Anda di halaman 1dari 19

J-HES

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


Volume 06 | Nomor 01 | Juni 2022
p-ISSN: 2549-4872 │ e-ISSN: 2654-4970

Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan


Konsumen (UUPK) terhadap Jual Beli Barang Berformalin.

Mundhori 1
1
Institut Agama Islam Negeri Kediri │ mundhori@iainkediri.ac.id

Abstrak
Jual beli yang merupakan salah satu bentuk dari sikap tolong menolong dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang tidak akan terlaksana tanpa adanya orang lain
menjadi suatu pedoman dalam menjalankan suatu transaksi muamalah. Meskipun
mereka tahu bahwa terdapat dampak negatif yang ada pada formalin. Dalam
hukum Islam pencampuran bahan formalin ke dalam suatu makanan
diperbolehkan dengan catatan formalin yang dicampurkan tersebut sesuai dengan
kadar toleransi yang telah ditetapkan. Legalnya penggunaan bahan kimia yang
dicampurkan pada makanan sebatas zat kimia yang ada pada makanan tidak
membahayakan pada tubuh atau memenuhi kadar toleransinya. sedang dalam
hukum positif dalam undang-undang perlindungan konsumen dijelaskan larangan
penggunaan bahan pengawet formalin yang terdapat pada UUD NO. 8 Tahun
1999 tentang konsumen, UUD NO. 7 Tahun 1996 tentang pangan, dan juga
terdapat dalam KUHPerdata pasal-pasal yang mengatur pemidanaan dari
perbuatan-perbuatan hukum. Penelitian ini adalah penelitian lapangan ( Field
Research ) dan metode yang digunakan adalah analisis induktif dengan
pendekatan kualitatif yang akhirnya akan didapatkan data deskriptif mengenai
bagaimana tinjauan hukum Islam dan undang –undang perlindungan konsumen
(UUPK) terhadap pelaksanaan jual beli barang berformalin yang terdapat di desa
Glodog, Palang, Tuban. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar toleransi
yang digunakan oleh para produsen tidak melampaui batas ambang
penggunaannya. Hasil ini diperoleh dari analisis peneliti tentang gambaran dari
pelaksanaan jual beli barang berformalin di desa Glodog yang dicocokkan dengan
syarat serta rukun yang ada dalam transaksi jual beli barang berformalin yang
seharusnya atau sesuai dengan hukum Islam maupun hukum positif.
Kata Kunci: Jual beli, Formalin, Undang-Undang Perlindungan Konsumen
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Review of Islamic Law and the Consumer Protection Laws (UUPK) Against the
Sale and Purchase of Formalinated Goods

Abstract
Sale and Purchase which is a form of mutual assistance in meeting the needs of
life which will not be carried out without the presence of other people becomes a
guideline in carrying out a muamalah transaction. Although they know that there
is a negative impact on formalin. In Islamic law, mixing formalin into food is
allowed with a note that the formalin is mixed according to the tolerance level
that has been set. It is legal to use chemicals that are mixed in food to the extent
that the chemicals present in the food do not harm the body or meet its tolerance
levels. while in positive law the consumer protection law explains the prohibition
on the use of formalin preservatives contained in UUD NO. 8 of 1999 concerning
consumers, UUD NO. 7 of 1996 concerning food, and there are also articles in
the Civil Code that regulate the punishment of legal acts. This research is field
research (Field Research) and the method used is inductive analysis with a
qualitative approach which will eventually obtain descriptive data on how the
review of Islamic law and consumer protection laws (UUPK) on the
implementation of buying and selling formalin goods found in the village of
Glodog, Cross, Tuban. This research shows that the tolerance levels used by
manufacturers do not exceed the threshold for use. These results are obtained
from the researcher's analysis of the description of the implementation of buying
and selling formalin goods in Glodog village which is matched with the terms
and pillars that exist in the transaction of buying and selling formalin goods that
should be or in accordance with Islamic law and positive law.
Keywords: Buy and sell, Formalin, Consumer Protection Laws

PENDAHULUAN Agama Islam adalah ciptaan Allah


SWT dengan bersendikan iman, Islam
Perkembangan teknologi makanan
yang berkembang pesat dalam sektor dan ihsan, yang mana telah mempunyai
pembuatan makanan telah nilai keluhuran yang tinggi dibanding
menghasilkan pelbagai variasi rasa, agama agama lain ciptaan manusia,
bahan serta kaedah sehingga sukar karena disamping ciptaan-Nya ia juga
mengesan kehalalan menggunakan mendapat pengakuan disisi-Nya serta
deria semata-mata. Pendedahan isu ini mendapat ridho dari-Nya pula. (Al-aziz,
penting untuk perkembangan pesat 2004) Manusia adalah makhluk
teknologi makanan yang menuntut bermasyarakat yang tidak dapat hidup
supaya para ulama dan saintis lebih sendiri. Dalam Al Qur’an telah
peka dan prihatin dengan permasalahan dijelaskan bahwa Allah SWT telah
yang timbul dan dapat ditangani dengan menjadikan manusia masing masing
peredaran masa. Dalam masa yang sama, saling membutuhkan satu sama lain,
para pengguna tidak merasa waswas supaya mereka tolong menolong, tukar
menukar keperluan dalam segala urusan
dalam pemilihan produk makanan
(Salahudin et. al, 2015) kepentingan hidup masing masing, baik
dengan jalan jual beli, sewa menyewa,

78 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

bercocok tanam atau perusahaan yang kita,dan hak mereka adalah hak kita”
lainnya. Hal tersebut baik dalam urusan (Antonio, 2005)
kepentingan sendiri ataupun untuk Dalam kehidupan sehari hari
kemaslahatan umum. Karena dengan manusia tidak pernah lepas dari tukar
cara demikian, kehidupan masyarakat menukar sesuatu dengan yang lainnya
menjadi teratur dan subur, pertalian atau yang disebut barter ( jual beli ).
yang satu dengan yang lainpun menjadi Sebagai hamba Allah SWT yang
teguh. (S. Rasyid, 2018) beriman kita tidak ingin melakukan
transaksi jual beli yang melanggar
Syariah Islam sebagai suatu hukum
hukum syara’ sehingga transaksi
yang dibawa oleh rasul terakhir,
tersebut mempunyai nilai ibadah. Jual
mempunyai keunikan tersendiri.
beli yang mempunyai nilai ibadah
Syariah ini bukan saja komperhensif,
adalah jual beli yang sesuai dengan
tetapi juga universal. Karakter istimewa
perjanjian atau yang telah dibenarkan
penting sebab tidak akan ada syariah
dan disepakati syara’.
yang lain yang datang untuk
Allah SWT mensyari’atkan jual
menyempurnakannya. Komperhensif
beli sebagai pemberian keluangan dan
berarti syariah Islam merangkum
keleluasaan kepada hamba-hambanya,
seluruh aspek kehidupan, baik ritual
karena semua manusia secara pribadi
(ibadah) maupun sosial (muamalah).
mempunyai kebutuhan berupa sandang,
Ibadah diperlukan untuk menjaga
pangan , dan papan. Kebutuhan seperti
ketaatan dan keharmonisan hubungan
ini tak pernah putus selama manusia
manusia dengan Tuhan-Nya dimuka
masih hidup. Tak seorang pun dapat
bumi ini. Muamalah sendiri diturunkan
memenuhi hajat hidupnya sendiri,
untuk menjadi Rules Of The Game
karena ini manusia dituntut
manusia dalam kehidupan sosial, sistem
berhubungan satu sama lainnya. Dalam
muamalah merupakan hukum lengkap
hubungan ini tak ada satu hal pun yang
yang disampaikan Rasulullah SAW.
lebih sempurna dari pada saling tukar,
Universal bermakna syariah Islam dapat
dimana seseorang memberikan apa
diterangkan dalam setiap waktu dan
yang ia miliki untuk kemudian ia
tempat sampai hari akhir nanti.
memperoleh sesuatu yang berguna dari
Universal ini tampak jelas terutama
orang lain sesuai dengan kebutuhannya
pada bidang muamalah. Selain
masing-masing. (AR. Ghazaly dkk,
mempunyai cakupan luas dan fleksibel,
2012).
muamalah tidak membeda-bedakan
Pembangunan perekonomian
antar muslim dan non muslim.
nasional pada era 4.0 harus dapat
Kenyataanya ini tersirat dalam suatu
mendukung tumbuhnya dunia usaha
ungkapan yang diriwayatkan oleh
sehingga mampu menghasilkan
Sayyidina Ali :
beraneka barang dan atau jasa yang
“Dalam bidang muamalah,
memiliki kandungan teknologi yang
kewajiban mereka adalah kewajiban

Mundhori| 79
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan yang berasal dari konsumsi


masyarakat banyak dan sekaligus makanan sehari hari.
mendapat kepastian atas barang dan Adanya kenyataan bahwa manusia
atau jasa yang diperoleh dari yang pada dasarnya adalah makhluk
perdagangan tanpa mengakibatkan sosial yang hidup bermasyarakat untuk
kerugian konsumen (UUPK Citra saling tolong menolong dalam
Umbara, 2012). menghadapi berbagai macam persoalan
Hasil investigasi dan pengujian untuk mencukupi kebutuhan antara
laboratorium yang dilakukan balai besar yang satu dengan yang lainnya
pengawasan obat dan makanan terdapat merupakan salah satu alasan penjualan
sejumlah produk makanan seperti ikan barang barang yang mengandung
asin, tahu dan mie basah memakai formalin di Kecamatan Palang
formalin sebagai pengawet. Formalin Kabupaten Tuban diperjualbelikan.
adalah bahan pengawet industri beracun. Oleh karena itu tanpa adanya aturan dan
Di Indonesia, formalin sering disalah norma-norma dalam undang-undang
gunakan oleh produsen makanan yang yang tepat dalam mengatur
tidak bertanggung jawab sebagai permasalahan-permasalahan dalam hal
pengawet makanan seperti mi basah, memberi perlindungan konsumen tanpa
ikan asin, ikan segar, tahu, ayam, dan mengakibatkan kerugian bagi
lain-lain. Dalam sebuah pemeriksaan konsumen, maka dalam pelaksanaan
oleh Balai Besar POM (Pemeriksa Obat perdagangan yang baik dan benar
dan Makanan) di Jawa Barat ternyata menurut hukum Islam juga telah diatur
75.8% dari 29 jenis mi basah yang dalam undang-undang RI Nomor 8
beredar di pasaran mengandung Tahun 1999 tentang perlindungan
pengawet formalin (Agus Budianto, konsumen yang mana peraturan tersebut
2011). Disektor industri sebenarnya untuk mewujudkan keseimbangan
formalin sangat banyak manfaatnya, perlindungan kepentingan konsumen
dalam industri perikanan formalin dan pelaku usaha sehingga tercipta
digunakan untuk menghilangkan perekonomian yang sehat. Praktek jual
bakteri yang biasa hidup disisik ikan, beli di Kecamatan Palang Kabupaten
meskipun demikian bahan ini juga Tuban adalah mayoritas beragama
sangat beracun bagi ikan dan sangat Islam dan tinggal dinegara Indonesia
membahayakan apabila dikonsumsi. yang mana seharusnya mereka juga
Adanya bahan aditif dan pengawet harus menerapkan ketentuan
berbahaya dalam makanan ini berdasarkan hukum Islam dan undang-
sebenarnya sudah lama menjadi rahasia undang yang dianut oleh negara. Dalam
umum. Fakta ini lebih menyadarkan hal ini terdapat sedikit masalah yang
masyarakat bahwa selama ini terdapat terjadi di Kecamatan Palang Kabupaten
bahaya formalin yang mengancam Tuban dalam proses produksi dan tata
laksana jual beli barang yang mana

80 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

barang yang diperjual belikan tersebut naan dan penginte-grasian perangkat


mengandung formalin yang sangat (Nainggolan, 2012).
membahayakan apabila dikonsumsi.
Konsumen adalah pengguna akhir METODE PENELITIAN
(end user) dari suatu produk, yaitu
setiap pemakai barang, dana atau jasa Jenis Penelitian
yang tersedia dalam masyarakat, baik Penelitian ini adalah yang
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, menggunakan menggunakan metode
orang lain, maupun makhluk hidup lain kualitatif yakni suatu prosedur
dan tidak untuk diperdagangkan. Untuk penelitian yang menghasilkan data
meningkatkan harkat dan martabat deskriptif berupa kata-kata dalam
konsumen perlu meningkatkan paragraf tertulis atau lisan dari orang-
kesadaran, pengetahuan, kepedulian, orang dan prilaku yang dapat diamati.
kemampuan dan kemandirian (Moloeng, 2010) Pelaksanaan
konsumen untuk melindungi dirinya penelitian ini memang terjadi secara
serta menumbuh-kembangkan sikap alamiyah yang disesuaikan dengan jenis
pelaku usaha yang bertanggung jawab. penelitian kualitatif yaitu natural setting.
Perlindungan konsumen adalah segala (Sugiyono, 2009) Tanpa adanya
upaya yang menjamin adanya kepastian manipulasi data dari pihak subjek
hukum untuk memberi perlindungan ataupun objek penelitian.
kepada konsumen (Suci Hayati, 2019).
Proses perlindungan diri dari zat Lokasi Penelitian
yang kimia berbahaya khususnya dalam Penelitian ini akan dilakukan oleh
hal barang konsumtif sebagai makanan di Desa Glodog Kecamatan Palang
pokok ataupun makanan tambahan Kabupaten Tuban. Fokus penelitian ini
setiap hari, harus menjadi perhatian hanya pada satu tempat di atas karena
utama bagi konsumen karena proses hampir sebagian penduduk desa Glodog
konsumsi makanan juga harus adalah bermata pencaharian sebagai
mengedepankan kemaslahatan dan pedagang dan nelayan atau perikanan,
kesehatan. Dalam Undang-undang No. yang mana sebagian dari mereka pula
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang adalah pedagang atau pemproduksi ikan
bertujuan memberikan kepastian dan yang mana ikan tersebut tercampur
perlindungan hukum untuk meningkat- dengan formalin sebagai bahan
kan, mengarahkan dan, memberi dasar pengawet.
bagi pembangunan kesehatan. Sebagai
perangkat hukum kesehatan yang Jenis dan Sumber Data
dinamis diharapkan dapat menjangkau Jenis data dalam penelitian adalah
perkembangan yang makin komplek data kualitatif yang di dalamnya
yang akan terjadi dalam kurun waktu terdapat dua sumber data yaitu sumber
mendatang. Untuk itu perlu penyempur- data primer yaitu sebuah data yang

Mundhori| 81
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

dalam penyajiannya menggunakan kata- hal-hal yang mempengaruhi terjadinya


kata maupun tindakan, dan sumber data sesuatu. Sedangkan Riset deskriptif
lainnya berupa data sekunder yaitu developmental adalah modal riset yang
berupa data tambahan seperti dokumen diadakan untuk penyempurnaan
dan lain-lain. sepenuhnya sedang proses dalam
pengolahan data sebagai berikut: a)
Metode Pengumpulan Data Mencatat hasil lapangan, b)
Pengumpulan data dengan, Pertama Mengumpulkan, memilah-milih, dan
dengan menggunakan metode interview, mengklasifikasikan data dan c. Berfikir,
yang dilakukan oleh berbagai pihak dengan jalan supaya data tersebut
yang telah dipilih oleh pihak peneliti mempunyai makna dengan tahapan
sebagai informan, guna mendapatkan sebagai berikut: a) Membaca dan
data yang berkaitan dengan jual beli mempelajari data, b) mempelajari kata-
barang yang mengandung formalin. kata yang ditandai dan diberi kode
Sedang teknik yang digunakan dalam selanjutnya menggunakan analisis data
interview ini adalah interview bebas. induktif untuk dapat lebih mengungkap
Kedua menggunakan metode fakta, menguraikan data secara penuh,
dokumentasi, metode ini digunakan dan menemukan pengaruh untuk
untuk memperoleh data dari dokumen- melihat seberapa besar hubungannya .
dokumen atau arsip-arsip yang (Moloeng, 2010)
berkaitan dengan masyarakat
Kecamatan Palang. Seperti deskripsi HASIL DAN PEMBAHASAN
wilayah, data penduduk, data biografis,
Deskripsi Umum Keadaan
perekonomian, pendidikan, dan
Masyarakat Desa Glodog Kecamatan
sebagaainya. Ketiga adalah metode
Palang Kabupaten tuban.
observasi, peneliti menggunakan cara
observasi non partisipan yakni peneliti Desa Glodog adalah salah satu desa
terlibat langsung dengan aktivitas yang terdapat di Kecamatan Palang
orang-orang yang sedang diamati akan Kabupaten Tuban dengan luas wilayah
tetapi tidak terlibat dan hanya sebagai 205 ha, dengan jumlah penduduk yang
pengamat independent. (Sugiyono, termasuk banyak di Wilayah
2009) Kecamatan Palang Kabupaten Tuban,
secara garis besar terbilang dalam tabel
Teknik Analisis Data sebagai berikut:
Analisis data dalam penelitian ini Tabel 1: Jumlah Penduduk Desa Glodog
menggunakan metode deskriptif No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa
eksploratif dalam menganalisis dari
hasil penelitian, Riset deskriptif 01 Laki-Laki 2.551
02 Perempuan 2.499
eksploratif bertujuan untuk menggali
03 Laki-laki dan 5.050
secara luas tentang sebab-sebab atau Perempuan

82 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Sumber : Wawancara yang diolah bidang pendidikan terus dilakukan.


Begitu juga dengan pembangunan
Keadaan Sosial Ekonomi sarana pendidikan yang menunjang dari
Desa Glodog merupakan salah satu desa terlaksananya pendidikan di Desa
yang cukup strategis untuk melakukan Glodog sebagai mana berikut:
aktivitas ekonomi. Sebagian masyarakat Tabel 3: Sarana Pendidikan
desa berprofesi sebagai nelayan atau
No. Jenis Pendidikan Jumlah
perikanan dan perdagangan. Hal ini
Pendidikan Umum
dapat dilihat sebagaimana table berikut: 1. PAUD 1
Tabel 2: Jenis Mata Pencaharian 2. TK 3
Penduduk 3. RA 1
4. MI 1
No Jenis Mata Jumlah 5. SD 1
pencaharian 6. MTs -
1 Pertanian 170 7. MA -
2 Peternak 9 8. Perguruan Tinggi -
3 Perdagangan 294 Pendidikan Khusus
4 Nelayan atau Perikanan 690 1. TPQ 4
5 PNS 26 2. Madrasah Diniyah 3
6 TNI 4 3. Pondok Pesantren -
7 Polri 2 4. Kursus Komputer -
8 Perangkat Desa 11 Jumlah 14
9 Bidan 1 Sumber : Wawancara yang diolah
10 Wiraswasta 589
Dari adanya sarana-sarana yang
11 Jasa Lainnya 420
Jumlah 2.216 cukup memadai di Desa Glodog,
Sumber : Wawancara yang diolah menjadi salah satu sebab masyarakat
Glodog mempercayakan pendidikan
Keadaan Pendidikan awal bagi anak-anaknya di Desa Glodog
Pendidikan merupakan salah satu sendiri.
point penting. Sehingga untuk
menjaganya, maka pembangunan dalam
Deskripsi Penelitian Proses Produksi jual beli suatu barang yang mana barang
yang diperjual belikan tersebut
dan Jual Beli Barang Berformalin.
tercampur dengan formalin yang mana
Dalam penelitian ini penliti perlu sangat besar sekali manfaatnya dibidang
mengetahui faktor apa yang melatar industri perikanan akan tetapi juga
belakangi adanya pemberian formalin sangat berbahaya apabila terakumulasi
kedalam suatu makanan di Desa Glodog, kedalam tubuh. Hampir sebagian
Palang, Tuban. Sebelum menjelaskan penduduk desa Glodog adalah bermata
hal di atas perlu dijelaskan apa yang pencaharian sebagai pedagang dan
dimaksud dengan jual beli barang nelayan atau perikanan, yang mana
berformalin, jual beli berformalin yakni sebagian dari mereka pula adalah

Mundhori| 83
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

pedagang atau pemproduksi ikan yang dengan menggunakan sinar matahari


mana ikan tersebut tercampur dengan yakni dengan dijemur berjam-jam,
formalin sebagai bahan pengawet. adakalanya dengan pencampuran garam
Penggunaan formalin dirasa dan es balok yang diletakkan diatas ikan
sangatlah membantu masyarakat yang yang dijual tersebut, dan adakalanya
berpendapatan menengah kebawah dicampurkan dengan formalin sebagai
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari bahan pengawet. Penggunaan formalin
mereka, yang mana dengan ini banyak diminati oleh masyarakat,
menggunakan bahan pengawet dapat karena masyarakat menganggap
mengawetkan ikan yang mereka penggunaan bahan pengawet formalin
produksi, menurut para pedagang, ini lebih dapat menghemat pengeluaran
mereka sengaja membubuhkan formalin uang yang mana misalnya cara
bahan pengawet agar supaya ikan yang pengawetan dengan garam dan es balok
telah kering tersebut tidak cepat dirasa lebih boros dan mahal maka dari
ditumbuhi jamur dan lebih awet hingga itu para pedagang menggunakan bahan
tiga hari.(Mas’ud, 2013) Bagi penjual pengawet formalin untuk mengawetkan
penggunaan bahan pengawet ini ikan yang akan mereka produksi.
sangatlah mendatangkan keuntungan Meskipun penggunaan formalin
yang sangat membantu keadaan tersebut dilarang oleh Dinas Kesehatan
perekonomian mereka serta sebagai akan tetapi kebanyakan pedagang masih
tuntutan permintaan oleh si pembeli menggunakan bahan pengawet formalin
sepaya ikan yang dibeli tersebut dapat yang mana mereka berpedoman pada
awet apabila dijual kembali dipasaran. kadar toleransi yang diperbolehkan
dalam dunia kesehatan. Untuk
Sistem Transaksi Jual Beli dan Proses mengkaji permasalahan penggunaan
Produksi Barang Berformalin di zat tambahan berbahaya formalin,
Desa Glodog, Kecamatan Palang, pendekatan yang tepat untuk
Kabupaten Tuban. digunakan adalah pendekatan yuridis
Pada dasarnya pengawetan telah normatif. Jenis ini lebih tepat
terjadi dimasyarakat Desa Glodog sejak digunakan mengingat dampak atau
lama, akan tetapi pengawetan dengan akibat bahaya yang cukup luas bagi
menggunakan bahan berformalin konsumen pengguna zat tambahan
barulah akhir-akhir ini dilakukan berbahaya seperti formalin ini jika
berdasarkan perkembangan zaman digunakan pada makanan (Gibtiah,
sekarang, dan ini adalah salah satu 2019).
bentuk pekerjaan yang ditekuni oleh Transaksi jual beli, mempunyai
sebagian masyarakat Desa Glodog, beberapa ketentuan yang harus dipenuhi:
adapun cara pengawetan yang
Penjual dan pembeli,
dilakukan masyarakat Desa Glodog
bermacam-macam, kadang pengawetan

84 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Keberadaannya sangatlah penting formalin yakni berawal dari ikan segar


sebab tidak dapat dikatakan akad jika yang baru saja dibeli dari nelayan yang
tidak ada penjual maupun pembeli mana diproses melalui beberapa tahap
begitu pula tidak akan terjadinya ijab yaitu: 1) Pengawetan, dengan ikan yang
dan qobul tanpa adanya mereka. Kedua segar tersebut direndam dengan air
belah pihak tersebut yang melakukan garam dan dicampur dengan bahan
perjanjian jual beli tersebut haruslah: pengawet formalin sebagai bahan
Berakal, berdasar kehendak sendiri, pengawet supaya ikan tersebut dapat
tidak melaksankan hal mubadzir (boros), awet apabila dijual kembali.yang mana
dan baligh. sistem jual beli barang biasanya ikan tersebut dapat awet
berformalin sudah terpenuhi dan tidak hingga tiga atau empat hari, 2)
bertentangan dengan syara’. Karena Pengeringan, dengan pengeringan hasil
kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang dapat dituju yakni supaya ikan
yang sudah dewasa atau berumur 20 tersebut dapat awet. Setelah melalui
tahun ke atas. beberapa tahap ikan tersebut sudah siap
diproduksi, kebanyakan pembeli yang
Barang yang dijadikan obyek datang adalah para penjual pasaran yang
transaksi jual beli akan menjual kembali ikan tersebut di
Obyek transaksi jual beli ini pasar.
haruslah barang-barang yang memenuhi Hasil dari interview yang dilakukan
beberapa syarat yaitu: Suci, bermanfaat, dengan beberapa pedagang sekaligus
barang dapat diserahkan, barang orang yang memproduksi barang (ikan)
merupakan kepunyaan penjual, dan berformalin di Desa Glodog Kecamatan
barang diketahui oleh si pembeli baik Palang Kabupaten Tuban, rata-rata
zat, bentuk, kadar (ukuran), dan sifat- mereka mengolah dengan memproduksi
sifatnya jelas. ikan yang sudah kering. Dengan proses
Barang yang dijadikan obyek pemberian bahan pengawet 80 - 110 ml
dalam transaksi jual beli di Desa Glodog, per 1 ton ikan yang diawetkan, dengan
Palang, Tuban yang dibahas dalam cara mencampurkan bahan pengawet
penelitian ini adalah ikan yang dijual tersebut saat direndam dengan air garam,
belikan yang mengandung formalin lalu ikan tersebut dikeringkan dengan
yang di dalam hukum Islam dan undang sinar matahari sampai ikan tersebut
- undang perlindungan konsumen dirasa sudah kering.
(UUPK) tidak sah diperjual belikan
karena salah satu syarat dari rukun jual Analisis Pelaksanaan Jual Beli
beli tidak terpenuhi yaitu adanya Barang Berformalin di Desa Glodog
manfaat yang mana lebih besar Kecamatan Palang Kabupaten
Tuban.
madhorotnya dari pada manfaat yang
ditimbulkan dari padanya. Proses
Analisis aqid (penjual dan pembeli)
produksi ikan yang mengandung

Mundhori| 85
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Proses produksi dan sistem jual beli Sighot akad


barang berformalin di Desa glodog Shighot akad adalah unsur yang
kebanyakan dilakukan oleh para paling utama dari jual beli, shighot akad
nelayan yang mana menggunakan sendiri mempunyai beberapa syarat
formalin supaya ikan tersebut dapat diantaranya: (Yazid, 2009)
awet dan tidak mudah ditumbuhi jamur, a. Qobul sesuai dengan ijab,
tetapi juga terkadang ada selain mereka maksudnya kesepakatannya harga
seperti para pemproduksi ikan yang harus sesuai dengan antara aqidain.
mana membeli ikan dari nelayan yang b. Ijab dan qobul dilakukan dalam satu
akan diproses ulang sebagai barang majlis, artinya kedua belah pihak
dengan bentuk yang berbeda. Kegiatan hadir dan mebicarakan topik yang
ini dilakukan mereka untuk mencukupi sama, apabila ijab dan qobul belum
segala kebutuhan sehari-hari mereka, selesai dan salah satu meninggalkan
merujuk pada syarat perjanjian jual beli majlis, maka dianggap tidak sah
para pedagang yang mayoritas nelayan
mayoritas dewasa dan serta proses akad Ada nilai tukar pengganti barang
jual beli untuk pemenuhan kebutuhan
Perdagangan dalam kaitannya
maka mereka telah memenuhi syarat
dengan nilai tukar pengganti barang
dalam akad jual-beli.
pada dasarnya Islam memberikan
Analisis barang obyek transaksi jual- kebebasan dan menyerahkan persoalan
beli itu kepada pelaku ekonomi (penjual dan
pembeli). Dengan demikian ketentuan
Transaksi jual beli barang ini akan berjalan sesuai dengan yang
berformalin yang dilakukan oleh diharapkan asalkan dalam ketentuannya
masyarakat Desa Glodog rata-rata tidak adanya saling merugikan dan
adalah ikan, karena dilihat dari letak penipuan antara kedua belah pihak,
geografis Desa Glodog sendiri terletak dalam artian dilakukan sebagaimana
di daerah lautan sehingga mata kesepakatan. Hal ini sesuai dengan
pencaharian penduduk setempat firman Allah di dalam surat An-Nisa’
kebanyakan sebagai nelayan dan ayat 29 (Kemenag RI, 2021):
َ ُّ ُّ ‫اَي أاي َُُّّ ا ُّ ُّ ُّاُّآ َ ن ُّ ُّ ُُّّْكُ ي ُّ اُّا اُّ ُّ َ ا ا‬
pemproduksi ikan, merujuk penjualan
barang yang mengandung formalism
aka jika berdasakan pada syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam obyek akad,
‫أا ا َ ناك م بُّا ي ُّ اك م ُِب ن ب ُّ ُّ ُُّّاآ ُّ ُّ ُُُّّ ُ ُ ْ أان‬
maka tidak bisa melakukan akad atas ‫َِ ُ ك م َل ا ا‬ ‫تاك ان ِتُ ُّ ُّاآ اَن ا ا تُّا اٍ ن‬
suatu barang yang terdapat jalalah
(sesuatu yang tidak diketahui / samar) ‫ََا ا آ ان بُك م‬ ْ ‫تُّا ق ت ُّ َ أان ُّ ف س ُّ ُّ ُّاُّ ك م َل ُ ْن‬
. ‫يم آ‬ ُ
‫اح ن‬
didalamnya karena hal itu dapat
menyebabkan kerugian bagi orang lain /
perselisihan.

86 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, pangan dan papan. Kebutuhan seperti
janganlah kamu saling memakan harta ini tak pernah putus selama manusia
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali masih hidup, karena manusia dituntut
dengan jalan perniagaan yang Berlaku berhubungan satu sama lain. (AR.
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
Ghazaly, 2012)
janganlah kamu membunuh dirimu;
Sebagai hamba Allah SWT yang
Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”
beriman kita tak ingin melakukan
Nilai tukar pengganti barang yang transaksi jual beli yang melanggar
dipakai dalam transaksi tersebut adalah hukum syara’ sehingga transaksi jual
uang atau harta yang sepadan dengan beli tersebut mempunyai nilai ibadah,
barang yang dijual, mengenai nilai yakni jual beli yang sesuai dengan
tukarnya tidak ada masalah yang perjanjian atau yang telah dibenarkan
mengganjal para penjual dan pembeli dan disepakati oleh syara’. Penggunaan
selagi mereka berdua sepakat. bahan formalin sebagai bahan pengawet
yang dicampurkan pada ikan juga dapat
Analisis Hukum Islam Dan Undang- dijadikan salah satu faktor pendorong
Undang Perlindungan Konsumen bagi masyarakat dan bermanfaat di
(UUPK) Terhadap Jual Beli Barang dunia industri perikanan dalam
Berformalin perekonomian yang mana dalam
tatalaksana atau penerapannya sesuai
Analisis hukum Islam terhadap jual dengan kadar toleransi penggunaannya,
beli barang berformalin sehingga dalam tatalaksana dapat sesuai
Hukum Islam sangat berhubungan dengan hukum Islam. Sehubungan
dengan hukum yang ada di Indonesia dengan rukun dan syarat pelaksanaan
karena sama-sama melarang jual beli jual beli, pelaksaan jual beli dan proses
makanan berformalin. Akan tetapi produksi ikan di Desa Glodog juga telah
Hukum Islam mengatur lebih luas, dilakukan dengan baik karena telah
bahwa tujuan hidup manusia yaitu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
mengabdi kepada Allah SWT. Hukum hukum Islam. Namun selama ini
Islam dalam masyarakat berfungsi pelaksanaan jual beli ikan di Desa
mengatur berbagai hubungan manusia Glodog belum semuanya berjalan lancar,
di atas muka bumi agar tidak berbuat dalam artian tercapai sesuai target yang
kerusakan dan zalim dengan cara diinginkan.
penggunaan zat berbahaya pada Bagi mereka yang berpenghasilan
makanan (Rochman et al, 2018). menengah keatas memungkinkan
Allah SWT mensyariatkan jual beli adanya transaksi produksi dengan jalan
sebagai pemberian keluangan dan menjual ikan tanpa bahan kimia
keleluasaan kepada hamba-hambanya, formalin akan tetapi menggunakan es
karena semua manusia secara pribadi balok dan lain sebagainya, namun
mempunyai kebutuhan berupa sandang, berbalik jika dipandang bagi mereka

Mundhori| 87
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

yang berpenghasilan menengah antara lain adalah bahayanya pada tubuh


kebawah yang memungkinkan adanya manusia yang dapat membawa pada
transaksi produksi dengan kematian. Dalam hukum Islam
menggunakan formalin karena mereka kemadharatan wajib dihindari dan
beranggapan bahwa lebih ringan ditinggalkan, terlebih menyangkut
biayanya dari pada menggunakan es dengan nyawa manusia. Hal ini sesuai
balok dan sebagainya. Dengan alasan dengan kaidah fiqih yang berbunyi:
ini, mereka (pengguna formalin)
‫د ء َملفآسد قدم ى ج ب َملصآل‬
terpaksa harus menggunakan bahan
formalin sebagai bahan pengawet pada “menolak atau menghindari atau
ikan yang dirasa sangatlah membantu meninggalkan kemadharatan lebih
masyarakat yang berpenghasilan diutamakan dari pada mengambil
menengah kebawah dalam memenuhi kemaslahatan” (Ubbady, 1388 H)
kebutuhan sehari-hari mereka meskipun Menggunakan formalin pada
mereka mengetahui akibat dari makanan mengandung maslahah,yakni
penggunaan barang berformalin sangat makanan tersebut dapat awet, pelaku
membahayakan jiwa. Sebagai suatu usahanya pun mendapat laba, dan lebih
aspek primer dalam hidup manusia ringan biayanya. Akan tetapi
sehingga pangan pun tak lepas dari kemadharatan tersebut sangat bahaya
kejahatan pihak yang ingin dan bahayanya mengancam semua
mendapatkan keuntungan lebih. Salah orang yang mengkonsumsi, maka
satunya adalah menggunakan zat tentunya meninggalkan kemadharatan
pengawet yang dilarang Formalin tersebut lebih utama dilakukan.
sebagai bahan tambahan pangan. Tahu Meskipun formalin adalah barang
merupakan merupakan salah satu berbahaya akan tetapi formalin juga
produk pangan yang biasanya mempunyai kadar toleransi yang telah
dicampurkan zat pengawet Formalin ditetapkan, sehubungan dengan kadar
sebagai bahan tambahan pangan. toleransi yang telah ditetapkan, subjek
Tentunya penggunaan zat pengawet yang penulis teliti, mereka para penjual
tersebut dilarang, dalam peraturan yang menggunakan bahan formalin
perundangan-undangan terdapat yang dicampurkan pada makanan yang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 mereka jual sesuai dengan kadar
tentang Pangan. Terdapat sanksi pidana toleransi formalin, dan tidak menyalahi
berdasarkan Pasal 136 Undang-Undang kadar toleransi yang telah ditetapkan.
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Dalam hukum Islam terdapat satu
apabila kedapatan dan terbukti kaidah fiqih yang berbunyi:
menggunakan bahan tambahan pangan ‫ى‬ ‫َألص ىف َألشيآء َإلِبحة حىت يدل َندني‬
yang dilarang (Nim DH, 2020)
Penyalahgunaan formalin tentunya ‫َنتحٍمي‬
akan mendatangkan kemadharatan,

88 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

“Hukum asal segala sesuatu adalah diharamkan diantaranya seperti yang


boleh sampai adanya dalil (petunjuk, telah diketahui tentang rokok yang telah
argumentasi) yang menunjukkan dinukil dari ahli-ahli yang telah
adanya keharaman melakukan sesuatu dipercaya (tsiqoh) bahwa rokok itu
tersebut” (Abdullah bin Said, 1388 H) menyebabkan adanya kebutaan dan
Jika kita Bahasa tentang formalin, sesak nafas, adapun yang dimaksud
sebenarnya bahan ini boleh digunakan, dengan bahaya tersebut yaitu bahaya
namun bahan ini akan menjadi haram yang tidak dapat ditanggung manusia
digunakan apabila adanya dalil atau normal bukan mutlak bahaya. Seperti
petunjuk atau adanya argumentasi yang pendapat imam al-adzroi:
membuat formalin haram digunakan, ‫ َملٍَد َنضٍ َنبني َنكي يتم‬:‫قآل َ ءذ ي‬
akan tetapi dalam kasus formalin ini
bahaya yang ditimbulkan bersifat ‫ط ق َنضٍ ش بٍي‬ َ‫آد‬
spesifik yaitu tidak muncul secara
“Tiap perkara yang membahayakan
otomatis dari formalin itu sendiri
badan. Imam al-Adzro’I berkata:
melainkan baru akan berbahaya jika
adapun yang dimaksud dengan dhoror
sampai melampaui kadar toleransinya.
(bahaya) yang jelas (pasti) adalah
Jadi, timbulnya bahaya adalah jika
bahaya yang tidak dapat ditanggung
mencapai kadar tertentu, sebaliknya
manusia normal bukan mutlak bahaya
kalau kadar itu belum tercapai maka
(Imam syaubari)” (Abdullah bin Said,
bahaya itupun belum muncul. Bolehnya
1388 H)
menggunakan formalin adalah selama
Dalam kitab asna al matholib
digunakan sesuai dengan fungsi dan
menyatakan:
kadar toleransinya dan dikatakan haram
apabila bahan tersebut disalahfungsikan. ‫قآل َنسبكى ىف ِبب َنٍِب ا شٍحه‬
Dalam Bahtsul masa’il santri kelas XVI
FMP3 penggunaan bahan kimia ‫َنطني ألنه مل يصح فيه‬ َ ‫ن م اآج يٍم‬
diperbolehkan dicampurkan pada
makanan, namun sebatas zat kimia yang ‫أن يضٍ بكثٍته فيحٍم‬ ‫حديث‬
ada pada makanan tidak membahayakan “As-Subki berkata dalam bab Riba
pada tubuh (baik diwaktu seketika / dalam syarahnya kitab minhaj, tidak
diduga kuat akan terjadi waktu diharamkan memakan tanah karena
setelahnya) dengan tingkat tidak ada hadist shohih yang
membahayakan la tuhmalu adatan yang menyatakannya, kecuali berbahaya
artinya bahaya yang tidak mampu sebab banyaknya maka haram”
ditanggung manusia normal (Bahtsul Dari pendapat di atas juga dapat
masa’il Ponpes Al-Amin, 2013). Dalam disamakan dengan formalin, tidak
kitab Hasyiah al-Bujairomiy Ala al- haram memakan tanah kecuali karena
Khotib setiap perkara yang banyaknya memakan tanah tersebut
membahayakan badan dan akal itu membuatnya menjadi haram karna

Mundhori| 89
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

berbahaya, begitu juga formalin, 2012) untuk lebih jelasnya Undang-


penggunaan formalin diperbolehkan undang dalam bentuf pdf bisa di akses
dengan catatan sesuai dengan kadar pada link berikut:
toleransinya, baru akan berbahaya https://bit.ly/UUPK_8_th1999
jikalau melebihi dari batas ambang Meskipun ketentuan undang-
toleransinya. (Al-Anshariy, 926 H) undang positif indonesia tidak diatur
dalam hukum Islam tetapi antara
Analisis Undang - Undang keduanya saling mengisi dan
Perlindungan Konsumen (UUPK) melengkapi, itu artinya antara undang-
terhadap jual beli barang undang positif dan hukum Islam seiring
berformalin. dan sejalan khususnya yang melakukan
Formalin adalah bahan pengawet perbuatan yang demikian ini adalah
berbahaya, yang dilarang digunakan orang-orang Islam yang juga tunduk di
untuk mengawetkan makanan, formalin dalam hukum positif Indonesia sebagai
yang diambil dari nama dagang larutan warga yang taat hukum, sehingga secara
Formaldehid dalam air dengan kadar tidak langsung hukum Islam melalui
10 % hingga 40%. Sebenarnya formalin hukum positif Indonesia juga
digunakan sebagai pembersih lantai, mencermati dan menanggapi kasus
gudang, pakaian, dan juga sebagai semacam itu karena jual beli barang-
Getmisida dan Fungsida pada tanaman barang berformalin terjadi di Indonesia
dan sayuran (Tian, 2009) yang notabene penduduknya adalah
Formalin merupakan larutan mayoritas beragama Islam. Perjanjian
komersial dengan konsentrasi 10-40% atau perikatan adalah suatu hubungan
dari formaldehid, bahan ini biasanya hukum mengenai harta kekayaan harta
digunakan sebagai Antiseptic, benda antara dua orang yang memberi
Germisida, dan Pengawet. Formalin hak pada yang satu untuk menuntut
mempunyai banyak nama kimia barang sesuatu dari yang lainnya,
diantaranya adalah: Formal, Paraforin, sedangkan orang yang lainnya ini
Morbicid, Methanal, Formalith, dan diwajibkan memenuhi tuntutan itu.
lain-lain, formalin bisa ditemukan Sekedar perbandingan dalam Kitab
dalam bentuk yang sudah diencerkan, Undang-Undang Hukum Perdata
dengan kandungan formaldehid 10-40 % sendiri pada Pasal 1320 dinyatakan
(Miftah farid, 2013). mengenai syarat-syarat sah suatu
Larangan jual beli barang perjanjian antara lain (Subekti dan
berformalin ini berdasarkan Undang- Tjitrosudibio, 2004):
Undang positif Indonesia, Undang- 1. Sepakat mereka yang mengikat diri.
Undang R.I Nomor 8 Tahun 1999 pasal 2. Kecakapan untuk membuat suatu
8 tentang perlindungan konsumen dan perikatan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 3. Suatu hal tertentu.
tentang pangan (UUPK Citra Umbara, 4. Suatu sebab yang halal.

90 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Artinya dalam kasus jual beli dengan sumpah atau dakwaan karena
barang-barang berformalin menurut membersihkan jual belinya dengan
pasal 1320 KUHPerdata adalah batal perkara muamalah yang lain “
demi hukum (tidak sah), karena Hadist nabi diatas menerangkan
perbuatan tersebut bertentangan dengan bahwa usaha jual beli barang-barang
point yang nomor 4 yakni suatu sebab berformalin antara kedua belah pihak
yang halal. Dalam hal ini, barang- berarti dianggap sebagai perbuatan yang
barang berformalin adalah sebab dilarang. Masuk dalam ketentuan nash
keharaman. Perubahan status hukum ini dan hadist karena merupakan jual beli
dikarenakan bahwa status hukum yang tidak bersih, akibat dari barang
barang tersebut adalah barang yang yang diperjual belikan termasuk dalam
dapat membahayakan kesehatan kategori status barang yang berbahaya
(menurut Undang-Undang) secara jika terkonsumsi, dengan demikian
otomatis akan berubah menjadi yang perbuatan tersebut jual beli barang-
diharamkan. Dalam hal transaksinya, barang berformalin bertentangan
berarti orang yang melakukan transaksi dengan hadist nabi sehingga perbuatan
jual beli barang-barang berformalin tersebut tidak diperbolehkan. Dari
dianggap melakukan perbuatan dan pengertian di atas maka dapat ditarik
dihukumi melakukan perbuatan yang kesimpulan bahwa jual beli barang-
dilarang. Sabda Rosulullah: barang yang mengandung formalin
‫ا فآ ة َبا َفع َن َن ىب ص ى هللا يه سّم‬ menurut Undang-Undang tentang
perlindungan konsumen adalah tidak
‫سئ َي َنكسب َ يب ؟ قآل م َنٍج بيده‬ sah, karena kerugian yang ditimbulkan
(‫ َنبز صححه َحلآ م‬: ‫بيع رب ( َه‬ dari jual beli barang-barang berformalin
lebih banyak dari pada kebaikan dan
“Dari rifaah bin Rafi r.a (katanya):
manfaat bagi konsumen.
Sesungguhnya nabi Muhammad SAW
Pelaku ekonomi dalam suatu
pernah ditanyai, manakah usaha yang
perekonomian terdiri dari konsumen
paling baik? Beliau menjawab: ialah
dan produsen. Peran sebagai konsumen
amal usaha seseorang dengan tangannya
adalah rumah tangga, sedangkan
sendiri dan semua jual beli yang bersih.”
pemerintah dan perusahaan berperan
(HR. Al Bazar dan dinilai shohih oleh
sebagai produsen, konsumen, dan
Al Hakim.) (Muhammad bin Ismail:
sekaligus sebagai pengatur kegiatan
1995)
perekonomian. Posisi konsumen
Mabrur di atas diartikan dengan
merupakan posisi yang sangat rentan
‫ه آ خ ص ا َنيمني َنفآجٍَ نت فيف َنش عة‬ dan kadang diabaikan oleh produsen.
Oleh karena itu, pemerintah menjamin
‫ا َنعش َملعآ ة‬ kepastian Fondasi Aturan Pengamanan
“ Mabrur berarti suatu perkara (jual pemakai pada dasarnya, ada dua alat
beli) yang murni yang tidak disertai aturan pokok sebagai dasar aturan

Mundhori| 91
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

pengamanan pemakai di Indonesia, 2009). Peran BPOM dalam hal


adalah (Sihite, 2020): melakukan pengawasan adalah sebagai
1. Undang-Undang Dasar 1945, upaya antisipasi terhadap peredaran
sebagai asalsemua sumber aturan di makanan yang tidak patut dikonsumsi
Indonesia, menjelaskan pendirian oleh masyarakat. Untuk menjamin
nasional bermaksud agar mencapai keamanan pangan yang diperdagangkan,
masyarakat benar dan sejahtera. BPOM mewajibkan semua produk
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun pangan olahan industri untuk dinilai
1999 mengenai Pengamanan terlebih dahulu keamanan pangan
Konsumen (UUPK). terbentuknya tersebut dan diberikan nomor
Undang-undang ini menyampaikan pendaftaran sebelum diedarkan. Untuk
tentang Pangan yaitu dengan meningkatkan keamanan pangan di
menetapkan standarisasi khususnya Indonesia, BPOM Menyusun standar
terhadap pangan yang akan dan regulasi yang berkaitan dengan
diperdagangkan keinginan bagi persyaratan keamanan pangan setelah
rakyat Indonesia, untuk menganalisis risiko bahaya parameter.
mendapatkan pengamanan terhadap Upaya yang dilakukan BPOM selain
kerugian yang dirasakan terhadap meningkatkan keamanan pangan adalah
jual beli suatu benda dan pelayanan. menghimbau produsen dan konsumen
UUPK menggaransi adanya akan kesadaran mereka dengan cara
ketegasan aturan terhadap pemakai. menyelenggarakan penyuluhan atau
3. Undang–Undang Nomor 18 Tahun kampanye keamanan pangan untuk
2012 dalam Bab 6 butir 1 dijabarkan menyadari bahwa ini merupakan
tentang pangan yaitu dengan tanggung jawab dari semua pihak, mulai
menetapkan standarisasi khususnya dari pihak produsen, pemerintah hingga
terhadap pangan yang akan konsumen. Selain itu, BPOM
diperdagangkan. melakukan evaluasi atas mutu dan
keamanannya serta melakukan strategi
Peranan Badan Pengawas Obat dan dengan cara meningkatkan kompetensi
Makanan (BPOM) dalam dan memperkuat infrastruktur
Pengawasan Bahan Makanan yang pengawasan dengan terus mengikuti
Diawetkan dengan Bahan Kimia perkembangan teknologi dan tren
Berbahaya perdagangan sehingga mendapat cara
Tugas BPOM dalam menjalankan pengamanan yang lebih efektif, efisien
tugas pemerintahannya sangat penting dan berkelanjutan (Wilbert et al, 2020).
karena bahan makanan yang dijual Untuk dapat menjamin suatu
dalam masyarakat sering diawetkan penyelenggaraan perlindungan
dengan bahan formalin, pengawet yang konsumen, maka Pemerintah
termasuk dalam daftar tambahan kimia menuangkan Perlindungan Konsumen
yang dilarang dalam pangan (Cahyadi, dalam suatu produk hukum. Hal ini

92 | Tinjauan Hukum Islam dan Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terhadap ……
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

penting karena hanya hukum yang desa Glodog agar menghemat biaya
memiliki kekuatan untuk memaksa produksi mereka, walaupun
pelaku usaha untuk menaatinya, dan penggunaan formalin dapat
juga hukum memiliki sanksi yang tegas. menimbulkan dampak negative bagi
Mengingat dampak penting yang dapat tubuh namun masyarakat masih
ditimbulkan akibat tindakan pelaku menggunakan bahan kimia tersebut
usaha yang sewenang-wenang dan dengan alasan penggunaan bahan kimia
hanya mengutamakan keuntungan dari formalin tersebut tidak melampaui
bisnisnya sendiri, maka pemerintah kadar toleransi dan batas ambang yang
memiliki kewajiban untuk melindungi ditentukan penggunaannya. Kedua,
konsumen yang posisinya memang dalam pandangan hukum Islam jual beli
lemah, di samping ketentuan hukum barang yang mengandung formalin
yang melindungi kepentingan yang dilaksanakan oleh masyarakat
konsumen belum memadai (Fernanda, Desa Glodog adalah diperbolehkan
2018) dengan catatan zat kimia yang
dicampurkan pada makanan tersebut
KESIMPULAN tidak melampaui batas ambang
penggunaannya dan harus sesuai
Tinjauan hukum Islam dan undang-
dengan kadar toleransi yang boleh
undang perlindungan konsumen
ditolerir oleh tubuh (0.2 mg), karna
terhadap jual beli barang-barang
dalam kasus formalin bahaya yang
berformalin yang dilaksanakan di Desa
ditimbulkan bersifat spesifik yakni tidak
Glodog Palang Tuban dalam penelitian
muncul secara otomatis dari formalin
dapat disimpulkan sebagai berikut:
tersebut melainkan baru akan berbahaya
Pertama, bahwa mengenai pelaksanaan
jika sampai kadar tertentu (6 gram) jadi
proses produksi dan jual beli barang
berformalin yang dilaksanakan oleh timbulnya bahaya adalah jika mencapai
kadar tertentu, sebaliknya kalau kadar
masyarakat desa Glodog dapat
itu belum tercapai bahaya itupun belum
digambarkan sebagai suatu tatanan
muncul. Sedangkan dalam undang-
transaksi yang berkembang
dimasyarakat desa Glodog yang undang perlindungan konsumen
(UUPK) jual beli barang berformalin
berawal dari adanya pencampuran
menurut undang-undang No. 8 Tahun
bahan pengawet formalin kedalam ikan
1999 tentang perlindungan konsumen
yang mereka akan jual dengan alasan
adalah tidak sah karena kerugian yang
supaya ikan yang akan dijual tersebut
ditimbulkan dari jual beli barang
dapat awet dan tidak mudah ditumbuhi
berformalin lebih banyak dari pada
jamur. Penggunaan bahan pengawet
kebaikan dan manfaatnya bagi
formalin ini dilakukan oleh masyarakat
konsumen.

Mundhori| 93
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Y. (2009). Fiqih Muamalah. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Al Anshariy, I. Z. (926 H). Asna al Matholib Jus I. Jakarta: Dar al kutub al Islami.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.
As Shunaniy, M. (1995). Subulus Salam, Surabaya: Al Ikhlas.
Bahtsul Masa’il. (2013). XVI FMP3. Kediri: PonPes Al-Amin.
Budianto, Agus. (2011) Formalin Dalam Kajian Undang-Undang Kesehatan;
Undang-Undang Pangan Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Formalin In Health, Food And Consumer Protection Laws Studies. Jurnal
Legislasi Indonesia, 8 (1), 151-172. https://doi.org/10.54629/jli.v8i1.353
Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Agama RI. (2021). Terjemahan aljumanatul ali Al-Qur’an. Bandung:
Penerbit JART.
Ghazaly, A.R. M.A DKK. (2012). Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana.
Gibtiah. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Penggunaan
Bahan Formalin Pada Makanan Dalam Perspektif Hukum Islam. Nurani:
Jurnal Kajian Syariah dan Masyarakat, 19 (1), 49-62.
https://doi.org/10.19109/nurani.v19i1.2721
Hayati, Suci (2019). Perlindungan Konsumen Dalam Jual Beli Barang Bekas
Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah. Adzkia: : Jurnal Hukum dan Ekonomi
Syariah, 7 (2), 259-278. https://doi.org/10.32332/adzkiya.v7i2.1784.
Irwandi, I., & Setiawan, H. (2022). Praktek Jual Beli Produk Makanan Tanpa Label
Halal Menurut Hukum Islam. AL-ILMU, 7 (1), 132-155.
https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/AIJKIS/article/view/353
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nainggolan, A. (2012). Studi Eksploratif Perlindungan Hukum terhadap Konsumen
dan Tanggung Jawab Pelaku USAha Atas Penggunaan Bahan Kimia
Formalin pada Makanan di Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, 218755.
NIM, D. H. Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Yang Menggunakan
Formalin Sebagai Pengawet Dalam Produk Tahu Di Pontianak Berdasarkan
Pasal 136 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Jurnal
Fatwa Hukum, 3(3). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfh/article/view
/40930
Rasyid, S. (2018). Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rochman, A., Iskandar, M. R., & Febriadi, S. R. (2018). Tinjauan Hukum Islam
terhadap Jual Beli Makanan Berformalin di Pasar Cihaurgeulis Kota
Bandung Dikaitkan dengan Pasal 8 Ayat 1 Undang Undang Perlindungan
Konsumen. Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Bandung.
http://103.78.195.33/handle/123456789/16265
Salahudin, A., Hamdan, M. N., & Ramli, M. A. (2015). Penggunaan teknologi
pengesanan halal terhadap produk makanan: Kajian menurut perspektif
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

hukum Islam. In Proceeding of the 2nd International Convention on Islamic


Management (p. 1).
Sihite, Bernald. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Produk
Mie Basah Yang Mengandung Formalin. Jurnal Hukum Adigama, 3 (1),
1071-1090. http://dx.doi.org/10.24912/adigama.v3i1.8941
Subekti S. H, Tjitrosudibio R. (2009) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tian. (2009). Perencanaan Usaha Mie Basah. Bandung: Penerbit Angkasa.
Ubbady, A. S. M. (1388 H). Idhoh al Qowaid al Fiqhiyah Surabaya: Maktabah
Hidayah.
_______. (2012). Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Bandung: Citra
Umbara.
Wilbert, Krisdayanti Wau, & Venessa Chelsia. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap
Tindak Pidana Perdagangan Mie Kuning Basah dengan Menggunakan
Bahan Formalin (Putusan Nomor 2796/Pid.Sus/2018/PN Mdn). Jurnal
Mercatoria 13 (1), 62-74. https://doi.org/10.31289/mercatoria.v13i1.3645

Mundhori| 95

Anda mungkin juga menyukai