Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI MIKRO

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN PENDEKATAN KARDINAL

Dosen Pengampu : Nurzahroh Lailyah, S.E., M.E

Disusun Oleh :

1. Intan Agustiana (202211239)

2. M.Adi Ma’ariful Ikhwan (202211253)

4. Rakha Eka N (202211262)

6. Muhammad Khoirul Anam (202211267)

7. Feri Afrizal (202211275)

8. Ilham Muchtarom R (202211282)

6. Vega Jelita Putri Ardanta (202211320)

7. Muhammad Radika Adhilfi (202211331)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN PENDEKATAN KARDINAL”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari Bu Nurzahroh Lailiyah,
S.E., M.E.. Kami sadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
dukungan, dorongan, dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak.  Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa saja materi tentang konsep keuangan.
Kami berharap semoga Tuhan memberikan limpahan pahala atas kebaikan yang telah
diberikan kepada kita semua. Kami merasa bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
bagi para pembaca demi perbaikan proposal penelitian ini.

Kudus 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI...........................................................................................................….. 3
BAB 1.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................4

BAB II............................................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................................5

2.1 Pengertian teori tingkah laku konsumen.............................................................5

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen......................................5

2.3 pendekatan nilai guna kardinal ...........................................................................6

2.4 Hipotesis utama teori nilai .................................................................................8

2.5 Nilai guna angka dan grafik................................................................................8

2.6 Pemaksimuman nilai guna..................................................................................8

2.7 Teori nilai guna dan permintaan .........................................................................9


2.8 Mewujudkan kurva permintaan .........................................................................11
BAB III...........................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15

3.2 Saran....................................................................................................................15

BAB IV..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikro ekonomi) adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-
harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi
mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan
bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan
jasa selanjutnya.
Di dalam pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai Teori
Tingkah Laku Konsumen. Yakni tingkah laku individu atau kelompok dalam
mempergunakan pendapatan yang mereka miliki untuk memenuhi kepuasaan masing-
masing.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan
pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen secara
lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan menyederhanakan realitas
ekonomi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa pengertian teori tingkah laku konsumen?


B. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumem?
C. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam Teori Tingkah Laku Konsumen?
D. Bagaimana cara maupun syarat untuk pemaksimuman utilitas?

1.3 TUJUAN MASALAH

A. Memenuhi tugas pembuatan makalah mengenai Teori Tingkah Laku Konsumen


B. Guna mengidentifikasi apakah perusahaan telah mencapai kepuasan konsumen
utility cardinal
C. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor dan pendekatan-pendekatan yang
mempengaruhi dan digunakan dalam perilaku konsumen.
D. Untuk mengetahui berbagai macam asumsi yang bisa mencapai kepuasan
konsumen
E. Untuk mengetahui betbagai macam metode dan cara yang bisa mencapai puncak
pemaksimuman utilitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Tingkah Laku Konsumen
Menurut Engel et al, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibatdalam
pemerolehan, pengkonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahuluinya dan menyusul tindakan ini. Menurut Mowen dan Minor, perilaku konsumen
adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan,
penggunaan dan pembelian, dan penentu barang, jasa dan ide. Schiffman dan kanuk
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. (Etta Mamang Sangadji, 2013:7-8)
Menurut Griffin dalam Etta Mamang Sangiadji (2013 : 8) menyebutkan bahwa
perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologi yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Sementara
menurut Ariely dan Zauberman menyebutkan bawa perilaku konsumen merupakan tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang, atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dansosiologi.
Hasilnya berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku
konsumen: psikologis, pribadi, sosial, dan budaya (RW. Griffin & RJ. Ebert, 2003:366).
a. Pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar,dan sikap
perseorangan.
b. Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
c. Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya
diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainyaseperti teman, rekan sekerja, dan
rekan seprofesi.
d.Pengaruh budaya mencakup budaya ("cara hidup" yang membedakan satukelompok besar
dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang
memilliki nilai-nilai bersama), dankelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat
budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan.
Adapaun perilaku konsumen yang bersifat rasional dan irasional.
1. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan
atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut:
a. Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.

5
b. Barang tersebut betul-betul dibutuhkan
c. Kualitas barang terjamin.
d. Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.
2. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak
tanpapertimbangan, misalnya sebagai berikut:
a. Membeli barang karena merek terkenal.
b. Membeli barang karena ada bonusnya
2.3 Pendekatan Nilai Guna Kardinal
Pendekatan kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan
satuan uang atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan subjek
yang me Asumsi dasar: (Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.4, 2017: 555-566 ).
a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
b. Semakin banyak barang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan.
c. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap
satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi
semakin keciDalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen :
• Hukum Gossen I
menyatakan bahwasannya kepuasan konsumen akan menurun ketika kebutuhan mereka
dipenuhi terus-menerus.

• Hukum Gossen II
menyatakan bahwasannya seorang konsumen akan terus menerus memnuhi kebutuhannya
sampai mencapai intensitas yang sama. Maksud dari intensitas yang sama adalah rasio antara
marginal utility dan harga dari produk yang satu dengan rasio marginal utility dan harga
produk yang lainnya (Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.4, 2017: 555-566 ).
Adapun untuk barang yang memiliki harga berbeda berlaku rumus sebagai berikut:

Keterangan:

6
MUX = marginal utility barang X
MUY = marginal utility barang Y
MUZ = marginal utility barang Z
PX = price (harga) barang X
PY = price (harga) barang Y
PZ = price (harga) barang Z
Di dalam ekonomi kepuasan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-
barang dinamaan nilai guna atau utility. Jika kepuasan semakin tinggi maka semakin
tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.Keputusanuntuk mengkonsumsi suatu barang
berdasarkan perbandingan anatara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus
dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).
Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas
marginal (MU). Menurut Sadono Sukirno (2015:154) menyebutkan bahwa :
1. Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dalam mengkonsumsi barang
dan jasa
2. Nilai guna total (Total Utility) adalah dapat diartikan sebagai jumlah seluruh
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.

3. Nilai guna marginal (Marginal Utility) berarti pertambahan (atau pengurangan)


kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan suatu
unit barang.

2.4 Hipotesis Utama Teori Nilai

7
Hipotesis utama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang semakin
turun, menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akan semakin menurun
ketika mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk tersebut. Berbicara
tentang nilai guna marginal pasti ada kaitannya dengan bagimana pemaksimuman nilai guna
ayang dirasakan oleh konsumen (Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.4, 2017:
555-566 ).

2.5 Nilai Guna Dalam Angka dan Grafik


Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun akan dapat dimengerti dengan
lebih jelas apabila digambarkan dalam contoh secara angka dan selanjutnya contoh itu
digambarkan secara grafik. Dalam bagian ini hal tersebut akan diuraikan (Sadono
Sukirno,2014).

 Nilai Guna Total akan tercapai saat

MU=0

 Sementara

2.6 Pemaksimuman Nilai Guna


Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman utilitas adalah jika
konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut: (Sadono Sukirno, 2005:130)

 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikannya


apabila perbandingan utilitas marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga-harga barang tersebut.
 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikannya
apabila utilitas marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk
setiap barang yang dikonsumsikan.

8
A. Cara Pemaksimuman Nilai Guna
Kerumitan yang timbul untuk menentukan suasana atau komposisi dan jumlah barang
yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-
harga berbagai barang. Kalau harga setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan
mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marinal dari setiap barang adalah
sama besarnya. Maka kepuasaan yang maksimum atau nilai gun yang maksimum akan
diperoleh orang tersebut apabila mengkomsumsi semua barang tersebut (Sukirno,1997).

B. Syarat pemaksimuman Nilai Guna


Syarat pemaksimuman nilai guna adalah bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang harus memberikan nilai guna yang
sama besarnya (Sukirno, 1997).
Contoh :

Skedul utilitas total (utility total) dan utiliti marginal (marginal utility) untuk konsumsi
barang A dalam satu periode waktu :

2.7 Teori Nilai Guna dan Permintaan

9
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan
bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah
harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada dua factor yang
menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami
perubahan: efek penggantian dan efek pendapatan ( Sadono Sukirno,2014).

A. Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang
yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna
marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah ( Sadono
Sukirno,2014).
Misalnya harga barang A bertambah tinggi,maka sebagai akibatnya sekarang MU
barang A/PAmenjadi lebih kecil dari semula.Harga barang-barang lainnya tidak mengalami
perubahan lagi maka perbandingan di antara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan
harganya(atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami
perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang
adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan ysng berikut
berlaku:

<

Dalam keadaan seperti diatas,nilai guna akan menjadi bertambah banyak(maka kepuasaan
konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak
barang B dan mengurangi pembelian barang A. Keadaan di atas menunjukkan bahwa kalau
harga naik,permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan
menjadi semakin sedikit ( Sadono Sukirno,2014)

B. Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan
pendapatan rill menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan
yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka
kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang
menyebabkan pendapatan riil bertambah, dari ini akan mendorong konsumen menambah
jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendaptan ini, yang

10
disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek penggantian di dalam mewujudkan
kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (Sadono Sukirno,2014).

2.8 Mewujudkan kurva permintaan


seorang konsumen hanya membeli dua jenis baran, ia itu makanan (m) dan pakaian
(k). Andaikan ia menggunakan 1o unit makanan, konsumen itu mencapai keseimbangan
konsumen:

Pada ketika keseimbangan itu dicapai, Pm (harga makanan) adalah Rp 10000. Dalam
contoh ini akan diperhatikan perubahan kuantitas permintaan makanan, maka kuantitas
pakaian yang dibeli dan harga pakaian tidak perlu diketahui.Seterusnya misalkan harga
pakaian tidak berubah tetapi harga makana turun dari Rp 10000 menjadi Rp 5000, maka

atau >

Di mana P1 m adalah harga makanan baru, yaitu Rp 5000. Keadaan di atas 15 unit.
Pada kuantitas dan harga makanan yang baru ini, keseimbangan konsumen akan dicapai
kembali

A. Paradoks Nilai
Sebelum teori nilai guna dikembangkan, ahli-ahli ekonomi menghadapi kesulitan di
dalam menerangkan perbedaan yang menyolok di antara harga air dan harga berlian.Air yang
merupakan barang yang sangat berharga kepada manusia tetapi harganya sangat
murah.Sedangkan berlian bukanlah benda yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga air(Posma Sariguna Johnson Kennedy, ‘Modul
Ekonomi Mikro’, 2016).

B. Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini dalam analisis ekonomi, dikenal
sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara
kepuasan yang diperoleh seorang didalam mengkosumsikan sejumlah barang dengan
pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh
selalu besar daripada pembayaran yang dibuat.Perhatikan contoh yang sederhana berikut.

11
Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang
cukup besar harganya Rp 1500. Sesampainya di pasar dia mendapati bahwa mangga yang
diinginkannya hanya berharga Rp 1000. Jadi dia dapat memperoleh mangga yang
diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah daripada harga yang bersedia
dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen (Firman Setiawan, ‘Konsep
Maslahah (Utility) Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 168 Dan Surat Al-A’raf Ayat
31’, Dinar: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1.2 (2014), 7–8).

 Kurva permintaan (demand) adalah kurva yang menunjukkan kemauan/ kesediaan


konsumen untuk membayar (willingness to pay) berbagai harga dan jumlah barang
atau pelayanan.

 Surplus konsumen ditunjukkan oleh luas area segitiga PoEA di bawah kurva
permintaan (kurva demand, kurva willingness to pay) hingga di atas harga ekuilibrium
Po.

C. Surplus Produsen
Surplus produsen dapat didefinisikan sebagai ukuran perbedaan antara jumlah
penerimaan total yang sesungguhnya diperoleh produsen dari memproduksi/menjual barang
atau pelayanan di pasar, dan jumlah manfaat atau keuntungan minimal yang produsen masih
bersedia menerima (willing to accept) dengan memproduksi atau menjual barang tersebut.
Kesediaan untuk menerima keuntungan minimal (willingness to accept) dengan
menjualbarang atau pelayanan identik dengan kesediaan untuk menjual/ memproduksi
(willingness to sell). Makin tinggi biaya produksi barang, makin kecil kesediaannya
memproduksi/menjual barang karena makin kecil surplus produsen. (BOEDIONO Edisi dua
(Pengantar Ilmu Ekonomi No.1)).

12
Sebagai ilustrasi misalnya saja, Pemerintah Kota Bogor merencanakan akan membuat
taman kota. Ada empat peserta tender pembuatan taman kota tersebut, yaitu A, B, C, dan D
dengan biaya masing-masing yang diajukan sebagai berikut.
Biaya-biaya Keempat Peserta Tender Pembuatan Taman

Karena biaya pembuatan taman kota seorang konsultan adalah harga terendah yang
mau diterimanya untuk melakukan pekerjaannya, biaya adalah ukuran seberapa rela ia
menjual jasanya. Setiap konsultan akan dengan senang hati menjual jasanya pada harga yang
lebih tinggi dari biayanya dan tidak akan mau menjual jasanya pada harga yang lebih rendah
dari biaya yang harus dikeluarkannya. Istilah biaya haruslah diinterpretasikan sebagai biaya
kesempatan para konsultan peserta tender termasuk pengeluaran(tanaman, desain/gambar,
tenaga kerja, dan lainnya) dan juga termasuk nilai yang diberikan terhadap waktu kerjanya.
Ketika pihak Pemda mengumpulkan penawaran harga dari setiap peserta tender, harga
awalnya bisa saja sangat tinggi, tetapi akan turun dengan sendirinya bersamaan dengan
persaingan dari peserta tender untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Apabila ternyata dari
pemerintah kota menyebutkan bahwa biaya yang dianggarkan dan disetujui untuk pembuatan
taman kota adalah Rp6 juta, apa yang terjadi dengan keempat konsultan peserta tender
tersebut? Hanya D yang memperoleh keuntungan (surplus produsen) karena dengan bayaran
yang didapatkan sebesar Rp6 juta, biaya yang dikeluarkan masih lebih kecil, yaitu sebesar
Rp5 juta. Dengan kata lain, D memperoleh surplus produsen senilai Rp1 juta.

13
Karena kurva penawaran mencerminkan biaya-biaya dari penjual, hal ini dapat
digunakan untuk mengukur surplus produsen. Dengan kata lain, tinggi kurva penawaran
merupakan biaya penjual dan perbedaan antara harga dengan biaya produksi adalah surplus
produsen dari penjual. Maka jumlah luas daerah adalah jumlah surplus produsen seluruh
penjual. Luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran mengukur besarnya surplus
produsen dalam suatu pasar. Seberapa besar kesejahteraan penjual meningkat ketika harga
barang yang dijualnya naik (Boediono Edisi dua (Pengantar Ilmu Ekonomi No.1)).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pelanggan merasa puas apabila harapan mereka
terpenuhi, dan merasa amat gembira apabila harapan mereka terlampaui. Perilaku konsumen
ada yang bersifat rasional dan irasional.
Dalam pendekatan kardinal, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal
Utility (MU). Ada beberapa asumsi konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi, yaitu
konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal, konsumen punya
preferensi jelas akan barang dan jasa, serta terdapat kendala dalam anggaran.
Hukum Law of Deminishing Return atau nilai guna marginal yang semakin menurun
akan lebih mudah dipahami apabila digambarkan dalam bentuk angka dan grafik. Sedangkan
pemaksimuman nilai guna dapat diperhitungkan dengan menggunakan tori Hukum Gossen

3.2 SARAN
Berdasarkan isi dari konsep tentang "Teori Tingkah Laku Konsumen" maka studi
teori perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik bagi para pengusaha,
ekonom, mahasiswa, dosen, guru ataupun pemerintah serta khalayak umum karena dengan
kita mempelajari dan memahami konsep teori dan perilaku konsumen dalam membelanjakan
sejumlah pendapatan yang dimilikinya, maka kita akan mengetahui sejumlah pemahaman
daripada siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.

15
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Etta Mamang Sangadji,2013:7-8.

RW. Griffin & RJ. Ebert,2003:366.

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5 ,No.4, 2017: 555-566 Edisi Khusus 1,

Sukirno Sadono, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, 3rd edn (Jl. Raya Leuwinanggung,
No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec.Tapos, Kota Depok 16956: PT RajaGrafindo Persada,
Depok,2016).
Sukirno, S. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA
Sadono Sukirno,2014, Edisi Tiga (Teori perilaku Konsumen)

Posma Sariguna Johnson Kennedy, ‘Modul Ekonomi Mikro’, 2016.

Firman Setiawan, ‘Konsep Maslahah (Utility) Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 168
Dan Surat Al-A’raf Ayat 31’, Dinar: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1.2 (2014), 7–8.

Boediono Edisi dua(Pengantar Ilmu Ekonomi No.1)

16

Anda mungkin juga menyukai