DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..……iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….vii
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Struktur Organisasi……………………………………………...41
1. Program Sosial………………………………………………48
DHUAFA REPUBLIKA
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………...69
B. Saran………………………………………………………….....71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………...69
B. Saran………………………………………………………….....71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..74
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Zakat sebagai salah satu Rukun Islam yang asasi merupakan media yang tepat
untuk menghubungkan antara yang kaya dan miskin, sekaligus berfungsi untuk
membina ukhuwah islamiyah. Karena pada dasarnya prinsip zakat adalah harta yang
mampu dibagikan kepada mustahik dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
agama.
Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam ekonomi dipelajari
pemanfaatan suatu benda secara efektif dan efisien. Bidang keilmuan yang memperoleh
pembaharuan secara memadai salah satunya adalah ekonomi yang kelak popular dengan
nama ekonomi Islam. Menurut MA. Mannan “Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan
penerapan perintahperintah (Injunctions) dan tata cara (rules) yang diterapkan oleh
syariah yang mencegah ketidakadilan dalam penggalian dan penggunaan sumber daya
material guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka melaksanakan
kewajibannya kepada Allah dan masyarakat”.
Secara terperinci, tujuan ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini
mencangkup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara. Kedua, tercukupinya
kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan,
pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan
kebutuhan dasar secara adil. Ketiga, penggunaan sumber daya secara optimal, efisien,
efektif, hemat dan tidak mubazir.
Potensi potensi dasar yang dianugrahkan Allah kepada ummat Islam belum
dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak intelektual dan
ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika
seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi aqidah
islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika
kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin juga makin
meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan makin dapat
dipersempit.Al-Qur’an memberikan petunjuk dengan jelas dalam hal zakat, ia mendorong
untuk berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh serta menunaikan zakat.
Aspek sosial islam ini hingga 15 abad dalam pengelolaannya sudah mengalami
perubahan. Asalnya hanya sekedar bagi-bagi habis, kini melalui program pemberdayan
ekonomi melalui UMKM mampu memandirikan sekaligus menjadikan mereka tidak
tergantung dengan pemberian. Ini memang tujuan dari zakat, yaitu membersihkan rohani
dan memberdayakan umat islam.
Secara hakiki yang paling berkepentingan untuk membayar zakat dan atau
memberi infak/sedekah adalah si pembayar zakat atau pemberi infak atau sedekah itu
sendiri, yaitu para muzaki, munfik, dan musadik dalam menjalankan perintah Allah
Dalam menyalurkan dana zakat produktif bagi para kaum dhuafa untuk UMKM
diperlukan strategi yang tepat agar DDR dapat menyalurkan dana tersebut pada usaha
yang tepat dan mendapatkan keuntungan dari hasil kerjasama yang dilakukan.
Maka LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah sebuah lembaga solusi dalam
penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
pendayagunaan zakat, infak dan shadaqah dengan cara memberikan pembiayaan bagi
kaum dhuafa untuk pemberdayaan UMKM
3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam penyaluran zakat terhadap UMKM pada
Dompet Dhuafa Republika?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
hasil ini diharapkan berguna bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan
akademisi lainnya.
2.Manfaat praktis :
hasil penulisan ini diharapkan berguna bagi pelaku-pelaku ekonomi islam serta
pengelola zakat agar sesuai dengan visi dan misinya.
3. Manfaat kebijakan :
hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pemerintah, khususnya BAZNAS dalam menentukan kebijakannya dan
juga pemberdayaan masyarakat du’afa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Amil zakat ialah orang atau individu yang bertugas melakukan pekerjaan yang
berkaitan dengan penghimpunan, pengelolaan, pencatatan dan pendayagunaan dana
zakat. Mereka dipilih oleh pemerintah apabila mereka bekerja pada Badan Amil Zakat
(BAZ) dan dipilih oleh pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk dinegara
Indonesia. Amil zakat berhak untuk menghimpun dana zakat, dan mendayagunakan
dana tersebut serta melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan zakat seperti
mengajarkan masyarakat tentang hokum zakat, menerangkan tentang sifat-sifat
pemilik harta yang wajib dikeluarkan zakat dan golongan-golongan yang berhak
menerima zakat, memindahkan, menyimpan, menjaga, mengembangkan serta
memanfaatkan harta zakat sesuai mengikut ketetapan dan syarat-syarat yang telah
dibuat.
Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang ada pada masa kini juga
diangap memiliki hak sebagaimana ditetapkan di dalam syariat islam. Oleh karena itu
BAZ dan LAZ wajib mengikuti syarat-syarat yang di tetapkan di dalam mengambil
bagian amil zakat.
Selain dari itu terdapat juga beberapa tugas lain sebagai bantuan yang boleh
diserahkan kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian dari syarat-syarat
yang telah di tetapkan sebagaimana di atas seperti kerja-kerja yang berkaitan dengan
pengurusan computer, keuangan dan lain sebagainya.
Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai Amil Zakat
tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang telah Selain dari itu
terdapat juga beberapa tugas lain sebagai bantuan yang boleh diserahkan kepada
orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian dari syarat-syarat yang telah di
tetapkan sebagaimana di atas seperti kerja-kerja yang berkaitan dengan pengurusan
computer, keuangan dan lain sebagainya.
Amil-amil zakat berhak mendapatkan tambahan dari kerja mereka yaitu dari
golongan amil zakat yang di berikan oleh pihak pemerintah atau pengurus LAZ yang
melantik mereka dengan kadar tidak lebih dari gaji yang telah di tetapkan, walaupun
mereka bukan dari kalangan orang-orang fakir yang mengambil dari jumlah dana yang
di bayar untuk semua amil zakat, persiapan pembiayaan oprasional kantor dengan
tidak lebih dari satu perdelapan dari hasil pungutan zakat (12,5%).Perlu di perhatikan
juga, amil zakat tidak boleh di pekerjakan lebih dari eperluan dan sebaik-baiknya gaji
kesemua amil zakat yang dipekerjakan atau sebagian dari mereka adalah diambil dari
dana Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dan Anggaran Belanja dan
Pendapatan Daerah (APBD) sehingga dana zakat boleh didayagunakan kepada
golongan-golongan lain yang berhak menerima zakat. Golongan amil zakat tidak
boleh menerima apa-apa bentuk hadiah atau hibah baik berupa dana atau uang tunai
maupun dalam bentuk barang.
Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai Amil Zakat
tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang telahdicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Amil Zakat hendaklah seseorang yang jujur (amanah) dan dia
adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggantikan segala kerusakan,
kehilangan dana zakat yang disebabkan oleh kecerobihan dan
kelalaian.
Di Indonesia profesi amil zakat masih belum menjadi sebuah profesi yang di pilih oleh
masyarakat Indonesia. Padahal semua aturan untuk menjadi seorang amil zakat sudah
jelas dan tegas digambarkan. Sebagaimana halnya zakat harta dan profesi yang belum
tersosialisasikan dengan baik, peran dan profesi Amil Zakat juga demikian.
Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah: 60 yang berbunyi” sesungguhnya zakat-
zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu’allaf yang di bujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapapan
yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs.
At-Taubah: 60).
Dalam surat At-Taubah:60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan yang
berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas mengurus
zakat (amili ‘alaiha). Sedangkan dalam At-Taubah:103 dijelaskan bahwa zakat itu di
ambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakky)
untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerima (mustahik). Imam
Qutbi ketika menafsirkan ayat tersebut (At-Taubah:60) menyatakan bahwa ‘amil itu
adalah orang-orang yang ditugaskan (di utus oleh imam atau pemerintah) untuk
mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat zakat yang diambilnya dari para
muzakky untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Diambilnya zakat dari muzakki melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan
kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat
amal kariatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajban yang juga bersifat
otoritatif (ijabari) Pengelolaan zakat lembaga pengelola zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hokum formak, akan memiliki beberapa keuntungan-keuntungan
antara lain :
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan
langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu saat.
2. Dewan pertimbangan
3. Komisi pengawas.
4. Badan pelaksana. 5. Angota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur
masyarakat dan
unsure pemerintah.
1. Dewan Pertimbangan
Zakat.
4. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan
Pengawas.
2. Komisi Pengawas
a. Fungsi yaitu sebagai pengawas internal lembaga atas oprasional kegiatan
dilaksanakan badan pelaksana.
3. Badan Pelaksana
maupun ke luar.
4. Badan Pelaksana
a. Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat.
b. Tugas pokok meliputi: 1. Membuat rencana kerja. 2. Melaksanakan
oprasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan . 3. Menyusun laporan tahunan. 4. Menyampaikan laporan
pertanggung jawaban kepada pemerintah. 5. Bertindak dan
bertanggung jawab untuk dan atas Badan Amil Zakat ke dalam
maupun ke lua
BAB III
PROFIL LEMBAGA AMIL ZAKAT
berkeadilan.
Visi Misi serta tujuan pendirian lembaga di atas, merupakan arahan yang akan
dijalankan oleh setiap individu di dalam organisasi tersebut sesuai dengan perannya
masing-masing.peranan-peranan itu tertuang di dalam struktur organisasi yang
menimbulkan konsekuensi terhadap hak dan kewajiban individu-individu di LAZ
Dompet Dhuafa Republika.
C. Struktur Organisasi
Eri Sudewo
Haidar Bagir
S. Sinansari Encip
Houtman Z. Arifin
Rahmad Riyadi
Pada dasarnya struktur organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika di atas, sama
dengan struktur organisasi perusahaan-perusahaan pada umumnya. Akan tetapi tugas dan
kewajiban yang diembannya memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut sesuai dengan
tujuan pedirian lembaga ini yang berkhidmat untuk mengangkat harkat social
kemanusiaan kaum dhuafa, bukan sekedar mencari keuntungan semata, yang tercermin
dari kegiatan usaha yang dilakukan lembaga tersebut
LAZ Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu lembaga amil zakat yang
berusaha memberikan pelayanan secara profesionalisme yang berkaitan dengan
pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau istribusi harta
zakat.
Setelah beroprasi lebih dari 11 tahun dan yayasan telah mampu mempekerjakan
sekitar 40 staff tetap termasuk penggalang dana, pendapatan LAZ Dompet Dhuafa
Republika terus meningkat, lokasi proyek LAZ Dompet Dhuafa Republika pun tidak lagi
terbatas di pulau jawa saja akan tetapi meluas keseluruh wilayah Indonesia. Sehingga
kegiatannya pun bergeser dari sebatas program sosial menjadi pengembangan sumber
daya manusia dan ekonomi.
1. Program Sosial
RBC merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, khususnya
dalam bidang persalinan yang diperuntukan bagi kaum dhuafa secara Cuma-Cuma. Jenis
pelayanan yang tersediya di RBC berupa pemeriksaan kehamilan, persalinan normal 24
jam, KB, imunisasi, senam hamil, ANC Mobile, Akses Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, serta pengobatab umum bagi iu dan anak bebas biaya. Meski
Cuma-Cuma, RBC tetap mengedepankan layanan professional dan maksimal bagi setiap
pasiennya.
Tidak hanya itu, anggota (member) juga mendapatkan kesempatan pendampingan
dalam bidang agama, pendidikan, dan ekonomi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Melalui upaya ini diharapkan dapat terbentuk keluarga-keluarga mandiri. RBC beralamat
di komplek pesantren At-Ta’azhimiyah jl. Holis 448A Bandung.8
LPM merupakan lembaga pelayanan bagi masyarakat, yang terbuka setiap hari
kerja, pukul 09:00 sampai dengan 15:00. Layanan LPM meliputi kesehatan, pendididkan,
sandang pangan, transportasi, hingga ekonomi. Layanan ini bekerjasama dengan berbagai
pihak untuk menjaga amanah dan optimalisasi dana zakat, bantuan yang diberikan pun
sesuai permasalahannya, seperti bantuan kesehatan berupa pengantar pemeriksaan klinik
dan obat, dan tebus resep, pemeriksaan laboraturium. Bantuan pendididkan berupa
bantuan yang dibayarkan langsung ke sekolah. Transportasi bantuan diberikan surat jalan
pengganti tiket. Sandang pangan bantuan dalam bentuk pakaian, buku, beras dan tiket
makan. Ekonomi bantuan dalam bentuk pinjaman tanpa bungan.
Bursa anak asuh adalah ajang mempertemukan calon anak asuh dengan calon
orang tua asuh. Anak asuh yang ditawarkan dalam bursa ini adalah anak-anak yang
berdasarkan survey lapangan yang dilakukan Tim DD, adalah anak-anak yang wajib
dibantu agar kelangsungan pendidikannya dapat terjamin. Kondisi orang tua/wali dari
anak-anak tersebut pada umumnya adalah kaum dhuafa dengan pekerjaan sebagai buruh
tani, pemulung, korban bencana/kerusuhan, pengungsi Dan ;aim-lain.
Pembinaan terhadap anak asuh dilakukan secara terus menerus oleh para
koordinator anak asuh (Kakak Asuh) yang dipilih dari kelompok mahasiswa yang punya
kepedulian. Pembinaan bulanan akan dilakukan Tim DD saat diadakan pertemuan dengan
semua anak asuh dalam rangka penyaluran dana bea siswa bulanan.
Pembinaan juga diarahkan terhadap para orang tua dari anak asuh, baik dalam
rangka meningkatkan pendapatan maupun meningkatkan motivasi menyekolahkan anak.
Pembinaan terhadap orang tua dari anak asuh akan disinkronisasikan dengan program
pemberdayaan masyarakat Dompet Dhuafa Bandung, dengan menggunakan dana Zakat,
Infak dan Sedekah
b. Sekolah Unggul Bebas Biaya
Smart Ekselensia Indonesia sekolah unggul bebas biaya, Dalam sebuah sistem
pendidikan berkualitas sudah seharusnya menggunakan paradigma berpikir "Starting with
the end". Artinya dalam mendesain sebuah program harus dimulai dengan pertanyaan :
Apa yang ingin anda hasilkan? Lantas apa yang kita punya saat ini dan kemudian
bagaimana caranya dengan apa yang kita punya tersebut meraih apa yang kita inginkan.
Dengan paradigma berpikir seperti ini kita setidaknya akan memperoleh 3 (tiga)
keuntungan yaitu :
Ketentuan pemberian Beastudi Etos yaitu Biaya masuk perguruan tinggi, SPP
semester I dan II, Uang saku sebesar Rp. 350.000,00 – Rp 400.000,00/bulan (tergantung
wilayah) selama tiga tahun, Akomodasi asrama selama tiga tahun, dan Pelatihan
pengembangan diri (Self Development Training). Empat domain pembinaan adalah
Akademik, Agama, Pengembangan Diri, Sosial, dan Pengembangan Kapasitas Guru.
D. Makmal Pendidikan
Kini lihat realitas yang ada bandingkan saat ini angka kematian ibu saat
melahirkan di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran .Angka anak putus sekolah di
Indonesia mencapai jumlah lebih dari 12 juta jiwa (Kompas.com, 28 April 2009) Badan
Pusat Statistik, Mei 2010, menyatakan angka pengangguran di Indonesia capai 8,59 juta
orang atau sekitar 7,41% dari 116 juta orang total angkatan kerja. 15,84% pengangguran
berpendidikan D1-S1. Permaslahan diatas inilah yang menjadikan tumbuhnya filantropi
islam dengan memberikan solusi berbagai kegiatan social kemasyarakatan.
Pemanfaatan dana yang dimiliki oleh dermawan atau orang kaya dan dana social
dari sebuah perusahaan dengan hadirnya lembaga social diharapkan memberikan
kenyamanan dalam menyalurkan dananya dan terjembatani pengajuan kebutuhan
masyarakat dhuafa dalam peningkatan kualitas hidupnya.
Dalam rangka optimalisasi permasalahan diatas training RFP ini sangat penting
khususnya diakalangan akademisi yang masih memiliki idealism yang sangat tinggi,
dalam sesi ini juga Urip memberikan kiat-kiat menjadi fundraiser yang handal, pertama
mulai dengan Strategi :
bukan Rambo).
3. Lakukan positioning lembaga dengan memperkenalkan lembaga yang kita
punya.
dan promotion.
b. Layanan jemput zakat, layanan ini diperuntukan bagi para donator yang
meminta untuk jemput zakat, infaq, shodaqah dan wakaf langsung datang
kerumah, kantor atau lokasi yang ditentukan oleh donator itu
sendiri. Minimal zakat yang di jemput Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah).
c. Layanan SMS dan Internet Banking. Para donator pun dapat ber zakat, infak,
shodaqah dan wakaf melalui sms dan autodebet serta transfer yang bekerjasama
dengan Bank, departemen sosial Republik Indonesi (Depsos RI) dan dengan
operator telepon seluler.
Infak hanya ditunjukkan pada hal-hal yang bersifat material seperti uang atau
benda-benda lain yang berharga dan bermanfaat. Sedangkan sedekah bisa bersifat materi
maupun non materi. Secara umum Islam menghendaki umatnya untuk menyuburkan
infak dan sedekah
Program THK (Tebar Hewan Kurban) dimulai sejak tahun 1994. Pada awalnya
program ini bernama “Menebar 999 Hewan Kurban”. Sejak tahun 1998 berubah namanya
menjadi Tebar Hewan Kurban. Cita-citanya sederhana, ingin membagi hewan kurban ke
daerah-daerah terpencil, agar kelezatan daging kurban tidak hanya menumpuk pada
masyarakat kota, khususnya Jakarta
g. Haji
Layanan transfer infak secara otomatis tiap bulannya, dengan jumlah yang
telah disepakati
2. Jemput Infak
Layanan jemput ke lokasi donatur setiap bulannya Infak Anda akan disalurkan
untuk program pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat Dompet Dhuafa Bandung. dengan infak minimal Rp 50.000 setiap
bulannya, Anda sudah berlangganan Al-Hikmah.
B. Strategi penyaluran Zakat terhadap UMKM pada Dompet Dhuafa
Republika
Analisis strategi penyaluran zakat pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa
Republika dengan program – program yang telah dijalankan selama ini adalah strategi
yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika untuk memproduksikan dana zakat
dalam meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM kaum dhuafa yang
berada di sekitar jawa barat dan DKI Jakarta, keahlian para mustahik yang dapat
mengelola dana zakat yang diterima untuk mengembangkan ekonomi dengan
menjalankan UMKM sehingga dapat menjadi muzzaki. Serta sosialisasi bagi
para muzzaki dalam mengalokasikan dana zakat kepada lembaga yang amanah.
Strategi yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah :
1. Penyaluran zakat harus dilakukan sesuai dengan syar’i yaitu terbagi dalam 8
asnaf, setelah dikurangi dengan hak amilin 12,5 % maka sisanya 87,5 %
dibagikan kepada 7 ashnaf lainnya yaitu fakir, miskin, ghorimin, riqob, ibnu sabil
dan fisabilillah.7
3. Dalam program ekonomi adalah sistem Qordu Hasan, berupa pinjaman tanpa
bunga LAZ Dompet Dhuafa memberikan pembiayaan kepada kaum dhuafa atau
penerima manfaat dan digunakan sesuai dengan manfaat yang dikategorikan
seperti UMKM, misalnya penerima manfaat dana zakat mengalokasikan dana
tersebut untuk usaha, seperti berdagang kemudian mereka akan memcicil pinaman
tersebut kepada Dompet Dhuafa sebesar kemampuan mereka dan sesuai
dengan akad yang telah disepakati. Dan lebih banyak pengajuan dana UMKM
adalah masyarakat membentuk suatu komunitas perkelompok antara 3 sampai 15,
jadi Dompet Dhuafa lebih mudah untuk pemantauan dan pelaporannya lebih
terpantau.4. Dalam program social yang ada di LAZ Dompet Dhuafa Republika
adalah system putus, jadi ketika penyaluran dana zakat bagi para kaum
dhuafa
Adanya dana produktif dan pasif, dana produktif adalah dana yang diberikan
kepada kaum dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang terbatas itu dapat
dimanfaatkan dalam bentuk UMKM dengan pendampinagn harapannya adalah agar dana
yang terbatas itu dapat bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan kepada mustahik
lainnya, sedangkan dana pasif adalah dana yang diperuntukan santunan.
6. Memiliki konsep produksifitas pada dana ZIS adalah bahwa dana ZIS tidak
dibagikan langsung habis tetapi diberdayakan dengan programprogram
pengembangan ekonomi sehingga kaum dhuafa tersebut dapat
menggunakan danazakat yang diberikan agar terus berjalan sehingga
dihari-hari berikutnya diharapkan mustahik dapat terus bertahan hidup
bahkan suatu saat bisa menjadi muzaky.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi penyaluran dana zakat yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa Republika
dalam meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk kaum
dhuafa diantaranya:
a. Dalam program ekonomi adalah sistem Qordu Hasan, berupa pinjaman tanpa
bunga LAZ Dompet Dhuafa memberikan pembiayaan kepada kaum dhuafa atau
penerima manfaat dan digunakan sesuai dengan manfaat yang dikategorikan
seperti UMKM, misalnya penerima manfaat dana zakat mengalokasikan dana
tersebut untuk usaha, seperti berdagang kemudian mereka akan memcicil
pinamantersebut kepada Dompet Dhuafa sebesar kemampuan mereka dan sesuai
dengan akad yang telah disepakati. Dan lebih banyak pengajuan dana UMKM
adalah masyarakat membentuk suatu komunitas perkelompok antara 3 sampai 15,
jadi Dompet Dhuafa lebih mudah untuk pemantauan dan pelaporannya lebih
terpantau .
b. Dalam program social yang ada di LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah
system putus, jadi ketika penyaluran dana zakat bagi para kaum dhuafa mereka
cukup hanya diberikan dana lalu ada laporan ke pihak lembaga bahwa mereka
sudah disalurkan ke sekian banyak penerima manfaat.
c. Adanya dana produktif dan pasif, dana produktif adalah dana yang diberikan
kepada kaum dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang terbatas itu dapat
dimanfaatkan dalam bentuk UMKM dengan pendampinagn harapannya
adalah agar dana yang terbatas itu dapat bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan
kepada mustahik lainnya,
B. Saran
1. Sebelum pelaksanaan program, Dompet Dhuafa harus lebih mematangkan
konsep teknik kerja yang akan dilakukan, kejelasan waktu juga perlu
diperhatikanagar setiap pelaksanaan tiap tahapan program tidak terhambat.