadi, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
fundraising adalah suatu kegiatan menghimpun dana dari individu, organisasi
maupun badan hukum, fundraising juga merupakan proses mempengaruhi
masyarakat atau donatur untuk mengeluarkan dananya.
2. Strategi fundraising
Strategi fundraising terdiri dari dua kata yakni strategi dan fundraising. Menurut
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato strategi merupakan suatu proses
sekaligus produk yang “penting” yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
pengendalian pengendalian kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dilakukan untuk memenangkan memenangkan persaingan, persaingan, demi
tercapainya tujuan (Totok dan Poerwoko, 2013:168). Michael Norton menyatakan
bahwa fundraising atau menggalang dana adalah meyakinkan orang agar mau
menyumbang dan menunjukkan alasan-alasan mengapa kegiatan yang
bersangkutan penting (Michael, 2002:15). Sedangkan April Purwanto (2009)
menyatakan bahwa fundraising adalah proses mempengaruhi masyarakat baik
2
perorangan atau lembaga agar menyalurkan dana atau bantuannya kepada lembaga.
Kata mempengaruhi tersebut dapat berarti pertama, memberitahukan kepada
masyarakat tentang seluk beluk keberadaan organisasi. Kedua, mengingatkan
kepada para donatur dan calon donatur untuk sadar bahwa dalam sebagian harta
yang dimiliki ada sebagian hak orang lain yang harus ditunaikan. Ketiga,
mendorong agar menyerahkan sumbangan kepada organisasi. Keempat, membujuk
para donatur agar mau memberikan sumbangannya kepada organisasi. Kelima,
merayu atau membuat donatur ingin untuk memberikan sumbangannya kepada
organisasi (April, 2009:12).
Strategi fundraising adalah tulang punggung dari kegiatan fundraising (Michael,
2002:51). Joyce Young mengisyaratkan organisasi yang menjalankan roda
organisasinya tanpa strategi bagai melakukan perjalanan tanpa menggunakan peta
(Joyce, 2007:124)(Rachmasari et al., 2016). Strategi fundraising menghasilkan
sebuah analisis mengenai faktor internal dan eksternal organisasi yang menentukan
apa yang akan ditawarkan atau dijual oleh organisasi, serta kepada siapa akan dijual.
Hamid Abidin menyatakan bahwa strategi fundraising merupakan alat analisis
untuk mengenali sumber pendanaan yang potensial, metode fundraising dan
mengevaluasi kemampuan organisasi dalam memobilisasi sumber dana (Hamid
dkk, 2009:134). Hamid Abidin mengungkapkan, aspek dalam strategi fundraising
dikenal sebagai siklus fundraising yang terdiri dari identifikasi calon donatur,
pengelolaan pengelolaan dan penjagaan penjagaan donatur, donatur, penggunaan
penggunaan metode fundraising serta monitoring dan evaluasi fundraising .
Berikut penjelasannya (Hamid Abidin, dkk, 2009:134-151):
1) Identifikasi donatur, adalah ketika organisasi menetukan siapa dan bagaimana
profil profil dari potensial potensial donatur donatur yang akan digalangnya.
digalangnya. Berdasarkan Berdasarkan jenis sumber dayanya, pendekatan
fundraising terbagi menjadi dua yakni retail fundraising dan institutional
fundraising. Retail Retail fundraising fundraising adalah penggalangan
penggalangan dana dengan memfokuskan memfokuskan target atau sasarannya
sasarannya pada perorangan. perorangan. Sedangkan Sedangkan institutional
fundraising lebih memfokuskan pada penggalangan penggalangan dari
lembaga lembaga atau organisasi, organisasi, misalnya misalnya perusahaan,
perusahaan, lembaga lembaga donatur, pemerintah, atau yayasan amal lokal.

3
2) Penggunaan metode fundraising, adalah penentuan metode yang tepat untuk
melakukan pendektan terhadap donatur. Hal ini perlu dilakukan karena akan
menjadi penentu keberhasilan perolehan dana yang sebesar-besarnya
dari fundraising pada para donatur. Muhsin Kalida mengungkapkan empat
metode dalam fundraising. Pertama, face to face atau berdialog langsung
dalam rangka menawarkan dengan calon donatur dengan cara kunjungan ke
kantor, perusahaanatau presentasi. presentasi. Kedua, direct mail, yakni
penawaran tertulis untuk menyumbang yang didistribusikan melalui surat.
Ketiga, special event , yakni penggalangan dana atau fundraising dengan
menggelar acara-acara khusus, atau memanfaatkan acara-acara tertentu yang
dihadiri banyak orang untuk menggalang dana atau fundraising. Terkahir,
campaign, yakni fundraising dengan kampanye melalui berbagai media
komunikasi seperti melalui poster, internet, media elektronik ataupun brosur
yang digunakan sebagai komunikasi dan promosi program lembaga ataupun
merawat donatur (Muhsin Kalida, 2012:157-159).
3) Pengelolaan dan penjagaan donatur, pengelolaan donatur dilakukan dengan
tujuan meningkatkan jumlah sumbangan, mengarahkan donatur untuk
menyumbang pada program tertentu., atau meningkatkan status dari
penyumbang penyumbang tidak tetap menjadi menjadi penyumbang
penyumbang tetap. Sementara Sementara penjagaan penjagaan donatur dapat
dilakukan dengan kunjungan hangat, mengirimkan informasi, memberikan
layanan kepada donatur, melibatkan donatur dalam berbagai kegiatan,
mengirimkan hadiah, atau membantu memecahkan persoalan donatur.
4) Monitoring dan evaluasi fundraising, yaitu memantau bagaimana proses
dilakukannya dari kegiatan fundraising serta menilai efektivitasnya. Hal ini
dilakukan untuk menilai seberapa efektif upaya yang dilakukan, memastikan
apakah ada permasalahan dalam pelaksanaannya serta seberapa
besar pencapaiannya terhadap target yang telah dilakukan. Sehingga yang
dimaksud dengan strategi fundraising adalah suatu cara untuk mempengaruhi
masyarakat baik individu atau lembaga agar peduli dan menyalurkan dana
kepada sebuah organisasi atau lembaga yang dilakukan oleh organisasi untuk
dapat mencapai tujuan jangka panjang.

4
3. Metode fundraising
Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat
dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini adalah suatu bentuk kegiatan yang
khas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka menghimpun dana dari
masyarakat. Strategi fundraising harus mampu memberikan kepercayaan,
kemudahan, kebanggaan dan manfaat lebih bagi masyarakat donatur. Metode ini
pada dasarnya, bisa dibagi kepada dua jenis, yaitu: (Juwaini, 2005:8-9)
1) Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising) Yang dimaksud dengan
metode ini adalah metode yang menggunakan teknik- teknik atau cara-cara yang
melibatkan partisipasi muzakki secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk
fundraising dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon
muzakki bisa seketika (langsung) dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam
diri muzakki muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan
promosi dari fundraiser lembaga. maka segera dapat melakukan dengan
mudah dan semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan
donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah: direct mail , direct
advertising , telefundraising dan presentasi langsung.
2) Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising) Metode ini adalah
suatu metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak
melibatkan partisipasi muzakki secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk
fundraising dimana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi
langsung terhadap respon muzakki seketika. Metode ini misalnya dilakukan
dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga
yang kuat, lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk tanpa diarahkan untuk
transaksi donasi transaksi donasi pada saat pada saat itu. Sebagai contoh dari
metode ini adalah: advertorial , image compaign dan penyelenggaraan event ,
melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan media para tokoh, dan
lain-lain. (Sutisna, 2006:1) Pada umumnya sebuah lembaga melakukan kedua
metode fundraising ini (langsung atau tidak langsung). Karena keduanya
memiliki kelebihan dan tujuannya sendiri-sendiri. Metode fundraising
langsung diperlukan karena tanpa metode langsung, muzakki akan kesulitan
untuk mendonasikan dananya. Sedangkan jika semua bentuk fundraising
dilakukan secara langsung, maka tampak akan menjadi kaku, terbatas daya

5
tembus lingkungan calon muzakki dan berpotensi menciptakan kejenuhan.
Kedua metode tersebut dapat digunakan secara fleksibel dan semua lembaga
harus pandai mengkombinasikan kedua metode tersebut.
4. Tujuan fundraising
• Adapun tujuan fundraising bagi sebuah organisasi zakat: (Juwaini, 2005:5-7)
tujuan pokok dari gerakan fundraising adalah pengumpulan dana. Sesuai
dengan istilahnya (fundraising) berarti pengumpulan uang, namun yang di
maksud di sini bukanlah uang semata, tetapi merupakan dana dalam arti yang
luas, termasuk di dalamnya barang atau jasa yang memiliki nilai materi, meski
dana dalam arti uang memiliki peran yang sangat penting, karena sebuah
organisasi zakat tanpa dana tentunya tidak akan bisa berjalan dengan baik,
karena dalam operasional membutuhkan dana dalam arti uang. Sebuah
organisasi zakat yang tidak dapat mengumpulkan uang dalam proses
fundraising nya adalah termasuk organisasi yang gagal, meskipun dia memiliki
keberhasilan yang lain.
• Fundraising juga bertujuan untuk menambah jumlah muzakki dan donatur.
OPZ yang baik adalah OPZ yang memiliki data pertambahan muzakki dan
donatur tiap hari. Sebenarnya yang dibutuhkan adalah pertambahan jumlah dana
untuk program-program mereka juga operasionalnya. Ada dua hal yang bisa
dilakukan OPZ dalam hal ini, pertama; menambah jumlah sumbangan pada
setiap donatur dan muzakki, dan yang kedua; menambah jumlah donatur atau
muzakki.
• Membentuk dan meningkatkan citra lembaga, secara langsung atau tidak akan
mempengaruhi citra baik atau buruk pada sebuah OPZ. Jika respon masyarakat
positif, tentunya akan semakin menarik donatur dan muzakki untuk ikut
bergabung. Namun jika penilaian terhadap OPZ itu tidak baik, maka tentunya
akan mempengaruhi keberlangsungan OPZ, dengan tidak adanya donatur atau
muzakki yang bergabung pada organisasi mereka. - Gerakan fundraising juga
mempunyai tujuan memuaskan donatur dan muzakki, tujuan ini merupakan
tujuan yang tertinggi dan bernilai jangka panjang, yaitu menjaga loyalitas
muzakki dan donatur, agar tetap memberikan bantuan pada OPZ. Hal ini dapat
ditempuh dengan memberikan kepuasan terhadap donatur dan muzakki
terhadap pelayanan, program dan operasional OPZ. Hal ini tentunya akan

6
memiliki dampak, jika donatur dan muzakki puas atas semuanya, tentunya dia
akan terus bergabung pada OPZ tersebut.
• Menggalang simpatisan atau pendukung. OPZ tentunya akan membutuhkan
kepanjangan tangan dari organisasinya untuk menyampaikan apa yang menjadi
tujuan dan gerakan mereka, di sinilah peran simpatisan atau pendukung yang
akan membantu OPZ dalam menyampaikan tentang OPZ pada masyarakat
secara luas. Untuk mendapatkan simpatisan atau pendukung tentunya tidak
mudah, dibutuhkan citra lembaga yang baik dan bersih, sehingga pendukung
rela untuk bergabung dan membantu keberlangsungan OPZ.
5. Unsur-unsur fundraising
Adapun unsur-unsur fundraising, sebagaimana dijelaskan Purwanto (Miftahul,
2012:37- 38) yaitu berupa:
a. Analisis kebutuhan
Yaitu berisi tentang kesesuaian dengan syari’ah, laporan dan pertanggung
jawaban, manfaat bagi kesejahteraan umat, pelayanan yang berkualitas,
silaturahmi dankomunikasi. Donatur atau muzakki yang memahami Islam
dengan baik, akan menanyakan bagaimana pelaksanaan pengelolaan ZIS yang
dikelola sebuah lembaga. tentunya mereka menginginkan sesuatu yang baik
dengan tuntunan sesuai syara’. Mereka tidak mau apa yang sudah dikerjakan,
termasuk dalam pembayaran ZIS akan sia-sia, tidak ada nilainya dihadapan
Allah. Pertanyaan yang disampaikan donatur atau muzakki pada lembaga zakat
sesungguhnya bertujuan menghilangkan keraguan yang ada dalam dirinya
terhadap pelaksanaan pengelolaan zakat yang dikelola oleh lembaga yang
bersangkutan.
Selanjutnya apabila mereka yakin terhadap lembaga pengelola zakat, sudah
sesuai dengan prinsip syara’, maka mereka akan dengan rela menyalurkan dana
ZIS mereka pada lembaga tersebut.Segmentasi donatur/muzakki adalah sebuah
metode tentang bagaimana melihat donatur dan muzakki secara kreatif, baik
perorangan, organisasi dan lembaga berbadan hukum. Artinya perlu melihat
segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam peluang
yang muncul di masyarakat. Tidak seharusnya sebuah lembaga zakat melihat
masyarakat sebagai pasar secara sederhana, bisa-bisa salah sasaran. Dengan
segmentasi yang tepat, lembaga zakat dapat menempatkan sumber daya sesuai
dengan segmen-segmen masyarakat yang telah diidentifikasi.
7
b. Identitas profil donatur dan muzakki
Hal ini difungsikan untuk mengetahui lebih awal identitas calon
donatur/muzakki itu sendiri. Profil donatur/muzakki perseorangan dapat
berbentuk biodata atau CV, sedangkan untuk calon donatur/muzakki organisasi
atau lembaga hukum dalam bentuk company profil lembaga.
c. Produk
Dalam pengelolaan zakat produk tidak bisa hanya didefinisikan sebagai sesuatu
yang disukai atau tidak disukai, yang diterima seseorang dalam sebuah transaksi,
tetapi lebih tepat apabila produk diartikan sebagai kompleksitas yang terdiri dari
ciri-ciri yang berwujud dan tidak berwujud. Produk adalah hal yang bisa
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan muzakki, karena produk
tidak hanya berbentuk barang tetapi juga jasa. Produk lembaga zakat merupakan
produk layanan yang memudahkan donatur dan muzakki menunaikan
kewajiban zakatnya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem fundraising adalah kegiatan menghimpun dana dan sumber daya dengan proses
mempengaruhi, meliputi kegiatan memberitahukan, mengingat, mendorong,
membujuk merayu masyarakat (baik individu, kelompok,organisasi, perusahaan,
pemerintah ataupun badan hukum) guna untuk membiayai membiayai progam dan
kegiatan kegiatan operasional operasional lembaga lembaga untuk mencapai misi dan
tujuan. Dalam kaum duafa telah menerapkan sistem fundraising. Sistem fundraising
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya unsur-unsur yang bekerja bekerja sama.
Berikut Berikut ini adalah unsur-unsur unsur-unsur yang terdapat terdapat pada sistem
fundraising dalam Dhuafa, yaitu : petugas, dana, jasa/pelayanan, peralatan, metode, dan
donatur.
B. Saran
Dari makalah yang telah dibuat, penulis mengharapkan saran mengenai penulisan dan
misi dari makalah ini. sehingga pada makalah yang akan datang dapat lebih sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidah, A. (2016). Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan Zis Pada
Lembaga Amil Zakat Kabupaten Ponorogo. Kodifikasia, 10(1), 109–131.

Rachmasari, Y., Nulhaqim, S. A., & Apsari, N. c. (2016). Strategi Fundraising: Konsep Dan
Implementasi.
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/deliver/index/docId/200047/file/003+Buku+Strat
egi+Fundraising+Konsep+Dan+Implementasi.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai