NAMA ANGGOTA
DOSEN PENGAMPU :
ERMANSYAH,S.E.,M.M
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT sang pemilik dan pemberi cinta, yang telah
memberikan begitu banyak berkah dan rahmatnya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sumber, Penggunaan BMT dan Produk serta Aqad dalam BMT”.
Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Agung
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman kejahilian menuju zaman
menuju hamparan ilmu pengetahuan seperti apa yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah kami mengalami berbagai hambatan dan menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini terjadi karena kelemahan dan keterbatasan
yang dimiliki oleh kami. Alhamdulillah hambatan dapat teratasi tentu tidak lepas dari dukungan,
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan oleh kami dalam mencapai kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Sumber Dana dalam BMT...............................................................................6
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga keuangan dengan konsep syariah yang
lahir sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan tamwil dalam satu kegiatan
lembaga. Konsep maal lahir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim
dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS)
secara produktif. Sedangkan konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang
kegelisahan kegiatan ekonomi dengan prinsip riba, sekaligus sebagai supporting funding
lembaga keuangan mikro syariah yang bernama Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
dirasakan telah membawa manfaat finansil bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil
yang tidak bankable dan menolak riba, karena berorientasi pada ekonomi kerakyatan.
Kehadiran BMT di satu sisi menjalankan misi ekonomi syariah dan di sisi lain
BMT merupakan sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga
sosial, dan juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil
orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. BMT juga
karena kinerja BMT yang selalu meningkat sepanjang tahunnya dan juga sistem yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis
PEMBAHASAN
masyarakat untuk menjadi anggota di BMT. Prinsip utama dalam manajemen funding ini
adalah kepercayaan. Artinya kemauan masyarakat untuk menaruh dananya pada BMT
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BMT itu sendiri.
Sumber dana BMT pada prinsipnya dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni dana pihak
pertama (modal), dana pihak kedua (pinjaman pihak luar), dan dana pihak ketiga
Dana pihak pertama sangat diperlukan BMT terutama pada saat pendirian. Tetapi
dana ini dapat terus dikembangkan, seiring dengan perkembangan BMT. Sumber dana
a) Simpanan pokok khusus (modal penyertaan), yaitu simpanan modal penyertaan, yang
dapat dimiliki oleh individu maupu lembaga dengan jumlah penyimpanan tidak harus
sama. Simpanan hanya dapat ditarik setelah jangka waktu 1 tahun melalui musyawarah
tahunan. Atas simpanan ini, penyimpan akan mendapatkan porsi sisa hasil usaha atau
b) Simpanan pokok, merupakan simpanan yang harus dibayar saat menjadi anggota
BMT. Besarnya pokok harus sama. Simpanan pokok tidak dapat ditarik, jika ditarik maka
Dana yang bersumber dari pinjaman pihak luar. Nilai dana ini tidak terbatas,
investor. Pihak luar yang dimaksud adalah bank syariah (BMI, BRIS, BPRS, BNIS)
Dana ini merupakan simpanan sukarela atau tabungan dari para anggota BMT.
Jumlah dan sumber dana ini sangat luas dan tidak terbatas. Dilihat dari cara
pengembaliannya sumber dana ini dapat dibagi menjadi dua yakni simpanan lancar
Besar kecilnya dana yang berhasil dihimpun oleh suatu lembaga keuangan
merupakan ukuran dalam menilai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank atau
lembaga keuangan tersebut. Dan tingkat kepercayaan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
Dua kondisi ini dapat dicapai, jika manajemen mampu bertindak sesuai dengan
landasan BMT Pengalokasian dana BMT ini harus selalu berorientasi untuk
dapat memberikan
pendapatan maksimal pula dan tetap menjaga kondisi keuangan sehingga dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya setiap saat. yang sebenarnya. Untuk itu,
maksimal.
d. Halal, artinya pengalokasian dana BMT harus pada usaha yang halal baik dari tinjauan
untuk pembiayaan. Dalam hal ini, BMT harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-
dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah
Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah.
aman.
Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana-dana bank harus diarahkan
sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi.
Dalam bukunya Dendawijaya (2005: 54) dijelaskan cara penempatan (alokasi) dana oleh
suatu bank umum dengan mempertimbangkan sumber dana yang diperolehnya terdiri atas
dua pendekatan yang masih banyak dipergunakan/dipilih oleh eksekutif bank dan
Adalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu, dan tingkat harga
perolehannya.
sumber dana terhadap jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu, dan
Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian
Aktiva yang dapat menghasilkan atau Earning Assets adalah aset bank yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri
atas:
bi Tamlik)
Dalam kaitan dengan perbankan maka ini merupakan fungsi yang terpenting. Portofolio
pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55%
sampai 60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank
dapat diberikan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Tingkat penghasilan dari setiap
jenis pembiayaan juga bervariasi, tergantung pada prinsip pembiayaan yang digunakan
Di samping penggunaan dana untuk pembiayaan, bagi bank syariah juga dapat
mengalokasikan dananya untuk fungsi investasi pada surat-surat berharga. Porsi terbesar
berikutnya dari fungsi penggunaan dana bank adalah berupa investasi pada surat-surat
berharga. Selain untuk tujuan memperoleh penghasilan, investasi pada surat berharga ini
dilakukan sebagai salah satu media pengelolaan likuiditas, di mana bank harus
menginvestasikan dana yang ada seoptimal mungkin, tetapi dapat dicairkan sewaktu-
waktu bila bank membutuhkan dengan tanpa atau sedikit sekali mengurangi nilainya.
Tingkat penghasilan dari investasi (yield on investment) pada surat berharga tersebut pada
simpanan atau tabungan yang didasarkan pada akad wadiah dan mudhrabah itu dalam
BMT dikenal adanya dua jenis simpanan yaitu simpanan wadi’ah dan simpanan
mudhrabah.
Dalam ilmu fiqih akad wadi’ah ditinjau dari boleh tidaknya penerima titipan
untuk memanfaatkan barang titipan tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Wadi’ah al-Amanah, yaitu akad wadi’ah yang mana pihak yang menerima titipan tidak
b) Wadi’ah ad Dhamanah, yaitu akad wadi’ah yang mana pihak yang menerima titipan
berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan
sekurang-kurangnya oleh dua pihak, dimana yang pertama memiliki dan memyediakan
modal yang disebut shohib al mal sedangkan yang kedua memiliki keahlian dan
bertanggung jawab mengelola dana atau manajemen usaha (proyek) halal tertentu, yang
dalam kerangka pengelolaan dana oleh mudarib, shohib al mal tidak diperkenankan
murabahahatau dalam ilmu perbankan merupakan jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Produk ini banyak digunakan karena
yang profitable, mudah dalam penerapanya, dimana BMT bertindak sebagai pembeli
sekaligus penjual barang halal tertentu yang dibutuhkan nasabah. Selain produk
murabahah terdapat penyaluran dana musyarakah yaitu akad kerja sama yang dilakukan
oleh dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak
b) pinjam-meminjam (al-qard) adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan.
Adapun jenis – jenis produk penghimpunan dana yang dimiliki oleh Baitul Maal Wat
b. Deposito Mudharabah
yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu, sesuai denga akad perjanjian yang dilakukan antar
bank dan investor. Deposito, muda diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat
jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang beripa nisbah bagi hasil
yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan
mudharabah.
c. Giro Wadiah
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil, dan
mereka. Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil, pihak bank berhak
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber dana BMT pada prinsipnya dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni dana
pihak pertama (modal), dana pihak kedua (pinjaman pihak luar), dan dana pihak ketiga
(simpanan atau tabungan). Penggunaan dana BMT merupakan upaya menggunakan dana
BMT untuk keperluan operasional yang dapat mengakibatkan berkembangnya BMT atau
sebaliknya, jika penggunaannya salah. Pengalokasian dana BMT ini harus selalu
menjalankan fungsinya, produk BMT diklasifikasikan menjadi empat hal yaitu : Produk
penghimpunan dana (funding), Produk penyaluran dana (lending).Dalam ilmu fiqih akad
wadi’ah ditinjau dari boleh tidaknya penerima titipan untuk memanfaatkan barang titipan
tersebut dibedakan menjadi dua macam,yaitu: Wadiah Al-Amanah dan Wadiah Ad-
berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. A. B., & Dana, A. P. P. (n.d.). Sunarto Zulkifli, Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,
Kuatismanto, Maal, B., Tamwil, W. A., Di, B. M. T., Pekalongan, K., & Ismanto, K. (2015).
Kuatismanto. Pengelolaan Baitul Maal Pada Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Di Kota
Lembaga Keuangan Mikro (Lkm) Atas Status Badan Hukum Dan Pengawasan Baitul Maal
https://doi.org/10.21580/economica.2014.5.2.768