Anggaran
Suatu perkiraan biaya dianggap kurang akurat bila dijumpai cirri-ciri berikut:
Terjadi cost overrun atau underun yang relative besar.
Angka-angkanya tidak realistis untuk dipakai sebagai tolak ukur pengendalian
biaya.
Tidak reliable untuk alokasi biaya dan mencari pendanaan.
Adapun alasannya bermacam-macam yang intinya berkisar pada dua hal yaitu:
Materi yang belum tersedia pada saat itu
Kualitas estimator yang menyusunnya
Untuk E-MK, terdapat hubungan yang erat antara akurasi perkiraan biaya dengan
kegiatan engineering, karena produk desain engineering merupakan masukan utama
untuk perkiraan biaya. Makin jauh kegiatan engineering diselesaikan, makin jelas
formulasi lingkup proyek dan batas-batasnya.
Persiapan
Untuk menyusun ABD, langkah pertama adalah menyiapkan hal-hal sebagai berikut.
Format
Kode Akuntansi
Jadwal Induk
Definisi Lingkup Proyek
Pengecekan dan Update Harga Satuan
Tingkat Akurasi
Akurasi suatu perkiraan biaya tergantung dari sejumlah faktor, diantaranya yang
terpenting adalah tersedianya data dan informasi pada waktu estimasi. ABD memiliki
akurasi lebih tinggi karena diselesaikan dengan waktu yang lebih lama, yaitu 8 sampai 10
bulan setelah contract award sedangkan estimasi proposal dilakukan sebelum contract
award dengan kurun waktu sekitar 3 sampai 4 bulan. Dengan demikian ABD potensial,
lebih banyak data dan informasi yang sempat dikumpulkan. Estimasi proposal akan dapat
menjadi ABD dan berguna untuk biaya pengendalian internal operasi kontraktor dalam
melaksanakan implementasi fisik proyek.
Gambar 10-3 Hubungan antara kegiatan desain engineering dengan perkiraan biaya
atau anggaran.
Allowance
Allowance adalah alokasi biaya untuk butir-butir dalam perkiraan biaya yang
diketahui pasti akan dibutuhkan, tetapi belum dapat ditentukan besarnya.
SOAL LATIHAN
1. Pada proyek E-MK, disamping bidang pemasaran dan ekonomi, bidang
engineering memegang peranan penting dalam proses membuat perkiraan
biaya. Jelaskan sebab-sebabnya. Jelaskan pula tahap-tahap kegiatan
engineering yang harus diselesaikan sebelum penuyusunan ABP dan ABD.
2. Dalam mempersiapkan perkiraan biaya umumnya dipikirkan pula adanya
allowance. Apakah bedanya dengan kontigensi dan bagaimana
memperkirakannya.
3. Biaya untuk menyusun perkiraan biaya relatif cukup besar dan kenaikannya
tajam bila dibandingkan antara PBP, ABP dan ABD. Komponen apa saja yang
membuatnya demikian.
4. Pada lelang kontrak lump-sum, kontraktor mengajukan harga penawaran yang
didasarkan atas perkiraan biaya proposal hasil pengkajian dokumen tender
ditambah mark-up dan lain-lain. Dilihat dari klasifikasi atau pengelompokan
perkiraan biaya (PBP, ABP, ABD), dimanakah letak perkiraan biaya proposal
tersebut. Jelaskan jawaban Anda.
5. Untuk hal-hal apa kontraktor (utama) dianggap perlu membuat ABD. Uraikan
jawaban Anda.
Jawaban
1. Untuk E-MK, terdapat hubungan yang erat antara akurasi perkiraan biaya dengan
kegiatan engineering, karena produk desain engineering merupakan masukan
utama untuk perkiraan biaya. Makin jauh kegiatan engineering diselesaikan,
makin jelas formulasi lingkup proyek dan batas-batasnya.
Tahap-tahap kegiatan engineering yang harus diselesaikan sebelum penuyusunan
ABP dan ABD:
Perincian desain seperti diagram arus, neraca energi dan neraca bahan untuk
proses, off-site, dan utiliti. Demikian pula P&ID telah mendekati
penyelesaian.
Desain mekanikal, instrumen, dan spesifikasi mekanis peralatan.
Denah dan elevasi peralatan instalasi.
Telah terkumpul penawaran harga dari rekanan atau manufaktur untuk
peralatan utama, dan harga satuan untuk material curah.
Site survey dan pemeriksaan tanah.
Telah diterima penawaran harga sub-kontrak untuk pekerjaan yang penting.
Telah tersedia quantity take-off material curah.
Tersedia perincian tingkat upah tenaga kerja.
Perincian keperluan peralatan konstruksi dan fasilitas sementara.
Perhitungan keperluan jam-orang lapangan dan kantor pusat.
Rencana pelaksanaan berupa jadwal induk proyek dan milestone.
Secara keseluruhan desain engineering telah selesai 70-80%.
2. Kontigensi adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau anggaran untuk
dialokasikan pada butir-butir yang belum ditentukan, yang menurut pengalaman
dan statistik menunjukan selalu diperlukan. Memperkirakannya dengan
menggunakan kurva kontigensi versus penyelesaian fisik, rata-rata, atau
dibebankan pada komponen.
3. Untuk menyusun suatu perkiraan biaya diperlukan kegiatan-kegiatan seperti
survei ke lokasi, mengkaji serta meneliti lingkup proyek dan lain-lain.
4. Harga akhir proposal atau juga disebut harga lelang (bid price), terdiri dari biaya
proyek hasil estimasi, ditambah suatu jumlah yang ditentukan oleh strategi
pimpinan perusahaan kontraktor. Estimasi tersebut disusun berdasarkan informasi
yang terdapat dalam dokumen lelang yang diterima dari pemilik, terdiri dari
gambar, spesifikasi, kriteria, dan penjelasan-penjelasan lain lingkup proyek.
Untuk jenis kontrak harga tetap atau lump-sum, umumnya deskripsi lingkup
proyek di dalam RFP sudah lengkap dan terjabarkan secara terperinci, sehingga
perkiraan biaya material pada proposal dapat dilakukan dengan quantity take-off.
5. Pada proyek-proyek E-MK yang cukup besar dengan jenis kontrak biaya tidak
tetap (cost plus).