LANDASAN TEORI
golongan tertentu.
profit oriented (keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong
antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset
21
dan atau sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk
dengan syariah.1
ketakutan.3
sebagai berikut.
1
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
2
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem Operasional, Gema
Insani, Jakarta, 2004, hlm.28.
3
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjrmahnya, Diponegoro, Bandung, 2009, hlm. 483
( / ): memberi rasa aman
4
5
M. Syakir Sula, Op.Cit, hlm. 29
Suhrawardi K. Lubis, dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta, Sinar Grafika,
,2000, hlm. 79.
“pertanggungan” dengan kata *C’AD, yang mempunyai arti “shared
responsibility, shared guarantee, responsibility, assurance or surety”
(saling bertanggung jawab, saling menjamin, saling menanggung).6
Di Indonesia dalam sebuah identitas yang direkomendasikan
6
Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta, Kencana, 2004, hlm. 61-62
7
Ibid, hlm. 64-65
8
Suhrawardi K. Lubis, dan Farid Wajdi, Op.Cit, hlm. 80
9
Muhammad Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, Jakarta, Gema Insani Press,
2005, hlm.2
risiko dengan tabarru‟ melalui perjanjian yang sesuai dengan syari’at
islam.
yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam. Yaitu
Al-qur’an dan Al-hadits, maka landasan yang dipakai dalam hal ini
tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian ahli
hukum islam.10
menghadapi hari esok, karena itu sebagian dari kita dalam kaitan
10
Hasan Ali, Op.Cit, hlm. 104
1) QS.Al-Maaidah ayat 1
g
2) QS.An-Nisaa ayat 58
g
jawab dengan niat baik dan ikhlas adalah suatu ibadah. Hal ini
dengan yang lainnya ibarat satu tubuh bila salah satu anggota
dalam asuransi syariah para peserta satu sama lain bekerja sama
13
Ibid, hlm. 69
Artinya: “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
siksa-Nya.”14
keadaan susah satu sama lain, dalam firmannya QS. Quraisy ayat 4
ketakutan”15
14
Ibid, hlm. 85
15
Ibid, hlm.483
Artinya: “Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung
sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada
satu pun yang haram, kecuali ada nash yang sah dan tegas dari
syari’ (yang berwenang membuat hukum itu sendiri, ialah Allah
sah, misalnya karena ada sebagian hadits yang lemah, atau tidak
ada nash yang tegas ( sharih) yang menunjukkan haram, maka hal
dasar yang kuat dan kokoh. Dalam hal ini prinsip utama dalam
ta‟min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau para
peserta
16
Muhammad Yusuf Qardhawi, Al-Halal Wa Al-Haram Fi Al-Islam, dikutip, M. Syakir Sula,
Op.Cit, hlm. 2
17
Nasr Farid M. Washil dan Abdul Aziz M. Azam, Al-madhkolu Fil Qawa‟idi Al-fiqhiyyah
Wa Atsaruhaa Fil Ahkami As-Syari‟yyat, Alih Bahasa Wahyu Setiawan, Qawa‟id Fiqhiyyah,
Cetakan Ketiga, Jakarta, Amzah, 2013, hlm, 17
18
Ibid.
asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya
sebagai berikut:20
a. Tauhid (unily)
Artinya: “dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan
19
Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia,
Jakarta, Kencana, 2006, hlm. 146
20
Hasan Ali, Op.Cit, hlm.
21
Ibid, hlm. 430
Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah
b. Keadilan (justice)
perusahaan asuransi.
c. Tolong-menolong (Ta‟awun)
Nya.”22
bentuk akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang
22
Ibid, hlm. 85
23
Istilah DNA-Chromosom pertama kali dipakai oleh Murasa Sarkaniputra dalam
menjelaskan unsur pembentukan utama ekonomi Islam, yaitu prinsip profit and loss sharing
(berbagi atas untung dan rugi), komoditi yang halal dan thayib, serta instrumen zakat. Lihat
Murasa Sarkaniputra, Peran Zakat dan Kebutuhan Dasar dari As-Syatibi dalam Menentukan
Pembagian Pendapat Fungsional, Makalah Seminar di Bank Indonesia, 2001
Dalam operasionalnya, akad yang dipakai dalam bisnis asuransi
dan ridha dalam setiap melakukan akad (transaksi), dan tidak ada
paksaan.
g. Larangan Riba
memperkaya diri dengan cara yang tidak dibenarkan, hal ini telah
25
Ibid, hlm. 65
26
Ibid,
Ada beberapa bagian dalam Al-Qur’an yang melarang
artinya adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak
27
Ibid, hlm. 97
keuntungan yang dipengaruhi oleh pengalaman underwriting,
Bukhori-Muslim)
28
Muhammad Syafi’i Antonio, Asuransi dalam Perspektif Islam, Jakarta. STI, 1994,
hlm.1-3
4. Bentuk-Bentuk Asuransi
sebagai berikut:29
a. Asuransi Kerugian
b. Asuransi Jiwa
c. Reasuransi
29
Suhrawardi K. Lubis, dan Farid Wajdi, Op.Cit, hlm.85- 86
5. Akad Dalam Asuransi Syari’ah
diadakan.
dana hibah.
1) Jenis akad tjarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru‟ bila
menunaikan kewajibannya.
tijarah30.
akad tabarru‟
30
Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta, Safiria Insania
Press, 2008, hlm.75.
B. Konsep Dasar Akad Tabarru’
Dalam kamus istilah fiqih arti kata tabarru‟ ialah sikap dan usaha
31
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam: (Fiqh Muamalat), cetakan
32
Abdullah Amrin, Asuransi Syari'ah : Keberadaan Dan Kelebihannya Ditengah Asumsi
Konvensional, Jakarta, Elekmedia Komputindo, 2006, hlm. 31
33
M. Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqih, Cetakan Ketiga, Jakarta, Pustaka Firdaus,
2002, hlm.354
34
Muhammad Syakir Sula, Op.Cit, hlm.35
ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu
alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepaskan diri
kebaikan (tabarru‟ berasal dari kata birr dalam bahasa Arab, yang
artinya kebaikan).
dari akad tabarru‟ adalah dari Allah swt, bukan dari manusia.37
35
Nasrun Harun, Fiqih Muamalah, Jakarta, Media Pratama, 2000, hlm.82
36
Op.Cit, hlm.37
37
Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Kelima, Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 66
Mohd. Fadzli Yusuf mendefinisikan Dana tabarru‟ boleh
38
39
Muhammad Syakir Sula, Op.Cit, hlm.38
Ibid .
40
Fatwa DSN-MUI, NO:53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi
Syariah
2. Landasan Hukum Akad Tabarru’
tabarru‟ dalam arti dana kebajikan dari kata al-birr (kebajikan) dapat
ayat 2
41
Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm.21
yang memerlukan.
dengan qard
rahn.
43
Ibid, hlm. 34
(3) Suatu bentuk pemberian pinjaman uang, dimana tujuannya
hiwalah.44
atas nama orang lain, maka hal ini disebut wakalah. Karena kita
melakukan sesuatu atas nama orang yang kita bantu tersebut. Maka
sebenarnya kita menjadi wakil orang itu. Itu sebabnya akad ini
akad wadi‟ah.
44
Adiwarman Karim, Op.Cit, hlm. 68
agama, maka akadnya dinamakan wakaf objek wakaf ini tidak
tidak boleh diubah akad tijarah kecuali ada kesepakatan dari kedua
keuntungan akhirat karena itu bukan akad bisnis. Jadi, akad ini
45
Ibid, hlm.69
46
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia, Jakarta, Prenada Media, 2004, hlm.132
mendapatkan laba tidak dapat mengandalkan akad-akad tabarru‟
a. Takaful Keluarga
47
Adiwarman Karim, Op.Cit, hlm.70
(b) Kelebihan dari rekening khusus peserta apabila setelah
dikurangi biaya operasional perusahaan dan pembayaran
klaim masih ada kelebihan.
3) Peserta mengundurkan diri sebelum masa pertanggungan
selesai. Dalam hal ini peserta yang bersangkutan tetap akan
menerima seluruh angsuran premi yang telah disetorkan
kedalam rekening peserta, ditambah dengan bagian keuntungan
dari hasil investasi.48
b. Takaful Umum
peserta.49
Indonesia.
48
Widyaningsih Dkk, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Cetakan Ketiga, Jakarta,
Kencana,
49
2007, hlm.213-214
Ibid.
memberikan pedoman dalam pelaksanaan produk-produk syari'ah di
atau gotong royong dan kerjasama untuk saling membantu serta saling
Islam
asuransi/tertanggung.51
sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al-tamin (rasa aman). Prinsip
menanggung resiko.
50
Gemala Dewi, et.al., Hukum Perikatan Islam di Indonesia, cetakan Pertama, Jakarta,
Prenada Media, 2005, hlm. 170
51
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta, Salemba
emban Patria, 2002, hlm. 109
Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful
syari'ah atau asuransi takaful ditegakkan atas tiga prinsip utama, yaitu :
kewajiban setiap muslim. Rasa tanggung jawab ini tentu lahir dari
harmonis.
pertolongan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Akad tabarru‟
pada dasarnya akad tabarru‟ hanya searah dan tidak disertai dengan
52
Gemala dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari'ah di
Indonesia, cetakan pertama, Jakarta, Prenada Media, 2004, hlm. 133-134
Dengan akad tabarru‟ berarti peserta asuransi telah melakukan
pertanggungan atau klaim serta bagi hasil jika ada. Dengan mudah dan
hukum syari'ah.
53
Hasan Ali, Op.Cit, hlm. 140
Sementara itu dana tabarru‟ yang telah diniatkan sebagai dana
terkena musibah.
dengan syari'ah.
malapetaka.
berupa sejumlah dana yang terdiri atas dana tabungan dan tabarru‟.
54
Abdullah Amrin, Op.Cit, hlm. 67-68
Dana tabungan dan hasil investasi yang diterima peserta akan
seperti hukum atau ketentuan, hal yang wajib dilaksanakan, sunnah untuk
Jika Manhaj Al-Hayat adalah peraturan hal apa saja yang harus dan
55
Ibid. hlm. 4
56
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta, Tazkia,
2001, hlm.7-9
sediakan seperti air, udara, tumbuhan, hewan ternak, yang telah Allah swt
terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual („aql),
keluarga dan keturunnan (nasl), dan material (wealth). Kelima hal tersebut
57
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Cetakan Ketiga,
Jakarta, Rajawali Pers, 2011, hlm.2
merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan yang mutlak harus
dipenuhi agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Jika salah
satu dari kebutuhan di atas tidak terpenuhi atau terpenuhi dengan tidak
sempurna.58
a. Adl
kehidupan.60
b. Khilafah
59
Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm. 86
60
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam,Op.Cit, hlm.59
memadai bagi pemenuhan kebutuhan kebahagiaan bagi manusia
amanahnya.61
c. Takaful
61
Ibid, hlm. 62
bantuan yang diberikan masyarakat kepada anggotanya yang
ma‟nawiy (nonmateri).
sebagai berikut.62
individu
atau output
62
Ibid,hlm. 64
semesta diciptakan oleh Allah yang Maha Kuasa, yang Esa, sekaligus
Artinya: dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.64
tertentu. Dengan kata lain, setiap orang adalah bagian dari orang lain
63
64
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta, Erlangga, 2012. Hlm. 4
Departemen Agama RI, hlm.
65
Lukman Hakim, Op.Cit. hlm. 5
g
Islam adalah:68
melampaui batas.
66
67
Departemen Agama RI, hlm.
Lukman Hakim, Op.Cit. hlm. 6
68
Hasan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Kontemporer, Jakarta Raja Grafindo Persada,
2008, hlm. 377-378
d. Hak milik perorangan adalah tidak mutlak (relatif), diakui sebagai
hasil jerih payah yang halal dan yang hanya digunakan untuk hal-
diantaranya:69
a. Kompensasi (compensation)
mendapatkan imbalan.
b. Profesionalisme (professionalism)
69
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Op.Cit,hlm. 66-70
Profesionalisme merupakan implikasi dari efisiensi,
efisien.
c. Kecukupan (sufficiency)
tanpa berlebihan.
d. Kebebasan (freedom)
f. Keseimbangan (equilibrium)
tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan, atau kondisi
g. Solidaritas (solidarity)