Anda di halaman 1dari 33

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Literatur Yang Mendukung Variabel Terkait Dan Bebas


1. Pengertian Alat berat
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain
untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi
jalan, konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Keberadaan alat
berat dalam setiap proyek sangatlah penting guna menunjang pembangunan
infatruktur maupun dalam mengekplorasi hasil tambang. Banyak keuntungan
yang didapat dalam menggunakan alat berat yaitu waktu yang sangat cepat,
tenaga yang besar, nilai-nilai ekonomis dan lainya. (M.irfan, 2018:9)
Alat berat dalam ilmu teknnik sipil merupakan alat yang digunakan
untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu
infrastruktur di bindan konstruksi. Menurut Rostiyanti (2002), alat berat
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proyek terutama proyek besar
yang tujuannya untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan
pekerjaanya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih
mudah pada waktu yang relative lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih
baik.
Menurut Wilopo (2009) keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dalam menggunakan alat berat antara lain:
1) Waktu pekerjaan lebih cepat, mempercepat proses pelaksanaan
pekerjaan, terutama pekerjaan yang sedang dikejar target
penyelesaianya.
2) Tenaga besar, melaksanakan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan
oleh manusia
3) Ekonomis, karena efisien keterbatasan tenaga kerja, keamanan dan
faktor-faktor ekonomis lainnya.
4) Mutu hasil kerja yang lebih baik, dengan memakai perlatan alat berat.

Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klafikasi. Klafikasi


tersebut adalah klafikasi fungsional alat berat dan klafikasi operasional alat
berat (Ahmad Kholil, 2012:1)

4
5

a. Klafikasi Fungsional Alat Berat


klafikasi fungsional alat adalah pembagian alat bedasarkan fungsi-
fungsi utama alat. Bedasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi sebagai
berikut.
1) Alat pengolahan lahan, seperti dozer, scraper, dan motor grader.
2) Alat penggali, seperti excavator, front shovel, backhoe, dragline, dan
clamshell.
3) Alat pengangkut material, sepertibelt truck dan wagon.
4) Alat pemindah material, seperti loader dan dozer
5) Alat pemadat, sepertitamping roller, pneumatic-tired roller,
compactor, dan lain-lain.
6) Alat pemroses material, seperticrusher.
7) Alat penempatan akhir material, seperticoncrete spreader, asphalt
paver, motor grader, dan alat pemadat.

b. Kalfikasi Operasional Alat Berat


alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tampat lain atau tidak dapat digerakkan (statis). Jadi klafikasi alat
bedasarkan penggerakannya dapat dibagi sebagai berikut.
1) Alat dengan penggerak, seperti crawler atau roda belakang dan ban
karet.
2) Alat statis, seperti tower crane, batching plant dan crusher plant.

2. Manajemen Alat Berat


Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat
untuk mencapai tujuan pekerjaan yang telah ditentukan. Beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam
pemilihan alat berat dapat dihindari, antara lain adalah sebagai berikut:
(M.irfan,,2018:10)
6

a. Fungsi yang harus dilaksanakan, alat berat dikelompokkan


bedasarkan fungsinya seperti menggali, mengangkut, meratakan
permukaan
b. Kapasitas perlatan, pemilihan alat berat didasarkan pada volume total
atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan.
c. Cara opersi alat, alat berat yang dipilih bedasarkan arah (horizontal
maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan.
d. Pembatasan dari metode yang dipakai, pembatasan mempengaruhi
pemilihan alat barat antara lain putaran lalu lintas, biaya dan
pembongkaran, selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat
membuat pemilihan alat berubah.
e. Ekonomi, selain biaya investasi atau baiaya sewa peralatan, biaya
operasional dan pemeliharaan merupakan faktor penting dalam
pemilihan alat berat.
f. Jenis proyek, ada beberapa proyek yag umumnya menggunakan alat
berat yaitu proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi,
pembukaan hutan dan dam.
g. Lokasi proyek, lokasi merupakan hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan alat berat.
h. Jenis dan daya dukung tanah, jenis tanah di lokasi proyek merupakan
hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat yang akan
dipakai. Tanah terbagai dalam kondisi padat, lepas, atau lembek.
i. Kondisi lapangan, kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang
baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusunan rencana


kerja alat berat antara lain:
a. Volume pekerjaan yang harus disesuaikan dalam batas waktu
tertentu
b. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah
ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
c. Dengan Jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan
berapa volume yang dapat diselesaikan dan waktu yang diperlukan
7

3. Dasar-Dasar Pemindahan Tanah Mekanis


Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen, melainkan
merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material
yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang brvariasi seperti ini
maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam
proyek kontruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan
dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan (Ahmad Kholil, 2012:7).

a. Sifat-Sifat dan Jenis Tanah


Material di suatu tempat atau dapat dikatakan di tempat asalnya
disebut dengan material asli atau bank material. Jika suatu bagian dari
material akan dipindahkan maka volume material yang dipindahkan akan
berubah menjadi lebih besar daripada volume material ditempat asalnya.
Material yang dipindahkan tersebut disebut dengan material lepas atau loose
material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan kemudian
dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah
dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir
seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil
daripada volume tanah asli atau material di tempat asalnya. Hal ini
disebabkan pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau
pori di antara butiran material, akan tetapi batuan pecah mempunyai volume
tanah asli (bank volume) hampir sama dengan volume tanah yang dipadatkan
(compacted volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai
compacted volume lebih besar daripada bank volume (Ahmad Kholil, 2012:8).
8

Tabel 1. Sw dan LF Untuk Beberapa Jenis Tanah


Jenis Tanah Persentase Mengembang Faktor
(%) Pemuatan
Lempung kering 35 0,74
Lempung basah 35 0,74
Tanah kering 25 0,80
Tanah basah 25 0,80
Tanah dan kerikil 20 0,83
Kerikil kering 12 0,89
Kerikil basah 14 0,88
Batu kapur 60 0,63
Batu hasil peledakan 60 0,63
Pasir kering 15 0,87
Pasir basah 15 0,87
Batuan sedimen 40 0,71
(Countruction Planning, equiment and Methods,dalam Susy
Fatena Rostiyanti, 2008:24)

b. Waktu Sikus
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke
pekerjaan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh suatu alat atau
oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas
disebut waktu siklus atau cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa
unsur yaitu sebagai berikut.
1) Waktu muat atau loading time (LT).
Waktu muat merupakan waktu yang dibutukan oleh suatu alat untuk
memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut
tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walapun bergantung dari jenis tanah,
ukuran unit pengangkut (blade, bowl, backet, dan seterusnya), metode dalam
pemuatan dan efisiensi alat.
2) Waktu angkut atau loading time (HT).
Waktu angkut merupakan waktu yang diperlukan waktu yang
diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat
pembongkaran. Waktu angkut bergantung dari jarak angkut, kondisi jalan,
tenaga alat dan lain-lain. pada saat alat kembali ke temapat pemuatan maka
waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau retum time
9

(RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangakat karena


kendaraan dalam keadaan kosong.
3) Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
Merupakan undur penting dari waktu siklus, waktu ini bergantung pada
jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran
merupakan bagian terkecil dari waktu siklus.
4) Waktu tunggu atau spotting time (ST)
Merupakan waktu pada saat alat kembali ke tempat pemuatan
adakalanya alat saat mengantre dan menunggu ini di sebut waktu tunggu.

c. Produktivitas dan Durasi Pekerjaan


Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal—hal yang perlu
diketahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut.
Produktivitas alat bergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus
dasar untuk mencari produktivitas alat adalah :

Kapasitas
Produktivitas=
CT
Umunya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan
produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat
dimasukkan maka rumus di atas menjadi:
60
Produktivitas=Kapasitasx xEfisiensi
CT

Pada umunya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat
yang dipakai. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi
pekerjaan, salah satu cara menghitung jumlah alat berat adalah sebagai
berikut:
1) Tentukan alat yang mempunyai produktivitas terbesar
2) Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu
3) Hitung jumlah alat jenis lainya dengan selalu berpatokan pada alat
dengan produktivitas terbesar
4) Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya menggunakan rumus
Produktivitas terbesar
Jumla halat 1 =
Produktivitasalat 1
10

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu


dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut, salah satu caranya dengan
menentukan berapa produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya,
dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat
dicari dengan menggunakan rumus:

Volume pekerjaan
Durasi=
Produktivitas terkecil

d. Efisiensi Alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat
terdapat faktor yang mempengaruhi produktifitas alat, yaitu efisiensi alat.
Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja bergantung dari beberapa hal,
yaitu:
1) Kemampuan operator pemajkai alat.
2) Pemilihan dan pemeliharaan alat.
3) Perencanaan dan penganturan letak alat.
4) Topografi dan volume pekerjaan.
5) Kondidi cuaca.
6) Metode pelaksanaan alat.
Cara umum yang dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah
dengan menghitung beberapa menit alat tersebut bekerja secara efktif dalam
satu jam. Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif alat bekerja adalah 45
menit maka dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.

e. Gaya Yang Mempengaruhi Gerakan Alat


Ada beberapa gaya yang mempengaruhi gerakan alat berat. Gaya-
gaya tersebut antara lain tahanan gelinding atau rolling resistance (RR),
tahanan kelandaian atau grade resrstance (GR), dan gabungan kedua
tahanan tersebut yaitu total resistance (TR).

1) Tahanan gelinding (rolling resistance,RR)


11

Tahanan gelinding merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan


roda alat yang sedang bergerak dengan permukaan tanah. Besar tahanan ini
berbeda pada setiap jenis dan kondisi permukaan tanah atau jalan dan juga
sangat bergantung dari tipe alat berat. Diperkirakan diperlukan tahanan
gelinding alat sebesar 1,5 sampai 2,0% berat alat agar alat tersebut dapat
bergerak. Besarnya tahanan gelinding bedasarkan jenis permukaan tanah dan
tipe roda.
2) Tahanan kelandaian (grade resistance,GR)
Pada saat alat bergerak di permukaan yang menarik maka selain
tahanan gelinding ada gaya yang menahan alat tersebut, dinamakan
kelandaian. Yang kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak horizontal.
Untuk kenaikan 1 % diperlukan tahanan sebesar 10 kg untuk setiap 1 ton
berat alat tersebut dapat bergerak naik, Tahanan kelandaian adalah :
F F
F, sama dengan 1 , maka dengan kelandaian dapatdirumusukan
W W

W
menjadi: GR=F= ×W
1

Gambar 1.Diagram Benda Bebas Untuk Tahanan Kelandaian(Sumber:Ahmad


Kholil 2012)
V
Untuk kelandaian lebih kecil dari 10% dari =sin a=tan a
1
Maka F=W tana
V G% G%
Jika tan a= = dan gradien maka F=W ×
H 100 100
Jika W = 1000 kg/ton, maka rumus di atas menjadi:
GR=F=10 kg /ton ×G %

3) Total tahanan (total resistance, TR)


Total tahanan merupakan jumlah dari tahanan gelinding dan tahanan
kelanadaian, dengan rumus : TR=RR ± GR . (3)
12

Nilai GR akan berubah bedasarkan keadaan permukaan jalan. Pada


jalan naik arah GR sama dengan arah TR=RR=GR .

Gambar 2.Tahanan Gelinding dan tahanan Kelandaian PadaJalan Menanjak


Dan Jalan Menurun(Sumber: Ahmad Kholil, 2012)

f. Alat Penggerak
pilihan karena alat berat dengan ban karet mempunyai mobilitas lebih
tinggi daripada Alat penggerak pada alat berat dapat berupa crawler atau ban
karet. Untuk beberapa jenis alat berat seperti truk, scraper atau motor grader,
alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk alat-alat seperti backhoe, alat
penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis diatas. Umumnya penggunaan
ban karet dijadikan alat berat yang menggunakan crawler. Pada tabel berikut,
terdapat faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat dengan
menggunakan roda ban dan roda crawler.

Tabel 2. Perbandingan Antara Traktor Beroda dan Beroda Crawler


Roda Ban Karet Roda Crawler
Digunakan pada permukaan yang baik Untuk digunakan pada
(misalnya beton) bermacam-macam jenis
permukaan
Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai
menurun dan datar permukaan
Cuaca yang basah dapat menyebabkan
Mempunyai jarak tempuh yang
slip pendek
Bekerja baik untuk jarak tempuh yang
Dapat dipakai mengatasi tanah
panjang keras
Kecepatan alat dalam keadaan tinggi
Kecepatan alat dalam keadaan
kosong mudah
(Construction Planning Equiqment, and Methoods, dalam Ahmad Kholil,
2012:14)
13

g. Analisis Beban dan Tenaga


Analisis ini penting dipelajari, dengan mengetahui analisis beban dan
tenaga alat yang digunakan maka dapat diketahui tingkat kemampuan kerja
optimal alat tersebut. Tahap-tahap analisis yang harus dikakukan adalah :
a. Menentukan beban mesin/alat.
b. Menentukan tenaga yang tersedia atau kombinasi draw bar pull
dengan kecepatan.
c. Memeriksa traksi kritis mesin untuk menentukan tenaga tarik yang
digunakan.
d. Membandingkan beban terhadap tenaga yang tersedia, apabila
mesin beroperasi pada ketinggian tertentu.

Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan pemakaian alat-alat berat adalah:


1) Beban dorong
Beban dorong adalah beban yang timbul jika mendorong atau
menggusur material.
Beban dorong = KB x BD
Dimana: KB = kapasitas blade (m3)
BD = Berat material (kg/m3)
KB = L x H2 x faktor koreksi
(disesuiakan dengan properti material atau dikalikan 0,8)

Gambar 3.Straight Blade (S-Blade) (Sumber :Mubarok2014)


2) Beban potong
Beban potong adalah beban yang timbul sebagai reaksi material terhadap
potongan yang dilakukan kepadanya
Beban potong = q x dr (kg)
Dimana: q = luas penampang tanah yang dipotong (cm2)
dr= shear strength
14

Penampang
Yang
dipotong

Gambar 4. Beban Potong Blade (Sumber: Aoliya,2017)


3) Beban tarik
Beban tarik merupakan tahanan yang timbul akibat adanya gesekan dari
benda yang ditarik.
Beban tarik = BK x cq (kg)
Di mana : BK = BK x cq (kg)
Cq = koefisien gesek

Gambar 5. Beban TarikDozer (Sumber :Mubarok, 2014)


4) Beban gelinding /rolling resistance
Tahanan gelinding adalah tahanan terhadap roda yang menggelinding
akibat adanya gesekan antara roda dan tanah atau jalan.
Tahanan gelinding = w x r (kg)
Di mana: w = berat kendaraan (kg)
r = koefisien tahanan gelinding

Gambar 6. Tahanan Gelinding Dump Truck(Sumber:Zulkarnaen,2015)


15

Tabel 3. Gelinding Dari Beberapa Jenis Jalan


Jenis Permukaan Jalan RR
Jalan terawat dengan baik, permukaan rata dan mulus, tidak 2%
terlalu basah dan berdebu, tidak tenggelam menahan beban
kendaraan.
Kondisi jalan sama dengan nomer 1, tetapi permukaanya agak 3,50%
tenggelam jika menahan berat kendaraan.
Agak terawat, tidak basah, tenggelam menahan beban 5%
kendaraan.
8%
Kurang terawat, dasar jalan tidak padat dan tidak stabil, bekas
roda mudah terbentuk di jalan.
Jalan berpasir atau berkerikil 10%
Sama sekali tidak terawat, lembek, berlumpur, bekas roda 15%-20%
sangat mudah terbentuk.
(Handout Analisa Beban Tenaga-TC Dept. PT United Tractors, dalam Ahmad
Kholil, 2012:19)

4. Biaya Kepimilikan dan Pengoperasian Alat Berat


Bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset
yang dimilikinya, Salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki
sendiri oleh perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam
memenangkan tander proyek konstruksi dan menyelesaikan proyek yang
dikerjakannya. Yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa umunya suatu alat
tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan alat-alat lain dalam suatu
kelompok atau fleet. Jadi perusahaan konstruksi perlu melakukan analisa
untuk melihat apakah lebih menguntungkan jika memiliki suatu alat atau
bermacam-macam alat atau mengadakan alat dari pihak luar (Susy Fatena
Rostiyanti 2008:9).
a. Sumber Alat Berat
Didalam dunia konstruksi alat-alat berat yang dipakai dapat berasal
dari bermacam-macam sumber, antara lain alat berat yang dibeli oleh
kontraktor, alat berat yang disewa-beli, dan alat berat yang disewa.(Susy
Fatena Rostiyanti 2008:9).

1) Alat berat yang dibeli kontraktor


16

Perusahaan konstruksi dapat membeli alat berat sebagai aset


perusahaan. Keuntungan dari pembelian ini adalah biaya pemakaian per jam
yang sangat kecil jika alat tersebut dipergunakan secara optimal. Keuntungan
lain dari kepemilikan alat adalah bonafiditas bagi perusahaan konstruksi
karena kadang-kadang dalam proses tender pemilik proyek melihat
kemampuan suatu kontraktor bedasarkan alat yang dimilikinya.
2) Alat berat yang disewa-beli (leasing) oleh kontraktor
Pengadaan alat juga dapat berasal dari prusahaan leasing alat berat.
Sewa- beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat tersebut berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Yang dimaksud dengan sewa-beli adalah
pengadaan alat dengan pembayaran pada perusahaan leasing dalam jangka
waktu yang lama dan akhir masa sewa beli tersebut alat menjadi milik pihak
penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memliki alat
tersebut, namun terhindar dari resiko investasi alat yang bear di awal.
3) Alat berat yang disewa kontraktor
Perusahaan kontruksi juga dapat mengadakan alat berat dari
perusahaan penyewaan. Alat berat yang diewa umumnya dalam jangka waktu
yng tidak lama. Biaya pemakaian alat berat sewa adalah yang tertingi, akan
tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan dilakukan pada waktu
yang singkat. Pada metode ini juga perusahaan konstruksi terbebas dari
investasi alat yang cukup besar.
b. Biaya Alat Berat
Biaya alat berat dapat dibagi di dalam dua kategori, biaya kepemilikan
alat dan biaya pengoperasian alat. Kontraktir yang memiliki alat berat harus
menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat (ownership
cost). Pada saat alat berat dioperasionalkan maka akan ada biaya
pengoperasian (operation cost).
1) Biaya kepemilikan alat berat
Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor.sebagai berikut:
a) Biaya investasi pembelian alat
b) Depresiasi atau penurunan nilai alat yang disebabkan bertambahnya
umur alat.
c) Faktor pajak.
d) Biaya asuransi alat berat.
2) Biaya pengoprasian alat berat
17

Biaya pengoperasian alat berat timbul setiap saat alat berat dipakai.
Biaya pengoperasian meliputi bahan bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan
perbaikan, serta alat penggerak atau roda. Operator yang menggerakan alat
termasuk dalam biaya pengoperasian alat. Selain itu mobilisasi dan
demobilisasi alat juga merupakan biaya pengoperasian alat. Yang dimaksud
dengan mobilisasi adalah pengadaan alat ke proyek konstruksi. Sedangka
yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengembalian alat proyek setelah
alat tersebut tidak digunakan kembali.
a) Bahan bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau
solar berbeda-beda, rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar bensin
0,06 galon per horse-power per jam. Sedangkan alat yang menggunakan
bahan bakar solar mengonsumsi bahan bakar 0.04 galon per horse-power
per jam. Nilai yang didapat kemudian dikalikan dengan faktor pengoperasian.
Adapun rumus untuk penggunaan bahan bakar per jam adalah:

Bensin :BBM = 0,06 x HP x eff


Solar : BBM = 0,04 x HP x eff
b) Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam (QP) biasanya bedasarkan
jumlah waktu operasi dan lamanya penggantian pelumas, perkiraanya
dihitung dengan rumus berikut:
Q f x HP x 0,06 c
p= +
7,4 t

dimana : HP= horse-power


C= kapasitas crankcase
T= lama penggunaan pelumas
F= faktor pengoperasian
c) Roda
Perhiungan depresiasi alat berat beroda ban dan alat berat beroda
crawler berbeda. umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan
depresiasi alat, sedangkan ban mempunyai depresiasi yang lebih pendek
daripada umur alat, artinya selama pemakaian alat ban diganti beberapa kali,
untuk ban beroda ban, umur ban dihitung tersendiri, demikian juga
pemeliharaanya.
d) Pemeliharaan dan perawatan alat berat
18

Perbedaan mendasar dari pemeliharaan dan perawatan adalah pada


besarnyya pekerjaan. Perbaikan besar (major repair) akan mempengaruhi
nilai depresiasi alat dan umur alat. Perbaikan besar ini dihitung pada alat. Di
sisi lain, perbaikan kecil (minor repair) merupakan pemeliharaan normal yang
dihitung pada pekerjaan.
e) Mobilisasi dan demobilisasi alat
Mobilisasi adalah pengadaan alat proyek kontruksi dan demobilisasi
adalah pengambilan alat dari proyek setelah alat tersebut tidak digunakan
kembali. Jadi biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut
alat antara proyek dan garasi atau tempat penyimpanan alat. Biaya ini perlu
diperhitungkan karena alat-alat berat umunya kecuali truk tidak berjalan
sendiri menuju lokasi proyek tetapi diangkut dengan menggunakan lowder
trailer.

5. Jenis-Jenis Alat Berat Untuk Pekerjaan Tanah


a. (Alat gali)Exsavator
Exsavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (atm), boom (bahu)
serta buckhet (alat keruk) dab digerakan oleh tenaga hidrolis yang dimotori
dengan mesin dan berada diatas roda rantai (trackshoe).Yang termasuk di
dalam alat gali adalah backhoe dan power shovel atau juga dikenal dengan
front shovel. Alatpenggali ini mempunyai as di antara alat penggeraknya dan
badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar
walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak (Ahmad.k 2012:55).
Exsavator digunakan untuk menggali material yang letaknya diatas
permukaan di mana alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan
untuk menggali material yang keras dan lunak. Pengoperasian backhoe
umunya penggalian saluran, terowongan atau basement.Backhoeterdiri dari
enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat berputar, boom, lengan
(arm), bucket, slewing ring, dan struktur bawah. (susy fatena rostiyanti,
2008:93).Ada enam gerakan exsavator yang mencakup gerakan-gearakan
pada masing-masing bagian:
1. Gerakan boom: merupakan gerakan boom yang mengarahkan
bucket menuju arah galian
2. Gerakan bucket menggali: merupakan gerakan bucket saat menggali
material
19

3. Gerakan bucket membongkar: adalah gerakan bucket yang arahnya


berlawanan dengan saat menggali.
4. Gerakan lengan: merupakan gerakan mengangkat lengan dengan
radius sampai 1000.
5. Gerakan slewing ring: gerakan pada as yang bertujuan agar bagian
atas backhoe dapat berputar 360o
6. Gerakan struktu bawah: dipakai untuk perpindahan tempat jika area
telah selesai digali

Gambar 7.Backhoe (Sumber:http://www.dumptruckhine.net/img)

Gambar 8.Front Shovel (sumber: https://www.directindustry.com/ndustrial-


manufacture/front-shovel-80240.html

b. Dozer
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di bagian
depanya. Pisau berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang
ada di depanya, jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau
buldozer adalah:(Rostiyanti, 2008:35)

1. Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan.


2. Pembukaan jalan baru.
3. Memindahkan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.
4. Membantu mengisi material pada scaper.
20

5. Menyebarkan material.
6. Mengisi kembali saluran.
7. Membersihkan quary.
Doser atau buldozer terdiri dari tiga bagian, yaitu penggerak utama
(prime mover), traktor dan pisau (blade) di bagian depan.

Gambar 9. DozerBeroda ban (Sumber:http://www.constructiondiecast.com/


pics-150)

1. Penggerak (Prime Move)


Ada dua macam penngerak dozer, yaitu roda crawler dan roda
ban.Alat penggerak dozer umunya adalah crawler, jenis dozer beroda crawler
terbagi menjadi ringan, sedang dan barat. Jenis ini digunakan untuk menarik
dan mendorong berat serta mampu bekerja pada permukaan kasar dan
berair.

Gambar 10. Bagian dari Dozer (Sumber: Rostiyanti,2008)

2. Pisau (Blade)
Ada dua fungsi utama dari pisau, yaitu mendorong material ke depan
(drifting) dan mendorong material ke samping (side casting). Permukaan pisau
umunya melengkung sehingga material bergerak berputar saat didorong.
21

Pisau dihubungkan dan dikendalikan pada traktor oleh 2 pasang double


hydraulic cylinder, pasangan pertama bekerja untuk mengatur letak muka
pisau sehingga kedalaman penggalian dapat diatur. Sedangkan yang kedua
bekerja untuk menaikkan dan menurunkan pisau.
Ada beberapa macam jenis pisau pada dozer tergantung pekerjaan
yang akan dilakukan, jenis pisau sebagai berikut:(Susy Fatena Rostiyanti,
2008:35)
a) Straight blade
Biasa digunakan untuk pekerjaan pengupasan dan penimbunan dan
bisa bekerja pada tanah keras.
b) Angle blade
Mempunyai lebar lebih besar 0,3 sampai 0,6 m dari pada A-balde,
digunakan untuk menyingkirkan material, penggalian saluran, dan pembukaan
lahan
c) Universal blade (U-blade)
Ukuran nya lebih besar dari S-blade, mempunyai kemampuan
mengangkut material dalam jumlah besar dan jarak tempuh yang relatif jauh,
material seperti tanah lepas.
d) Cushion blade (C-blade)
Umumnya dipasang pada traktor yang besar, digunakan untuk
mendorong scraper. blade ini lebih pendek daripada S-blade.

Tabel 4. Pisau Buldozer


Ukuran Mesin (hp) 60-70 100-150 200 300 400
Berat mesin 5-8 10-12 16 25 35
Panjang pisau 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
Tinggi pisau 0,8 1,0 1,2 1,5 1,8
(Susy Fahetna Rostiyanti, 2008:38)
3. Teknik Pengoperasian
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan menggunakan
dozer ada dua teknik yang sering digunakan, yaitu side by side dozing dan
slot dozing. Pada teknik side dozing, dua dozer bekerja bersama seacra
berdampingan. Kelemahan dari tenik ini adalah manuver alat yang lama
sehingga tidak praktik untuk pemindahan berjarak kurang dari 15 m dan lebih
dari 10 m. Sementara pada teknik slot dozing dibuat semacam penghalang di
22

sisi pisau, yang berfungsi untuk menghindari adanya spillage dari dozer,
penggunaan teknik ini dapat meningkatkan produktivitas.

c. Loader
Alat pengangkut dalam proyek konstruksi dapat bergerak secara
horizomtal dan vertikal. Yang dimaksud dengan pergerakan horizontal adalah
pengangkutan pada permukaan tanah. Sedangkan pergerakan vertikal adalah
pengangkutan dari suatu ketinggian ke ketinggian lain. yang termasuk
pengangkutan horizontal adalah loader dan truk (Susy Fatena
Rostiyanti,2008:62).
Loader adalah alat yang umum dipakai dalam proyek konstruksi untuk
pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau membuat
timbunan material. Jarak tempuh loader biasanya tidak terlalu jauh. Pada
bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya disebut front-
end loader.Alat penggerak loader dapat diklafikasikan sebagai roda crawler
atau ban. Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai
roda yang mirip dengan dozer hanya pasang lebih maju ke depan untuk
menstabilkan alat pada saat mengangkut material. (Susy Fatena
Rostiyanti,2008:63).

Gambar 11. Loader (Sumber:http://www.cat.com/id-ID-/products/new/Equip


ment/wheel-loaders-htm

1. Teknik pengoprasian
Dalam pengoprasian loader, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Hal yang berkaitan dengan pengisian bucket loader dan
23

pembongkaran muatan loader penting untuk diketahui agar alat bekerja


dengan lebih efisien dalam suatu kondisi tertentu.
a) Pemuatan bucket loader
Pemuatan bucket oleh loader pertama-tama dilakukan dengan cara
ujung bucket menyentuh permukaan tanah. Kemudian loader maju secara
perlahan sampai material masuk dan bucket bergerak turun, saat material
masuk angkat bucket agar material tidak keluar.

1 2

Gambar 12.Cara Pengisian Bukcet (Susy Fahetna Rostiyanti, 2008)

a) Pembongkaran muatan bukcet loader


Loader digunakan untuk memuat material kedalam truk. Teknik
pemuatan dari bukcet ke dalam bak truk perlu memperhatikan hal-hal beikut:
1) Sambil bergerak maju, arm serta bukcet diangkat
2) Bila bukcet telah berada di atas truk maka bucket diputar perlahan
ke bawah
3) Setelah kosong putar bukcet ke atas dan mundur perlahan
4) Sebainya pembongkaran dilakukan disisi pengemudi truk.

d. Dumptruck
Dumtruk adalah alat pengangkut yang dapat berkecepatan tinngi
ketika melaju di jalan raya. Truk dapat juga mempunyai kapasitas yang besar
dengan biaya per-unit volume rendah. Truk juga mempunyai fleksibilitas tinggi
dalam kapasitas angkut, karena jumlah truk dapat disesuaikan dengan
kebutuhan proyek. Ada truk yang hanya dioperasikan pada jalan angkut
khusus, karena tekanan bannya akan merusak permukaan jalan jika
dioperasikan secara bebas (Afrizal Nursin, 1995:111)..
1. Jenis truk
Truk diklafikasikan ke dalam berbagai faktor antara lain:
24

1) Ukuran dan tipe mesin, motor bensin, motor diesel, gas, dan lain –
lain.
2) Jumlah rodaa gigi.
3) Jenis penggerak, dua roda, empat roda, atau enam roda.
4) Jumlah roda dan as.
5) Metode penumpahan muatan, ke belakang, ke samping, ke bawah.
6) Jenis material yang diangkut, tanah, batuan, dan lain-lain.
7) Kapasitas angkut, dalam ton, meter kubik, yard kubik.
8) Metode penumpahan beban untuk penumpahan ke belakang, hidrolik
attau kabel.

Truk juga dapat dibedakan atas truk jalan raya dan truk non jalan raya.
Truk jalan raya dapat beroperasi bebas di jaln raya tanpa memerlukan ijin
khusus untuk pengoperasiannya. Sedangkan untuk truk non jalan raya hanya
dapat di operasikan dilokasi proyek. Untuk mobilisasisi dari pool ke proyek
diperlukan izin khusus, dan biasanya lintsan trayek truk ini hanya disekitar
lokasi proyek.

Gambar 13. Truk Jalan Raya (Sumber:http;//truckmagz.com/perawatandump-


truck/

Gambar 14. Truk Non Jalan Raya (Sumber:http://indonesiashow.com/dump-


truck-cat-777e-kendaraan terbesar-yang-hadir-di-iims-2019/
2. Kapsitas truk
25

Standar kapasitas truk sudah tertera dalam spesifikasi dari pabrik,


tetapi dalam pengoperasiaanya kapasitas truk dapat ditingkatkan asal yang
tersedia masih mampu menggerakkan roda, dan truk tersebut masih dapat
memikul beban yang diberikan. Besarnya kapasitas ini dapat ditentukan
dalam berbagai ukuran, yaitu dalam keadaan munjung dan pres.

6. Metode Perhitungan Produksi Alat Berat


a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi alat berat pada umumnya dinyatakan dalam m3
jam. Produksi didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan tiap
siklus waktu dan jumlah siklus satu jam (Rochmanhadi 1986).
60
Q=q x N x E=q x xE
Cm
Dimana: Q = Produksi per jam (m3/jam)
Q = Produksi per siklus (m3)

N = Jumlah siklus per jam, n= 60 cm


E = Efesiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit

b. Efesiensi Kerja
Produktivitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika
dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti
topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat.
Produktivitas per jam alat harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah
produktivitas standar alat pada kondisi ideal dikalikan faktor yang disebut
efesiensi kerja. Besarnya nilai efesiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat
tetapi bedasarkan pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efesiensi kerja
yang mendekati kenyataan. sebagai pendekatan dapat dipergunakan tabel
sebagai berikut:

Tabel 5.Efesiensi Kerja


26

Kondisi
Opersi Alat Pemeliharaan Mesin
Berat
Sangat Baik Sedang Buruk Sangat
  Baik Buruk
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63
Baik sekali 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,5 0,47 0,42 0,32
(Sumber: Rochmanhadi 1985:15).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan, di tetapkan


sebagai berikut:
1) Faktor peralatan
a) Untuk peralatan yang masih baru = 1,00
b) Untuk peralatan yang baik (lama) = 0,90
c) Untuk peralatan yang rusak ringan = 0,80

2) Faktor operator
a) Untuk operator kelas I = 1,00
b) Untuk operator kelas II = 0,80
c) Untuk operator kelas III = 0,70

3) Faktor material
a) Faktor kohesif = 0,75 – 1,00
b) Faktor non kohesif = 0,60 – 1,00

4) Faktor manajemen dan sifat manusia


a) Sempurna = 1,00
b) Baik = 0,92
c) Sedang = 0,82
d) Buruk = 0,75

5) Faktor cuaca
a) Baik = 1,00
b) Sedang = 0,80
27

6) Faktor kondisi lapangan


a) Berat = 0,70
b) Sedang = 0,80
c) Ringan = 1,00

6. Metode Perhitungan Produktivitas Alat Berat


a. Exsavator
Produksi exsavator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(Rochmanhadi 1985:28)
Kapasitas operasi:
q x 3600 x E
Q=
cm
Dimana Q = produksi per jam (m3/jam)
q = produksi per siklus (m3)
Cm = waktu siklus (detik)
E = efesiensi kerja

Produksi per siklus:


q = q1 x K
Dimana: q1 = kapasitas munjung menurut SEA (didalam spesifikasi)
K = faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan
keadaan tanah
Untuk menentukan faktor bucket diperlukan data yang sesuai dengan
apa yang dikerjakan Exsavator di lapangan.

Tabel 6. Faktor Bucket Exsavator


  Kondisi Pemuatan Faktor
28

Ringan Menggali dan memuat dari stockpile atau material


yang telah dikeruk oleh exsavator lain, yang tidak
membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung 1,0 : 0,8
dalam bucket. Pasir, tanah berpasir tanah koloidal,
dengan kadar air sedang
Sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang
lebih sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat
hampir munjung. Pasir kering, tanah berpasir, tanah
campuran tanah liat, tanah liat, gravel yang belum 0,8 : 0,5
disaring, pasir yang yelah memadat dan sebagainya,
atau menggali dan memuat gravel langsung dari
bukit-gravel asli.
Agak- Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat
Sulit yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir,
tanah koloidal liat, tanah liat dengan kadar air tinggi, 0,6; 0,4
yang telah di stockpile oleh exsavator lain. Sulit untuk
mengisi bucket dengan material tersebut

Sulit Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur


dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan,
batu bundar, pasir campur batu-batu bundar, tanah 0,5 : 0,4
berpasir, tanah campur tanah liat, tanah liat yang sulit
untuk dikeruk dengan bucket.

(Sumber: Rochmanhadi 1985:29)


Waktu putar dipengaruhi sudut dan kecepatan putar, menggunakan
tabel dibawah ini

Tabel 7. Waktu putar Exsavator


Sudut Putar Waktu Putar
45O – 900 4- 7
90O – 180O 5- 7
(Sumber: Rochmanhadi 1985:30)

Waktu buang tergantung terhadap kondisi atau tempat pembuangan,


a) Untuk dumptruck 5 – 8 detik
b) dan ketempat pembuangan 3 – 6 detik.
29

Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Rochmanhadi


1985:30)
Cm = waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang
Tabel 8. Waktu gali Exsavator
Kondisi Gali/
Agak
Kedalaman Galian Ringan Rata-Rata Sulit
Sulit
0m-2m 6 9 15 26
2m-4m 7 11 17 28
4 m - lebih 8 13 19 30
(Sumber: Rochmanhadi 1985:30)

b. Bulldozer
Produksi Buldozerper jam dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagi berikut. (Rochmanhadi 1985:17)
q x 60 x E 3
Q= m / jam, cu . yd / jam
Cm
Dimana : q = produksi per siklus (m3, cu, yd)
Cm = waktu siklus (dalam menit)
E = efesiensi kerja
Produksi per siklus
q = L x H2 x a
dimana : L = lebar susu (blade), (m, yd)
H = tinggi sudu (blade), (m, yd)
a = faktor sudu
dalam menghitung produktivitas standar dari suatu bulldozer, volume
tanah yang dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu
x (tinggi sudu)2
sesungguhnya produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung dari type
tanah, sehingga faktor sudu diperlukan untuk penyesuaian karena pengaruh
tersebut.

Tabel 9. Faktor Sudu Dalam Penggusuran.


  Derajat Pelaksanaan Penggusuran Faktor Sudu
30

Penggusuran Penggusuran dapat dilaksanakan dengan


ringan sudu penuh tanah lepas: kadar air rendah,
tanah berpasir tak dipadatkan, tanah biasa, 1,1 : 0,9
bahan/material untuk timbunan persediaan
(stocpile)
Penggusuran Tanah lepas, tetapi tidak mungkin
sedang mengusur dengan sudu penuh: tanah
0,9 : 0,7
bercampur kerikil atau split, pasir, batu
pecah
Penggusuran Kadar air tinngi dan tanah laiat, pasir
agak sulit bercampur kerikil, tanah liat sangat kering
dan tanah asli 0,7 : 0,6
Penggusuran Batu-batu hasil ledakan, batu-batu erukuran
sulit besar 0,6 : 0,4
(Sumber: Rochmanhadi 1985:18)

Waktu siklus dibutuhkan suatu bulldozer menyelesaikan satu siklus


(menggusur, ganti perselling dan mundur) dapat di hitung sesuai dengan
rumus berikut:
D D
Cm= + + Z (menit)
F R
Dimana: D = jarak angkut (m,yd)
F = kecepatan maju (m/min, yd/min)
R = kecepatan mundur (m/min, yd/min)
Z = waktu untuk ganti persenelling

Kecepatan maju dan mundur bulldozer


Untuk kecepatan maju berkisar antara 3 – 5 km/jam dan kecepatan
mundur antara 5 – 7 km/jam. Jika mesin menggunakan Torqflow maka
kecepatan maju diambil 0,75 dari maksimum sedangkan kecepatan mundur
0,85 maksimum.

Tabel 10. Waktu Yang Digunakan Untuk Persenelling


Waktu Untuk Ganti Persenelling
Mesin gerak langssung :  
31

-Dengan tongkat tunggal 0,10 menit


- Dengan tongkat ganda 0,20 menit
Mesin-mesin torqflow 0,05 menit
(Sumber: Rochmanhadi 1985:19)

c. Dumptruck
Produktivitas dumptruck ditentukan oleh beberapa faktor meliputi
waktu kerja, kondisi kerja, dan tata laksana faktor lain yang mempengaruhi
produktivitas dumptruck adalah situasi dan kondisi jalan kerja untuk
mendapatkan efesiensi kerja yang tinggi maka produktivitas harus
ditingkatkan. (Sari Utama dan Fery, 2019,164)
Waktu yang dibutuhkan pengambilan posisi muatan untuk loading.
Perhitungan waktu untuk siklus dumptruck (Cmt) : waktu muat + waktu angkut
+ waktu buang + waktu kembali. (Rochmanhadi 1985:32)
D D
( n x Cms ) + +t 1+ +t 2
V1 V2
C1
n= xK
Q1
Produktivitas dumptruck dapat dihitung dengan rumus berikut:
(Rochmanhadi 1985:32)
C x 60 x E
P=
Cmt
Dimana: Cmt = waktu siklus dumptruck
n = jumlah siklus yang diperlukan loader untuk mengisi
C1
dumptruck n= xK
q1
C1 = kapasitas rata-rata dumptruck(m3, cu yd)
q1 = kapasitas bucket dari loader (m3)
K = faktor bucket dari loader
Cms = waktu siklus loader (menit)
D = jarak angkut dumptruck (m, yd)
V1 = kecepatan rata-rata truck bermuatan (m/menit, yd/menit)
V2 = kecepatan rata-rata truck kosong (m/menit, yd/menit)

t1 = waktu buang + waktu stanbay sampai pembuangan


mulai (menit)
32

t2 = waktu untuk posisi pengisian dan untuk loader mulai


mengisi (menit)
Tabel 11. WaktuBongkar dan Tunggu Dumptruck
Kondisi Operasi Kerja t1 (Menit)
Baik 0,5 - 0,7
Sedang 1,0 - 1,3
Kurang 1,5 - 2,0
(Sumber: Rochmanhadi 1985:41)

Tabel 12. Waktu Untuk Posisi Pengisian dan Loader Mengisi


Kondisi Operasi Kerja t2 (Menit)
Baik 0,1 - 0,2
Sedang 0,25 - 0,35
Kurang 0,4 - 0,5
(Sumber: Rochmanhadi 1985:41)

d. Loader
Faktor-faktor yang yang harus diperhatikan dalam penetuan
produktivitas loader adalah sebagai berikut:
1) Kondisis material
2) Tipi buckhet dan kapasitasnya
3) Area untuk pergerakan loader
4) Waktu siklus loader
5) Waktu efisien loader

Produksi Loader dapat dihitung menggunakan persamaan berikut


(Rochmanhadi 1985:21).
q x 60
Q= xE
Cm
Dimana: Q = produksi per siklus (m3/jam)
q = produksi per siklus (m3)
E = efisiensi kerja
Cm = waktu siklus dalam menit
Sedangkan kapasitas bucket loader dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan, rumus kapasitas bucket (Rochmanhadi 1985:21)
q = q1 x K
dimana: q1 = kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam
33

spesifikasi
K = faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan
Keadaan

Kapasitas peres bucket dapat dihitung dengan persamaan berikut


(Rochmanhadi 1985:23)
2
Vs=A x W xa x b
3
Kapasitas munjung bucket dapat dihitung dengan persamaan berikut
bxW b
V =Vs x − x (a+ b)
8 6
Dimana: A = penampang melintang ditengah-tengah bucket (mm2)
W = lebar dalam rata-rata dari bucket (mm)
a = tinggi penahan tumoahan ditengah-tengah bucket tegak
lurus pada garis operasi (mm)
b = panjang bukaan pada tengah-tengah bucket (mm)

waktu siklus loaderuntuk menggusur, ganti persenelling dan mundue


diperhitungkan dengan rumus berikut.
1) Pada permukaan melintang
D D
Cm= + +Z
F R
2) Pada permukaan bentuk V
D D
Cm=2 x +2 X +Z
F R
3) Pada muat angkut
D
Cm=2 x +Z
F
Dimana: D = jarak agkut (m)
F = kecepatan maju (m/menit)
R = kecepatan mundur (m/menit)
Z = waktu tetap (menit)
Tabel 13. Faktor kapasitas BukcetWheel Loader
  Kondisi Pemuatan Faktor
Pemuatan ringan pemuatan material atau bahan dari
1,0 -
stockpile atau dari material yang telah
0,8
34

dikeruk oleh exsavator lain, dengan tidak


memerlukan lagi daya gali dan bahan dapat
dimuat munjung ke dalam bucket. Contoh
pasir, tanah berpasir, tanah collodial
dengan kadar air sedang dll.
Pemuatan sedang Pemuatan dari stocpile tanah lepas yang
lebih sukar dikeruk dan dumasukkan
kedalam bucket tetapi dapat dimuat sampai
hampir munjung (antara peres dan munjung
0,8 -
(penuh) contoh: pasir kering, tanah
0,6
berpasir, tanah campur tanah liat, tanah liat,
gravel yang belum disaring, pasir padat dan
sebagainya, atau menggali dan memuat
gravel lunak langgsung dari bukit asli.
Pemuatan yang Pemuatan batu belah atau atau cadas
agak sulit belah, tanah liat yang keras pasir campur
gravel, tanah berpasir, tanah colloidal yang
0,6 -
liat, tanah liat dengan kadar air yang tinngi,
0,5
bahan-bahan tersebut telah ada pada
stocpille atau persedian sulit untuk mengisi
bucket dengan material-material tersebut
Pemuatan yang Batu bongkah besar-besar dengan bentuk
sulit yang tidak beraturan dengan banyak
ruangan diantara tumpukannya batu hasil
ledakan batu-batu bundar yang besar- 0,5 -
besar, pasir campuran batu-batu bundar 0,4
tersebut, tanah berpsir, tanah lempung,
tanah liat yang tidak bisa dimuat gusur ke
dalam bucket
(Sumber: Rochmanhadi 1985:22)

Tabel 14.Waktu tetap Loader


Pemuatan Muat Dan
  Pemuatan V Melintang Angkut
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -
Mesin gerak hidrolis 0,2 0,3 -
Mesin gerak lordflow 0,2 0,3 0,35
35

(Sumber: Rochmanhadi 1985:25)

B. Penelitan Relavan
Pada penelitian ini juga menggunakan penelitian-penelitian yang
pernah dilaksanakan sebelumnya antara lain:
1. Produktivitas Penggunaan Alat Berat Pada Proyek Jalan Tol Trans
Sumatera, (Studi Kasus Kota Baru – Metro Sta 102+775-103+225).
Bedasarkan hasil penelitain yang dilaksanakan oleh Sari Dan Fery
(2019). Penelitian ini menganalisa perbandingan produktivitas alat berat pada
pekerjaan dilapangan dan secara teoritis yaitu waktu siklus, biaya dan volume.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil perbandingan alat berat atau
kombinasi pada pekerjaan dilapangan untuk alat berat,Exsavator dan Dump
Truck pada lokasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Bakauheni-Terbanggi (Paket III Kotabaru-Metro Sta 102-775-103+225). Hasil
dari penelitian ini adalah kombinasi 8,produktivitas alat berat dilapangan
selama 31 hari dengan penggunaan 8 unit Exsavator dan 64 unit Dump Truck
tronton dengan volume yang dicapai perhari 4,710.07 m3, dan dengan biaya
Rp. 3.716.596.944,96.

2. Analisis Produktivitas Alat Berat Proyek Studi Kasus Proyek


Pengembagan Bandar Udara Hasanudin Makasar.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Rasyid (2008)
tentang produktivitas alat berat bandar udara hasanudin, metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu pemilihan alat berat sehingga produktivitas
mencapai optimal dan menentukan dan menyusun komposisi alat berat yang
akan digunakan agar seluruh alat berat dapat bekerja secara optimal. Hasil
dari penelitian ini adalah dengan menggunakan 1 unit Exsavator 1 unit Pc
2006-6, 3 unit Wheel LoaderLx 100, 4 unit dump truck 5 m3. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah 2,5 bulan (410) jam dengan
biaya Rp. 205.670.846,00

C. Kerangka Pemikiran
Selama proses penelitian ini peneliti akan menganalisis produktivitas
alat berat pada proyek pembangunan bendungan margatiga kabupaten
lampung timur, untuk pekerjaan galian dan timbunan. Adapuan alat berat yang
36

ada dalam penelitian ini adalah 2 unit Exsavator 1,2 m3, 5 unit Bulldozer 100-
150 HP, 30 unit Dumptruck 15 ton dan 6 unit Loader/Dumptruck. Melalui
penelitian ini akan diketahui waktu siklus, produksi, kapasitas, dan harga
satuan dari setiap masing-masing alat berat terhadap volume pekerjaan yang
ada dilapangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas alat
berat dilapangan di antaranya, faktor alat berat, jenis volume pekerjaan, lokasi
pekerjaan, faktor operator dan lain-lain.
Kerangka pemikiran analisis produktivitas alat berat adalah untuk
mengetahui bagaimana volume pekerjaan alat berat yang ada dilokasi proyek
pembagunan yang bertujuan untuk mengetahui produktivitas masing-masing
alat berat dan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya sewa dan
operasional.

Pengumpulan Data Jenis Alat Berat

Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Survey Lapangan Atau Pengambilan Data Secara


Langsung Untuk Masing-Masing Alat Berat

Perhitungan Produktivitas/Volume masing-Masing


Alat Berat

Produktivitas Alat Berat dan Biaya Operasional Biaya,


Biaya Sewa Masing-Masing Alat Berat

Gambar 15. Kerangka Pemikiran Penelitian (Sumber: Ma’ruf Nuzola, 2020)

Anda mungkin juga menyukai