Anda di halaman 1dari 69

EVALUASI PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN

DI PIT 3 TIMUR BANKO BARAT SATUAN KERJA


PENAMBANGAN ELEKTRIFIKASI SHOVEL AND TRUCK
PT BUKIT ASAM Tbk. KECAMATAN TANJUNG ENIM
KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah
Kerja Praktik (TTA-300) Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Oleh:
Amelia Puspa M
100.701.16.084

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440 H / 2019 M
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan


sesungguhnya, bahwa :
Nama : M. Reyhand Alfarrel (100.701.16.051)
Amelia Puspa M. (100.701.16.084)
Jurusan : Teknik Pertambangan
Universitas : Universitas Islam Bandung

Dengan ini meyatakan bahwa benar-benar telah melaksanakan Kerja


Praktik (KP) di :
Nama perusahaan : PT Bukit Asam Tbk.
Alamat : Jl. Parigi No.01 Tanjung Enim, Sumatra Selatan
Waktu Praktik : 15 Juli – 14 Agustus 2019

Tanjung Enim, Agustus 2019

Mengetahui, Menyetujui,
Manajer Penambangan Elektrifikasi Pembimbing Lapangan

Elrizal Salman Robbi Hidayat


NIP.7292130311 NIP.30839

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Evaluasi Produksi Pengupasan Overburden di Pit 3 Timur Banko


Barat Satuan Kerja Penambangan Elektrifikasi Shovel And Truck
PT Bukit Asam Tbk. Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara
Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Nama : Amelia Puspa M
NPM : 100.701.16.084

Bandung, September 2019


Menyetujui,

Pembimbing Kerja Praktik Koordinator Kerja Praktik

Zaenal, Ir., M.T. Elfida Moralista, S.Si., M.T.


D.95.0.217 D.95.0.219

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Dono Guntoro, S.T., M.T.


D.99.0.304

ii
EVALUASI PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PIT 3
TIMUR BANKO BARAT SATUAN KERJA PENAMBANGAN
ELEKTRIFIKASI SHOVEL AND TRUCK PT BUKIT ASAM
Tbk. KECAMATAN TANJUNG ENIM, KABUPATEN MUARA
ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

SARI

PT Bukit Asam Tbk. adalah perusahaan tambang batubara yang berlokasi


di Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
PT Bukit Asam Tbk. Merupakan salah satu perusahaan penghasil batubara
terbesar di Indonesia. Aktivitas penambangan batubara di PT Bukit Asam Tbk.
terdiri dari kegiatan penggalian, pemuatan, dan pengangkutan. Berdasarkan
evaluasi produksi yang dilakukan diharapkan dapat memenuhi target produksi
yang telah ditentukan. Sehingga hal yang paling diperhatikan ialah efisiensi kerja
dari alat yang digunakan, agar dapat memenuhi target produksi.
Tujuan dilakukannya kerja praktik di PT Bukit Asam Tbk. adalah untuk
mengetahui produktivitas alat gali, alat muat, dan alat angkut hingga mengetahui
keselarasan dari alat mekanis yang digunakan untuk beroperasi. Hal ini dapat
mempengaruhi dalam menentukan tercapainya atau tidak target produksi yang
sudah ditetapkan.
Batubara yang berada di PT Bukit Asam Tbk. terdiri dari 5 (lima) seam
yaitu: A1, A2, B1, B2 dan C. Produk dari tambang PT Bukit Asam Tbk. merupakan
batubara dengan kadar kalori yang berbeda-beda, sebagian besar produk
batubara digunakan pada PLTU dan industri besar lainnya. Seam batubara yang
berada di Pit 3 Timur Banko Barat memiliki bentuk perlapisan batubara yang
hampir tegak berkisar 80º-90º, sehingga volome tanah penutup atau overburden
lebih besar dibandingkan dangan pit lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang
memiliki kapasitas muat dan angkut besar pula guna mencapai target produksi.
Pit 3 Timur Banko Barat satuan kerja penambangan elektrifikasi dalam
kegiatan penambangannya menggunakan alat gali dan muat berupa Power Shovel
PC-3000E memiliki kapasitas 30 ton sekali muat dan kegiatan pengangkutan
digunakan Belaz-7513 Series dengan kapasitas 110-130 ton. Aktivitas pemuatan
dan pengangkutan diharapkan dapat memenuhi target produksi 920.000
bcm/bulan tanah penutup atau overburden.
PT Bukit Asam Tbk. menerapkan alat mekanis yang digunakan pada 4
fleet yaitu 3004,3005, 3006 dan 3007. 1 unit Power Shovel PC-3000E ditempatkan
di setiap fleet dan 6 unit HD Rigid Truck Belaz-75135 disetiap fleet, sehingga
menghasilkan faktor keselarasan sebesar 0,62. Nilai keselarasan tersebut masuk
kedalam kategori MF< 1, yang berarti bahwa kemampuan produksi alat muat lebih
besar dari pada kemampuan alat angkut, sehingga menimbulkan waktu tunggu
bagian alat muat.

Kata Kunci : tanah penutup, pemuatan, pengangkutan, target produksi, faktor


keselarasan

ii
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Evaluasi Produksi Pengupasan
Overburden di Pit 3 Timur Banko Barat Satuan Kerja Penambangan
Elektrifikasi Shovel And Truck PT Bukit Asam Tbk. Kecamatan Tanjung
Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan”. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Kerja Praktik (TTA-300) pada
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam
Bandung.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak atas
segala bentuk bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa. Penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada jajaran pengurus Program Studi Teknik Pertambangan
Unisba, diantaranya :
1. Bapak Ir. Dono Guntoro, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Unisba.
2. Bapak Indra Karna Wijaksana, S.Pd., S.T., M.T., selaku Sekretaris
Program Studi Teknik Pertambangan Unisba.
3. Ibu Elfida Moralista, S.Si., M.T., selaku Koordinator Kerja Praktik yang
senantiasa membimbing dan banyak membantu penulis dalam kelancaran
pelaksanaan Kerja Praktik.
4. Bapak Ir. Zaenal, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan dan arahan selama masa
bimbingan.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak-bapak yang
telah membimbing pada saat pelaksanaan kerja praktik di PT Bukit Asam Tbk.
diantaranya :
1. Bapak Elrizal Salman, selaku Manajer Penambangan Elektrifikasi.
2. Bapak Robbi Hidayat, selaku Pembimbing Lapangan selama Kerja Praktik.
iii
Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar kedepannya penulis dapat membuat laporan dengan lebih baik lagi. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Akhir kata semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu yang
bermanfaat bagi kita dan dinilai sebagai amal ibadah disisi Allah SWT. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2019


Penulis,

Amelia Puspa M.
100.701.16.084

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
SARI .................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR FOTO .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktik ........................................................ 3
1.3.1 Maksud ................................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan ................................................................................................. 3
1.4 Metoda Pengamatan Lapangan ........................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................... 6
2.1 Sejarah Umum Perusahaan ................................................................. 6
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah .......................................................... 6
2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca .................................................................... 7
2.4 Keadaan Topografi .............................................................................. 7
2.5 Keadaan Geologi ................................................................................. 7
2.6 Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya ............................................... 7
BAB III LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
5.1 Penambangan Batubara ...................................................................... 8
5.2 Klasifikasi Peralatan Penambangan................................................... 10
5.3 Produktvitas Alat ................................................................................ 11
5.3.1 Waktu Edar (Cycle Time) .......................................................... 12
5.3.2 Waktu Edar Alat Gali Muat ........................................................ 12
5.3.3 Waktu Edar Alat Angkut ............................................................ 12
5.3.4 Jam Kerja Efektif ....................................................................... 13
5.3.5 Ketersediaan dan Penggunaan Alat .......................................... 13
5.3.6 Efisiensi Kerja Alat .................................................................... 14
5.3.9 Produktivitas Alat Gali atau Bongkar ......................................... 15
5.3.10 Produktivitas Alat Muat ............................................................. 15
5.3.11 Produktivitas Alat Angkut .......................................................... 16

v
5.3.12 Sinkroninasi Alat Muat dan Alat Angkut ............................... 17
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ................................... 18
4.1 Kegiatan Lapangan ............................................................................ 18
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 42
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 42
5.2 Saran ................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA43

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Luas Wilayah Kecamatan Kutawaringin ............................................ 3
1.2 Vegetasi Wilayah Kegiatan Eksplorasi .............................................. 7
1.3 Jumlah Penduduk Kec. Kutawaringin ................................................ 8
1.4 Silabus Kegiatan Eksplorasi .............................................................. 13
3.1 Pemetaan Sungai Cipetir .................................................................. 24
3.2 Pemetaan Sungai Ciherang .............................................................. 25
3.3 Data Geolistrik................................................................................... 25
3.4 Data Pemerian Sumur Uji .................................................................. 26
3.5 Data Arah Tunnel .............................................................................. 28
4.1 Hasil Manual GL - 01......................................................................... 33

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Peta Administrasi .............................................................................. 4
1.2 Peta Kesampaian Wilayah ................................................................ 5
1.3 Peta Topografi Regional.................................................................... 10
1.4 Peta Morfologi ................................................................................... 11
1.5 Peta Tata Guna Lahan ...................................................................... 12
2.1 Peta Geologi Regional ...................................................................... 18
4.1 Lintasan Sungai Cipetir ..................................................................... 30
4.2 Lintasan Sungai Ciherang ................................................................. 31
4.3 Diagram Roset Cipetir ....................................................................... 32
4.4 Diagram Roset Cihering .................................................................... 32
4.5 Contoh Batuan Di Sungai Cipetir ....................................................... 33
4.6 Contoh Batuan Di Sungai Ciherang................................................... 33
4.7 Resistivity Geolistrik .......................................................................... 34
4.8 Logplot Geolistrik .............................................................................. 34
4.9 Sketsa Sumur Uji .............................................................................. 35
4.10 Sketsa 3D Lubang Bukaan Tunnel 01 ............................................... 36
4.11 Diagram Roset Tunnel ...................................................................... 36
4.12 Rencana Titik Pengeboran ................................................................ 37

viii
DAFTAR FOTO

Foto Halaman
1.1 Peralatan dan Perlengkapan.................................................................... 17

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PETA TOPOGRAFI REGIONAL (A3)


LAMPIRAN B PETA TOPOGRAFI LOKAL (A3)
LAMPIRAN C PETA GEOLOGI REGIONAL (A3)
LAMPIRAN D PETA ADMINISTRASI DAN KESAMPAIAN DAERAH (A3)
LAMPIRAN E PETA TATA GUNA LAHAN (A3)
LAMPIRAN F PETA MORFOLOGI (A3)
LAMPIRAN G DESKRIPSI HASIL TITIK PENGAMATAN SUNGAI S(A4)
LAMPIRAN H DESKRIPSI SAMPEL BATUAN (A4)
LAMPIRAN I PETA GEOLOGI LINTASAN SUNGAI (A3)
LAMPIRAN J PETA TITIK PENGAMATAN GEOLISTRIK, SUMUR UJI
LAMPIRAN K DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN GEOLISTRIK (A4)
LAMPIRAN L LOG RESISTIVITY (A4)
LAMPIRAN MTABEL PEMERIAN SUMUR UJI (A4)
LAMPIRAN N REKONSTRUKSI SUMUR UJI (A3)

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya
alam. Dalam perkembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang
dipergunakan oleh manusia untuk mengelolahnya semaksimal mungkin.
Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan merupakan salah satu
perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Dalam
pemanfaatannya tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi
sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal dengan keuntungan yang besar,
biaya produksi yang relatif kecil serta ramah lingkungan seperti yang dijelaskan
pada UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 95 (a) tentang penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik.
PT Bukit Asam Tbk. merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
senantiasa menerapkan kaidah Good Mining Practice pada kegiatan
penambangannya, dalam usaha menekan dan mengendalikan biaya produksi
atau operasional penambangan secara lebih efisien serta memiliki inovasi.
PT Bukit Asam Tbk. menerapkan program Penambangan Elektrifikasi yaitu
dengan mengubah peralatan tambang konvensional yang berbasis BBM ke
peralatan Tambang yang berbasis elektrik mulai dari aktifitas penggalian sampai
dengan kegiatan transportasi hasil galian beserta sistem alat penunjang lainnya.
Sistem penambangan elektrifikasi ini adalah sistem penambangan yang
baru dan pertama kali diterapkan di Indonesia pada tahun 2016 oleh PT Bukit
Asam Tbk. yang pada saat itu berpotensi mengalami kerugian akibat penurunan
harga batubara hingga USD 65/Ton. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya
kenaikan harga BBM yang fluktuatif dan tidak dapat diprediksi serta
kecenderungan kenaikan upah minimum regional. Di sisi internal mulai
terbatasnya cadangan batubara kualitas tinggi serta jarak angkut galian ke
penimbunan yang semakin jauh juga menjadi persoalan yang harus dihadapi
perusahaan. Akumulasi dari berbagai faktor di atas menyebabkan tingginya biaya
produksi yang berbanding terbalik dengan penurunan harga batubara.

1
2

PT Bukit Asam Tbk. Menyadari bahwa langkah terobosan inovasi adalah


cara terbaik untuk menghadapi persoalan-persoalan di atas dan pada akhirnya
setelah melalui beberapa kajian alternatif konsep rancangan baru sistem
penambangan berikut kajian keekonomian, teknis dan resiko akhinya melahirkan
sebuah inovasi sistem penambangan baru yang mengganti sistem penambangan
konvensional menjadi penambangan dengan berbasis teknologi elektrik yang
disebut sebagai “Sistem Penambangan Elektrifikasi / Electric Based Mining
System” dan telah terbukti mampu menjawab tantangan di atas.
Program ini memberikan nilai tambah perubahan nilai rantai dalam
penerapan kaidah good mining practice yaitu penurunan konsumsi energi dan
biaya operasional serta lebih ramah lingkungan. Selain itu, alat mekanik berbasis
teknologi elektrik yang digunakan memiliki kapasitas besar yaitu Power Shovel
PC-3000E memiliki kapasitas 30 ton sekali muat dan HD Rigid Truck Belaz-75135
dengan kapasitas 110-130 ton sekali angkut.
Sistem penambangan elektrifikasi ini salah satunya diterapkan di Pit 3 timur
Banko Barat, jika ditinjau dari posisi seam batubara yang ada di Pit 3 Timur Banko
Barat memiliki bentuk perlapisan batubara yang hampir tegak berkisar 80º-90º,
sehingga volome tanah penutup atau overburden lebih besar dibandingkan
dangan pit lainnya. Diharapkan penambangan elektrifikasi yang diterapkan di Pit
3 Timur Banko Barat dapat meningkatkan hasil produksi lapisan tanah penutup
dalam upaya peningkatan nilai produktivitas, apabila nilai produktivitas meningkat
maka dapat meminimalisir terjadinya Loss Time dan dapat menciptakan kondisi
operasional tambang yang ramah lingkungan dengan biaya yang ekonomis dan
target produksi lapisan tanah penutup yang optimal.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukannya evaluasi produksi
pengupasan tanah penutup pada penambangan elektrifikasi di Pit 3 Timur Banko
Barat untuk mengetahui apakah alat mekanis tersebut dapat memenuhi target
produksi yang telah ditetapkan yaitu 920.000 bcm pada bulan Juli 2019.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalahh dibagi menjadi 3 diantaranya ialah identifikasi
masalah, masalah penelitian dan batasan masalah, adanya perumusan masalah
agar dapat diketahui perihal yang akan dibahas dalam pembuatan laporan ini.
3

Adapun identifikasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan, adalah


sebagai berikut :
1. Kurangnya jumlah alat angkut.
2. Pergerakan alat yang tidak luluasa karena terhubung dengan sistem listrik.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ada, maka ditentukan
beberapa batasan masalah pada kegiatan penelitian, ialah :
1. Produktivitas alat muat dan alat angkut.
2. Keserasian atau match factor antara alat muat dan alat angkut.
Rumusan masalah dari hasil identifikasi masalah pada Kerja Praktik adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja alat muat, dan angkut pada satuan kerja penambangan
elektrifikasi yang digunakan PT Bukit Asam Tbk.?
2. Berapa nilai produksi masing-masing alat muat dan angkut pada satuan
kerja penambangan elektrifikasi yang digunakan PT Bukit Asam Tbk.?
3. Berapa besarnya Match Factor alat muat dan alat angkut yang ada pada
satuan kerja penambangan elektrifikasi di PT Bukit Asam Tbk.?

1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktik


1.3.1 Maksud
Maksud dari Kerja Praktik yang dilakukan di PT Bukit Asam Tbk. adalah
untuk mengetahui kegiatan penambangan secara langsung di lapangan serta
melakukan pengamatan terhadap alat-alat mekanis untuk kegiatan gali, muat, dan
angkut pada Pit 3 Timur Banko Barat satuan kerja penambangan elektrifikasi.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya Kerja Praktik yang bertempat di PT Bukit Asam
Tbk. adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui alat muat, dan angkut yang digunakan pada satuan kerja
penambangan elektrifikasi di PT Bukit Asam Tbk.
2. Mengetahui produksi masing-masing alat muat, dan angkut yang
digunakan pada satuan kerja penambangan elektrifikasi di PT Bukit
Asam Tbk.
3. Mengetahui Match Factor alat muat dan alat angkut yang digunakan pada
satuan kerja penambangan elektrifikasi di PT Bukit Asam Tbk.
4

1.4 Metoda Pengamatan Lapangan


Metoda pengamatan yang digunakan pada kerja praktik ini terdiri dari
beberapa tahapan, diantaranya :
1. Data Sekunder
Tahap pengumpulan referensi yang didapat dari kumpulan laporan, jurnal
dan buku yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menunjang
kegiatan kerja praktik.
2. Data Primer
Data primer di dapatkan secara langsung di lapangan yang dibagi menjadi
dua, yaitu observasi yang terdiri dari pengamatan waktu kerja alat muat
atau Ca, untuk perhitungan produktivitas alat muat, pengamatan waktu
kerja alat angkut atau Ca, untuk perhitungan produktivitas alat angkut.
Wawancara yaitu pengambilan data dengan menanyakan secara langsung
terhadap orang-orang yang memiliki keahlian dibidang tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan kerja praktik ini yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
kerja praktik, metoda pengumpulan dan penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Menerangkan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan
dari lokasi kerja praktik, seperti lokasi dan kesampaian daerah, keadaan geografi,
keadaan iklim dan cuaca, keadaan topografi dan morfologi, keadaan geologi,
keadaan sosial, ekonomi dan budaya.
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang mendukung dalam pembuatan laporan kerja praktik.
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
kerja praktik baik pengamatan, pengukuran dan penghitungan di lapangan. Selain
itu dalam bab ini juga dibahas mengenai hasil perhitungan data-data lapangan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang inti-inti permasalahan dari kegiatan lapangan dan hasil
perhitungan serta pendapat dan gagasan yang berupa rekomendasi (usulan).
Sumber: Hasil Kegiatan Kerja Praktik, 2019.
Gambar 1.1

5
Metode Pengamatan Lapangan

5
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Umum Perusahaan


Secara keseluruhan, daerah Bandung bagian selatan tersusun oleh batuan
hasil kegiatan gunung api. Penelitian di wilayah ini dilandasi keinginan untuk
memahami geologi gunung api di daerah Bandung dan sekitarnya termasuk asal-
usul pembentukan Cekungan Bandung (Bronto & Hartono,2006). Cekungan
Bandung hampir dikelilingi oleh gunung api; bahkan di tengah-tengahnya juga
terdapat batuan gunung api (Silitonga, 1973; Alzwar drr.,1992). Informasi
mengenai mengapa dan bagaimana daerah Bandung sampai dikuasai oleh batuan
gunung api sangat diperlukan guna mengetahui lebih lanjut potensi sumber daya
sekaligus bencana geologi akibat kegiatan gunung api.

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Cabang Baturaja ini
terletak di Desa Pusar, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Barat,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis,
letak PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. berada pada 104°8’ - 104°9’ BT dan 4°6’
- 4°7’ LS. Secara administratif, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. , termasuk ke
dalam wilayah Desa Pusar, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Barat,
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Peninjauan
2. Sebelah Timur : Kecamatan Baturaja Timur
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Sosoh Buay Rayap
4. Sebelah Barat : Kecamatan Pengandonan
Untuk peta administrasi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Lokasi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. ini terletak sekitar 187 km sebelah barat
daya dari kota Palembang dan sekitar 631 km sebelah barat laut dari kota

6
7

Bandung. Sedangkan lokasi tambang batu kapurnya sendiri berjarak sekitar 2 km


dari pabrik semennya. Peta kesampaian daerah dapat dilihat di Gambar 2.2.
2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca
Wilayah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. yang terletak di Desa Pusar,
Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatra Selatan ini memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata sekitar 21° - 32°C.
Berdasarkan data curah hujan BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015,
curah hujan terbesar berada pada bulan November sebesar 355 mm3 selama 14
hari. Berikut data jumlah curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten
Ogan Komering Ulu, 2015. Data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2.1

2.4 Keadaan Topografi

2.5 Keadaan Geologi

2.6 Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


8

BAB III
LANDASAN TEORI

5.1 Penambangan Batubara


Dalam penambangan batubara ada banyak proses yang perlu dilakukan.
tahapan dalam penambangan batubara juga tidak boleh ditinggalkan aspek
lingkungan, agar setelah penambangan selesai dilakukan, lingkungan dapat
dikembalikan ke keadaan yang baik.dalam rangkaian proses ini seharusnya
masuk dalam peraturan daerah setempat agar tidak terjadi kerusakan lahan yang
parah akibat dari penambangn batubara. Berikut ini tahapan-tahapan dalam
proses penambangan batubara:
1. Persiapan
Pada proses tahap pertama ini merupakan kegiatan tambahan dalam
kegiatan penambangan. Kegiatan ini bertujuan mendukung kelancaran
kegiatan penambangan. Pada tahap ini akan dibangun jalan tambang
akses jalan untuk tranportasi. Tahapan ini berguna untuk kelancaran
kegiatan selanjutnya.
2. Pembersihan lahan (land clearing)
Land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan lahan
tambang batubara dari material hutan berupa semak belukar hingga
pepohonan berdiameter besar. Alat yang biasa digunakan adalah
Bulldozer Ripper dengan menggunakan bantuan mesin potong Chainsaw
untuk menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm. Kegiatan
ini membutuhkan waktu sesuai dengan luas lahan yang akan ditambang.
3. Pengupasan tanah pucuk
Pada tahap ketiga ini dilakukan pemindahan tanah pucuk dimaksudkan
untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih
mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah ini dapat
diguanakan dan ditanami kembali pada saat kegiatan reklamasi atau
penghijauan kembali. Tanah yang dikupas tersebut bisa dipindahkan ke
tempat penyimpanan sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan.
Hal tersebut bergantung pada perencanaan dari perusahaan.
9

4. Pengupasan tanah penutup (stripping overburden)


Pada tahap ini kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan
kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada
kegiatan penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka.
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana
target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah
penutup maka rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan
kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan
lapisan tanah penutup.
Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft rock) maka
tanah penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila
materialnya merupakan material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan
pembongkaran dengan peledakan (blasting) kemudian dilakukan kegiatan
penggalian. Peledakan yang akan dilakukan perlu dirancang sedemikian
rupa hingga sesuai dengan produksi yang diinginkan.
5. Penimbunan tanah penutup (overburden removal)
Tanah penutup dapat ditimbun dengan dua cara yaitu backfilling dan
penimbunan langsung. Tanah penutup yang akan dijadikan material
backfilling biasanya akan ditimbun ke penimbunan sementara pada saat
taambang baru dibuka. Cara backfilling bertujuan agar tidak menimbulkan
lubang tambang yang membahayakan.
6. Penambangan batubara (coal getting)
Sebelum melakukan penambangan batubara terlebih dahulu dilakukan
kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk
membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan batubara yang
berupa material sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit, serta
pengotor lain yang berupa agen pengendapan (air permukaan, air hujan,
longsoran). Selanjutnya dilakukan kegiatan coal getting hingga pemuatan
ke alat angkutnya. Untuk lapisan batubara yang keras, maka terlebih
dahulu dilakukan penggaruan. Penambangan batubara ini merupakan
suatu rangkaian kegiatan dari penggalian batubara, pemuatan, sampai
pada pengangkutan ke stockpile atau langsung ke unit pengolahan.
10

7. Pengangkutan batubara (coal hauling)


Pengangkutan (Hauling) Material dalam jumlah besar pada industri
pertambangan di transport dengan haulage (pemindahan tanah ke arah
horisontal) dan hoisting (pemindahan tanah ke arah vertikal). Beberapa
bagian dari pengangkutan ini meliputi: Pengangkutan batubara dari daerah
penambangan ke tempat penumpukan atau biasa disebut rom stockpile
atau temporary stockpile.
8. Backfilling (dari tempat penyimpanan sementara)
Tanah penutup maupun tanah pucuk yang sebelumnya disimpan di tempat
penyimpanan sementara akan diangkut kembali ke daerah yang telah
tertambang (mined out). Kegiatn ini dimaksudkan agar pit bekas tambang
tidak meninggalkan lubang yang besar dan digunakan untuk rehabilitasi
lahan pasca tambang.
9. Perataan dan rehabilitasi tanah (spreading)
Terdiri dari pekerjaan penimbunan, perataan, pembentukan, dan
penebaran tanah pucuk diatas disposal overburden yang telah di
backfilling, agar daerah bekas tambang dapat ditanami kembali untuk
pemulihan lingkungan hidup.
10. Penghijauan (reclamation)
Penghijauan atau reklamasi adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki
lahan bekas tambang atau lahan terbuka, dan pengelolaannya sesudah
selesainya penambangan. Reklamasi bertujuan memperbaiki lahan bekas
tambang untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat
dampak dari pertambangan. Revegetasi dan Reklamasi merupakan
bagian integral dari rencana keseluruhan operasional
11. Monitoring tambang
Monitoring tambang adalah kegiatan setelah reklamasi, yakni lahan yang
telah di reklamasi agar lahan tersebut benar-benar dapat befungsi kembali.

5.2 Klasifikasi Peralatan Penambangan


Setiap tahap-tahap penambangan tentunya dibutuhkan alat-alat yang
memiliki fungsinya masing-masing. Berikut pengklasifikasian alat-alat berat
tersebut berdasarkan kegiatannya:
11

1. Alat Gali
Alat gali yang sering disebut excavator adalah alat yang digunakan untuk
melepaskan bahan galian dari batuan induknya. Alat gali tersebut adalah:
a. Bulldozer
b. Bucket wheel excavator
c. Backhoe
d. Power Shovel
e. Power scraper, dan lain-lain.
2. Alat Muat
Alat muat ini pada dasarnya hampir sama dengan alat-alat yang digunakan
pada alat gali, terutama jika material yang digalinya relatif lunak.
Contohnya Power Shovel yang dapat menggali juga dapat memuat.
3. Alat Angkut
Alat angkut ini dapat berupa alat muat di air, darat, bahkan udara. Yang
termasuk ke dalam alat angkut lewat perairan adalah tongkang, kapal
tunda, kapal curah, dan lain-lain. Sedangkan yang paling sering digunakan
adalah lewat darat. Alat yang digunakan adalah truck, conveyor, lori dan
lokomotif, Power scraper, pipa dan pompa untuk bahan slurry.
4. Alat Gilas
Alat gilas ini biasanya berbentuk bundar untuk memadatkan lahan yang
telah ditimbun kembali, seperti Roller dengan berbagai macam jenisnya.
5. Alat Garu
Alat garu ini dapat berupa alat apa saja yang memiliki ripper, seperti
Bulldozer.
6. Alat Bantu
Alat bantu ini merupakan alat-alat yang diggunakan untuk membantu kerja
alat-alat utama di atas lainnya, seperti Motor Grader dan Crane.

5.3 Produktvitas Alat


Tujuan utama seluruh perusahaan tambang adalah mendapakan untung.
Dimana keuntungan terebut adalah bergantung pada produktifitas alat
penambangan. Sebelum mengetahui produktivitas alat-alat tersebut, diperlukan
pengkajian mengenai factor-fakor yang mempengaruhi produktivitas tersebut,
12

seperti waktu edar, jam kerja efektif, ketersedian dan penggunaan alat, efisiensi
kerja alat, swell factor, dan fill factor.
5.3.1 Waktu Edar (Cycle Time)
Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. proses gerakan dari suatu alat dari gerakan mulanya sampai
kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu siklus kegiatan diatas disebut waktu siklus / edar (Nurhakim, 2004)
Pekerjaan utama dalam kegiatan tersebut menggali, memuat, memindahkan,
membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal. Setiap alat yang bekerja akan
mempunyai kemampuan memindah material per siklus.
5.3.2 Waktu Edar Alat Gali Muat
Waktu edar alat gali muat merupakan waktu yang digunakan untuk
menggali, swing (mengayun bucket) bermuatan material, membuang muatan,
waktu swing tidak bermuatan, kembali kepermukaan kerja dan posisi siap untuk
menggali muatan lagi. Waktu yang dibutuhkan alat gali – muat untuk mengisi alat
angkut sampai bak atau vessel alat angkut dalam keadaan penuh dan siap untuk
mengangkut muatan lagi disebut waktu mengisi muatan (loading time).
Rumus Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali, Muat:

CTm = FT + TMa + TMu

Keterangan :
CTm = Cycle Time Loading (menit)
TMa = Waktu penggalian maju (menit)
TMu = Waktu Kembali / mundur (menit)
5.3.3 Waktu Edar Alat Angkut
Waktu edar alat angkut merupakan jumlah waktu yang digunakan untuk
mengisi muatan (loading time), mengangkut muatan (hauling time), kembali
kosong (returning time) dan waktu kembali mengambil posisi sampai siap
melakukan pemuatan (spot & delay time). Aktivitas waktu atau yang disebut
sebagai cycle time (waktu edar) yang terdiri antara lain:
1. Waktu muat
2. Waktu angkut isi
3. Waktu manuver stock file di area
4. Waktu dumping
13

5. Waktu angkut kosong atau kembali kosong


6. Waktu tunggu di loading point
7. Waktu manuver di loading point
Dengan demikian waktu edar dump truck dapat dihitung dengan rumus :

CTa = tma + tl + ta + tmd + td + tb

Keterangan:
CTa = Waktu edar (menit)
tma = Waktu manever untuk di muat (menit)
tl = Waktu memuat (menit)
ta = Waktu mengangkut isi (menit)
tmd = Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan isi (menit)
td = Waktu dumping (menit)
tb = Waktu kembali kosong (menit)
5.3.4 Waktu Efektif Kera
Merupakan efisiensi waktu dikalikan dengan jumlah jam kerja yang tersedia.
Untuk menghitung efisiensi waktu kerja alat muat dan alat angkut yang tidak
produktif pada jam kerja tersedia.
5.3.5 Ketersediaan dan Penggunaan Alat
Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dan sangat penting dalam
melakukan penjadwalan suatu alat adalah faktor-faktor ketersediaan alat dari
setiap unit alat. Ketersedian alat merupakan faktor yang menunjukan kondisi alat-
alat mekanis yang digunakan dalam pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan
waktu selama waktu kerja dari suatu alat tersebut yang terdiri dari jam perbaikaan
(repair) dan jam kerja tersedia (Stand by hours). Ketersediaan alat (Availability)
dapat di bagi dalam beberapa bagian sebagai berikut (Partanto Prodjosumarto,
1995):
1. Ketersedian Mekanik (Mechanical Availability)
Kesediaan mekanik (MA) ini menunjukan secara nyata kesedian alat karena
adanya akibat masalah mekanik, persamaan dan kesediaan mekanik
adalah sebagai berikut:

We
M.A = x 100%
We + R
14

2. Keadaan Fisik (Physical Availability).


Mengenai keadaan fisik alat yang dipergunakan dalam operasi. Faktor ini
meliputi adanya pengaruh dari segala waktu akibat permasalahan yang
ada, persamaan keadaan fisik (PA) adalah:

We + S
P.A = x 100%
We + R + S

3. Keadaan Pemakaian (Use of Availability).


Menunjukan jumlah persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dipergunakan (available) persamaan dari
ketersedian pemakaian (AU) sebagai berikut:

We
A.U = x 100%
We + S

Angka use of availability (AU) biasanya dapat memperlihatkan seberapa


efektif suatu alat tersebut yang tidak rusak dapat dimanfaatkan.
5.3.6 Efisiensi Kerja Alat
Efisiensi kerja alat tidak dapat digambarkan secara lengkap hanya dengan
satu factor availability saja, tetapi dengan menggunakan tiga factor availability bisa
memberikan gambaran tentang efisiensi kerja alat. Dengan mechanical availability
dapat diketahui operational availability sedangkan used of availability dipakai
sebagai pelengkap untuk mengetahui suatu operation berlangsung efisien.

We
E.A = x 100%
We + R + S

5.3.7 Faktor Pengembangan (Swell Factor)


Menurut (Awing Suwandhi, 2001) swell adalah pengembangan volume
material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah
material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya, ketika digali material
akan lepas dan terjadi pengembangan sedemikian rupa sehingga tidak akan
kembali kebentuk semula. Pengembangan terjadi karena terbentuk rongga-rongga
udara (voids) diantara partikel-partikel material lepas tersebut.
5.3.8 Faktor Isi (Fill Factor)
Menurut (Awang Suwandhi, 2001) faktor isi adalah persentase volume yang
sesuai atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truck atau mangkok
15

dibandingkan dengan kapasitas teoritisnya. Suatu bak truck mempunyai faktor isi
87 %, artinya 13 volume bak tersebut tidak dapat diisi. Mangkok loader, backhoe,
dragline, dsb memiliki faktor isi lebih dari 100 % karena dapat diisi munjung
(heaped).
Faktor pengisian adalah merupakan perbandingan antara kapasitas muat
dengan kapasitas baku alat angkut dinyatakan dalam persen, semakin besar faktor
pengisian maka semakin besar kemampuan nyata alat tersebut. Untuk
menghitung faktor pengisian digunakan rumus sebagai berikut :

Hma
FF = x 100%
Hmt

Keterangan:
FF = Faktor Pengisian (%)
Hma = Kapasitas atau Volume alat muat nyata (LCM)
Hmt = Kapasitas atau Volume alat muat teoritis (LCM)
5.3.9 Produktivitas Alat Gali atau Bongkar
Cara menghitung produktifitas alat gali, muat, dan angkut pada dasarnya
sama. Perhitungan akan dijelaskan pada sub-bab alat muat.
5.3.10 Produktivitas Alat Muat
Alat muat adalah peralatan yang digunakan untuk memuat material yang
telah digali untuk dimasukan ke alat angkut, alat muat seperti: wheel loader, power
shovel, dragline, backhoe, dan lain-lain. Untuk menghitung produktivitas alat muat
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Em ×60×Hmt ×FFm ×SF


Pim =
Cm

Keterangan:
Pim = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)
Em = Efisiensi kerja mekanis alat muat (%)
FFm = Faktor pengisian bucket (%)
Hmt = Kapasitas bucket teoritis (LCM)
SF = Faktor pengembangan (%)
Cm = Cycle time alat muat (menit)
16

Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut:

Pm = Pmi x nm

Keterangan:
Pm = Produksi alat muat (BCM/jam)
Pmi = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)
nm = Efisiensi kerja mekanis alat muat (alat)
5.3.11 Produktivitas Alat Angkut
Alat angkut adalah semua alat yang digunakan untuk mengangkut /
memindahkan bahan galian dari suatu tempat ke tempat lain, antara lain: dump
truck, belt conveyor, lori dan lokomotif, power screaper dll. Untuk menghitung
Produksi alat angkut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ea ×60×(Hmt ×np ×FFm )×SF


P1a =
Ca

Keterangan:
P1a = Produktivitas alat angkut (BCM/alat)
Ea = Efisiensi kerja mekanis alat angkut (%)
FFm = Faktor pengisian bucket alat muat (%)
Hmt = Kapasitas bucket alat muat teoritis (LCm)
SF = Faktor pengembangan (%)
np = Banyak pemuatan
Ca = Cycle time alat angkut (menit)
Untuk menghitung Produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Pa = P1a x na

Keterangan:
Pa = Produksi alat angkut (BCM/jam)
Pia = Produktivitas alat angkut (BCM/jam/alat)
na = Jumlah alat angkut (Alat)
17

5.3.12 Sinkroninasi Alat Muat dan Alat Angkut


Keserasian kerja yang dimaksud ini adalah bahwa keserasian antara alat
muat yang berkerjasama dengan alat angkut, yang diharapkan adalah efisiensi
100%. Hal ini berarti alat muat maupun alat angkut tidak pernah menunggu tanpa
rencana.
Sikronasi alat muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan dapat
diketahui dengan cara menghitung besarnya match factor (faktor keserasian) alat
muat dan alat angkut. Besarnya nilai match factor adalah:
1. MF < 1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan
alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagian alat muat.
2. MF = 1, kemampuan produksi alat muat sama dengan kemampuan
produksi alat angkut jadi tidak ada waktu tunggu.
3. MF > 1, kemampuan produksi alat angkut lebih besar dari pada kemampuan
produksi alat muat, sehingga ada waktu tunggu bagi alat angkut.
Besarnya match factor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

Na x Ltm
MF =
Nm Ca

Keterangan:
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Nm = Jumlah alat muat (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Ltm = Waktu pemuatan alat muat (menit)
18

BAB IV
KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Lapangan


Kegiatan lapangan kerja praktik dilakukan di perusahaan tambang
batubara PT Bukit Asam Tbk. Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2019 sampai
dengan 14 Agustus 2019. Kegiatan yang diamati adalah kegiatan pemuatan dan
pengangkutan lapisan tanah penutup atau overburden. Proses pengupasan
lapisan tanah penutup pada Pit 3 Timur Banko Barat dilakukan dengan peledakan
lalu dimuat menggunakan alat mekanis Power Shovel PC-3000E dengan
kapasitas 30 ton dan diangkut dengan HD Rigid Truck Belaz-75135 berkapasitas
maksimal vessel 130 ton.
Tahapan kegiatan lapangan yang dilakukan pada penambangan
elektrifikasi Pit 3 Timur Banko Barat dilakukan mulai dari tahap pra-penambangan
hingga pengankutan batubara, seperti yang dijelaskan pada diagram alir berikut :

Sumber: Hasil Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.1
Diagram Alir Kegiatan Penambangan
19

4.1.1 Alat Tambang Utama


Terdapat beberapa tipe dan jenis peralatan tambang utama yang
digunakan pada kegiatan penambangan di Pit 3 Banko Barat, diantanya adalah :
1. Power Shovel Komatsu PC3000
Alat ini digunakan untuk menggali sekaligus memuat material kedalam alat
angkut, terdapat 4 unit Power Shovel Komatsu PC3000 yang beroperasi di 4 fleet
yang berbeda yaitu fleet 3004, 3005, 3006 dan 3007. Status kepemilikan Power
Shovel Komatsu PC3000 merupakan milik PT. Bukit Asam Tbk. (PT.BA) dan
untuk pengoprasiannya PT.BA berkerja sama dengan PT. Bukit Asam Kereatif
(PT.BAK), sedangkan untuk perawatannya PT.BA berkerjasama dengan
PT. United Tractors (PT.UT).

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.2
Power Shovel Komatsu PC3000
Power Shovel Komatsu PC3000 beroperasi dengan menggunakan tenaga
listrik yang berasal dari PLTU dalam tambang berkapasitas 3 X 10 MW, listrik yang
berasal dari PLTU bertegangan 20 KV dialirkan menuju travo untuk diturunkan
tegangannya menjadi 6 KV kemudian listrik dialirkan melalui kabel yang
tersambung dengan switch gear & cable roaler barulah aliran listrik dapat
dihubungkan kepada unit Power Shovel Komatsu PC3000. Apabila terdapat kabel
yang melintasi jalan tambang maka perlu digunakan cable tower atau gawang agar
kabel tidak mengganggu aktivitas produksi karena kebel trsebut bertegangan
tinggi sehingga tidak boleh terlindas.
20

Sumber:
Gambar 4.3
Skema Distribusi Listrik Power Shovel Komatsu PC3000
Dalam pengoperasian Power Shovel Komatsu PC3000 terdapat beberapa
teknik agar bucket bekerja dengan optimal, saat proses digging posisikan bucket
bagian bawah horizontal atau sejajar dengan tanah kemudian panjangkan arm
sambil mentilt bucket. Selain itu terdapat pula beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengoperasian Power Shovel Komatsu PC3000 ini
diantaranya, digging force akan meningkat ketika arm dipanjangkan oleh karena
itu jika memerlukan digging force yang besar panjangkan seperlunya. Selain itu
perlu diperhatikan pula ketika menggerakan bucket datar dan cepat, saat arm
cylinder ditarik pastikan tidak membentuk track karena akan merusak track dan
bucket akan rusak.

Sumber:
Gambar 4.4
Pengoperasian Power Shovel Komatsu PC3000
21

Teknik loading Power Shovel Komatsu PC3000 yang diterapkan di Pit 3


Timur Banko Barat adalah teknik Cab Side Loading dimana posisi Belaz berada
disebelah kiri unit atau kabin operator hal ini bertujuan agar pandangan operator
lebih leluasa saat melakukan swing, loading time kecil serta keamanan dan
keselamatan unit lebih terjamin. Teknik ini dapat dilakukan dengan syarat posisi
Belaz menghadap ketebing atau material yang akan diambil kemudian posisi Belaz
harus sejajar dengan unit serta jarak Belaz dengan unit kurang lebih 4-5 meter.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.5
Teknik Cab Side Loading
2. Rigid Truck Belaz-75135
Belaz-75135 digunakan untuk mengangkut tanah penutup atau overburden
menuju timbunan atau disposal, pada Pit 3 Timur Banko Barat terdapat 20 unit
Belaz yang beroperasi dan seluruhnya merupakan kepemilikan dari PT. Bukit
Asam Tbk. (PT.BA) dalam pengoprasiannya PT.BA berkerja sama dengan PT.
Bukit Asam Kreatif (PT.BAK) sebagai operator Belaz. Untuk perawatannya PT.BA
bekerja sama denga PT.Pusaka Bumi Transportasi (PT.PBT).
Belaz-75135 merupakan HD bermesin Hybrid pertama yang digunakan
dalam dunia pertambangan Indonesia. Teknologi Hybrid ini merupakan
penggabungan antara mesin bahan bakar minyak dan mesin dengan pengerak
motor (listik), kelebihan dari teknologi Hybrid ini adalah lebih irit bahan bakar
minyak, tidak bising dan tidak terlalu menimbulkan banyak polusi serta harga dari
Belaz-75135 lebih murah dibandingkan HD dengan kapasitas yang sama yaitu
110-130 ton selain itu juga biaya perawatan mesin lebih murah.
22

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.6
Rigid Truck Belaz-75135
Empat roda Belaz-75135 dilengkapi dengan motor listrik berdaya masing-
masing 1.200 kW atau setara 1.632 HP. Jika ditotal berarti empat motor listrik
tersebut mampu menghasilkan tenaga 6.526 HP. Motor listrik ditunjang dengan
dua mesin diesel V16 yang masing-masing mampu menghasilkan tenaga 1.715
kW atau 2.332 HP dan torsi 9.313 Nm. Mesin diesel juga berfungsi sebagai
generator untuk mengisi ulang baterai. Pengorerasian Belaz lebih mudah karena
Belaz-75135 bermesin matic. Belaz-75135 memiliki 12 Perpindahan silinder,
daya tampung bahan bakar maksium adalah 1900 liter, berat tanpa muatan
100,1 ton betar muatan maksimum 130 ton, kecepatan maksimum yang dapat
ditempuh oleh Belaz-7513 adalah 48 km/jam.

Sumber:
Gambar 4.7
Spesifikasi Belaz-75135
23

4.1.2 Alat Penunjang Tambang


Terdapat beberapa tipe dan jenis peralatan penunjang kegiatan tambang
yang digunakan pada kegiatan penambangan elektrifikasi di Pit 3 Banko Barat,
diantanya adalah :
1. Bulldozer Komatsu D 155A
Alat penunjang ini digunakan di disposal dengan tugas utama yaitu
meratakan material hasil dumping Belaz dan ada juga yang berada di front dengan
tugas merapihkan atau merawat front agar memudahkan Shovel dalam proses
pemuatan atau loading sehingga tidak menghambat proses produksi.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.8
Bulldozer Komatsu D 155A
2. Motor Grader Caterpillar GD 14M3
Motor Greader di gunakan untuk membantu jalannya kegiatan
penambangan Pit 3 Timur Banko Barat, alat penunjang ini di gunakan untuk
meratakan jalan Tambang yang akan di lalui oleh alat angkut dan untuk
menghilakan permukaan jalan yang licin.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.9
Motor Grader Caterpillar GD 14M3
24

3. Compactor Bomag Komatsu BW 212D


Alat penunjang ini melakukan pemadatan pada disposal karena pada
suatu lahan apabila dilakukan penimbunan maka lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan agar tidak longsor dan amblas. Pemadatan juga dilakukan pada jalan
tambang yang bergelombang.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.10
Compactor Bomag Komatsu BW 212D
4. Excavator CAT 305CR
Alat penunjang ini memiliki fungsi utama sebagai alat untuk menggali,
namun excavator terkenal sebagai salah satu alat berat serba guna, cuntuhnya
digunakan untuk land clearing atau pembukaan lahan.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.11
Excavator CAT 305CR
5. Fuel Truck
Alat penunjang ini di gunakan untuk mengisi bahan bakar untuk alat-alat
yang bekerja di front penambangan Pit 3 Timur Banko Barat. Truk ini memiliki
kapasitas 16.000 liter solar, pengambilan solar dilakukan di SPBI tambang.
25

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.12
Fuel Truck
6. Water Tank
Water Tank berfungsi untuk membantu dalam berjalanyan kegiatan
penambangan dimana digunakan untuk menyiram jalan yang berdebu yang dapat
menggangu penglihatan operator pada saat beroperasi.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.13
Water tank
7. Lube Truck
Lube Truck adalah sebagai Unit Servise yang sangat diperlukan dalam
proses pelaksanaan pekerjaan untuk memudahkan dan evisiensi waktu yang
sangat significant. Dalam tugas sehari-harinya unit Lube Truck adalah sebagai unit
servise Lubricant pada site (lokasi kerja) karena fungsinya sebagai unit servise
maka unit tersebut memuat antara lain : Oil SAE 10 (hydraulic), Oil Engine SAE
40, Oil SAE 90 (Gear Oil),SAE 15/40 ,GREASE, Waste Oil.
26

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.14
Lube Truck
8. Pompa
Pompa yang digunakan di Pit 3 Timur Banko Barat berfungsi untuk
memompa air yang berada di Mine Sump menuju Kolam Pengendapan Lumpur
(KPL) untuk dilakukan penetralan Air Asam Tambang (AAT).

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.15
Pompa
9. Lampu
Lampu penerangan digunakan untuk penerangan jalan tambang, KPL dan
tempat-tempat di area tambang yang memerlukan penerangan pada malam hari
dengan tujuan agar tidak mengganggu proses peoduksi dimalam hari.
27

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.16
Lampu
10. Kabel Reel
Kabel yang digunakan adalah kabel dengan kapasitas tegangan 6 KV
yang berfungsi untuk menghubungkan aliran listrik dari travo menuju
Power Shovel.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.17
Kabel Reel
11. Cable Tower atau Gawang
Cable Tower atau Gawang merupakan tiang yang berfunsi menaikan kabel
agar tidak terlindas oleh peralatan tambang yang melintas, tiang ini berjumlah
separang di kiri dan kanan jalan membentuk seperti gawang.
28

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.18
Cable Tower atau Gawang
12. Cable Roller Unit (CRU)
Memiliki tuas swirch on/off yang berfungsi untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan aliran listrik ke Power Shovel.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.19
Cable Roller Unit (CRU)
13. Junction Box (JB)
Berfungsi untuk menyambung listrik dan menyembunyikan kumpulan
jaringan kabel dari pandangan dan mencegah gangguan dari luar.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.20
Junction Box (JB)
29

4.1.3 Fasilitas Tambang


Terdapat beberapa fasilitas tambang yang berada pada kegiatan
penambangan elektrifikasi di Pit 3 Banko Barat, diantanya adalah :
1. PLTU dalam Tambang
PLTU dalam tambang ini memiliki kapasitas 3x10 MW. PLTU ini berada di
kawasan Banko Barat karena pada site ini terdapat satuan kerja penambangan
elektrifikasi sehingga lebih diprioritaskan dalam pengaliran listriknya.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.21
PLTU dalam Tambang
2. Disposal Area
Disposal adalah tempat atau lokasi yang dirancang atau direncanakan
untuk menampung material buangan overburden dari front kerja tambang.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.22
Disposal Area
30

3. Front Kerja
Front Kerja tambang adalah tempat dimana kegiatan gali dan muat
berlangsung, pada Pit 3 Timur Banko Barat terdapat empat front kerja yaitu fleet
SE-3004, SE-3005, SE-3006, SE-3007.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.23
Front Kerja
4. Jalan Tambang
Jalan tambang sebagai fasilitas penunjang tambang yang sangat
diperlukan dalam kegiatan penambangan. Jalan tambang juga perlu diperhatikan
agar tidak mempengaruhi produktifitas alat angkut.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.24
Jalan Tamban
5. Mine Sump
Pada sistem tambang terbuka, air yang berasal dari air permukaan dan air
tanah ditampung dalam sebuah kolam penampungan air sementara yang disebut
dengan mine sump.
31

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.25
Mine Sump
6. Kolam Pengendapan Lumpur
Kolam Pengendap Lumpur (KPL) bertujuan untuk mengendapkan material
padat yang terbawa oleh air impasan dari tambang akibat erosi di areal
pertambangan atau areal timbunan sebelum dibuang ke perairan umum. Hal ini
dilakukan agar sesuai dengan baku mutu lingkungan sesuai ketentuan berlaku.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.26
Kolam Pengendapan Lumpur (KPL)
7. Stockpile
Stockpile adalah merupakan tempat penyimpanan/ penumpukan hasil
tambang batubara. Stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya
homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana
fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan.
32

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.27
Stockpile
8. Workshop
Workshop sebagai fasilitas penunjang tambang yang bergerak di bidang
perawatan alat mekanis tambang yang memerlukan perbaikan kerusakan akibat
kegiatan penambangan di front tambang.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.28
Workshop
9. Container Office
Container Office merupakan kantor sementara, tebuat dari container bekas
dimodifikasi sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.29
Container Office
33

10. Kantor Evaluasi & Optimasi Penambangan


Kantor ini berfungsi untuk mengawasi seluruh kegiatan yang berada di site
Banko Bara mulai dari Pit 1, Pit 2 dan Pit 3 Timut agar berjalan dengan semestinya
serta melakukan pengawasan pada setiap operator dan pekerja tambang.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.30
Kantor Evaluasi & Optimasi Penambangan

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan dan pengambilan data kerja praktik di PT. Bukit
Asam Tbk. akan di bahas mengenai beberapa hal sebagai berikut :
4.2.1 Pemuatan
Berdasarkan data pengamatan kegiatan pemuatan menggunakan alat
mekanis Power Shovel PC-3000E dengan kapasitas teoritis 30 ton didapatkan
hasil sebagi berikut :
1. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
Tabel 4.1
Waktu Produktif

Sumber :
1. Waktu Hambatan (S) =
2. Waktu Produktif (WP) =
3. Waktu Repair (R) =
4. Work (We) = WP – S – R
=
=
W
5. Availability Index (AI) = W+R X 100 %
34

131,4
= 131,4 +5,2 X 100 %

= 96,11 %
W+S
6. Physical Availability (PA) = X 100 %
W + R +S
131,2 + 25,4
= 131,2 + 5,2 + 25,4 X 100 %

= 96,73 %
W
7. Use of Availability (UA) = X 100 %
W+S
131,2
= X 100 %
131,2 + 25,4

= 83,49 %
W
8. Effective Utilization (EU) = W + R +S X 100 %
131,2
= X 100 %
131,2 + 2,4 + 25,4

= 80,75 %
Tabel 4.2
Efisiensi Kerja

Sumber :
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan efisiensi kerja alat angkut ialah
80,75 %. Sehingga dapat dilakukan perhitungan produktivitas alat angkut sebagai
berikut :

Em x 60 x Hm x FFm x SF x ρi
Pm1 =
Cm (menit)

Keterangan :
Pm1 = Produktivitas (ton/jam/alat)
Hm = Kapasitas Alat Muat Teoritis (LCM)
FF = Fill Factor Alat Muat (%)
Em = Efisiensi Kerja (%)
SF = Swell Factor (%)
𝜌𝑖 = Density Insitu (ton/m3)
Cm = Cycle Time (menit)
Produktivitas Excavator
0,8075 x 60 x 1,4 LCM x 0,7 x 0,5556 x 2,41 ton/BCM
Pm1 = 18,77 menit
35

= 203,23 ton/jam/alat.
Tabel 4.3
Produktivitas Power Shovel

Sumber :

4.2.2 Pengangkutan
Berdasarkan data pengamatan kegiatan pengangkutan material tanah
penutup dilakukan dengan menggunakan alat mekanis berupa HD Rigid Truck
Belaz-75135 berkapasitas maksimal vessel 130 ton. Berikut merupakan kegiatan
pengangkutan atau hauling yang berada di Pit 3 Timur Banko Barat :

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktik, 2019.


Gambar 4.31
Diagram Alir Kegiatan Hauling
1. Perhitungan Waktu Kerja Efektif
Untuk mengetahui efisiensi kerja dari alat angkut, maka dilakukan
pengambilan data berupa waktu yang tersedia dan waktu hambatan. Berikut waktu
tersedia pada kegiatan pengangkutan di Pit 3 Timur Banko Barat.
36

Tabel 4.5
Waktu Kerja
Waktu Kerja PT. Bukit Asam Kreatif Shift l
(menit / (menit /
Hari Kegiatan Waktu Jam (jam/hari)
hari) bulan)
Senin Kerja 06:00-11:55 5.55
s.d Istirahat 11:55-12:55 1 11 660 19800
Kamis Kerja 12:55-18:00 5.15
Kerja 06:00-11:30 5.30
Jumat Istirahat 11:30-13:30 1 10 600 18000
Kerja 13:30-18:00 4,30
Sabtu Kerja 06:00-11:55 5.55
dan Istirahat 11:55-12:55 1 11 660 19800
Minggu Kerja 12:55-18:00 5.15
Sumber : PT.Bukit Asam Kreatif, 2019.

Dari hasil perhitungan waktu efektif pada Lampiran .. maka didapatkan


data-data sebagai berikut :
Waktu Standby (S) = 3.15 jam/ hari
Waktu Produktif (WP) = 11.0 jam/ hari
Waktu Repair (R) = 2.50 jam/hari
Waktu Efektif (We) = 7.40 jam/hari
1. Ketersedian Mekanik (Mechanical Availability)

We
M.A = x 100%
We + R

7.40 jam/hari
M.A = x 100%
7.40 jam/har + 2.50 jam/hari
= 96.73 %
2. Keadaan Fisik (Physical Availability).

We + S
P.A = x 100%
We + R + S

7.40 jam/hari + 3.15 jam/hari


P.A = x 100%
7.40 jam/hari + 2.50 jam/hari + 3.15 jam/hari
= 97.69 %
3. Keadaan Pemakaian (Use of Availability).

We
A.U = x 100%
We + S
37

7.40 jam/hari
A.U = x 100%
7.40 jam/hari + 3.15 jam/hari
= 70.17 %
4. Efisiensi Kerja Alat

We
E.A = x 100%
We + R + S

7.40 jam/hari
E.A = x 100%
7.40 jam/hari + 2.50 jam/hari + 3.15 jam/hari
= 68.55 %
Tabel 4.6
Efisiensi Kerja
Total Waktu M.A P.A A.U E.A
Faktor
(jam/hari) (%) (%) (%) (%)
We 7.40
R 0.25
96.73 97.69 70.17 68.55
S 3.15
Total 10.80
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kerja Praktik, 2019.
2. Perhitungan Produktivitas
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan efisiensi kerja alat
angkut sebesar 68.55%, Sehingga dapat dilakukan perhitungan produktivitas alat
angkut rata-rata sebagai berikut :

Ea ×60×Hmt ×FFm ×SF


P1a =
Ca

Keterangan :
P1a = Produktivitas alat angkut (BCM/alat)
Ea = Efisiensi kerja mekanis alat angkut (%)
FFm = Faktor pengisian bucket alat muat (%)
Hmt = Kapasitas bucket alat muat teoritis (LCm)
SF = Faktor pengembangan (%)
np = Banyak pemuatan
Ca = Cycle time alat angkut (menit)
68.55% x 60 x 47.5 BCM x 100%
P1a =
17.77 menit
= 110.13 BCM/jam/alat
38

Tabel 4.7
Produktivitas Alat Angkut
(Juli- Kapasitas FFm Ea Ca Produktivitas
Fleet
Agustus) Teoritis (BCM) (%) (%) (Menit) (bcm/jam/alat)
22 SE-3005 47.5 100 68.55 18.68 104.56
23 SE-3005 47.5 100 68.55 17.36 112.56
24 SE-3004 47.5 100 68.55 18.51 105.53
25 SE-3007 47.5 100 68.55 17.94 108.88
26 SE-3006 47.5 100 68.55 17.30 112.90
29 SE-3005 47.5 100 68.55 20.92 93.37
30 SE-3007 47.5 100 68.55 16.82 116.17
31 SE-3007 47.5 100 68.55 15.95 122.52
1 SE-3006 47.5 100 68.55 17.87 109.34
2 SE-3006 47.5 100 68.55 16.03 121.86
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kerja Praktik, 2019.
3. Perhitungan Produksi
Dari hasil produktivitas alat yang telah didapatkan maka dapat dicari
produksi alat angkut untuk bulan Juli 2019 dan membandingkannya dengan target
produksi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 920.000 BCM. Berikut merupakan
hasil pengolahannya :

We = Waktu Tersedia - Loss Time

Tabel 4.8
Waktu Efektif (Bulan)

Loss Time Waktu Tersedia Waktu Efektif Kerja


Fleet
(jam/bulan) 2 Shift (jam/bulan) (jam/bulan)

SE-3004 361.38 682 320.61


SE-3005 383.20 682 298.80
SE-3006 271.72 682 410.28
SE-3007 266.55 682 415.45
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kerja Praktik, 2019.

Produksi = Produktivitas x Jumlah Alat Angkut

Tabel 4.9
Produktivitas Alat Angkut
(Juli- Jumlah Alat Produktivitas Produksi Alat
Fleet
Agustus) Angkut (bcm/jam/alat) (bcm/jam)

22 SE-3005 6 104.56 627.39


23 SE-3005 6 112.56 675.38
24 SE-3004 6 105.53 633.21
25 SE-3007 6 108.88 653.28
26 SE-3006 6 112.90 677.41
39

29 SE-3005 6 93.37 560.21


30 SE-3007 6 116.17 697.01
31 SE-3007 5 122.52 612.59
1 SE-3006 6 109.34 656.06
2 SE-3006 6 121.86 731.18
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kerja Praktik, 2019.
Berikut merupakan nilai produksi tiap fleet yang berada di Pit 3 Timur
Banko Barat :
Produktivitas Waktu Produksi
Fleet
Alat Efektif (bulan)
3004 633.21 320.62 203.016.39
3005 621.00 298.80 185.553.56
3006 688.22 410.28 282.364.85
3007 654.29 415.45 271.826.09
Total 942.760.89
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kerja Praktik, 2019.
Berdasarkan data hasil pengolahan nilai produksi seluruh fleet pada bulan
Juli 2019 didapatkan nilai produksi sebesar 942.760.89 BCM nilai tersebut
melampaui dari nilai target produksi yang telah ditentukan yaitu 920.000 BCM,
maka dari itu dapat disimpulkan kegiatan produksi tanah penutup atau overburden
Pit 3 Timur Banko Barat sudah berjalan dengan baik karena telah mencapai target
produksi yang ditetapkan.
4.2.3 Sinkronisasi Alat Muat dan Alat Angkut
Sinkronisasi atau Keserasian antara alat gali-muat dan alat angkut
menunjukkan jumlah yang produktif dari kedua jenis alat yakni alat gali-muat dan
alat angkut yang diharapkan nilainya sama dengan 1 yang menunjukkan bahwa
tidak ada alat yang saling menunggu satu sama lain.
Na x Ltm
MF = Nm Ca

Ha
Ltm= x Ctm
Hm
Keterangan :
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Nm = Jumlah alat muat (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Ltm = Waktu pemuatan alat muat (menit)
Ha = Kapasitas Alat Angkut (m3)
40

Hm = Kapasitas Alat Muat (m3)


Ctm = Cycle Time Alat Muat (menit)
1. Perhitungan Match Factor
 Fleet 3004  Fleet 3005
Ha Ha
Ltm = x Ctm Ltm = x Ctm
Hm Hm
52.2 52.2
Ltm = x 0.603 Ltm = x 0.597
16 16
= 1.96 menit = 1.94 menit
Na x Ltm Na x Ltm
MF = MF =
Nm x Cta Nm x Cta
6 x 1.96 6 x 1.94
MF = 1 x 18.51 MF = 1 x 18.98
= 0.63 = 0.61
 Fleet 3006  Fleet 3007
Ha Ha
Ltm = x Ctm Ltm = x Ctm
Hm Hm
52.2 52.2
Ltm = x 0.604 Ltm = x 0.554
16 16
= 1.97 menit = 1.81 menit
Na x Ltm Na x Ltm
MF = MF =
Nm x Cta Nm x Cta
6 x 1.97 6 x 1.81
MF = 1 x 17.07 MF = 1 x 19.90
= 0.69 = 0.54
Match Factor rata-rata adalah:
0.63+0.61+0.69+0.54
MF = = 0.62
4
Setelah dilakukan perhitungan disetiap fleetnya diperoleh MF < 1, yang
berarti faktor kerja alat angkut disetiap fleet lebih sibuk dari alat gali-muat dan alat
gali-muat lebih banyak menganggur. Apabila dilihat dari variabel perhitungan hal
itu dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu jumlah alat dan cycle time alat. Apabila
dikaitkan dengan keadaan di lapangan, jarak dari front menuju disposal sangat
jauh sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Jarak angkut dari fleet SE-
3004 menuju disposal adalah 2237 meter, fleet SE-3005 menuju disposal 2456
meter, fleet SE-3006 menuju disposal 2263 meter, fleet SE-3007 menuju disposal
2349 meter.
Untuk sinkronisasi antara alat gali-muat dan angkut yang baik atau match
factor dengan nilai 1. Maka akan dilakukannya pendekatan terhadap jumlah alat
ataupun cycle time alat. Apabila menggunakan pendekatan melalui cycle time
41

maka waktu angkut harus mencapai 13 menit atau 780 detik dalam satu ritase
maka didapatkan nilai MF sebagai berikut :
Na x Ltm
MF =
Nm Ca
Na x Ltm
MF =
Nm Ca
= 0,88
Sedangkan jika melakukan pendekatan dengan menambah jumlah alat
angkut menjadi 8 buah yang dipasangkan dengan 1 buah alat muat akan
didapatkan nilai MF sebagai berikut:
Na x Ltm
MF =
Nm Ca
Na x Ltm
MF =
Nm Ca
= 0,88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan lapangan dan pengolahan data yang telah dilakukan
dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya :

5.2 Saran
Berdasarkan perhitungan Match Factor maka didaptkan nilai sebesar 0,88
atau < 1 yang diartikan kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada
kemampuan alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagian alat muat. Maka
saran yangdapat kami rekomendasikan agar target produksi meningkat yaitu :
1. Berdasarkan dari kombinasi alat gali-muat dan angkut nilai Match Factor
yang baik yaitu 1 (satu) yang artinya alat gali-muat dan alat angkut sama-
sama bekerja 100%, sehingga adanya pendekatan terhadap Match Factor
tersebut dengan perbaikan pada cycle time alat mual beserta jumlah dari
alat muat yang digunakan ataupun adanya penambahan pada jumlah alat
angkut. Dari hasil pengolahan data maka pendekatan cycle time yang baik
ialah 12 menit dalam satu ritase dan sangat direkomendasikan.
2. Meminimalisir waktu yang telah ditargetkan (efisiensi kerja harus sesuai
dengan target) maka seharusnya dilakukannya pengawasan lebih
terhadap operator dan pekerja.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Martin, James W., 1982, “Surface Mining Equipment” First Edition,


Martin Consultant, Inc.

2. Prodjosumarto, Partanto., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Institut


Teknologi Bandung, Bandung.

3. Prodjosumarto, Partanto., 1991, “Tambang Terbuka”, Institut Teknologi


Bandung, Bandung.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
PETA TOPOGRAFI REGIONAL
LAMPIRAN B
PETA TOPOGRAFI LOKAL
LAMPIRAN C
PETA GEOLOGI REGIONAL
LAMPIRAN D
PETA ADMINISTRASI DAN
KESAMPAIAN DAERAH
LAMPIRAN E
PETA TATA GUNA LAHAN
LAMPIRAN F
PETA MORFOLOGI

LAMPIRAN G
DESKRIPSI HASIL TITIK
PENGAMATAN SUNGAI

LAMPIRAN H
DESKRIPSI SAMPEL BATUAN
LAMPIRAN I
PETA GEOLOGI LINTASAN
SUNGAI
LAMPIRAN J
PETA TITIK PENGAMATAN
LAMPIRAN K
DATA PENGAMATAN DAN
LAMPIRAN L
LOG RESISTIVITY
LAMPIRAN M
TABEL PEMERIAN SUMUR UJI
LAMPIRAN N
REKONSTRUKSI SUMUR UJI

Anda mungkin juga menyukai