Anda di halaman 1dari 26

PRODUK PEMBERDAYAAN ZISWAF UNTUK ZAKAT

PADA DOMPET DHUAFA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..……iv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………….............1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………….5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..…6

BAB II TUJUAN TEORITIS STRATEGI

d. Lembaga Pemodalan Zakat…….................……………………..30

1. Urgensi Pengelolaan Zakat……………………….…………30

2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat…………………….35

BAB III PROFILE LAZ DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

A. Sejarah Singkat LAZ Dompet Dhuafa Republika………………38

B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika………………...40

C. Struktur Organisasi……………………………………………...41

D. Program-Program LAZ Dompet Dhuafa ..……………………..42

1. Program Sosial………………………………………………48

2. Program Pendidikan dan Dakwah…………………………..50

BAB IV STRATEGI PENYALURAN ZAKAT PADA LAZ DOMPET

DHUAFA REPUBLIKA

A. Penghimpunan Dana Ziswaf pada DDR………………………...58

B. Strategi Penyaluran Zakat Terhadap UMKM Dompet Dhuafa


Republika…………………………………………..…................64

C. Kendala yang di temukan dalam penyaluran zakat terhadap

UMKM pada DDR………………………………………………67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………...69

B. Saran………………………………………………………….....71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………...69

B. Saran………………………………………………………….....71

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..74
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan MAKALAH yang berjudul “ PRODUK
PEMBERDAYAAN ZISWAF UNTUK ZAKAT PADA DOMPET
DHUAFA”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Prodi
D4 Akuntansi Keuangan Lembaga Keuangan syariah Fakultas
Politeknik Negeri Lhokseumawe

Terimakasih atas waktu yang telah diberikan. Penulis menyadari


bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca Makalah ini.
Semoga Tugas Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat sebagai salah satu Rukun Islam yang asasi merupakan media yang tepat

untuk menghubungkan antara yang kaya dan miskin, sekaligus berfungsi untuk

membina ukhuwah islamiyah. Karena pada dasarnya prinsip zakat adalah harta yang

mampu dibagikan kepada mustahik dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan

agama.

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan


sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian
bahumembahu mengelola dan menggerakan semua potensi ekonomi agar berdaya dan
berhasil guna secara optimal.

Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam ekonomi dipelajari
pemanfaatan suatu benda secara efektif dan efisien. Bidang keilmuan yang memperoleh
pembaharuan secara memadai salah satunya adalah ekonomi yang kelak popular dengan
nama ekonomi Islam. Menurut MA. Mannan “Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan
penerapan perintahperintah (Injunctions) dan tata cara (rules) yang diterapkan oleh
syariah yang mencegah ketidakadilan dalam penggalian dan penggunaan sumber daya
material guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka melaksanakan
kewajibannya kepada Allah dan masyarakat”.

Sedangkan menurut A.M. Al-Assal ekonomi islam adalah cara bagaimana


mengatur kehidupan perekonomian secara islami dan mempunyai prinsip saling
menguntungkan, sebagaimana para ahli mendefinisikan “Ekonomi Islam merupakan
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-qur’an dan as-sunnah
dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan diatas landasan dasardasar
keimanan dan moral sesuai dengan kondisi lingkunan dan masa”.

Secara terperinci, tujuan ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini
mencangkup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara. Kedua, tercukupinya
kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan,
pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan
kebutuhan dasar secara adil. Ketiga, penggunaan sumber daya secara optimal, efisien,
efektif, hemat dan tidak mubazir.

Potensi potensi dasar yang dianugrahkan Allah kepada ummat Islam belum
dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak intelektual dan
ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika
seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai dengan potensi aqidah
islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika
kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin juga makin
meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan makin dapat
dipersempit.Al-Qur’an memberikan petunjuk dengan jelas dalam hal zakat, ia mendorong
untuk berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh serta menunaikan zakat.

Sering kali seseorang memiliki keahlian untuk melakukan produksi namun


terkendala di modal, untukl itu diperlukan lembaga keuangan yang bersedia
memberikan pinjaman untuk modal usaha. Pengusaha-pengusaha yang dimiliki
perusahaan yang sudah besar sangat mudah memperoleh bantuan dana dari bank,
namun bagi pengusaha kecil terutama bagi kaum dhuafa yang bergerak di UMKM,
memerlukan dana untuk modal sangat sulit.

Kemampuan wirausaha sangat tingi, namun tidak diiringi dengan cukupnya


modal dapat menghalangi seseorang berwirausahawan untuk menjalankan usahanya.
Sangat disayangkan apabila hal tersebut sampai terjadi, karena lapangan pekerjaan yang
seharusnya terbuka menjadi tertutup karena usaha yang tidak berjalan lagi.

Aspek sosial islam ini hingga 15 abad dalam pengelolaannya sudah mengalami
perubahan. Asalnya hanya sekedar bagi-bagi habis, kini melalui program pemberdayan
ekonomi melalui UMKM mampu memandirikan sekaligus menjadikan mereka tidak
tergantung dengan pemberian. Ini memang tujuan dari zakat, yaitu membersihkan rohani
dan memberdayakan umat islam.

Secara hakiki yang paling berkepentingan untuk membayar zakat dan atau

memberi infak/sedekah adalah si pembayar zakat atau pemberi infak atau sedekah itu

sendiri, yaitu para muzaki, munfik, dan musadik dalam menjalankan perintah Allah

SWT demi kebaikan di dunia dan akhirat.


Dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal bisa terlibat dalam
mekanisme pegelolaan zakat. Apabila ini terbiasa terlaksana dalam aktifitas sehari-hari
umat Islam, maka secara hipotik zakat berpotensi mempengaruhi aktifitas ekonomi secara
nasional, termasuk didalamnya adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.

Program gerakan Zakat Untuk Bangsaku misalnya bisa dilakukan pemerintah


untuk memicu semangat dan kesadaran masyarakat. Program itu tentunya disertai dengan
penyuluhan ke masyarakat dan komunikasi yang efektif lewat media massa. Dengan
gencarnya iklan di media massa tentang pentingnya arti zakat untuk membantu sesama
pastinya akan menggugah para muzakki. Selain itu fatwa Majlis Ulama Indonesia tentang
kewajiban berzakat melalui Lembaga-lembaga Zakat dinilai juga cukup efektif untuk bisa
menyadarkan ummat.

Dalam menyalurkan dana zakat produktif bagi para kaum dhuafa untuk UMKM
diperlukan strategi yang tepat agar DDR dapat menyalurkan dana tersebut pada usaha
yang tepat dan mendapatkan keuntungan dari hasil kerjasama yang dilakukan.

Perkembangan yang terjadi menunjukan bahwa DDR memiliki strategi dalam


melakukan aktifitasnya, dan telah menjalankan fungsinya untuk mengembangkan
UMKM kaum dhuafa.

Maka LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah sebuah lembaga solusi dalam
penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
pendayagunaan zakat, infak dan shadaqah dengan cara memberikan pembiayaan bagi
kaum dhuafa untuk pemberdayaan UMKM

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari pembahasan diatas, dapat diangkat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penghimpunan dana pada Dompet Dhuafa Republika dalam menyalurkan


zakat untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)?

2. Bagaimana strategi penyaluran zakat terhadap UMKM pada Dompet Dhuafa


Republika?

3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam penyaluran zakat terhadap UMKM pada
Dompet Dhuafa Republika?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Mengetahui konsep tentang pemberdayaan zakat produktif.

2. Mengetahui Strategi penyaluran zakat produktif dan solutif terhadap perkembangan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kaum dhuafa.

3. Dengan mengetahui aplikasi pendapatan dan penyaluran zakat, diharapkan dapat


dipahami dan direalisasikan melalui Lembaga Amil Zakat agar eralokasi dengan efisien
dan efektif.

Adapun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah :

1. Manfaat teoritis :
hasil ini diharapkan berguna bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan
akademisi lainnya.

2.Manfaat praktis :
hasil penulisan ini diharapkan berguna bagi pelaku-pelaku ekonomi islam serta
pengelola zakat agar sesuai dengan visi dan misinya.

3. Manfaat kebijakan :
hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pemerintah, khususnya BAZNAS dalam menentukan kebijakannya dan
juga pemberdayaan masyarakat du’afa.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Lembaga Pengelolaan Zakat

1. Urgensi Pengelolaan Zakat

Amil zakat ialah orang atau individu yang bertugas melakukan pekerjaan yang
berkaitan dengan penghimpunan, pengelolaan, pencatatan dan pendayagunaan dana
zakat. Mereka dipilih oleh pemerintah apabila mereka bekerja pada Badan Amil Zakat
(BAZ) dan dipilih oleh pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk dinegara
Indonesia. Amil zakat berhak untuk menghimpun dana zakat, dan mendayagunakan
dana tersebut serta melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan zakat seperti
mengajarkan masyarakat tentang hokum zakat, menerangkan tentang sifat-sifat
pemilik harta yang wajib dikeluarkan zakat dan golongan-golongan yang berhak
menerima zakat, memindahkan, menyimpan, menjaga, mengembangkan serta
memanfaatkan harta zakat sesuai mengikut ketetapan dan syarat-syarat yang telah
dibuat.

Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang ada pada masa kini juga
diangap memiliki hak sebagaimana ditetapkan di dalam syariat islam. Oleh karena itu
BAZ dan LAZ wajib mengikuti syarat-syarat yang di tetapkan di dalam mengambil
bagian amil zakat.

Di antara tugas-tugas yang diamanahkan kepada amil-amil zakat ada yang


berbentuk pemberian kuasa, karena ia berkaitan dengan tugas asas dan kepemimpinan.
Oleh yang demikian orang yang memegang amanah ini di syaratkan supaya mengikuti
syarat-syarat yang telah di tetapkan oleh ulama-ulama fiqih di antaranya ialah: islam,
pria, jujur (beramanah) dan mengetahui hokum-hukum zakat di dalam lapangan kerja.

Selain dari itu terdapat juga beberapa tugas lain sebagai bantuan yang boleh
diserahkan kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian dari syarat-syarat
yang telah di tetapkan sebagaimana di atas seperti kerja-kerja yang berkaitan dengan
pengurusan computer, keuangan dan lain sebagainya.

Amil-amil zakat berhak mendapatkan tambahan dari kerja mereka yaitu


darigolongan amil zakat yang di berikan oleh pihak pemerintah atau pengurus LAZ
yang melantik mereka dengan kadar tidak lebih dari gaji yang telah di tetapkan,
walaupun mereka bukan dari kalangan orang-orang fakir yang mengambil dari jumlah
dana yang di bayar untuk semua amil zakat, persiapan pembiayaan oprasional kantor
dengan tidak lebih dari satu perdelapan dari hasil pungutan zakat (12,5%).
Perlu di perhatikan juga, amil zakat tidak boleh di pekerjakan lebih dari keperluan
dan sebaik-baiknya gaji kesemua amil zakat yang dipekerjakan atau sebagian dari
mereka adalah diambil dari dana Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) sehingga dana zakat boleh
didayagunakan kepada golongan-golongan lain yang berhak menerima zakat.
Golongan amil zakat tidak boleh menerima apa-apa bentuk hadiah atau hibah baik
berupa dana atau uang tunai maupun dalam bentuk barang.

Pemerintah dan pengurus LAZ menyediakan sarana oprasional seperti


perlengkapan kantor, telepon, faks, computer, yang mana semua dipergunakan Amil
Zakat untuk melakukan kegiatannya, baik menghimpun, mengelola dan
mendayagunakan dana zakat.

Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai Amil Zakat
tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang telah Selain dari itu
terdapat juga beberapa tugas lain sebagai bantuan yang boleh diserahkan kepada
orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian dari syarat-syarat yang telah di
tetapkan sebagaimana di atas seperti kerja-kerja yang berkaitan dengan pengurusan
computer, keuangan dan lain sebagainya.

Amil-amil zakat berhak mendapatkan tambahan dari kerja mereka yaitu dari
golongan amil zakat yang di berikan oleh pihak pemerintah atau pengurus LAZ yang
melantik mereka dengan kadar tidak lebih dari gaji yang telah di tetapkan, walaupun
mereka bukan dari kalangan orang-orang fakir yang mengambil dari jumlah dana yang
di bayar untuk semua amil zakat, persiapan pembiayaan oprasional kantor dengan
tidak lebih dari satu perdelapan dari hasil pungutan zakat (12,5%).Perlu di perhatikan
juga, amil zakat tidak boleh di pekerjakan lebih dari eperluan dan sebaik-baiknya gaji
kesemua amil zakat yang dipekerjakan atau sebagian dari mereka adalah diambil dari
dana Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dan Anggaran Belanja dan
Pendapatan Daerah (APBD) sehingga dana zakat boleh didayagunakan kepada
golongan-golongan lain yang berhak menerima zakat. Golongan amil zakat tidak
boleh menerima apa-apa bentuk hadiah atau hibah baik berupa dana atau uang tunai
maupun dalam bentuk barang.

Pemerintah dan pengurus LAZ menyediakan sarana oprasional seperti


perlengkapan kantor, telepon, faks, computer, yang mana semua dipergunakan Amil
Zakat untuk melakukan kegiatannya, baik menghimpun, mengelola dan
mendayagunakan dana zakat.

Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai Amil Zakat
tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang telahdicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Amil Zakat hendaklah seseorang yang jujur (amanah) dan dia
adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggantikan segala kerusakan,
kehilangan dana zakat yang disebabkan oleh kecerobihan dan

kelalaian.

Amil-amil zakat sepatutnya menjaga dirinya dengan mengikuti adab-adab islam


secara umum seperti sopan santun, lemah lembut terhadap orang-orang yang
mengeluarkan zakat, senantiasa berdoa kepada mereka dan juga kepada golongan-
golongan yang berhak menerima zakat, mengajar tentang hulum-hukum zakat dan
menjelaskan kepentingannya didalam masyarakat islam untuk mencapai perpaduan
masyarakat dan mendayagunakan zakat secepat mungkin kepada golongan-golongan
yang berhak menerima zakat.

Di Indonesia profesi amil zakat masih belum menjadi sebuah profesi yang di pilih oleh
masyarakat Indonesia. Padahal semua aturan untuk menjadi seorang amil zakat sudah
jelas dan tegas digambarkan. Sebagaimana halnya zakat harta dan profesi yang belum
tersosialisasikan dengan baik, peran dan profesi Amil Zakat juga demikian.

Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah: 60 yang berbunyi” sesungguhnya zakat-
zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu’allaf yang di bujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang untuk jalan Allah

dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapapan

yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs.

At-Taubah: 60).

Dalam surat At-Taubah:60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan yang
berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas mengurus
zakat (amili ‘alaiha). Sedangkan dalam At-Taubah:103 dijelaskan bahwa zakat itu di
ambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakky)
untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerima (mustahik). Imam
Qutbi ketika menafsirkan ayat tersebut (At-Taubah:60) menyatakan bahwa ‘amil itu
adalah orang-orang yang ditugaskan (di utus oleh imam atau pemerintah) untuk
mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat zakat yang diambilnya dari para
muzakky untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Diambilnya zakat dari muzakki melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan
kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat
amal kariatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajban yang juga bersifat
otoritatif (ijabari) Pengelolaan zakat lembaga pengelola zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hokum formak, akan memiliki beberapa keuntungan-keuntungan
antara lain :

Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat.

Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan
langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu saat.

Keempat, untuk memperlihatkan syiar islam dalam semangat penyelenggaraan


pemerintah islami.

Dalam Bab II pasal 5 Undang-undang tahun 1999 tentang pengelolaan zakat


dikemukakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk : a. Untuk meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai sesuai dengan tuntunan
agama. b. meningkatkan fungsi dan peranan piñata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan social. c. meningkatkan hasil
guna dan daya guna zakat.

Persyaratan lembaga pengelolaan zakat, Yusuf Al-Qardhowi dalam bukunya,


fiqih zakat28, menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau
pengelola zakat, harus memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut:
pertama,beragama islam. Kedua, mukallaf yaitu orang dewasa yang akal sehat akal
pikirannya yang siap menerima tanggung jawab mengurus urusan ummat. Ketiga,
memiliki sifat amanah dan jujur. Keempat, mengerti dan memahami hokum-hukum
zakat yang menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan zakat kepada masyarakat. Kelima, memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Keenam, hemat adalah kesungguhan amil
zakat dalam melaksanakan tugasnya. Amil yang baik adalah amil yang full-time dalam
melaksanakan tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula sambilan.

2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat

Sebagai organisasi nirlaba milik masyarakat Indonesia, organisasi pengelolaan


zakat juga memiliki karakteristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu: a. sumber
daya (baik dana maupun barang) berasal dari para donator yang mempercayakan
kepada lembaga. b. menghasilkan berbagai pengelolaan jasa dalam bentuk pelayanan
kepada masyarakat. c. kepemilikan organisasi pengelola zakat tidak seperti lazimnya
pada organisasi bisnis.
Organisasi pengelola zakat mempunyai karakteristik yang membedakannya
dengan organisasi nirlaba lainnya29, yaitu: 1. Terkait dengan aturan-aturan dan
prinsip-prinsip syariah islam. 2. Sumber dana utama adalah zakat, infaq, shadaqoh,
dan wakaf. 3. Memiliki Dewan Pengawas dalam struktur organisasinya.

A. Susunan Organisasi Badan amil Zakat

1. Badan amil zakat.

2. Dewan pertimbangan

3. Komisi pengawas.

4. Badan pelaksana. 5. Angota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur
masyarakat dan

unsure pemerintah.

B. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ)

1. Dewan Pertimbangan

a. Fungsi yaitu memberikan pertimbangan, fatwa, sara dan rekomendasin


pelaksana dan komisi pengawas dalam pemgelolaan badan amil zakat, meliputi
aspek syariah dan aspek manajerial.

b. Tugas pokok adalah 1. Memberikan garis-garig kebijakan umum

Zakat.

1. Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksanaan dan komisi pengawas.

2. Mengeluarkan fatwa syariah baik diminta maupun tidak berkaitan dengan


hokum zakat wajib diikuti oleh pengurus Badan Amil Zakat

3. Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana


dan komisi pengawas baik diminta maupun tidak.

4. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan
Pengawas.

5. Menunjuk akuntan public.

2. Komisi Pengawas
a. Fungsi yaitu sebagai pengawas internal lembaga atas oprasional kegiatan
dilaksanakan badan pelaksana.

b.Tugas pokok adalah: pertama, mengawasi pelaksanaan kerja yang telah


disahkan. Kedua, mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan Dwan Pertimbangan. Ketiga, mengawasi prasional kegiatan yang
dilaksanakan badan pelaksana, yang mencangkup pengumpulan, pendistribusian,
dan pendayagunaan. Keempat, melakukan pemeriksaan oprasional dan
pemeriksaan syariah.

3. Badan Pelaksana

a. Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat.

b. Tugas pokok meliputi: 1. Membuat rencana kerja. 2. Melaksanakan

oprasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja yang telah

ditetapkan . 3. Menyusun laporan tahunan. 4. Menyampaikan laporan

pertanggung jawaban kepada pemerintah. 5. Bertindak dan

bertanggung jawab untuk dan atas Badan Amil Zakat ke dalam

maupun ke luar.

4. Badan Pelaksana
a. Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat.
b. Tugas pokok meliputi: 1. Membuat rencana kerja. 2. Melaksanakan
oprasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan . 3. Menyusun laporan tahunan. 4. Menyampaikan laporan
pertanggung jawaban kepada pemerintah. 5. Bertindak dan
bertanggung jawab untuk dan atas Badan Amil Zakat ke dalam
maupun ke lua

BAB III
PROFIL LEMBAGA AMIL ZAKAT

A. Sejarah Singkat Lembaga Amil Zakat Dompet dhuafa Republika

LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat


indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal
dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga) Kelahirannya berawal dari
empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat
miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang
kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasif dhuafa. Empat orang
wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu
sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa Republika.

Sejak kelahiran Harian Umum Republika awal 1993, wartawannya aktif


mengumpulkan zakat 2,5% dari penghasilan. Dana tersebut disalurkan langsung
kepada dhuafa yang kerap dijumpai dalam tugas. Dengan manajemen dana yang
dilakukan pada waktu sia-sia, tentu saja penghimpunan maupun pendayagunaan dana
tidak dapat maksimal.

B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika

Visi dari didirikannya LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah Bertekad


menumbuhkembangkan jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu pada
sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan.Sedangkan misi yang hendak
dicapai oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika yaitu : 4

1. Membangun diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai lokomotif gerakan


pemberdayaan masyarakat.

2. Menumbuhkembangkan jaringan lembaga pemberdayaan masyarakat.

3. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan aset masyarakat yang berbasis


kekuatan sendiri.

4. Mengadvokasi paradigma ekonomi berkeadilanSelain Visi dan Misi, LAZ


Dompet Dhuafa Republika juga memiliki beberapa tujuan dalam pendiriannya,
yaitu :5

1. Meningkatnya efektivitas kinerja lembaga.

2. Meningkatnya otonomi jaringan lembaga melalui devolusi (desentralisasi

dan pelimpahan wewenang).


3. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi

berkeadilan.

4. Meningkatnya pendayagunaan aset masyarakat melalui pengelolaan ziswaf dan


derma.

5. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.

Visi Misi serta tujuan pendirian lembaga di atas, merupakan arahan yang akan
dijalankan oleh setiap individu di dalam organisasi tersebut sesuai dengan perannya
masing-masing.peranan-peranan itu tertuang di dalam struktur organisasi yang
menimbulkan konsekuensi terhadap hak dan kewajiban individu-individu di LAZ
Dompet Dhuafa Republika.

C. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari beberapa bagian.


Setiap bagian tersebut memiliki tugas dan kewajiban masing-masing. Struktur kepala
organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika dapat terlihat sebagai berikut :

Broard of Trustee (Wali Amanat) : Parni Hadi

Eri Sudewo

Haidar Bagir

S. Sinansari Encip

Houtman Z. Arifin

Board of Supervisory(Dewan Pengawas) : Kh. Didin Hafidhuddin

Rahmad Riyadi

Erry Riyana Hardjapamekas

Board of Sharia (Dewan Syariah) : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma

Bobby Herwibowo, LC.

Izzanudin Abdul Manaf, LC.

President Director (President Direktur) : Ismail A. Said

Executive Director (Direktur Eksekutif) : Ahmad Juwaini

Internal Audit (Internal Audit) : Tri Estriani


Comunication & Remo Director (Komunikasi & Direktur Remo) : Yuli Pujihardi

Program Director (Program Direktur) : M. Arifin Purwakananta

Business Director (Bisnis Direktur) : Kusnandar

Finance Director (Direktur Keuangan) : 6 Rini Suprihartanti

Pada dasarnya struktur organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika di atas, sama
dengan struktur organisasi perusahaan-perusahaan pada umumnya. Akan tetapi tugas dan
kewajiban yang diembannya memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut sesuai dengan
tujuan pedirian lembaga ini yang berkhidmat untuk mengangkat harkat social
kemanusiaan kaum dhuafa, bukan sekedar mencari keuntungan semata, yang tercermin
dari kegiatan usaha yang dilakukan lembaga tersebut

D. Program-program LAZ Dompet Dhuafa Republika

LAZ Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu lembaga amil zakat yang
berusaha memberikan pelayanan secara profesionalisme yang berkaitan dengan
pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau istribusi harta
zakat.

Setelah beroprasi lebih dari 11 tahun dan yayasan telah mampu mempekerjakan
sekitar 40 staff tetap termasuk penggalang dana, pendapatan LAZ Dompet Dhuafa
Republika terus meningkat, lokasi proyek LAZ Dompet Dhuafa Republika pun tidak lagi
terbatas di pulau jawa saja akan tetapi meluas keseluruh wilayah Indonesia. Sehingga
kegiatannya pun bergeser dari sebatas program sosial menjadi pengembangan sumber
daya manusia dan ekonomi.

1. Program Sosial

a. Rumah bersalin Cuma-Cuma (RBC)

RBC merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, khususnya
dalam bidang persalinan yang diperuntukan bagi kaum dhuafa secara Cuma-Cuma. Jenis
pelayanan yang tersediya di RBC berupa pemeriksaan kehamilan, persalinan normal 24
jam, KB, imunisasi, senam hamil, ANC Mobile, Akses Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, serta pengobatab umum bagi iu dan anak bebas biaya. Meski
Cuma-Cuma, RBC tetap mengedepankan layanan professional dan maksimal bagi setiap
pasiennya.
Tidak hanya itu, anggota (member) juga mendapatkan kesempatan pendampingan
dalam bidang agama, pendidikan, dan ekonomi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Melalui upaya ini diharapkan dapat terbentuk keluarga-keluarga mandiri. RBC beralamat
di komplek pesantren At-Ta’azhimiyah jl. Holis 448A Bandung.8

Wujud profesionalitas, RBC merekrut tenaga medis yang memiliki kompetensi di


bidangnya, antara lain ; 3 orang dokter umum, 8 orang bidan, dan 3 orang perawat
berpengalaman. Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan mendekatkan diri.

b. Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM)

LPM merupakan lembaga pelayanan bagi masyarakat, yang terbuka setiap hari
kerja, pukul 09:00 sampai dengan 15:00. Layanan LPM meliputi kesehatan, pendididkan,
sandang pangan, transportasi, hingga ekonomi. Layanan ini bekerjasama dengan berbagai
pihak untuk menjaga amanah dan optimalisasi dana zakat, bantuan yang diberikan pun
sesuai permasalahannya, seperti bantuan kesehatan berupa pengantar pemeriksaan klinik
dan obat, dan tebus resep, pemeriksaan laboraturium. Bantuan pendididkan berupa
bantuan yang dibayarkan langsung ke sekolah. Transportasi bantuan diberikan surat jalan
pengganti tiket. Sandang pangan bantuan dalam bentuk pakaian, buku, beras dan tiket
makan. Ekonomi bantuan dalam bentuk pinjaman tanpa bungan.

2. Program pendidikan dan Dakwah

a. Bursa Anak Asuh

Bursa anak asuh adalah ajang mempertemukan calon anak asuh dengan calon
orang tua asuh. Anak asuh yang ditawarkan dalam bursa ini adalah anak-anak yang
berdasarkan survey lapangan yang dilakukan Tim DD, adalah anak-anak yang wajib
dibantu agar kelangsungan pendidikannya dapat terjamin. Kondisi orang tua/wali dari
anak-anak tersebut pada umumnya adalah kaum dhuafa dengan pekerjaan sebagai buruh
tani, pemulung, korban bencana/kerusuhan, pengungsi Dan ;aim-lain.

Pembinaan terhadap anak asuh dilakukan secara terus menerus oleh para
koordinator anak asuh (Kakak Asuh) yang dipilih dari kelompok mahasiswa yang punya
kepedulian. Pembinaan bulanan akan dilakukan Tim DD saat diadakan pertemuan dengan
semua anak asuh dalam rangka penyaluran dana bea siswa bulanan.

Pembinaan juga diarahkan terhadap para orang tua dari anak asuh, baik dalam
rangka meningkatkan pendapatan maupun meningkatkan motivasi menyekolahkan anak.
Pembinaan terhadap orang tua dari anak asuh akan disinkronisasikan dengan program
pemberdayaan masyarakat Dompet Dhuafa Bandung, dengan menggunakan dana Zakat,
Infak dan Sedekah
b. Sekolah Unggul Bebas Biaya

Smart Ekselensia Indonesia sekolah unggul bebas biaya, Dalam sebuah sistem
pendidikan berkualitas sudah seharusnya menggunakan paradigma berpikir "Starting with
the end". Artinya dalam mendesain sebuah program harus dimulai dengan pertanyaan :
Apa yang ingin anda hasilkan? Lantas apa yang kita punya saat ini dan kemudian
bagaimana caranya dengan apa yang kita punya tersebut meraih apa yang kita inginkan.
Dengan paradigma berpikir seperti ini kita setidaknya akan memperoleh 3 (tiga)
keuntungan yaitu :

1. Institusi pendidikan akan berkembang secara berkesinambungan

2. Dorongan motivasi untuk melakukan perubahan jauh lebih kuat

3. Parameter keberhasilan program akan jauh lebih terukur

Oleh karena itu Program Pendidikan SMART Ekselensia Indonesia yang


merupakan proyek masa depan yang idealis, perlu melakukan reformasi/perubahan dalam
hal paradigma pendidikan. Sehingga kita mempunyai kesadaran yang sama, bahwa untuk
mencetak kualitas lulusan yang unggul diperlukan calon siswa yang relevan dan
potensial. Dan untuk menjaring para calon siswa yang potensial diperlukan sebuah
program seleksi yang benar-benar ketat dan sesuai sasaran.

Smart Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah berasrama dan


bebas biaya yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani (LPI)
Dompet Dhuafa. Didirikan pada tahun 2004, sekolah ini telah memiliki siswa didik
berjumlah 137 untuk 4 angkatan.

Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan dhuafa yang


berprestasi dari seluruh Indonesia ini digagas untuk meningkatkan harkat dan derajat
kaum dhuafa melalui program pendidikan dan pembinaan yang komprehensif dan
berkesinambungan. Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan dan pembinaan di
SMART EI, setiap siswa memiliki bekal berkarya untuk bangsa, negara dan agamanya.
Proses seleksi hingga kedatangan calon siswa, serta pendidikan selama berada di kampus
SMART EI, tidak dipungut biaya apapun.

C. Bea Study Sarjana

Beastudi Etos adalah beastudi yang diperuntukkan bagi mahasiswa berpotensi


namun memiliki keterbatasan ekonomi di sebelas perguruan tinggi negeri (PTN) di
Indonesia. Bentuk beastudi yang diberikan adalah biaya masuk perguruan tinggi, SPP
semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku sebesar Rp 400.000,00
– Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun, dan pelatihan
pengembangan diri (self development training).

Latar Belakang yang menjadi pertimbangan khusus LAZ Dompet Dhuafa


Republika dalam menyalurkan Bea Study Sarjana adalah Potensi kaum dhuafa yang
kurang tersalurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
Biayakuliah semakin tidak terjangkau, dan Perlu upaya sistematis untuk membangun
mental dan karakter mahasiswa dari kalangan tidak mampu. Adapun Visi ProgramBea
Study Sarjana, Memutuskan rantai kemiskinan dan Membentuk generasi mandiri secara
ekonomi dan sikap.

Ketentuan pemberian Beastudi Etos yaitu Biaya masuk perguruan tinggi, SPP
semester I dan II, Uang saku sebesar Rp. 350.000,00 – Rp 400.000,00/bulan (tergantung
wilayah) selama tiga tahun, Akomodasi asrama selama tiga tahun, dan Pelatihan
pengembangan diri (Self Development Training). Empat domain pembinaan adalah
Akademik, Agama, Pengembangan Diri, Sosial, dan Pengembangan Kapasitas Guru.

D. Makmal Pendidikan

Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha


menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui program-
programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat guru indonesia.Pelatihan
guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru akan berdampak pada pengelolaan
pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Peningkatan kualitas
hasil belajar yang dimaksud adalah daya kreatifitas, penalaran, kearifan sosial dan
peningkatan nilai akademik. Untuk mempertahankan kualitas sebagaimana dipaparkan di
atas, maka diperlukan sebuah mekanisme yang mampu membuat guru senantiasa
mengaplikasikan segenap kemampuannya secara optimal. Untuk itulah Makmal
Pendidikan juga memberikan pendampingan bagi para guru. Program pendampingan ini
dilakukan melalui kegiatan workshop untukmengasah terus berbagai jenis ketrampilan
guru, lesson study untuk menciptakan learning community di kalangan guru sehingga
memunculkan keterampilan leaning how to learn.
BAB IV

PENYALURAN ZAKAT PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

A. Penghimpunan Dana Ziswaf Pada Dompet Dhuafa Republika

Dalam rangka mengembangkan kapasitas dan sertifikasi profesi perhimpunan


dana (fundraiser) di kalangan mahasiswa dan Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)
Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga yang focus dalam pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM). bekerja sama dengan DKM Al Huriyah IPB dan BEM Fateta
mengelar training Register Fundraising Program (RFP).

Dari data yang di sampaikan Manager Fundraising Dompet Dhuafa, kaitanya


dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam mengembangkan filatropi di
dunia. Terdapat potensi zakat di Indonesia yang telah mencapai Rp19,9 triliun
(berdasarkan penelitian Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri Jakarta).
Namun pada realitanya penghimpunan nasional tercatat masih kurang dari Rp 1
trilyun1Hal ini menurut Urip potensi sumber dana cukup besar walau pada kenyataanya
relaitas kemiskinan masih harus terus dicari jalan keluarnya.

Kini lihat realitas yang ada bandingkan saat ini angka kematian ibu saat
melahirkan di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran .Angka anak putus sekolah di
Indonesia mencapai jumlah lebih dari 12 juta jiwa (Kompas.com, 28 April 2009) Badan
Pusat Statistik, Mei 2010, menyatakan angka pengangguran di Indonesia capai 8,59 juta
orang atau sekitar 7,41% dari 116 juta orang total angkatan kerja. 15,84% pengangguran
berpendidikan D1-S1. Permaslahan diatas inilah yang menjadikan tumbuhnya filantropi
islam dengan memberikan solusi berbagai kegiatan social kemasyarakatan.

Pemanfaatan dana yang dimiliki oleh dermawan atau orang kaya dan dana social
dari sebuah perusahaan dengan hadirnya lembaga social diharapkan memberikan
kenyamanan dalam menyalurkan dananya dan terjembatani pengajuan kebutuhan
masyarakat dhuafa dalam peningkatan kualitas hidupnya.

Dalam rangka optimalisasi permasalahan diatas training RFP ini sangat penting
khususnya diakalangan akademisi yang masih memiliki idealism yang sangat tinggi,
dalam sesi ini juga Urip memberikan kiat-kiat menjadi fundraiser yang handal, pertama
mulai dengan Strategi :

1. Lihat segmentasi pasar secara kreatif.

2. Peta kan targeting-targeting yang akan dicapai (jadilah seorang sniper

bukan Rambo).
3. Lakukan positioning lembaga dengan memperkenalkan lembaga yang kita

punya.

4. Differentiantion : mengemas keunikan lembaga semenarik mungkin.

5. Lakukan marketing mix : dengan mengintegritaskan product, price, place

dan promotion.

6. Selling : membangun hubungan jangka panjang dengan para donator.

7. Service : memberikan pelayanan dengan penuh kehangat,

8. Menikmati proses : Berusaha untuk terus memberikan layanan yang lebih


cepat, lebih mudah, lebih berkualitas. Semoga dengan kiat-kait ini terus tumbuh
fundraiser-fundraiser muda yang tangguh.

Dompet Dhuafa Republika mempunyai prinsip transparan didalam penerimaan


dan penyaluran dana zakat. Sumber penggunaan dana tersebut akan dilaporkan kepada
donatur dan masyarakat luas melalui media cetak maupun elektronik. Dibawah ini adalah
laporan dan sumber penggunaan dana periode 1 Muharram-30 Jumadil Akhir 1431 H.

Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika melalui biro penghimpunan


dana meluncurkan beberapa program yaitu:

a. Layanan langsung dikantor. Para donator atau Muzzaky yang mempunyai


waktu luang bisa datang langsung ke kantor LAZ Dompet Dhuafa Republika.

b. Layanan jemput zakat, layanan ini diperuntukan bagi para donator yang
meminta untuk jemput zakat, infaq, shodaqah dan wakaf langsung datang
kerumah, kantor atau lokasi yang ditentukan oleh donator itu
sendiri. Minimal zakat yang di jemput Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah).

c. Layanan SMS dan Internet Banking. Para donator pun dapat ber zakat, infak,
shodaqah dan wakaf melalui sms dan autodebet serta transfer yang bekerjasama
dengan Bank, departemen sosial Republik Indonesi (Depsos RI) dan dengan
operator telepon seluler.

d. MUZZAKI PRO - Zakat PenghasilanMuzakki Pro adalah layanan kemudahan


berzakat khususnya Zakat Penghasilan. Penghasilan rutin (a’thoyat) atau
pendapatan profesional (al maalul mustafaa) disepakati para ulama sebagai obyek
zakat.
e. Keping Cinta - Infak dan SedekahSecara terminologi, infak dan sedekah
mengandung pengertian mengeluarkan harta untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam diluar zakat.

Infak hanya ditunjukkan pada hal-hal yang bersifat material seperti uang atau
benda-benda lain yang berharga dan bermanfaat. Sedangkan sedekah bisa bersifat materi
maupun non materi. Secara umum Islam menghendaki umatnya untuk menyuburkan
infak dan sedekah

f. Tebar Hewan Kurban

Program THK (Tebar Hewan Kurban) dimulai sejak tahun 1994. Pada awalnya
program ini bernama “Menebar 999 Hewan Kurban”. Sejak tahun 1998 berubah namanya
menjadi Tebar Hewan Kurban. Cita-citanya sederhana, ingin membagi hewan kurban ke
daerah-daerah terpencil, agar kelezatan daging kurban tidak hanya menumpuk pada
masyarakat kota, khususnya Jakarta

g. Haji

Dompet Dhuafa memiliki sebuah jejaring yang mengkhususkan diri dalam


layanan ibadah haji dan umrah. DD Travel, demikian nama jejaring itu. DD Travel secara
reguler menyelenggarakan Program Haji dan Umrah. Dengan dibimbing oleh
Pembimbing yang berpengalaman dan professional, DD Travel membantu mewujudkan
ibadah yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW dan dengan kemudahan perjalanan.

h. Ibunda (Infaq Bulanan Untuk DhuafA)

Layanan Ibunda dapat dilakukan dengan cara:

1. Auto Debet melalui Bank (ADeB)

Layanan transfer infak secara otomatis tiap bulannya, dengan jumlah yang

telah disepakati

2. Jemput Infak

Layanan jemput ke lokasi donatur setiap bulannya Infak Anda akan disalurkan
untuk program pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat Dompet Dhuafa Bandung. dengan infak minimal Rp 50.000 setiap
bulannya, Anda sudah berlangganan Al-Hikmah.
B. Strategi penyaluran Zakat terhadap UMKM pada Dompet Dhuafa
Republika

Analisis strategi penyaluran zakat pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa
Republika dengan program – program yang telah dijalankan selama ini adalah strategi
yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika untuk memproduksikan dana zakat
dalam meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM kaum dhuafa yang
berada di sekitar jawa barat dan DKI Jakarta, keahlian para mustahik yang dapat
mengelola dana zakat yang diterima untuk mengembangkan ekonomi dengan
menjalankan UMKM sehingga dapat menjadi muzzaki. Serta sosialisasi bagi

para muzzaki dalam mengalokasikan dana zakat kepada lembaga yang amanah.
Strategi yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah :

1. Penyaluran zakat harus dilakukan sesuai dengan syar’i yaitu terbagi dalam 8
asnaf, setelah dikurangi dengan hak amilin 12,5 % maka sisanya 87,5 %
dibagikan kepada 7 ashnaf lainnya yaitu fakir, miskin, ghorimin, riqob, ibnu sabil
dan fisabilillah.7

2. Di berikan pelatihan-pelatihan dan Pembekalan skill bagi para kaum dhuafa,


sehingga dana zakat yang diberikan oleh lembaga dapat di kelola dengan baik dan
dapat meningkatkan pendapatan.8

3. Dalam program ekonomi adalah sistem Qordu Hasan, berupa pinjaman tanpa
bunga LAZ Dompet Dhuafa memberikan pembiayaan kepada kaum dhuafa atau
penerima manfaat dan digunakan sesuai dengan manfaat yang dikategorikan
seperti UMKM, misalnya penerima manfaat dana zakat mengalokasikan dana
tersebut untuk usaha, seperti berdagang kemudian mereka akan memcicil pinaman
tersebut kepada Dompet Dhuafa sebesar kemampuan mereka dan sesuai
dengan akad yang telah disepakati. Dan lebih banyak pengajuan dana UMKM
adalah masyarakat membentuk suatu komunitas perkelompok antara 3 sampai 15,
jadi Dompet Dhuafa lebih mudah untuk pemantauan dan pelaporannya lebih
terpantau.4. Dalam program social yang ada di LAZ Dompet Dhuafa Republika
adalah system putus, jadi ketika penyaluran dana zakat bagi para kaum
dhuafa

Adanya dana produktif dan pasif, dana produktif adalah dana yang diberikan
kepada kaum dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang terbatas itu dapat
dimanfaatkan dalam bentuk UMKM dengan pendampinagn harapannya adalah agar dana
yang terbatas itu dapat bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan kepada mustahik
lainnya, sedangkan dana pasif adalah dana yang diperuntukan santunan.
6. Memiliki konsep produksifitas pada dana ZIS adalah bahwa dana ZIS tidak
dibagikan langsung habis tetapi diberdayakan dengan programprogram
pengembangan ekonomi sehingga kaum dhuafa tersebut dapat
menggunakan danazakat yang diberikan agar terus berjalan sehingga
dihari-hari berikutnya diharapkan mustahik dapat terus bertahan hidup
bahkan suatu saat bisa menjadi muzaky.

7. Program jangka pendek yaitu mengadakan program santunan untuk


penanggulangan sesaat, sedangkan program jangka panjangnya adalah program-
program pemberdayaan misalnya Pemberdayaan Kelompok Pengusaha Makanan
Sehat (KPMS) yang ada di daerah kelurahan cipinag dan bidara cina kecamatan
jatinegara-jakarta timur, program pemberdayaan Pedagang Makanan Jajanan dan
UKM di sekitar pasar

C. Kendala yang di temukan dalam penyaluran zakat terhadap UMKM


pada Dompet Dhuafa Republika

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang alokasi dana zakat dan eksistensi


lembaga amil zakat ternyata memang menjadi salah satu kendala dalam pengelolaanzakat
dari masyarakat. Oleh karena itu LAZ Dompet Dhuafa Republika terus mengedukasi
masyrakat tentang pentingnya berzakat, agar penyaluran dapat terlaksana dengan
maksimal dan bagi para kaum dhuafa dapat memanfaatkan dana yang diberikan untuk
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

BAB V

PENUTUP
Kesimpulan

1. Strategi penyaluran dana zakat yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa Republika
dalam meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk kaum
dhuafa diantaranya:

a. Dalam program ekonomi adalah sistem Qordu Hasan, berupa pinjaman tanpa
bunga LAZ Dompet Dhuafa memberikan pembiayaan kepada kaum dhuafa atau
penerima manfaat dan digunakan sesuai dengan manfaat yang dikategorikan
seperti UMKM, misalnya penerima manfaat dana zakat mengalokasikan dana
tersebut untuk usaha, seperti berdagang kemudian mereka akan memcicil
pinamantersebut kepada Dompet Dhuafa sebesar kemampuan mereka dan sesuai
dengan akad yang telah disepakati. Dan lebih banyak pengajuan dana UMKM
adalah masyarakat membentuk suatu komunitas perkelompok antara 3 sampai 15,
jadi Dompet Dhuafa lebih mudah untuk pemantauan dan pelaporannya lebih
terpantau .

b. Dalam program social yang ada di LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah
system putus, jadi ketika penyaluran dana zakat bagi para kaum dhuafa mereka
cukup hanya diberikan dana lalu ada laporan ke pihak lembaga bahwa mereka
sudah disalurkan ke sekian banyak penerima manfaat.

c. Adanya dana produktif dan pasif, dana produktif adalah dana yang diberikan
kepada kaum dhuafa dapat dikelola dengan baik agar dana yang terbatas itu dapat
dimanfaatkan dalam bentuk UMKM dengan pendampinagn harapannya
adalah agar dana yang terbatas itu dapat bergulir menjadi besar dan dapat disalurkan
kepada mustahik lainnya,

3. Kendala yang di temukan dalam penyaluran zakat terhadap UMKM kaum


dhuafa pada LAZ Dompet Dhuafa yaitu Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang zakat dan lembaga amil zakat juga menjadi salah satu kendala
dalam mengelola zakat dari masyarakat. Oleh karena itu LAZ Dompet Dhuafa
Republika terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berzakat, agar
penyaluran dapat terlaksana dengan maksimal dan bagi para kaum dhuafa dapat
memanfaatkan dana yang diberikan untuk Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)

B. Saran
1. Sebelum pelaksanaan program, Dompet Dhuafa harus lebih mematangkan
konsep teknik kerja yang akan dilakukan, kejelasan waktu juga perlu
diperhatikanagar setiap pelaksanaan tiap tahapan program tidak terhambat.

2. Sosialisasi tentang zakat perlu ditingkatkan oleh pemerintah agar masyarakat


dapat mengetahui pentingnya Zakat, Infak dan Shadaqoh, selain menambah
jumlah mustahik juga menambah jumlah dana terhimpun. Ini merupakan salah
satu cara mengentaskan kemiskinan.

3. Dalam prosedur penyaluran dana bantuan Usaha Mikro Kecil dan


Menengah(UMKM) yang sudah dilaksanakan oleh LAZ Dompet Dhuafa
Republika, diharapkan kedepannya dapat terlaksana lebih baik lagi agar dapat
menghasilkan manfaat yang lebih baik juga untuk para penerima dana yang
digunakan untuk pengembangan kegiatan usaha yang dijalankan.

4. LAZ Dompet Dhuafa Republika supaya terus berusaha memperbanyak


jaringandonator-donatur agar dapat memperluas dalam pemberian bantuan untuk
kaum dhuafa, baik untuk pengembangan kegiatan ekonomi maupun yang lainnya.

5. Dompet Dhuafa Republika juga dapat lebih meningkatkan dalam


mengembangkan program-program yang sudah ada di Dompet Dhuafa
Republika,bukan hanya dalam bidang social dan ekonomi saja.

Anda mungkin juga menyukai