Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “Manajemen Risiko Keuangan Internasional” dibuat guna memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Internasional.

Makalah ini tidak hanya ditujukan kepada kalangan akademis tetapi juga ditujukan
masyarakat luas khususnya di dalam dunia kerja. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Internasional yang terhormat Ibu Dr. Novi Dirgantari S.E., M.Si., Akt. dan kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Apabila dalam pembuatan makalah ini belum lengkap dan belum sempurna, mohon
dimaafkan. Karena Penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Dan
kesempurnaanlah hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini mampu menambahkan
pengetahuan, khususnya bagi Penulis sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin
ya robbal alamin.

Purwokerto, 12 Desember 2018

Kelompok 3

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 3


B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4

BAB II – PEMBAHASAN

A. Identifikasi Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing 5


B. Pengelolaan Risiko Mata Uang Asing 8
C. Perhitungan Risiko Translasi 9
D. Perhitungan Risiko Transaksi 10
E. Indikator Risiko Akuntansi dan Ekonomi 13
F. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan
Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan 14
G. Kaitan Akuntansi, Pengendalian dengan
Manajemen Risiko Nilai Tukar Uang Asing 16

BAB III – PENUTUP

A. Kesimpulan 21

DAFTAR PUSTAKA 22

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan
diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari
imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan
yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”.
Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif
keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-
beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif
keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang
menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh
besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara
periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi
pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan
pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan
variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi
pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara
baik, perusahaan mengalami kerugian.

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang penulis ambil dari Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja komponen utama risiko mata uang asing?

Page | 3
2. Bagaimana pengelolaan risiko mata uang asing?
3. Bagaimana perhitungan risiko translasi?
4. Bagaimana perhitungan risiko transaksi?
5. Apa saja indikator risiko akuntansi dan ekonomi?
6. Apa saja strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan?
7. Bagaimana kaitan akuntansi, pengendalian dengan manajemen risiko nilai tukar
uang asing?

C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah yang penulis ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen utama risiko mata uang asing
2. Untuk mengetahui pengelolaan risiko mata uang asing
3. Untuk mengetahui perhitungan risiko translasi
4. Untuk mengetahui perhitungan risiko transaksi
5. Untuk mengetahui indikator risiko akuntansi dan ekonomi
6. Untuk mengetahui strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang
diperlukan
7. Untuk mengetahui kaitan akuntansi, pengendalian dengan manajemen risiko nilai
tukar uang asing

Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing


Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus
pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Para eksekutif keuangan di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk meminimalkan
eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku
bunga, dan harga sekuritas. Oleh karena itu, industri jasa keuangan banyak menawarkan
produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan opsi. Kebanyakan
instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah
perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi dan sampai dengan sekarang pembuat standar akuntansi di seluruh dunia
melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-
produk keuangan ini
Tujuan utama manajemen risiko adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tidak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas. Risiko volatilitas harga risiko pasar atau value-at-risk mengacu pada peluang
kerugian atas portofolio perusahan yang diperdagangkan, yang dapat mencakup
instrument lindung nilai, yang disebabkan oleh perubahan dalam harga aktiva, suku
bunga, volatilitas pasar, atau likuiditas pasar.
Bentuk risiko selain risiko pasar yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen:
1. Risiko likuiditas. Karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
2. Risiko kredit. Kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko
tidak dapat memenuhi kewajibannya.
3. Risiko regulasi. Pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan
untuk tujuan tertentu. Contoh: Bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan
penggunaan short sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
4. Risiko pajak. Transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan
pajak yang diinginkan.

Page | 5
5. Risiko akuntansi. Peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat
sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak
menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi.
Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca
oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan
atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
3. Counterparty (pihak lawan): Individu / lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan struktur dalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs terhadap laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan /
pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua
negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
Page | 6
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam
harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi
aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan
posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang
terjadi pada suatu perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di
masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator): Risiko bahwa suatu undang-undang publik akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko): Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian
valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversi transaksi dalam mata uang
asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang
mempengaruhi nilai perusahaan.
Page | 7
B. Pengelolaan Risiko Mata Uang Asing
Resiko atas transaksi dalam mata uang asing ini penting untuk dikelola. Karena jika tidak
dikelola dengan baik, pergerakan tingkat pertukaran mata uang asing ini dapat
memberikan dampak yang cukup besar dalam bisnis.
Beberapa hal yang dapat dilakukan manajemen untuk mengelola resiko mata uang asing
dalam perusahaan:
1. Dana kas dalam mata uang asing. Dana kas dalam mata uang asing dapat menjadi
solusi yang ideal untuk bisnis yang memiliki banyak transaksi dalam mata uang
asing. Memiliki kas tersedia dalam mata uang tersebut membantu perusahaan
bereaksi lebih cepat dan mengurangi resiko mata uang asing. Hal ini juga
mengurangi kebutuhan atas transfer dalam mata uang yang beragam.
2. Spot payment. Menggunakan spot payment berarti membeli atau menjual mata uang
asing pada nilai tukar saat ini. Spot rate direkomendasikan untuk pembayaran lebih
kecil yang tidak terlalu sering, atau ketika mata uang asing perlu ditukar secara cepat.
Perusahaan dapat mencari penyedia dengan biaya yang rendah dan nilai tukar jual
dan beli yang lebih kompetitif.
3. Hedge dengan forward contract. Forward Contract merupakan kontrak di mana
sejumlah mata uang dibeli untuk kesepakatan atas nilai yang ditentukan pada tanggal
tertentu di masa depan, pada exchange rate yang telah ditentukan. Metode ini sesuai
untuk melindungi dari fluktuasi dan berguna untuk budgeting. Dengan melakukan
kesepakatan atas harga di muka, bisnis dapat menentukan anggaran dan
merencanakan dengan tepat berapa biaya yang harus ditanggung.
4. Currency Option. Seperti halnya forward contract, currency option menetapkan
tingkat pertukaran pada tanggal tertentu dan dalam jumlah yang telah ditentukan.
Namun, perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan option. Jika tingkat
pertukaran berubah sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dapat
melepaskan option dan menggunakan spot rate. Perusahaan membayar lebih untuk
fleksibilitas ini namun currency option layak untuk dipertimbangkan saat permintaan
tidak pasti, atau terdapat parameter pembelian yang tidak diketahui.
5. Menggunakan pembayaran online. Metode ini memberikan manajemen kas yang
lebih mudah dan meningkatkan transparansi pembayaran. Selain itu, juga membantu
dalam menyelesaikan pembayaran dengan vendor dari luar negeri menjadi lebih cost
effective.

Page | 8
C. Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan baik domestik dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi
tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti
hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen
Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan
ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung
terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1. Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada
kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai
mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang
asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2. Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam
kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi.
Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian
transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi
berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional,
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata

Page | 9
uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka
panjang.

D. Perhitungan Risiko Transaksi


1. Potensi Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian yang berdenominasi dalam mata uang
asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Masing-masing
perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko
multi mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan
lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian
potensial.
2. Resiko Transaksi
Berikut ini merupakan beberapa resiko yang dapat ditemui ketika bertransaksi di
pasar valuta asing:
a) Kehilangan atau kerugian bisa melebihi deposit awal.
b) Transaksi valuta asing ataupun bentuk transaksi lainnya akan selalu memiliki
resiko.
c) Bahkan beberapa transaksi di pasar valuta asing benar-benar memiliki resiko
yang sangat tinggi.
d) Satu-satunya cara yang harus dipertahankan dari berbagai resiko di atas adalah
bertransaksi dengan modal anda.
e) Dengan kata lain, jangan pernah bertransaksi melebih dari kemampuan anda.
3. Transaksi Menggunakan Leverage Membawa Resiko Tinggi
Transaksi dengan leverage bisa menjadi sangat menguntungkan dalam meningkatkan
modal anda. Sebagai trader, anda dapat mendayagunakan dana di akun anda dan juga
berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari modal awal anda dalam
berinvestasi. Akan tetapi, keuntungan ini akan selau diiringi dengan potensi resiko
yang akan dihadapi, karena kerugian yang dihasilkan bisa melampaui dari
jumlah margin yang dimiliki. Itu mengapa leverage bisa disebut pedang bermata dua.
Kedua pergerakan baik naik atau turun bisa terjadi sangat signifikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kami ingin mengajak anda untuk mengetahui atas resiko yang
mengikat ketika bertransaksi dengan leverage, sebab berdasarkan pengalaman dari
Page | 10
beberapa trader tebaik mengambil langkah-langkah tersebut untuk membatasi resiko
yang dihadapi.
a) Pertama, sangat penting untuk anda ketahui bahwa anda sangat berpotensi
mengalami kerugian yang signifikan ketika melakukan transaksi. Jika pergerakan
pasar bergerak sangat signifikan dan manajemen resiko seperti halnya memasang
stop loss tidak dilakukan, maka anda memiliki potensi kerugian melebihi jumlah
investasi anda.
b) Dikarenakan trader bisa melakukan transaksi lebih dari satu, bahkan resiko yang
dihadapi terlihat sangatlah kecil, maka potensi resiko akan meningkat ketika
seluruh posisi anda digabungkan. Jika pergerakan pasar meningkat, ataupun
terjadinya gap, hal ini juga bisa menghasilkan kerugian yang sangat besar.
4. Resiko di Berbagai Pasar
Kurangnya titik fokus yang lebih luas terhadap ribuan potensi dari beragam pasar di
dunia bisa membawa anda untuk kehilangan kesempatan terbaik. Hal ini lumrah
terjadi karena tidak adanya fokus yang dimiliki. Mari kita lihat potensi resiko terkait
dengan transaksi di berbagai pasar pada waktu yang bersamaan, sebab hal ini patut
untuk dipertimbangkan guna menciptakan sebuah strategi bertransaksi yang lebih
fokus di beberapa market.
a) Dimulai memantau daftar pasar dengan jangkauan yang lebih kecil, karena hal
tersebut sangat lumrah dilakukan sekalipun bagi trader yang berpengalaman.
Sebab apabila anda memantau banyak pergerakan pasar maka potensi untuk
kehilangan momen pergerakan semakin besar.
b) Buatlah perencanaan harian untuk memantau pergerakan pasar yang paling likuid
dan volatilitas dengan spreads yang kecil.
5. Resiko Terkait Margin Closeout
Kapan Margin Clouseout terjadi?
a) Margin closeout terjadi apabila margin awal anda turun di bawah 50%, seluruh
posisi yang berjalan akan segera dilikuidasi dengan menggunakan harga terakhir
saat dilakukannya penutupan posisi.
b) Margin closeout bisa membantu anda dalam mencegah kerugian yang mendalam.
Akan tetapi, apabila pergerakan pasar sedang cepat, kerugian yang hadapi bisa
melebih modal anda.

Page | 11
c) Memiliki transaksi lebih dari satu posisi dapat meningkatkan resiko
terjadinya margin closeout. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan margin anda
dalam mengikuti banyak transaksi secara bersamaan.
d) Pergerakan secara tiba-tiba di salah satu instrumen dapat mempengaruhi
kapasitas margin di akun anda.
e) Dengan mengurangi leverage dalam bertransaksi, maka hal ini akan memperkecil
resiko anda terkena margin closeout.
6. Resiko Terkait Volatilitas dan Likuiditas
a) Volatilitas Pasar
 Spreads akan mengalami fluktuasi seperti halnya nilai tukar mata uang.
Sebagai market-maker, Java akan menghadapi periode peningkatan resiko
pada volatilitas harga, seperti berita ekonomi dan politik. Ketika volatilitas
meningkat, maka harga yang diberikan akan meningkat sesuai spreads.
Sebaliknya, apabila volatilitas menurun, maka spreads yang dihasilkan akan
mengecil.
b) Likuiditas
 Sebagai market-maker, JAVA akan menyediakan likuiditas sendiri bahkan
ketika harga tidak tersedia dari bank atau mitra perdagangan lainnya.
 Likuiditas pasar global akan berubah disepanjang hari dalam mereaksi berita
terkini, hasil penutupan harian, dan pembukaan perdagangan. Di saat
likuiditas yang terbatas maka mitra bank kami akan membatasi resiko mereka
sendiri.
c) Pilih Broker Forex Terkemuka
 Kredibilitas sebuah broker sangatlah penting saat ini, sebab kasus penipuan
pada perdagangan online valuta asing kerap terjadi.
 Meski terobosan besar telah dilakukan untuk membersihkan broker yang
tidak bertanggung jawab, namun Anda harus tetap berhati-hati ketika
memilih broker yang baru.
d) Patuh Terhadap Regulasi
 Ketika hendak meninjau lebih dalam, pastikan bahwa broker yang anda pilih
itu merupakan sebuah broker yang mentaati syarat dan ketentuan yang
berlaku di negaranya.

Page | 12
E. Indikator Risiko Akuntansi dan Ekonomi
Menurut CRMS Indonesia, indikator risiko akuntansi ada 5 yaitu:
1. Biaya Valuta Asing (Valas)
Persentase varians biaya valas merupakan salah satu indikator risiko di bidang
finansial. Persentase dari varian ini bisa Anda dapatkan dengan cara membagi biaya
yang muncul dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan sebelumnya, lalu
dikalikan 100%.
2. Pendapatan Valuta Asing (Valas)
Indikator risiko lainnya di bidang Finansial adalah persentase varians pendapatan
valas. Persentase ini sendiri bisa Anda ketahui dengan cara membagi pendapatan
yang diterima dengan yang diprediksi, lalu dikalikan 100%.
3. Nilai Tukar Mata Uang Asing
Indikator risiko persentase nilai tukar mata uang asing terus berubah dari waktu ke
waktu. Persentase nilai tukar mata uang asing sendiri sebetulnya dapat diketahui
dengan membagi nilai tukar mata uang asing pada saat ini dengan nulai tukar periode
sebelumnya, lalu dikalikan 100%. Anda bisa membandingkan nilai tukar periode
sebelumnya dalam hitungan bulan, kuartal, semester hingga tahunan.
4. Perbedaan Nilai Bunga Laporan Keuangan & Akun Bank
Risiko selanjutnya adalah perbedaan nilai bunga laporan keuangan dan akun dari
bank perusahaan. Untuk mencari selisihnya, bisa Anda dapatkan dengan mencari
perbedaan antara jumlah bunga yang dihitung oleh sistem akuntansi perusahaan
dengan jumlah bunga yang ada pada rekening bank. Hal ini akan meminimalisir
risiko finansial pada perusahaan Anda.
5. Jumlah Transaksi Unauthorized
Transaksi unauthorized adalah transaksi yang dilakukan bukan oleh pihak yang
berwenang dalam suatu perusahaan. Sebagai contoh adalah level staf melakukan
transaksi yang harusnya dilakukan oleh level manager. Untuk mengetahui
persentasenya, Anda dapat membagi jumlah transaksi yang berstatus ‘unauthorized’
dengan total transaksi perusahaan, lalu dikalikan 100%.
Berdasarkan draf Bappenas, indikator risiko ekonomi ada 7 yaitu:
1. Normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan Efek Kebijakan Donald
Trump. Dua faktor dari Amerika paling ditakuti pemerintah. Hal ini senada dengan
Oxford Economics Global Risk Survey yang menempatkan kebijakan "error" Donald
Trump dalam daftar risiko yang bisa mendorong ekonomi global dalam dua tahun ke
Page | 13
depan. Para ekonom dunia menilai, kebijakan fatal Trump bisa membawa ekonomi
AS ke zona resesi dan berujung pada resesi global.
2. Proteksionisme. Kebijakan dagang yang melindungi ekonomi negara sendiri
ditakutkan pemerintah bisa menggoyang ekonomi Indonesia.
3. Terorisme dan kondisi geopolitik. Risiko ini dimasukkan Bappenas karena melihat
ketegangan yang terus memanas antara AS dan Korea Utara.
4. Kenaikan harga komoditas yang melamban dan terbatas.
5. Produktivitas yang menurun di negara maju.
6. Ketidakpastian negosiasi Brexit.
7. Pengetatan kebijakan makroekonomi di China.
Catatan saja, Oxford Economics Global Risk Survey menempatkan kebijakan fatal
Trump, kondisi geopolitik AS-Korut dan perlambatan ekonomi China sebagai tiga risiko
teratas yang bisa menggerogoti ekonomi global.
Kendati ada risiko yang mengintai, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
mengatakan pemerintah optimistis ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif di kuartal III
tahun ini. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal III diperkirakan lebih tinggi dari kuartal II
yaitu sekitar 5,1%," ujar Bambang dalam acara Beyond Wealth Seminar Bank Mandiri di
Jakarta, Selasa (26/9).
Prediksi Bappenas, ekonomi kuartal III didukung oleh peningkatan konsumsi rumah
tangga dan konsumsi pemerintah. Faktor lain yang turut menopang yakni peningkatan
investasi dan ekspor yang lebih baik terkait peningkatan harga komoditas.

F. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan


1. Strategi Perlindungan Nilai Tukar
Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operasional, structural, dan kontraktual
yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Lindung Nilai Neraca
Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan
dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan
kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko
perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di
negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi:
1) Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum
yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan,
Page | 14
2) Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi
modal kepada induk perusahaan,
3) Mempercepat penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata
uang lokal,
4) Menunda pembayaran utang dalam mata uang lokal,
5) Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing,
6) Menginvestasikan kelebihan uang tunai ke dalam persediaan dan aktiva
lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian
devaluasi,
7) Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang
memengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
c. Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi
potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
d. Lindung Nilai Kontraktual
Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk
memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valas yang dihadapi.
2. Perlakuan Akuntansi Yang Diperlukan Untuk Produk Lindung Nilai
Akuntansi untuk produk lindung nilai merupakan kontrak atau instrumen keuangan
yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau
paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Kebanyakan
instrument keuangan ini adalah derivatif. Instrument derivatif merupakan perjanjian
kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya
dan instrument keuangan atau komoditas lainnya. Banyak diantaranya didasarkan
pada peristiwa yang bersifat kontijensi. Produk ini mencakup antara lain:
a. Kontrak Forward Valas
Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan kontrak forward
valas apabila barang yang ditagihkan dalam mata uang asing itu dibeli dari atau
dijual kepada pihak asing. Kontrak forward mengimbangi risiko keuntungan atau
kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian.
Page | 15
Kontrak forward valas merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima
jumlah mata uang tetentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada
suatu tanggal di masa mendatang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai
kurs forward. Perbedaan kurs forward dengan kurs spot yang berlaku pada
tanggal kontrak forward menimbulkan adanya premium (apabila kurs forward >
kurs spot) atau diskon (kurs forward < kurs spot).
b. Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak
forward. Seperti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli
atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa
depan dengan harga yang sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga
digunakan untuk penyelesaian tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan
sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrumen
keuangan yang sama.
c. Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau
menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdarkan harga
(eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa yang telah ditentukan.
Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba.
d. Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata
uang yang berbeda kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang
sebelumnya tidak dapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga
memungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs
yang timbul dari kegiatan usaha internasional.

G. Kaitan Akuntansi, Pengendalian dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Uang


Asing
1. Peran akuntansi dalam mengelola resiko keuangan
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko
manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko

Page | 16
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu,
mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis
risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka
ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap
pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai
kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan
risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai
untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko
meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif
strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai
dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang
hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.
c. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang.
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
1) Antisipasi pergerakan kurs.
2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan.
3) Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu,
dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive
memadai dengan lebih efisien dan efektif.
2. Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan
April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas

Page | 17
akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini
adalah:
a. Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.
b. Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif
bukanlah aktiva atau kewajiban.
c. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan
akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung niai
secara tepat harus mengimbangi keuntungan dan kerugian sesuatu yang
dilindungi nilai.
d. Hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara lengkap demi manfaat
pembaca laporan.
e. Keuntungan atau keruhian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada
awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
f. Keuntungan atau kerugian lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang
belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai
bagian dari laba komprehensif.
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivative, masih saja terdapat beberapa
masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan
keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif
untuk mengimbangi risiko valas.

3. Kaitan Akuntansi dan Pengendalian Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata
Uang Asing
Contoh permasalahan akuntansi dan pengendalian yang terkait dengan manajemen
risiko nilai tukar mata uang asing dapat dilihat pada kasus berikut:
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi mengharuskan
dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda dari pasar
lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan.

Page | 18
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau
berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan
internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi
perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan
yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba
potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-
keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik
murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih
luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat
dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan
peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta
peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda
di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan
metode-metode berikut:
a) Perdagangan internasional.
b) Licensing.
c) Franchising.
d) Usaha patungan.
e) Akuisisi perusahaan.
f) Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri.
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-
operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign
Invesment. Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak
dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam
operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi

Page | 19
langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan
baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga
meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar
negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran
satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai
tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran
juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain
itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-
kondisi ekonomi luar negeri. Risiko politik sendiri muncul pada saat perusahaan
multinasional membentuk anak perusahaan di Negara lain, mereka terbuka terhadap
risiko politik, yaitu tindakan-tindakan politik yang diambil oleh pemerintah yang
dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.

Page | 20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko keuangan adalah
suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko keuangan adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan
resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing
aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko keuangan yang baik adalah
identifikasi dan cara mengatasi resiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk
diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor
utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian
tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain,
penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak
dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses
operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan
suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Page | 21
DAFTAR PUSTAKA

Frisda Resty. 2015. Manajemen Resiko Internasional. http://www.restyresty.wordpress.com


(diakses 11 Desember)
Mulyana Ade. 2016. Akuntansi Internasional: Manajemen Resiko Keuangan.
http://www.succesed.wordpress.com (diakses 11 Desember)
Kristi. 2014. BAB 10 Manajemen Resiko Keuangan. http://kristigayatri.blogspot.com
(diakses 11 Desember)
Theresia. 2014. Manajemen Resiko Keuangan. http://terehuablablabla.blogspot.com (diakses
11 Desember)
Anggraini, Novita. 2017. Akuntansi Internasional. http://akuntansdasar.blogspot.com (diakses
11 Desember)
Frita, Pipit. 2013. Manajemen Resiko Keuangan. https://pipitfrita.wordpress.com (diakses 11
Desember)
Widyastuti. 2015. Mengelola Resiko Fluktuasi Mata Uang Asing Bagi Bisnis.
http://www.jtanzilco.com (diakses 11 Desember)
Nanderimz, Achi. 2011. Manajemen Risiko Keuangan http://achinanderimz.blogspot.com
(diakses 11 Desember)
https://nasional.kontan.co.id/news/cek-7-risiko-ekonomi-yang-ditakuti-pemerintah
http://crmsindonesia.org/publications/5-indikator-risiko-finansial

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai