Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “Manajemen Risiko Keuangan Internasional” dibuat guna memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Internasional.
Makalah ini tidak hanya ditujukan kepada kalangan akademis tetapi juga ditujukan
masyarakat luas khususnya di dalam dunia kerja. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Internasional yang terhormat Ibu Dr. Novi Dirgantari S.E., M.Si., Akt. dan kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Apabila dalam pembuatan makalah ini belum lengkap dan belum sempurna, mohon
dimaafkan. Karena Penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Dan
kesempurnaanlah hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini mampu menambahkan
pengetahuan, khususnya bagi Penulis sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin
ya robbal alamin.
Kelompok 3
Page | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I – PENDAHULUAN
BAB II – PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 21
DAFTAR PUSTAKA 22
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang penulis ambil dari Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja komponen utama risiko mata uang asing?
Page | 3
2. Bagaimana pengelolaan risiko mata uang asing?
3. Bagaimana perhitungan risiko translasi?
4. Bagaimana perhitungan risiko transaksi?
5. Apa saja indikator risiko akuntansi dan ekonomi?
6. Apa saja strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan?
7. Bagaimana kaitan akuntansi, pengendalian dengan manajemen risiko nilai tukar
uang asing?
C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah yang penulis ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen utama risiko mata uang asing
2. Untuk mengetahui pengelolaan risiko mata uang asing
3. Untuk mengetahui perhitungan risiko translasi
4. Untuk mengetahui perhitungan risiko transaksi
5. Untuk mengetahui indikator risiko akuntansi dan ekonomi
6. Untuk mengetahui strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang
diperlukan
7. Untuk mengetahui kaitan akuntansi, pengendalian dengan manajemen risiko nilai
tukar uang asing
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
Page | 5
5. Risiko akuntansi. Peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat
sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak
menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi.
Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca
oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan
atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
3. Counterparty (pihak lawan): Individu / lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan struktur dalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs terhadap laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan /
pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua
negara atau lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
Page | 6
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam
harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi
aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan
posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang
terjadi pada suatu perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di
masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator): Risiko bahwa suatu undang-undang publik akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko): Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian
valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversi transaksi dalam mata uang
asing.
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang
mempengaruhi nilai perusahaan.
Page | 7
B. Pengelolaan Risiko Mata Uang Asing
Resiko atas transaksi dalam mata uang asing ini penting untuk dikelola. Karena jika tidak
dikelola dengan baik, pergerakan tingkat pertukaran mata uang asing ini dapat
memberikan dampak yang cukup besar dalam bisnis.
Beberapa hal yang dapat dilakukan manajemen untuk mengelola resiko mata uang asing
dalam perusahaan:
1. Dana kas dalam mata uang asing. Dana kas dalam mata uang asing dapat menjadi
solusi yang ideal untuk bisnis yang memiliki banyak transaksi dalam mata uang
asing. Memiliki kas tersedia dalam mata uang tersebut membantu perusahaan
bereaksi lebih cepat dan mengurangi resiko mata uang asing. Hal ini juga
mengurangi kebutuhan atas transfer dalam mata uang yang beragam.
2. Spot payment. Menggunakan spot payment berarti membeli atau menjual mata uang
asing pada nilai tukar saat ini. Spot rate direkomendasikan untuk pembayaran lebih
kecil yang tidak terlalu sering, atau ketika mata uang asing perlu ditukar secara cepat.
Perusahaan dapat mencari penyedia dengan biaya yang rendah dan nilai tukar jual
dan beli yang lebih kompetitif.
3. Hedge dengan forward contract. Forward Contract merupakan kontrak di mana
sejumlah mata uang dibeli untuk kesepakatan atas nilai yang ditentukan pada tanggal
tertentu di masa depan, pada exchange rate yang telah ditentukan. Metode ini sesuai
untuk melindungi dari fluktuasi dan berguna untuk budgeting. Dengan melakukan
kesepakatan atas harga di muka, bisnis dapat menentukan anggaran dan
merencanakan dengan tepat berapa biaya yang harus ditanggung.
4. Currency Option. Seperti halnya forward contract, currency option menetapkan
tingkat pertukaran pada tanggal tertentu dan dalam jumlah yang telah ditentukan.
Namun, perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan option. Jika tingkat
pertukaran berubah sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dapat
melepaskan option dan menggunakan spot rate. Perusahaan membayar lebih untuk
fleksibilitas ini namun currency option layak untuk dipertimbangkan saat permintaan
tidak pasti, atau terdapat parameter pembelian yang tidak diketahui.
5. Menggunakan pembayaran online. Metode ini memberikan manajemen kas yang
lebih mudah dan meningkatkan transparansi pembayaran. Selain itu, juga membantu
dalam menyelesaikan pembayaran dengan vendor dari luar negeri menjadi lebih cost
effective.
Page | 8
C. Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan baik domestik dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi
tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti
hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen
Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan
ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung
terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1. Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada
kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai
mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang
asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2. Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam
kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi.
Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian
transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi
berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional,
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata
Page | 9
uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka
panjang.
Page | 11
c) Memiliki transaksi lebih dari satu posisi dapat meningkatkan resiko
terjadinya margin closeout. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan margin anda
dalam mengikuti banyak transaksi secara bersamaan.
d) Pergerakan secara tiba-tiba di salah satu instrumen dapat mempengaruhi
kapasitas margin di akun anda.
e) Dengan mengurangi leverage dalam bertransaksi, maka hal ini akan memperkecil
resiko anda terkena margin closeout.
6. Resiko Terkait Volatilitas dan Likuiditas
a) Volatilitas Pasar
Spreads akan mengalami fluktuasi seperti halnya nilai tukar mata uang.
Sebagai market-maker, Java akan menghadapi periode peningkatan resiko
pada volatilitas harga, seperti berita ekonomi dan politik. Ketika volatilitas
meningkat, maka harga yang diberikan akan meningkat sesuai spreads.
Sebaliknya, apabila volatilitas menurun, maka spreads yang dihasilkan akan
mengecil.
b) Likuiditas
Sebagai market-maker, JAVA akan menyediakan likuiditas sendiri bahkan
ketika harga tidak tersedia dari bank atau mitra perdagangan lainnya.
Likuiditas pasar global akan berubah disepanjang hari dalam mereaksi berita
terkini, hasil penutupan harian, dan pembukaan perdagangan. Di saat
likuiditas yang terbatas maka mitra bank kami akan membatasi resiko mereka
sendiri.
c) Pilih Broker Forex Terkemuka
Kredibilitas sebuah broker sangatlah penting saat ini, sebab kasus penipuan
pada perdagangan online valuta asing kerap terjadi.
Meski terobosan besar telah dilakukan untuk membersihkan broker yang
tidak bertanggung jawab, namun Anda harus tetap berhati-hati ketika
memilih broker yang baru.
d) Patuh Terhadap Regulasi
Ketika hendak meninjau lebih dalam, pastikan bahwa broker yang anda pilih
itu merupakan sebuah broker yang mentaati syarat dan ketentuan yang
berlaku di negaranya.
Page | 12
E. Indikator Risiko Akuntansi dan Ekonomi
Menurut CRMS Indonesia, indikator risiko akuntansi ada 5 yaitu:
1. Biaya Valuta Asing (Valas)
Persentase varians biaya valas merupakan salah satu indikator risiko di bidang
finansial. Persentase dari varian ini bisa Anda dapatkan dengan cara membagi biaya
yang muncul dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan sebelumnya, lalu
dikalikan 100%.
2. Pendapatan Valuta Asing (Valas)
Indikator risiko lainnya di bidang Finansial adalah persentase varians pendapatan
valas. Persentase ini sendiri bisa Anda ketahui dengan cara membagi pendapatan
yang diterima dengan yang diprediksi, lalu dikalikan 100%.
3. Nilai Tukar Mata Uang Asing
Indikator risiko persentase nilai tukar mata uang asing terus berubah dari waktu ke
waktu. Persentase nilai tukar mata uang asing sendiri sebetulnya dapat diketahui
dengan membagi nilai tukar mata uang asing pada saat ini dengan nulai tukar periode
sebelumnya, lalu dikalikan 100%. Anda bisa membandingkan nilai tukar periode
sebelumnya dalam hitungan bulan, kuartal, semester hingga tahunan.
4. Perbedaan Nilai Bunga Laporan Keuangan & Akun Bank
Risiko selanjutnya adalah perbedaan nilai bunga laporan keuangan dan akun dari
bank perusahaan. Untuk mencari selisihnya, bisa Anda dapatkan dengan mencari
perbedaan antara jumlah bunga yang dihitung oleh sistem akuntansi perusahaan
dengan jumlah bunga yang ada pada rekening bank. Hal ini akan meminimalisir
risiko finansial pada perusahaan Anda.
5. Jumlah Transaksi Unauthorized
Transaksi unauthorized adalah transaksi yang dilakukan bukan oleh pihak yang
berwenang dalam suatu perusahaan. Sebagai contoh adalah level staf melakukan
transaksi yang harusnya dilakukan oleh level manager. Untuk mengetahui
persentasenya, Anda dapat membagi jumlah transaksi yang berstatus ‘unauthorized’
dengan total transaksi perusahaan, lalu dikalikan 100%.
Berdasarkan draf Bappenas, indikator risiko ekonomi ada 7 yaitu:
1. Normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan Efek Kebijakan Donald
Trump. Dua faktor dari Amerika paling ditakuti pemerintah. Hal ini senada dengan
Oxford Economics Global Risk Survey yang menempatkan kebijakan "error" Donald
Trump dalam daftar risiko yang bisa mendorong ekonomi global dalam dua tahun ke
Page | 13
depan. Para ekonom dunia menilai, kebijakan fatal Trump bisa membawa ekonomi
AS ke zona resesi dan berujung pada resesi global.
2. Proteksionisme. Kebijakan dagang yang melindungi ekonomi negara sendiri
ditakutkan pemerintah bisa menggoyang ekonomi Indonesia.
3. Terorisme dan kondisi geopolitik. Risiko ini dimasukkan Bappenas karena melihat
ketegangan yang terus memanas antara AS dan Korea Utara.
4. Kenaikan harga komoditas yang melamban dan terbatas.
5. Produktivitas yang menurun di negara maju.
6. Ketidakpastian negosiasi Brexit.
7. Pengetatan kebijakan makroekonomi di China.
Catatan saja, Oxford Economics Global Risk Survey menempatkan kebijakan fatal
Trump, kondisi geopolitik AS-Korut dan perlambatan ekonomi China sebagai tiga risiko
teratas yang bisa menggerogoti ekonomi global.
Kendati ada risiko yang mengintai, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
mengatakan pemerintah optimistis ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif di kuartal III
tahun ini. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal III diperkirakan lebih tinggi dari kuartal II
yaitu sekitar 5,1%," ujar Bambang dalam acara Beyond Wealth Seminar Bank Mandiri di
Jakarta, Selasa (26/9).
Prediksi Bappenas, ekonomi kuartal III didukung oleh peningkatan konsumsi rumah
tangga dan konsumsi pemerintah. Faktor lain yang turut menopang yakni peningkatan
investasi dan ekspor yang lebih baik terkait peningkatan harga komoditas.
Page | 16
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu,
mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis
risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka
ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap
pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai
kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan
risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai
untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko
meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif
strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai
dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang
hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.
c. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang.
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
1) Antisipasi pergerakan kurs.
2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan.
3) Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu,
dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive
memadai dengan lebih efisien dan efektif.
2. Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan
April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas
Page | 17
akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini
adalah:
a. Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.
b. Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif
bukanlah aktiva atau kewajiban.
c. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan
akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung niai
secara tepat harus mengimbangi keuntungan dan kerugian sesuatu yang
dilindungi nilai.
d. Hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara lengkap demi manfaat
pembaca laporan.
e. Keuntungan atau keruhian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada
awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
f. Keuntungan atau kerugian lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang
belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai
bagian dari laba komprehensif.
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivative, masih saja terdapat beberapa
masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan
keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif
untuk mengimbangi risiko valas.
3. Kaitan Akuntansi dan Pengendalian Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata
Uang Asing
Contoh permasalahan akuntansi dan pengendalian yang terkait dengan manajemen
risiko nilai tukar mata uang asing dapat dilihat pada kasus berikut:
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi mengharuskan
dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda dari pasar
lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan.
Page | 18
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau
berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan
internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi
perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan
yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba
potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-
keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik
murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih
luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat
dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan
peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta
peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda
di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan
metode-metode berikut:
a) Perdagangan internasional.
b) Licensing.
c) Franchising.
d) Usaha patungan.
e) Akuisisi perusahaan.
f) Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri.
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-
operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign
Invesment. Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak
dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam
operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi
Page | 19
langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan
baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga
meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar
negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran
satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai
tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran
juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain
itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-
kondisi ekonomi luar negeri. Risiko politik sendiri muncul pada saat perusahaan
multinasional membentuk anak perusahaan di Negara lain, mereka terbuka terhadap
risiko politik, yaitu tindakan-tindakan politik yang diambil oleh pemerintah yang
dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Page | 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko keuangan adalah
suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko keuangan adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan
resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing
aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko keuangan yang baik adalah
identifikasi dan cara mengatasi resiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk
diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor
utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian
tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain,
penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak
dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses
operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan
suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Page | 21
DAFTAR PUSTAKA
Page | 22