Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI SYARIAH
“Akuntansi Asuransi Syariah”

Di Susun Oleh Kelompok 10 :

1. Vivi Dyah Sripenganti ( 21701082194)


2. Febri Kusumawati ( 21701082195 )
3. Dela Tryana Kempa ( 21701082199 )
4. Amirotuz Zakkiyah ( 21701082256 )

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 19 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1...........................................................................Latar Belakang
.................................................................................................1
1.2......................................................................Rumusan Masalah
.................................................................................................1
1.3........................................................................................Tujuan
.................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Asuransi Syariah...............................................2
2.2 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional......................6
2.3 Cakupan Akuntansi Asuransi Syariah......................................8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat ini di Indonesia, telah banyak lembaga keuangan yang
beroperasi dengan berprinsipkan islami atau syariah. Perkembangannya yang
sangat pesat dan sudah banyak diminati oleh masyarakat Indonesia yang
mayoritas beragama Islam. Dengan tingginya minat masyarakat terhadap
lembaga keuangan syariah belakangan sudah mulai berkembang perusahaan
asuransi yang berprinsipkan syariah.
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai anggota masyaraka
sosial memiliki resiko tinggi yang bedampak langsung pada diri sendiri
ataupun yang tidak berdampak langsung pada diri sendiri. Timbulnya suatu
risiko menjadi kenyataan merupakan sesuatu yang belum pasti , sementara
kemungkinan bagi seseorang akan mengalami kerugian atau kehilangan yang
dihadapi oleh setiap manusia. Dengan hal terebut maka kebutuhan terhadap
perlindungan atau jaminan asuransi bersumber dari mengatasi atau mencegah
ketidakpastian mengandung resiko yang menimbulkan ancaman bagi setiap
pihak. Asurasi syariah telah hadir dengan berprinsipkan syariah islam untuk
membantu dan menolong anggota asuransi dengan beragam produk asuransi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu konsep dasar Asuransi Syariah?
2. Apa perbedaan antara Akuntansi Asuransi Syariah dengan konvensional ?
3. Apa saja yang cakupan Akuntansi Asuransi Syariah?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengerahui tentang konsep dasar asuransi syariah
2) Untuk mengetahui perbedaan antara akuntansi asuransi syariah dengan
konvensional
3) Untuk mengetahui cakupan Akuntansi asuransi syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Asuransi Syariah

Asuransi syariah secara sederhana berarti saling tertanggung bersama


(joint guarantee) . Keuntungannya bukan milik perusahaan , tapi
dikembalikan ke setiap pesera yang bergabung . Berbeda dengan asuransi
konvensional, asuransi syariah menghindari ketidakpastian (gharar) , unsur
perjudian (maisir) dan unsur bunga (riba).

1. Pengertian Asuransi Syariah

Asuransi syariah adalah kumpulan perjanjian yang terdiri atas


perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis , dan
perjanjian di antara para pemegag polis dalam rangka pengelolaan
kontribusi berdasarkan prinsip syariah . Asuransi syariah ditujukan untuk
saling menolong dan melindungi dngan memberikan penggantian ke
peserta atau pemegang polis atas kerugian, kerusakan , biaya yang timbul ,
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hokum ke pihak ketiga yang
mungkin ditanggung peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti. Penggantian ini dilakukan melalui produk
asuransi umum yang digulirkannya atau dengan melakukan pembayaran
yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah
ditetapkan dan didasarkan pada hasil pengelolaan dana pada asuransi jiwa
syariah sebagaimana tercantum dalam UU No.40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian .

Berikut beberapa padanaan bahasa Arab yang mencerminkan


kegiatan asuransi syariah ( Ali, 2008) :

1. Takaful
Terkait Bahasa berarti menanggung , menolong , mengasuh ,
memelihara , memberi nafkah, dan mengambil alih perkara seseorang .
Sementara dalam pengertian fiqih mu’amalah berarti saling memikul
risiko diantara sesame muslim , sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penaggung atas risiko lainnya . Hal ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan dana kebajikan yang ditujukan untuk
menanggung risiko tersebut .
Dalam firman Allah SWT di Surat Al-Maidah (5) ayat 2 , yang
artinya ; “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa dan janagan tolong menolong dalam berbuat

2
dosa dan pelanggaran . Serta bertakwalah kepada Allah ,
Sesungguhnya siksa Allah amat pedih .” Sebagaimana hadis
Rasulullah SAW , dari Nu’manbin Basyir RA yang artinya “
Perumpamaan persaudaraan kaum muslim dalam cinta dan kasih
saying diantara mereka adalah seumpama satu tubuh . Bila yang satu
sakit , amaka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya seperti
ketika tidak bias tidur atau saat demam “ (HR.Muslim)
2. Ta’min
Ta’min berasal dari kata amana yang bermakna memberi
perlindungan , ketenangan, rasa aman dan kebebasan dari rasa takut
seperti yang tersurat dalam Surat Quraisy (106) ayat 4 , yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan kendala-kendala
yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara secara
istilah berarti transaksi perjanjian diantara dua pihak , yang mana
pihak yang satu berkwajiban untuk memberikan jaminan sepenuhnya
kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak
pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat (Abdul Aziz Dahlan ,
dkk ,1996) . Dalam hal ini, seseorang yang melakukan ta’min akan
membayar atau menyerahkan sejumlah uang agar ahli warisnya
menerima uang pengganti/pertanggungan sebagimana perjanjian yang
disepakati atau sebagai ganti rugi atas asetnya yang hilang .
3. Tadhamun
Tadhamun berasal dari kata dhamana yang beraryi saling
menaggung . Tujuannya untuk menutupi kerugian astas suatu peristiwa
dan musibah yang dialami seseorang dan dilakukan dengan cara
memberi sesuatu kepada orang yang ditanggung , sejumlah ganti (uang
atau asset lainnya) saat terjadi musibah yang mmenimpa tertanggung .

Ketiga istilah ini kemudian dirangkum dalam pengertian asuransi


syariah menurut DSN MUI , sebagai ta’min meliputi usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah pihak melaui dana
investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pada
pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai syariah . Sebagaimana dimaksud pula oleh Syekh Abu Zahra’
(Sula, 2004) dengan at-Takaful al-Ijtima’I sebagai upaya dari setiap
individu pada suatu masyarakat untuk berada dalam jaminan atau
tanggungan masyarakatnya. Dalam hal ini, srtiap orang yang memiliki
kemampuan akan menjadi penjamin bila ada potensi musibah/risiko bagi
anggota masyarakat lainnya.
Soemitra (2009) mengatakan kalua asuransi konvensional menganut 5
prinsip yakni insurable risk , yaitu kepentingan yang dapat diasuransikan ;
I’tikad baik (utmost good faith); penggantian kerugiab (indemnity); sebab

3
akibat (proximate cause); dan subrogasi atau pengalihan hak . Sementara
dalam asuransi syariah diperkaya dengan prinsip syariah seperti prinsip
ikhtiar dan tawakal (berserah diri), saling membantu dan
bekerjasama,saling melindungi dari kesulitan dan kesusahan , tidak
membiarkan uang tidak diputar (idle) untuk hal yang lebih bermanfaat ,
serta tidak mengandung penipuan , perjuadian (maisir),riba, aniaya
(zhulm), suap (risywah) , barang haram dan maksiat , serta berinvestasi
sesuai syariah . Sebagaimana telah dijelaskan pula pada filosofi dan dalil
yang mendasari aktivitasnya tersebut .
2. Aktivitas Utama Asuransi Syariah
Suatu akad dalam berasuransi syariah harus memenuhi ketentuan
terkait hak dan kewajiban antara peserta perusahaan, cara dan waktu
pembayaran kontribusi, jenis akad, serta kejelasan antara pengelolaan akad
yang bersifat hibah (tabarru’) dan komersial (tijari) . Dalam hal ini,
setidaknya terdapat 10 perbedaan asuransi syariah dan konvensional ,
yakni keberadaan DPS , akadnya berdasarkan konsep tolong-menolong ,
investasi sesuai syariah , tidakk mengenal dana hangus , klaim diambil
dari dana kebajikan (tabarru’) seluruh peserta , keuntungan dibagi sesuai
akad antara peserta dan perusahaan asuransi menggunakan system
pembagian risiko (sharing of risk) ,berbasis kas (cash basis) dalam
perhitungan surplus defisit underwriting , serta dibebani kewajiban
pembayaran zakat atas keuntungan yang diperolehnya (Soemitra , 2009)
Dalam hal mekanisme asuransi syariah mencakup underwriting ,
polis asuransi, premi (kontribusi) yang terdiri dari tabungan, tabarru’, dan
biaya pengelolaan dana asuransi dan investasinya, klaim, dan penutupan
asuransi. Sementara secara teknis menurut Billa (2010) dalam model
asuransi jiwa dalam islam, pihak tertanggung tidaklah dianggap sebagai
penerima mutlak melainkan sebagai pihak yang diserahi amanat sesuai
ketentuan dalam polis dan menyerahkannya kepada ahli waris resmi sesuai
dengan prinsip waris dalam Islam (al-mirats) dan wasiat sebelumnya (al-
wasiyah) .
Takaful beroperasional bukan hanya untuk memastikan
kemungkinan keuntungan dan risiko dari kumpulan dana yang
diinvestasikan. Lebih dari itu, tugasnya adalah memastikan untuk
membayar kerugian yang timbul karena kejadian yang dijaminkan, baik
karena kematian atau musibah lainnya. Komponen inti dari takaful adalah
kontrak penggantian kerugian (iddemnity). Itu mengapa hal itu tidak
dialamatkan dalam konteks yang sama seperti yang terjadi pada factor
mudharabah.

4
Total Profit

Porsi
Mudharabah Surplus Underwriting

(Total kontribusi-Total Klaim)

Danan Tabarru’ Danan Pemegang


Saham

Dari tampilan (Surplus Underwriting di takaful)diatas dapat


digambarkan bahwa unsur utama dari transaksi asuransi syariah terletak
pada perbedaan dalam pengelolaan keuntungan dari pengelolaan risiko
yang dilakukannya. Tidak semua serta-merta menjadi keuntungan
perusahaan asuransi, akan tetapi berdasarkan presentase yang disepakati,
juga dibagikan ke setiap peserta yang telah memberikan dana tabarru’ .

Premi Tahunan 1,2 M

Tabarru’ Tabungan

Kumpulan Dana Peserta (1,2 M)

Investasi Mudharabah

Keuntungan Investasi

Misal 10% = 120 juta

Peserta Pengelola

5
Seperti dicontohkan pada tampilan (Sistem Distribusi Takaful)
diatas , apabila diasumsikan terdapat kontribusi sejumlah Rp.1,2 milliar,
meliputi 13,8% untuk dana tabarru’, dan sisanya diproduktifkan dengan
akad mudharabah, maka untuk keseluruhan dana (pool of fund) yang
diinvestasikan oleh perusahaan asuransi akan terlebih dahulu dibuat
prioritas secara terpisah di antara dana yang di sedekahkan dalam bentuk
tabarru’, yang mana dana ini tidak dapat diambil oleh peserta secara
langsung ataupun dana yang kembali ke peserta dalam bentuk keuntungan
dari kontribusi yang ditabung dan dikelola oleh perusahaan asuransi .

Perusahaan asuransi sendiri tetap mendapat ha katas keuntungan


yang diperoleh dari dana yang dikelolanya berdasarkan kesepakatan yang
telah disetujui pada awal akad/perjanjian polis sebelumnya. Misalkan,
keuntungan yang diharapkan sebesar 10% atau sejumlah Rp.120 juta,
maka peserta dan perusahaan tetap mendapat haknya ditambah bagian
peserta lain yang memerlukan bantuan dalam bentuk cadangan dana
tabarru’. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam usaha
asuransi pada umumnya, mereka bekerja dan menghasilkan laba dengan
cara mengumpulkan premi kemudian menginvestasikannya. Hal lain yang
membedakan dengan perusahaan keuangan lain adalah kemampuannya
untuk mengelola risiko dengan biaya underwriting dan pengelolaan klaim.
Hal inilah yang menjadi aktivitas utama dari perusahaan asuransi. Namun
bebeda dengan takaful, yang mana perusahaan hanya menjadi pengelola
bukan pemilik keuntungan sepenuhnya. Pembayaran klaim menjadi
tanggungan peserta secara berjamaah,sementara perusahaan menjadi
penjaminnya,maanakala terjadi kekurangan pembayaran klaim dengan
memberikan pinjaman (qardh).

2.2. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensiona

Untuk melihat perbedaan diantara asuransi konvensional dan asuransi


syariah secara lebih terinci dapat dipaparkan seperti berikut :

 Perbedaan asuransi mula praktik dan perkembangannya

ASURANSI KONVENSIONAL
ASURANSI SYARIAH
(Takaful)

Berasal dari kebiasaan masyarakat Berasal dari kebiasaan suku Arab


Babilonia( tahun 4000-3000 SM). Kuno (sebelum tahun 570 M)

6
Perkembangan dimulai sejak adanya Perkembangan dimulai sebelum
praktik dari Kontrak Bottomry praktik Aqilah

Kontrak dilakukan berdasarkan riba Doktrin Aqilah dilakukan


(suku bunga) sesuai Bottomry . berdasarkan kerjasama antar suku

Perkembangan prinsip dan Perkembangan praktiknya


praktiknya masih menggunakan berdasarkan prinsip mudharabah
bunga (riba) dengan teknik bagi laba (rugi)

 Perbedaan Konsep dan Implementasinya

FITUR ASURANSI TAKAFUL


KONVENSIONAL
Pemilik dana Pemegang saham berhak Peserta (pemegang
dan memiliki seluruh polis) menjadi pemilik
dana yang terhimpun dana tabarru’ yang
diperusahaan asuransi dikumpulkan ,
yang dijalankannya sementara perusahaan
hanya bertindak
sebagai operator yang
mendapat kompensasi
berupa fee(ujrah) dana
tau bagi hasil
Tujuan Tujuan utama dari Oleh karena merupakan
aktivitas bisnisnya adalah milik bersama, maka
untuk memaksimalkan tujuan utama dari
laba bagi para pemegang aktivitas asuransinya
saham tersebut adalah untuk
meminimalisir biaya
asuransinya
Sumber hukum dan Buatan manusia, hukum Ada dewan syariah
regulasi positif sementara yang terdiri dari para
ulama untuk membantu
memastikan bahwa
kegiatan
operasionalnya, produk
dan investasinya
berjalan sesuai dengan
ketentuan syariah
Risiko kerugian Diasumsikan oleh Diasumsikan oleh
pemegang saham pemegang polis

7
Investasi Tidak ada aturan apapun Investasi harus
diberikan sarana yang
sesuai syariah
Pengelolaan surplus Manajemen memutuskan Bagaimana surplus
underwriting pada waktu tertentu, didistribusikan dan
kapan akan berapa besar prporsinya
didistribusikan antara ditentukan pada
pemegang saham dan kontrak takaful
pemegang polis.
Hasilnya,sering kali
terjadi konflik
kepentingan
Cadangan dan surplus Cadangan dan surplus
Perlakuan sepenuhnya milik dikembalikan ke
cadangan/surplus pemegang saham pemegang polis atau
(winding up of didonasikan sebagai
company) sumbangan

2.3. Cakupan Akuntansi Asuransi Syariah

1) Mengatur transaksi asuransi syariah yang lazimnya dilakukan oleh Entitas


Asuransi Syariah:
a. Asuransi Umum syariah
b. Asuransi Jiwa Syariah
c. Reasuransi Syariah, dan
d. Unit Usaha Syariah dari Asuransi Konvensional

2) Pengakuan dan Pengukuran


a. Kontribusi perserta diakui sebagai dana Tabarru’ dan atau untuk
investasi
 Sebagai dana tabarru’
 Jika sebagai investasi, diakui sebagai:
- DST jika akad adalah mudharabah atau musyarakah
- Kewajiban jika akad adalah wakalah

Contoh jurnal :

Kas xxx

DST/kewajiban investor terikat xxx

Dana Tabarru’ xxx

8
 Jika investasi dengan akad wakalah disalurkan maka
entitas:
- Mengurangi kewajiban
- Melaporkan sebagai pengurang dana investasi terikat

Jurnal untuk investasi mengikuti bentuk akad investasi


tersebut dan mengacu pada PSAK yang relevan. Bagian kontribusi
untuk hujrah diakui sebagai pendapatan dalam L/R dan beban
dalam surplus defisit underwriting dana Tabarru’
3) Cadangan Dana Tabarru
Dibentuk dengan tujuan:
a. Menutup devisit yang kemungkinan terjadi pada periode
berikutnya
b. Mitigasi dapak resiko kerugian luar biasa

 Dibentuk dari penyisihan surplus underwritting dana tabarru’


 Disajikan terpisah pada laporan perubahan dana tabarru

Penyisihan Teknis terdiri dari:

a) Penyisihan kontribusi
b) Claim yang masih dalam proses
c) Claim yang telah terjadi namun belum dilaporkan disajikan secara
terpisah pada kewajiban dalam laporan posisi keuangan (neraca)
4) Laporan Keuangan Entitas Asuransi Syariah
a. Neraca
b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’
c. Laporan Perubahan Dana Tabarru’
d. Laporan Laba Rugi
e. Laporan Perusahaan Ekuitas
f. Laporan Arus Kas
g. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
h. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
i. Catatan Atas Laporan Keuangan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan
Asuransi syariah adalah kumpulan perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara
perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis , dan perjanjian di antara para
pemegag polis dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah.
Bahwasanya Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensinal memiliki perbedaan.
Dan cakupan akuntansi asuransi syariah yang dihitung dalam transaksi yaitu
Asuransi Umum syariah Asuransi Jiwa Syariah Reasuransi Syariah, dan Unit
Usaha Syariah dari Asuransi Konvensional. Selain itu yang dibahas dalam
cakupan akuntansi asuransi syariah yaitu pengakuan dan pengukuran, cadangan
dana tabarru’ dan laporan keuangan entitas asuransi syariah.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan dalam
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak yang harus diperbaiki. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
penulis untuk memperbaiki kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bayinah, Ai Nur, dkk. 2017. Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta. Salemba


Empat.
www. scribd.com. Diakses pada tanggal 13 Desember 2019

11

Anda mungkin juga menyukai