Anda di halaman 1dari 16

VII PERALATAN PENAMBANGAN

7.1 Jenis Material Yang Mempengaruhi Kinerja lapangan


Materil yang berada di permukaan bumi sangat beraneka ragam, baik
jenis, bentuk dan lain sebagainya, oleh Karena itu alat yang dapat dipergunakan
untuk memindahkannya pun beraneka ragam juga. Yang dimaksud dengan
material dalam pemindahan tanah mekanis (moving the earth), meliputi tanah,
batuan, vegetasi (pohon, semak belukar, dan alang-alang) dimana semuanya itu
mempunyai karakteristik dan sifat fisik masing-masing yang berpengaruh besar
terhadap alat berat terutama dalam hal:
a. Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran produksi atau
kapasitas produksinya
b. Perhitungan volume pekerjaan
c. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Sehingga diperlukan penyesuaian alat dengan jenis material agar tidak
menimbulkan kesulitan yang berpengaruh terhadap efesiensi alat yang nantinya
akan menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu ynag terbuang. Beberapa
sifat fisik material yang penting untuk diperhatikan adalah:
1. Pengembangan Material
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa
penambahan atau pengurangan volume material (tanah atau pun batuan) yang
diganggu dari bentuk aslinya. pengembangan material akan berdampak pada
kapasitas alat.
2. Berat Material
Berat material berpengaruh terhadap volume yang diangkut atau didorong
berkaitan dengan drawbar pull atau rimpull. Berat jenis material merupakan
perbandingan massa material dengan volume material.
3. Bentuk Material
Tanah yang mempunyai ukuran butiran kecil akan terdapat rongga yang
berukuran kecil dan berbutiran besar akan terlepas yang besar pula.
Berpengaruh terhadap pengisian bucket. Beberapa material yang mampu untuk
ditampung oleh suatu ruangan dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan
tersebut dengan suatu factor yang disebut “factor muat” yaitu dengan “bucket
factor” atau “pay load factor”.
4. Kohesivitas
Yang dimaksud dengan Kohesivitas adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat diantara butir-butir material itu sendiri, sifat ini jelas berpengaruh
terhadap alat misalnya pada factor pengisian (spilage factor).
5. Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat
berat. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat.
6. Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk
mendukung alat yang berada diatasnya. Jika suatu alat berada diatas tanah,
maka alat tersebut akan memberikan ground pressure, sedangkan perlawanan
yang diberikan oleh tanah adalah daya dukung.
7.1.1 Vegetasi Daerah Penamabangan

Daerah penambangan PT Irema Coal banyak memiliki vegetasi dataran


rendah dimana pada vegetasi ini di dominasi oleh pepohonan-pepohonan yang
memiliki diameter yang kurang dari 30 cm atau termasuk dalam jenis tumbuhan
kecil atau bisa dikatakan pohon kecil yang tumbuhnya tidak berdekatan(jarang-
jarang) serta diselingi oleh rerumputan dan tumbuhan paku.

7.1.2 Batuan atau Tanah Daerah Penambangan

Pada daerah penambangan PT. Irema Coal terdiri atas tiga perlapisan yakni
pada lapisan overburden berupa batulempung sisipan batupasir, interburden
berupa batulempung, batupasir dan pada beberapa lapisan terdapat sisipan tipis
batubara, serta batubara merupakan bahan galian yang ditambang. Ketebalan rata-
rata overburden 120 meter, ketebalan rata-rata interburden 38,5 – 44 meter dan
rata-rata ketebalan batubara berkisar 1 meter sampai dengan 10 meter.

7.2 Penggunaan Alat


Pemilihan alat berat merupakan faktor penting yang bertujuan untuk
memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan kontruksi sehingga
hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih
singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik.

Gambar 7.1 Bagan Alir Pemilihan Peralatan

7.2.1 Pemilihan Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan


Adapun beberapa bahan pertimbangan dalam pemilihan spesifikasi teknis
peralatan tambang yang akan dipergunakan dalam operasi penambangan batubara
pada PT. Irema Coal yakni sebagai berikut:
1. Karakteristik Endapan Batubara Serta Lapisan Tanah Penutup
Batubara yang ditambang pada PT. Irema Coal yakni rank sub bituminous-
hugh volatile bituminous A, overburden adalah tanah lempung, dan inter
burden adalah batupasir dengan sisipan batubara.
2. Kondisi Topografi dan Morfologi Daerah Penambangan
a.) Daerah penambangan PT. Irema Coal memiliki dataran dengan
ketinggian tertinggi yakni 55 mdpl dan yang terendah yakni 40 mdpl.
b.) Pada PT. Irema Coal morfologi daerah penambangan ialah dataran
alluvial.
3. Target Produksi
Target produksi rata-rata PT. Irema Coal adalah sebesar 704213,7463
m3/tahun.
Adapun peralatan penambangan berupa peralatan land clearing, pengupasan
tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan:
1. Land Clearing
Land clearing adalah proses pembersihan lahan sebelum aktivitas
penambangan dimulai, land clearing sebagai suatu aktivitas pembersihan
material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang.
Alat mekanis yang digunakan pada kegiatan land clearing yakni bulldozer
Komatsu D65P-12, pada PT. Irema Coal proses pengerjaan land clearing
yakni meliputi:
a. Underbrushing merupakan sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada
pembabatan pepohonan yang berdiameter maksimum 30 cm dengan
tujuan untuk mempermudah pelaksanaan penumbangan pepohonan yang
lebih besar.
b. Pilling bisa dikatakan kegiatan pengumpulan kayu-kayu yang kemudian
dikumpulkan menjadi tumpukan-tumpukan kayu pada jarak tertentu.
c. Burning adalah pembakaran kayu-kayu yang telah ditumbangkan dan
cukup kering.
2. Pengupasan Overburden
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) merupakan suatu
proses pemindahan lapisan tanah penutup yang bertujuan untuk mengambil
bahan galian yang berada dibawahnya dan merupakan suatu aktivitas pada
tahapan awal dari proses penambangan. Adapun beberapa tahap yakni
penggalian dan pemuatan overburden, serta pengangkutan overburden
menuju area disposal.
a. Penggalian dan Pemuatan Overburden
Pada kegiatan berikut ini dilakukan dengan menggunakan alat mekanis
yaitu excavator komatsu PC400-8.
b. Pengangkutan Overburden.
Kegiatan pengangkutan overburden menggunakan alat mekanis yaitu
dump truck Hino FM 260 JD.
3. Pembongkaran
Pembongkaran (loosening) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk membebaskan batuan atau endapan bijih dari batuan induknya yang
massive. Alat mekanis yang digunakan pada PT. Irema Coal yakni
Excavator Komatsu PC 400-8.
4. Pemuatan
Pada kegiatan ini pemuatan yang dilakukan ialah pemuatan batubara dan
alat mekanis yang digunakan pada PT. Irema Coal yakni excavator
Komatsu PC 400-8.
5. Pengangkutan
Pada proses ini pengangkutan yang dilakukan ialah pengangkutan batubara
dan alat mekanis yang digunakan pada PT. Irema Coal yakni dump truck
Hino FM 260 JD
7.2.2 Produktivitas Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menggunakan alat-alat berat
maka produktivitas alat perlu diketahui untuk beberapa keperluan:
1. Penentuan jumlah alat yang dibutuhkan
2. Perhitungan biaya produksi
3. Taksiran waktu yang diperlukan
Jika suatu alat belum ditempatkan di lapangan untuk melakukan pekerjaan
maka sulit untuk mengetahui nilai produktivitas yang sebenarnya dari alat
tersebut, yang diketahui hanyalah taksiran produksinya. Agar peroleh nilai yang
mendekati dengan kenyataan dilapangan maka harus dimasukkan faktor koreksi
yang layak diterapkan pada kondisi di Indonesia. Faktor koreksi tersebut antara
lain sebagai berikut:
1. Faktor Efisiensi Waktu
Efesiensi waktu merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
penentuan taksiran produksi alat yang digunakan yang dinilai berdasarkan kondisi
pekerjaan.
Tabel 7.1 Efisien waktu berdasarkan kondisi kerja (Sumber: Tenriajeng.2003)

Kondisi Kerja Efisiensi Waktu

Menyenangkan 0.9
Normal 0.81
Buruk 0.75

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal
2. Faktor Efisiensi Kerja
Sebagaimana efisiensi waktu, efisiensi kerja pun diperhitungkan untuk
menentukan taksiran produkasi alat dengan memperhatikan medan dan keadaan
alat.
Tabel 7.2 Nilai efisiensi kerja alat (Sumber: Tenriajeng.2003)
Keadaan Alat
Keadaan Medan
Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0.84 0.81 0.76 0.7
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Biasa 0.72 0.69 0.65 0.6
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal
Berdasarkan Handbook komatsu edisi ke 30, beberapa alat memiliki nilai
efesiensi kerjanya masing-masing. Berikut ini merupakan tabel nilai efesiensi
kerja yang digunakan pada perhitungan produksi di PT. Irema Coal.
Tabel 7.3 Nilai efisiensi excavator (sumber: Handbook komatsu edisi 30,2009)

Operating Conditions Job Eficiency


Good 0.83
Averange 0.75
Rather Poor 0.65
Poor 0.58

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal
Sedangkan untuk nilai efisiensi kerja dump truck dihitung menggunakan
persamaan berikut ini:

……………………………………………………….7.1

Secara ekonomis umur alat yang digunakan pada PT. Irema Coal
khususnya excavator dan dump truck ialah selama 10 tahun, sehingga PT. Irema
Coal menggunakan nilai efisiensi 0.58 untuk excavator dan 0,76 untuk dump
truck.
3. Faktor Efisiensi Operator
Efisiensi operator harus diperhitungkan dalam penentuan taksiran produksi
alat. Nilai efisiensi disini sangat dipengaruhi oleh ketrampilan operator
mengoperasikan alat bersangkutan.
Tabel 7.4 Nilai efisiensi kerja operator (Sumber: Tenriajeng,2003)

Kondisi Kerja Efisiensi


Baik 0.9 - 1.0
Normal 0.81
Buruk 0.5 - 0.6

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal.
4. Faktor Ketersediaan Alat (Machine Availability)
Faktor ketersedian alat adalah ketersediaan mesin agar selalu dapat
dioperasikan. Hal ini tidka hanya tergantung kepada kualitas maupun kemampuan
mesin tetapi juga tergantung kepada dukungan spare parts dan service dari pabrik
pembuat alat). Demikian juga dengan kualitas kemampuan pemeliharaan, fasilitas
workshop dan part stock yang dimiliki sangat mempengaruhi availability mesin.
5. Faktor Pembatas Operasi
Dalam pengoperasian alat dikenal adanya faktor pembatas dalam operasi
pemuatan, menggali dan mengangkut. Dalam perhitungan besarnya nilai faktor
pembatas tersebut diperhitungkan dengan menggunakan tabel berikut.
Tabel 7.5 Bucket fill factor untuk excavator (Sumber: Handbook komatsu edisi
30,2009)
Bucket Fill
~PC2000 Excavating Conditions
Factor
excavating natural ground of clayey soil, clay or soft
Easy 1.1 ̴ 1.2
soil
Excavating natural ground of soil such as sandy soil
Average 1.0 ̴ 1.1
and dry soil
Rather
0.8 ̴ 0.9
Difficult Excavating natural ground of sandy with gravel
Difficult Loading blasted rock 0.7 ̴ 0.8

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal
6. Faktor Koreksi
Faktor koreksi dapat dihiutng menggunakan persamaan berikut ini:
FK = Efisiensi waktu x Efisiensi kerja x Skill operator……………………7.2
Berikut ini merupakan perhitungan faktor koreksi yang digunakan berdasarkan
persamaan 7.2:
Efisiensi waktu = 0.9
Efisiensi kerja = 0.69
Skill operator = 0.81
Maka,
FK = efisiensi waktu x efisiensi kerja x skill operator
= 0.9 x 0.69 x 0.81
= 0.515
7. Match Factor
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat dan alat
angkut, maka produksi alat gali muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.
Faktor keserasian alat gali muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat gali
muat mempunyai nilai satu. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk
menghitung match factor:
Dimana,
Na : jumlah alat angkut
Nm : Jumlah alat muat
CTm : cycle time alat muat
CTa : cycle time alat angkut
Pada PT. Irema Coal alat yang akan dihitung ialah kombinasi antara
excavator terhadap dump truck agar tidak terjadi under truck ataupun over truck.
Keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut berpengaruh terhadap faktor
kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat gali muat dan alat angkut akan
menurunkan faktor kerja.
Faktor kerja alat gali muat dan alat angkut akan mencapai 100% bila MF =
1, sedangkan bila MF < 1 maka faktor kerja alat angkut = 100% dan faktor kerja
alat gali muat < 100%, sebaliknya bila MF > 1 maka faktor kerja alat gali muat =
100% dan faktor alat angkut < 100%. Atau lebih mudahnya bila hasil perhitungan
didapatkan:
a. MF < 1, maka excavator akan sering menganggur
b. MF = 1, maka excavator dan dump truck tidak ada yang menganggur dan
c. MF > 1, maka dump truck akan sering menganggur.
Keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut akan terjadi pada saat
MF = 1 dimana kemampuan alat gali muat akan sesuai dengan alat angkut. Selain
faktor-faktor diatas, terdapat suatu analisa yang mempengaruhi produksi alat yaitu
analisa beban dan tenaga. Analisa ini penting untuk dipelajari karena dengan
mengetahui analisa beban dan tenaga dari alat yang digunakan maka dapat
diketahui tingkat kemampuan dan kecepatan bekerja yang optimal dari alat
tersebut untuk kondisi pekerjaan tertentu. Dalam melakukan analisa beban dan
tenaga, perlu diperhatikan tahap - tahap analisa yang dilakukan yaitu:
a. Menetukan beban total mesin atau alat
b. Menentukan tenaga yang tersedia atau kombinasi “draw bar pull” dan
kecepatan yang tersedia untuk melakukan pekerjaan.
c. Memeriksa traksi kritis mesin atau alat untuk menentukan tenaga tarik yang
dapat digunakan.
d. Membandingkan beban terhadap tenaga tarik yang digunakan dan memilih gigi
operasi tertinggi yang dapat digunakan melakukan pekerjaan menarik.
e. Mengadakan koreksi tenaga yang tersedia apabila mesin bekerja pada
ketinggian tertentu.
Sebagai dasar untuk melakuakan analisa diatas maka perlu diketahui tentang
tahanan grinding yang bekerja, tenaga yang tersedia pada mesin atau alat dan
faktor pembatas tenaga.
A. Tahanan Gelinding
Adalah tahanan gelinding terhadap roda yang akan menggelinding akibat
adanya gesekan antara roda denagan permukaan tanah. Besarnya tergantung
keadaan permukaan tanah dan berat kendaraan. Roda dengan jari-jari (r), beban
(b) yang bertitik tangkap di K akan menimbulkan “lekukan” pada permukaan
jalan. Bila roda tidak bergerak maka beban terbagi ke seluruh permukaan DEF
yang reaksinya berhimpit/satu garis dengan titik tangkap reaksi bergeser ke arah
B, permukaan DE mulai terlepas sehingga titik tangkap reaksi bergeser kea rah B
sejarak d dari E. Oleh karena itu akan timbul momen perlawanan sebesar M =
B.d. Perlu diketahui makin lunak tanah bersangkutan makin besar jarak d tadi.

Gambar 7.2 Prinsip penentuan tahanan gelinding


Tahanan gelinding = W x CIT (kg)
Dimana,
W : Berat kendaraan (kg)
CIT : Koefisien tahanan gelinding
Penentuan besarnya nilai koefisien tahanan gelinding sangat dipengaruhi
oleh kondisi permukaan jalan yang dilalui oleh peralatan.
Tabel 7.6 Koefisien tahanan gelinding (Crr). (Sumber: tenriajeng,2003)
Nilai Koefiesn
No Kondisi permukaan jalan
(%)
1 jalan terpelihara, ban tidak terbenam 2
2 jalan terpelihara, ban agak terbenam 3.5
3 ban terbenam, sedikit basah 5
4 keadaan jalan jelek 8
5 jalan berpasir gembur, jallan berkerikir 10
6 keadaan jalan sangat jelek 15-20

Keterangan:
Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal
Pada PT. Irema Coal, tahanan gelinding atau rolling resistance ditentukan
berdasarkan handbook komatsu edition 30,2009. Berikut tabel tahanan gelinding
yang digunakan.
Tabel 7.7 Rolling resistance (Sumber: Handbook Komatsu edition 30,2009)
Rolling
Haul Road Condition Resistance
(%)
Well-maintained road, surface is flat and firm,properly wetted, and
2
does not sink under weight vehicle
Same road conditions as above, but surface sinks slightly under
3.5
weight of vehicle
Poorly maintained, not wetted, sinks under weight of vehicle 5.0
Badly maintained, road base not compacted or stabilized, forms ruts
8.0
easily
Loose sand or gravel road 10.0
Not maitained at all, soft, muddy, deeply rutted 15 to 20

Nilai yang digunakan pada PT. Irema Coal


B. Tenaga yang tersedia
Besar kecilya tenaga ini tergantung “horse power” dari alat itu sendiri. Horse
power ini akan berubah menjadi beberapa tingkat tenaga tarik (drawbar pull).
Besarnya tenaga tarik ini bervariasi, umumnya makin tinggi kecepatan makin
rendah tenaga teriknya, demikian pula sebaliknya.
C. Faktor Pembatas
Tenaga yang tersedia pada suatu alat tidak dapat dipergunakan seluruhnya
karena dibatasi oleh adanya ketinggian daerah kerja (altitude). Tenaga mesin akan
berkurang sebesar 1% setiap kenaikan 100 m diatas ketinggian 300 m, atau
berkurang 3% setiap kenaikan rempat 1.000 feet di atas ketinggian 750 m (2.500
feet). Untuk mesin 2 tak, biasanya kehilangan tenaga tersebut diperhitungkan
sebesar 1% Turbocharger dapat mengurangi kehilangan tenaga mesin, dan
menaikkan sampai 125%, yang bekerja dengan cara menginjeksi oksigen kedalam
selinder. Umumnya alat besar jarang digunakan untuk pekerjaan ditempat yang
dekimian tinggi.
Produktivitas adalah kemampuan alat dalam satuan waktu (m3/jam).
Produktivitas alat tergantung pada kapasitas, waktu siklus alat, dan efisiensi alat.
Perhitungan produktivitas alat yang akan digunakan pada PT. Irema Coal
dilakukan dengan metode perhitungan perkiraan (guesstimating), yaitu suatu cara
perhitungan dengan memperhatikan tiap-tiap faktor yang mempengaruhi produksi
untuk menentukan volume asli (payload) atau ton yang dapat dihasilkan oleh
masing-masing alat yang dipergunakan.
Perhitungan produktivitas alat akan dijabarkan pertahapan kegiatan
penambangan yang telah dijelaskan pada pemilihan alat dan spesifikasi teknis
peralatan.
1. Land clearing
Pada kegaitan land clearing metode yang digunakan pad PT. Irema Coal
ialah metode contour. PT. Irema Coal hanya melakukan kegiatan underbrushing,
pilling, dan burning karena pada daerah penambangan hanya terdapat pohon
dengan diameter kurang dari 30 cm.
a. Underbrushing

Dimana, TP adalah taksiran produksi lata (Ha/jam), LK merupakan


lebar kerja (m), F merupakan kecepatan maju (m/jam), FK adalah faktor
koreksi, dan 10.000 merupakan faktor konversi (m2 ke Ha). PT. Irema
Coal memiliki luasan daerah penambangan 93 Ha sehingga dalam
kegiatan pembabatan membutuhkan waktu selama 15 hari.
b. Pilling
Dimana, TP adalah taksiran produksi (Ha/jam), LK merupakan
lebar kerja (m), FK ialah faktor koreksi, J merupakan jarak penumbagan
perkiraan (m), F yaitu kecepatan maju (m/jam), R adalah kecepatan mundur
(m/jam), dan Z merupakan Waktu tetap (jam). PT. Irema Coal memiliki
luasan daerah penambangan yang dibabat seluas 93 Ha, sehingga dalam
kegiatan ini dibutuhkan waktu selama 21 hari.
c. Burning
Dalam kegiatan pembakaran atau burning yang sangat perlu
diperhatikan ialah arah mata angin. Karena api dari hasil pembakaran akan
sulit dikendalikan dan hasil pembakaran menjadi tidak sempurna. Jalur
timbunan yang ada harus dibuat sesempit dan setinggi mungkin untuk
mengurangi jumlah tanah yang terbakar, karena dalam pembakaran, humus
tanah akan ikut terbakar sehingga mengurangi kesuburan tanah.

Gambar 7.3 Metode pembakaran yang digunakan PT. Irema Coal


2. Pengupasan Tanah Penutup
Pada pekerjaan pengupasan overburden pada PT. Irema Coal
menggunakan alat berat berupa excavator dimana produksi pemuatan
dapat dilihat pada perhitungan yang terlampir pada lampiran. Pada
produksi pemuatan overburden dibutuhkan alat sebanyak 1 alat dengan
target produksi sebesar 2.009,3591 m3/hari. Sedangkan untuk
pengangkutan overburden dibutuhkan alat sebanyak 1 alat dengan target
produksi sebesar 1063,3315 m3/hari.
Gambar 7.4 Pengupasan overburden
3. Pemuatan Batubara
Pada pekerjaan pemuatan pada PT. Irema Coal menggunakan alat berat
berupa excavator dimana produksi pemuatan dapat dilihat pada tabel dan
perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Pada produksi pemuatan batubara
dibutuhkan alat sebanyak 6 alat dengan target produksi sebesar 2.009,3591
m3/hari. Sedangkan untuk pengangkutan batubara dibutuhkan 6 alat dengan target
produksi sebesar 278,076 m3/hari.
4. Match Factor
Untuk match factor pada pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel
berikut. Untuk perhitungan match factor dapat dilihat pada lampiran.
Jumlah jumlah
Bahan dump truck Cmt excavator Cta Match
Tahun
galian (unit) (menit) (unit) (menit) factor
Nh Nl
Overburden  1-10 1 0,285 1 7,4 0,462
 
Batubara  1-10 6 0,285 12 10,069 0,07

7.3 Produktivitas Alat


Penentuan kapsitas alat didasarkan pada target produksi yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
7.3.1 Kegiatan Land Clearing
Kegiatan land clearing pada PT. Irema Coal menggunakan alat berat berupa
bulldozer. Dengan jenis bulldozer D65P-12 dan jumlah yang digunakan adalah 1
alat. Kegiatan land clearing ini dilakukan pada tahun awal pada kegiatan
pertambangan.
7.3.2 Pengupasan Overburden
Pada PT. Irema Coal kegiatan pengupasan overburden menggunakan alat
berat berupa excavator komatsu PC400-8 dengan kapasitas bucket 2,2 m3, dump
truck jenis Hino FM 260 Jd kapasitas muatan 4,8 m 3. Jumlah masing-masing alat
yang digunakan adalah 1 dump truck dan excavator. Kegiatan pengupasan
overburden ini dilakukan pada tahun awal dan tahun kedua kegiatan
pertambangan.
7.3.3 Kegiatan Pembongkaran
PT. Irema Coal melakukan kegiatan pembongkaran tidak menggunakan
bahan peledak atau kegiatan peledakan karena berdasarkan analisis
kemampugaruan batubara yang akan ditambang masih bisa dilakukan
pembangkaran dengan menggunakan alat mekanis. Sehingga untuk kegiatan
pembongkaran ini dilakukan menggunakan tenaga dari alat berat. Dalam hal ini
PT. Irema Coal menggunakan excavator komatsu PC400-8 untuk membongkar
batubara dari perlapisannya.
7.3.4 Kegiatan Pemuatan
Pada PT. Irema Coal melakukan kegiatan pemuatan menggunakan bantuan
alat berat excavator komatsu PC400-8 dengan kapasitas bucket adalah 2,2 m3.
Penggunaan excavator ini digunakan bukan hanya untuk memuat bahan galian
saja, namun digunakan juga untuk memuat overburden. Total jumlah penggunaan
excavator untuk kegiatan pemuatan ini adalah sebanyak 6 alat untuk umur
tambang 10 tahun.
7.3.5 Kegiatan Pengangkutan
PT. Irema Coal melakukan kegiatan pengangkutan menggunakan dump
truck Hino FM 260 JD dengan kapasitas muatan adalah 4,8 m 3. Penggunaan dump
truck ini digunakan bukan hanya untuk mengangkut bahan galian saja, namun
digunakan juga untuk mengangkut overburden. Total jumlah penggunaan dump
truck untuk kegiatan pengangkutan ini adalah sebanyak 3 alat untuk masa
tambang selama 10 tahun.

Anda mungkin juga menyukai