Anda di halaman 1dari 7

1. Diketahui biaya job sebagai berikut.

a) Menghitung Tarif Biaya Tidak Langsung (Overhead Rate):


 Tarif Biaya Tidak Langsung yang Dianggarkan
Tarif Biaya Tidak Langsung Dianggarkan = Rp800.000.000 / 160.000 Jam
Tarif Biaya Tidak Langsung Dianggarkan = Rp5.000/Jam
 Tarif Biaya Tidak Langsung Aktual
Tarif Biaya Tidak Langsung Aktual = Rp688.800.000/164.000 Jam
Tarif Biaya Tidak Langsung Aktual = Rp4.200/Jam
b) Menghitung Total Job Order Costing
 System Biaya Normal
Total Job Order Costing LAGUNA= Rp106.450.000 + Rp32.276.000 + (900 Jam x
Rp5.000)
Total Job Order Costing LAGUNA = Rp106.450.000 + Rp32.276.000 + Rp4.500.000
Total Job Order Costing LAGUNA = Rp142.226.000
Total Job Order Costing MISSION = Rp127.604.000 + Rp4.410.000 + (1.010 Jam x
Rp5.000)
Total Job Order Costing MISSION = Rp127.604.000 + Rp4.410.000 + Rp5.050.000
Total Job Order Costing MISSION = Rp137.064.000
 System Biaya Aktual
Total Job Order Costing LAGUNA = Rp106.450.000 + Rp32.276.000 + (900 Jam x
Rp4.200)
Total Job Order Costing LAGUNA = Rp106.450.000 + Rp32.276.000 + Rp3.780.000
Total Job Order Costing LAGUNA = Rp142.506.000
Total Job Order Costing MISSION = Rp127.604.000 + Rp4.410.000 + (1.010 Jam x
Rp4.200)
Total Job Order Costing MISSION = Rp127.604.000 + Rp4.410.000 + Rp4.212.000
Total Job Order Costing MISSION = Rp135.226.000
c) Menghitung Under Applied atau Over Applied
Biaya Tidak Langsung yang Dianggarkan = Rp800.000.000
Biaya Tidak Langsung Aktual = Rp688.800.000
Under Applied/Over Applied = Biaya Tidak Langsung yang Dianggarkan - Biaya Tidak
Langsung Aktual
Under Applied/Over Applied = Rp800.000.000 - Rp688.800.000
Under Applied/Over Applied = Rp111.200.000
Terjadi "Over Applied" sebesar Rp111.200.000.

2. Diketahui proyeksi labar rugi sebagai berikut.

a) Rasio Margin Kontribusi dapat dihitung dengan rumus:


Rasio Margin Kontribusi = (Marjin Kontribusi / Penjualan) x 100%
Di mana:
Marjin Kontribusi = Penjualan - Biaya Variabel
Penjualan = 480.000 ribu Rupiah
Biaya Variabel = 249.000 ribu Rupiah
Mari kita hitung:
Marjin Kontribusi = 480.000 - 249.000 = 231.000 ribu Rupiah
Rasio Margin Kontribusi = (231.000 / 480.000) x 100% ≈ 48.13%
b) Untuk mencapai titik impas, perusahaan harus menghasilkan penjualan yang setara
dengan total biaya (biaya variabel + biaya tetap). Kita sudah memiliki nilai total biaya
tetap, yaitu 180.000 ribu Rupiah.
Titik Impas = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi
Titik Impas = 180.000 / 0.4813 ≈ 373.970,44 ribu Rupiah
Jadi, perusahaan harus menghasilkan pendapatan sebesar sekitar 373.970,44 ribu Rupiah
untuk mencapai titik impas.
c) Sekarang, mari kita hitung kembali rasio margin kontribusi dengan asumsi komisi
penjualan 3% akan dibayar:
Komisi Penjualan = 3% x Penjualan
Komisi Penjualan = 0.03 x 480.000 ribu Rupiah = 14.400 ribu Rupiah
Marjin Kontribusi setelah komisi = Marjin Kontribusi - Komisi Penjualan
Marjin Kontribusi setelah komisi = 231.000 - 14.400 = 216.600 ribu Rupiah
Rasio Margin Kontribusi setelah komisi = (Marjin Kontribusi setelah komisi / Penjualan)
x 100% Rasio Margin Kontribusi setelah komisi = (216.600 / 480.000) x 100% ≈ 45%
Ketika memberi komisi penjualan sebesar 3%, rasio margin kontribusi berkurang menjadi
sekitar 45%.
Pengaruh pada titik impas: Titik Impas = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi setelah
komisi Titik Impas = 180.000 / 0.45 ≈ 400.000 ribu Rupiah
Dengan memberikan komisi penjualan sebesar 3%, perusahaan sekarang harus
menghasilkan pendapatan sebesar sekitar 400.000 ribu Rupiah untuk mencapai titik
impas.
d) Margin of Safety (Margin Pengaman) adalah selisih antara penjualan aktual dan titik
impas. Sedangkan Operating Leverage menunjukkan sejauh mana perusahaan
mengandalkan biaya tetap dalam operasinya. Rumus-rumusnya adalah sebagai berikut:
Margin of Safety = Penjualan - Titik Impas Operating Leverage = Marjin Kontribusi /
Laba Operasi
Mari kita hitung:
Margin of Safety = 480.000 - 373.970,44 ≈ 106.029,56 ribu Rupiah
Operating Leverage = 231.000 / 51.000 ≈ 4.53
Jadi, Margin of Safety perusahaan adalah sekitar 106.029,56 ribu Rupiah, dan Operating
Leverage-nya sekitar 4.53. Semakin tinggi nilai Operating Leverage, semakin besar risiko
perusahaan terhadap perubahan pendapatan, baik ke arah positif maupun negatif.
.
3. Diketahui anggaran BOP sebagai berikut.

Tarif BOP Variabel = Rp 5.800.000 : 80.000 = Rp 72,5 per jam mesin


Tarif BOP Tetap = Rp 5.400.000 : 80.000 = Rp 67,5 per jam mesin
Tarif BOP Total = = Rp 72,5 per jam mesin + Rp 67,5 per jam mesin = Rp 140 per jam
mesin
a. Tarif BOP dengan menggunakan Metode Variable Costing
Tarif BOP Variable Costing = Rp 72,5 x 75.000
Tarif BOP Variable Costing = Rp 5.437.500

b. Tarif BOP dengan Metode Full Costing


Tarif BOP Full Costing = Rp 140 x 75.000
Tarif BOP Full Costing = Rp 10.500.000

c. Jurnal
Jurnal Metode Variabel Costing
Barang Dalam Proses-BOP 5.437.500
BOP variabel yang dibebankan 5.437.500

Jurnal Metode Full Costing


Barang Dalam Proses-BOP 10.500.000
BOP yg dibebankan 10.500.000
4. Diketahui Lini produksi pada PT MNC terdiri dari 2 Departemen Produksi dan 2 Departemen
Jasa dengan rincian data sebagai berikut.

a. Distribusi Overhead Dept.Jasa kepada Dep. Produksi Menggunakan Metode Langsung


Pada metode langsung:
• Biaya departemen jasa didistribusikan hanya ke departemen produksi saja.
• Metode ini mengabaikan dan tidak membebankan biaya apapun ke jasa yang
diberikan oleh suatu departemen jasa ke departemen jasa lain.
• Metode langsung dapat dibenarkan untuk perhitungan biaya produk jika hasil
akhirnya tidak jauh berbeda dengan hasil dari metode distribusi lainnya.

Departemen Produksi Departemen Jasa


Total A B Y Z
BOP
sebelum $ 196.300 $ 60.000 $ 80.000 $ 36.300 $ 20.000
distribusi
Distribusi
dari:
18.150 18.150
Dept. Y -36.300
(40/80 x 36.300) (40/80 x 36.300)
5.714 14.286
Dept. Z -20.000
(20/70 x 20.000) (50/70 x 20.000)

Total
$ 196.300 $ 83.864 $ 112.436 0 0
Overhead

d. Distribusi Overhead Dept.Jasa kepada Dep. Produksi Menggunakan Metode Bertingkat


Pada metode bertingkat:
• Mendistribusikan biaya dari departemen jasa berdasarkan urutan tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya.
• Sekali biaya telah didistribusikan dari suatu departemen jasa, tidak ada biaya departemen
jasa lain yang dibebankan kembali ke departemen tersebut dalam langkah berikutnya.
• Urutan yang berbeda memberikan hasil yang berbeda.
• Urutan dapat dimulai dari departemen yang paling banyak melayani departemen lain dan
paling sedikit menggunakan jasa departemen lain atau dimulai dari departemen jasa yang
menyediakan jasa ke departemen jasa lain dengan jumlah biaya terbesar.

Departemen Produksi Departemen Jasa


Total A B Y Z
BOP
sebelum
$ 196.300 $ 60.000 $ 80.000 $ 36.300 $ 20.000
distribusi
Dept.Jasa
Distribusi
dari:
14.520 14.520 7.260
Dept.Y (40/100 x (40/100 x -36.300 (20/100 x
36.300) 36.300) 36.300)
7.789 19.471
Dept.Z (20/70 x (50/70 x -27.260
27.260) 27.260)
Total
$196.300 $ 82.309 $ 113.991 0 0
Overhead

e. Distribusi Overhead Dept.Jasa kepada Dep. Produksi Menggunakan Metode Simultan


Biaya dari departemen jasa didistribusikan secara simultan, pertama-tama dengan
menggunakan aljabar untuk menyelesaikan dua persamaan linier dengan dua variabel yang
tidak diketahui, tujuannya untuk menentukan berapa besar alokasi terlalu tinggi yang
diperlukan dan untuk menentukannya secara simultan bagi kedua departemen jasa.
Jika : Y = $ 36.300 + 0,3Z
Z = $ 20.000 + 0,20Y
Substitusi: Y = $ 36.300 + 0,3 ($ 20.000 + 0,20Y)
Penyelesaian:
Y = $ 36.300 + $ 6.000 + 0,06Y
Y = $ 42.300 + 0,06Y
0,94Y= $ 42.300
Y = $ 45.000
Substitusi: Z = $ 20.000 + (0,20 x $ 45.000)
Penyelesaian:
Z = $ 20.000 + $ 9.000
Z = $ 29.000

Departemen Produksi Departemen Jasa

Total A B Y Z
BOP
sebelum
$196.300 $ 60.000 $ 80.000 $ 36.300 $ 20.000
distribusi
dept.jasa
Distribus
i Dari:
18.000 18.000 9.000
Dept.Y -45.000
(40/100 x 45.000) (40/100 x 45.000) (20/100 x 45.000)
5.800 14.500 8.700

Dept.Z (30/100 x -29.000


(20/100 x 29.000) (50/100 x 29.000)
29.000)

Total
$196.300 $ 83.800 $ 112.500 0 0
Overhead

Anda mungkin juga menyukai