Anda di halaman 1dari 176

CROWDFUNDING DI INDONESIA

Penulis
Mohammad Yunies Edward, S.E., M.M.
Hadi Ismanto, S.E., M.M.
Eko Nur Fu’ad, S.E., M.M.
Prof. Apriani Dorkas Rambu Atahau, S.E., M.A.Comms., Ph.D.
Dr. Robiyanto, S.E., M.M.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Diterbitkan oleh:

Penerbit dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara


Crowdfunding di Indonesia

Penulis
Mohammad Yunies Edward, S.E., M.M.
Hadi Ismanto, S.E., M.M.
Eko Nur Fu’ad, S.E., M.M.
Prof. Apriani Dorkas Rambu Atahau, S.E., M.A.Comms., Ph.D.
Dr. Robiyanto, S.E., M.M.

Editor
Purwo Adi Wibowo, S.E., M.Sc.
Gesi Mei Dinta Pratama, S.M.

Desain cover
Tim Desain

Cetakan ke 1, Edisi 1, November 2021

Diterbitkan oleh:
UNISNU Press
Alamat: Kampus UNISNU Jepara
08957-1000-3000 ; 0857-2930-2000
IG: @unisnupressjepara ; FB: Unisnu Press
Email: unisnupress@unisnu.ac.id

x + 164 hlm. ; 15,5 x 23 cm.


ISBN 978-623-5809-04-5

Hak cipta pada penulis; hak penerbitan pada UNISNU Press


Tidak boleh direproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk
apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Isi buku sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Penerbit dan


percetakan tidak bertanggungjawab atas isi buku.

[ii]
PRAKATA

Tahun 2013 crowdfunding mendapatkan pengakuan di


seluruh dunia, termasuk industri jasa keuangan, ekonomi, politisi
dan influencer. industri jasa keuangan. perusahaan. Lembaga
seperti Bank Dunia, Komisi Eropa, dan pemerintah AS, serta
bank, perusahaan, dan universitas terkemuka dunia mulai
memperhatikan crowdfunding. Sektor crowdfunding harus
didorong terutama oleh pengusaha, dimana sebagian besar mulai
memiliki pemahaman yang luas tentang tuntutan masyarakat akan
inovasi layanan keuangan. Crowdfunding adalah alat demokratis
yang memungkinkan pihak-pihak kelebihan dana dan pihak-pihak
yang membutuhkan pendanaan atau perusahaan mengembalikan
hak untuk membuat keputusan tentang di mana menginvestasikan
dana mereka dan produk apa yang akan diproduksi dan dijual
dalam sistem ekonomi kolaboratif.

Semakin banyak studi ilmiah mendukung fenomena ini, sejak


2010, crowdfunding telah dipelajari dari berbagai perspektif di
berbagai bidang akademik seperti ilmu sosial, psikologi, teknologi
informasi, ekonomi, dan penelitian kewirausahaan. Namun, hal
tersebut masih jauh dari area penelitian yang kompleks. Artikel

[iii]
pertama mulai muncul di berbagai belahan dunia, dan meskipun
topik ini telah diangkat sebagai isu sampingan di beberapa
konferensi, data yang tersedia untuk penelitian yang terkait masih
terbatas dan jumlah diskusi ilmiah juga masih sedikit.

Sedangkan di Indonesia crowdfunding dimulai pada tahun


2009 berupa Koin Peduli Prita yang merupakan salah satu bentuk
crowdfunding donasi. Bentuk lain crowdfunding dari sisi ekuitas
dimulai ketika pemerintah melalui OJK mengeluarkan aturan
POJK Nomor 37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana
Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi atau
dikenal dengan equity crowdfunding. Pada tahun 2020 ada
perubahan aturan dari OJK yaitu POJK Nomor 57/POJK.04/2020
tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis
Teknologi Informasi atau yang dikenal dengan security
crowdfunding (scf). Perusahaan yang membutuhkan modal dapat
memanfaatkan alternatif pendanaan dengan scf, terutama usaha
yang masih kesulitan mengakses lembaga jasa keuangan
perbankan. Namun masih sedikitnya pengetahuan tentang
crowdfunding menjadikan masih belum maksimal pemanfaatan
scf tersebut.

Fenomena tersebut menjadi daya tarik bagi peneliti termasuk


kami untuk mengkaji perkembangan inovasi teknologi dibidang
keuangan terutama di crowdfunding dalam mendukung
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dalam

[iv]
mengatasi kesulitan modalnya. Kami berterima kasih pada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia yang sudah memberikan
pendanaan dalam penelitian ini. Selain itu kami juga berterima
kasih kepada Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI)
beserta anggotanya yang mendukung dan berkontribusi dalam
penelitian ini.

Semoga buku ini dapat bermanfaat menjadi salah satu sumber


informasi dalam memahami dan membantu menyebarluaskan
crowdfunding, sehingga membantu dalam perkembangan
ekosistemnya.

Jepara, November 2021

Penulis

[v]
[vi]
DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................. iii


DAFTAR ISI ............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Pengertian Crowdfunding .................................................. 1
B. Manfaat Crowdfunding ...................................................... 3
C. Perkembangan Crowdfunding............................................ 9
D. Karakteristik Crowdfunding ............................................ 15
E. Konsep Crowdfunding ..................................................... 17
F. Crowdfunding vs Keuangan Mikro.................................. 18
BAB 2 TIPE DAN PENYEDIA CROWDFUNDING ............... 21
A. Tipe Crowdfunding .......................................................... 21
B. Crowdfunding dalam Siklus Hidup Pendanaan Suatu
Perusahaan ....................................................................... 30
C. Penyedia Crowdfunding................................................... 32
BAB 3 REGULASI CROWDFUNDING .................................. 41
A. Regulasi Crowdfunding di Eropa..................................... 41
B. Regulasi Crowdfunding di Asia ....................................... 65
C. Regulasi Crowdfunding di Amerika ................................ 82
D. Regulasi Crowdfunding di Kanada .................................. 90
BAB 4 PERTUMBUHAN CROWDFUNDING DI
INDONESIA ............................................................................. 93

[vii]
A. Sejarah Crowdfunding di Indonesia .................................93
B. Penyedia Crowdfunding di Indonesia...............................97
C. Regulasi di Indonesia .....................................................104
BAB 5 PRAKTIK SECURITIES CROWDFUNDING DI
INDONESIA ............................................................................115
A. Kondisi UMKM Indonesia .............................................115
B. Inovasi Pendanaan ..........................................................121
C. Securities Crowdfunding di Indonesia ...........................127
D. Tahapan Investasi ...........................................................150
BAB 6 PENUTUP ...................................................................153
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................155
BIOGRAFI PENULIS .............................................................161

[viii]
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikhtisar Jenis-jenis Crowdfunding.............................. 27


Gambar 2. Kurva Adopsi Crowdfunding ..................................... 30
Gambar 3. Skema Crowdfunding ................................................. 95
Gambar 4. Tahapan Investasi Crowdfunding ............................. 150

[ix]
[x]
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian Crowdfunding

ecara linguistik, crowd didefinisikan sebagai kerumunan


S atau sekumpulan individu yang bersifat tidak teratur dan
terjadi secara instan Crowdsourcing berarti mengambil langkah-
langkah untuk menarik kontribusi banyak orang, terutama melalui
media online, menggunakan kapasitas intelektual individu yang
dapat berupa layanan, ide, dan sejenisnya (Adhikary et al., 2018).
Biasanya, crowdsourcing melibatkan outsourcing (alih daya)
kepada siapa pun melalui panggilan terbuka.

Crowdfunding menjadi salah satu bentuk dari crowdsourcing


yang bertujuan untuk mendapatkan modal usaha dari masyarakat
melalui media internet. Perbedaan antara keduanya adalah
crowdsourcing menyediakan pekerja, sedangkan crowdfunding
menyediakan dana (Pekmezovic & Walker, 2016). Crowdfunding
dikatakan sebagai fenomena baru dalam bidang pendanaan
startup, model pendanaan ini muncul seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yaitu media
sosial.

Crowdfunding di Indonesia
1
Dennis Brüntje (2016) mendefinisikan crowdfunding yang
diterapkan di Eropa sebagai sebuah gagasan untuk mengumpulkan
banyak individu dalam mewujudkan tujuan yang sama, berbagi
tugas dan tanggung yang sama demi kemajuan masyarakat dari
segi pendidikan, promosi budaya, dan ekonomi sehingga mampu
menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan praktik
crowdfunding di Amerika diartikan sebagai kerjasama,
ketertarikan, serta kepercayaan kolektif oleh orang-orang yang
mengumpulkan dana dan sumber daya lain melalui internet untuk
mendukung apa yang sedang diprakarsai oleh individu atau
organisasi tertentu (Lawton & Marom, 2010). Selain itu, di
Jepang, crowdfunding juga didefinisikan sebagai pembiayaan
startup atau usaha kecil atau juga proyek dengan mengumpulkan
sejumlah kecil uang dari sekelompok orang dan menggunakan
sarana online seperti Facebook, Twitter, LinkedIn dan situs web
tepercaya lainnya (Adhikary et al., 2018). Di Indonesia praktik
crowdfunding diatur oleh Peraturan OJK RI No. 37/POJK.04/2018
yang menjelaskan bahwa teknologi informasi telah digunakan
untuk mengembangkan industri keuangan yang dapat mendorong
tumbuhnya alternatif pendanaan bagi dunia usaha dan media
investasi bagi masyarakat.

Dari beberapa uraian praktik crowdfunding di beberapa


negara, dapat disimpulkan bahwa crowdfunding adalah sebuah
platform yang diikuti oleh sekelompok individu yang memiliki

Crowdfunding di Indonesia
2
kelebihan dana melalui media online secara kolektif untuk
memenuhi tujuan bersama.

Crowdfunding memanfaatkan aksesibilitas yang mudah untuk


menjangkau banyak orang melalui media sosial maupun situs web
untuk menyatukan investor dan pengusaha. Tujuannya yaitu untuk
meningkatkan kewirausahaan dengan memperluas kumpulan
investor diluar lingkaran tradisional seperti pemilik, kerabat, dan
pemodal ventura (Smith, 2019). Dengan adanya crowdfunding
batasan geografis tidak lagi menjadi halangan dalam investasi.
Selain itu, crowdfunding dapat digunakan sebagai media promosi
produk yang dimiliki perusahaan dan media eksistensi atas
pencapaian perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

B. Manfaat Crowdfunding

C rowdfunding memungkinkan penggalangan dana


dengan kelompok investor yang luas dan juga terdapat
opsi penggalangan dana yang lebih fleksibel. Berikut adalah
beberapa manfaat crowdfunding (Adhikary et al., 2018):

1. Platform crowdfunding membantu memperluas jangkauan


pencari dana yang telah memenuhi syarat dengan memberikan
akses kepada para investor sehingga pihak investor mampu
melihat dan berinteraksi dengan pencari dana sehingga mereka
dapat mengkampanyekan penggalangan dana khusus;

Crowdfunding di Indonesia
3
2. Dengan membuat kampanye penggalangan dana, pencari dana
akan melalui proses yang berharga untuk memeriksa bisnisnya
dari segala sudut. Artinya mulai dari sejarahnya, daya tarik,
insentif, target pasar, nilai kebijakan perusahaan, serta mampu
membuat proporsi bisnisnya menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami.
3. Dari peluncuran hingga penutupannya, pencari dana dapat
membagikan dan mempromosikan kampanye penggalangan
dananya melalui media sosial, email, dan saluran pemasaran
online lainnya. Pencari dana melalui platform crowdfunding
mempublikasikan perkembangan dari penggalangan dana, Di
samping itu para pencari dana mampu mempromosikan
bisnisnya dengan beralih ke website perusahaannya untuk
menarik investor lain.
4. Perkembangan bisnis dari masa ke masa memberikan peluang
bagi pencari dana untuk memvalidasi dan menyaring
kebijakan bisnis yang dimiliki. Pertanyaan-pertanyaan dan
ketertarikan dari investor potensial memungkinkan pencari
dana mengatur ulang kebijakan bisnisnya untuk menarik
investor tersebut mendanai proyek yang sedang dikerjakan
pencari dana.
5. Crowdfunding adalah cara yang efisien untuk mengatur bisnis.
Dalam crowdfunding, seorang pebisnis dapat memusatkan dan
merampingkan upaya penggalangan dana dengan membuat
satu profil proyek yang mana mampu menarik banyak investor

Crowdfunding di Indonesia
4
potensial. Sehingga, daripada mencetak dokumen,
menjilidnya, kemudian mengirimkan perkembangan proyek
secara manual, kini pebisnis dapat melaporkan segala
perkembangan proyek secara online dengan banyak format.
Hal ini berarti pebisnis punya waktu lebih untuk mengurus
bisnisnya, daripada hanya sekadar mengurus prosedur
pendanaan yang berbelit.

World Bank (2013) mengungkapkan bahwa crowdfunding


memanfaatkan teknologi untuk memperluas basis calon investor,
peningkatan akses keuangan yang dapat berfungsi sebagai
mekanisme yang memungkinkan untuk pembentukan usaha baru,
penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang
inklusif. Manfaatnya meliputi:
1. Menggabungkan jejaring sosial dengan keuangan perusahaan
Crowdfunding sebagian besar merupakan pengganti
lembaga lain yang ada sebelumnya dan bukan merupakan
pelengkap bagi para lembaga-lembaga tersebut. Model
pembiayaan tradisional mengharuskan perusahaan
mengadakan banyak pertemuan untuk mencari modal, yang
sangat tidak efisien. Dengan memusatkan akses data tentang
peluang investasi, portal investasi crowdfunding dapat
memfasilitasi aliran informasi dari perusahaan tahap awal ke
investor potensial lebih cepat daripada yang pernah terjadi
sebelumnya.

Crowdfunding di Indonesia
5
2. Crowdfunding juga dapat menjadi efisien bagi investor
Ini memungkinkan mereka untuk menyelidiki
berbagai potensi investasi online pada satu waktu dan
menentukan dengan cepat apakah perusahaan cocok dengan
strategi portofolio mereka, selera risiko, atau kriteria lainnya.
Di negara berkembang, muncul tren investor memantau
platform crowdfunding berbasis donasi untuk mencari
perusahaan dan produk yang inovatif.
3. Crowdfunding merupakan hal baru dalam siklus pendanaan
Kredit makro dan pemodal ventura secara tradisional
telah menjadi penyedia dana bagi perusahaan-perusahaan baru
di negara maju. Di negara berkembang modal awal sebuah
usaha biasanya datang dari bantuan teman dan keluarga.
Kemajuan media sosial dan TIK kini telah mampu membantu
perusahaan-perusahaan baru tersebut untuk mempromosikan
bisnisnya dan memperoleh investor global tanpa adanya
batasan.
4. Crowdfunding dapat memperluas jangkauan geografis
investasi
Pada kredit mikro tradisional, peserta dibatasi oleh
letak geografis dalam hal pemantauan, tata kelola, dan sanksi
sosial. Crowdfunding mengubah pendekatan tradisional ini
dalam beberapa cara. Pertama, jaringan tidak perlu dikaitkan
dengan geografi. Geografi memainkan peran yang kurang
signifikan dalam pendanaan proyek-proyek yang menjanjikan.

Crowdfunding di Indonesia
6
Tidak diketahui apakah perbedaan tersebut disebabkan oleh
perbedaan budaya dalam hal kepercayaan, verifikasi, metode
akurasi transaksi, jumlah modal yang lebih kecil untuk
kontributor individu, faktor lain atau kombinasi. Akan tetapi,
kecenderungan investasi tanpa batasan sangat jelas pada
praktik crowdfunding.
5. Validasi produk, jaringan pendukung, dan kemitraan
Perusahaan baru dapat menggunakan crowdfunding
untuk mengeksplorasi kelayakan produk dengan biaya rendah
dan dengan hambatan masuk yang juga rendah. Crowdfunding
juga menawarkan manfaat pemasaran: salah satu keuntungan
utama dari kampanye crowdfunding online adalah promosi
untuk bisnis yang diciptakannya.
6. Pengujian pasar dan pengukuran permintaan
Model donasi saat ini memberikan perusahaan
peluang untuk mengeksplorasi permintaan untuk produk atau
layanan mereka. Jika perusahaan memenuhi tujuan pendanaan
mereka, mereka memiliki akses ke modal yang diperlukan
untuk peluncuran produk awal mereka. Dari perspektif
investor, validasi investor lain mengurangi risiko investasi
dengan menunjukkan permintaan terhadap produk. Faktanya,
beberapa kelompok bisnis besar di Amerika Serikat, seperti
Heartland Angels yang berbasis di Chicago, menciptakan
portal crowdfunding mereka sendiri dengan harapan bahwa

Crowdfunding di Indonesia
7
perusahaan yang mencari modal membuktikan minat pasar
melalui kampanye crowdfunding yang sukses.
7. Akses ke jaringan pendukung
Perusahaan yang menawarkan kampanye
crowdfunding dapat melibatkan kelompok pelanggan yang
bertindak baik sebagai agen pemasaran produk maupun
sebagai sumber umpan balik yang kaya dan terperinci.
Investor ini dapat bekerja dalam banyak cara sebagai
penasihat dan agen pemasaran, dan dapat pula membantu
perusahaan menjalin hubungan dengan investor berpengaruh
lainnya, hal ini dapat membantu mendukung perusahaan
melalui tantangan yang dihadapi saat perusahaan baru mulai
bertumbuh.
8. Pasar dan kemitraan
Pengusaha juga menerima umpan balik tentang
kelayakan pasar dan pemasaran yang ditargetkan. Umpan
balik yang luas dari pelanggan dan investor dapat digunakan
sebagai perbaikan dari model bisnis yang telah dijalankan.
Crowdfunding dapat memberikan perusahaan informasi yang
mereka butuhkan untuk mengubah fokus mereka ke target
pasar baru, atau untuk mencari kemitraan strategis dengan
pemasok baru atau vendor lain. Pertukaran informasi yang
terbuka mengenai ide produk, konsep bisnis, dan pasar yang
dituju secara signifikan meningkatkan efisiensi pasar. Hasil
akhir dari kampanye crowdfunding yang berhasil adalah

Crowdfunding di Indonesia
8
peningkatan visibilitas dan kredibilitas diantara para investor
yang berinvestasi. Sedangkan bagi perusahaan yang menerima
dana memperoleh dukungan dari basis investor yang mungkin
juga menjadi pelanggan dan agen pemasaran mereka dimasa
depan.

C. Perkembangan Crowdfunding

S ebelum mengenal istilah crowdfunding, masyarakat


sudah menerapkan metode ini secara tradisional. Zaman
dulu masyarakat dengan strata sosial yang lebih tinggi seperti
keluarga kaya atau penguasa memberikan pinjaman kepada
individu untuk melakukan kegiatan bisnis sederhana dan
infrastruktur. Kegiatan ini dilakukan jauh sebelum adanya bank
dan lembaga keuangan lainnya, sehingga bentuk perjanjian yang
diterapkan disesuaikan dengan kesepakatan dua belah pihak.
Keuntungan yang diberikan tergantung dengan seberapa besar
kedekatan emosional yang terjadi antara dua belah pihak (Dresner,
2014). Praktik crowdfunding secara tradisional memiliki tingkat
risiko yang tinggi karena tidak ada pihak ketiga selaku pengawas
dan pemangku kewajiban serta belum ada regulasi resmi yang
mengatur.

Praktik crowdfunding tradisional juga terjadi di beberapa


negara, seperti pembangunan patung Liberty di New York pada
tahun 1885. Pembangunan patung ini dilakukan dengan memulai

Crowdfunding di Indonesia
9
panggilan publik untuk mencari donatur. Untuk menghargai jasa
kepada seluruh investor yang mendonasikan dananya dalam
pembangunan patung Liberty, pihak pemerintah mencantumkan
nama mereka pada surat kabar. Metode ini dianggap berhasil
karena dapat mengumpulkan 100,000 USD dana oleh 160,000
donatur dalam waktu 5 bulan . Cara ini kemudian menjadi
cerminan perkembangan crowdfunding pada era modern.
Model crowdfunding modern mulai muncul pada 1990-an
dimana beberapa platform kegiatan amal mulai muncul dengan
penggalangan dana melalui internet. Bahkan pada 1997, salah satu
band dari Inggris bernama Marillion mampu mengumpulkan dana
sebesar 60.000 dolar dari para penggemarnya yang kemudian
digunakan untuk membiayai tour mereka ke Amerika Utara.
Pertumbuhan crowdfunding yang pesat disebabkan oleh adanya
inovasi pada bidang teknologi yaitu Web 2.0 serta adanya krisis
keuangan tahun 2007-2008. Definisi dari Web 2.0 berarti bahwa
semua website maupun aplikasi-aplikasi memungkinkan
pengguna internet untuk membuat dan menyebarkan segala
sesuatu secara online dengan segala jaringan yang ada, contohnya
Facebook dan Twitter maupun blog-blog dan situs seperti
Wikipedia. Krisis keuangan dimulai pada 2007 dan semakin parah
di tahun 2008 yang ditandai dengan bangkrutnya bank dari
Amerika Lehman Brothers, bank kredit hampir dihentikan di
Eropa dan Amerika Utara. Akibatnya keuangan perusahaan mikro
dan usaha pribadi mengalami penurunan yang sangat drastis

Crowdfunding di Indonesia
10
akibat terjadinya krisis. Hal tersebut menciptakan gap yang
memunculkan crowdfunding sebagai alternatif memperoleh dana
(Pichler & Tezza, 2016).
Di China crowdfunding diperkenalkan pada Juli 2011, oleh
He Feng, seorang lulusan Cina dari Universitas Stanford. Setelah
belajar tentang crowdfunding selama studinya di luar negeri, He
Feng meluncurkan China platform crowdfunding pertama dengan
nama Demohour di Beijing. Tak lama kemudian, platform lain
bernama Dreamore didirikan oleh He Feng saat dia berusia 22
tahun. Selain He Fang juga ada tokoh yang memulai bisnis
crowdfunding di China bernama Du Mengjie. Du Mengjie
terinspirasi oleh gagasan ekonomi saham yang dia pelajari dari
perjalanan ke luar negeri selama kurang lebih 1 tahun, kedua
pionir platform crowdfunding ini bersama-sama mendominasi
pasar crowdfunding kecil di Cina. Empat tahun kemudian, pada
tahun 2015 mereka memiliki pesaing yang tak terhitung
banyaknya, semuanya bercita-cita untuk mendapatkan bagian dari
pertumbuhan pasar crowdfunding Cina. Ini menjadikan china
sebagai negara dengan praktik crowdfunding tertinggi, namun
dinamika pasar yang masih belum matang dan kurangnya data
secara keseluruhan, tidak ada angka pasti tentang CFP China.
Menurut Esposti (2013) CEO dari Massolution.com, ada
beberapa contoh dari perkembangan crowdfunding yang
signifikan, yaitu:

Crowdfunding di Indonesia
11
1. Niche platforms
Industri niche dan platform sektor spesifik menjadi semakin
jelas sama halnya seperti crowdfunding yang semakin banyak
mencari keuntungan dari diversifikasi produk.
2. Locavesting
Berarti bahwa investasi dilakukan pada perusahaan lokal yang
memiliki potensi untuk tumbuh. Ketika investasi lokal tumbuh
maka crowdfunding akan meningkatkannya. Investasi kecil
yang diberikan kepada perusahaan lokal melalui crowdfunding
akan sangat membantu perekonomian dan berbagai manfaat
sosial bagi masing-masing individu maupun lingkungan sosial
dan bahkan bagi suatu negara (Cortese, 2011). Platform
crowdfunding menyediakan pinjaman modal yang berfokus
pada investasi lokal dan membantu pengusaha lokal untuk
mendapatkan modal usaha.
3. Enterprise crowdfunding
Perusahaan-perusahaan besar dan asosiasi mulai
memanfaatkan crowdfunding untuk beberapa kantornya pada
daerah tertentu dengan cara meningkatkan profil sosial,
pengujian pasar, dan perputaran usaha. Manfaat crowdfunding
bagi perusahaan tidak hanya pada perolehan dana investasi,
namun juga untuk menyampaikan alasannya berdiri di tengah
masyarakat. Crowdfunding kini dikenal sebagai sumber
pendanaan baru bagi komersil, perumahan, dan proyek
infrastruktur.

Crowdfunding di Indonesia
12
4. Crowdfunding economic development
World Bank mengungkapkan bahwa crowdfunding dapat
digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari suatu negara, utamanya adalah negara
berkembang. Pertumbuhan ekonomi dapat diamati dari sektor
tambang, pendidikan, dan pembangunan kota. Hal ini
menunjukkan bahwa crowdfunding mungkin saja berjalan
seiringan dengan pendanaan mikro, yang mana keduanya
sama-sama bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan
kepada usaha mikro.
5. Live crowdfunding
Merupakan teknik untuk mengetahui kebutuhan tersembunyi
para investor pada awal kampanye penggalangan dana. Live
crowdfunding bertujuan untuk meningkatkan perhatian media
yang mampu menarik minat masyarakat untuk melakukan
investasi.

Perkembangan crowdfunding yang merupakan salah satu


bentuk financial technology (fintech) di Indonesia masih tergolong
lambat, dimana masih didominasi oleh bisnis disektor payment
sebesar 43%, lending sebesar 17%, aggregator 13%, sisanya
berbentuk personal or financial planning, crowdfunding, dan lain-
lain (Hadad, 2017). Kitabisa.com merupakan salah satu platform
crowdfunding di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial
non-profit (kesehatan, pendidikan, lingkungan dan budaya),
pernah melakukan transaksi terbesar di Indonesia pada tahun 2016

Crowdfunding di Indonesia
13
untuk penggalangan Masjid Chiba yang diprakarsai oleh
komunitas muslim Indonesia di Chiba Jepang, dimana
menggalang dana sebesar Rp 3,2 milyar. Wujudkan.com
merupakan reward-based crowdfunding yang bergerak di bidang
industri kreatif, seperti film, komik dan games. Crowdfunding ini
hanya berumur 5 tahun, dimana pada tahun 2017 dinyatakan
berhenti beroperasi karena pencapaian target yang tidak
maksimal. GandengTangan.com yaitu crowdfunding jenis Debt
Based. Platform ini berfokus untuk pendanaan UKM di Indonesia.
Masyarakat yang membutuhkan modal untuk menjalankan atau
akan memulai usahanya dapat terbantu dengan adanya
crowdfunding ini, sehingga secara tidak langsung crowdfunding
jenis debt dan equity based ini membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat di Indonesia. GandengTangan.com
yang berdiri tahun 2017 ini telah berhasil menyalurkan kurang
lebih Rp 5 milyar untuk membantu 1.200 UKM yang tersebar di
Indonesia. GandengTangan.com juga telah menjadi salah satu
crowdfunding penerima hibah dari “DBS Foundation Social
Enterprise Grant Programme 2018 Singapore” (Nugroho &
Rachmaniyah, 2019).

Crowdfunding di Indonesia
14
D. Karakteristik Crowdfunding

C Crowdfunding memanfaatkan fitur-fitur baru dari Web


2.0, terutama pada jaringan pemasaran dan media sosial
untuk mengumpulkan dana dari masyarkat luas dalam rentang
waktu yang relatif singkat.

1. Crowdfunding membantu investor untuk mengurangi biaya


transaksi investasi mereka dan memberi mereka kesempatan
untuk bertindak sebagai pemantau dari perusahaan yang
menerima dana mereka, karena data tentang peluang investasi
dan reaksi investor lain dapat dengan mudah dilacak dengan
platform crowdfunding.
2. Penerima dana memiliki kebebasan dalam penggunaan dana
apabila dibandingkan dengan pinjaman bank tradisional yang
melibatkan kewajiban kontraktual dalam penggunaan dana.
3. Crowdfunding atau "uang dari banyak orang" seperti yang
diketahui, memungkinkan orang untuk mewujudkan ide usaha
kreatif mereka. Hal ini merupakan hal yang menarik untuk
menarik perhatian investor, memvalidasi ide, dan yang paling
penting mengumpulkan modal tanpa harus berhutang.
4. Crowdfunding bertujuan untuk membebaskan dan memperluas
akses modal bagi masyarakat yang mana investor juga bebas
untuk menentukan pada perusahaan mana (usaha mikro, kecil
dan menengah) mereka akan memberikan dana.

Crowdfunding di Indonesia
15
5. Dengan adanya pemusatan akses data mengenai peluang
investasi, crowdfunding dapat memfasilitasi kebutuhan
informasi investor pemula hingga investor potensial secara
cepat.
6. Crowdfunding memungkinkan investor untuk memilih
beberapa proposal usaha dalam satu waktu untuk menentukan
perusahaan mana yang paling sesuai dengan strategi portofolio
mereka, selera risiko, atau kriteria lainnya.
7. Crowdfunding memungkinkan investasi dari manapun tanpa
ada penghalang. Sekalipun faktor geografi, kini tidak lagi
nenjadi penghalang dalam memperoleh pendanaan untuk
proyek yang direncanakan.
8. Crowdfunding membantu membangun eksposur untuk
perusahaan dengan menerima umpan balik dari pelanggan.
Perusahaan baru dapat menggunakan crowdfunding untuk
mengeksplorasi kelangsungan hidup produk dengan biaya
yang rendah tanpa adanya penghalang. Investor dan pelanggan
dengan umpan balik yang ekstensif akan membantu
perusahaan untuk merevisi model bisnis.

Crowdfunding di Indonesia
16
E. Konsep Crowdfunding

O rang dapat memiliki ide-ide crowdfunding inventif yang


semuanya bisa menjadi cara baru untuk mengumpulkan
dana untuk berbagai proyek. Berikut adalah beberapa konsep
crowdfunding (Adhikary et al., 2018):

1. Anak-anak muda dapat melakukan crowdfunding


Crowdfunding dapat membantu anak-anak muda maupun
melibatkan mereka di dalamnya. Sebuah situs bernama
Piggyback menggunakan model crowdfunding dan
menerapkannya sehingga memungkinkan bagi anak-anak
muda untuk mendanai proyek-proyek yang berkaitan dengan
pendidikan mereka. Platform ini juga dapat digunakan sebagai
media pengumpulan dana bagi anak jalanan di negara-negara
berkembang untuk mendanai makanan pokok sehari-hari serta
pendidikan dasar mereka.
2. Crowdfunding sebagai sarana untuk menerbitkan buku
Pubslush adalah situs crowdfunding bagi para penulis yang
bercita-cita tinggi. Para penulis tersebut mengunggah
ringkasan dan sepuluh halaman terbaik dari buku mereka
untuk dilihat oleh dunia. Dan penulis dapat menyimpan tulisan
mereka didalam situs sesuai keinginan mereka.
3. Crowdfunding sebagai cara untuk menghargai kejujuran
Crowdfunding juga dapat digunakan untuk membantu
seseorang yang membantu orang lain. Pada September 2013,

Crowdfunding di Indonesia
17
Glen James, seorang pria tunawisma dari Boston
mengembalikan tas ranselnya ke polisi yang membawa cek
perjalanan $40.000 dan uang tunai $2.400. Polisi kemudian
mengembalikan ransel itu kepada pemiliknya yang sah.
Penduduk Virginia, Ethan Whittington tersentuh oleh
kejujuran Glen dan memutuskan untuk memulai kampanye
crowdfunding untuk memberikan hadiah untuk Glen James
menggunakan platform yang disebut GoFundMe. Awalnya,
tujuan penggalangan dana adalah $50.000 tetapi sumbangan
terus mengalir dengan cepat sehingga target dinaikkan
menjadi $250.000.

F. Crowdfunding vs Keuangan Mikro

P endanaan crowdfunding pada dasarnya berbeda dari


keuangan mikro. Contohnya seperti Grameen Bank milik
Dr. Yunus dari Bangladesh yang memberikan kredit pinjaman
kepada perempuan miskin dengan jumlah yang kecil. Kredit
mikro merupakan lembaga keuangan mikro dimana lembaga
tersebut merupakan satu-satunya pencetus, penyedia, dan
pengambil risiko pinjaman. Sebaliknya, crowdfunding adalah alat
keuangan online berbasis pasar dimana sekelompok besar investor
bersama-sama menyaring kelayakan proyek sebelum melakukan
investasi. Platform crowdfunding membantu bertemunya
peminjam dan investor dengan membuat platform online. Tidak

Crowdfunding di Indonesia
18
seperti lembaga keuangan mikro yang secara langsung
menyalurkan kredit, platform crowdfunding memfasilitasi
transaksi keuangan dengan imbalan dari biaya transakasi, dan
mereka jarang berinvestasi di perusahaan yang mencari modal
melalui platform mereka.

Platform crowdfunding melakukan seleksi pada suatu proposal


dan melakukan promosi yang diperlukan untuk proposal yang
dianggap layak. Ini berarti bahwa platform crowdfunding hanya
mengorganisasi sebuah pinjaman dan menjembatani para calon
investor yang merupakan orang biasa, menanggung risiko
pendanaan.

Selain itu, perusahaan yang sedang berkembang dan


membutuhkan dana dalam jumlah lebih besar tidak dapat
memperoleh pinjaman melalui lembaga kredit mikro karena
melebihi batas pendanaan mereka. Dengan crowdfunding, jumlah
dana yang besar dapat diperoleh melalui kekuatan jejaring sosial.
Hal ini berarti Crowdfunding merupakan media yang mampu
menutupi kelemahan kredit mikro dan lembaga tradisional
lainnya. Tetapi bukan merupakan ancaman bagi keuangan mikro.

Pendanaan crowdfunding tidak mengenal adanya batasan


untuk investasi, sedangkan pada kredit mikro faktor geografi
membatasi pemasok dan penerima. Selain itu, dalam
crowdfunding, banyak investor menyaring proposal pada satu
waktu dan memberikan umpan balik. Sedangkan dalam kredit

Crowdfunding di Indonesia
19
mikro, penyaringan proposal pertama kali dilakukan oleh anggota
kelompok yang berencana untuk mendapatkan kredit dan
kemudian diperiksa oleh petugas dari lembaga kredit mikro.

Crowdfunding dapat digunakan untuk menguji validitas suatu


produk maupun mempromosikan produk dari perusahaan,
sedangkan kredit mikro bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
bagi orang miskin. Namun, crowdfunding meluas beberapa sektor
sosial sama halnya dengan keuangan mikro yaitu membantu
meningkatkan pertumbuhan startup, yang umumnya dalam bidang
teknologi, atau menyediakan modal ekspansi untuk bisnis yang
sudah ada.

Crowdfunding di Indonesia
20
BAB 2
TIPE DAN PENYEDIA CROWDFUNDING

A. Tipe Crowdfunding

D
diantaranya:
dalam bukunya yaitu Gupta (2018) menyebutkan
bahwa ada beberapa tipe dari crowdfunding,

1. Equity-based Crowdfunding (Crowdfunding Ekuitas)


Crowdfunding ekuitas merupakan penawaran sekuritas secara
online dari perusahaan swasta kepada orang-orang untuk
berinvestasi dan merupakan bagian dari pasar modal.
Crowdfunding ekuitas melibatkan investasi pada perusahaan
komersial, sehingga sering kali diatur oleh institusi sekuritas
dan peraturan keuangan. Crowdfunding ekuitas juga disebut
sebagai investasi kelompok, crowdfunding investasi, maupun
kelompok ekuitas. Crowdfunding ekuitas adalah mekanisme
yang memungkinkan kelompok besar investor untuk mendanai
perusahaan startup dan usaha kecil dengan imbalan ekuitas.
Investor memberikan uang atau modal kepada perusahaan dan
kemudian menerima kepemilikan sebagaian kecil dari bisnis
tersebut (saham). Jika bisnis berhasil maka nilainya naik,
sejalan dengan kenaikan harga saham dari perusahaan.

Crowdfunding di Indonesia
21
Cakupan crowdfunding ekuitas menunjukkan bahwa
potensinya paling besar ada pada bisnis startup yang mencari
investasi yang kecil untuk mencapai pendirian awal,
sementara pendanaan lanjutan (yang diperlukan untuk
pertumbuhan selanjutnya) dapat berasal dari sumber lain.

2. Debt-based Crowdfunding (Crowdfunding pinjaman)


Crowdfunding pinjaman merupakan jenis crowdfunding yang
bertujuan untuk mendapatkan perhatian (daya tarik).
Crowdfunding model ini melibatkan permintaan bantuan dan
sumber daya dari para investor dengan imbalan bunga.
Crowdfunding pinjaman juga biasa disebut sebagai pinjaman
kelompok, termasuk alternatif yang baik bagi perusahaan
startup. Seperti yang diketahui, meskipun model ini serupa
dengan pinjaman bank, tetapi pada crowdfunding pinjaman
umumnya memiliki bunga rendah dan persaingan yang
kompetitif dengan banyak pilihan fleksibel untuk melindungi
sumber daya. Hal ini berarti memberikan kesempatan bagi
pemilik usaha mikro dan startup untuk memperoleh bantuan
pendanaan dan sumber daya diluar pinjaman tradisional,
seperti bank maupun lembaga kredit lainnya.

3. Reward-based Crowdfunding (Crowdfunding Penghargaan)


Crowdfunding penghargaan telah digunakan secara luas dalam
berbagai tujuan, termasuk promosi gambar bergerak,
pengembangan software, pengembangan penemuan, penelitian

Crowdfunding di Indonesia
22
sains, dan proyek masyarakat. Ada banyak karakteristik dari
crowdfunding penghargaan yang telah diidentifikasikan dalam
banyak penelitian. Dalam crowdfunding penghargaan,
pendanaan tidak bergantung pada lokasi. Jarak antara creator
dan investor bukan menjadi masalah dalam pembagian
royalty. Meskipun pendanaan tidak bergantung pada lokasi,
observasi menunjukkan bahwa pendanaan sebagian besar
terikat dengan lokasi pendanaan tradisional. Pada
crowdfunding penghargaan, para pendiri biasanya terlalu
berharap banyak akan pengembalian dari proyek dan harus
menerima kekecewaan ketika pengembalian dari proyek yang
diharapkan tidak sesuai.

4. Donation-based Crowdfunding (Crowdfunding Donasi)


Model terakhir adalah crowdfunding donasi, merupakan model
dimana para individu mendonasikan uang untuk suatu sebab,
seperti amal dengan tanpa mengharapkan imbalan apapun
selain kepuasan pribadi karena telah merasa berguna bagi
lingkungan. Crowdfunding donasi contohnya digunakan untuk
bantuan sosial, organisasi non-profit dan proyek kesenian,
untuk mendapatkan uang.

Crowdfunding secara luas dapat dikategorikan menjadi dua


kelompok: crowdfunding berbasis komunitas dan crowdfunding
berbasis pengembalian finansial. Crowdfunding berbasis
komunitas dapat dibagi lagi menjadi crowdfunding donasi dan

Crowdfunding di Indonesia
23
crowdfunding reward. Demikian pula, crowdfunding berbasis
pengembalian finansial dibagi menjadi tiga kategori:
crowdfunding pinjaman atau peer-to-peer (P2P), crowdfunding
ekuitas, dan crowdfunding royalti (Adhikary et al., 2018).

Crowdfunding berbasis donasi dan crowdfunding berbasis


reward populer digunakan untuk mengumpulkan dana dengan
tujuan menguji produk atau ide untuk kebutuhan komersial
dimasa depan. Contohnya, Nakedwines.com mengumpulkan
$10juta investor pada 2013 untuk ekspansi ke AS dan Australia.
Nakedwines.com memiliki hampir 150.000 investor asing yang
mendanai secara independen pembuatan anggur mereka dengan
imbalan diskon 25–50% dari harga eceran anggur. Crowdfunding
berbasis donasi biasanya tidak memberikan pengembalian
finansial kepada pemberi dana, sedangkan crowdfunding berbasis
reward menawarkan hadiah token kepada pemberi dana sebagai
apresiasi. Platform crowdfunding donasi terkemuka adalah
Justgiving (UK), GoFundMe (AS), dan Indiegogo (AS).
Sedangkan platform crowdfunding penghargaan terkemuka adalah
GoFundMe (AS), Kickstarter (AS), Indiegogo (AS), Ulule
(Prancis), dan Fundrazr (Kanada).

Sebaliknya, crowdfunding pinjaman, crowdfunding ekuitas,


dan crowdfunding royalti digunakan untuk motif komersial guna
meningkatkan modal dengan menjual instrumen keuangan
terhadap aset perusahaan. Dalam crowdfunding pinjaman, para

Crowdfunding di Indonesia
24
pemberi dana menerima bunga yang menarik dan jatuh tempo
sesuai dengan perjanjian atau yang dijanjikan. Jenis crowdfunding
ini cocok untuk perusahaan yang memiliki arus kas positif dan
khususnya penting bagi negara-negara kecil yang sedang
mengembangkan negara, selain pendanaan di muka juga ada
masalah dalam pembuatan kebijakan legislasi di negara-negara
lain. Di sisi lain, pemberi dana pada crowdfunding ekuitas
menerima dividen dalam bentuk kas maupun ekuitas atau
perjanjian pembagian keuntungan. Model ini cocok untuk
pertumbuhan perusahaan maupun ekspansi perusahaan. Platform
crowdfunding ekuitas terkemuka adalah EquityNet (AS),
Crowdfunder (AS), CrowdCube (UK), Angelist (AS), dan
OurCrowd (Israel). Penerapan crowdfunding ekuitas
membutuhkan hukum keamanan tambahan yang lebih kompleks,
karena dapat menimbulan konflik yang bersinggungan dengan
pasar modal tradisional. Crowdfunding royalti menyediakan
investor persentase atau jumlah tetap dari sistem pendapatan. Ini
mirip dengan paten atau lisensi teknologi. Biaya royalti
didistribusikan untuk mendanai investor berdasarkan jumlah rata-
rata untuk jumlah investasi mereka. Selain itu, model ini juga
disesuaikan dengan metode pembayaran, juga ada model-model
crowdfunding hybrid model yang mencakup karakteristik
pinjaman dan ekuitas. Namun, model crowdfunding hybrid rumit
dan jarang digunakan oleh penggalang dana.

Crowdfunding di Indonesia
25
Dalam penelitian Sannajust, Roux, & Chaibi (2014)
setidaknya ada empat jenis atau tipe platform penyedia jasa urun
dana atau crowdfunding berdasarkan pada jenis transaksinya,
yaitu:

1. Platform donasi: pengguna menyediakan dana untuk suatu


proyek tanpa menerima imbalan apapun. Pemilik proyek
mempertahankan kekayaan intelektualnya.
2. Platform reward non-keuangan: dengan pertimbangan adanya
pertukaran dengan imbalan non-keuangan, sebagai contoh
pengguna menerima imbalan berupa DVD apabila mendukung
pendanaan produksi film.
3. Platform pinjaman: merupakan bentuk pinjaman dengan atau
tanpa bunga, hal ini diberikan oleh pengguna kepada individu
ataupun organisasi tanpa perantara institusi keuangan.
4. Platform ekuitas atau produksi-bersama dari para investor
yang tertarik dengan proyek dan menjadi produksi bersama.
Adanya hak untuk saling mendapatkan kompensasi atas
kesuksesan proyek. Penganggung jawab proyek barangkali
harus menjual sebagian dari kekayaan intelektualnya, tidak
seperti model platform yang lain.

Crowdfunding di Indonesia
26
Berikut identifikasi perbedaan tiga tipe crowdfunding (Haas et
al., 2014):

Gambar 1. Ikhtisar Jenis-jenis Crowdfunding


Sumber: (Haas et al., 2014)

1. Hedonism
Proposisi nilai hedonis terutama menggambarkan jenis
crowdfunding dimana para pendukung berjanji untuk proyek dan
produk yang inovatif dan kreatif, seperti jam tangan pintar Pebble
yang terkenal atau film pemenang Oscar Inocente, dan menerima
pengembalian non-moneter dalam bentuk produk atau hadiah
yang dipesan sebelumnya. Mekanisme pendanaan cukup kaku,
guna mengurangi risiko underfinancing dan untuk memotivasi
pendukung agar membelanjakan lebih banyak uang. Platform ini
sebagian besar menerapkan prinsip “all-or-nothing” dimana
pemrakarsa proyek akan menerima pendanaan jika jumlah dana
yang terkumpul sesuai dengan jumlah pendanaan yang telah
ditentukan sebelumnya, sedangkan jika tidak sesuai maka

Crowdfunding di Indonesia
27
pemrakarsa proyek tidak akan mendapatkan pendanaan
(Cumming et al., 2014), serta menetapkan jumlah jaminan
minimum dan tingkat jaminan. Platform crowdfunding khas dalam
jenis ini adalah Kickstarter atau Indiegogo. Bentuk-bentuk
platform ini memiliki kesamaan bahwa mereka mencoba untuk
mengatasi rasa ketertarikan atau kegembiraan dan dengan
demikian berusaha untuk menciptakan nilai hedonistik yang
diwujudkan dengan mendukung proyek-proyek tersebut.

2. Altruism
Dengan fokus pada proyek-proyek amal, jenis bentuk
dukungan yang berlaku adalah sumbangan. Jadi tidak ada
kompensasi yang ditawarkan. Pendukung mendukung proyek
semacam ini untuk “kebaikan yang lebih besar” atau alasan
altruistik. Platform tipikal, mengejar altruistik proposisi nilai
termasuk Crowdrise dan Kiva. Mekanisme pendanaan yang
longgar memastikan dukungan sebesar mungkin untuk proyek-
proyek ini. Oleh karena itu, platform ini tidak menggunakan
jumlah jaminan minimum atau tingkat jaminan, Akan tetapi,
menerapkan prinsip “keep-it-all” dimana pemrakarsa proyek akan
menerima berapapun jumlah pendanaan yang terkumpul.

3. For Profit
Jenis crowdfunding dengan proposisi nilai berorientasi
keuntungan sering berfokus pada pendanaan start-up, tetapi juga
pada pemberian kredit konsumen. Oleh karena itu, pendukung

Crowdfunding di Indonesia
28
ditawarkan pengembalian uang, seperti bunga atau bagi hasil.
Proposisi nilai bertujuan pada orientasi keuntungan para
pendukung. Platform FundedByMe merupakan salah satu contoh
platform yang berorientasi keuntungan dengan menawarkan
model bagi hasil. Sedangkan platform Prosper merupakan
platform yang berorientasi keuntungan dengan model pinjaman
peer-to-peer. Mekanisme pendanaan memiliki kekakuan sedang,
untuk memastikan fleksibilitas yang cukup untuk kebutuhan
individu dari startup. Oleh karena itu, platform ini menerapkan
tingkat jaminan serta jumlah jaminan minimum dan menggunakan
prinsip “keep-it-all” dan “all-or-nothing” sebagai alternatif.

Crowdfunding tidak memiliki bentuk unik, umumnya terdapat


beberapa model yang jumlahnya bervariasi diantara berbagai
penelitian. Namun, sebagian besar penelitian mengklasifikasikan
menjadi empat jenis, tergantung pada tujuan kelompok investor
dalam hal output proyek. Kita dapat membedakannya menjadi
crowdfunding investasi dan non-investasi. Crowdfunding non-
investasi mencakup pendanaan berbasis donasi dan berbasis
reward dimana para investor tidak menerima manfaat keuangan
dari hasil kampanye crowdfunding. Model investasi termasuk
crowdfunding berbasis pinjaman dan berbasis ekuitas dimana para
investor menerima beberapa imbalan keuangan dari investasi
crowdfunding mereka (Pietro, 2020).

Crowdfunding di Indonesia
29
B. Crowdfunding dalam Siklus Hidup Pendanaan Suatu
Perusahaan

G ambar berikut mengidentifikasikan tempat dimana


crowdfunding cocok dengan siklus hidup pendanaan
suatu perusahaan yang sedang tumbuh.

Gambar 2. Kurva Adopsi Crowdfunding


Sumber: (Adhikary et al., 2018)

Gambar 2 mengidentifikasikan tempat dimana crowdfunding


cocok dengan siklus hidup pendanaan suatu perusahaan yang
sedang tumbuh. Startup di tahap benih/ awal pendirian merupakan
kandidat yang lebih baik untuk crowdfunding donasi atau reward.
Ketika perusahaan mencapai tahap awal dan berkembang,
crowdfunding ekuitas atau pinjaman cocok untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan. Saat itu, crowdfunding royalti juga dapat
dibuat. Khususnya, crowdfunding tidak menggantikan kapitalis

Crowdfunding di Indonesia
30
ventura atau investor asing, tetapi justru berfungsi sebagai
pendukung bagi mereka, menunjukkan bahwa semua investor
dapat secara terpisah atau bersama-sama memasok keuangan ke
perusahaan startup dan perusahaan yang sedang berkembang.

Crowdfunding tidak bersaing dengan pasar modal institusional


seperti pinjaman dari bank komersial atau bank investasi karena
tujuan crowdfunding adalah untuk memberikan dukungan dana
pada tahap awal (kadang-kadang, tahap pertumbuhan juga) dari
perusahaan yang tidak memiliki aset yang cukup untuk
ditempatkan di bank sebagai jaminan untuk mendapatkan
pinjaman. Bahkan, crowdfunding membantu pendanaan arus
utama seperti ekuitas swasta, modal ventura, dan dana asing untuk
memfasilitasi pertumbuhan perusahaan untuk mendapatkan modal
institusional seperti pinjaman bank pada tahap selanjutnya. Perlu
dicatat bahwa negara-negara berkembang tidak memiliki jumlah
perusahaan modal ventura dan investor asing yang cukup untuk
menyediakan dana bagi perusahaan-perusahaan yang tumbuh
meskipun mereka memiliki bakat wirausaha yang baik. Dengan
demikian, crowdfunding memiliki banyak potensi di negara-
negara berkembang untuk melampaui pasar keuangan tradisional
dan mampu menembus negara maju.

Crowdfunding di Indonesia
31
C. Penyedia Crowdfunding

N guyen (2019) secara independen telah meneliti,


menguji, dan merekomendasikan platform penyedia
crowdfunding terbaik. Crowdfunding hanya mengacu pada ide
penggalangan dana untuk suatu proyek melalui sekelompok besar
individu secara on-line. Pengusaha atau bisnis mikro dapat
memanfaatkannya untuk mendapatkan dukungan tahap awal
untuk ide-ide mereka.

Berikut adalah beberapa situs crowdfunding terbaik (Nguyen,


2021):

1. Best Overall: Kickstarter

Kickstarter berkantor pusat di Brooklyn, Kota New York,


New York, Amerika Serikat. Kickstarter adalah salah satu
nama terbesar dalam hal crowdfunding, dikenal karena
membantu pengusaha di bidang industri kreatif dan teknologi
dengan mendanai proyek mereka sebelum mendapatkan
pinjaman. Kickstarter telah mengumpulkan lebih dari $4
miliar dengan lebih dari 155.000 proyek didanai sejak
didirikan pada tahun 2009. Investor potensial dapat
menelusuri sejumlah list mulai dari bidang seni dan film
hingga penerbitan.
Kickstarter juga mudah digunakan disisi penggalangan
dana: dimulai dengan menetapkan tujuan kampanye

Crowdfunding di Indonesia
32
crowdfunding kemudian periode waktu untuk
menyelesaikannya. Sebelum kampanye dapat diluncurkan,
terlebih dahulu harus disetujui oleh Kickstarter. Untuk setiap
tingkat uang yang dikumpulkan per individu, pencari dana
menentukan jumlah imbalan tertentu.
Kickstarter adalah platform yang menerapkan prinsip all-
or-nothing, yang berarti bahwa pencari dana tidak akan
mendapatkan dana jika target tidak sesuai.

2. Runner-Up, Best Overall: Indiegogo

Indiegogo berkantor pusat di San Francisco, California,


Amerika Serikat. Pengguna Indiegogo biasanya membuat
kampanye untuk inovasi teknologi, karya kreatif, dan proyek
komunitas. Platform crowdfunding bekerja mirip dengan
Kickstarter, namun bukan merupakan model penggalangan
dana “all-or-nothing”.
Pengguna memilih antara dua opsi: pendanaan tetap dan
fleksibel. Pendanaan tetap merupakan yang terbaik untuk
penggalangan dana dimana proyek yang membutuhkan
sejumlah uang yang pasti, sementara fleksibel digunakan
untuk kampanye dimana sejumlah dana akan didapatkan baik
sesuai target maupun tidak.
Dengan pendanaan yang fleksibel, pencari dana akan
mendapatkan dana baik memenuhi tujuan atau tidak, dengan

Crowdfunding di Indonesia
33
dana tetap, semua dana dikembalikan ke investor apabila
target tidak terpenuhi.
Tidak ada biaya pendanaan tetap untuk kampanye yang
tidak memenuhi target dan akan dikenakan biaya 5 persen
untuk dana fleksibel dan dana tetap yang memenuhi target.
Ada juga biaya pemrosesan 3 persen dan 30 sen per transaksi.
Target minimum untuk kedua jenis penggalangan dana adalah
$500.

3. Best for Nonprofits: Causes

Causes berkantor pusat di San Francisco, California,


Amerika Serikat. Causes adalah platform kampanye online
terbesar di dunia yang berfokus pada sosial, politik, dan
budaya. Causes merupakan jaringan sosial bagi orang-orang
yang ingin melakukan perubahan dengan lebih cepat dan lebih
efektif.
Saat ini telah ada 186 juta pengguna di 156 negara
berbeda. Situs ini baik untuk organisasi nirlaba yang ingin
membangun komunitas donasi tanpa menghabiskan terlalu
banyak uang dan sumber daya untuk membangun jaringan.
Karena menampilkan iklan, Causes tidak mengenakan biaya
bagi penggunanya.
Pada halaman crowdfunding Causes, pengguna dapat
mengumpulkan donasi dan komitmen, meningkatkan

Crowdfunding di Indonesia
34
kesadaran, dan berbagi media yang relevan dengan para
pemberi donasi. Selain penggalangan dana, Causes adalah
platform jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya
menemukan orang-orang dengan minat yang sama dalam
berbagai kategori seperti hewan, hak asasi manusia, dan
lingkungan.
Causes juga menyediakan media untuk membuat petisi.
Cause tidak hanya untuk organisasi nirlaba yang terdaftar,
bahkan individu-individu juga dapat mengakses dan
mengumpulkan uang di platform ini untuk program dan isu
tertentu.

4. Best for Creators: Patreon

Patreon berkantor pusat di San Francisco, California,


Amerika Serikat. Patreon populer diantara para pelaku digital,
seperti YouTuber, podcaster, dan blogger. Hal ini memiliki
model berlangganan dimana pelanggan secara teratur
menyumbangkan sejumlah uang setiap bulan atau per kreasi.
Situs ini memungkinkan para seniman untuk menjalin
hubungan dengan penggemar mereka, dan kreator dapat
mengirimkan konten eksklusif kepada para pelanggan Patreon
mereka sebagai imbalan untuk terus mendanai mereka.
Layanan ini akan bekerja dengan baik jika kreator secara
teratur berbagi karya mereka di platform pribadinya. Jika

Crowdfunding di Indonesia
35
tidak, pelanggan memiliki wewenang untuk membatalkan
langganan mereka atas creator yang tidak menghasilkan
konten.
Patreon mengumpulkan biaya 2,9 persen dan 35 sen dari
setiap transaksi. Situs ini memiliki dua juta pelanggan aktif
dan lebih dari 100.000 kreator aktif. Patreon adalah situs
crowdfunding terbesar kelima di belakang GoFundMe,
Kickstarter, Indiegogo, dan TeeSpring.
Satu kekurangan dari Patreon adalah bahwa ia tidak
memasarkan kreator seperti halnya situs-situs seperti
Indiegogo atau Kickstarter, yang memiliki seluruh daftar
kampanye untuk dijelajahi oleh para investor potensial.

5. Best for Personal Fundraising: GoFundMe

GoFundMe berkantor pusat di Redwood City, California,


Amerika Serikat. GoFundMe dapat dijumpai pada postingan
di media sosial untuk proyek individu atau keadaan darurat
dan tujuan amal, dan juga bisnis. Situs crowdfunding
GoFundMe mengumpulkan biaya pemrosesan 2,9 persen dan
30 sen untuk setiap donasi. Karena bukan merupakan situs
penggalangan dana “all-or-nothing”, pencari dana dapat
menyimpan semua dana yang telah dikumpulkan. Selain itu,
tidak ada biaya kampanye pribadi bagi mereka yang berbasis
di Amerika Serikat.

Crowdfunding di Indonesia
36
GoFundMe telah memiliki banyak kampanye yang sukses,
termasuk Dana Korban Las Vegas ($11,8 juta) dan Dana
Pertahanan Hukum Time's Up ($22 juta). Situs ini adalah
pilihan yang baik jika penggalangan dana mengarah ke tujuan
berbasis layanan, seperti kebutuhan medis atau bantuan
darurat. Namun ada beberapa peringatan: Startup
konvensional mungkin tidak akan mengumpulkan banyak
modal di GoFundMe, dan yang tidak kalah penting bahwa
hanya satu dari sepuluh kampanye yang mendapatkan dana
penuh di GoFundMe.

6. Best for Equity Crowdfunding: CircleUp

CircleUp berkantor pusat di San Francisco, California,


Amerika Serikat. CircleUp telah membantu mengumpulkan
$260 juta dolar untuk 196 startup dengan menawarkan modal
dan pembiayaan kredit. CircleUp merupakan platform yang
menyediakan jaringan dengan para ahli, pengecer, dan
pengusaha. Pengguna juga dapat terhubung dengan investor
terakreditasi, yang memiliki kekayaan bersih minimal $1 juta
dan pendapatan tahunan minimal $200.000.
Fasilitas lainnya termasuk akses kredit khusus dan
wawasan pasar menggunakan Helio, yaitu teknologi
pembelajaran berbasis mesin milik CircleUp untuk membuat
strategi perusahaan.

Crowdfunding di Indonesia
37
CircleUp ini paling baik bagi para wirausahawan yang
ingin meningkatkan skala usaha dan mengembangkan ide
mereka. Proses pemilihannya cukup kompetitif, dan pencari
dana juga harus memiliki pendapatan minimal $1 juta untuk
dicantumkan di situs CircleUp.
7. Best for Business Loans: LendingClub
LendingClub berkantor pusat di San Francisco, California,
Amerika Serikat. Lending Club adalah situs crowdfunding
yang menyediakan hingga $40.000 untuk pinjaman pribadi
serta hingga $300.000 untuk pinjaman bisnis. Ini adalah
bentuk crowdfunding pinjaman yang mudah dalam
persyaratan dan seringkali lebih cepat daripada melalui bank.
Berbeda dengan kebanyakan crowdfunding ekuitas, ini tidak
memerlukan hal-hal seperti kunjungan bisnis atau rencana
proyek.
Dengan Lending Club, pengguna akan mendapatkan
pinjaman dalam jangka waktu 1 hingga 5 tahun. Suku bunga
bisa tinggi tergantung pada skor kredit, total bunga tahunan
biasanya berkisar antara 9,17 hingga 35,71 persen.
LendingClub menentukan syarat bahwa setidaknya bisnis
telah berjalan selama satu tahun, minimal $50.000 untuk
penjualan tahunan, tidak ada kebangkrutan baru-baru ini atau
pajak tanggungan, dan kepemilikan setidaknya 20 persen dari
bisnis. Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki kesehatan
keuangan yang baik.

Crowdfunding di Indonesia
38
Tentu saja daftar penyedia crowdfunding terbaik diatas
bersifat subjektif, sehingga akan ditemukan perbedaan pendapat.
Pembaca dapat memperbarui informasi dengan membaca literatur
lain.
Umpan balik dari banyak orang adalah sumber yang bagus
untuk pembuat proyek, tetapi mengelola umpan balik itu bisa
menjadi tantangan. Pengusaha cenderung bersemangat tentang
proyek mereka, tetapi penting untuk mengharapkan kritik saat
meluncurkan kampanye penggalangan dana. Kemampuan
menerima dan menanggapi kritik merupakan keterampilan yang
sangat penting untuk dibawa ke kampanye crowdfunding apapun.
Fenomena seperti Bandwagoning dan Illusory Superiority
dapat digabungkan untuk menciptakan rangkaian asumsi atau
kesalahpahaman. Contohnya adalah kampanye yang dilakukan
Kickstarter untuk proyek video game bertema sepak bola bernama
Gridiron Thunder.
Di awal kampanye untuk Gridiron Thunder, pencipta proyek
MogoTXT mampu memperoleh sejumlah $ 10.000 komitmen
pendanaan dari sejumlah kecil pendukung. Kampanye ini
menerima. Sekelompok orang menuduh MogoTXT membuat
akun Kickstarter palsu dan membuat komitmen pendanaan untuk
kampanye proyeknya sendiri sehingga tampak lebih sukses
daripada yang sebenarnya. Ternyata, MogoTXT yang berbasis di
San Francisco mendapat dukungan dari orang-orang seperti Scott
Fujita, mantan gelandang NFL dan juara Super Bowl. Janji

Crowdfunding di Indonesia
39
$10.000 menjaring pendukung kesempatan untuk pergi ke pesta
VIP Super Bowl. Delapan orang berkomitmen untuk mendapatkan
hadiah tersebut.
Hal itu tidak menghentikan banyak orang untuk terus
berkomentar agar Kickstarter menangguhkan kampanye
proyeknya. Seorang komentator mengatakan itu “lucu bahwa ini
terus berjalan”. Pendukung lain menelusuri Web dan menemukan
gugatan yang tertunda terhadap seseorang dengan nama yang
sama dengan Andrew Won, CEO MogoTXT. Masalah itu
diangkat, dan MogoTXT terpaksa menanggapi. MogoTXT bahkan
mengancam gugatan pencemaran nama baik terhadap satu
pendukung dalam komentar Kickstarter mereka sendiri, yang
mengarah ke serbuan artikel berita yang memperdebatkan manfaat
dari tindakan semacam itu.

Crowdfunding di Indonesia
40
BAB 3
REGULASI CROWDFUNDING

A. Regulasi Crowdfunding di Eropa

S ekarang banyak UKM yang menggunakan crowdfunding


untuk mengumpulkan dana dari perusahaan besar dalam
upaya hemat biaya. Crowdfunding membantu UKM dalam
mengatasi permintaan modal untuk pembiayaan tahap awal
(ekuitas). Tidak tersedianya pembiayaan seperti pinjaman bank,
modal ventura dan investasi untuk sebagian besar perusahaan
rintisan atau UKM lain sehingga banyak penawaran yang
dipromosikan melalui portal crowdfunding. Melalui crowdfunding
pembiayaan yang diperoleh dari sejumlah besar kontributor dalam
bentuk kontribusi yang relatif kecil yang mana semakin banyak
perusahaan mulai menggunakan media crowdfunding untuk tujuan
pembiayaan. Peraturan nasional di tingkat Eropa dibatasi dalam
mekanisme dalam mempromosikan penawaran dan pembayaran
ke berbagai calon investor. Selain itu, undang-undang perusahaan
dan peraturan perbankan dan sekuritas menghalangi munculnya
ekosistem dengan platform yang dapat menawarkan infrastruktur
untuk kampanye berbasis internet (Dennis Brüntje, 2016).

Crowdfunding di Indonesia
41
Usaha kecil dan menengah (UKM) akan menghadapi kesulitan
modal pada tahap awal kehidupannya, dikarenakan sumber modal
yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan pendanaan yang
diperlukan (Sjostorm, 2004). Bank cenderung tidak memberikan
pinjaman kepada UKM yang tidak memiliki jaminan, arus kas,
atau riwayat usaha, sedangkan modal ventura cenderung fokus
pada perusahaan yang telah melewati fase start-up awal. Para
investor secara umum mencari investasi dengan pertumbuhan
tinggi dan pengembalian tinggi. Banyak UKM yang menggunakan
crowdfunding dalam menambah biaya modal dan penghematan
biaya, penawaran crowdfunding dipublikasikan dan dipromosikan
melalui portal crowdfunding yang biasanya penawaran tersebut
hanya terbuka untuk jangka waktu tertentu.

Satu aspek penting yang dapat diamati dengan semua jenis


crowdfunding adalah bahwa ekspektasi pengembalian yang
disesuaikan dengan risiko, dalam banyak kasus bukan pendorong
utama bagi penyandang dana untuk mendukung proyek atau
bisnis. Sebagai contoh, pendanaan massal berbasis donasi
merupakan kontrak pemberian dan tanpa adanya imbalan.
Penyandang dana puas ketika proyek tertentu dapat direalisasikan.
Crowdfunding berbasis hadiah atau pra-penjualan berfokus pada
penyandang dana yang ngin mendapatkan produk atau jasa
sebagai imbalan atas investasi mereka, sedangkan investor
berinvestasi dalam urun dana berbasis pinjaman, bagi hasil, dan

Crowdfunding di Indonesia
42
urun dana berbasis ekuitas bertujuan untuk mendapatkan
pengembalian finansial.

Penawaran sekuritas kepada publik di platform crowdfunding


berupa komunikasi dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa
pun yang menyajikan informasi yang cukup tentang persyaratan
penawaran dan sekuritas yang akan ditawarkan untuk
memungkinkan investor memutuskan untuk membeli atau
berlangganan sekuritas. Namun, jika ditetapkan bahwa ada
penawaran kepada publik, beberapa pengecualian dari persyaratan
prospektus tercantum dalam Prospectus Directive. Hal terpenting
adalah directive tidak mengatur penawaran umum yang tidak
melebihi nilai € 5.000.000, namun hal itu dapat diatur di tingkat
nasional negara anggota. Ini berlaku untuk jenis berikut:
1. Penawaran sekuritas yang ditujukan semata-mata kepada
investor yang memenuhi syarat; dan/atau
2. Penawaran sekuritas yang ditujukan kepada kurang dari 150
perorangan atau badan hukum per negara anggota, selain
investor yang memenuhi syarat; dan/atau
3. Penawaran sekuritas yang ditujukan kepada investor yang
memperoleh sekuritas dengan total pertimbangan setidaknya
€100.000 per investor, untuk setiap penawaran terpisah;
dan/atau
4. Penawaran sekuritas yang denominasi per unitnya berjumlah
setidaknya €100.000; dan/atau

Crowdfunding di Indonesia
43
5. Penawaran sekuritas dengan total pertimbangan di Union
kurang dari €100.000, yang akan dihitung selama periode 12
bulan.

Berdasarkan pengecualian persyaratan, tidak ada negara


anggota European Economic Area (EEA) yang mungkin dalam
beberapa kasus membutuhkan prospektus untuk penawaran
kurang dari €100.000. Namun, banyak kampanye crowdfunding
dapat melebihi batas €100.000. Masalahnya adalah untuk
penawaran antara €100.000 dan €5.000.000 sehingga pilihan
diserahkan kepada individu investor dalam menilai. Dalam hal ini
penting untuk diperhatikan bahwa perusahaan yang menawarkan
sahamnya harus mematuhi tidak hanya peraturan negara anggota
asalnya, dimana ia didirikan, tetapi juga dengan persyaratan
prospektus dari negara anggota dimana saham ditawarkan kepada
publik.

Peraturan tambahan di Eropa yang dapat diterapkan dalam


penawaran umum berasal dari undang-undang tentang perusahaan
di negara anggota. Start-up biasanya memilih pengelolaan
perusahaan "murah", yang secara efektif jenis perusahaan yang
dapat diperoleh. Jenis perusahaan yang dapat diperoleh di
berbagai negara anggota di Eropa memberlakukan beberapa
batasan dalam menawarkan ekuitas kepada sejumlah besar
investor yang berpotensi dalam suatu kampanye penggalangan
dana.

Crowdfunding di Indonesia
44
Pembatasan Penawaran Umum oleh Undang-Undang tentang
Perusahaan di Negara Anggota

Banyak negara anggota yang telah menerapkan Prospectus


Directive tidak membedakan antara perusahaan swasta dan publik
dalam kewajiban menerbitkan prospektus. Crowdfunding yang
didirikan sebagai perseroan terbatas di negara anggota yang akan
melakukan penawaran saham kepada publik tunduk pada atau
dikecualikan dari persyaratan yang ditetapkan oleh Prospectus
Directive. Namun banyak negara anggota, seperti Inggris, telah
membiarkan perusahaan nasional mereka tidak tersentuh hukum.
Undang-undang ini melarang perusahaan perseroan terbatas
melakukan penawaran umum. Oleh karena itu perusahaan dalam
bentuk perseroan terbatas tidak dapat mengambil manfaat dari
penawaran umum dengan adanya pengecualian berdasarkan
Prospectus Directive. Mereka perlu membangun diri mereka
sebagai perseroan terbatas publik "mahal" untuk diselamatkan dari
larangan ini. Efek pengecualian oleh Prospectus Directive ini
adalah terkikis oleh keterbatasan undang-undang tentang
perusahaan di negara anggota untuk melakukan penawaran umum.

Aturan yang Ditetapkan oleh Undang-undang tentang


Perusahaan di Negara Anggota

Masalah serupa muncul ketika undang-undang tentang


perusahaan di negara anggota memberlakukan aturan substansial

Crowdfunding di Indonesia
45
pada perusahaan perseroan terbatas dalam kasus peningkatan
ekuitas dan masalah saham. Batasan ini mungkin berupa aturan
seperti keputusan pemegang saham berupa suara yang
membutuhkan mayoritas yang memenuhi syarat. Yang terakhir
mencegah mereka dari benar-benar menawarkan unit kepada
pihak ketiga yang belum termasuk dalam lingkaran perusahaan
atau yang dekat dengan perusahaan. Untuk alasan itu, unit juga
tidak dianggap sebagai sekuritas yang dapat dinegosiasikan (dapat
diperdagangkan), yang seringkali mengeluarkannya dari
Prospectus Directive tetapi tidak harus dari pengelolaan promosi
khusus negara anggota. Dalam banyak kasus perusahaan yang
dipegang erat dengan demikian tidak cocok untuk crowdfunding
karena ini adalah struktur hukum yang ditujukan untuk
menyelesaikan konflik intrashareholding, sedangkan dalam
masalah keagenan manajerial crowdfunding antara pengusaha dan
pemegang saham biasanya diambil alih dari konflik intra-
pemegang saham. Aturan dalam undang-undang tentang
perusahaan di negara anggota akan mengurangi manfaat dari
pengecualian yang ditawarkan di Prospectus Directive dan aturan
prospectus di tingkat nasional.

Platform Crowdfunding Dibawah Hukum Sekuritas Eropa

Tidak hanya pengusaha tetapi juga platform crowdfunding


menghadapi batasan hukum yang penting dalam mempromosikan
kampanye crowdfunding. Akibatnya, dua model bisnis digunakan

Crowdfunding di Indonesia
46
untuk platform crowdfunding. Platform crowdfunding untuk
pendanaan perusahaan juga mencoba untuk "merekayasa" model
transaksi di sekitar hambatan hukum, atau mereka mengatur diri
mereka sebagai model bisnis "eBay".

Platform yang menggunakan model rekayasa transaksi


biasanya menawarkan kontrak jenis investasi atau surat berharga
kepada investor mereka melalui perantara. Perantara dapat
disiapkan untuk setiap kampanye/bisnis crowdfunding secara
individual atau untuk semua perusahaan portofolio di platform
crowdfunding. Setelah kampanye crowdfunding berhasil
dilakukan, entitas perantara dapat terus bertindak sebagai pemilik
saham ekuitas dalam kampanye bisnis crowdfunding, atau mereka
dapat mendistribusikan saham di antara investor dengan berbagai
cara. Platform dapat langsung mentransfer saham dari perantara
ke investor, menanggung kenaikan ekuitas atas nama investor
berdasarkan surat kuasa, atau menjual opsi dari entitas perantara
kepada investor yang dapat dilakukan investor jika kampanye
crowdfunding telah berhasil dilakukan. Bagaimanapun juga
platform merupakan kendaraan perantara yang bertindak sebagai
mitra bagi investor, menempatkan mereka dalam posisi yang sama
jika saham perusahaan portofolio telah dijamin dengan cara
tradisional.

Model eBay, sebaliknya, hanya menyediakan sarana teknis


dimana calon investor dan investee dapat saling berhubungan.

Crowdfunding di Indonesia
47
Oleh karena itu, operator platform itu sendiri bukan merupakan
pihak dalam peningkatan ekuitas yang mungkin akhirnya berhasil.
Model eBay lebih cocok untuk beberapa preferensi investor yang
tidak menyukai konstruksi di bawah platform crowdfunding yang
direkayasa transaksinya.

Setiap model memiliki keterbatasan atau ketidakpastian


peraturannya sendiri. Namun, sebagai platform ingin mengatasi
masalah yang terkait dengan penawaran crowdfunding, seperti
dibahas di atas, model rekayasa transaksi dalam praktiknya
hampir secara eksklusif digunakan. Innovestment di Jerman
misalnya, menggunakan gagasan silent partnership daripada
direct equity, seperti saham atau instrumen hukum perusahaan dan
kemitraan sejenis. Silent partnership tidak dianggap sebagai
sekuritas di beberapa negara, dan karena itu dapat lolos dari
cakupan beberapa peraturan, seperti Prospectus Directive dan
Markets in Financial Instruments Directive (MiFID). Namun,
interpretasi ini tidak diikuti di setiap negara. Di banyak negara,
tidak ada interpretasi yang tersedia dan ini menciptakan hukum
ketidakpastian.

Bergantung pada apakah platform crowdfunding terstruktur


secara hukum sebagai transaksi yang direkayasa atau pada model
bisnis eBay, platform mungkin menghadapi masalah hukum yang
berbeda. Platform yang merekayasa transaksi mungkin secara
khusus menjadi diperlukan untuk mendapatkan otorisasi untuk

Crowdfunding di Indonesia
48
menerima dana yang dapat diklaim kembali berdasarkan Capital
Requirements Directive IV (CRD IV), mereka mungkin memenuhi
syarat sebagai Alternative Investment Fund (AIF) dibawah
Alternative Investment Fund Managers Directive (AIFMD), atau
dapat dianggap tunduk pada otorisasi sebagai layanan investasi/
aktivitas di bawah MiFID.

Platform crowdfunding biasanya “mengendalikan” proses


komitmen moneter para investor dalam jangka waktu antara
komitmen investor dan penyelesaian kampanye yang sebenarnya.
Tujuannya adalah untuk menghindari rumitnya formalitas saat
mengumpulkan uang dari investor sebelum kenaikan ekuitas,
masalah muncul ketika investor mendapatkan kembali dana jika
kampanye gagal, atau jika investor mengalokasikannya ke proyek
yang lain. Dalam situasi seperti itu dana reclaimable dapat
dipertimbangkan oleh otoritas pasar keuangan sebagai simpanan
bank yang membutuhkan platform crowdfunding sebagai lembaga
kredit. “Unggahan” dana di muka, atau ketersediaan dana yang
dapat dialokasikan kembali setelah kampanye yang gagal,
mungkin juga menjadi masalah ketika sistem kredit virtual
digunakan. Ini dapat diklasifikasikan secara elektronik
menyimpan nilai moneter yang akan digunakan untuk transaksi
pembayaran, dan memerlukan lisensi sebagai lembaga kredit atau
lembaga uang elektronik (e-money). Kedua lisensi tersebut terlalu
sulit untuk dipenuhi oleh platform crowdfunding. Platform yang

Crowdfunding di Indonesia
49
tidak mampu untuk memenuhi persyaratan ini dapat mengadakan
perjanjian dengan pembayaran berlisensi penyedia layanan yang
akan bertindak sebagai penerima dana yang dapat diklaim
kembali.

1. Regulasi Crowdfunding di Jerman

P entingnya crowdfunding sering ditekankan berkaitan


dengan pasar Jerman yang mencatat bahwa hal itu
memberikan kesempatan kepada wiraswasta dan perusahaan
mikro untuk mendanai diri mereka sendiri, mengingat banyak
bank cenderung tidak tertarik untuk meminjamkan dalam jumlah
kecil (Butturini, 2016). Lebih lanjut, ada fakta bahwa sektor ini
telah melihat pertumbuhan yang cepat dalam beberapa tahun
terakhir.

Seperti di negara lain, regulasi crowdfunding di Jerman baru


saja dimodifikasi dan mungkin akan dimodifikasi lagi, dengan
ulasan yang dijadwalkan untuk 2016 (Jegelevičiūtė et al., 2015).
Oleh karena itu, ada baiknya menganalisis undang-undang yang
diundangkan pada tahun 2015, dan modifikasi yang dilakukan
pada RUU tersebut, yang mencoba untuk menyelesaikan kritik
yang dibuat oleh para sarjana dan industri crowdfunding (Klohn et
al., 2016). Secara umum, tampaknya legislator Jerman mengambil
dan mempertimbangkan pendapat pemangku kepentingan
(Jegelevičiūtė et al., 2015).

Crowdfunding di Indonesia
50
Mulai dari persyaratan perizinan dan pengecualian, secara
umum platform crowdfunding memfasilitasi penawaran surat
berharga, menyediakan layanan keuangan, dan karenanya
operatornya memerlukan lisensi dari BaFin (Bundesanstalt für
Finanzdienstleistungsaufsicht)/ otoritas jasa keuangan di Jerman.
Pengecualian menurut undang-undang untuk lisensi ini
persyaratan tersedia jika pinjaman partisipasi laba subordinasi
adalah ditawarkan dan kondisi spesifik lainnya terpenuhi, tetapi
lisensi di bawah Undang-Undang Perdagangandan Industri
Jerman akan selalu diperlukan. Kebutuhan platform untuk
menjadi perusahaan layanan investasi atau untuk diawasi oleh
otoritas pengatur perdagangan umum muncul dari kewajiban
hukum untuk memantau batas berlangganan (Klohn et al., 2016).

Perlu digarisbawahi bahwa pinjaman partisipasi laba


subordinasi akan memenuhi syarat sebagai produk investasi
berdasarkan Undang-Undang Produk Investasi Jerman, dan ini
mewakili perbedaan besar dari peraturan sebelumnya, dimana
bentuk ini partisipasi tidak mewakili suatu bentuk keamanan. Di
masa lalu, ketika definisi tentang apa yang dimaksud dengan
jaminan tidak termasuk bentuk-bentuk tertentu dari pinjaman
partisipatif profit (Pierrakis & Collins, 2013), jenis formulir ini
sering diadopsi untuk menghindari pembatasan penggalangan
dana.

Crowdfunding di Indonesia
51
Adapun batasan yang ditetapkan untuk investor, RUU itu
mengusulkan dua jenis tata kelola, untuk investasi hingga €1.000
dan investasi lebih dari €1.000, dan maksimum mutlak €10.000
per investor, tanpa membedakan antara jenis investor yang
berpotensi berbeda (Klohn et al., 2016). Undang-undang memang
memperkenalkan perbedaan seperti itu, memungkinkan entitas
perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak dari limit yang
biasanya diberikan kepada investor lain. Pilihan yang dibuat oleh
legislator tampaknya tidak sangat meyakinkan. Telah
dikemukakan bahwa ketentuan itu, pada saat yang sama, terlalu
inklusif, karena investor yang memenuhi syarat tidak untuk bisnis
yang baru dirintis.

Memang, konsep ini investor yang memenuhi syarat


tampaknya tidak memiliki pembenaran apapun, karena kualifikasi
tersebut tampaknya tidak terkait dengan karakter hukum dari
investor tersebut. Selain itu, entitas perusahaan dapat
membutuhkan perlindungan. Membandingkan aturan dengan yang
berlaku di negara-negara Uni Eropa lainnya tentang hal ini,
kriteria ini tampaknya tidak akan menghasilkan keseimbangan
yang efektif antara kepentingan yang terlibat. Batas-batas yang
signifikan juga ditetapkan dalam undang-undang mengenai iklan
produk investasi, yang dapat mencegah platform menjangkau
masyarakat luas melalui jejaring sosial (Zetzsche & Preiner,
2018), dan akibatnya membatasi peluang. Keterbatasan ini dapat

Crowdfunding di Indonesia
52
dianggap wajar, khususnya sehubungan dengan jaringan sosial,
mengingat bahwa menawarkan produk investasi dengan cara ini,
dalam praktiknya, dapat menurunkan kesadaran risiko investor,
yang mungkin menerima iklan selama waktu luang mereka, dan
mungkin kurang memperhatikan apa yang mereka terima atau
baca. Namun, legislator telah secara ekstrem mengubah
pengelolaan di bidang ini, memungkinkan iklan dan hanya ada
peringatan tentang risiko kerugian total investasi yang akan
diterbitkan bersama dengan iklan (atau tautan iklan di media
elektronik).

Mengenai persyaratan prospektus, menawarkan pinjaman


partisipatif yang menguntungkan merupakan pengecualian untuk
persyaratan prospektus. Pada saat yang sama, pengecualian yang
signifikan ditetapkan, dan prospektus tidak akan diperlukan jika
pinjaman partisipatif atau pinjaman subordinasi ditawarkan
melalui platform crowdfunding, dengan jumlah maksimum €2,5
juta, yang harus dipantau oleh platform (Banhatti, 2016). Jerman
mengecualikan semua penawaran crowdfunding ekuitas dari
penerbitan prospektus untuk penawaran di mana (Hooghiemstra &
de Buysere, 2016):
a. kontribusi investor maksimum per proyek adalah €10.000;
b. jumlah total yang ditawarkan per proyek tidak melebihi
€1.000.000; dan

Crowdfunding di Indonesia
53
c. platform tempat penawaran dipromosikan diotorisasi/
didaftarkan sesuai dengan Undang-Undang Peraturan
Perdagangan atau Undang-Undang Perbankan.

Sebaliknya, Jerman memerlukan selebaran informasi kecil


untuk diterbitkan yang ditandatangani dan didistribusikan kepada
investor yang berinvestasi lebih dari €250 dalam sebuah proyek.
Selebaran ini berisi informasi penting tentang penawar dan
menawarkan tidak lebih dari beberapa halaman. Sebaliknya,
platform crowdfunding Spanyol wajib mempublikasikan di situs
web mereka informasi tentang proyek, penerbit dan penawaran
sekuritas tertentu.
2. Regulasi Crowdfunding di Polandia

P eraturan hukum mengenai pinjaman dan crowdfunding


berbasis ekuitas di Polandia masih kurang spesifik.
Menurut peraturan umum sebelumnya nilai dana yang terkumpul
tidak boleh melebihi €100.000 dan/atau jumlah investor tidak
boleh lebih dari 149. Di lain kasus, prospektus harus disiapkan.
Tidak sampai April 2018 bahwa batas keuangan dinaikkan
menjadi € 1 juta (Woźniak et al.). Ini dapat meningkatkan
crowdfunding berbasis ekuitas di Polandia. Selain itu, otoritas
keuangan Polandia ingin menaikkan ambang batas ini menjadi
bahkan EUR 5 juta.

Crowdfunding di Indonesia
54
Dukungan untuk crowdfunding di Polandia sejauh ini hanya
terbatas pada satu inisiatif yang dapat dimasukkan dalam promosi
dan kegiatan kerjasama antara pengusaha, calon investor dan
mentor. Pada tahun 2017, platform Beesfund, menawarkan
crowdfunding berbasis ekuitas, bersama dengan Warsawa Stock
Exchange (WSE), memutuskan untuk meluncurkan akselerator
bersama untuk startup. Tujuannya adalah untuk memberikan akses
wirausahawan baru kepada relasi, manajer, dan pengalaman
perusahaan yang terdaftar. Selain itu, startup dapat menjual
sahamnya kepada investor baru yang mencari peluang untuk
menanamkan modalnya. Sudah di awal kerjasama, beberapa CEO
perusahaan yang terdaftar menyatakan kesediaannya untuk
menjadi mentor bagi startup. WSE menginginkan bahwa
akselerator bersama akan memungkinkan untuk meningkatkan
jumlah debut di bursa saham di masa depan. Pada awalnya, ini
untuk diterapkan ke pasar New Connect, yang ditujukan untuk
startup. Pada akhirnya, perusahaan harus pindah ke pasar utama.
Klien akselerator akan menjadi calon perusahaan yang beroperasi
di bentuk saham gabungan, kemitraan terbatas atau dapat dengan
cepat diubah ke dalam perusahaan tersebut (Woźniak et al.).

Crowdfunding di Indonesia
55
3. Regulasi Crowdfunding di Italy

I talia adalah negara Eropa pertama yang memberlakukan


peraturan khusus tentang crowdfunding (Hornuf &
Schwienbacher, 2014). Peraturan lanjutan diberlakukan oleh
Consob (otoritas pasar sekuritas Italia) mengikuti pedoman yang
ditetapkan oleh legislator Italia, meskipun crowdfunding sejauh
ini belum tumbuh seperti di negara-negara lain, sebagaimana
disoroti oleh Consob (Macchiavello, 2016). Secara khusus, aturan
yang ditetapkan dalam regulasi khusus memiliki cakupan
penerapan yang terbatas, yaitu:

a. Aturan hanya berlaku untuk crowdfunding berbasis ekuitas


(Piattelli, 2013). Platform crowdfunding pinjaman beroperasi
di bawah otorisasi Bank of Italy sebagai lembaga pembayaran
dan perantara keuangan dan jenis otorisasi yang diperlukan
tergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh platform.
b. Aturan yang dulu hanya berlaku untuk perusahaan yang
memenuhi persyaratan ketat yang disebut startup inovatif
(Piattelli, 2013). Namun, kemudian diterapkan pada entitas
lain seperti UKM inovatif dan lainnya, mengikuti reformasi
lebih lanjut. Bahkan entitas yang mereka terapkan selalu
diidentifikasi melalui kriteria tertentu.

Crowdfunding di Indonesia
56
Tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan lain tidak
dapat menawarkan surat berharganya kepada publik. Namun, jika
mereka melakukan ini, aturan umum akan berlaku (Undang-
Undang Keuangan Konsolidasi Italia), dan perlakuan khusus tidak
akan tersedia (Piattelli, 2013). Aturan khusus berlaku untuk
platform: pengelolaannya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan
penanaman modal dan bank, atau oleh perusahaan yang telah
memperoleh otorisasi khusus dan telah dinyatakan sebagai entitas
baru yang heterogen diizinkan untuk mengelola platform (Vitali,
2014). Dalam kasus kedua ini, adanya larangan khusus platform
yang tidak bisa memproses pesanan mengenai penjaminan
instrumen keuangan atau mengumpulkan uang dari investor dan
secara umum tunduk pada peraturan yang lebih ringan daripada
yang berlaku untuk entitas lain yang diizinkan untuk mengelola
platform jangka panjang (seperti perusahaan investasi dan bank).
Telah digarisbawahi bahwa untuk alasan ini platform cenderung
menjadi tempat pajangan belaka, mengingat adanya pembatasan
aktivitas yang ketat. Oleh karena itu perusahaan yang mengelola
platform jika ingin mengampanyekan tidak hanya perusahaan
startup yang inovatif, tetapi entrepreneur lainnya maka diperlukan
platform yang terpisah.

Ada batasan umum pada jumlah yang dapat ditingkatkan


untuk masing-masing proyek. Batas ini telah ditetapkan untuk
mengecualikan penerapan aturan umum tentang penawaran umum

Crowdfunding di Indonesia
57
surat berharga, tetapi pada saat yang sama dapat menghambat
potensi pertumbuhan crowdfunding. Ada juga batasan yang luar
biasa berkaitan dengan surat berharga yang dapat ditawarkan
melalui platform, hanya saham di perusahaan publik atau swasta,
dan bukan obligasi dan surat utang lainnya. Ini bisa membuat
crowdfunding ekuitas kurang menarik bagi investor yang
cenderung tidak melakukan investasi berisiko. Partisipasi investor
profesional juga diperlukan untuk penawaran berhasil
diselesaikan: setidaknya 5% dari saham yang ditawarkan modal
harus dibayar oleh investor profesional.

Para ahli telah mengkritik aturan ini karena beberapa alasan.


Konsep dari investor profesional tidak mencakup ‘bisnis angel’
dan usaha kapitalis, yang secara alami tertarik pada investasi awal
(Culicchi, 2013). Tampaknya tidak mungkin investor profesional
akan selalu ditemukan, terutama untuk penawaran kecil. Terakhir
namun tidak kalah pentingnya, kehadiran investor profesional
tidak terlalu melindungi investor ritel, khususnya bahwa yang
terakhir tidak memiliki hak untuk mengetahui apa-apa tentang uji
tuntas yang dilakukan oleh yang pertama sebelum berpartisipasi
dalam penawaran.

Pada dasarnya untuk diakui seperti itu dan didaftarkan di


bagian yang sesuai dari daftar bisnis, perusahaan baru harus
menawarkan produk atau layanan yang memiliki matriks
teknologi yang kuat dan mampu memberikan dampak positif

Crowdfunding di Indonesia
58
perubahan di sektor mana mereka beroperasi atau berniat untuk
beroperasi. "Inovatif" berarti startup yang memenuhi kriteria
sebagai berikut (Di Pietro & Butticè, 2020):

a. Untuk terdaftar dalam Daftar Bisnis sebagai perusahaan


rintisan yang inovatif, perusahaan harus telah didirikan secara
hukum tidak lebih dari 60 bulan, atau tidak lebih dari lima
tahun sehubungan dengan waktu permintaan.
b. Kantor utama dari bisnis baru harus berlokasi di wilayah Italia
atau setidaknya ada satu cabang yang harus berada di negara
Italia dengan kantor utama yang juga berlokasi di negara lain
yang berada di wilayah ekonomi Eropa.
c. Tujuan perusahaan yang eksklusif atau lazim harus berkaitan
dengan penciptaan produk atau jasa inovatif dengan nilai
teknologi tinggi.
d. Nilai produksi tahunan tidak boleh melebihi €5 juta, dan
keuntungan tidak harus didistribusikan.
e. Tidak boleh hasil merger antara perusahaan yang berbeda,
karena mereka tidak boleh memperoleh spin-off dari
perusahaan atau pengalihan perusahaan atau cabang usaha.

4. Regulasi Crowdfunding di Prancis

S ebelum reformasi crowdfunding baru-baru ini, aturan


umum tentang aktivitas dan investasi bank digunakan
untuk diterapkan pada platform. Aturan ini diberlakukan

Crowdfunding di Indonesia
59
persyaratan yang ketat dan kontrol yang diperlukan oleh otoritas
yang berwenang, bahkan untuk platform yang berurusan dengan
sejumlah uang kecil. Situasi ini dikritik, terutama oleh kalangan
profesional, sebagai penghambat perkembangan fenomena
tersebut (Daniel, 2013). Pemerintah Prancis berusaha
memecahkan masalah yang timbul dari penerapan rezim umum
yang disebutkan di atas, dan aturan khusus berlaku sejak 1
Oktober 2014. Aturan tersebut dianggap telah menguntungkan
pasar, meskipun jelas bahwa mereka juga cenderung
memberlakukan batasan, terutama untuk melindungi investor,
terdapat dua status khusus untuk platform, yaitu:

a. Intermediaire en Financement Participatif (IFP), Perantara


Investasi Crowdfunding (crowdfunding dalam bentuk
pinajaman).
b. Conseiller Investissement Participatifs (CIP) Penasihat
Investasi Crowdfunding (crowdfunding dalam bentuk surat
berharga).

Karena misi CIP dan IFP didedikasikan untuk crowdfunding,


aktivitas mereka dibatasi oleh legislator. Selain itu, agar
konsumen dapat dengan mudah mengidentifikasi platform yang
tunduk pada peraturan baru, platform yang tidak termasuk dalam
status yang diatur tidak dapat mengklaim label yang telah dibuat
oleh Kementerian Keuangan. Dalam memeriksa voucher
penggunaan label ini dilakukan oleh manajemen umum

Crowdfunding di Indonesia
60
persaingan, konsumsi dan represi penipuan dalam kerangka umum
control praktik pemasaran yang menipu. Jika ketentuan baru yang
mengatur crowdfunding di Prancis mengejar tujuan yang sama
(mempromosikan crowdfunding di Prancis), mereka harus
mengambil mempertimbangkan badan aturan yang berbeda di
mana mereka dimasukkan. Ini menjelaskan perbedaan desain yang
mencolok antara dua bingkai peraturan yang dibuat: yang berlaku
untuk crowdlending dan yang berlaku untuk crowdequity (Fliche
et al., 2016).

Tentang crowdfunding melalui pinjaman yang sekarang


dibawah pengawasan Autorité de Contrôle Prudentiel et de
Résolution (ACPR) yang secara langsung bertanggung jawab
untuk memberi wewenang dan mengawasi lembaga perbankan
dan asuransi (ACPR, 2010), dengan melakukan pengembangan
agar dapat bersaing dengan lembaga jasa keuangan yang sudah
ada.

Pemberian pinjaman biasanya melihat historis keuangan dari


penerbit proyek untuk mengetahui kebiasaan atau karakternya,
sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembiayaan
proyek tersebut. Oleh karena itu perlu sosialisasi tentang alternatif
pendanaan berupa crowdfunding pada masyarakat. Diharapkan
dengan sosialisasi tentang keunggulan crowdfunding dapat
meningkatkan daya saing (Fliche et al., 2016).

Crowdfunding di Indonesia
61
Platform dirancang untuk menjaga karakteristik pembiayaan
crowdfunding dan membatasi risiko yang ditanggung oleh
masing-masing investor individu. Jumlah maksimum dana yang
diberikan untuk satu proyek ditetapkan pada €1 juta. Selain itu ada
pertanyaan mengenai jaminan perlindungan untuk investor seperti
adanya jaminan perlindungan untuk pembiayaan konsumsi.

Oleh karena itu, risiko bagi investor dan penerbit proyek


adalah dengan perlindungan yang mengatur diri mereka sendiri
yang mana relatif dibatasi oleh kerangka aturan yang terinspirasi
aturan untuk simpan pinjam pada lembaga perbankan. Pertama,
direktur IFP tunduk pada kondisi reputasi baik dan kompetensi
profesional diverifikasi oleh Organisme pour le Registre des
Intermédiaires en Assurance (ORIAS) yaitu organisasi untuk
daftar perantara asuransi ketika mereka meminta pendaftaran
dengan badan ini. Kedua, IFP harus menghormati aturan tertentu
dari perilaku terutama diwajibkan untuk mempublikasikan di situs
web mereka, informasi tentang profil proyek berupa informasi
penerbit, jumlah pendanaan, tingkat keuntungan, jangka waktu
pendanaan, persyaratan pendanaan proses proyek serta kondisi
keuangan. Dengan adanya itu memungkinkan investor
menganalisis kelayakan penerbit proyek. IFP juga perlu
berkonsultasi tentang kondisi penerbit kepada Fichier Bancaire
des Entreprises (FIBEN). Akhirnya, IFP harus berhati-hati, di satu
sisi untuk investor terkait dengan risiko crowdfunding dan di sisi

Crowdfunding di Indonesia
62
lain penerbit proyek tentang risiko pendanaan yang berlebihan.
Ketiga, platform IFP juga harus menyediakan alat analisis yang
memungkinkan investor untuk menilai kapasitasnya dalam
melakukan investasi atau pembiayaan. Dimana IFP tidak
diharuskan untuk menganalisis hasil yang diperoleh, tidak seperti
platform di bawah status CIP dimana mereka harus menguji
kelayakan. Dengan demikian, IFP tidak tunduk pada persyaratan
modal apa pun (Granier, 2018).

Ketika sebuah platform menawarkan penawaran pendanaan


dengan ekuitas, ia masuk ke dalam ruang lingkup ketentuan aturan
Eropa tentang layanan investasi. Otoritas pengawas (AMF dan
ACPR) telah memilih untuk memenuhi syarat aktivitas platform
ini sebagai pemasok saran investasi, yang di antara semua layanan
investasi menawarkan level tertinggi tentang perlindungan
konsumen. Platform equity crowdfunding mendukung bisnis yang
sangat kecil dan UKM dalam pencarian mereka untuk sumber
daya jangka panjang, terutama pembiayaan ekuitas atau kuasi-
ekuitas. Aktivitas platform ini, yang memasuki bidang investasi,
bisa dilaksanakan di bawah status Conseiller Investissement
Participatifs (CIP) atau di bawah jasa investasi (PSI). Status CIP
dekat dengan Penasihat Investasi Keuangan (CIF). Memiliki
kewajiban dalam hal aturan perilaku (Granier, 2014), serta kondisi
akses dan latihan, khususnya dalam hal kompetensi profesional,
reputasi manajer yang baik, dan keanggotaan asosiasi professional

Crowdfunding di Indonesia
63
didedikasikan untuk crowdfunding (Fliche et al., 2016). CIP,
sebagai badan hukum, tidak dapat menjalankan aktivitasnya di
luar wilayah nasional. Selain itu, wewenang hanya untuk
membuat penawaran yang berkaitan dengan saham biasa atau
obligasi tingkat bunga tetap. Status ini lebih cocok saat memulai
aktivitas, karena memiliki keuntungan tidak memerlukan modal
minimal. Platform yang ingin menawarkan semua kategori
sekuritas keuangan atau mengembangkan aktivitasnya dengan
Eropa harus memilih status PSI yang menyediakan layanan
investasi minimal. Disetujui oleh pihak yang berwenang (ACPR),
platform ini harus memperoleh modal minimal €50.000, jika
mereka tidak menerima apapun dana dari publik, dan €125.000
sebaliknya, mereka harus mematuhi aturan kehati-hatian. Karena
metode pemasaran jarak jauh, peraturan baru memberlakukan
sistem akses progresif ke situs web platform ini yang
memungkinkan kepada investor, bahkan sebelum menanyakan
detailnya menawarkan, untuk mengetahui dan menerima risiko
yang terlibat dimana akan ada kehilangan seluruh atau sebagian
dari modal yang diinvestasikan dan tidak likuidnya judul yang
ditawarkan. Selain itu, platform ini harus menawarkan beberapa
proyek yang akan mereka pilih sebelumnya berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan dan sesuai dengan prosedur transparan yang
diposting di situs web mereka. Terakhir, sebelum berlangganan,
investor harus lulus uji kesesuaian yang memungkinkan platform
untuk memastikan bahwa investasi tersebut sesuai dengan situasi

Crowdfunding di Indonesia
64
keuangan pelanggan, pengalamannya, pengetahuan serta
tujuannya. Kondisi ini memungkinkan otoritas pengawas (AMF
dan ACPR) untuk mempertimbangkan bahwa platform
menyediakan layanan konsultasi dalam investasi apakah itu Status
CIP atau status PSI (Fliche et al., 2016).

Untuk memfasilitasi equity crowdfunding, perlu juga


beradaptasi dengan pengelolaan untuk penawaran umum sekuritas
keuangan dan menciptakan pengecualian baru dari kewajiban
untuk menerbitkan prospektus yang disetujui oleh AMF yang
notabene sistem yang rumit dan mahal untuk penawaran kurang
dari €1 juta yang dibuat oleh melalui situs web akses progresif
CIP atau PSI. Pengecualian ini juga berlaku untuk penawaran
yang berkaitan dengan saham dari perusahaan saham gabungan
yang disederhanakan. Sebagai imbalan atas pembuatan
pengecualian baru ini, investor harus mendapatkan keuntungan
dari informasi minimum yang berkaitan khususnya dengan
aktivitas penerbit, pada proyeknya, hak yang melekat pada
sekuritas yang ditawarkan, kondisi untuk keluar dari investasi,
serta biayanya ditanggung oleh investor (Fliche et al., 2016).

B. Regulasi Crowdfunding di Asia

B ab ini memberikan analisis regulasi ECF di empat


yurisdiksi: Malaysia, Singapura, Thailand, dan China.
Bab ini membahas lingkungan peraturan di mana peraturan ECF
diperkenalkan untuk setiap yurisdiksi dan peraturan masing-

Crowdfunding di Indonesia
65
masing dari tiga aktor utama: operator platform ECF, penerbit,
dan investor.

1. Regulasi Crowdfunding di Malaysia

S istem keuangan Malaysia diatur oleh Komisi Sekuritas


Malaysia (Securities Commission Malaysia) dan Bank
Sentral Malaysia (Bank Sentral Malaysia). Berdasarkan SC
Malaysia Act tahun 1993, SC Malaysia memiliki wewenang untuk
mengawasi pasar modal Malaysia, termasuk mengawasi pasar
saham. Sebagian besar aturan pasar modal Malaysia tertuang
dalam dokumen hukum, termasuk Undang-Undang Pasar Modal
dan Layanan (CMSA) 2007, yang paling penting untuk tujuan
ECF. Menurut CMSA, SC Malaysia memiliki wewenang untuk
mengeluarkan peraturan dan mengeluarkan pedoman yang
mengikat dan saran praktis tentang produk dan layanan. Perangkat
legislatif dilengkapi dengan undang-undang sekunder di yurisdiksi
SC Malaysia, termasuk ECF (S. Kourabas & I. Ramsay, 2017).
Saham biasanya diterbitkan di bursa saham yang terdaftar di
Malaysia melalui Bursa Efek Malaysia. Di bawah kendali ini, ada
dua pasar saham:
a. Pasar utama (untuk perusahaan mapan yang menghasilkan
keuntungan dalam 3-5 tahun fiskal, atau perusahaan yang
melakukan bisnis signifikan).
b. ACE Market (pasar alternatif bersponsor yang dirancang
untuk semua perusahaan di sektor yang memiliki potensi

Crowdfunding di Indonesia
66
pertumbuhan tinggi tetapi tidak memiliki sejarah yang cukup
untuk memenuhi syarat sebagai pasar primer).

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mencatat


dalam Laporan Penilaian Stabilitas Sektor Keuangan 2013 ketika
Malaysia dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya
secara regional. Rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB lebih tinggi
daripada kebanyakan negara berpenghasilan tinggi lainnya atau
negara Asia lainnya (Kourabas & Ramsay, 2018).

Pada tahun 2015, kapitalisasi pasar perusahaan lokal yang


terdaftar di Malaysia adalah $382,977 triliun, dengan 892
perusahaan milik negara, peningkatan yang signifikan dari tahun
1981, ketika kapitalisasi pasar perusahaan publik lokal adalah
sekitar $15,3 miliar untuk 181 perusahaan. Malaysia adalah
negara ASEAN pertama yang memberlakukan peraturan untuk
mempromosikan EFC. Manajemen operasi ECF luas dengan
aturan modal yang ditetapkan, tetapi ada juga aturan yang terkait
dengan ECF. SC Malaysia menguraikan kerangka peraturan yang
diusulkan untuk ECF dalam laporan nasihat yang diterbitkan pada
21 Agustus 2014. Kerangka peraturan yang diusulkan untuk Urun
Dana Ekuitas (SC Malaysia Consultation Paper). Laporan SC
Malaysia menyoroti potensi crowdfunding untuk meningkatkan
inovasi, produktivitas, dan pertumbuhan dengan meningkatkan
kreativitas UKM. Secara khusus, SC Malaysia Consultation
mencatat bahwa ECF dapat membantu menjembatani kesenjangan

Crowdfunding di Indonesia
67
pendanaan yang ada di Malaysia yang telah menghambat
keberhasilan usaha kecil dan menengah (UKM). Laporan SC
Malaysia Consultation juga menunjukkan potensi peningkatan
persaingan di antara penyedia modal, yang dapat menurunkan
biaya modal untuk semua perusahaan penerbit.

Dalam arti luas, pedoman ini menetapkan dua persyaratan


untuk regulasi operator platform ECF. Pertama, berkaitan dengan
pendaftaran platform operator ECF, dan yang kedua berkaitan
dengan peraturan yang berlaku setelah pendaftaran. Pedoman
tersebut menetapkan persyaratan pendaftaran untuk operator pasar
yang terakreditasi (Diniyya et al., 2021). Mereka yang
mengoperasikan platform ECF, dengan ketentuan bahwa
pendaftaran akan diberikan dimana SC Malaysia puas dengan hal-
hal tertentu, diantaranya:
a. Pemohon akan dapat beroperasi secara tertib, adil dan
transparan melalui sarana elektroniknya;
b. Dewan direksi, chief executive officer, pengawas dan setiap
orang yang pada prinsipnya bertanggung jawab atas
berfungsinya atau pengelolaan keuangan suatu badan hukum;
c. Pemohon akan dapat mengelola risiko yang terkait dengan
bisnis dan operasinya, termasuk pembenaran proses dan
pengaturan kontinjensi jika pemohon tidak dapat melakukan
kegiatannya;

Crowdfunding di Indonesia
68
d. Pemohon harus menunjuk setidaknya satu orang yang
bertanggung jawab sesuai kebutuhan;
e. Pemohon akan dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap
pelanggar, termasuk memerintahkan pelanggar untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan;
f. Aturan pasar yang diakui membuat ketentuan yang
memuaskan, diantaranya:
1) Untuk melindungi investor dan kepentingan umum;
2) Untuk memastikan bahwa pasar beroperasi secara normal;
3) Untuk mempromosikan keadilan dan transparansi;
4) Untuk mengelola setiap konflik kepentingan yang
mungkin timbul;
5) Untuk mempromosikan perlakuan yang adil terhadap
penggunanya atau pelanggan mana pun;
6) Untuk layanannya;
7) Untuk mempromosikan perlakuan yang adil terhadap
semua yang menjadi tuan rumah atau mengklaim sebagai
tuan rumah di platformnya;
8) Untuk memastikan regulasi dan pengawasan yang
memadai terhadap penggunanya, atau setiap orang yang
menggunakan atau mengakses platformnya, termasuk
penangguhan dan pencabutan orang-orang tersebut;
9) Untuk menggunakan keputusan dari recognized market
operators (rmo);

Crowdfunding di Indonesia
69
g. Pemohon memiliki sumber daya keuangan, manusia, dan
sumber daya lain yang cukup untuk operasi pasar yang diakui.

Kedua, dengan menetapkan pedoman tentang persyaratan


keberlanjutan yang berlaku untuk organisasi metrologi regional.
Dengan menetapkan persyaratan yang secara khusus terkait
dengan ECF di Malaysia, meskipun pedoman secara keseluruhan
berlaku untuk ECF. Setiap operator platform ECF harus mematuhi
kewajiban yang dinyatakan berikut, diantaranya (S. Kourabas & I.
J. A. o. S. A. N. Ramsay, 2017):
a. Melakukan uji tuntas terhadap calon penerbit yang
mempertimbangkan untuk menggunakan platformnya;
menetapkan persyaratan, termasuk melakukan pemeriksaan
latar belakang pada penerbit untuk memastikan bahwa
mereka, dewan direksi, manajemen senior, dan pengendalian
kepada pemilik yang dinyatakan sehat dan layak, serta
mencocokkan dan memverifikasi proposisi bisnis penerbit;
b. Memantau dan memastikan kepatuhan terhadap aturan;
c. Pelaksanaan program pendidikan investor;
d. Memastikan bahwa dokumen informasi penerbit diserahkan ke
operator ECF untuk memverifikasi keakuratannya dan dapat
diakses oleh investor melalui platform;
e. Memberitahu investor tentang setiap perubahan material yang
tidak menguntungkan Proposal penerbit melalui penemuan
kesalahan atau pernyataan menyesatkan dalam dokumen

Crowdfunding di Indonesia
70
pengungkapan yang berkaitan dengan Penawaran, penemuan
kelalaian material yang dimasukkan ke dalam materi informasi
atau jika terjadi perubahan material atau evolusi keadaan yang
berkaitan dengan penawaran atau penerbit;
f. Memastikan bahwa batasan penggalangan dana yang
diberlakukan tidak dilanggar;
g. Memastikan bahwa pembatasan investasi yang ditempatkan
pada investor tidak dilanggar;
h. Mendapatkan dan simpan laporan diri investor sebelum
mereka berinvestasi di platform ECF;
i. Memiliki prosedur untuk memantau persyaratan anti
pencucian uang.

2. Regulasi Crowdfunding di Singapore

C rowdfunding adalah fenomena yang relatif baru sebagai


alternatif bagi investor dalam berinvestasi dan akses
pendanaan untuk perusahaan (Danmayr, 2013). Pinjaman peer-to-
peer modern dan crowdfunding ekuitas dimulai di Inggris pada
tahun 2006, menyebar ke Amerika Serikat pada tahun 2007 dan
lepas landas di Cina pada tahun 2009 (Kirby & Worner, 2014).
Orang Singapura tidak asing dengan crowdfunding, menurut
Kickstarter, sebuah platform crowdfunding yang berbasis hadiah
di Amerika Serikat (AS), Singapura menyumbang US$6.710.981
dolar untuk proyek di Kickstarter dan peringkat negara nomor

Crowdfunding di Indonesia
71
sepuluh dalam hal kontribusi investor (Copeland & Culture,
2015). Pengusaha di Singapura juga berhasil mendanai proyek di
Kickstarter dimana diantara 52 proyek yang terbukti berasal dari
Singapura pada tanggal 9 Maret 2015, 26 telah berhasil didanai,
dan enam adalah proyek baru yang belum mencapai tenggang
waktu untuk memenuhi target pendanaannya. Sejumlah
crowdfunding yang berbasis platform di Singapura telah muncul
dalam beberapa tahun terakhir. Khususnya, platform
crowdfunding yang berbasis hadiah Crowdonomic dan
Crowdtivate yang telah diluncurkan dengan tujuan untuk
memfasilitasi kewirausahaan di Singapura dan Asia. Namun,
crowdfunding ekuitas kurang umum di Singapura. Hanya
beberapa platform crowdfunding ekuitas asing yang
memungkinkan perusahaan yang ditampilkan di platform tersebut
untuk meningkatkan dana dari investor Singapura. Contoh
platform tersebut termasuk Crowdcube (platform crowdfunding
yang berbasis ekuitas terkemuka di Inggris) dan Fundedbyme
(sebuah platform crowdfunding yang menawarkan proyek sebuah
platform berbasis hadiah dan ekuitas di Swedia).

Saat ini, tampaknya tidak ada pendekatan konsisten yang


diadopsi oleh platform menuju crowdfunding ekuitas. Crowdcube
berperan aktif dalam mengawasi proses pendanaan. Dengan
melakukan beberapa uji tuntas pada perusahaan yang ditampilkan
di platform untuk memastikan bahwa informasi yang mereka

Crowdfunding di Indonesia
72
sajikan adil, jelas, dan tidak menyesatkan. Setiap perusahaan
memiliki waktu 60 hari untuk menaikkan jumlah targetnya.
Selama 60 hari periode pendanaan, investor yang tertarik dapat
menunjukkan jumlah yang ingin mereka investasikan (mulai dari
10 pound) di Crowdcube. Jika target pendanaan tercapai sebelum
berakhirnya periode pendanaan, Crowdcube akan
memperkenalkan perusahaan ke firma hukum untuk menyiapkan
dokumen hukum yang diperlukan. Setelah dokumentasi hukum
selesai, uang investor akan ditransfer ke rekening bank perusahaan
dan sertifikat saham dapat diterbitkan. Investor akan dikirimi
salinan anggaran dasar melalui surat elektronik dan diberikan
tujuh hari kerja untuk meninjau yang sama. Selama periode ini,
investor bebas mengedit atau menarik investasinya. Sebaliknya,
Fundedbyme kurang terlibat dalam proses pendanaan. Ini
dimaksudkan sebagai platform pertemuan dan tidak melakukan
kewajiban apa pun ketekunan pada perusahaan atau membantu
perusahaan tersebut menyelesaikan proses pendanaan setelah
target pendanaan mereka tercapai. Perusahaan akan menghubungi
investor yang tertarik langsung untuk menyelesaikan persyaratan
investasi mereka dan untuk mengatur transfer dana dan penerbitan
saham.

Platform crowdfunding ekuitas domestik belum muncul dan


didanai di sini dimaksudkan untuk menjadi platform
crowdfunding ekuitas pertama di Singapura, tetapi belum

Crowdfunding di Indonesia
73
memberikan layanan ekuitas crowdfunding. Alasan lambatnya
perkembangan equity crowdfunding di Singapura adalah adanya
pembatasan hukum yang membuat usaha kecil tidak praktis untuk
mengumpulkan dana melalui crowdfunding ekuitas.

Sejumlah aturan hukum Singapura membuat biaya modal di


ECF terlalu mahal untuk usaha skala kecil di Singapura. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam ECF: pertama, penawaran efek
harus disertai dengan prospektus (sesuai persyaratan prospektus);
kedua, larangan mengiklankan penawaran efek yang dikecualikan
dari persyaratan prospektus; dan, ketiga, batas pemegang saham
untuk perusahaan swasta.

a. Persyaratan Prospektus
Karena equity crowdfunding melibatkan penawaran
efek, pada persyaratan prospektus yang ditetapkan dalam
Securities and Futures Act (SFA). Aturan SFA untuk
perusahaan startup yang sedang mencari pendanaan, dalam
menawarkan efeknya (Penerbit), maka harus mempersiapkan
prospektus dan mendaftar ke Monetary Authority of
Singapore (Julimar & Priyadi). Prospektus tersebut harus
memuat semua informasi sehingga investor dan konsultan
keuangan profesional perlu membuat penilaian yang
diinformasikan tentang: a) hak dan kewajiban yang melekat
pada saham, b) aset dan kewajiban, laba rugi, neraca dan

Crowdfunding di Indonesia
74
kinerja keuangan, prospek perusahaan penerbit, serta c) setiap
persyaratan tambahan yang ditentukan oleh MAS.

b. Pengecualian dari Persyaratan Prospektus


SFA memang memuat sejumlah pengecualian dari
persyaratan prospektus. Namun, equity crowdfunding tidak
mungkin termasuk lingkup pengecualian ini.

1) Pengecualian untuk Penawaran Umum dalam Skala Kecil


Aturan SFA mengecualikan penawaran umum dalam
skala kecil dari persyaratan prospektus. Agar memenuhi
syarat untuk pengecualian, penawaran dalam skala kecil
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Penawaran harus merupakan penawaran pribadi;
b) Jumlah total penawaran dalam 12 bulan tidak boleh
melebihi S$ 5 juta.
Namun, dengan aturan yang disebutkan dibawah ini
tidak mungkin perusahaan yang melakukan equity
crowdfunding mendapatkan pengecualian ini. Karena untuk
memperolehnya, penawaran yang melalui platform
crowdfunding yang disebut sebagai penawaran pribadi harus
dapat memenuhi syarat-syarat dalam aturan SFA berupa:

1) Hanya dapat diterima oleh orang yang kepadanya surat


itu dibuat.

Crowdfunding di Indonesia
75
2) Dibuat untuk seseorang yang mungkin tertarik dengan
tawaran itu, dengan memperhatikan setiap kontak atau
hubungan sebelumnya antara pemberi penawaran dan
orang tersebut atau indikasi sebelumnya oleh orang
tersebut untuk pihak yang menawarkan atau orang
tertentu.
3. Regulasi Crowdfunding di Thailand

P engelolaan sekuritas di Thailand diawasi oleh The


Securities and Exchange Commission (TSEC). Mayoritas
otoritas pengatur TSEC terkait dengan sekuritas disediakan
melalui Securities and Exchange Act (SEA) (S. Kourabas & I. J.
A. o. S. A. N. Ramsay, 2017). SEA menyediakan dewan TSEC
dan dewan pengawas pasar modal masing-masing, dengan
wewenang untuk mengeluarkan perintah, aturan, peraturan,
pemberitahuan, dan petunjuk arah di bawah SEA. Penerbitan surat
berharga melalui penawaran umum memerlukan persetujuan dari
TSEC. Persetujuan ini bergantung pada calon penerbit yang
memenuhi berbagai persyaratan yang berkaitan dengan kualifikasi
serta pengungkapan dan persyaratan tata kelola perusahaan
sebagai ditetapkan di SEA dan aturan lainnya yang relevan. Pasar
sekunder untuk perdagangan saham dioperasikan oleh the Stock
Exchange of Thailand (SET) atau Bursa Efek Thailand. Pasar
sekunder ini banyak didominasi oleh perusahaan besar, meskipun

Crowdfunding di Indonesia
76
Bursa Efek Thailand berjalan untuk perusahaan kecil dan untuk
investasi alternatif (Chiyachantana et al., 2013).

Pemberitahuan ECF menetapkan persyaratan untuk


pendaftaran platform ECF dan pelaksanaan platform ECF yang
berkelanjutan menetapkan bahwa calon operator platform ECF
harus:
a. mengajukan aplikasi dengan TSEC dalam bentuk yang
ditentukan dan membayar biaya aplikasi.
b. didirikan berdasarkan hukum Thailand.
c. telah menyetor modal terdaftar tidak kurang dari 5 juta Baht.
d. Pernyataan tidak sedang mengalami kesulitan keuangan atau
kekurangan lainnya yang akan membuat mereka tidak layak
sebagai operator platform ECF.
e. terdiri dari direksi dan pengurus yang tidak dilarang
mengambil bagian dalam penyelenggaraan usaha pasar modal.
f. menunjukkan bahwa mereka telah menerapkan sistem yang
diperlukan untuk mengoperasikan platform sesuai dengan
persyaratan tertentu yang ditetapkan dalam pemberitahuan
ECF.
g. jika calon operator platform ECF menjalankan bisnis lain,
yang terkait, menguntungkan, atau mendukung bisnis ECF,
harus memastikan tidak ada konflik kepentingan yang terlibat
dalam operasi bisnis lain itu dan pengoperasian platform ECF.

Crowdfunding di Indonesia
77
Pemberitahuan ECF menetapkan persyaratan untuk
mengiklankan layanan yang ditawarkan oleh operator platform
ECF, termasuk yang berikut:
a. setiap informasi yang terkandung dalam iklan tidak boleh
salah menyesatkan atau menyembunyikan informasi yang
relevan.
b. informasi tersebut tidak boleh mendesak investor untuk
menggunakan platform ECF atau untuk membuat keputusan
investasi.
c. iklan tidak boleh menyiratkan atau menjamin pengembalian
investasi kecuali jika TSEC mengizinkannya.
d. peringatan risiko harus ditampilkan dengan cara yang
“terlihat” mengenai risiko yang terkait dengan investasi yang
dilakukan melalui platform ECF dan informasi harus
disediakan dimana calon investor dapat menerima informasi
lebih lanjut mengenai layanan operator dan investasi platform
ECF.
e. jika informasi yang disertakan dalam iklan berasal dari pihak
ketiga, operator platform ECF harus memastikan bahwa
informasi itu datang dari sumber yang dapat dipercaya, up-to-
date, dan sumber informasi jelas referensinya.

Crowdfunding di Indonesia
78
4. Regulasi Crowdfunding di China

S ejak 2015, regulator keuangan China telah mengakui


pentingnya inklusi keuangan melalui pinjaman internet
dan telah mempromosikan perkembangan industri yang teratur
dan sehat. Namun, dengan munculnya beberapa insiden seperti
eZubao dan Kuailuxi, regulator juga mulai mengambil tindakan
untuk meningkatkan industri keuangan online dan menindak
aktivitas pembiayaan ilegal. Dari 2015 hingga September 2016,
regulator mengeluarkan seperangkat pedoman yang ditujukan
untuk menstandardisasi pertumbuhan industri keuangan online,
termasuk crowdfunding.

Tahun 2015 secara luas dianggap sebagai “Tahun Pertama


Regulasi” untuk industri keuangan online di Tiongkok. Sejak
2015 hingga akhir September 2016, pemerintah pusat telah
mengeluarkan serangkaian pengumuman kebijakan untuk
mendorong pengembangan crowdfunding dan pembiayaan ekuitas
non-publik, seperti “Panduan Mengembangkan Inovasi dan
Kewirausahaan Massif”, “Pendapat Dewan Negara untuk Aktif
Mempromosikan Kegiatan “Internet +”, “Pemberitahuan Dewan
Negara tentang Rencana Pembangunan Keuangan Inklusif (2016–
2020)”, serta “Garis Besar Rencana Lima Tahun Ketiga Belas
Perekonomian Nasional dan Perkembangan sosial". Pada saat
yang sama, pemerintah pusat juga mengeluarkan serangkaian
skema pembetulan khusus untuk industri keuangan internet, antara

Crowdfunding di Indonesia
79
lain “Pendapat Dewan Negara tentang Pencegahan Penggalangan
Dana Ilegal” dan “Pemberitahuan Administrasi Negara Bidang
Perindustrian dan Perdagangan tentang Pembetulan Khusus Tahun
2016”. Tampaknya pemerintah pusat China mengambil sikap
yang tegas menindak kegiatan penggalangan dana ilegal
sementara benar-benar mendorong dan mendukung
pengembangan crowdfunding. Pada saat yang sama, pemerintah
juga mendesak badan pengatur untuk secara tepat waktu
mengeluarkan kebijakan yang relevan untuk menstandardisasi
pengoperasian urun dana ekuitas dan memandu perkembangan
industri yang sehat dan teratur.

Industri crowdfunding masih dalam fase pertumbuhan yang


pesat di tahun 2016, baik dari segi jumlah platform yang
beroperasi maupun jumlah investor yang berpartisipasi. Beberapa
subsektor seperti mobil bekas, produk pertanian dan perhotelan
tumbuh pesat sepanjang tahun, sementara subsektor lainnya
seperti real estate menurun karena peraturan pemerintah. Pada
tahun 2016, arah regulasi industri crowdfunding secara bertahap
akan menjadi jelas bagi masyarakat umum. Regulator memiliki
regulasi yang terstandardisasi dan pengembangan yang solid.

Tahun 2016 disebut sebagai "Tahun Kepatuhan" atau "Tahun


Regulasi" di industri keuangan online China. Ketika revisi khusus
satu tahun dari pasar keuangan Internet terjadi secara nasional,
industri crowdfunding memasuki tahap integrasi dan standarisasi

Crowdfunding di Indonesia
80
tanpa pilihan. Regulator menganggap pembiayaan ekuitas swasta
sebagai tujuan utama peningkatan dan memberlakukan beberapa
batasan pada jenis platform crowdfunding ini: Atau terlibat dalam
penggalangan dana illegal. Karena pendanaan Internet terus
meningkat pada tahun 2017, beberapa platform crowdfunding
yang ada dapat berfungsi lebih efektif atau hanya menarik diri dari
industry dan mengikuti pedoman yang diterbitkan. Akibatnya,
industri crowdfunding yang lebih terintegrasi dan terstandarisasi
dapat diharapkan secara wajar. Secara khusus, dengan penegakan
hukum amal, platform crowdfunding nirlaba dibagi menjadi dua
jenis yaitu crowdfunding untuk bantuan darurat dan crowdfunding
untuk amal. Crowdfunding darurat tidak diatur oleh undang-
undang tertentu, sehingga investor crowdfunding darurat membuat
keputusan atas kebijaksanaan mereka sendiri untuk menanggung
semua risiko dan biaya yang mungkin timbul jika terjadi insiden.
Disisi lain Crowdfunding amal harus beroperasi sesuai dengan
undang-undang amal, sehingga kemungkinan proyek palsu atau
ilegal ditampilkan di platform crowdfunding amal jauh lebih
rendah daripada crowdfunding darurat.

Pengembangan crowdfunding tidak bisa hanya mengandalkan


pertumbuhan platform individu, tetapi kerjasama yang erat dengan
bagian lain dari industri keuangan, pemanfaatan penuh efisiensi
pasar modal, dan industri crowdfunding secara keseluruhan, perlu
membentuk ekologi baru. Kedepannya, platform crowdfunding ini

Crowdfunding di Indonesia
81
bertujuan untuk membangun hubungan yang erat dengan reksa
dana dan penyedia layanan ventura untuk memberikan layanan
yang lebih efektif.. Singkatnya, crowdfunding telah berkembang
pesat dalam beberapa tahun terakhir, mendapatkan pengaruh dan
penetrasi di banyak pasar split China. Sukses di berbagai bidang
seperti perangkat keras pintar, mobil, film dan televisi, kebutuhan
pokok konsumen, dan musik telah mengubah gaya hidup jutaan
konsumen di seluruh negeri, tetapi semakin membuka pintu ke
pasar yang lebih menjanjikan. Terbuka luas untuk pengembangan.
Crowdfunding tidak hanya membantu meningkatkan konsumsi
dan investasi, yang merupakan dua pendorong utama
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengubah cara kita
mengumpulkan uang dengan cara yang inovatif. Industri
crowdfunding China akan berada di tahun-tahun mendatang
dengan kebijakan dukungan pemerintah yang lebih kuat, peraturan
yang lebih ketat, dan masuknya perusahaan besar seperti JD
Dongjia, Baidu Baizhong, Antsdaq, 360 Taojin, dan Suning
Private Equity, Lintasan yang tepat dengan standar,
perkembangan yang teratur dan sehat.

C. Regulasi Crowdfunding di Amerika

D i Amerika Serikat, perusahaan yang menjual sekuritas


harus mendaftarkan penawaran mereka ke SEC kecuali
jika ada pengecualian perusahaan yang menawarkan harus

Crowdfunding di Indonesia
82
mengajukan dokumen pengungkapan ekstensif yang dikenal
sebagai pendaftaran pernyataan dengan SEC dan harus
memberikan sebagian besar pengungkapan itu kepada investor
dalam dokumen yang disebut prospektus. Ada juga batasan yang
rumit dalam komunikasi dengan calon investor, termasuk
memposting di situs web, sebelum dan selama penawaran. Proses
pendaftaran untuk pendaftar pertama kali seringkali memakan
waktu berbulan-bulan (Cohn et al., 2007), dan biaya langsung
untuk menyiapkan dan mengajukan pernyataan pendaftaran –
termasuk biaya hukum, biaya akuntansi, biaya pendaftaran, dan
biaya pencetakan dapat mencapai ratusan ribu dolar (Wallsten,
2000).

Regulasi investasi masyarakat melibatkan trade-off antara


pembentukan modal usaha kecil dan perlindungan investor.
Penawaran sekuritas di Amerika Serikat, termasuk saham dan
sekuritas utang, umumnya harus didaftarkan di Securities and
Exchange Commission (SEC). Proses pendaftaran ini melibatkan
pengungkapan wajib yang ekstensif dan pembatasan kompleks
pada penawaran dan penjualan sekuritas. Persyaratan ini, yang
dirancang untuk melindungi investor, terlalu mahal untuk
penawaran modal kecil yang biasanya tertarik pada
crowdinvesting (Cumming & Hornuf, 2018).

Persyaratan pendaftaran tidak berlaku untuk crowdfunding


berbasis donasi dan dukungan, dan bentuk crowdfunding ini

Crowdfunding di Indonesia
83
sangat populer di Amerika Serikat. Tetapi penjualan saham
melalui investasi ekuitas dan penjualan sekuritas utang melalui
pinjaman ekuitas tunduk pada persyaratan pendaftaran SEC;
Karena biaya pendaftaran yang tinggi, jenis penawaran ini hanya
dapat berhasil di AS jika dikecualikan dari persyaratan ini.

Empat pengecualian berbeda tersedia untuk crowdfunding di


Amerika Serikat. Dua dari pengecualian ini (Peraturan Federal
506(b) dan 506(c)) membatasi penjualan kepada investor yang
berpengalaman atau dengan kekayaan bersih tinggi dan oleh
karena itu mungkin tidak secara akurat digambarkan sebagai
pengecualian crowdinvesting. Mereka tidak mengizinkan
penjualan ke investor publik. Namun, Peraturan Crowdfunding,
yang diselesaikan oleh SEC pada tahun 2015 untuk menerapkan
pengecualian dalam Bagian 4(a)(Pierrakis & Collins) dari
Securities Act, secara khusus menargetkan crowdfunding, ritel
publik. Selain itu, banyak negara bagian AS telah mengadopsi
pengecualian crowdfunding yang memungkinkan penawaran
utang dan ekuitas terbatas kepada penduduk negara bagian
tertentu. Pengecualian negara bagian ini dikoordinasikan dengan
ketentuan pengecualian intra-federal, jadi, seperti pengecualian
lain yang dibahas, pengecualian tersebut memberikan
pengecualian terkoordinasi di bawah undang-undang sertifikasi,
sekuritas federal dan negara bagian.

Crowdfunding di Indonesia
84
Ada tiga kelompok berbeda yang terlibat dalam crowdfunding,
dan dengan demikian tiga lokasi berbeda untuk setiap regulasi
crowdfunding: penerbit yang menjual sekuritas untuk
meningkatkan modal; perantara yang mengoperasikan platform di
mana sekuritas ini dijual; dan investor membeli sekuritas.
Pengecualian terhadap aturan 506(b) dan 506(c) sebagian besar
difokuskan pada investor, membatasi siapa yang dapat
berinvestasi. Ide kebijakannya adalah untuk membatasi investasi
kepada mereka yang dapat melindungi diri mereka sendiri dan
dengan demikian tidak memerlukan pengungkapan wajib atau
peraturan lainnya. Tidak adanya pembatasan signifikan lainnya
mengurangi biaya administrasi, tetapi tidak jelas apakah prinsip
yang mendasari aturan ini masuk akal. Banyak investor yang
memenuhi syarat untuk penawaran ini bukanlah investor yang
canggih.

Peraturan crowdfunding dan pengabaian negara secara luas


mengatur ketiga kelompok, menempatkan persyaratan peraturan
yang signifikan pada penerbit, perantara, dan investor. Alasan
perlindungan investor di balik persyaratan peraturan umum ini
mungkin mengagumkan, tetapi biayanya mungkin terlalu tinggi
untuk banyak penawaran bisnis kecil. Tidak pasti apakah
pengabaian AS mencapai keseimbangan yang tepat antara
pembentukan modal dan perlindungan investor.

Crowdfunding di Indonesia
85
Pengecualian dari crowdfunding dalam Pasal 4(a)(6)
ditambahkan oleh UU JOBS ke UU Sekuritas pada tahun 2012.
Namun, SEC tidak meloloskan peraturan pelaksanaan yang
diperlukan, yang dikenal sebagai Regulasi Crowdfunding hingga
November 2015. Peraturan ini mulai berlaku pada 16 Mei 2016
(SEC 2015b). Persyaratan hukum untuk pengecualian
crowdfunding dapat ditemukan terutama di pasal 4(a)(6) dan 4A
pada Undang-undang Sekuritas. Regulasi crowdfunding
menggabungkan persyaratan ini dan menambahkan yang lain.
Untuk kemudahan referensi, akan merujuk pengecualian sebagai
pengecualian di pasal 4(a)(6), meskipun aturan harus
dikonsultasikan untuk melihat semua persyaratan.

Pasal 4(a)(6) juga lebih mengatur daripada pengecualian


lainnya, memberlakukan pembatasan signifikan pada tiga
kelompok yang terkait dengan crowdfunding yaitu penerbit yang
menjual sekuritas, perantara melalui mana sekuritas dijual dan
investor membeli sekuritas. Pasal 4(a)(6) juga menerapkan
persyaratan struktural untuk penawaran itu sendiri. Pasal 4(a)(6)
dari Penawaran terbuka untuk umum dan banyak dari ketentuan
ini dirancang untuk melindungi investor yang tidak memenuhi
syarat. Tetapi biaya untuk memenuhi persyaratan peraturan ini,
meskipun lebih rendah dari biaya pendaftaran yang cukup besar.
Peraturan crowdfunding memerlukan keseimbangan yang cermat
antara biaya dan perlindungan investor, pengecualian di pasal

Crowdfunding di Indonesia
86
4(a)(6) mungkin terlalu condong pada perlindungan investor.
Akibatnya, banyak penerbit usaha kecil mungkin menganggap
pasal 4(a)(6) terlalu mahal dan tidak mungkin menjadi obat
mujarab pembentukan modal yang diharapkan banyak
pendukungnya.

Pasal 4(a)(6) dari penawaran ini terbuka untuk umum. Siapa


pun, mulai dari investor institusi yang paling canggih hingga yang
buta huruf secara finansial dapat berinvestasi dalam penawaran
Pasal 4(a)(6). Tetapi Pasal 4(a)(6) membatasi investor dengan cara
lain. Jumlah yang dapat mereka investasikan dalam penawaran
crowdfunding terbatas, mereka akan menerima “pendidikan
investor”; dan ada pembatasan penjualan kembali surat berharga
yang mereka beli.

Pasal 4(a)(6) membatasi jumlah yang dapat diinvestasikan


oleh setiap investor. Batasan tergantung pada kekayaan bersih dan
pendapatan tahunan masing-masing investor dan ada aturan
khusus untuk menghitungnya. Kekayaan bersih dapat dihitung
bersama dengan mitra investor, selama total investasi keduanya
tidak melebihi batas yang akan berlaku untuk dua pasangan
individu. Sebagai aturan umum, tempat tinggal, pokok investor
dan kewajiban hipotek terkait dengan nilai properti.rumah tangga,
dikecualikan dari perhitungan ekuitas. Jika pendapatan dan
kekayaan bersih investor setiap tahun melebihi $100.000, batas
investasi investor adalah 10% dari pendapatan tahunan atau

Crowdfunding di Indonesia
87
kekayaan bersih, mana yang lebih kecil. Jika tidak, batasnya
adalah 5% dari pendapatan tahunan atau kekayaan bersih, mana
yang lebih kecil. Namun, minimumnya adalah $2.000 dan
maksimumnya adalah $100.000. Setiap investor dapat
menginvestasikan $2.000 terlepas dari pendapatan tahunan dan
kekayaan bersih mereka. Dan tidak seorang pun boleh
menginvestasikan lebih dari $100.000, terlepas dari pendapatan
tahunan dan kekayaan bersih mereka.

Ini adalah batas investasi tahunan yaitu investor tidak boleh


melebihi batas dalam waktu 12 bulan. Tetapi tidak ada batasan
jumlah total yang diinvestasikan dalam portofolionya. Misalnya,
seorang investor dengan batas $7.000 dapat menginvestasikan
$7.000 sekarang dan $7.000 lagi 12 bulan kemudian, bahkan jika
mereka masih memiliki sisa investasi sebelumnya. Namun,
batasan ini berlaku secara umum untuk semua investasi pada pasal
4(a)(6), tidak hanya berdasarkan insentif. Jumlah total yang
diinvestasikan investor setiap tahun untuk semua insentif pada
pasal 4(a)(6) tidak boleh melebihi batas investor. Asumsikan lagi
bahwa batas investor adalah $7.000. Jika investor, selama periode
12 bulan, berinvestasi dalam pasal 4(a)(6) dari penawaran penerbit
A, B dan C, maka jumlah total yang diinvestasikan di A, B dan C
tidak boleh melebihi $7.000.

Perantara harus mengungkapkan batasan ini kepada investor


saat investor membuka rekening. Perantara juga diharuskan untuk

Crowdfunding di Indonesia
88
menerapkan batasan ini pada saat investasi apa pun. Sebelum
menerima usaha investasi apa pun, perantara harus “memiliki
dasar yang masuk akal untuk meyakini bahwa investor memenuhi
batasan.”. Perantara pada umumnya tidak akan mengetahui jumlah
yang diinvestasikan investor melalui perantara lain, tentu saja .
Namun, perantara diizinkan untuk mengandalkan penyajian
investor atas pendapatan tahunan investor, ekuitas, dan investasi
lainnya berdasarkan pasal 4(a)(6), kecuali pihak perantara
memiliki alasan untuk mencurigai representasi. Oleh karena itu,
perantara pengeluaran adalah nominal.

Kebijakan argument untuk batasan investasi ini sederhana.


Mereka membatasi risiko masing-masing investor sehingga jika
investor kehilangan seluruh jumlah yang diinvestasikan,
kerugiannya akan lebih kecil daripada bencana. Tentu saja,
bahkan kerugian $2.000 akan menjadi bencana besar bagi banyak
investor termiskin dan tidak jelas apakah investor yang lebih
canggih membutuhkan perlindungan penting ini. Selain itu,
investor dapat dengan mudah mengatasi batasan ini dengan
berbohong tentang kekayaan bersih atau pendapatan tahunan
mereka. Oleh karena itu, batasnya mungkin tidak terlalu efektif.
(Cumming & Hornuf, 2018)

Crowdfunding di Indonesia
89
D. Regulasi Crowdfunding di Kanada

R egulasi sekuritas di Kanada berada di bawah yurisdiksi


provinsi. Sepuluh provinsi dan tiga wilayah di Kanada
bertanggung jawab atas peraturan sekuritas dan tidak ada satu pun
regulasi nasional. Ada upaya di masa lalu untuk membuat regulasi
nasional di Kanada, Akan tetapi, hal ini melibatkan isu-isu yang
menantang mengenai federalisme dan keragaman regional
(Johnston et al., 2014). Sejak tahun 1930-an ada perdebatan
tentang apakah regulasi sekuritas nasional tunggal harus dibuat.
Pada tahun 2010, pemerintah federal menerbitkan Rancangan
Undang-Undang Sekuritas Kanada untuk membuat regulasi
sekuritas nasional tunggal dan merujuknya ke Mahkamah Agung
Kanada untuk memutuskan konstitusionalitasnya. The Alberta and
Quebec Courts of Appeal menentang dan menyatakan bahwa
tindakan yang diusulkan akan inkonstitusional. Dalam keputusan
2011 Mahkamah Agung Kanada menetapkan bahwa peraturan
sekuritas adalah masalah yurisdiksi provinsi (Dalla Guarda, 2016).

Pada tahun 2014, pemerintah federal, bersama dengan


beberapa provinsi sepakat untuk mendirikan Cooperative Capital
Markets Regulatory System (CCMR). Pendekatan ini akan
menyatukan kekuasaan yurisdiksi kedua level pemerintahan
tersebut untuk menciptakan skema yang komprehensif untuk
mengatur pasar sekuritas dan berpotensi menjadi nasional jika
semua provinsi menyetujui. Upaya ini didasarkan pada konsep

Crowdfunding di Indonesia
90
federalisme kooperatif. Quebec percaya bahwa CCMR akan
mengerahkan kekuatan yang tidak semestinya dan menentang
konstitusionalitas CCMR. Namun, Mahkamah Agung Kanada
menegakkan konstitusionalitasnya pada tahun 2018. Meskipun
British Columbia, New Brunswick, Newfoundland dan Labrador,
Nova Scotia, Ontario, Prince Edward Island, Saskatchewan, dan
Yukon menandatangani upaya ini, Akan tetapi, Capital Markets
Regulatory Authority atau Otoritas Pengatur Pasar Modal belum
terbentuk. Hanya sedikit perubahan sejak 2015, tanpa partisipasi
Alberta dan Quebec, para kritikus percaya organisasi tersebut
tidak akan efektif (Kenya). Provinsi memiliki yurisdiksi tunggal
atas masalah regulasi sekuritas dan sentralisasi regulasi sekuritas
yang lebih besar akan berbahaya bagi pasar modal regional
mereka.

Dalam anggaran 2021, pemerintah federal berjanji untuk terus


mendanai Canada Securities Transition Office (CSTO) yang
didirikan pada tahun 2009 untuk membantu memandu keterlibatan
federal dalam pengembangan regulator nasional yang kooperatif.
Namun, proposal untuk regulator sekuritas nasional tunggal harus
berurusan dengan yurisprudensi dan praktik lama divisi kekuasaan
federal atau provinsi di bidang ini, serta konteks politik dan sosial
yang menimbulkan kekhawatiran federalisme. Dengan minoritas
pemerintah yang berkuasa di tingkat federal Quebec dan Alberta

Crowdfunding di Indonesia
91
dengan tegas menentang adanya kepraktisan terbatas dalam
mengejar regulator nasional (Kenya).

Fakta bahwa ada regulasi yang berbeda untuk setiap provinsi


dan wilayah, menciptakan tantangan bagi penerbit yang ingin
menjual sekuritas di Kanada. Penerbit harus mematuhi regulasi
dan mengelola pendaftaran dimana persyaratan pengungkapan
yang sedang berlangsung di masing-masing wilayah dimana
mereka mendistribusikan sekuritas.

The Canadian Scurities Administrators (CSA) adalah


kelompok kerja yang menyatukan regulator sekuritas provinsi dan
wilayah untuk berbagi ide dan berkolaborasi dalam mendesain
kebijakan dan peraturan sehingga konsisten di seluruh negara.
CSA memfasilitasi tingkat harmonisasi nasional dalam kerangka
peraturan saat ini, berdasarkan kerjasama federal (Administrators,
2001) Sementara beberapa provinsi memiliki persyaratan khusus,
mayoritas peraturan sekuritas konsisten di seluruh Kanada karena
umumnya didasarkan pada seperangkat instrumen nasional yang
sama. Instrumen nasional adalah instrumen yang telah diadopsi di
ketiga belas provinsi dan wilayah Kanada dan Instrumen
Multilateral adalah instrumen yang telah diadopsi di lebih dari
satu tetapi tidak semua provinsi dan wilayah Kanada (Kenya).

Crowdfunding di Indonesia
92
BAB 4
PERTUMBUHAN CROWDFUNDING DI
INDONESIA

A. Sejarah Crowdfunding di Indonesia

C rowdfunding di Indonesia mulai marak setelah adanya


“Koin Peduli Prita” pada 2009. “Koin Peduli Prita”
adalah bentuk spontanitas masyarakat Indonesia yang merasa
simpati terhadap apa yang dialami Prita. Prita Mulyasari saat itu
digugat ke pengadilan oleh Rumah Sakit Omni International atas
tuduhan telah mencemarkan nama baik akibat beredarnya e-mail
yang berisi keluhan-keluhan atas ketidak puasannya terhadap
penanganan medis di rumah sakit tersebut. Dalam kasus ini Prita
diputuskan untuk membayar denda sejumlah Rp 204.000.000 oleh
peradilan perdata. Masyarakat yang bersimpati kemudian
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyumbangkan
koin-koin recehan untuk membantu Prita melunasi denda tersebut.
Cara yang dilakukan untuk pengumpulan dana ini yaitu dengan
menggunakan jaringan internet dan sosial media (Adiansah,
Mulyana, & Fedryansyah, 2016).

Di era digitalisasi saat ini, semua aktivitas membutuhkan


penggunaan teknologi untuk efisiensi biaya. Digitalisasi di sektor
keuangan membuat institusi di sektor keuangan berlomba-lomba

Crowdfunding di Indonesia
93
meningkatkan inovasi teknologi keuangan untuk meningkatkan
efisiensi dan pangsa pasar. Financial technology (fintech)
merupakan model layanan keuangan melalui pengembangan
inovasi teknologi informasi (Murdiono et al., 2020). Sebelumnya
di Indonesia hanya memanfaatkan layanan pembiayaan usaha
dengan bank dan lembaga pembiayaan lainnya. Layanan
pembiayaan usaha tersebut sudah dimanfaatkan, namun
masyarakat selaku pelaku usaha masih saja mendapat kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Hingga akhirnya muncul
suatu konsep modern yang revolusioner, yaitu Crowdfunding,
yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi Pada masa
kemajuan teknologi sekarang ini, perkembangan akan media
komunikasi semakin canggih. Pemanfaatan teknologi komunikasi
berbasis internet membuka peluang-peluang maksimal untuk
pemanfaatan keuangan (Prananingtyas & Irawati, 2018).

Pasar modal dan kecenderungan berinvestasi mulai banyak


digemari oleh generasi milenial di Indonesia, karena kemudahan
akses dalam berinvestasi yang didukung dengan berbagai pilihan
aplikasi. Perkembangan dunia pasar modal juga semakin maju
dengan bentuk instrumen investasi yang selalu mengalami
inovasi, yaitu munculnya sumber pendanaan baru bagi Unit Kecil
dan Menengah (UMKM), yaitu Equity Crowdfunding (ECF) yang
telah disempurnakan menjadi Securities Crowdfunding (SCF)
(Soemarsono & Sofianti, 2021).

Crowdfunding di Indonesia
94
Gambar 3. Skema Crowdfunding
Sumber: Kadir (2021)

Pada gambar di atas bisa kita lihat penerbit melakukan


screening terlebih dahulu kepada penyelenggara mengenai
proposal produk yang akan diinformasikan melalui platform
(penyelenggara). Jika lolos screening maka penyelenggara
menawarakan produk tersebut kepada publik. Selanjutnya,
pemodal akan mengirimkan modal investasinya melalui rekening
escrow atau pihak ketiga yang menjamin penggunaan modal
tersebut sekaligus sebagai perantara untuk diberikan kepada
penerbit. Setelah waktu yang disepakati penerbit memberikan
hasilnya melalui rekening escrow kepada pemodal (Kadir, 2021).

Pada mulanya Otoritas Jasa Keuangan membagi Crowfunding


menjadi tiga bagian, yaitu (Kadir, 2021):

1. Crowdfunding berbasis donasi atau hadiah, merupakan


penggalangan dana yang dilakukan dalam bentuk donasi
dengan hadiah tertentu yang diberikan kepada yang berdonasi,
tergantung tingkat donasinya.

Crowdfunding di Indonesia
95
2. Crowdfunding berbasis pinjaman, dalam skema ini dana yang
diserahkan adalah pinjaman dari masyarakat yang harus
dikembalikan dengan skema tertentu.

3. Crowdfunding berbasis equitas, dalam skema ini dana dari


masyarakat mendapatkan imbalan berupa persentase saham
dari proyek yang digelar.

Namun seiring dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


mengeluarkan Peraturan Jasa Keuangan RI No. 37/POJK.04/2018
tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis
Teknologi Informasi atau Equity Crowdfunding (POJK ECF).
Namun di tahun 2020, POJK ECF tidak berlaku lagi dan
digantikan oleh POJK No.57/POJK.04/2020 tentang Penawaran
Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi (POJK
SCF) (Soemarsono & Sofianti, 2021).

Di Indonesia, pengaturan mengenai Fintech telah diakomodasi


oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi dan Peraturan Nomor 31/POJK.05/2016 tentang Usaha
Pegadaian. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia
serius menanggapi perkembangan Fintech di Indonesia. Dengan
regulasi yang akomodatif, tentunya akan menciptakan kepastian
hukum dan rasa aman bagi investor dan pencari dana. Regulasi
yang dikeluarkan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank

Crowdfunding di Indonesia
96
Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan
Pemrosesan Transaksi Pembayaran dibuat untuk mendukung
implementasi Fintech dan E-Commerce di Indonesia. Peraturan BI
ini mengatur beberapa hal mengenai akomodasi inovasi Fintech
dan E-Commerce, keamanan dan kenyamanan konsumen serta
menjaga pemerataan pelaku industri Fintech di Indonesia
(Murdiono et al., 2020).

B. Penyedia Crowdfunding di Indonesia

A da tiga pihak yang terlibat dalam


crowdfunding, yaitu pemilik proyek, pendukung
(masyarakat yang memberikan dukungan finansial), dan penyedia
platform

platform. Ketiga pihak ini memiliki peran masing-masing dalam


menciptakan ekosistem yang dapat mendukung kebutuhan
masing-masing pihak. Berdasarkan bentuk reward yang diberikan
kepada penyandang dana, crowdfunding dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu Crowdfunding berbasis Hadiah (Reward-
based Crowdfunding), Crowdfunding berbasis Donasi (Donation-
based Crowdfunding), Crowdfunding berbasis Pinjaman (Loan-
based Crowdfunding), dan Crowdfunding berbasis Ekuitas
(Equity-based Crowdfunding) (Zhao et al., 2019).

Crowdfunding di Indonesia
97
1. Crowdfunding berbasis Hadiah (Reward-based
Crowdfunding)

Reward-based Crowdfunding merupakan bentuk


crowdfunding yang didasarkan pada hadiah atau penghargaan.
Crowdfunding berbasis hadiah akan memberi penghargaan
kepada investor, biasanya dalam bentuk edisi pertama atau
terbatas dari produk atau layanan yang didanai. Hadiah yang
diberikan umumnya disesuaikan dengan jumlah dana yang
diberikan. Semakin besar dana, semakin eksklusif imbalan
yang didapat investor. Contoh penyedia crowdfunding
berbasis hadiah yaitu misalnya, apabila seorang memberikan
dana untuk proyek konser, maka imbalan yang akan
diterimanya adalah kaset rekaman konser, atau produk pakaian
dengan tema konser, atau potongan harga pembelian
merchandise. Imbalan akan diberikan pada waktu yang
diperjanjikan, biasanya setelah proyek selesai
diselenggarakan.

2. Crowdfunding Berbasis Donasi (Donation-based


Crowdfunding)

Donation-based Crowdfunding merupakan crowdfunding


berbasis donasi (sumbangan sukarela). Ide utama dari
crowdfunding berbasis donasi adalah usaha patungan sukarela
tanpa kompensasi untuk tujuan kemanusiaan seperti

Crowdfunding di Indonesia
98
pendanaan untuk biaya pengobatan atau penggalangan dana
untuk membantu korban bencana alam. Sebagai imbalannya,
pendukung dapat menerima hadiah token yang meningkatkan
prestise seiring dengan meningkatnya jumlah donasi. Namun,
untuk jumlah terkecil, penyandang dana mungkin tidak
menerima apa pun. Contoh beberapa penyedia crowdfunding
berbasis donasi yaitu GoFundMe.com, JustGiving.com,
DonorsChoose.org, Wujudkan.com, AyoPeduli.com, dan
KitaBisa.com.

3. Crowdfunding Berbasis Pinjaman (Loan-based


Crowdfunding)

Loan-based Crowdfunding adalah suatu bentuk penggalangan


dana dalam bentuk hutang, sehingga orang banyak
mendapatkan kompensasi berupa pengembalian pinjaman,
beserta bunganya. Sebenarnya, jenis crowdfunding ini sama
dengan pinjaman biasa. Calon debitur akan mengajukan
proposalnya, dan donatur atau kreditur akan menyetorkan
modal, yang dianggap sebagai pinjaman dengan imbalan
berupa bunga. Crowdfunding Berbasis Pinjaman kini
berkembang pesat dan telah diklasifikasikan ke dalam kategori
tersendiri yang lebih dikenal dengan P2P Lending. Contoh
beberapa penyedia crowdfunding yang berbasis pinjaman
yaitu Club.com, Prosper.com, dan Zopa.com,

Crowdfunding di Indonesia
99
GandengTangan.com, Koinworks.com, Amartha.com,
Modalku.co.id, UangTeman.com dan Kredivest.co.

4. Crowdfunding Berbasis Ekuitas (Equity-based


Crowdfunding)

Equity-based Crowdfunding adalah salah satu bentuk


Crowdfunding dimana penggalang dana akan memberikan
imbalan berupa saham kepada crowd investor. Saham yang
dijual kepada sejumlah investor akan menjadi ekuitas atau
kepentingan kepemilikan perusahaan. Ukuran saham
bervariasi tergantung pada penawaran yang diberikan oleh
perusahaan penggalangan dana berdasarkan penilaian
perusahaan. Model ini sering digunakan oleh perusahaan
startup atau pemula (early-stage). Pemodal yang menyetorkan
dananya akan mendapat imbalan berupa dividen dengan
proporsi kepemilikan sesuai dengan kesepakatan. Jenis
crowdfunding yang secara langsung dapat membantu
mempercepat pertumbuhan UMKM di Indonesia selain
Crowdfunding berbasis pinjaman atau lebih dikenal dengan
P2P Lending adalah crowdfunding berbasis ekuitas. Pada
dasarnya, crowdfunding berbasis ekuitas hampir sama dengan
berinvestasi di pasar modal. Ada penerbit (perusahaan yang
menawarkan saham perusahaan), penyedia jasa penggalangan
dana, dan pemodal (investor). Bedanya, penawaran saham
dengan sistem Equity Crowdfunding (ECF) dilakukan oleh

Crowdfunding di Indonesia
100
penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada
investor melalui platform online (Haniff et al., 2019). Penerbit
akan menawarkan saham perseroan melalui penyelenggara
jasa penghimpunan dana. Setelah itu, investor dapat membeli
saham perusahaan yang ditawarkan. Platform ECF sangat
membantu UMKM yang belum bankable untuk menarik
investor online. Hak dan kewajiban masing-masing pihak
yang terlibat dalam Urun Dana Berbasis Modal telah diatur
melalui Peraturan OJK Nomor 37/POJK.04/2018 tentang
Layanan Pendanaan Melalui Urun Dana Bersifat Ekuitas.

Contoh penyedia crowdfunding berbasis ekuitas di


Indonesia tersebut adalah :
a. Santara
Santara (PT. Santara Daya Inspiratama) adalah platform
equity crowdfunding pertama yang berizin dan diawasi
oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Surat Keputusan
Nomor : KEP-59/D.04/2019. Santara adalah penghubung
antara pelaku bisnis yang ingin mengembangkan usahanya
dengan masyarakat yang ingin memiliki bisnis (investor).
b. Bizhare
Bizhare (PT Investasi Digital Nusantara) merupakan
platform investasi bisnis dengan sistem Securities
Crowdfunding yang sudah mendapatkan izin sebagai
penyelenggara dari Otoritas Jasa Keuangan. Ada 3 jenis

Crowdfunding di Indonesia
101
efek yang ditawarkan oleh Penerbit, yaitu saham, bond
(obligasi), dan sukuk (syariah). Sebelumnya Bizhare juga
terlebih dahulu memiliki izin resmi sebagai Penyelenggara
Equity Crowdfunding dari OJK berdasarkan Surat
Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK: Kep-
71/D.04/2019 yang telah diperluas menjadi securities
Crowdfunding pada tanggal 6 November 2019.
c. CrowdDana
CrowdDana (PT. CrowdDana Teknologi Indonusa) adalah
sebuah platform yang menghubungkan investor dan
pemilik usaha. Di platform ini, investor dapat investasi ke
proyek bisnis yang ditawarkan dengan modal yang rendah.
Investor akan dapat kepemilikan dalam bentuk saham yang
bisa diperjual belikan di platform. Kami mempermudah
investor dengan investasi menguntungkan, modal investasi
kecil, likuiditas, dan biaya transaksi yang rendah.
d. LandX
LandX (PT Numex Teknologi Indonesia) adalah sebuah
platform crowdfunding dengan mempertemukan pemodal
dan penerbit. LandX hanya bertindak sebagai layanan urun
dana yang mempertemukan antara pemodal dengan
penerbit, dan tidak bertindak sebagai pelaku usaha untuk
menjalakan usaha ntuk mengumpulkan dana terkait atau
pengelola investasi (penerbit). LandX mendapatkan izin
dari OJK pada tanggal 23 Desember 2020.

Crowdfunding di Indonesia
102
e. Danasaham
Danasaham (PT Dana Saham Bersama) yang berdiri sejak
April 2019. Perusahaan yang memberikan layanan urun
dana ini merupakan salah satu anak usaha Sinarmas Group
yang bernaung di bawah Sinarmas Financial Services.
Danasaham berkomitmen menjalankan bisnis layanan urun
dana dengan berpedoman pada POJK Nomor
37/POJK.04/2018 yang disesuaikan dengan POJK Nomor
57/POJK.04/2020 dan ketentuan perundangan lainnya
yang berlaku di Indonesia.
f. FundEx
FundEx (PT Dana Investasi Bersama) merupakan platform
yang menghubungkan antara pemodal dan penerbit dari
industri di Indonesia, baik berupa starup, pengembangan
proyek, dan usaha di bidang lainnya. Dengan menjadi
platform securities crowdfunding, FundEx ingin membuka
akses pendanaan baru bagi pelaku usaha sehingga inklusi
keuangan dapat terwujud. Serta memberikan alternatif
investasi baru bagi masyarakat.
g. Shafiq
Shafiq (PT. Shafiq Digital Indonesia) berasal dari bahasa
arab yang artinya perhatian dan ingin memberikan
bantuan. Shafiq merupakan platform Securities
Crowdfunding Syariah yang menjadi jawaban untuk para

Crowdfunding di Indonesia
103
investor yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariat
Islam.

C. Regulasi di Indonesia

A da peraturan di Indonesia yang resmi mengatur tentang


Crowdfunding, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Republik Indonesia, Nomor 57/ POJK 04/ 2020 tentang
Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi
Informasi. Ada perubahan regulasi sejak tahun 2018 sebanyak 3
kali. Berikut ini perbedaan dan tambahan regulasi yang terjadi
pada tahun 2018 sampai tahun 2021.

1. Definisi

a. Peraturan Tahun 2018


Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis
Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding) yang
selanjutnya disebut Layanan Urun Dana adalah
penyelenggaraan layanan penawaran saham yang
dilakukan oleh penerbit untuk menjual saham secara
langsung kepada pemodal melalui jaringan sistem
elektronik yang bersifat terbuka.
b. Peraturan Tahun 2020
Penawaran Efek melalui Layanan Urun Dana Berbasis
Teknologi Informasi yang selanjutnya disebut Layanan

Crowdfunding di Indonesia
104
Urun Dana adalah penyelenggaraan layanan penawaran
efek yang dilakukan oleh penerbit untuk menjual efek
secara langsung kepada pemodal melalui jaringan sistem
elektronik yang bersifat terbuka.
c. Peraturan Tahun 2021
Penawaran Efek melalui Layanan Urun Dana Berbasis
Teknologi Informasi yang selanjutnya disebut Layanan
Urun Dana adalah penyelenggaraan layanan penawaran
efek yang dilakukan oleh penerbit untuk menjual efek
secara langsung kepada pemodal melalui jaringan sistem
elektronik yang bersifat terbuka.

2. Jenis Efek yang Ditawarkan

a. Peraturan Tahun 2018


Efek adalah surat berharga berupa saham.
b. Peraturan Tahun 2020
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
d. Peraturan Tahun 2021
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Crowdfunding di Indonesia
105
3. Masa Penawaran Efek
e. Peraturan Tahun 2018
Masa penawaran saham paling lama 60 (enam puluh) hari.
f. Peraturan Tahun 2020
Masa penawaran efek paling lama 45 (empat puluh lima)
hari.
g. Peraturan Tahun 2021
Masa penawaran efek paling lama 45 (empat puluh lima)
hari.

4. Kepemilikan Saham Penyelenggara oleh Warga Asing

a. Peraturan Tahun 2018


Tidak ada regulasi yang mengatur.
b. Peraturan Tahun 2020
Kepemilikan saham Penyelenggara oleh warga negara
asing dan/atau badan hukum asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, baik secara langsung maupun tidak
langsung paling banyak 49% (empat puluh sembilan
persen).
c. Peraturan Tahun 2021
Kepemilikan saham Penyelenggara oleh warga negara
asing dan/atau badan hukum asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, baik secara langsung maupun tidak
langsung paling banyak 49% (empat puluh sembilan
persen).

Crowdfunding di Indonesia
106
5. Tata Cara Permohonan Perizinan
a. Peraturan Tahun 2018
Fotokopi bukti tanda terdaftar sebagai penyelenggara
sistem elektronik pada Kementerian Komunikasi dan
Informasi Republik Indonesia
b. Peraturan Tahun 2020
Fotokopi bukti tanda terdaftar sebagai Penyelenggara
Sistem Elektronik pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informatika
c. Peraturan Tahun 2021
Dihapus

Adapun regulasi baru yang tertulis di POJK tahun 2021 yang


belum ada di POJK sebelumnya, yaitu:

1. Terdaftar sebagai penyelenggara sistem elektronik

Diantara Bagian Kelima dan Bagian Keenam disisipkan 1


(satu) bagian, yakni Bagian Kelima A, dan diantara Pasal 15
dan Pasal 16 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 15A
sehingga berbunyi sebagai berikut:

• Ayat 1, Penyelenggara yang telah memperoleh izin usaha


dari Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 wajib terdaftar sebagai penyelenggara sistem
elektronik pada kementerian yang menyelenggarakan

Crowdfunding di Indonesia
107
urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan
informatika.

• Ayat 2, Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilarang melayani penawaran Efek oleh Penerbit
sebelum Penyelenggara menyampaikan tanda daftar
penyelenggara sistem elektronik kepada Otoritas Jasa
Keuangan

• Ayat 3, Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat


(Pierrakis & Collins) tidak berlaku bagi Penyelenggara
yang:

a. Telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) yang merupakan perluasan kegiatan usaha dari
Penyelenggara Layanan Urun Dana Melalui
Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi
(Equity Crowdfunding); dan

b. Melakukan Layanan Urun Dana berupa penawaran


Efek bersifat ekuitas berupa saham.

2. Pasal II

Bagi Penyelenggara yang telah terdaftar sebagai


penyelenggara sistem elektronik pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi
dan informatika namun belum sesuai dengan ketentuan

Crowdfunding di Indonesia
108
peraturan perundang-undangan mengenai pendaftaran
penyelenggara sistem elektronik lingkup privat, pemenuhan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15A ayat (1)
dilakukan dengan menyampaikan tanda daftar penyelenggara
sistem elektronik yang telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pendaftaran penyelenggara sistem elektronik lingkup privat
kepada Otoritas Jasa Keuangan.

Berikut ini sedikit penjelasan regulasi sekarang yang


terbaru di Indonesia sebagai penyelenggra, penerbit, dan
pemodal crowdfunding:

a. Penyelenggara

Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


huruf a harus memiliki modal disetor paling sedikit Rp
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) pada
saat mengajukan permohonan perizinan. Penyelenggara
tidak memenuhi permintaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
tanggal surat permintaan Otoritas Jasa Keuangan,
Penyelenggara dianggap membatalkan permohonan
perizinan.

Penyelenggara wajib mendistribusikan Efek kepada


Pemodal paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

Crowdfunding di Indonesia
109
penyerahan dana kepada Penerbit sebagaimana dimaksud
pada ayat (7). Penyelenggara wajib menyampaikan
perubahan data pemegang saham Penerbit kepada Otoritas
Jasa Keuangan dan mengumumkannya dalam situs web
Penyelenggara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
berakhirnya setiap pelaksanaan perdagangan Efek
sebagaimana dimaksud pada ayat (Pierrakis & Collins)
huruf c.

Dalam hal Pemodal membatalkan rencana pembelian


Efek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara
wajib mengembalikan dana kepada Pemodal paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah pembatalan pemesanan Pemodal Hak
dan kewajiban Penyelenggara selaku kuasa Pemodal antara
lain:

1) Mengawasi, melakukan inspeksi, dan


mengadministrasikan harta yang menjadi jaminan bagi
pembayaran kewajiban kepada pemegang Efek bersifat
utang atau Sukuk, jika terdapat harta yang menjadi
jaminan bagi pembayaran kewajiban kepada pemegang
Efek bersifat utang atau Sukuk; dan

2) Memantau pembayaran yang dilakukan oleh Penerbit


kepada pemegang Efek bersifat utang atau Sukuk.

Crowdfunding di Indonesia
110
b. Penerbit

Penawaran saham oleh setiap Penerbit melalui Layanan Urun


Dana bukan merupakan penawaran umum sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal jika:

1) Penawaran saham dilakukan melalui Penyelenggara yang telah


memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan;

2) Penawaran saham dilakukan dalam jangka waktu paling lama


12 (dua belas) bulan; dan

3) Total dana yang dihimpun melalui penawaran saham paling


banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Penerbit bukan merupakan perusahaan publik sebagaimana


dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal jika:

1) Jumlah pemegang saham Penerbit tidak lebih dari 300 (tiga


ratus) pihak; dan

2) Jumlah modal disetor Penerbit tidak lebih dari


Rp30.000.000.000 (tiga puluh miliar rupiah).

Penerbit merupakan perusahaan publik sebagaimana dimaksud


dalam Undang-Undang mengenai pasar modal jika:

Crowdfunding di Indonesia
111
1) Jumlah pemegang saham Penerbit lebih dari 300 (tiga ratus)
pihak; dan

2) Jumlah modal disetor Penerbit lebih dari Rp30.000.000.000,00


(tiga puluh miliar rupiah)

c. Pemodal

Pemodal yang membeli Efek melalui Penyelenggara mendapat


bukti kepemilikan berupa catatan kepemilikan Efek yang terdapat
dalam rekening Efek pada Bank Kustodian. Pemodal yang
membeli Efek melalui Layanan Urun Dana harus:

1) Memiliki rekening Efek pada Bank Kustodian yang khusus


untuk menyimpan Efek dan/atau dana melalui Layanan Urun
Dana;

2) Memiliki kemampuan untuk membeli Efek Penerbit; dan

3) Memenuhi kriteria Pemodal dan batasan pembelian Efek.

Kriteria Pemodal dan batasan pembelian Efek sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

1) Setiap Pemodal dengan penghasilan sampai dengan Rp


500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) per tahun, dapat
membeli Efek melalui Layanan Urun Dana paling banyak
sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan per tahun; dan

Crowdfunding di Indonesia
112
2) Setiap Pemodal dengan penghasilan lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) per tahun, dapat
membeli Efek melalui Layanan Urun Dana paling banyak
sebesar 10% (sepuluh persen) dari penghasilan per tahun.

Pemodal dapat membatalkan rencana pembelian Efek melalui


Layanan Urun Dana paling lambat dalam waktu 48 (empat puluh
delapan) jam setelah melakukan pembelian Efek sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (Pierrakis & Collins).

Crowdfunding di Indonesia
113
Crowdfunding di Indonesia
114
BAB 5
PRAKTIK SECURITIES CROWDFUNDING
DI INDONESIA

A. Kondisi UMKM Indonesia

T ahun 2020, dunia dihebohkan dengan muncul virus jenis


baru yang disebut sebagai Virus Corona atau dalam
sebutan ilmiahnya disebut sebagai Covid-19. Virus corona mulai
merebak disekitar wilayah Wuhan dan kini telah menjangkiti lebih
dari 100 negara. Sebanyak lebih dari 100.000 orang di dunia
dinyatakan positif terinfeksi virus ganas ini. Semakin meluasnya
wabah corona ke berbagai belahan dunia menyebabkan terjadinya
penurunan pada perekonomian global. Bahkan untuk negara-
negara yang sedang berkembang, pandemi Covid-19
menyebabkan terjadinya devaluasi, penutupan sektor UMKM,
hingga timbulnya banyak permasalaan sosial.

Krisis ekonomi dunia akibat pandemic Covid-19 akhirnya


telah membuat semua negara mencari langkah antisipasi terbaik.
Salah satunya dengan menggulirkan berbagai skema stimulus
penyelamatan yang tentunya berbeda antara negara satu dengan
negara lainnya. Meski banyak skema stimulus ekonomi telah
diterapkan hampir di semua negara. Akan tetapi, hingga saat ini

Crowdfunding di Indonesia
115
belum ada tanda-tanda pemulihan ekonomi. Kalau pun
berdampak, itupun hanya dibeberapa wilayah yang tentunya tidak
seimbang di semua sektor. Dengan kata lain tetap diperlukan
upaya kerja keras dari semua negara untuk bisa menekan
persebaran pandemic Covid-19 yang salah satunya dengan
program vaksinasi. Sebab tanpa ada upaya pencegahan maka
pandemic Covid-19 akan menjadi ancaman terbesar bagi ekonomi
global dan pasar keuangan.
UMKM juga dapat menjadi tulang punggung perekonomian
Indonesia serta dapat meringankan tugas negara untuk
mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan nilai pendapatan
perkapita daerah hingga personal. Maka pada akhirnya, sektor
UMKM dapat berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
sistem keuangan Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021, UMKM
berkontribusi pada stabilitas perekonomian Indonesia dalam hal
penciptaan lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja,
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan nilai
ekspor non-migas dan penciptaan modal tetap atau investasi.
Perkembangan UMKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai
faktor yang mendorong perkembangannya. Berdasarkan beberapa
penelitian, terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong
perkembangan UMKM Indonesia yaitu; (1) pemanfaatan
teknologi, sarana informasi dan komunikasi. Saat ini para pelaku
UMKM mulai memperluas pasarnya melalui smartphone dengan

Crowdfunding di Indonesia
116
menggunakan aplikasi Instagram dan WhatsApp; (Pierrakis &
Collins) mudahnya peminjaman modal usaha. Perkembangan
UMKM tidak dapat dilakukan tanpa dukungan keuangan dari
pihak Bank atau swasta. Terbukanya jalur pembiayaan perbankan
dan penurunan nilai nominal kredit usaha rakyat telah
meningkatkan pertumbuhan UMKM. Selain itu, modal minimum
untuk memulai usaha dinilai tidak terlalu besar sehingga
menumbuhkan keinginan masyarakat untuk menjadi pelaku
UMKM; (Pierrakis & Collins) turunnya tarif PPh final. UMKM
termasuk dalam wajib pajak dan mempunyai kewajiban untuk
menghitung, menyetorkan dan melaporkan pajak ke negara.
Pemerintah telah menetapkan tarif pajak penghasilan final
UMKM sebesar 0,5% yang tujuannya agar pelaku usaha dapat
memenuhi kewajiban perpajakannya kepada negara (Billy (2020)
dalam penelitian Sanjaya (2021)).
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi salah satu
caranya adalah memperkuat UMKM. Indonesia merupakan negara
yang memiliki pelaku industri UMKM paling banyak yaitu sekitar
56,54-62,92 juta unit. Sektor UMKM dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan,
sehingga dapat dikatakan bahwa sektor UMKM dapat berperan
dalam menjaga stabilitas ekonomi. Akan tetapi, sektor UMKM ini
masih memiliki banyak persoalan.UMKM masih lemah dalam
kemampuan manajemen usaha termasuk pengelolaan keuangan,
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas,

Crowdfunding di Indonesia
117
penguasaan teknologi yang rendah serta lemahnya akses ke
lembaga keuangan khususnya perbankan. UMKM memiliki peran
yang sangat strategis dalam perekonomian nasional.
Pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu
dilakukan agar UMKM tidak hanya tumbuh dalam jumlah tetapi
juga berkembang dalam kualitas dan daya saing (Ardiansyah,
2019).
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB)
sebesar 61,1%, merupakan sisanya sebesar 38,9% atau 0,01 dari
jumlah pelaku ekonomi. Melihat fakta tersebut, UMKM perlu
mempertahankan dan meningkatkan perkembangannya agar dapat
memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Namun, masih banyak permasalahan krusial yang dihadapi oleh
UMKM dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya
(Fajar & Larasati, 2021). Permasalahan tersebut diantaranya
adalah:
1. Permodalan
UMKM masih menghadapi kendala dalam penambahan modal
kerja baik untuk pembiayaan atau pendanaan maupun untuk
investasi. Pemerintah telah mewajibkan kepada pihak bank
untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk
membantu permodalan. Akan tetapi, plafon KUR Mikro yang
diberikan masih sangat rendah yaitu maksimal Rp 5 juta. Hal
lain yang dikeluhkan UMKM saat pengajuan peminjaman
selain dari keterbatasan plafon kredit adalah proses pengajuan

Crowdfunding di Indonesia
118
yang cukup rumit dan jangka waktu pelunasan. Pihak
perbankan juga sepertinya masih enggan memberikan kredit
untuk UMKM. Hal tersebut mungkin juga disebabkan karena
kredibilitas usaha yang dimiliki UMKM kurang memadai.
UMKM kurang mampu dalam membuat business plan,
pembukuan, dan laporan keuangan. Sedangkan penyediaan
laporan keuangan bagi usaha kecil diperlukan untuk akses
subsidi pemerintah dan akses tambahan modal dari kreditur.
2. Keterbatasan Sumber daya manusia
Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam
UMKM tecermin pada ketidakmampuan dalam pembuatan
laporan keuangan, pembukuan, media promosi, identitas usaha
serta profil usaha yang relevan dengan era ekonomi digital
saat ini. Hal mendasar yang tidak dimiliki UMKM inilah yang
menyebabkan UMKM sangat rentan terhadap persaingan
pasar bebas.
3. Pengelolaan Keuangan
Oleh karena kemampuan SDM yang terbatas, sebagian besar
UMKM belum melakukan pembuatan laporan keuangan
secara rinci. Pencatatan akuntansi masih dilakukan secara
manual, pembukuan dan pencatatan belum memadai.
Perusahaan belum melakukan pelaporan keuangan dan tidak
semua transaksi penjualan dan pembelian dibuatkan nota.
Laporan keuangan tidak hanya diperlukan untuk kemudahan
memperoleh kredit dari kreditur tetapi juga digunakan untuk

Crowdfunding di Indonesia
119
mengetahui laba atau rugi yang sebenarnya, pengendalian aset,
kewajiban serta modal, dan penentuan pajak yang harus
dibayar. Hal-hal tersebut pada akhirnya dapat dijadikan
sebagai alat untuk pengambilan keputusan perusahaan.
4. Kesulitan Pemasaran
Kesulitan dalam masalah permodalan membawa masalah
selanjutnya yaitu kesulitan dalam pemasaran. Pengusaha kecil
tidak dapat memasarkan produknya melalui media massa
dengan jangkauan yang luas. Kurangnya media promosi
menyebabkan penjualan menjadi berkurang.
5. Penggunaan teknologi
Keterbatasan SDM juga memengaruhi UMKM dalam
pemanfaatan teknologi yang ada baik untuk akses terhadap
jasa keuangan, pengelolaan keuangan maupun sarana promosi.
6. Keterbatasan Bahan Baku
Oleh karena keterbatasan modal, para pengusaha kecil sering
mengalami kesulitan dalam perolehan bahan baku karena
terbentur oleh sedikitnya penawaran (supplier terbatas) dan
harga yang mahal. Masalah lain yang dihadapi selain
keterbatasan bahan baku adalah perlengkapan produksi yang
tidak lengkap menyebabkan jenis dan variasi produk yang
dihasilkan statis sehingga sulit bersaing di pasar.
Namun disisi lain, UMKM mempunyai masalah utama dalam
mengembangkan usahanya yaitu kesulitan modal, karena masih
rendahnya akses ke lembaga keuangan. Modal yang tidak

Crowdfunding di Indonesia
120
tercukupi dari internal kegiatan usaha pedagang kecil (UMKM)
merupakan bagian pokok masalah hingga mereka tidak tumbuh
dengan baik dari hasil kegiatan usaha mereka walaupun disisi lain
bank menyatakan pertumbuhan kredit terus meningkat. Hal yang
sering ada di lapangan umumnya pelaku usaha kecil (UMKM)
masih rendah dalam kemampuan adminitrasi sehingga mereka
kesulitan dalam memenuhi persyaratan administrasi dari lembaga
keuangan. Hampir semua pelaku usaha kecil sering gagal untuk
mendapatkan kucuran pinjaman dari bank karena hal-hal yang
bersifat birokrasi dan administrative (Ardiansyah, 2019).

B. Inovasi Pendanaan

P erkembangan industri teknologi keuangan di Indonesia


biasa dikenal dengan nama Fintech. Fintech memiliki
empat jenis industri di Indonesia, yaitu industri fintech yang
relatif besar, start-up fintech, fintech sosial, dan fintech dengan
tipe “pasar kredit”. Sebagai contoh tipe startup fintech yaitu Doku,
iPaymu, midtrans, kartuku, dan dimo. Sementara itu, tipe fintech
yang relatif berukuran besar, antara lain Amartha, crowdo,
investree, dan koinWorks. Tipe fintech social contohnya seperti
kitaBisa, gandengTangan, dan wujudkan. Adapun tipe industri
fintech dengan pasar kredit pinjaman, yaitu bareksa, infovesta,
stockbit, indoPremier, indoGold, dan olahdana (Rusydiana, 2018).

Crowdfunding di Indonesia
121
OJK sebagai regulator industri keuangan telah mengeluarkan
peraturan untuk industri fintech. Peraturan yang mengaturnya
adalah Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi yang
diterbitkan pada akhir Desember 2016. Namun, peraturan tersebut
hanya mengatur fintech dengan sistem konvensional dan belum
mengatur sistem syariah yang saat ini juga mulai tumbuh
(Rusydiana, 2018).
Berdasarkan data tahun 2017 dari dewan komisioner OJK
pelaku fintech Indonesia masih didominasi oleh bisnis disektor
Payment sebesar 43%, Lending sebesar 17%, Aggregator 13%,
sisanya berbentuk Personal or financial planning, Crowdfunding,
dan lain-lain (Hadad, 2017). Istilah metode crowdfunding mulai
dikenal pada tahun 2008 dengan terbentuknya situs crowdfunding
Amerika yang merupakan crowdfunding terbesar di dunia yakni
Kickstarter dan Indiegogo. Namun, di Indonesia crowdfunding
baru bermunculan pada tahun 2012, antara lain: Wujudkan.com,
AyoPeduli.com, Patungan.net, Kitabisa.com, dan
GandengTangan.com (Rachmaniyah & Nugroho, 2019).
Ketergantungan terhadap perbankan atau bisa disebut sebagai
industri finansial konvensional lebih banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia dibandingkan dengan platform
crowdfunding. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang keuangan terutama crowdfunding
yang merupakan salah satu inovasi dibidang teknologi keuangan,

Crowdfunding di Indonesia
122
sehingga mengakibatkan perkembangan crowdfunding menjadi
lambat. Seiring berkembangnya waktu telah bermunculan
beberapa crowdfunding yang tadinya hanya sekitar 6,5%
meningkat menjadi 93,5%. Tiga diantaranya merupakan jenis
crowdfunding Donation Based yaitu AyoPeduli.com,
Patungan.net, dan Kitabisa.com. Crowdfunding ini bergerak di
bidang sosial non profit, seperti: kesehatan, pendidikan,
lingkungan dan budaya (Rachmaniyah & Nugroho, 2019).
Pada tahun 2018, OJK mengeluarkan peraturan yaitu POJK
Nomor 37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui
Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi sebagai awalnya
dimulai equity crowdfunding. Namun, pada tahun 2020, POJK
tentang Equity Crowdfunding tadi tidak berlaku lagi, dan
digantikan dengan POJK Nomor 57/POJK.04/2020 Tentang
Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi
Informasi atau Securities crowdfunding.
Securities crowdfunding adalah perkembangan dari skema
equity crowdfunding dengan memperluas cakupan dari securities
crowdfunding menjadi untuk semua UMKM yang tanpa
diharuskan berbentuk badan hukum, serta jenis efek yang
ditawarkan tidak hanya terbatas pada saham saja, melainkan juga
ada efek yang berbentuk obligasi, sukuk, surat utang, dan yang
lainnya. Securities crowdfunding memiliki tujuan utama untuk
memberikan alternatif pendanaan terhadap UMKM dan pelaku
usaha pemula (Startup) untuk mendapatkan dana melalui pasar

Crowdfunding di Indonesia
123
modal (Soemarsono & Sofianti, 2021). Securities crowdfunding
ini diharapkan dapat memengaruhi banyak UMKM dari berbagai
sektor, mulai dari retail, property, food and beverage dan yang
lainnya. Selama UMKM itu membutuhkan pelayanan urun dana,
maka UMKM tersebut bisa mendapatkan banyak keuntungan
melalui securities crowdfunding.
Berdasarkan perkembangan crowdfunding maka beberapa
pengelola platform crowdfunding membentuk asosisasi guna
mendukung pengembangan ekosistem crowdfunding atau layanan
urun dana. Asosiasi tersebut bernama ALUDI (Asosiasi Layanan
Urun Dana Indonesia) yang berdiri pada bulan Juli 2020, dan pada
tanggal 11 November 2020 ALUDI mendapatkan pengakuan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai asosiasi penyelenggara.
Hal ini ditetapkan dalam Keputusan Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan Nomor KEP-60/D.04/2020 Tentang Pengakuan
Terhadap Perkumpulan Sebagai Asosiasi Penyelenggara Layanan
Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi. Pengurus, pengawas,
dan para penyelenggara ALUDI bersepakat untuk membangun,
memperkuat, dan menjaga ekosistem industri layanan urun dana
yang saat ini sedang berkembang di Indonesia dengan
memberikan advokasi, informasi, konsultasi dan menjalankan
fungsi pengawasan terhadap ekosistem industri layanan urun dana
di Indonesia. Visi dari ALUDI sendiri adalah menjadi ekosistem
industri layanan urun dana melalui penawaran saham berbasis
teknologi terdepan yang mendorong terciptanya kesejahteraan

Crowdfunding di Indonesia
124
masyarakat dan pengembangan ekonomi Indonesia melalui
teknologi informasi.
Salah satu syarat bagi calon penyelenggara layanan urun dana
yang ingin mendapatkan izin sebagai penyelenggara berizin resmi
dari OJK, maka menjadi anggota ALUDI menjadi salah satu
syarat pemenuhan proses tersebut. Adapun syarat dan dokumen
yang harus disiapkan dan diserahkan kepada Aludi :
1. Salinan dokumen Akta Pendirian Perusahaan dan Akta
Perubahan Terakhir (jika ada)
2. Salinan dokumen pengesahan Surat Keputusan
KEMENKUMHAM
3. Salinan dokumen NPWP Perusahaan Penyelenggara.
4. Menandatangani surat pernyataan tunduk dan patuh serta akan
mengikuti segala ketentuan yang berlaku di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan ALUDI (dicetak dengan KOP Surat
Perusahaan dan dibubuhkan Cap Stempel beserta Materai Rp
10.000)
5. Dokumen Profil Perusahaan (berisikan Bisnis Model Usaha)
6. Membayar iuran keanggotaan sebesar Rp 20.000.000,- (Dua
puluh juta rupiah) untuk masa berlaku satu tahun.

Anggota ALUDI sampai November 2021 terdapat 35


penyelenggara layanan urun dana yang sudah terverifikasi dan ada
7 penyelenggara yang sudah mendapat izin beroperasi dari OJK.

Crowdfunding di Indonesia
125
Berikut nama-nama anggota ALUDI yang sudah terverifikasi dan
sudah mendapatkan izin operasi dari OJK:
1. Santara (PT. Santara Daya Inspiratama);
2. Bizhare (PT. Investasi Digital Nusantara);
3. CrowdDana (PT. CrowdDana Teknologi Indonusa);
4. LandX (PT. Numex Telnologi Indonesia);
5. Danasaham (PT. Dana Saham Bersama);
6. FundEx (PT. Dana Investasi Bersama);
7. Shafiq (PT. Shafiq Digital Indonesia).
Anggota lainnya yang sudah terverifikasi dan belum
mendapatkan izin operasi dari OJK:
1. Aamira (PT. Amana Karya Teknologi);
2. Angel (PT Angel Investor Indonesia);
3. Benih Bersama (PT. Modal Anak Bangsa);
4. Bursadana (PT. Bursadana Investama Teknologi);
5. Bursa REIT (PT. DIRE Teknologi Bersama);
6. Byznis (PT. Bisnis Digital Optima);
7. Dakumu (PT. Danaku Danamu Makmur);
8. Danamart (PT. Dana Aguna Nusantara);
9. Equid (PT. Likuid Jaya Pratama);
10. Esyirkah (PT. Syirkah Dana Investama);
11. Fulusme (PT Fintek Andalan Solusi Teknologi);
12. Greenfund (PT. Global Kreasi Dana);
13. Julizar (PT. Investasi Bersama Bangsa Indonesia);
14. LBS Urun Dana (PT LBS Urun Dana);

Crowdfunding di Indonesia
126
15. Pakarmodal (PT. Karya Energi Asia);
16. Pramdana (PT. Griya Danaku Digital Investama);
17. Prodana (PT. Protemus Dana Bersama);
18. PropertiLord (PT Teknologi Investasi Properti);
19. Propertree.id (PT Propertree Investa Cendekia);
20. Punya Bersama (PT. Bersama Milik Bangsa);
21. Sfund (PT Surya Fajar Equity Fund);
22. Swadaya (PT. Swadaya Reksabumi Investama);
23. Udana.id (PT. Dana Rintis Indonesia);
24. Urunmodal (PT. Urunmodal Dot Com);
25. Urunri (PT. Urun Bangun Negeri);
26. Vestora (PT Halalvestor Global Asia);
27. Visiku (PT. Amantra Investama Indodana);
28. Xaham (PT Xaham Fintek Ekuitas).

C. Securities Crowdfunding di Indonesia

S ecurities crowdfunding merupakan inovasi


pembiayaan yang diluncurkan di Indonesia pada tahun
2021 oleh OJK dengan mengacu kepada aturan POJK No. 37
model

Tahun 2018 dan POJK No. 57 Tahun 2020.Securities


crowdfunding merupakan bentuk baru dari equity crowdfunding
yang berguna untuk menjawab keresahan pelaku crowdfunding
seperti penerbit, penyelenggara atau platform, dan pemodal. Hal
ini karena securities crowdfunding memiliki keunggulan seperti
(Money+, 2021):

Crowdfunding di Indonesia
127
1. Memiliki beragam instrument investasi yang dapat menjadi
pertimbangan pilihan oleh investor dan penerbit seperti saham,
saham syariah, sukuk, hingga obligasi;
2. Dalam equity crowdfunding perusahaan penerbit hanya
dikhususkan untuk perusahaan yang telah berbadan hukum
Perseroan Terbatas (Hisan & Septiarini). Sedangkan di
securities crowdfunding selain berbadan hukum PT juga dapat
berbadan hukum lain seperti CV dan Firma kini dapat
melakukan proses layanan urun dana.

Dalam proses pendaftaran pada platform crowdfunding


perusahaan harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh platform
penyelenggara, syarat dan ketentuan pada masing-masing
platform crowdfunding memiliki ciri khas yang berbeda.
Umumnya, langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan
penerbit untuk mendaftarkan dirinya pada platform crowdfunding
adalah :

1. Lolos seleksi sebagai perusahaan berbadan hukum yang sudah


memiliki pengalaman atau track record bisnis yang baik.
2. Memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan oleh platform,
syarat administrasi biasanya berupa profil perusahaan, laporan
keuagan perusahan, serta proposal yang akan dikampanyekan.
3. Melakukan meeting untuk mempresentasikan proposal,
meeting bisa dilakukan melalui offline maupun online.

Crowdfunding di Indonesia
128
4. Platform melakukan seleksi dengan melihat profil perusahaan
dan kewajaran laporan keuagan perusahaan penerbit.
5. Platform melakukan visit pada perusahaan penerbit.
6. Jika sudah dianggap cukup memenuhi syarat dan lolos seleksi
maka perusahaan penerbit bisa listing dan mendapat
pendampingan dari pihak platform penyelenggara berupa
penetapan estimasi dividen, penetapan waktu pembagian
dividen, dsb.

Platform crowdfunding memiliki ciri khas masing-masing


berupa keunggulan yang ditawarkan kepada penerbit dan
pemodal. Selain itu, pihak platform selaku penyelenggara juga
harus memiliki izin beroprasi dari OJK. Berikut terdapat beberapa
platform yang sudah mendapatkan izin beroprasi dari OJK:

1. Santara

PT. Santara Daya Inspiratama atau Santara merupakan


platform equity crowdfunding pertama yang berizin dan
diawasi Otoritas Jasa Keuangan pada bulan September 2019.
Per November 2021 jumlah perusahaan yang mendaftar di
platform Santara sebanyak 6.358 perusahaan penerbit, namun
baru 88 perusahaan penerbit yang lolos listing. Santara per
November 2021 sudah menghimpun dana sebanyak 147,9
Miliar dengan jumlah member yang terdaftar sebanyak
305.903 member.

Crowdfunding di Indonesia
129
Peran Santara dalam mempertemukan Pemodal dan
Penerbit adalah:
a. Melakukan review terhadap bisnis calon Penerbit yang
ingin mendapatkan pendanaan.
b. Menyediakan system penggalangan dana investasi (Equity
Crowdfunding).
c. Menjadi penghubung antara Pemodal, Penerbit, dan
regulator terkait.
d. Melakukan pengawasan terhadap berjalannya proses bisnis
dalam layanan urun dana ini (baik dari sisi pemodal dan
penerbit) agar dapat tetap berjalan sesuai koridor peraturan
yang berlaku.

Sebagai pemodal kita dapat melakukan investasi dengan


cara:
a. Buat akun di Santara, cukup dengan klik daftar di tab
navigasi lalu isi form pendaftaran.
b. Melengkapi profil investor dengan mengisi form KYC,
agar pihak Santara bisa mengetahui preferensi investor dan
memverifikasi keaslian profil investor untuk keamanan
berinvestasi.
c. Menunggu verifikasi dari platform, tim Santara akan
memverifikasi form biodata dan memastikan proses
verifikasi dilakukan dalam 24 - 72 jam.

Crowdfunding di Indonesia
130
d. Investor memilih bisnis favorit yang akan diinvestasi.
Bisnis sudah berjalan, lebih cepat untungnya lebih kecil
risikonya.
e. Investor memasukkan nominal investasi diinginkan.
Investor akan mendapatkan bagi hasil sesuai persentase
nominal yang dimasukkan.

Sebagai perusahaan penerbit berikut adalah langkah yang


harus dilakukan untuk mendaftarkan diri pada platform
Santara:
a. Buat akun perusahaan di Santara, cukup dengan klik daftar
di tab navigasi lalu isi form pendaftaran.
b. Masukan data bisnis Anda beserta gambar dan video profil
perusahaan untuk menarik Pemodal.
c. Tunggu proses verifikasi, setelah verifikasi bisnis Anda
masuk ke pra-listing dan Pemodal akan melakukan vote
untuk memilih bisnis yang akan listing selanjutnya.
d. Bisnis dengan vote yang banyak dan memenuhi syarat
listing dan Santara akan melakukan pendanaan. Pemodal
bisa investasi di perusahaan penerbit.

Berikut adalah beberapa keunggulan yang dimiliki oleh


platform Santara:
a. Ada banyak pilihan bisnis UKM
Jika Anda ingin berinvestasi di banyak bisnis, maka
Santara adalah tempat yang tepat. Anda tidak perlu

Crowdfunding di Indonesia
131
mencari dan berkenalan dengan owner bisnis yang Anda
mau satu per satu. Santara menawarkan bisnis-bisnis UKM
dari berbagai bidang mulai dari kuliner, jasa, manufaktur
dan lain sebagainya yang bisa Anda pilih sesuka hati.
b. Passive Income, tidak perlu terlibat operasional
Berinvestasi pada UKM di Santara memungkinkan Anda
mendapatkan dividen usaha UKM tanpa perlu terlibat
dalam operasional UKM yang Anda investasikan.
c. Praktis, Semua Layanan Dalam Satu Platform
Proses memilih UKM, investasi hingga mendapatkan
dividen bisa dilakukan di satu platform saja.
d. Modal Terjangkau
Dengan sistem Equity Crowdfunding maka berinvestasi
dengan memiliki sebagian saham di bisnis UKM bisa
dimulai dengan modal yang relatif terjangkau.
e. Anda berhak menentukan bisnis yang akan listing
Melalui fitur pra-listing, para pengguna bisa bersama-
sama melakukan review dan penilaian terhadap bisnis
yang mengajukan menjadi diri menjadi Penerbit di
Santara. Sehingga penilaian bisa lebih objektif dan
komprehensif. Bandingkan jika Anda berinvestasi sendiri,
Anda akan dan harus melakukan penilaian sendiri terhadap
UKM tersebut.

Crowdfunding di Indonesia
132
2. Bizhare

PT. Investasi Digital Nusantara atau Bizhare mendapatkan


izin operasi dari OJK pada tanggal 23 Agustus 2021. Terdapat
3 jenis efek yang ditawarkan oleh penerbit pada platform
Bizhare yaitu saham, bond (obligasi), sukuk (syariah). Dalam
praktinya pemodal dapat menyalurkan dana pada penerbit
dengan nominal paling sedikit 50.000/lembar saham. Bizhare
selaku penyelenggara mendapatkan kuasa dari pemodal untuk:
a. Pengurusan legalitas perusahaan.
b. Membagikan keuntungan, kupon, bagi hasil, dan
pelunasan sebelum atau sesuai jatuh tempo.
c. Melaporkan laporan keuangan secara berkala melalui
sistem Bizhare.

Sebagai pemodal, berikut adalah langkah yang harus


dilakukan untuk mendaftarkan diri pada platform Bizhare :
a. Sign Up dan Login sebagai Investor
b. Melengkapi profil investor dan proses KYC
1) Isi profil user termasuk foto selfie, foto KTP
2) Menunggu verifikasi admin max 1 x 24 Jam
c. Melihat kampanye penggalangan dana yang sedang
berlangsung
d. Cek detail bisnis, latar belakang, prospektus dan data
historikal perusahaan

Crowdfunding di Indonesia
133
e. Pembayaran transaksi investasi melalui Escrow
Account
f. Mendapatkan email konfirmasi pembelian efek
g. Cek performa bisnis dan/atau laporan keuangan di
dashboard investor
h. Tarik keuntungan investasi anda dari akun investor ke
rekening bank yang terdaftar

Sebagai perusahaan penerbit, berikut adalah kriteria untuk


mendaftarkan perusahaan pada platform Bizhare:
a. Omzet minimal Rp 1 Miliar/tahun secara historis;
b. Bisnis sudah berjalan minimal 1-2 tahun;
c. Memiliki minimal 3 outlet di seluruh Indonesia untuk
bisnis offline;
d. Memiliki pencatatan Laporan Keuangan yang memenuhi
standar akuntansi umum;
e. Karakter founder/ owner bisnis yang kuat dan
berpengalaman di bidangnya
f. Memiliki Tren Sales dan Kinerja Meningkat di masa
pandemi Covid-19 merupakan nilai tambah
g. Memiliki landasan Project berupa Kontrak, Invoice/PO
dari Pemerintah/ BUMN/ BUMD/ Korporasi (untuk skema
Obligasi/Sukuk)

Berikut adalah keunggulan dan keuntungan yang akan


didapatkan jika menggunakan platform Bizhare:

Crowdfunding di Indonesia
134
a. Fleksibilitas memilih Bisnis kualitas terbaik dalam satu
genggaman
Investor dapat bebas memilih untuk berinvestasi di
berbagai pilihan bisnis yang telah disediakan platform
Bizhare, sesuai dengan preferensi anda.
b. Produk yang sesuai kebutuhan Investor
Produk investasi bisnis di Bizhare memiliki beragam
produk yang sesuai kebutuhan investor yaitu saham,
obligasi dan sukuk. Produk investasi saham melalui
Bizhare menggunakan pembagian dividen kepada investor
sesuai persentase kepemilikan saham, sehingga tidak ada
riba. Untuk produk investasi Bond (Obligasi)
menggunakan pengembalian imbalan berupa kupon/imbal
hasil tetap, dengan sistem pengembalian modal pada
waktu jatuh tempo dan untuk produk investasi Sukuk
(Syariah) merupakan sistem bagi hasil sesuai syariat
agama islam.
c. Legal
Hanya dengan berinvestasi minimal 50 ribu/lembar,
investor sudah memiliki legalitas kepemilikan perusahan
dengan bukti kepemilikan efek melalui penitipan secara
kolektif pada kustodian(KSEI) secara resmi, mirip ketika
investor berinvestasi di pasar modal. Sebagai
penyelenggara, Bizhare juga sudah berizin dan diawasi
oleh OJK sehingga aman dan jelas secara legal.

Crowdfunding di Indonesia
135
d. Transparansi Laporan keuangan dan laporan performa
bisnis yang tepat waktu
Investor dapat memantau laporan keuangan dan laporan
operasional bisnis dari penerbit setiap tanggal 20 setiap
bulannya, serta dapat menanyakan tentang perkembangan
bisnis penerbit kepada tim support relation Bizhare melalui
Fitur Tanya Admin yang dapat diakses melalui dashboard
investor di bagian “Bisnis Saya”.
e. Keuntungan
Investor akan mendapatkan pembagian keuntungan dari
bisnis yang diinvestasi (dividen/imbal hasil) dan atau
keuntungan dari potensi kenaikan harga saham melalui
penjualan saham di pasar sekunder (capital gain), setelah
minimal 1 tahun. Fitur pasar sekunder ini, hanya berlaku
untuk jenis efek berupa saham, sesuai ketentuan OJK.

3. CrowdDana

PT. CrowdDana Teknologi Indonusa atau CrowdDana


mendapatkan izin operasi dari OJK pada tanggal 31 Desember
2019. Sebagai investor, berikut adalah langkah untuk
berinvestasi di platform CrowdDana:
a. Menyelesaikan verifikasi akun;
b. Melakukan deposit uang ke saldo CrowdDana;
c. Memilih bisnis atau proyek yang ingin di-investasikan;
d. Megambil keputusan dan investasi di suatu bisnis.

Crowdfunding di Indonesia
136
Berikut adalah hal yang harus diketahui investor sebelum
berinvestasi:
a. Pelajari prospektusnya terlebih dahulu;
b. Ketahui prospek bisnis dan potensi keuntungannya;
c. Sesuaikan ekspektasi dengan mempertimbangkan risiko
bisnis yang dapat terjadi;
d. Sisihkan dana investasi dan melakukan diversifikasi di
beberapa usaha.

Keunggulan melakukan layanan urun dana pada platform


CrowdDana adalah:
a. Keuntungan dalam bentuk dividen yield & capital gain.
15% - 25% per tahun.
b. Kepemilikan bisnis dalam bentuk saham, dan dapat
diperjualbelikan di market place.
c. Investasi dengan modal kecil yang terjangkau untuk
masyarakat luas.
d. Biaya transaksi yang rendah dibanding standar industri
bisnis.

4. LandX

PT. Numex Teknologi Indonesia atau LandX mendapatkan


izin operasi dari OJK pada tanggal 23 Desember 2020.
Terdapat 3 jenis pengembangan usaha pada platform LandX
yaitu dibidang properti, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Crowdfunding di Indonesia
137
(UMKM), serta bisnis rintisan (startup). Per November 2021
LandX sudah dapat mendanai 137,71 Miliar untuk 24
perusahaan penerbit yang sudah lolos listing. Terdapat 67.884
investor yang terdaftar pada platform LandX dan dividen yang
pernah dibagikan landX per November 2021 adalah 2,29
miliar. LandX menetapkan biaya administrasi sebesar 5% dari
dana yang diperoleh atas penawaran saham.

LandX mempunyai beberapa keunggulan seperti:


a. Perusahaan yang terdaftar di aplikasi LandX adalah
perusahaan-perusahaan yang telah melewati seleksi ketat
secara kuantitatif dan kualitatif oleh analis;
b. LandX sudah mendapatkan sertifikasi ISO 27001
menjadikan platform LandX mempunyai sistem
manajemen keamanan informasi yang baik untuk
melindungi data pemodal;
c. Pemodal dapat menjadi pemegang saham perusahaan
penerbit mulai dengan berinvestasi sebesar 1 juta rupiah.

5. Dana Saham

PT. Dana Saham Bersama atau Danasaham telah


mendapatkan izin dari OJK pada tanggal 14 April 2021. Per
November 2021 perusahaan yang mendaftar pada platform
Danasaham sebanyak 12 perusahaan, namun baru ada 1
perusahaan yang listing pada platform ini. Danasaham per

Crowdfunding di Indonesia
138
November 2021 sudah menyalurkan dana ke perusahaan
sebesar 2 Miliar dengan jumlah member pemodal sebanyak 68
orang.
Sebagai pemodal, berikut adalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam berinvestasi di platform Danasaham:
a. Melakukan registrasi sebagai pemodal;
b. Melakukan konfimasi data pemodal;
c. Melakukan transaksi saham pada platform Danasaham;
d. Melakukan proses pembayaran;
e. Saham berhasil didapatkan oleh pemodal;
f. Mendapatkan pembagian dividen berdasarkan RUPS.

Sebagai perusahaan penerbit, berikut adalah langkah-


langkah yang dilakukan pada platform Danasaham:
a. Melakukan registrasi;
b. Melakukan konfirmasi data;
c. Melakukan analisis harga saham;
d. Menunggu masa pengumpulan dana;
e. Bisnis telah diterbitkan;
f. Dana diterima dan dapat menjalankan usaha.

Crowdfunding di Indonesia
139
6. FundEx

PT Dana Investasi Bersama atau FundEx merupakan


badan hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan
mengoperasikan Layanan Urun Dana. Perusahaan
menyediakan layanan penawaran saham yang dilakukan oleh
pelaku usaha pemula (penerbit) untuk menjual saham secara
langsung kepada pemodal melalui jaringan sistem elektronik
yang bersifat terbuka. FundEx mendapat izin dari OJK pada
tanggal 06 September 2021.

Dalam proses layanan urun dana pada platform FundEx


perusahaan penerbit harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Badan usaha berbentuk perseroan terbatas
b. Bukan badan usaha yang dikendalikan oleh suatu
kelompok atau konglomerasi
c. Bukan perusahaan terbuka atau anak perusahaan terbuka
d. Badan usaha dengan kekayaan bersih tidak lebih dari 10
M, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

Berikut adalah alur perusahaan penerbit dalam proses


pendanaan pada platform FundEx :
a. Daftarkan usaha penerbit
Daftarkan usaha penerbit dengan mengirimkan seluruh
dokumen yang dibutuhkan. Tim FundEx akan melakukan
proses uji kelayakan terhadap pengajuan dana yang

Crowdfunding di Indonesia
140
perusahaan penerbit kirimkan untuk menentukan lolos atau
tidaknya ke tahap selanjutnya.
b. Mulai Menawarkan Efek dan Menggalang Dana
Jika perusahaan penerbit lolos proses uji kelayakan,
Perusahaan penerbit dapat memulai penggalangan dana
dengan menawarkan efek selama maksimal 45 hari. Hasil
penggalangan dana akan disimpan di Escrow Account
sampai penawaran efek selesai.
c. Mendaftarkan Efek ke KSEI
Setelah pendanaan efek terpenuhi, Perusahaan penerbit
akan melakukan pendaftaran efek di Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI). Tim FundEx akan mendampingi
perusahaan penerbit selama proses pendaftaran hingga
efek diterbitkan.
d. Terima Dana Investasi
Setelah efek diterbitkan, FundEx akan memproses
pengiriman dana investasi dari escrow account langsung
ke rekening perusahaan penerbit. Dengan dana tersebut,
perusahaan penerbit dapat mulai mengembangkan usaha.

Berikut adalah alur sebagai pemodal dalam melakukan


kegiatan investasi pada platform FundEx:
a. Pemodal melakukan pendaftaran di platform FundEx
dengan memilih opsi investasi pribadi atau investasi
institusi pada halaman registrasi. Proses pendaftaran

Crowdfunding di Indonesia
141
investasi institusi harus dilakukan oleh direktur utama atau
pihak yang memiliki surat kuasa;
b. e-KYC (Know Your Customer) adalah proses untuk
mengidentifikasi dan memverifikasi calon pemodal secara
elektronik. FundEx akan melakukan validasi berdasarkan
dokumen elektronik yang diunggah oleh pemodal.
Pemodal yang belum lulus e-KYC tidak dapat membeli
efek. Jika sudah lulus e-KYC, FundEx akan membuatkan
SID1 (jika belum ada) dan SRE2 untuk pemodal di bank
kustodian;
c. Pencarian bisnis dan penelusuran market
1) Pemodal dapat mencari dan menganalisis bisnis
berdasarkan data dan informasi yang ditampilkan oleh
FundEx berupa prospektus, profil perusahaan, data
keuangan, dan lain sebagainya;
2) Pemodal dapat melihat portofolio dan memantau
perkembangan penerbit efek bersifat ekuitas. Proses ini
perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan pemodal
untuk menjual/membeli saham di pasar sekunder;
d. Setelah melakukan pencarian bisnis, pembelian efek dapat
dilakukan apabila pemodal merasa cocok dengan
portofolio bisnis penerbit. Pemodal dapat membeli efek
jika pemodal telah menandatangani perjanjian dengan
FundEx;

Crowdfunding di Indonesia
142
e. Apabila penerbit mencapai target pendanaan (fully
funded), maka pemodal dapat memiliki efek yang telah
dibeli. Efek akan didistribusikan ke SRE2 pemodal di
Bank Kustodian setelah penerbit mendaftarkan efek ke
KSEI;
f. Memantau perkembangan penerbit dan realisasi proyek
1) Pemodal dapat memantau penggunaan dana penerbit
untuk pengerjaan proyek. FundEx akan memberikan
laporan terkait perkembangan proyek dan hambatan
pengerjaan proyek (jika ada) kepada pemodal per tiap
kuartal maupun laporan insidentil.
2) Pemodal dapat memantau perkembangan penerbit
secara berkala di platform FundEx. FundEx akan
memberikan laporan perkembangan penerbit kepada
pemodal per tiap semester maupun laporan insidentil.
g. Setelah melakukan penelusuran market, pemodal dapat
melakukan jual/beli efek di pasar sekunder. Pasar sekunder
akan dibuka dua kali dalam setahun. Terdapat dua metode
jual/beli dalam pasar sekunder, yaitu metode limit dan
metode market. Dalam metode limit, pemodal menentukan
sendiri harga saham yang ingin dijual/dibeli, sedangkan
dalam metode market pemodal menggunakan harga pasar.
h. Pemodal dapat menerima dividen dari penerbit jika
penerbit, melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham),
memutuskan untuk membagikan dividen.

Crowdfunding di Indonesia
143
i. Pemodal yang memiliki efek bersifat utang akan
mendapatkan keuntungan melalui pembayaran pokok
pinjaman dan kupon dengan nilai yang dijanjikan penerbit
setelah jatuh tempo.

Berikut adalah beberapa keunggulan dari platform


FundEx:
1. FundEx menawarkan fleksibilitas pilihan pendanaan bagi
perusahaan penerbit dengan memberikan opsi untuk
menerbitkan efek bersifat ekuitas (saham) dan efek bersifat
utang (obligasi).
2. FundEx memiliki infrastruktur yang sudah terintegrasi
dengan KSEI, Bank Kustodian, dan Escrow Account yang
menjamin keamanan dana sekaligus integritas data
transaksi penerbit maupun pemodal.
3. FundEx memiliki akses yang luas ke berbagai macam
investor ritel di seluruh Indonesia untuk memperkenalkan
perusahaan penerbit sehingga selain mendapatkan
pendanaan, perusahaan penerbit juga dapat meningkatkan
eksposur usahanya.

7. Shafiq

PT. Shafiq Digital Indonesia atau Shafiq mendapatkan izin


OJK pada tanggal 19 Agustus 2021. Berikut adalah peran
Shafiq sebagai platform pelaksana securities crowdfunding :

Crowdfunding di Indonesia
144
a. Melakukan review terhadap usaha calon Penerbit yang
ingin mendapatkan pendanaan, baik dari sisi bisnis
maupun sisi kesyariahannya;
b. Menyediakan, mengelola dan mengoperasikan sistem
penggalangan dana berupa penawaran Efek milik Penerbit
kepada Pemodal;
c. Menjadi penghubung antara Pemodal, Penerbit dan
Regulator terkait;
d. Melakukan pengawasan terhadap berjalannya proses bisnis
dalam layanan urun dana baik sebelum, ketika berlangsung
maupun setelah proses pendanaan selesai, agar tetap
berjalan sesuai koridor peraturan yang berlaku.

Sebagai pemodal, berikut merupakan langkah-langkah


untuk berinvestasi di platform Shafiq:
a. Daftarkan diri investor pada website shafiq.id
b. Setelah menerima Syarat dan Ketentuan SHAFIQ, akan
dikirimkan link aktivasi pada email yang didaftarkan.
c. Setelah email terkonfirmasi, investor dapat masuk pada
platform SHAFIQ lalu akan diminta untuk verifikasi no
HP. Verifikasi no HP akan dilakukan dengan cara
pengiriman kode OTP via SMS dari SHAFIQ.
d. Langkah berikutnya adalah proses KYC (Know Your
Customer), dimana investor harus mengisi semua tahapan
dan pertanyaan yang ada. Setelah investor mengisi semua

Crowdfunding di Indonesia
145
data pada proses KYC, maka akan dilakukan verifikasi
data oleh tim SHAFIQ yang memerlukan 1 hari kerja.
e. Investor akan menerima pemberitahuan via email terkait
status verifikasi data.
f. Jika data investor sudah terverifikasi, maka investor dapat
mulai berinvestasi di SHAFIQ.

Berikut adalah alur yang dilakukan perusahaan penerbit


untuk mendaftarkan diri pada platform Shafiq:
a. Mendaftarkan diri dan masuk ke website Shafiq
b. Daftarkan perusahaan menjadi penerbit pada website
Shafiq, atau pada Daftar Bisnis Saya yang bisa ditemukan
di laman Dashboard.
c. Kemudian perusahaan penerbit bisa mengisi informasi
tentang bisnis, unggah dokumen legalitas, dan unggah
foto-foto terkait bisnis.
d. Ketika seluruh informasi telah disampaikan dan
perusahaan penerbit memenuhi kriteria awal sebagai
Penerbit, maka Tim SHAFIQ akan menghubungi
perusahaan penerbit.

Berikut adalah keunggulan platform Shafiq diantaranya:


a. Bebas dari gharar (ketidakjelasan), zalim (ketidakadilan)
& riba (setiap utang piutang yang ditarik manfaat);
b. Proses terintegrasi teknologi serta perlindungan atas data
pengguna platform dengan biaya yang relatif terjangkau;

Crowdfunding di Indonesia
146
c. Investasi pada bisnis yang memiliki risiko terukur serta
imbal hasil yang bersaing dengan instrumen sejenis.

Crowdfunding merupakan salah satu usaha dibidang jasa


keuangan dengan mengandalkan modal kepercayaan. Kalau
kepercayaan sudah hilang maka tidak mungkin usaha tersebut bisa
bertahan. Untuk membangun dan menjaga kepercayaan tersebut
maka perusahaan platform crowdfunding perlu memperhatikan
stakeholder-nya, yaitu UKM atau perusahaan penerbit, investor,
dan regulator. Untuk membangun kepercayaan para stakeholder
dibutuhkan sumberdaya dan komitmen dari pendiri platform yang
kuat. Sumberdaya yang diperlukan dalam membangun platform
crowdfunding adalah: sistem, SDM, infrastruktur (hardware,
gedung kantor, perlengkapan, peralatan). Pertama kali yang perlu
diperhatikan adalah mempunyai sistem aplikasi yang mumpuni
agar dapat memenuhi kebutuhan para stakeholdernya. Hal ini
karena jenis usaha ini merupakan jenis usaha yang sebagian besar
beroperasi secara online. Usaha untuk menjaga kerahasiaan data
agar tidak tersebar ke publik mutlak diperlukan, sehingga
diperlukan system yang aman dan bisa menjaga kerahasiaan
penggunanya baik penerbit maupun investor.
Guna memenuhi tujuan tersebut, maka perusahaan platform
crowdfunding disyaratkan memiliki sertifikasi ISO 27001:2013.
Dengan memiliki sertifikasi tersebut dinilai sangat penting bagi

Crowdfunding di Indonesia
147
perusahaan platform untuk membangun kepercayaan dari berbagai
pemangku kepentingan. Sebagai perusahaan yang akan menangani
data dalam jumlah besar (big data) dari berbagai pihak, akan
menjadi tolak ukur seberapa aman penerapan sistem keamanan
data dan informasi pada platform tersebut. ISO 27001 adalah
standar internasional untuk penerapan sistem manajemen
keamanan informasi yang lebih dikenal dengan Information
Security Management Systems (ISMS). Menerapkan standar ISO
27001 membantu organisasi atau perusahaan membangun dan
memelihara ISMS, yang merupakan seperangkat elemen yang
saling berhubungan dengan organisasi atau perusahaan yang
digunakan untuk mengelola dan mengendalikan risiko keamanan
informasi dan untuk melindungi dan menjaga kerahasiaan,
integritas, dan ketersediaan informasi. Sehingga perusahaan
platform crowdfunding yang sudah mempunyai sertifikasi tersebut
tentunya akan meningkatkan kepercayaan dari pemangku
kepentingan dalam keamanan datanya.
Sumber daya yang diperlukan selanjutnya adalah SDM yang
handal dalam operasional perusahaan platform. SDM krusial yang
diperlukan adalah dibidang IT untuk menjaga kinerja sistemnya,
analisis/konsultan bisnis yang ahli dalam menilai kelayakan suatu
usaha, marketing dan public relation untuk dapat menghimpun
penerbit dan investor, SDM dibidang legal formal, serta SDM
dibidang keuangan untuk menjaga arus kas operasional dan
laporan keuangan perusahaan. Pada tahap awal, sebuah

Crowdfunding di Indonesia
148
perusahaan membutuhkan SDM dibidang IT dan analisis
kelayakan usaha karena hal tersebut merupakan titik awal
perusahaan dalam menjalankan platform equity crowdfunding.
Sehingga dengan SDM yang mumpuni akan dapat menjaga
kualitas layanan untuk pemangku kepentingan.
Proses mendapatkan izin dari OJK sebagai salah satu regulator
juga membutuhkan waktu, sehingga membutuhkan komitmen
yang tinggi dari pendiri platform equity crowdfunding. Sebelum
mendapatkan izin dari OJK maka platform tersebut tidak dapat
melakukan kampanye penawaran umum efek yang berakibat tidak
ada pemasukan bagi perusahaan. Hal tersebut perlu adanya
strategi dalam operasional perusahaan untuk memangkas biaya-
biaya yang kurang diperlukan sehingga pengeluaran perusahaan
dapat ditekan seminimal mungkin. Selama proses pengurusan izin
tersebut, perusahaan dapat melakukan pendekatan pada UKM
yang potensial agar mau memercayakan penggalangan dana di
platform mereka, sehingga ketika izin keluar penerbit yang sudah
siap dapat langsung dikampanyekan.

Crowdfunding di Indonesia
149
D. Tahapan Investasi
Berikut ini ilustrasi tahapan proses investasi melalui platform
crowdfunding:

Gambar 4. Tahapan Investasi Crowdfunding

1. Platform crowdfunding menerima form pendaftaran dan


dokumen pelengkap dari UKM untuk menjadi penerbit
penawaran efek.
2. Penyelenggara/ platform melakukan proses seleksi (screening)
yang terdiri dari beberapa tahap diantaranya: a) Review
dokumen perusahaan calon penerbit yang mengajukan
permohonan (submit) melalui sistem platform; b) Presentasi
secara daring atau luring oleh calon penerbit; c) Apabila
memungkinkan dilakukan kunjungan lapangan atau calon
penerbit menyerahkan video kondisi lapangan; d) Pembahasan

Crowdfunding di Indonesia
150
hasil evaluasi pada rapat komisi platform untuk menentukan
layak atau tidaknya perusahaan menjadi penerbit penawaran
efek.
3. Kemudian penyelenggara/ platform dan perusahaan penerbit
akan membahas struktur baik secara legal formal maupun
keuangan agar lebih sesuai dan menarik untuk disajikan dalam
prospektus, dimana didalamnya juga terdapat ketentuan
apakah menggunakan “pendanaan minimum” (keep it all) atau
“pendanaan yang dibutuhkan” (all or nothing) yang akan
berdampak pada pengelolaan dana yang diperoleh.
4. Penawaran umum dilakukan selama kurun waktu 45 (empat
puluh lima) hari.
5. Pemodal atau investor melakukan penilaian terhadap
penawaran perusahaan penerbit yang terdaftar di platform
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan
investasi yang akan dilakukan.
6. Setelah memenuhi batas waktu 45 hari, jika tidak memenuhi
pendanaan minimal atau pendanaan yang dibutuhkan maka
penggalangan dana tersebut akan dibatalkan. Jika sudah
memenuhi minimal pendanaan atau sesuai yang dibutuhkan,
dilanjutkan dengan proses administrasi pencairan dan
administrasi kepemilikan hak oleh pemodal atau investor.
7. Setelah proses pencairan, investor dan platform akan
melakukan pengawasan apakah perusahaan penerbit dalam
operasional usahanya sesuai dengan yang dijanjikan dalam

Crowdfunding di Indonesia
151
prospektus atau sebaliknya. Jika terjadi ketidaksesuaian (hasil
dibawah standar), maka ada sebagian platform menyediakan
tempat konsultasi atau pendampingan untuk mencari solusi
bersama, sedangkan sebagian lainnya hanya memberikan
peringatan dan memberikan dukungan promosi produk
perusahan penerbit.
8. Penyerahan hak (bagi hasil atau dividen) pada investor.
Melihat demikian mudahnya model pendanaan crowdfunding
sebagai alternatif pendanaan selain jasa keuangan perbankan,
diharapkan akan dapat menumbuhkan minat usaha serta investasi
masyarakat. Mengingat model pendanaan crowdfunding memiliki
banyak keunggulan dan manfaat, diantaranya: bagi perusahaan
penerbit dengan adanya crowdfunding akan semakin memudahkan
dalam memperoleh pendanaan untuk melakukan ekspansi atau
pengembangan usaha. Di samping itu crowdfunding juga dapat
meningkatkan literasi bagi perusahaan/ UKM, karena untuk dapat
lolos sebagai perusahaan penerbit harus memiliki manajemen
usaha yang baik utamanya dalam bidang keuangan. Selain itu juga
semakin membuat mudahnya perusahaan dalam perluasan pangsa
pasarnya dengan adanya dukungan pemasaran dari pihak
platform. Terakhir, manfaat bagi investor dengan adanya fasilitasi
crowdfunding adalah semakin bertambahnya alternatif pilihan
dalam berinvestasi.

Crowdfunding di Indonesia
152
BAB 6
PENUTUP

B uku ini merupakan hasil penelitian mengenai crowdfunding


sebagai salah satu solusi pengembangan
berdasarkan studi pustaka dan wawancara dengan berbagai
UMKM,

narasumber. Penelitian ini mendapat dukungan dari Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dan Asosiasi Layanan Urun
Dana Indonesia (ALUDI)

Buku ini dirancang sedemikian rupa agar mudah ditelaah dan


dipahami, namun demikian penulis memiliki keterbatasan-
keterbatasan sehingga sudah tentu buku banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap adanya feedback
konstruktif untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga buku ini dapat


memberikan manfaat untuk kemaslahatan dan kemajuan dunia
pendidikan pada umumnya, serta dunia usaha khususnya fintech.

Crowdfunding di Indonesia
153
Crowdfunding di Indonesia
154
DAFTAR PUSTAKA

ACPR. (2010). Autorite de Controle Prudentiel et de resolution.


Retrieved November 17, 2021 from https://acpr.banque-
france.fr/page-sommaire/presentation-de-lacpr
Adhikary, B. K., Kutsuna, K., & Hoda, T. (2018). Crowdfunding:
lessons from Japan's approach. Springer.
Administrators, C. S. (2001). Canadian Securities Administrators.
Ardiansyah, T. (2019). Model financial dan teknologi (fintech)
membantu permasalahan modal wirausaha UMKM Di
Indonesia. Majalah Ilmiah Bijak, 16(2), 158-166.
Banhatti, R. D. (2016). Crowdfunding of a social enterprise: the
GloW project as a case study. In Crowdfunding in Europe
(pp. 223-239). Springer.
Butturini, P. (2016). Financial Crowdfunding Regulation in EU
Countries. In Crowdfunding for SMEs (pp. 185-210).
Springer.
Chiyachantana, C. N., Pinta, T., Taechapiroontong, N.,
Wongkham, A. J. I. R. J. o. F., & Economics. (2013). The
Aftermarket Performance of Initial Public Offerings in the
Stock Exchange of Thailand. (103).
Cohn, S. R., Yadley, G. C. J. N., & Bus. (2007). Capital Offense:
The SEC's Continuing Failure to Address Small Business
Financing Concerns. 4, 1.
Copeland, A. J. J. T. J. o. R., & Culture, P. (2015). Analyzing the
Spiritual Rhetoric of Kickstarter. 27(2), 117-129.
Culicchi, R. (2013). Prime considerazioni sul nuovo regolamento
CONSOB in tema di equity crowdfunding, July. In.

Crowdfunding di Indonesia
155
Cumming, D., & Hornuf, L. (2018). The economics of
crowdfunding: startups, portals and investor behavior.
Springer.
Cumming, D., Leboeuf, G., & Schwienbacher, A. (2014).
Crowdfunding Models: Keep-it-All vs. All-or-Nothing.
Paris December 2014 Finance Meeting EUROFIDAI-
AFFI Paper.
Dalla Guarda, N. (2016). Institutional Analysis Assignment: Final
Paper PPG1000–Governance and Institutions Professor Ian
Clark.
Daniel, A. (2013). Debunking the French Government’s recent
proposals to define crowdfunding: What is and isn’t being
regulated. October. www. rudebaguette. com.
Danmayr, F. (2013). Archetypes of Crowdfunding Platforms: A
multidimensional comparison. Springer Science &
Business Media.
Dennis Brüntje, O. G. E. (2016). Crowdfunding in Europe (State
of the Art in Theory and Practice). In Crowdfunding in
Europe (State of the Art in Theory and Practice) (pp. 132-
133). Springer International Publishing Switzerland.
Di Pietro, F., & Butticè, V. (2020). Institutional Characteristics
and the Development of Crowdfunding Across Countries.
International Review of Financial Analysis, 71.
https://doi.org/10.1016/j.irfa.2020.101543
Diniyya, A. A., Aulia, M., Wahyudi, R. J. I. J. o. I. E., Finance,, &
Banking. (2021). Financial Technology Regulation in
Malaysia and Indonesia: A Comparative Study. 3(2), 67-
87.
Dresner, S. (2014). Crowdfunding: a guide to raising capital on
the Internet. John Wiley & Sons.
Fajar, M., & Larasati, C. (2021). Peran Financial Technology
(Fintech) dalam Perkembangan UMKM di Indonesia:

Crowdfunding di Indonesia
156
Peluang dan Tantangan. Humanis (Humanities,
Management and Science Proceedings), 1(2).
Fliche, O., Castanet, C., Saidani, C., & Delannoy, A. (2016). La
régulation des plate-formes de financement participatif
(Crowdfunding) en France. Annales des Mines-Realites
industrielles,
Granier, T. (2018). Financement d'entreprise et numérique.
L’entreprise face aux défis du numérique–Aspects
juridiques,
Granier, T. J. B. J. S. (2014). Le statut des plateformes de
souscription de titres financiers. (12).
Gupta, R. (2018). Reward and donation crowdfunding: A
complete guide for emerging startups. Notion Press.
Haas, P., Blohm, I., & Leimeister, J. M. (2014). An empirical
taxonomy of crowdfunding intermediaries.
Hadad, M. D. (2017). Financial Technology (Fintech) di
Indonesia. Kuliah Umum tentang Fintech, Indonesia
Banking School.
Hisan, U. F. C., & Septiarini, D. F. (2020). Pengaruh Faktor
Fundamental Dan Variabel Makroekonomi Terhadap
Capital Buffer Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah
Teori dan Terapan, 7(2), 356-371.
Hooghiemstra, S. N., & de Buysere, K. (2016). The perfect
regulation of crowdfunding: what should the European
regulator do? In Crowdfunding in Europe (pp. 135-165).
Springer.
Hornuf, L., & Schwienbacher, A. (2014). Should Securities
Regulation Promote Crowdinvesting?
Jegelevičiūtė, S., Valančienė, L. J. P.-S., & Sciences, B. (2015).
Comparative analysis of the ways crowdfunding is
promoted. 213, 268-274.

Crowdfunding di Indonesia
157
Johnston, D., Rockwell, K., & Ford, C. J. C. S. R., 5th Edition.
(2014). National and Coordinated Approaches to
Securities Regulation: The Latest Initiatives in Historical
Context.
Julimar, R. D., & Priyadi, M. P. (2021). Pengaruh Sensitivitas
Makroekonomi, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap
Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA), 10(5).
Kadir, M. R. (2021). Shariah Compliance Pada Investasi Sukuk
Dalam Securities Crowdfunding Di Indonesia. Jurnal Ilmu
Perbankan Dan Keuangan Syariah, 3(1), 16-29.
Kenya, G. S. E. I. Extending Equity Crowdfunding Beyond
Canada’s Borders.
Kirby, E., & Worner, S. J. I. R. D. (2014). Crowd-funding: An
infant industry growing fast. 1-62.
Klohn, L., Hornuf, L., & Schilling, T. J. E. C. L. (2016).
Regulation of Crowdfunding in the German Small Investor
Protection Act: Content, Consequences, Critique,
Suggestions, The. 13, 56.
Kourabas, S., & Ramsay, I. (2017). Facilitating Equity
Crowdfunding in the ASEAN Region. Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN).
Kourabas, S., & Ramsay, I. J. A. o. S. A. N. (2017). Facilitating
Equity Crowdfunding in the ASEAN Region.
Kourabas, S., & Ramsay, I. J. C. L. (2018). Equity Crowdfunding
in Malaysia. 39(6), 187-196.
Lawton, K., & Marom, D. (2010). The crowdfunding revolution:
Social networking meets venture financing.
Thecrowdfundingrevolution. com.
Macchiavello, E. J. B. I. S. (2016). La modifica al regolamento
Consob in materia di equity crowdfunding alla luce
dell'evoluzione del diritto finanziario europeo e delle

Crowdfunding di Indonesia
158
tendenze di regolazione dell'investment-based
crowdfunding in Europa. 35(2), 283-354.
Money+. (2021, 24 Mei). Sama-Sama Crowdfunding, Ini Beda
Equity dan Security Crowdfunding! Retrieved Oktober 12,
2021 from https://blog.amartha.com/sama-sama-
crowdfunding-ini-beda-equity-dan-security-crowdfunding/
Murdiono, A., Istanti, L., Zein, F., & Prabowo, S. H. W. (2020).
Strengthening Funding For Small Medium Enterprises
(SMEs) With The Equity Crowdfunding Model Through
The Android-Based Peer-To-Peer Landing Application.
Nguyen. (2021, 27 Oktober). Best Crowdfunding Sites. Retrieved
November 17, 2021 from
https://www.thebalancesmb.com/best-crowdfunding-sites-
4580494
Piattelli, U. (2013). IL CROWDFUNDING IN ITALIA: Una
regolamentazione all'avanguardia o un'occasione mancata?
Prefazione di Daniela Castrataro (Presidente Italian
Corwdfunding Network). Contributo di Oliver Gajda
(Presidente European Corwdfunding Network) (Vol. 1). G
Giappichelli Editore.
Pierrakis, Y., & Collins, L. J. A. a. S. (2013). Crowdfunding: A
new innovative model of providing funding to projects and
businesses.
Prananingtyas, P., & Irawati, I. (2018). Analisa Yuridis
Pemanfaatan Crowdfunding (Penggalangan Dana) Bagi
Pembiayaan Usaha di Indonesia.
Rachmaniyah, F., & Nugroho, A. Y. (2019). Fenomena
Perkembangan Crowdfunding di Indonesia. EKONIKA,
4(1).
Rusydiana, A. S. (2018). Bagaimana mengembangkan industri
fintech syariah di Indonesia? pendekatan interpretive
structural model (ISM). Al-Muzara'ah, 6(2), 117-128.

Crowdfunding di Indonesia
159
Sanjaya, T. A. F. (2021). Analisis Manajemen Strategi Dan
Ketahanan Umkm Di Sidoarjo Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19 UPN" Veteran'Jawa Timur].
Soemarsono, A. A., & Sofianti, U. D. (2021). Perspektif Hukum
Mengenai Penggunaan Securities Crowdfunding pada
Masa Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi. Jurnal Hukum
Lex Generalis, 2(8), 607-626.
Vitali, M. J. R. d. s. (2014). Equity crowdfunding: la nuova
frontiera della raccolta del capitale di rischio. 2(3), 371-
402.
Wallsten, S. J. J. T. R. J. o. E. (2000). The Effects of Government-
Industry R&D Programs on Private R&D: the Case of the
Small Business Innovation Research Program. 82-100.
Woźniak, M., Karafolas, S., & Nikolaos, G. Loan and Equity-
based Crowdfunding: a comparative analysis of Greece
and Poland.
Zetzsche, D., & Preiner, C. J. E. B. O. L. R. (2018). Cross-border
Crowdfunding: Towards a single crowdlending and
crowdinvesting market for Europe. 19(2), 217-251.
Zhao, Y., Harris, P., & Lam, W. (2019). Crowdfunding industry—
History, development, policies, and potential issues.
Journal of Public Affairs, 19(1), e1921.

Crowdfunding di Indonesia
160
BIOGRAFI PENULIS

Penulis Pertama bernama Mohammad Yunies Edward. Penulis


lahir di Jepara pada tanggal 27 Juni 1981. Penulis pernah
bersekolah di SD N Panggang 1 Jepara, SMP N 1 Jepara, SMU N
1 Jepara. Penulis melajutkan pendidikan S1 dan S2 di UNDIP.
Penulis bekerja sebagai dosen di UNISNU Jepara sejak tahun
2012 sampai sekarang, mengampu mata kuliah manajemen
keuangan, manajemen keuangan lanjutan, manajemen investasi I
dan manajemen investasi II. Buku yang pernah menerbitkan
berjudul Pencegahan Fraud Di Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Penulis Kedua bernama Hadi Ismanto. Penulis lahir di Jepara


pada tanggal 29 Desember 1980. Penulis pernah bersekolah di MI
Matholiul Huda Troso, MTs Walisongo Pecangaan, MA
Walisongo Pecangaan. Penulis melanjutkan pendidikan S1 di
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, S2 di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, dan saat ini penulis menjadi mahasiswa S3 di
PDIE UNS. Pekerjaan penulis adalah sebagai Dosen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara mengampu mata kuliah
Manajamen Keuangan, Penganggaran Perusahaan, Statistik
Lanjutan, Studi Kelayakan Bisnis, dan Dasar Ide Bisnis. Penulis
pernah menerbitkan buku yang berjudul “Perbankan Dan Literasi

Crowdfunding di Indonesia
161
Keuangan” dan “Aplikasi SPSS Dan Eviews Dalam Analisis Data
Penelitian”.

Penulis Ketiga bernama Eko Nur Fu’ad. Penulis lahir di


Pacitan pada tanggal 22 Maret 1975. Penulis menyelesaikan
pendidikan S1 pada tahun 1993-1999 di Universitas Negeri
Jember, S2 pada tahun 2009-2010 di Universitas Sultan Agung
Semarang. Penulis memiliki Paten Sederhana “Insenerator untuk
Menghasilkan Arang dan Asap Cair Kasar” yang diberikan pada
tanggal 13 November 2018 dan berlaku selama 10 tahun. Penulis
pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Humas, Hukum &
Kerjasama di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama
(STIENU) Jepara pada tahun 2009-2013 dan Universitas Islam
Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara pada tahun 2013-2017.
Penulis juga menjadi Direktur pada Pusat Penelitian,
Pengembangan, Penerapan dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Ekonomi & Bisnis UNISNU Jepara; Ketua Dewan
Redaksi di Terbitan Berkala Ilmiah “Jurnal Dinamika Ekonomi
dan Bisnis” FEB UNISNU Jepara; dan saat ini penulis berstatus
sebagai dosen di UNISNU Jepara sejak tahun 2012-Sekarang.
Penulis pernah menerbitkan buku yang berjudul “Manajemen
Fraud di Lembaga Keuangan Syariah”.

Penulis Keempat bernama Apriani Dorkas Rambu Atahau.


Penulis lahir di Salatiga pada tanggal 13 April 1974. Penulis
pernah bersekolah di SDK Satya Wacana (Laboratorium) Salatiga,

Crowdfunding di Indonesia
162
SMPK Satya Wacana (Laboratorium) Salatiga, SMAK Satya
Wacana (Laboratorium) Salatiga. Penulis menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, S2
di University of New South Wales Sydney-Australia, S3 di Curtin
University Perth-Australia. Penulis pernah menjabat sebagai wakil
dekan FEB UKSW tahun 2017-2021, Wakil Dekan FEB UKSW
tahun 2015-2017, Library Student Assisstant-Curtin University
tahun 2013-2015, Ketua Unit Pendidikan dan Konsultasi
Manajemen tahun 2008-2011, Sekretaris Program Studi
Manajemen tahun 2000-2002, Pembantu Ketua II Sekolah Tinggi
Ilmu Bahasa Asing Satya Wacana tahun 1998-1999, Asisten
Dosen FE tahun 1993-1996. Penulis memiliki beberapa karya
buku dengan judul “Bank Lending: Theory and Practice”,
“Rencana Aksi dan Akselerasi Industri Furniture Kayu”, “Quo
Vadis Batik Surakarta: Suatu Tinjauan Daya Saing Industri”, dan
Rural Microfinance in East Sumba: The Role of Local Wisdom in
E-book by Routledge.

Penulis Kelima bernama Robiyanto. Penulis lahir di Semarang


pada tanggal 15 Agustus 1976. Penulis menyelesaikan pendidikan
S1 di Universitas Kristen Satya Wacana, S2 di Universitas
Diponegoro, S3 di Universitas Diponegoro, dan S3 di Universitas
Katolik Soegijapranata. Penulis pernah menjadi Strategic Planning
Samator Group (2007 – 2018), Pengurus Dana Pensiun Satya
Wacana (2019 – 2021), Dosen FEB Universitas Kristen Satya

Crowdfunding di Indonesia
163
Wacana, Salatiga (2016 - Sampai dengan saat ini), Dosen Luar
Biasa Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang
(2016 - Sampai dengan saat ini), Dosen Luar Biasa Magister
Manajemen dan Magister Akuntansi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang (2017 – Sampai dengan saat ini),
Komisaris Independen PT Samuel Sekuritas Indonesia (2021 -
Sampai dengan saat ini), Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera
(2021 - Sampai dengan saat ini), dan Komite Audit PT Polytama
Propindo (2020 - Sampai dengan saat ini).

Crowdfunding di Indonesia
164

Anda mungkin juga menyukai