Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI MANAJEMEN

Rahmat Wahyudi, S.Ak.,MM


BAB 3
TUJUAN DAN METODE ALOKASI BIAYA
DEPARTEMEN PENDUKUNG

Rahmat Wahyudi, S.Ak., MM


Dalam sebuah perusahaan biasanya tidak hanya menggunakan satu departemen produksi , melainkan lebih
yang di sebut dengan departemen pendukung , dan biasa juga menggunakan biaya bersama ( common cost )
dalam produksi . Dimana biaya bersama tersebut harus di alokasikan ke departemennya masing-masing.
Langkah-langkah dan Tujuan Alokasi
Langkah-langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen produksi sbb :
1.Mendepartementalisir perusahaan
2.Mengklasifilasikan masing-masing departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi
3.Menelusuri semua biaya overhead perusahaan untuk departemen pendukung dan produksi
4.Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5.Menentukan tarif overhead yang di tentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi
6.Mengalokasikan biaya overhad pada unit produk individual dengan tarif overhead yang di tentukan terlebih
dahulu .

TUJUAN ALOKASI :
1.Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2.Untuk menghitung profitabilitas lini prodak
3.Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4.Untuk menilai persediaan
5.Untuk memotiviasi para manejer
METODE ALOKASI BIAYA LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PENDUKUNG KE
DEPARTEMEN PRODUKSI

1. Direct Method ( Langsung )


2. Sequental Or Step Method ( Bertahap )
3. Reciprocal Method ( Timbal Balik )

1.Direct Method ( Metode Langsung )


Metode ini paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen pendukungnya . Biaya jasa
variabel di alokasikan langsung ke departemen produksi secara proposional dan langsung terhadap masing-masing
departemen pengguna jasa . Biaya tetap juga di alokasikan langsung kepada departemen produksi , tetapi
berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi .
Contoh :
AA Manufacturing memproduksi suku cadang mesin berdasarkan pesanan . Sebagian besar usahanya di dapatkan
melalui tender. Sebagian besar peru sahaan yang bersaing dengan AA menawarkan biaya penuh di tambah markup
20 % . Baru-baru ini dengan harapan mendapatkan peningkatan penjualan , AA mengurangi markup dari 25 %
menjadi 20 % . Perusahaan mengoperasikan dua departemen pendukung dan dua departemen produksi . Biaya
yang di anggarkan dan tingkat aktivitas normal untuk masing-masing departemen sbb :
Keterangan Departemen Pendukung Departemen Produksi

A B C D

Biaya Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 50.000


Overhead

Jumlah 8 7 30 30
karyawan

Jam 2.000 200 6.400 1.600


Pemeliharaan

Jam mesin - - 10.000 1.000

Jam Tenaga - - 1.000 10.000


Kerja

Keterangan :
Biaya langsung departemen A di alokasikan berdasarkan karyawan , sedangkan departemen
B berdasarkan jam pemeliharaan . Tarif overhead per departemen di gunakan untuk
membebankan biaya ke produk . Departemen C menggunakan jam mesin , dan departemen
D menggunakan jam tenaga kerja .
Keterangan Departemen Departemen Produksi
Pendukung

A B C D

Biaya Rp Rp Rp Rp
overhead 100.000,- 200.000,- 100.000,- 50.000,-

Departemen (100.000,-) - 50.000,- 50.000,-


A

Departemen (200.000,-) 160.000,- 40.000,-


B

- - 310.000,- 140.000,-
Total
2. Sequental Or Step Method (Metode Bertahap)
Alokasi biaya di laksanakan secara setahap demi setahap ( Step Down Fashion ), mengikuti prosedur penetapan peringkat yang
di tentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam tatanan jumlah jasa yang di berikan. Biaya departemen
pendukung yang memberikan jasa paling besar di alokasikan terlebih dahulu . Biaya ini didistribusikan pada semua departemen
pendukung di bawah urutannya dan pada semua departemen produksi .
3. Reciprocal Method ( Metode Timbal Balik )
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung . Menurut metode timbal balik , salah satu departemen
pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung , kemudian di
alokasikan ke departemen produksi . Dengan menggunakan linear.
Total Biaya = Biaya langsung + Biaya yang di alokasikan
Jawaban dari contoh sebelumnya :
Proporsi output yang di pergunakan Oleh departemen

Keterangan A B C D

Departemen A - 0,1045 0,4478 0,4478

Departemen B 0,20 - 0,64 0,16

Maka Persamaan Linearnya sbb :


A = Rp 100.000,- + 20 % B
B = Rp 200.000,- + 10,45 % A
A = Rp 100.000,- + 20 % ( Rp 200.000,- + 10,45 % A )
= RP 100.000,- + Rp 40.000,- + 2,09% A
= Rp 140.000,- +2,09 % A
A – 2,09 % A = RP 140.000,-
97,91 % A = Rp 140.000,-
A = Rp 142.988,-
B = Rp 200.000, - + 10,45 % A
B = Rp 200.000,- + 10,45 % X Rp 142.988
B = Rp 214.942
Jawaban Contoh Sebelumnya

Keterangan Departemen Pendukung Departemen Produksi

A B C D

Biaya Rp100.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 50.000,-


overhead

Departemen B 42.988,- (214.942,- ) 137.563,- 34.391,-

Departemen A ( 142.988,-) 14.942,- 64.030,- 64.030,-

Total - - 301.593,- 148.421,-

Perbandingan 3 alokasi
Keteranga Metode Langsung Metode Bertahap Metode Timbal-balik

B. Overhead Rp100.000 Rp 50.000 RP 100.000 Rp50.000 Rp100.000 Rp 50.000

Dept A 50.000,- 50.000,- 70.000,- 70.000,- 64.030,- 64.030,-

Dept B 160.000,- 40.000,- 128.000,- 32.000,- 137.563,- 34.391,-

Total 310.000,- 140.000,- 298.000,- 152.000,- 301.593,- 148.421,-


artwork © 2016
badot_04@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai