Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Perlukah Pialang Asuransi Syariah Dalam Bisnis Asuransi Syariah”


“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Pialang
Asuransi dan Reasuransi Syariah”
Dosen Pengampu : Muhammad Syukhandri, SE,MM,APAI,CIIB,AIIS

Disusun Oleh :
Nama : Indria Chaeri Mundini
Nim : 191430094

JURUSAN ASURANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Individu dalam Mata Kuliah Pialang Asuransi dan
Reasuransi tentang "Perlukah Pialang Asuransi Dalam Bisnis Asuransi Syariah".
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam tugas individu ini . Oleh karena itu, saya dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas individu ini.
Saya berharap semoga tugas individu yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Serang, 06 Desember 2022

Penulis

2
DAFTRA ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Asuransi dalam literature Islam memang tidak diketemukan secara spesifik yang memiliki
makna asuransi, hanya secara bahasa dalam bahasa Arab Asuransi disebut at-taimin, penanggung
disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau usta’min. at-ta’min ( ‫تأ‬
‫ ) م ين ا ل‬diambil dari kata ( ‫ ) نم أ‬memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan
bebas dari rasa takut, sebagaimana firman Allah,“Dialah Allah yang mengamankan mereka dari
ketakutan. “ (Quraisy) : Sebagai acuan memahami asuransi syariah Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah,
memberi definisi tentang asuransi. asuransi syariah (Ta’min , takaful, tadhamun) adalah usaha
salingmelindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Asuransi Syariah merupakan salah satu bisnis yang tidak terlepas dari
persaingan.Persaingan ketat yang dihadapi oleh masing-masing lembaga memaksa pihak
manajeman untuk merancang strategi agar nasabah tetap loyal. Karena itu pada asuransi syariah
diperlukan adanya kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas para
pemegang polis. Kondisi seperti ini dapat dimaknai bahwa asuransi syariah tidak dapat hanya
bertahan dan menggunakan pendekatan serta mempertahankan nasabah yang ada dengan
memanfaatkan sentimen emosional saja karena alasan agama. Asuransi syariah harus dapat
mencari solusi tepat dalam bertahan dan menarik pelanggan 1.Perusahaan asuransi syariah sudah
berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu banyak yang dikenal seperti perbankan syariah.
Perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional mungkin tidak terlalu terlihat tetapi
pada dasarnya perbedaan tersebut terletak pada perjanjian transaksinya. Terdapat perbedaan
antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional dari operasionalnya. Dalam asuransi
syariah, peserta akan mengikatkan diri dalam suatu komunitas dan mereka akan saling
menanggung apabila terdapat musibah. Sementara itu, asuransi konvensional, nasabah membeli
1

4
perlindungan dari perusahaan asuransi untuk mendapat perlindungan apabila musibah terjadi.
Produk keuangan yang menjadi tren kedepan adalah produk syariah sehingga banyak pemilik
modal yang berinfestasi pada produk keuangan ini. Di Indonesia produk syariah sudah menjamur
karena masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim berminat memiliki produk keuangan
syariah. (Novi Puspitasari. 2015: viii)

Asuransi Syariah lahir atas dasar konsep perjanjian asuransi (akad at-ta’min) merupakan
jenis akad baru yang belum pernah ada pada masa permulaan perkembangan fiqh islam. Oleh
karena itu masalah ini menimbulkan perdebatan di kalangan ulama masa kini. Sementara
umat islam membutuhkan kepastian hukum akan hal tersebut. Untuk itu sebagai upaya
memberikan rasa aman dan kepastian tersebut di bahas dari pengertian, dasar al quran dan hadits,
awal mula asuransi dan pendapat ulama serta fatwa Majelis Ulama tentang asuransi
berdasarkan syariah. Kebutuhan akan jasa perasuransian semakin dirasakan baik oleh individu
maupun dunia usaha di Indonesia.Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan
rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar atau dalam menghadapi resiko atas
harta yang dimiliki. Demikian pula hukumnya dalam dunia usaha yang menjalankan kegiatannya
saat manghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.

Pialanng Asuransi menurut PJOK nomor 68 menyatakan ialah oaring yang bekerja pada
perusahan pialang asuransi dan memenuhu persyaratan untuk memberi rekomendasi atau
mewakili pemegang polis, tertanggung atau peserta dalam melakukan penutupan asuransi atau
asuransi syariah penyelesaian klaim sebagaimna di masksud dalam undang – undang nomor 40
tahun 2014 tentang perasuransian.

B.Rumusan Masalah

Bagaimanakah peranan seorang pialang asuransi syariah terhadap bisnis asuransi syariah
berdasarkan analisis SWOT?

C.Tujuan Masalah

Menjelaskan serta menjabarkan bagaimana peran seorang pialang asuransi syariah terhadap
berlangsungnya suatu bisnis asuransi syariah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI ASURANSI
1.PENGERTIAN ASURANSI
Asuransi dalam literature Islam memang tidak diketemukan secara spesifik yang memiliki
makna asuransi, hanya secara bahasa dalam bahasa Arab Asuransi disebut at-taimin, penanggung
disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau usta’min. at-ta’min ( ‫تأ م‬
‫ ) ين ا ل‬diambil dari kata ( ‫ ) نم أ‬memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan
bebas dari rasa takut, sebagaimana firman Allah,“Dialah Allah yang mengamankan mereka dari
ketakutan. “ (Quraisy) : Sebagai acuan memahami asuransi syariah Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah,
memberi definisi tentang asuransi. asuransi syariah (Ta’min , takaful, tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Dalam Ensiklopedia hukum Islam bahwa asuransi (at-ta’min) adalah transaksi perjanjian
antara dua pihak ; pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa
pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Men-Ta’min-kan sesuatu artinya adalah
seseorang membayar atau menyerahkan uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya
memdapat uang sebagaimana yang telah disepakati, atau mendapatkan ganti terhadap hartanya
yang hilang, Dikatakan “seseorang mempertanggungkan atau mengasuransikan
hidupnya, rumahnya atau mobilnya.”2

2
Sula, Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, Asuransi Syariah (Life And General),Gema Insani, Jakarta. Oktober 2004
hal 26 8 ibid 9, 9 Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN)

6
2.PENGERTIAN ASURANS SYARIAH

Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamin) adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau
tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Berdasarkan fatwa DSN MUI 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi


Syariah, pengertian asuransi syariah  adalah usaha untuk saling membantu dan berbagi di antara
sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu menggunakan akad yang sesuai dengan
syariahPerusahaan Asuransi Syariah sebagai Operator/Pengelola melakukan pengelolaan dana
“tabbaru” dari para peserta untuk saling tolong menolong di antara mereka (sharing risk). Pada
peraktiknya, dana tabbaru yang dikontribusikan oleh para peserta asuransi syariah hanya
digunakan untuk 4 (empat) hal yaitu; Ujrah, santunan asuransi (klaim risiko), Membayar
Reasuransi, dan SurplusUnderwriting.Maka,prinsip asuransi syariah adalah tolong menolong
(takaful/ta’awun) di mana setiap peserta berkontribusi untuk menolong peserta lain dalam
kebajikan serta memberikan rasa aman ketika terjadi risiko diantara peserta. Oleh karenanya,
proteksi syariah dapat memperkuat rasa kepedulian,persaudaraan, dan gotong royong bagi para
peserta dalam konsep sharing risk. Sedangkan bisnis asuransi syariah adalah sebuah usaha untuk
saling melindungi dan saling tolong menolong di antara para pemegang polis (peserta), yang
dilakukan melalui pengumpulan dan pengelolaan dana tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
prinsip syariah3

3.TUJUAN ASURANSI SYARIAH

Meringankan resiko yang dihadapi oleh nasabah atau para tertanggung dengan mengambil
alih resiko yang dihadapi, Menciptakan rasa tentram dan aman dikalangan nasabahnya,
sehingga lebih berani mengikatkan usaha lebih besar. Mengumpulkan dana melalui premi yang
3
https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-dan-pahami-perbedaan-asuransi-syariah-dan-
konvensional.html diakses pada tanggal 29 November 2022 Pukul 23.34

7
terkumpul sedikit demi sedikit dari para nasabahnya sehingga terhimpun dana besar yang dapat
digunakan untuk membiayai pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan utama asuransi ialah untuk melindungi segala risiko yang terbuka kepada kerugian
dalam kehidupan seorang manusia. Pihak yang diasuransikan mencoba untuk memindahkan
risiko kerugian itu kepada orang lain yang sanggup untuk menanggungnya dengan harapan
mendapat keuntungan dari pada tanggungan itu.Berdasarkan pengalaman atau pengiraan
yang bersistem, semua agensi asuransi yang terlibat dalam perniagaan asuransi dan yang
menanggung risiko orang lain mendapat keuntungan yang berpatutan selepas berlakunya sesuatu
kejadian itu.4

4.PENGERTIAN PIALANG ASURANSI

MENURUT POJK NOMOR 70 TAHUN 2016 Pialang Asuransi adalah orang yang bekerja
pada perusahaan Pialang Asuransi dan memenuhi persyaratan untuk memberi rekomendasi atau
mewakili pemegang polis, tertanggung, atau peserta dalam melakukan penutupan asuransi atau
asuransi syariah dan/atau penyelesaian klaim sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.5

Pialang Asuransi merupakan usaha jasa konsultasi dan/atau keperantaraan dalam penutupan
Asuransi atau Asuransi syariah serta penanganan penyelesaian klaem dengan bertindak untuk
dan atas nama pemegang palis, tertanggung, atan peserta.

Landasan Hukum Usaha Pialang Asuransi

4
, 9 Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN)

5
POJK%20Nomor20Tahun2016

8
•Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
• POJK Nomor 68/POJK.05/2016 tenang Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pialang Asuransi,
Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi.
• POIK Nomor 70/POIK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi
• Surat Otoritas Jasa Keuangan -5.18/D/05/2015 Penggunaan Jasa Perusahaan Pialang Asuransi
dan Ressuransi yang tidak Memiliki Izin dari OJK.6

5.PERAN PIALANG PERAN PIALANG ASURANSI SYARIAH


Beberapa peranan penting seorang Pialang Asuransi.
• Melakukan identifikasi risiko yang mungkin terjadi selama nasabah menggunakan Asuransi
dan. menghindarkannya.
• Mempersiapkan dan membuat kontrak Asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
• Membantu nasabah untuk memilih penanggung yang aman selama Asuransi berlangsung.
• Menjadi perantara antara perusahaan Asuransi dan nasabah Asuransi mengenai tingkat premi.
• Menjalankan risk inspection dan mengatur segala administrasi program Asuransi mewakili
nasabah.
• Menjalankan negosiasi klaim Asuransi jika diperlukan.
• Konsultasi, rekomendasi dan/atau keperantaraan dalam penempatan reasuransi atau
penempatan reasuransi syariah.

• Penanganan penyelesaian klaim dengan bertindak untuk dan atas nama perusahaan atau
reasuransi.
• Memberikan bantuan teknis dalam penyusunan program treaty reasuransi dan data teknis
pendukung lainnya.
• Memberikan dukungan pengembangan karyawan terkait pengetahuan reasuransi dan produk
lainnya.

6
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar Peluang Dan Tantangan
Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 6.

9
B.ANALISIS PIALANG ASURANSI SYARIAH TERHADAP BISNIS ASURANSI
SYARIAH

1. PENGERTIAN ANALISIS SWOT

10
Menurut Yusanto dan Widjajakusuma, analisis SWOT merupakan salah satu instrument
internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal luas. Analisis ini bertumpu pada basis data
tahunan dengan pola 3-1-5. Maksudnya, data yang diupayakan mencakup data tiga tahun
sebelum dilakukan analisis apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta
kecenderungan organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan agar
strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.19
Menurut Freddy, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan
keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kebijaksanaan perusahaan.20 Metode analisis SWOT paling sering digunakan dalam metode
evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT
membandingkan antara factor eksternal dan internal. Dengan analisis ini akan dihasilkan empat
kemungkinan yakni kekuatan (strengths), peluang (opportunities), kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats).7

SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal Peluang dan Ancaman dan
factor internal kekuatan dan kelemahan. Analisis SWOT merupakan penilaian mengenai kondisi
saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan
Analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan dan kelemahan berdasarkan Analisa
lingkungan internal dan eksternal.

Asuransi syariah sudah mulai dikenal di Indonesia semenjak berdirinya SyarikatTakaful


pada tahun 1994 pada tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di
Indonesia akan mencapai US$ 1,20 miliar. Analisis SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu

7
Choirunnisak. (2012). Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi Pemasaran. Choirunnisak (2012)
“Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang
Pembantu Magelang.”

11
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi
kekuatan (Strengths),Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats)
yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau
institusi/Lembaga dalam skala yang lebih luas.Dengan Analisa SWOT akan didapatkan
karakteristik dari kekuatan utama,kekuatan tambahan, factor netral, kelemahan utama dan
kelemahan tambahan berdasarkan Analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan.
Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara umum terdapat
keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari factor lingkungan yang berada di
luar institusi. Faktor lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi
karena pada umumnya faktor-faktor ini berada diluar kendali imstitusi (exogen) sementra faktor-
faktor yang lebih bisa dikendalikan.8

C.ANALISIS SWOT PIALANG ASURANSI SYARIAH TERHADAP BISNIS ASURANSI


SYARIAH

1.Strenght (Kekuatan)
•Pialang sudah memikiplaying hukum pada UU dan POJK.
•Dukungan Pemerintan kepada Perkembangan Ekonomi.
• Pembelian produk asuransi lebih mudah dan praktis jika lewat pialang.

2.Weakness (Kelemahan)
8
Nopriansyah, Widi, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2016

12
• Belum terdapat pialang yang full memasarkan produk asuransi syariah.
• Minat kepada industri halal terus meningkat, merupakan salah satu peluang bagi pialang
asuransi untuk mempromosikan produkAsuransi Syariah.
• Belum terdapat regulasi pelaksanaan pembentukan perusahaan atau unit syariah pada pialang.

3.Opportunities (Peluang)
• Minat kepada industri halal terus men ingkat, merupakan salah satu peluang bagi pialang
asuransi untuk mempromosikan produk Asuransi Syariah.
• Kompotitor tidak fokus pada pemasaran produk asuransi dan reasuransi syariah.

4.Treats (Ancaman)
• Literasi produk asuransi syariah masih tertinggal dengan produk asuransi konvensional.
• Market share pialang terhadap asuransi dan reasuransi syariah masih kecil.
• Tidak terdapat data performance pialang asuransi dan reasuransi syariah secara industry9

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa Pialang Asuransi Syariah sangat diperlukan dalam suatu Bisnis atau
Industri Asuransi Syariah. Karena, meninjau profesi Pialang Asuransi Syariah belum sepopuler
di negara maju lainnya, selain itu sebagian besar masyarakat belum mengetahui keberadaan

9
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar Peluang Dan Tantangan
Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 26

13
Pialang Asuransi Syariah, bahkan jika ada yang mengetahui pun masih belum memahami fungsi
dan peranannya.

Padahal jika ditinjau lebih rinci, peranan dan fungsi Pialang Asuransi Syariah dalam
perasuransian sangatlah penting dan besar, terutama untuk masyarakat luas yang notanya
beragama Islam baik untuk kepentingan individu maupun kepentingan perusahaan asuransi.
Sebab, Pialang Asuransi Syariah merupakan suatu badan hukum yang mana bisa memehuhi
kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga yang dapat membantu masyarakat membeli produk
asuransi, mulai dari analisis risiko, menawarkan produk asuransi yang baik dan tepat kepada
masyarakat, membantu memilih perusaan yang tepat, sampai proses penanganan klaim.

B. SARAN

Saran dari penulis, sebaiknya bisa dicoba untuk perusahaan Asuransi bekerja sama dengan
perusahaan Pialang Asuransi Syariah. Karena, mungkin dengan terjalinnya kerjasama
perusahaan asuransi bisa memperoleh nasabah dari Pialang Asuransi Syariah. Selain itu bisa juga
dari perusahaan Pialang mencoba mengadakan banyak sosialisasi kepada masyarakat, agar
masyarakat tahu dan paham akan peran, fungsi dan cara kerja Pialang Asuransi Syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar
Peluang Dan Tantangan Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 26

Nopriansyah, Widi, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga, Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET, 2016

Choirunnisak. (2012). Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi Pemasaran. Choirunnisak


(2012)“Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada
BMI Cabang Pembantu Magelang.”

14
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar
Peluang Dan Tantangan Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 6.
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar
Peluang Dan Tantangan Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 7-8

Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar
Peluang Dan Tantangan Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 6.
Islamic Insurance Society, Muhammad Syukhandri, S.E, M.M, APAI, CIIB, AIIS, Seminar
Peluang Dan Tantangan Pialang Asuransi Dan Reasuransi Syariah dibIndonesia, Slide 7-8

, 9 Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN)


POJK%20Nomor20Tahun2016

https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-dan-pahami-perbedaan-asuransi-syariah-dan-
konvensional.html diakses pada tanggal 29 November 2022 Pukul 23.34

15

Anda mungkin juga menyukai