Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 3

Oleh :

Fatulloh Ashari
Kaerul Umam

TI12K1

STTIKOM Insan Unggul


2017
 Studi Kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap rencana bisnis yang
menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya,
aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek
manajemen dan keuangannya, dengan tujuan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis yang direncanakan dapat dikerjakan
atau ditunda atau bahkan tidak dijalankan.

PLAN BUILD

RUN
Investor Bank Pemerintah

Untuk mengetahui
tingkat keuntungan Untuk mengetahui Untuk mengetahui
dari investasi yang tingkat keamanan Tingkat kelayakan bisnis
akan di jalankan kredit yang diberikan secara hukum dan
dan kelancaran mengetahui manfaat
pengembaliannya investasi dalam bidang
ekonomi, sosial budaya,
serta dampak terhadap
lingkungan
ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN
BISNIS

Pasar dan Teknis dan Sosial


Manajemen Hukum Keuangan Lingkungan
Pemasaran Produksi Budaya

Strk. Biaya dan


Permintaan Lokasi Organisasi sumber
pembiayaan
Pembelian Bahan baku Tenaga Legalitas Pendapatan Dampak Dampak
Tenaga Teknis badan Hukum
Pesaing (Keuntungan) terhadap terhadap
Kerja Tenaga Admin Perjanjian ekonomi dan
Neraca lingkungan
Promosi Alat & Mesin Tenaga yang harus di sosial
keuangan (AMDAL)
Distribusi Manajer penuhi budaya
Infrastuktur Cash Flow
Pelatihan
Harga Layout dll Evaluasi
(SDM) dll Keuangan
 Aspek Pasar & Pemasaran merupakan aspek yang pertama dianalisis dalam Studi
Kelayakan Bisnis. Hal ini disebabkan agar dapat diketahui apakah proyek yang
akan didirikan atau produk yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen / pasar.

 Hal-hal yang diperhatikan dalam aspek pasar dan pemasaran:


• Permintaan dan Penawaran
• Proyeksi Permintaan dan Penawaran
• Produk (barang/jasa)
• Segmentasi pasar
• Strategi pemasaran
• Implementasi pemasaran.
Penawaran dan Permintaan
 Permintaan adalah jumlah barang
atau jasa yang ingin dan mampu
Penawaran adalah jumlah barang dibeli oleh konsumen, pada
atau jasa yang tersedia dan dapat berbagai tingkat harga, dan pada
dijual oleh penjual pada berbagai waktu tertentu
tingkat harga, dan pada waktu tertentu

Faktor yang mempengaruhi penawaran :


 Harga barang itu sendiri.
 Harga barang lain yang berkaitan.
Faktor yang mempengaruhi penawaran :
 Tingkat pendapatan.
 Harga barang itu sendiri.
 Selera konsumen.
 Harga sumber produksi.
 Ekspektasi/perkiraan.
 Tingkat produksi.
 Ekspektasi/perkiraan
ANALISIS PELUANG PASAR
Telah dijelaskan di atas bahwa konsep pemasaran adalah bagaimana perusahaan
dapat memperoleh keuntungan melalui pemenuhan kepuasan konsumen.
Yang secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut.

Profit
Customer Customer Marketing
through
Market Needs Integrated
satisfactions
The Marketing Concept

Untuk dapat mencapai tujuan di atas, hal-hal yang perlu dianalisis dalam aspek ini
adalah :
a. Lingkungan pemasaran ( marketing environment ) dan tingkat Kebutuhan (needs)
b. Pasar konsumen ( consumer markets ) dan tingkah laku pembeliannya ( buying
behavior )
c. Industri dan persaingan
d. Identifikasi segmen pasar ( market segments ) dan target pasar ( market targets )
Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di mana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan, karena potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang
yang mengetahui hal tersebut.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran :

 Dari sudut pandang penjual :


 Tempat yang strategis (place),
 Produk yang bermutu (product),
 Harga yang kompetitif (price), dan
 Promosi yang gencar (promotion).

 Dari sudut pandang konsumen :


 Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
 Biaya konsumen (cost to the customer),
 Kenyamanan (convenience), dan
 Komunikasi (comunication).
MARKET SEGMENTATION DAN TARGET MARKETS

Market Segmention adalah membagi pasar menjadi beberapa kelompok


pembeli berdasarkan kesamaan dalam merespon produk. karena masing-
masing kelompok berbeda kebutuhannya, karakteristiknya, atau tingkah lakunya
terhadap berbagai produk.
Market Targeting adalah suatu proses evaluasi kekuatan setiap market
segment dan menyeleksi satu atau beberapa segment (kelompok) untuk dimasukinya
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik yang sama, sehingga perusahaan
dapat memenuhi kebutuhannya atau melayaninya.

MARKET SEGMENTATION MARKET TARGETING MARKET POSITIONING

• Identifikasi basis untuk • Mengembangkan langkah- • Mengembangkan posisi


Segmen pasar langkah dari daya tarik untuk setiap segmen
segmen sasaran
• Mengembangkan profil
hasil segmen • Pilih target segmen • Mengembangkan bauran
pemasaran untuk setiap
segmen sasaran
 Variabel segmentasi pasar :
• Variabel Geografi antara lain: wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, kepadatan
dan iklim.
• Variabel Demografi antara lain: umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan,
pendidikan, dll.
• Variabel Psikologis antara lain: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian,
manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan
sikap pada produk.
• Variabel Perilaku Konsumen antara lain : Kultur, sosial, personal dan Psiolongi
konsumen.
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis mengacu pada
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang disusun
oleh konsultan AMDAL. Di Indonesia AMDAL dikenal sejak 1985-an.
AMDAL adalah analisis mengenai dampak suatu proyek (kegiatan)
terhadap lingkungan hidup.

Tujuan dilakukan AMDAL terutama adalah agar kualitas lingkungan


dapat terjaga dengan baik dan tidak mengalami kerusakan dengan
berdirinya proyek.

Contoh pencemaran lingkungan :


- Tercemarnya kali Surabaya akibat pembuangan limbah industri;
- Hutan gundul akibat penebangan kayu secara liar, maupun adanya
illegal logging;
- Udara di Gresik tercemar oleh zat Amonia akibat bocornya saluran
PT. Petro Kimia.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)

Bidang usaha yang membutuhkan AMDAL dalam pendiriannya sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. KEP-11/MENLH/3/94 tanggal 19 Maret 1994, adalah usaha dalam :

 industri pertambangan & enerji ( a.l. batu bara, PLTA, PLTD );


 Kesehatan ( RS, industri farmasi );
 PU ( waduk, Irigasi, jalan raya / tol );
 Agribisnis ( tambak > 59 ha, pertanian > 5.000 ha, perkebunan > 10.000 ha );
 Parpostel ( Hotel, Padang Golf, tempat rekreasi / hiburan );
 Lahan Transmigrasi ( . 3.000 ha );
 Industri berat (semen, kimia, baja, baterai, kayu, galangan kapal, pesawat terbang, dll);
 Perhubungan ( ( pelabuhan );
 Perdagangan ( > 5. Ha );
 Hankam ( Pangkalan laut / udara, Pusat Latihan Tembak ), Nuklir;
 Kehutanan ( Taman Safari, HPH ).
Landasan Hukum AMDAL :

 PP 29 tahun 1986 pasal 6, AMDAL merupakan komponen studi kelayakan dari


rencana kegiatan, sehingga bagi proyek tertentu tahap implementasi belum dapat
dimulai sebelum AMDAL diselesaikan dan disetujui oleh pihak yang bertanggung
jawab.

PP Nomor 51 tahun 1993 dimaksudkan sebagai penyempurnaan ketentuan pokok


pengelolaan lingkungan hidup serta beberapa keputusan menteri yang menyertainya
(Kep-11?MENLH/3/94 dan Kep-12/MENLH/3/94)

LANDASAN UTAMA :
 Memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan lokasi proyek dan alam
sekitarnya.
 Mengelola penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan merencanakan,
memantau, dan mengendalikan secara bijaksana.
 Memperkecil dampak negatif dan memperbesar dampak positif.
POTENSI SUMBER PENCEMARAN

MASUKAN PROSES
PENGOLAHAN
• Bahan Mentah
• Bahan Penolong (Katalis) • Mekanis
• Energi • Fisika
• Kimia

KELURAN
• Produk
• Limbah Non Reguler
• Limbah Reguler

Sumber Pencemaran
POLUTAN INDUSTRI
INDUSTRI POTENSI JENIS PENCEMARAN
Pabrik Kertas dan Pulp BOD, COD, NH3, SS, DS
Pengolahan Susu pH, BOD, COD, SS, DS
Pengawetan dan Pengalengan Sayur pH, BOD, SS
Pengawetan Makanan BOD, COD, SS, DS, Cl
Gula dari Tebu BOD, COD, SS, DS, NH3
Pemintalan Tekstil BOD, COD, DS, warna, SS, Cu, Cr, Zn, G
Pabrik Semen DS, SS, pH, Panas
Pabrik Kimia Anorganik BOD, COD, SS, basa, panas, partikel logam berat
Pabrik Pupuk pH, P, F, Cd, As, V, N, O, NO3
Kilang Minyak Bumi O, S, Phenol, NH3, O, SS, DS, warna, partikel logam berat, N,
O&G, panas
Pabrik Logam BOD, SS, DS, COD, Cn, pH, P, logam berat, panas

BOD – Biochemical Oxigen Demand DS – Dissolved Solid


COD – Chemical Oxigen Demand O – Oil
SS – Suspended Solid G - Grease
Hal-hal yang perlu dianalisis dalam aspek Finansial ( aspek keuangan ) mencakup :
1. Rencana Biaya Proyek ( Cost of Project )
2. Peramalan ( Forecasting )
3. Penilaian Investasi ( Investment Valuation )
4. Analisis Sensitivitas ( Sensitivity Analysis )

Pada proyek pengembangan, diperlukan pula analisis finansial existing (berupa


analisis ratio & analisis arus kas/cash flow ) yang merupakan penilaian kinerja
(performance) perusahaan selama beberapa tahun terakhir ( sebelum adanya
proyek pengembangan ).

1. ANALISIS KINERJA KEUANGAN EXISTING


Sumber informasi yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan
adalah Laporan Keuangan ( Financial Statement ) yang terdiri dari atas :
A. Neraca ( Balance Sheet )
B. Laporan Laba / Rugi ( Income Statement )
C. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

Alat-alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah :
A. Analisis Ratio ( Ratio Analysis )
B. Analisis Arus Kas ( Cash Flow Analysis )
ANALISIS RASIO

Tujuan analisis rasio keuangan :


a. Membandingkan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan antar beberapa periode
waktu (time series comparison).
b. Membandingkan antara rasio-rasio keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu dengan perusahaan lain di industri yang sama dan dalam periode yang sama
(cross sectional comparison).
c. Membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan rasio yang dinilai baik
secara umum. Misalnya rasio likuiditas yang baik biasanya > 100%
Pertama kali yang harus dianalisis dari suatu perusahaan adalah apakah perusahaan
mampu bertahan dan tumbuh (sustainable growth). Perusahaan yang dinilai
kurang mampu disarankan untuk tidak melakukan pengembangan. Pengukuran
kemampuan perusahaan untuk bertahan & tumbuh tersebut adalah dengan
“ Sustainable Growth Rate “, yang diformulasikan sbb :
ROE x ( 1 – Deviden Payout Ratio )

ROE ( Return On Equity ) digunakan untuk menilai kinerja & kemampuan para
manajer perusahaan dalam mengelola dana setoran modal para pemegang saham.
ROE diformulasikan sbb :
Net Income
Shareholder’s Equity
( 1 – DPO ), merupakan proporsi dana hasil keuntungan yang tidak digunakan untuk
pembayaran devidend. Proporsi dana ini dapat digunakan perusahaan untuk
pengembangan (pertumbuhan) usaha

Cash Devidends
DPO=
Net Income
SUSTAINABLE GROWTH RATE

Devidend Payout

R O E

OPERATING ASSETS FINANCIAL


MANAGEMENT MANAGEMENT LEVERAGE

PROFITABILITY ASSETS LIQUIDUTY


RATIOS TURN-OVER RATIOS
LEVERAGE
RATIOS
INTEREST
COVERAGE RATIOS
Sumber : Brealey, RA. & Myers, 1996
A. OPERATING MANAGEMENT

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi


usahanya;
Apakah perusahaan dapat beroperasi secara efisien.
Alat ukurnya adalah Profitability Ratios, yang terdiri dari :
1. Cost to Sales
Adalah prosentase total biaya operasional terhadap penjualan. Semakin kecil
prosentase biaya terhadap laba, perusahaan dinilai semakin efisien.
2. Gross Profit Margin
Adalah prosentase laba kotor ( gross profit ) terhadap penjualan. Semakin besar
nilai prosentase, perusahaan dinilai semakin efisien dalam pengelolaan biaya bahan,
TK Langsung dan FOH.
3. Net Profit Margin
Adalah prosentase laba bersih ( nett income ) terhadap penjualan. Semakin
besar nilai prosentase, perusahaan dinilai semakin efisien.
B. ASSETS MANAGEMENT

Menunjukkan efisiensi pengelolaan assets oleh manajemen, yang dapat diukur


dengan assets turn-over, yang terdiri dari :

𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
1. 𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭 𝐓𝑶 =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
2. Working Capital TO =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 −𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

Rasio ( 1 ) & ( 2 ) di atas menunjukkan berapa banyak dana yang diterima dari hasil
penjualan agar dapat digunakan untuk membiayai aktiva lancar ( current assets )
atau modal kerja ( working capital ).
B. ASSETS MANAGEMENT
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
3. Accounts Receivable TO =
𝑨𝒄𝒄. 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆

𝑪𝒐𝒔𝒕 𝒐𝒇 𝑮𝒐𝒐𝒅 𝑺𝒐𝒍𝒅


4. Inventory TO =
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚

𝑪𝑶𝑮𝑺
5. Accounts Payable TO =
𝑨/𝑷

Rasio ( 3 ), ( 4 ), & ( 5 ) untuk melihat produktivitas penggunaan dana hasil


penjualan untuk membiaya Pihutang Dagang (Acc. Receivable ), Persediaan
(Inventory), dan Hutang Dagang (Acc. Payable).
Dalam melakukan analisis arus kas, disusun suatu Total Cash Flow di mana arus
kas perusahaan diklasifikasikan dalam 3 kategori, antara lain :

1. Arus Kas yang berasal dari operasi perusahaan ( Cash Flow from Operations
), yaitu dana kas yang bersumber dari hasil penjualan produk perusahaan setelah
dikurangi dengan biaya input dan operasional.

2. Arus Kas yang berasal dari aktivitas investasi ( Cash Flow related to
Investment activities ), yaitu dana kas yang dikeluarkan untuk investasi atau yang
diterima dari penjualan aktiva tetap.

3. Arus Kas yang berasal dari aktivitas pembiayaan ( Cash Flow related to
Financing activities ), yaitu dana kas yang diterima ( dikeluarkan ) perusahaan
dari ( untuk ) pemegang saham dan kreditur.
Dengan melakukan analisis arus kas menggunakan Total Cash Flow tersebut, dapat
diketahui apakah perusahaan telah melakukan fungsi pembiayaan yang sehat,
misalnya :

Sumber pembayaran bunga pinjaman tidak berasal dari pinjaman namun seharusnya
bersumber dari hasil operasional perusahaan yaitu terdiri dari : Laba Sebelum
Bunga & Pajak + Penyusutan ( EBIT + Depreciation );

Pembiayaan kebutuhan modal kerja bersumber dari hasil operasional usaha dan
pinjaman jangka pendek ( bukan dari pinjaman jangka panjang );

Pembiayaan untuk pembelian barang modal bersumber dari dana sendiri dan pinjaman
jangka panjang;

Pembayaran deviden sebaiknya dilakukan hanya apabila perusahaan mendapatkan


keuntungan (Banyak perusahaan publik tetap membagi deviden meskipun mengalami
kerugian ).
 Yang dimaksud “ cost “ dari proyek adalah segala sesuatu yang mengurangi
pencapaian tujuan proyek. Sedangkan “ benefit “ adalah segala sesuatu yang
membantu pencapaian tujuan.

 CLASSIFICATION OF COST PROJECT


Yang dihitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek ( project expenditures )
adalah hanya biaya - biaya atau ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa
yang akan datang ( future cost ) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan
yang akan datang ( future returns )
a. Biaya angsuran hutang & bunga
b. Penyusutan ( depreciation )  CLASSIFICATION OF BENEFIT PROJECT
c. Biaya konstruksi & peralatan a. Direct Benefit
d. Biaya Tanah b. Indirect Benefit atau Secondary Benefit
e. Biaya modal kerja c. Intangible Benefit
f. Biaya bunga masa konstruksi
g. Biaya operasi & pemeliharaan
h. Biaya pembaharuan / penggantian
i. Sunk cost
j. Biaya Feasibility studies & engineering studies
k. Intangible cost
l. Biaya tak terduga ( contingencies )
 DIRECT BENEFIT

Adalah merupakan Manfaat langsung dan nampak jelas dari hasil adanya suatu
proyek. Manfaat ini bisa berupa :
~ Adanya kenaikan dalam output phisik dari kegiatan yang ditangani proyek
~ Kenaikan nilai daripada output yang disebabkan karena adanya perbaikan kualitas
~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan lokasi dan perubahan waktu
penjualan
~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk ( grading, processing, dan
perubahan bentuk lainnya )
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh adanya mekanisasi
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan
~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan terhindar dari adanya kerugian, seperti
kerusakan dan lain sebagainya
 INDIRECT BENEFIT / SECONDARY BENEFIT

Adalah merupakan manfaat yang terjadi di luar proyek.


Indirect Benefit ini dapat berupa :
~ Adanya efek Multiplier ( Multiplier Effects ) dari suatu proyek ( yang merupakan
induced effects )
~ Economic of scale, orang dipaksa bekerja menurut skala ekonomis ---- > makin
besar
~ Secondary Dynamic Effect, Misalnya : sebuah permukiman yang terdapat di dekat
proyek Irigasi Tersier, maka sirkulasi air akan terus terjadi sehingga menyebabkan
tidak terdapat nyamuk. Akibatnya penduduk lebih sehat dan lebih produktif (
produktivitas penduduk meningkat )

 INTANGIBLE BENEFIT

Maksudnya suatu manfaat yang secara tidak langsung bisa dinikmati oleh masyarakat,
tetapi sulit untuk dinilai dalam bentuk uang.
Intangible benefit ini bisa berupa :
~ Adanya perbaikan lingkungan ( Environments changes )
~ Bertambahnya pemandangan baru di suatu tempat, seperti tempat rekreasi
~ Terciptanya distribusi pendapatan
~ Bertambahnya peningkatan pertahanan nasional
 CONTINGENCY ALLOWANCES
Biaya yang terjadi karena adanya perubahan design tehnis pada waktu
implementasi atau adanya kesalahan-kesalahan dalam perhitungan ( adanya under
estimates ). Hal ini tidak dapat dihindari
~ Ada yang diakibatkan oleh kenaikan harga ( price contingency ) yang disebabkan
karena pengaruh inflasi
~ Diakibatkan oleh perubahan fisik pekerjaan ( physical contingency )
 SUNK COST
Adalah biaya - biaya yang dikeluarkan di waktu yang lampau atau biaya - biaya
yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan proyek. Sunk cost selalu ada
dalam suatu proyek. Dalam analisa proyek, sunk cost tidak diperhitungkan dalam
komponen biaya karena proyek melihat Future Cost & Benefit. Contoh : Beli tanah
untuk investasi dan belum ada keputusan untuk proyek apa, apabila tanah tsb dipagari
untuk pembatas. Biaya pembuatan pagar ini disebut Sunk Cost.
 INTANGIBLE COST
Merupakan hal-hal yang riel, akan tetapi sulit diperhitungkan dalam nilai uang,
namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya. Bentuk daripada Intangible Cost ini
dapat berupa : polusi, suara bising, pemandangan yang kurang nyaman dari adanya
suatu proyek.
 SALVAGE VALUE
Adalah nilai sisa dari suatu investasi, sehingga mengurangi biaya investasi, tetapi
karena terjadi pada akhir umurnya maka dimasukkan sebagai benefit

Anda mungkin juga menyukai