Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M.

Ak

Bahan Teori
Mata Kuliah : Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Kode / SKS : ABI202 / 2 SKS
Mata kuliah Prasyarat :-
Pertemuan :9
Dosen : Nurmahadi, S.E., Sy., M. Ak.
Materi : Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Alokasi

A. Pendahuluan
Alokasi menurut departemen (Departementalisasi) merupaka pembagian perusahaan menurut unit-unit
yang disebut departemen. Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah proses pengumpulan dan penentuan
tarif overhead pabrik perdepartemen. Tujuan departementalisasi bagi overhead pabrik adalah untuk menentukan
biaya produk (product cost) secara teliti. Biaya produk dapat di hitung secara teliti karena dihasilkan melalui
beberapa departemen produksi dibebankan dengan tarif yang berlaku untuk masing-masing departemen.
B. Departemen Jasa dan Produksi
Menurut fungsi pokok, dalam perusahaan manufaktur, departemen di bagi menjadi departemen produksi,
departemen jasa, departemen administrasi dan umum, serta departemen pemasaran. Departemen produksi terlibat
langsung dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Contoh departemen pertenunan pada perusahaan tenun,
departemen perncampuran dan departemen pengalengan pada perusahaan minuman kaleng. Sedangkan departemen
jasa memberikan jasa yang secara tidak langsung membantu departemen produksi dalam pengolah produk. Contoh:
departemen listrik dan departemen pemeliharaan pada perusahaan minuman kaleng.
C. Penetapan Dasar Alokasi
Penetapan dasar alokas departemen jasa dilakukan setelah anggaran departemen produksi dan jasa disusun.
Misalnya, departemen listrik dialokasikan dengan menggunakan dasar alokasi konsumsi KWH departemen
pemakai.
D. Alokasi Biaya Departemen Jasa.
Biaya Overhead Departemen Jasa dapat dialokasikan pada departemen produksi dengan menggunakan
beberapa metode, yaitu:
1. Metode Langsung (Direct Method)
Pada metode ini, biaya overhead pabrik departemen jasa hanya di alokasikan pada departemen produksi
tanpa di alokasikan pada departemen jasa lainya. Berikut digambarkan bagan alir alokasi departemen jasa dengan
dengan metode langsung.

Departemen Produksi Departemen Jasa

Departemen A Departemen 1

Departemen B Departemen 2

2. Metode bertahap (Sequential Method)

nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi


Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M. Ak

Pada metode ini, biaya biaya overhead departemen jasa yang pertama dialokasikan pada departemen
produksi dan departemen jasa kedua. Selanjutnya, biaya departemen jasa kedua setelah menerima alokasi biaya dari
departemen jasa pertama, dialokasikan hanya pada departemen produksi saja. Berikut gambar diagramnya:

Departemen Produksi Departemen Jasa

Departemen A Departemen 1

Departemen B Departemen 2

3. Metode Timbal Balik (Reciprocal Method)


Pada metode ini, masing-masing departemen jasa saling mengalokasikan biayanya selain juga tetap mengalokasikan
pada departemen produksi. Metode ini menggunakan teknik aljabar dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik
departemen jasa. Berikut gambar diagramnya:

Departemen Produksi Departemen Jasa

Departemen A Departemen 1

Departemen B Departemen 2

Contoh Soal:
Berikut disajikan data tentang dasar alokasi biaya departemen jasa:
Departemen Produksi Departemen Jasa
Keterangan
A B 1 2
BOP Sebelum Alokasi Rp. 60.000,- Rp. 80.000,- Rp. 36.300,- Rp. 20.000,-
Dasar Alokasi :
Departemen 1 (Jmlh. Kry). 40 % 40 % - 20 %
Departemen 2 (KWH) 20 % 50 % 30 % -

Dari data di atas, hitunglah alokasi overhead pabrik departemen jasa ke departemen produksi dengan menggunakan
a. Metode langsung, b. Metode bertahap, dan c. Metode timbal balik.

a. Metode langsung
Perhitungan Alokasi Biaya Dept. Jasa dengan Metode Langsung
Departemen Produksi Departemen Jasa
Keterangan Total
A B 1 2

nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi


Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M. Ak

BOP Sebelum Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 60.000,- Rp. 80.000,- Rp. 36.300,- Rp. 20.000,-
Dasar Alokasi :
Departemen 1 (Jmlh. Kry). Rp. 18.150,- Rp. 18.150,- (Rp. 36.300,-)-
Departemen 2 (KWH) (Rp.
Rp. 5.714 Rp. 14. 286 -
20.000,-)
BOP Setelah Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 83.864,- Rp. 112.436,- 0 0
Perhitungan alokasi biaya overhead departemen jasa ke departemen produksi dengan mentode langsung adalah
sebagai berikut:
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. A: (40/80) x Rp. 36.300 = Rp. 18.150,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. B : (40/80) x Rp. 36.300 = Rp. 18.150,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. A : (20/70) x Rp. 20.000 = Rp. 5.714,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. B : (50/70) x Rp. 20.000 = Rp. 14.286,-

b. Metode Bertahap
Perhitungan Alokasi Biaya Dept. Jasa dengan Metode Bertahap
Departemen Produksi Departemen Jasa
Keterangan Total
A B 1 2
BOP Sebelum Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 60.000,- Rp. 80.000,- Rp. 36.300,- Rp. 20.000,-
Dasar Alokasi :
Departemen 1 (Jmlh. Kry). Rp. 14.520,- Rp. 14.520,- (Rp. 36.300,-)
Rp. 7.260,-
Departemen 2 (KWH) (Rp.
Rp. 7.789,- Rp. 19.471,- -
27.260,-)
BOP Setelah Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 82.309,- Rp. 113.991,- 0 0
Perhitungan alokasi biaya overhead departemen jasa ke departemen produksi dengan mentode bertahap adalah
sebagai berikut:
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. A: (40/100) x Rp. 36.300 = Rp. 14.520,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. B : (40/100) x Rp. 36.300 = Rp. 14.520,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Jasa 2 : (20/100) x Rp. 36.300 = Rp. 7.260,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. A : (20/70) x Rp. 27.260 = Rp. 7.789,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. B : (50/70) x Rp. 27.260 = Rp. 19.471,-

c. Metode Timbal Balik


Dari soal di atas, dengan menggunakan metode timbal balik, harus dibuat persamaan aljabarnya dengan rumus
sebagai berikut:

Y = 36.300 + 0,3Z; Di mana Y adalah BOP Dept. 1 setelah Alokasi.


Z = 20.000 + 0.2Y; Di mana Z adalah BOP Dept. 2 setelah Alokasi

Kemudian di substitusi:
Y = 36.300 + 0,3 (20.000 + 0,2Y)
Y = 36.300 + 6.000 +0,06Y)
0,94Y = 42.300
Y = 45.000

Z= 20.000 + 0,2 (45.000)


Z = 29.000

Maka tabelnya perhitunganya adalah sebagai berikut:


nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi
Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M. Ak

Perhitungan Alokasi Biaya Dept. Jasa dengan Metode Timbal Balik


Departemen Produksi Departemen Jasa
Keterangan Total
A B 1 2
BOP Sebelum Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 60.000,- Rp. 80.000,- Rp. 36.300,- Rp. 20.000,-
Dasar Alokasi :
Departemen 1 (Jmlh. Kry). Rp. 18.000,- Rp. 18.000,- (Rp. 45.000,-) Rp. 9.000,-
Departemen 2 (KWH) (Rp.
Rp. 5.800,- Rp. 14.500,- Rp. 8.700,-
29.000,-)
BOP Setelah Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 83.800,- Rp. 112.500,- 0 0

Perhitungan alokasi biaya overhead departemen jasa ke departemen produksi dengan mentode bertahap adalah
sebagai berikut:
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. A: (40/100) x Rp. 45.000 = Rp. 18.000,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Prod. B : (40/100) x Rp. 45.000 = Rp. 18.000,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 1 ke dept. Jasa 2 : (20/100) x Rp. 45.000 = Rp. 9.000,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. A : (20/100) x Rp. 29.000 = Rp. 5.800,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Prod. B : (50/100) x Rp. 29.000 = Rp. 14.500,-
- Alokasi overhead dept. Jasa 2 ke dept. Jasa 1 : (30/100) x Rp. 29.000 = Rp. 8.700,-

E. Perhitungan Tarif BOP


Setelah alokasi biaya departemen jasa di lakukan, langkah selanjutnya adalah menghitung tarif BOP dept. Produksi
dengan cara membagi BOP Departemen Produksi setelah alokasi dengan dasar pembebanan setiap departemen.
Misalnya, dept, produksi A menggunakan dasarpembebanan jam mesin sedangkan dept. Produksi B menggunakan
jam kerja langsung. Diketahui, estimasi jumlah jam mesin adalah 1.000 jam mesin dan estimasi jumlah jam kerja
langsung adalah 1.500 jam. Maka hitunglah tarif BOP nya. Jawabanya adalah sebagai berikut: untuk kasus ini
digunakan contoh data dari perhitungan alokasi BOP jasa dengan menggunakan metode timbal balik.
Perhitungan Tarif BOP untuk metode Timbal Balik
Departemen Produksi Departemen Jasa
Keterangan Total
A B 1 2
BOP Sebelum Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 60.000,- Rp. 80.000,- Rp. 36.300,- Rp. 20.000,-
Dasar Alokasi :
Departemen 1 (Jmlh. Kry). Rp. 18.000,- Rp. 18.000,- (Rp. 45.000,-) Rp. 9.000,-
Departemen 2 (KWH) (Rp.
Rp. 5.800,- Rp. 14.500,- Rp. 8.700,-
29.000,-)
BOP Setelah Alokasi Rp. 196.300,- Rp. 83.800,- Rp. 112.500,- 0 0
Dasar Pembebanan 1.500 Jam
1.000 Jam
Kerja
Mesin
Langsung
Tarif BOP Per JM dan JKL Rp. 75,- / Jam
Rp. 83,8 /
Kerja
Jam Mesin
Langsung
F. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
1. Akuntansi untuk BOP diBebankan
Pada akhir periode, overhead pabrik dept. Produksi harus dibebankan pada produk dengan
menggunakan tarif tarif overhead yang berlaku pada masing-masing dept. Produksi. Misalnya jam mesin
nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi
Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M. Ak

sesungguhnya Dept. A adalah 750 jam dan jam kerja langsung sesungguhnya Dept. B adalah 1.000 jam.
Maka perhitunganya adalah sebagai berikut, sesuai data alokasi dengan metode timbal balik tadi, berikut
perhitunganya:
Perhitungan Pembebanan Overhead Pabrik Departemen
Departemen Pemakaian Aktual Tarif BOP BOP di bebankan
Dept. Prod. A. 750 Jam Mesin Rp. 83,8 / Jam Mesin 750 x Rp 83,8 = Rp. 62.850,-

Dept. Prod. B 1.000 Jam Kerja Langsung Rp. 75 / Jam Kerja Langsung 1000 x Rp. 75 = Rp. 75.000,-

Pencatatan Akuntansi Untuk overhead yang dibebankan pada produk adalah sebagai berikut:
Rekening Debet Kredet

Barang dalam Proses – Dept. A Rp. 62.850,- -

Barang dalam Proses – Dept. B Rp. 75.000 -

Overhead dibebankan – Dept. A - Rp. 62.850,-

Overhead dibebankan – Dept. B - Rp. 75.000,-

2. Akuntansi untuk BOP Sesungguhnya Terjadi


BOP sesungguhnya diakumulasi dan baru diketahui jumlahnya setelah akhir tahun. BOP aktual yang akan
diakumulasi untuk dept. Produksi juga termasuk alokasi biaya aktual dari dept. Jasa. Misalnya setelah melalui
proses alokasi biaya dari dept. Jasa, BOP aktual setelah alokasi dari dept. Produksi A sejumlah Rp. 80.000,-
dan Dept. B sejumlah Rp. 91.000. berikut di sajikan dalam tabel:
Alokasi Biaya Sesungguhnya Dept. Jasa
(tanpa diperlihatkan dasar alokasi dan metode alokasi)
Dept. Produksi
Keterangan Total
A B
BOP Sebelum alokasi Rp. 171.000,- Rp. 59.000,- Rp. 61.000,-
Alokasi Dept. Jasa
Departemen 1 Rp. 15.000,- Rp. 15.000,-
Departemen 2 Rp. 6.000,- Rp. 15.000,-
BOP Setekah Alokasi Rp. 171.00,- Rp. 80.000,- Rp. 91.000,-

Pencatatan atas overhead sesungguhnya Dept. A dan B, adalah sebagai berikut:


Rekening Debet Kredet
Pengendali Overhead – Departemen A Rp. 59.000,- -
Pengendali Overhead – Departemen B Rp. 61.000,- -
Berbagai Rekening di Kredit - Rp. 120.000,-

Pencatatan atas alokasi biaya dept. Jasa 1 adalah sebagai berikut:


Rekening Debet Kredet
Pengendali Overhead – Departemen A Rp. 15.000,- -
Pengendali Overhead – Departemen B Rp. 15.000,- -
Biaya Departemen Jasa 1 - Rp. 30.000,-
nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi
Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Nurmahadi, M. Ak

Pencatatan atas alokasi biaya dept. Jasa 2 adalah sebagai berikut:


Rekening Debet Kredet
Pengendali Overhead – Departemen A Rp. 6.000,- -
Pengendali Overhead – Departemen B Rp. 15.000,- -
Biaya Departemen Jasa 2 - Rp. 21.000,-

3. Akuntansi untuk Menutup Rekening Overhead Pabrik di bebankan ke pengendali Overhead


Rekening Debet Kredet

Overhead dibebankan – Dept. A Rp. 62.850,- -


Overhead dibebankan – Dept. B Rp. 75.000,- -
Pengendali Overhead – Departemen A - Rp. 62.850,-
Pengendali Overhead – Departemen B - Rp. 75.000,-

Pencatatan selisih Pembebanan BOP


Rekening Debet Kredet

Harga Pokok Penjualan Rp. 33.150,- -


Pengendali Overhead – Departemen A - Rp. 17.150,-
Pengendali Overhead – Departemen B - Rp. 16.000,-

G. Referensi
 Kautsar Riza Salman. Akuntansi Biaya Pendekatan Produk Costing. Akademia Permata. Jakarta. 2013.
 Tresno Amor. Akuntansi Biaya, buku praktik dan kertas kerja praktik seri B. Akademi Akuntansi
YKPN Yogyakarta. 2012.
 Wiratna Sujarweni V. Akuntansi Biaya teori dan penerapanya. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 2015.
 Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. Akuntansi Biaya. Edisi ke 13. cet 4. Salemba Empat.
Jakarta. 2016.

nurmahadi@rocketmail.com, Ig: Irsyad_alhadi

Anda mungkin juga menyukai