Anda di halaman 1dari 17

ENTREPRENEURSHIP

PENGEMBANGAN KONSEP WIRAUSAHA / INTRAPRENEURSHIP

Dosen Pengampu : Dr. Idawati Garim, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nur Malikul Mulki Rahman (220025301096)


Rustam (220025301122)
Nurlailah Qadriyanti (220025301101)
Rahmatullah (220025301113)
Raehanun Fadhillah (220025301110)

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT


POST GRADUATE PROGRAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang kewirausahaan. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Utamanya kepada Dr. Idawati Garim, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Entrepreneurship dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Penulis,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................2
BAB 2....................................................................................................3
2.1 Pengertian Wirausaha..................................................................3
2.2 Ciri-ciri Wirausaha.......................................................................5
2.3 Fungsi dan Manfaat Wirausaha....................................................7
2.4 Langkah-langkah Memulai Wirausaha......................................10
BAB 3..................................................................................................13
3.1 Simpulan....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu intangible culture,
suatu kemampuan struktural non fisikal yang mampu menggerakkan sosok fisikal.
Seorang wirausaha yang unggul memiliki sifat-sifat kreatif, inovatif, originalitas,
berani mengambil risiko, berorientasi ke depan dan mengutamakan prestasi, tahan
uji, tekun, tidak gampang patah semangat, bersemangat tinggi, berdisiplin baja
dan teguh dalam pendirian. Negara kita wirausahawan baru telah memperkaya
pasar dengan produk-produk yang inovatif dan juga mulai menyebarluaskan
pengetahuan tentang kewirausahaan. Perguruan Tinggi mewajibkan semua
jurusan untuk memberikan mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan agar
lulusan perguruan tinggi tidak bingung dan canggung terjun ke masyarakat,
mereka memiliki mental wirausaha dan dapat mengenal pepohonan wirausaha
yang akan dirintis, tidak gelap lagi seperti melihat hutan rimba, tidak tahu arah
tujuan. Tidak lagi menyalahkan perguruan tingginya, yang menghasilkan lulusan
menjadi penganggur.
Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan tulang
punggung perekonomian nasional sehingga harus digenjot sedemikian rupa
melalui berbagai departemen teknis maupun institusi-institusi lain yang ada di
masyarakat.melalui gerakan ini, pada saatnya nanti budaya kewirausahaan
diharapkan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia
sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang andal,
tangguh, dan mandiri. Pemerintah juga telah menyusun suatu program yang
ditujukan untuk menanamkan budaya wirausaha dengan sasaran para mahasiswa
melalui berbagai program pendidikan ataupun praktik lapangan tentang
kewirausahaan dan kepada masyarakat pada umumnya. Hal ini dilaksanakan
sebagai upaya untuk mempersiapkan masyarakat terutama perguruan tinggi agar
memperoleh illmu dan intelektual yang tinggi, serta kecakapan hidup (life skills).

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Wirausaha?
2. Apa ciri-ciri wirausaha?
3. Apa fungsi dan manfaat wirausaha?
4. Apa langkah-langkah memulai wirausaha?
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan wirausaha.
2. Mengetahui apa ciri-ciri wirausaha.
3. Memahami apa fungsi dan manfaat wirausaha.
4. Mengetahui langkah-langkah memulai wirausaha.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha


Wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah, berani dan berwatak
agung. Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi dari segi
etimologi (asal usul kata), wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Adapun pengertian wirausaha dari para ahli;
a. Menurut Richard Cantillon (1755), entrepreneurial is an innovator and
individual developing something unique and new (wirausaha adalah seorang
penemu dan individu yang membangun sesuatu yang unik dan baru).
b. Menurut Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2004), wirausaha
adalah seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah
ide yang bisa di jual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu,
biaya, serta kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
c. Menurut Schumpeter (dalam Bygrave, 1996), wirausaha adalah seorang yang
memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejar peluang
tersebut.
d. Nasution (2009:3) mendefinisikan entrepreneur sebagai orang yang berani
memulai, menjalankan, dan mengembangkan usaha dengan cara memanfaatkan
segala kemampuan dalam hal membeli bahan baku dan sumber daya yang
diperlukan, membuat produk dengan nilai tambah yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen, dan menjual produk sehingga bisa memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi para karyawan, dia sendiri, perusahaan, dan
masyarakat sekitarnya. Dalam pengertian tersebut mencakup keseluruhan dari

3
4

sikap, perilaku, orientasi entrepreneurial, dan keunggulan operasional yang


diperlukan untuk menjalankan kegiatan usaha.
e. Entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan resources, tenaga kerja,
material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari
sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan,
inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah
seserang atau sekelompok orang yang mengorganisasir faktor-faktor produksi,
alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan berproduksi. (Alma, 2008:33).
Dari beberapa definisi dari kewirausahaan tersebut dapat diberikan
pengertian wirausaha atau entrepreneur yaitu seseorang yang memiliki
kemampuan dan keinginan untuk mendirikan, mengelola, dan berhasil dalam
suatu usaha rintisan beserta risiko yang menjadi haknya, untuk memperoleh
keuntungan. Contoh terbaik dari kewirausahaan adalah memulai usaha bisnis
baru. Pengusaha sering dikenal sebagai sumber ide atau inovator baru, dan
membawa ide-ide baru di pasar dengan mengganti yang lama dengan penemuan
baru.
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang
melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di sini menekankan pada
setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Proses kewirausahaan
meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan ntuk mengejar dan memanfaatkan
peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Peter Drucker menyatakan bahwa
wirausaha tidak mencari resiko, mereka mencari peluang (Osborne,1992).
Seorang inovator dan wirausaha yang terkenal dan sukses bukan sekedar
penanggung resiko, tapi mereka mencoba mendefinisikan resiko yang harus
mereka hadapi dan meminimalkannya. Jika seorang wirausaha berhasil
mendefinisikan resiko kemudian membatasinya, dan mereka secara sistematis
dapat menganalisis 2 berbagai peluang, serta mengeksploitasinya maka mereka
akan dapat meraih keuntungan membangun sebuah bisnis besar.
5

2.2 Ciri-ciri Wirausaha


Salah seorang pelopor gerakan entrepreneurship (kewirausahaan) di
Indonesia, Ir. Ciputra, mengatakan bahwa bangsa Indonesia amat kaya, sumber
daya manusianya hebat, sumber daya alamnya salah satu yang terbaik di dunia.
Apa saja ada di Indonesia. Minyak bumi, gas, batubara, emas, perak, tembaga,
hutan tropis terbesar ketiga di dunia, dan tanah yang demikian subur.
Kenyataannya, menurut Ciputra, Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-
negara maju. Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, sumber daya alamnya minim,
namun ketiga negara tersebut mampu menjadi negara industri dengan kemampuan
yang mencengangkan. Pendapatan penduduknya berkali lipat dibandingkan
Indonesia. Beberapa aspek tersebut menjadi alasan Ciputra menggalakkan
entrepreneurship. Ia mengeluarkan uang pribadi untuk mendorong gerakan
tersebut berjalan, dan belakangan sejumlah lembaga serta badan usaha membantu
programnya (Kompas, 5 April 2013). Di mata Ciputra, entrepreneurship adalah
bagaimana menjadikan sesuatu yang tidak berguna menjadi berguna. Misalnya,
mengubah sampah menjadi ‘emas’ serta mengubah barang murahan menjadi
barang dengan nilai ekonomi amat tinggi. Atau mengubah seseorang yang tidak
tahu bisnis sama sekali menjadi sangat tahu berbisnis.
Seseorang dapat menjadi wirausaha tentu memenuhi definisi wirausaha itu
sendiri, untuk lebih jelasnya ciri-ciri wirausaha menurut Firmansyah dan
Roosmawarni (2019) adalah:
a. Memiliki keberanian dan daya kreasi
Seorang wirausaha haruslah memiliki keberanian dalam memiliki daya
kreasi atau tidak takut untuk bermimpi dan merencanakan. Segala
ketakutan akan sia-sia dalam bermimpi dan berencana haruslah
dihilangkan. Setidaknya harus diingat STOP (Stop “berhenti, Think
“berpikir”, Observation “Observasi” dan Plan “rencana”) apabila terjadi
hal hal yang membuat ide tersebut tertunda .
b. Berani mengambil risiko
Seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila memiliki sifat dan berani
mengambil risiko, hal ini tentu saja harus sejalan dengan perencanaan
6

yang sebelumnya telah dilakukan serta pengamatan yang dilakukannya


terhadap ide yang dimilikinya.
c. Memiliki semangat dan kemauan keras
Seorang dapat dikatakan wirausaha selain berani mengambil risiko
haruslah memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk menuju sukses
d. Memiliki persepsi dan analisis yang tepat
Seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila memiliki pengetahuan yang
tepat untuk membuat analisis yang tepat, diusahakan mendekati tujuan
yang diinginkan
e. Tidak konsumtif
Seorang wirausaha haruslah tidak konsumtif atau setidaknya dan
diusahakan konsumsinya jauh lebih sedikit dari penghasilannya
f. Memiliki jiwa pemimpin
Jiwa pemimpin harus dimiliki seorang wirausaha. Dengan ini, mereka
mampu mengembangkan usaha mereka menjadi lebih maju.
g. Berorientasi pada masa depan
Seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif dan memiliki wawasan
kedepan untuk mendapatkan peluang usaha
McClelland (dalam Suryana & Bayu, 2010) membagi karakterisik
wirausahawan berdasarkan keinginan pencapaian menjadi enam hal, yakni:
a. Menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistis.
b. Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan
mental.
c. Tidak bekerja lebih giat karena imbalan uang.
d. Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh pencapaian pribadi.
e. Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan
umpan balik yang jelas positif.
f. Berpikir ke masa depan serta jangka panjang.
7

2.3 Fungsi dan Manfaat Wirausaha


Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu
secara mikro dan makro. Secar mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu
sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausah
menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, tekhnologi, cara,
ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan
merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru,
merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi
perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah
menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang
berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
a. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu
perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara di
asia, kewirausahaan menjadi kekuat-an ekonomi negara tertentu, sehingga
negaranegara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
perkembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam
produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari
proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil
menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan
wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena:
1) Usaha kecil dapat memperkokoh pereko-nomian nasional melalui berbagai
keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur,
dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.
2) Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap
sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal,
dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang
Tangguh.
8

3) Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat


pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar
baik di perkotaan maupun di pedesaan.
b. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan
berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan
fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara umum wirausaha
memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana
(planner).
1) Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan sebuah produk baru
(the new product), teknologi baru (the new technologi), ide-ide baru (the new
image), serta organisasi usaha baru (the new organization).
2) Planner
Wirausaha berperan dalam merancang sebuah perencanaan usaha (corporate
plan), strategi perusahaan (corporate strategy), ide-ide dalam perusahaan
(corporate image), serta organisasi perusahaan (corporate organi-zation).

c. Manfaat Kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik.
Hal ini berkenaan dengan hasil yang dikemukakan Zimmerer dkk (2008),
menurutnya ada beberapa manfaat kewirausahaan yaitu:
1) Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri, artinya memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausaha
untuk mencapai apa yang penting baginya.
2) Peluang untuk Melakukan Perubahan, artinya semakin banyak bisnis yang
memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan
berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa
penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan
daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas,
9

pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian


mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan
untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3) Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya, artinya banyak orang menyadari
bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosankan, kurang
menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau
menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang
dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri.
Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas,
antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan
sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan
mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4) Peluang untuk Meraih Keuntungan, artinya walaupun pada tahap awal uang
bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan
merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri,
kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara
mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk
dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan
generasi pertama.
5) Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya. Seorang pengusaha atau pemilik usaha kecil
seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya.
Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri
pengusaha kecil. Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima
dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial
dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6) Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai. Hal yang didasarkan oleh
pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha
10

mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewirausahawan yang berhasil


memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan menyukai
pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi
pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya.

2.4 Langkah-langkah Memulai Wirausaha.


Untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, diperlukan
terobosan mendasar. Cara-cara konvensional semacam penyediaan lahan
pertanian atau pembangunan proyek infrastruktur tidak lagi memadai. Jawabannya
terletak pada wirausaha. Bangsa Indonesia memerlukan wirausaha yang memulai
bisnisnya dari usia muda. Hal itu sekaligus untuk mengubah pola pikir mayoritas
masyarakat, dari mental pekerja menjadi mental pengusaha. Mengubah mindset
bisa dilakukan, salah satunya melalui pendidikan kewirausahaan sejak sekolah
menengah atas. Potensi wirausaha di Indonesia sangat besar. Hal ini ditopang oleh
tingginya pertumbuhan ekonomi serta semakin banyaknya kelas menengah, yang
membutuhkan tidak saja barang, tetapi juga jasa.
Maka dari itu, dibutuhkan langkah-langkah untuk memulai wirausaha.
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan digambarkan Bygrave
(dalam Alma, 2005) ke dalam urutan:

a. Proses inovasi
Proses awal sebelum wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang wirausaha perlu
menemukan hal baru yang akan mewarnai usaha maupun produk yang akan ditawarkan.
Inovasi bisa berawal dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk visi,misi dan
tujuan. Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit menerobos persaingan dengan
bisnis lain yang serupa. Ada 2 hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor
11

personal dan faktor lingkungan (environment). Faktor personal adalah inovasi yang
berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya mencari pemicu kearah memulai
usaha. Misalnya sifat penasaran, keberanian mengambil resiko, pendidikan dan
pengalaman. Faktor lingkungan: adalah peluang, pengalaman dan kreativitas.
b. Proses pemicu
Triggering event adalah kejadian yang terjadi pada diri seseorang atau diluar diri tapi
mampu memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Faktor pemicu
akan mendorong inovasi yang sudah ada terwujud menjadi usaha. Beberapa contoh
faktor pemicu usaha:
1) Dari dalam diri
 Desakan ekonomi seperti perlu penghasilan tambahan, PHK atau tidak mendapatkan
pekerjaan
 Tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti
 Keberanian menanggung resiko, kesukaan menghadapi tantangan
 Keinginan mewujudkan mimpi, minat dan komitmen tinggi terhadap wirausaha
2) Dari luar diri
 Adanya persaingan
 Ada sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi strategis,
mendapat modal, warisan, dll
 Mengikuti latihan atau incubator bisnis
 Kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan kredit, bantuan, pendampingan dan lain
sebagainya
 Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak bekerjasama
 Dorongan dari keluarga, teman atau kerabat.
c. Proses pelaksanaan
Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya adalah proses
pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan apabila seorang wirausaha memiliki
kesiapan mental, rekanan (bisa juga asisten atau partner, komitmen bisnis yang
tinggi, dan adanya visi, pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan.

d. Proses pertumbuhan
12

Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami proses. Proses
ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Pertumbuhan positif suatu usaha dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain:
1) Rencana dan pelaksaan operasional berjalan produktif
2) Tim pelaksana bekerja sama dengan baik sehingga menghasilkan strategi
yang mantap
3) Terbentuknya budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti dengan
penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan.
4) Produk yang ditawarkan populer atau memiliki keistimewaan, misalnya
kualitasnya, lokasi, pealayanannya dan manajemen.
5) Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok barang
6) Kemampuan mencari dan menambah sumber dana.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan
Wirausaha adalah penggerak ekonomi di dunia saat ini. Sebagian besar
inovasi dibuat dan diimplementasikan oleh wirausaha. Peran wirausaha saat ini
bukan hanya untuk pemenuhan diri tetapi untuk berkontribusi pada ekonomi dan
membantu memecahkan banyak masalah di masyarakat. Proses kewirausahaan
tergantung pada peluang kewirausahaan di lingkungan dan individu giat yang
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang ini. Ketika individu mengidentifikasi
peluang, mereka tidak bereaksi secara otomatis dengan mendirikan perusahaan
baru (dengan asumsi bahwa mereka memiliki niat untuk memulainya): perusahaan
baru dibuat dengan urutan proses seperti membuat badan hukum, pengembangan
produk, dan pembiayaan. Mengingat prospek pekerjaan, pendidikan, dan keadaan
lain berbeda antar individu, populasinya heterogen dengan individu yang berbeda
menghadapi biaya peluang yang berbeda ketika bertindak untuk memanfaatkan
peluang yang mereka kenali. Ada banyak kendala di jalan dari niat berwirausaha
untuk bisnis yang sukses. Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma,
yaitu adanya tanyangan. Ada tantangan, maka ada usaha (berfikir kreatif dan
inovatif). Jika melakukan usaha, pasti menemukan tantangan. Sebaliknya, tidak
ada tantangan, maka tidak aka nada usaha. Tidak berusaha, maka akan
menemukan tantangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Munjiati Munawaroh, H. R. (2016). KEWIRAUSAHAAN. Yogyakarta: LP3M


UMY.

Razak, M. A. (2015). KEWIRAUSAHAAN Teori dan Aplikasi. Jakarta:


MAGNAScript Publishing.

Roosmawarni, A. F. (2019). KEWIRAUSAHAAN (Konsep dan Dasar). Pasuruan:


Qiara Media.

Widodo, A. S. (2012). KEWIRAUSAHAAN Entrepreneur Agribusiness.


Yogyakarta: Jaring Inspiratif.

14

Anda mungkin juga menyukai