Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN PENAMBANGAN BATUBARA PADA PT.

IREMA COAL
DI KECAMATAN MUARA LAKITAN KABUPATEN MUSI RAWAS
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN PERENCANAAN TAMBANG

OLEH :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

SORONG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya maka Laporan Perencanaan Tambang Batubara pada
PT. Irema Coal di Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas Provinsi
Sumatera Selatan dapat terselesaikan.

Adapun maksud dari pembuatan Laporan Perencanaan Tambang Batubara


pada PT.Irema Coal di Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas Utara
Provinsi Sumatera Selatan yakni agar praktikan dapat memahami dan mengerti
tahapan-tahapan serta cara melakukan perencanaan tambang pada bahan galian
batubara. Laporan Praktikum Perencanaan Tambang Batubara pada PT. Irema Coal di
Kecamatan Muara Lakitan Sakti Kabupaten Musi Banyuasi Provinsi Sumatera
Selatan merupakan salah satu syarat kelulusan pada matakuliah Perencanaan
Tambang Pada Program Studi S1 Teknik Pertambangan Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Universitas Papua.

Ucapan terimkasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr.Hendri P Perangin-Angin,ST.,MT selaku Koordinator Dosen Mata


Kuliah Perencanaan Tambang Tahun 2021
2. Bapak Yulius Ganti Pangkung,ST.M.Eng selaku dosen mata kuliah
perencanaan Tambang
3. Bapak Arif Setiawan ST.,MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Tambang
4. Ibu Juanita Rosalia Horman,ST.,M.T selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Tambang
5. Ibu Karmila Laitupa,ST.,MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan
Tambang
6. Ibu Katerina Titin Angrianti Tomatala,S.T selaku dosen mata kuliah
Perencanaan Tambang
7. Ibu Citcy T Manullang,S.T selaku dosen mata kuliah Perncanaan Tambang

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan


Perencanaan Tambang Batubara pada PT. Irema Coal di Kecamatan Muara Lakitan
Kabupaten Musi Banyuasi Provinsi Sumatera Selatan.Untuk itu penulis
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan selanjutnya.

Sorong, 8 September 2021

Kelompok PT. Irema Coal


I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


The International Handbook of Coal Petrography (1963) menyebutkan bahwa
batubara adalah sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa tanaman dalam
variasi tingkat pengawet, diikat proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-
cekungan pada kedalaman yang bervariasi. Sedangkan Prijono (Dalam Sunarijanto,
dkk, 2008) berpendapat bahwa batubara adalah bahan bakar hidrokarbon tertambat
yang terbentuk dari sisa tumbuh-tumbuhan yang terendapkan dalam lingkungan bebas
oksigen serta terkena pengaruh temperatur dan tekanan yang berlangsung sangat
lama. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara dijelaskan bahwa “Batubara adalah endapan
senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-
tumbuhan. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa batubara adalah
mineral organic yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang
mengendap didalam tanah selama jutaan tahun. Endapan tersebut telah mengalami
berbagai perubahan bentuk/komposisi sebagai akibat dari adanya proses fisika dan
kimia yang berlangsung selama waktu pengendapannya. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. .(Saniun,2017)
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Adapun klasifikasi batubara
yaitu Lignite, Sub Bituminous, Bituminous, dan Anthracite. Salah satu potensi bahan
galian yang dapat dimanfaatkan adalah sub bituminous - bituminous yang merupakan
jenis komoditas tambang batubara. (Sukandarrumidi, 2006.)
Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu
yang sangat lama dibawah pengaruh fisika, kimia dan keadaan geologi. Terdapat 2
teori yang menyatakan pembentukan batubara yaitu teori insitu dan teori drift.
Menururt teori insitu, batubara terbentuk pada lokasi dimana pohon-pohon atau
tumbuhan pembentuk batubara tumbuh. Lingkungan tempat tumbuh pohon-pohon
pembentuk batubara adalah pada daerah rawa atau hutan basah. Sedangkan menurut
teori drift, batubara terbentuk dari timbunan pohon-pohon atau tumbuhan pembentuk
batubara yang tertransportasikan oleh air dari tempat tumbuhnya. Dengan kata lain
pohon-pohon pembentuk batubara mati pada lokasi tumbuhnya dan dihanyutkan oleh
air sampai berkumpul pada suatu cekungan.(Saniun,2017)
Komponen utama pembentuk batubara adalah C, H dan O yang membentuk
maseral dan sejumlah kecil unsur anorganik, air dan gas yang terperangkap didalam
pori-porinya. Selama proses pembentukan batubara terjadi penurunan kadar oksigen
dan kadar zat terbang, sementara kadar hydrogen relative konstan dan kadar karbon
meningkat. Kadar oksigen sebanyak 30% sampai 50% didalam tumbuh-tumbuhan
berkurang menjadi 20%-25% untuk batubara lignit, 20%-25% untuk batubara sub-
bituminus, 5%-10% untuk batubara bituminous dan sekitar 1% untuk batubara
antrasit. Sampai saat ini Indonesia belum menerapkan teknologi pemanfaatan
batubara seperti di Negara-negara maju lainnya. Ketergantungan akan minyak bumi
masih mendominasi baik untuk keperluan bahan bakar maupun untuk memenuhi
bahan baku kimia dan petrokimia tetapi diharapkan dimasa mendatang dapat
mengembangkan teknologi pemanfaat batubara mengingat harga minyak bumi yang
semakin naik dan jumlah cadangan minyak bumi yang semakin menipis.
(Andayani,2019)
Salah satu daerah yang memiliki keterdapatan Batubara di Indonesia yakni di di
Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Oleh
sebab itu dibutuhkan sebuah perencanaan dan perancangan yang baik dari segi teknis
hingga ekonomis untuk memenuhi kebutuhan Batubara baik di dalam negeri maupun
asupan keluar negeri. Dengan memanfaatkan potensi batubara pada daerah ini
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Musi
Rawas. PT. Irema Coal telah berdiri sejak tanggal 8 September 2021 merupakan
perusahaan terbatas yang bergerak dibidang ekplorasi dan jasa dibidang
pertambangan. Dengan adanya potensi batubara di PT. Irema Coal berdasarkan Surat
Izin Usaha Pertambangan (IUP) mulai melakukan kegiatan eksplorasi dan studi
kelayakandi Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
Selatan.Adapun luas daerah WIUP PT. Irema Coal yakni 90 Ha.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan perencanaan tambang ini adalah untuk membuat suatu
rancangan penambangan yang sesuai dengan data geoteknik dan keadaan endapan
batubara serta menemukan batas akhir dari penambangan batubara itu sendiri.
Adapun tujuan dari dilaksanakannya perencanaan tambang batubara ini yakni :
1. Untuk menentukan tahapan-tahapan dari kegiatan perencanaan batubara
yang sesuai dengan keadaan cadangan endapan sehingga menghasilkan
keuntungan yang maksimal.
2. Untuk membuat atau menentukan target produksi yang sesuai dengan
jumlah dan umur tambang dengan meminimalkan biaya produksi.
3. Untuk menganalisa kelayakan ekonomis pertambangan batubara tersebut.

I.3 Pelaksanaan Studi


Adapun tim pelaksanaan perencanaan penambangan PT. Irema Coal yakni :
1. Divisi Pemetaan dan Ekplorasi : Regina R Sumawe
2. Divisi Geoteknik : Raisa
3. Divisi Teknis Penambangan : Erik Wijaya
4. Divisi Kelayakan Ekonomis : Yully V Rumkabu
5. Divisi Ketenagakerjaan : Kumala Sukma
6. Divisi Safety, Health and Enviroment : Sahal

Anda mungkin juga menyukai