Anda di halaman 1dari 12

CHAPTER 8

FACTORY OVERHEAD:
DEPARTMENTALIZATION
Departementalisasi
Biaya Overhead Pabrik (BOP)

PART 2
2. Step Method
(Metode Alokasi Bertahap)
Metode Alokasi Bertahap (step method)
 Jasa Dep. Pembantu dipakai oleh Dep.Produksi & Dep. Pembantu Lain
 BOP Dep. Pembantu dialokasikan ke Dep. Pembantu Lain kemudian baru
ke Dep. Produksi
Dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal
balik antar departemen pembantu
a. Metode Alokasi Kontinu (continuous allocation method)
b. Metode Aljabar (algebraic method)
2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa
timbal balik antar departemen pembantu
a. Metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing)
Metode Alokasi Bertahap yang
memperhitungkan Jasa Timbal Balik
Antar Departemen Pembantu
a. Metode Alokasi Kontinu
 BOP departemen – departemen pembantu yang saling memberikan jasa
dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan
menjadi tidak berarti.
Contoh 2 : p. 232 - 233
BOP Langsung dan Tidak Langsung depertemen – departemen pembantu dan
produksi selama tahun anggaran 20X3 diperkirakan sebagai berikut :
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000,-
Departemen B Rp 15.000.000,-
Departemen Pembantu
Departemen X Rp 3.000.000,-
Departemen Y Rp 5.000.000,-
Gbr. 8.6 Proporsi Jasa Dep. Pembantu yang
dipakai Dep. Produksi

Dipakai di

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Total

Dept. X Dept. Y Dept. A Dept. B

Jasa Departemen X - 10% 65% 25% 100%

Jasa Departemen Y 20% - 45% 35% 100%


Departemen X Departemen Y Gbr. 8.7 Alokasi BOP dengan
BOP Langsung & Tidak Langsung Dept. Rp3.000.000 Rp5.000.000 Metode Alokasi Kontinu
alokasi B.Overhead Departemen X (Rp3.000.000) Rp300.000
Rp0 Rp5.300.000
alokasi B.Overhead Departemen Y Rp1.060.000 (Rp5.300.000)
Jumlah BOP Dep. X setelah
Rp1.060.000 Rp0 menerima alokasi biaya dari
alokasi B.Overhead Departemen X (Rp1.060.000) Rp106.000 Dep.Y = Rp 4.081.632
Rp0 Rp106.000
(Rp3.000.000 + Rp1.060.000 +
alokasi B.Overhead Departemen Y Rp21.200 (Rp106.000)
Rp21.200 Rp0 Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8)
alokasi B.Overhead Departemen X (Rp21.200) Rp2.120
Rp0 Rp2.120 Jumlah BOP Dep. Y setelah
alokasi B.Overhead Departemen Y Rp424 (Rp2.120)
Rp424 Rp0
menerima alokasi biaya dari
alokasi B.Overhead Departemen X (Rp424) Rp42 Dep. X =Rp 5.408.163
Rp0 Rp42 (Rp5.000.000 + Rp300.000 +
alokasi B.Overhead Departemen Y Rp8 (Rp42)
Rp106.000 + Rp2.120 + Rp 42
Rp8 Rp0
alokasi B.Overhead Departemen X (Rp8) Rp1 + Rp 1)
Rp0 Rp1
Gbr. 8.8
Alokasi BOP Dep. Pembantu ke Dep. Pembantu Lain dan Dep. Produksi

Departemen Pembantu Departemen Produksi


Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
BOP Langsung &
Tidak Langsung Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 9.000.000 Rp 15.000.000
(10% x Rp 4.081.632) (65% x Rp4.081.632) (25% x Rp 4.081.632)
Alokasi BOP Dep X (Rp4.081.632) Rp 408.163 Rp2.653.061 Rp 1.020.408
(20% x Rp 5.408.163) (45% x Rp5.408.163) (35% x Rp 5.408.163)
Alokasi BOP Dep Y Rp1.081.632 (Rp5.408.163) Rp2.433.673 Rp 1.892.857

Rp 0 Rp 0 Rp 14.086.735 Rp 17.913.265
b. Metode Aljabar
 Jumlah biaya tiap tiap Dep. Pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
Dari Contoh 2. Misal :
x = jumlah biaya Dep. X setelah menerima alokasi biaya dari Dep.Y
y = jumlah biaya Dep. Y setelah menerima alokasi biaya dari Dep. X
Maka :
x = 3.000.000 + 0,20y
y = 5.000.000 + 0,10x
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut :
x = 3.000.000 + 0,20y
x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10x) y = 5.000.000 + 0,10x
x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02x y = 5.000.000 + 408.163
x – 0,02x= 4.000.000 y = 5.408.163
0,98x = 4.000.000
x = 4.000.000 / 0,98
x = 4.081.633
Gbr. 8.9
Alokasi BOP Dep. Pembantu ke Dep. Pembantu Lain dan Dep.
Produksi

Departemen Pembantu Departemen Produksi

Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B

BOP Langsung & Tidak


Langsung Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 9.000.000 Rp 15.000.000
(65% x
Alokasi biaya overhead (10% x Rp4.081.632) Rp4.081.632) (25% x Rp4.081.632)
Departemen X (Rp 4.081.632) Rp408.163 Rp2.653.061 Rp1.020.408
(45% x
Alokasi biaya overhead (20% x Rp5.408.163) Rp5.408.163) (35% x Rp5.408.163)
Departemen Y Rp1.081.632 (Rp 5.408.163) Rp2.433.673 Rp1.892.857

Rp 0 Rp 0 Rp 14.086.735 Rp 17.913.265
Perhitungan tarif pembebanan BOP Dep. Produksi
Jika dalam membebankan BOP kepada produk, digunakan
dasar pembebanan jam tenaga kerja langsung (JTKL)
untuk Dep. A dan jam mesin (JM) untuk Dep. B. Untuk
tahun 20x3, Dep. A akan dioperasikan pada kapasitas
normal 50.000 JTKL, dan Dep. B pada kapasitas normal
25.000 JM.
Maka hitunglah tarif pembebanan BOP Dep. Produksi !
--> Tarif Pembebanan BOP Dep. A

Rp. 14.086.734 : 50.000 JTKL = Rp. 281,7

-- > Tarif Pembebanan BOP Dep. B

Rp. 17.913.265 : 25.000 JM = Rp. 716,5

Anda mungkin juga menyukai