Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum

Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan sipil apabila diperhitungkan


masalah efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan pada proyek yang berskala
besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis atau dengan
menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan.

Peralatan barat biasanya digunakan untuk :


Penggalian, pengupasan, pembongkaran, dan penimbunan.
Perataan atau penyebaran.
Pembuatan profil permukaan.
Pemindahan atau pengangkutan.
Pemadatan.

Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas pekerjaan perlu dilakukan


perencanaan secara cermat dan teliti yang dilakukan oleh orang yang
mempunyai keahlian, pengalaman yang baik dan memiliki kemampuan
manajerial. Sasaran utama proyek adalah bagaimana dapat melakukan
efisiensi terhadap biaya, mutu, dan waktu (BMW).

Dalam pelaksanaan pekerjaan PTM yang perlu diperhatikan :


1. Perhitungan volume pekerjaan
a. Volume tanah (tanah asli, tanah lepas, tanah padat)
b. Jenis tanah.
2. Spesifikasi pekerjaan
a. Jenis pekerjaan (galian, timbunan, lean clearing, stripping,
pemadatan)
b. Hasil pekerjaan.
3. Pemilihan jenis peralatan atau alat yang digunakan
a. Jenis dan tipe alat
b. Kapasitas alat
c. Kemampuan dan suku cadang alat
4. Perencanaan sumber daya manusia (SDM) = man power
5. Mobilisasi peralatan
6. Perencanaan metode kerja
a. Organisasi pelaksanaan
b. Prosedur operasi kerja
c. Prosedur perawatan peralatan
d. Prosedur keselamatan kerja
e. Prosedur pelaporan administrasi dan keuangan
7. sarana pendukung di lapangan
a. Sistim perawatan alat-alat barat
b. Sistim logistik perawatan
c. Sistim komunikasi dan informasi kerja
2

1.2 Pengertian Dasar PTM

Pekerjaan PTM adalah suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah


tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis. Pekerjaan ini
melibatkan banyak variable yang perlu dimengerti dan dipahami, antara lain
pengertian terhadap tanah.

Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis (PTM)


yang berhubungan dengan sifat fisik tanah antara lain:

Berat jenis dan volume tanah.


Tingkat kekerasan
Tingkat kohesifitas
Bentuk tanah
Tingkat kepadatan
Gradasi tanah
Kadar air
Liquid limid, plastis limid, dan plestis indeks

1.3 Pengertian Dasar Pengoperasian Alat

Ada tiga hal perlu diperhatikan dalam manajemen alat-alat berat.

Kepemilikan Alat
Kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu perusahaan baik dengan
cara menyewa atau membeli.

Kemampuan Kerja Alat


Adalah kemampuan alat dalam melakukan kegiatan mengeruk menggusur,
mengangkut, atau memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain yang
diukur dengan satu satuan waktu (m3 /jam)

a. Kapasitas kerja alat : kemampuan kerja satu kali operasi


b. Produksi kerja alat : kemampuan kerja dalam satu jam

Perhitungan Biaya Operasi Alat.

1. Kemampuan produksi dipenganruhi oleh :


a. Pengaruh ketinggian.
b. Pengaruh temperatur
c. Pengaruh tekanan udara
d. Keadaan tanah yang dikerjakan
e. Percepatan alat.

2. Biaya pengoprasian alat berat dipengaruhi oleh :


a. Factor harga alat, umur alat, bunga modal, asuransi, dan nilai sisa.
b. Biaya operasi dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar,
pelumas, perbaikan sukucadang , dan operator
c. Biaya mobilisasi alat
3

1.4 Persiapan Pekerjaan PTM

1. Survei lapangan (site Survey)


Hal- hal yang perlu dilakukan dalam survey lapangan, antara lain
a. Keadaan lapangan
b. Kondisi tenaga kerja
c. Kondisi transportasi dan akomodasi.

2. Perencanaan

Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja yang akan
menjadi acuan kerja yang meliputi
a. Persiapan kerja
b. Struktur organisasi proyek
c. Penentuan metode dan prosedur kerja
d. Jadwal kerja (time schedule)
e. Penentuan jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan
dipergunakan
f. Penentuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan
digunakan
g. System logistik dan maintenance

3. Pelaksanaan Pekerjaan

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang menentukan


terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh tim manajemen
proyek, yang perlu diperhatikan dalam memulai pelaksanaan pekerjaan
adalah
a. Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan)
b. Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada
c. Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan
d. Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat,
sehingga tidak terjadi hambatan
e. Pengamanan lokasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan
dengan pekerjaan
f. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

1.5 Klasifikasi Alat


Alat berat dapat dikategorikan kedalam bebe\rapa klasifikasi. Klasifikasi
tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi
operasional alat berat.

1.5.1 Klasifikasi Fungsional Alat Berat.


Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah
pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat.
Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat Pengolah Lahan
4

Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan


asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai
diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan
maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan
menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah
paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain Dozer dapat
digunakan juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa
alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang
termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe,
dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut material.
Crane termasuk didalam kategori alat pengangkut material
karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan
kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak
jangkauan yang relative kecil. Untuk pengangkutan material
lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang
digunakan dapat berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini
memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke
dalamnya.
d. Alat pemindahan material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk
memindahkan material dari satu alat kealat yang lain. Loader
dan dozer adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat.
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan
tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga
dilakukan untuk pembuatan lapangan terbang dan jalan, baik
itu jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun
perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah
tamping roller, pneumatic tire, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material.
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam
menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari
alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan
aspal. Yang termasuk di dalam alat ini adalah stone crusher.
concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material.
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu
untuk menempatkan material pada tempat yang telah
ditentukan. Di ternpat atau lokasi ini material disebarkan
5

secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang


telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah
concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat
pemadat.

1.5.2 Klasifikasi Operasional Alat Berat


Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakkan atau statis.
Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas
berikut ini :
 Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang
menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari
alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban
karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada
conveyor belt.
 Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching
plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher
plant.

1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat


Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana
jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak
setiap alat berat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu
pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi
kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di
dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang
tidak sesuai dengan rencana.
Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat. dapat dihindari.
Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1.Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut,
meratakan permukaan, dan lain-lain.
2.Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total
atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas
alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.
3.Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun
vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-
lain.
6

4.Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya


operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam
pemilihan alat berat.
5.Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya
menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek
gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam,
dan sebagainya.
6.Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan : dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi
proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan
lokasi proyek di dataran rendah.
7.Jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat
yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras,
atau lembek.
8.Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang
baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

1.7 Alat Berat Pada Proyek – Proyek Konstruksi


Pada setiap proyek ada keunikan/kehususan dimana tidak semua
alat berat perlu dipakai di proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada
umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan,
jalan, dam, irigasi, pengerukan dan lain-lain.
1.Proyek Gedung
Alat berat yang umum dipakai di proyek - proyek gedung
adalah alat tiang pancang (pile driving), alat penggali (backhoe) ,
crane , truck mixer, car mix, concrete batching plant, Concrete pump,
stone crusher. Alat pemadat juga sering digunakan untuk
memadatkan tanah di sekitar basement.
2.Proyek Jalan
Alat berat yang umum dipakai pada proyek jalan baik jalan
aspal maupun jalan beton pada umumnya menggunakan alat gali
(excavator), dump truck, dozer, motor grader, alat pemadat ( vibrating
roller, Tandem roller, Pneumatic tire roller), loader, air compressor,
asphalt mixing plant, asphalt finesher, asphalt distributor/sparyer, air
compressor, concrete baching plant, truck mixer, concrete pump,
trailler, dan stone crusher.
3.Proyek Jembatan
Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain
adalah alat pemancangan tiang pondasi, dump truck, alat penggali,
crane, truck mixer, concrete mixer atau concrete batching plant, alat
pemadat vibrating roller, dan lain-lain.
7

4.Proyek Irigasi
Alat berat yang digunakan untuk proyek irigasi antara lain
adalah alat penggali, truck, concrete mixer, Loader, Bulldozer, Motor
Grader, alat pemadat, dan lain-lain.
5.Proyek Dam
Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali
tanah, crane, truck, concrete mixer truck, alat pemadat tanah, Ioader,
bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum dipakai untuk
proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer
digunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang
dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.

6. Proyek Pengerukan

Proyek pengerukan pada umum menggunakan alat pengeruk


misalnya grab dredger, bucket dredger, dipper dredger, rock cutter,
suction dredger, clamshell dredger, sand pump, excavator, whell
loader, bulldozer dan dump truck.
8

BAB II
TAHANAN DAN TENAGA
ALAT-ALAT BERAT

1. Tahanan gelinding
Tahanan gelinding (roling resistance) adalah tahanan gelinding
terhadap roda yang akan menggelinding akibat adanya gesekan antara
roda dengan permukaan tanah. Besarnya tergantung keadaan
pemukaan tanah dan berat kendaraan. Nilai tahanan gelinding dihitung
dengan persamaan 2.1.
Tahanan gelinding (kg) = W x r…………(2.1.)
Dengan
W = berat kendaraan (kg).
r = koefisien tahanan gelinding .

Tabel 2.1 koefisien tahanan gelinding


Roda baja Ban Karet
Bantalan- Roda dan Bantalan Gelinding
Jenis permukaan tanah bantalan Pelintas Jenis Tekanan Tekanan
luncur rantai ( kg/ton) tinggi Rendah
(kg/ton) (kg/ton) (kg/ton)
Beton halus 20 27 18 23
Aspal beton 25-35 30-35 20-33 25-30
Tanah dipadatkan dan dipelihara 30-50 30-40 20-35 25-35
Tanah kurang pemeliharaan 50-70 40-55 50-70 35-50
Tanah berlumpur tanpa pemeliharaan 100-125 70-90 90-110 75-100
Pasir dan Kerikil lepas, tanah sangat
berlumpur dan lembek 175-200 100-120 150-200 140-170
Sumber: Peurifoy, et al., 1996

Contoh Soal 1:
Berapakah tahanan gelinding dari D85A-12 (roda dan pelintas jenis
rantai) yang sedang menarik Scraper RS-16 pada Pasir ?
Data-data alat berat:
Berat D85A = 22.090 kg.
Berat RS-16 = 10.500 kg.
Data material.
Koefisien tahanan gelinding untuk pasir menurut Tabel 3.1. = 100
kg/ton (10%) peneyelesaian :
Tahanan gelinding (RR) = W x r
= 10.500 x 0,10
= 1050 kg.

Contoh Soal 2:
Soal sama dengan contoh soal 1. tetapi sekarang Scraper RS – 16 nya
dimuati tanah biasa dengan berat material 1725 kg/m 3. Muatan RS –
16 adalah 16 m3. berapakah Rolling Resistance (tahanan gelinding)
nya?

Penyelasaian
Tahanan gelinding = W x r
Dimana W = berat RS – 16 + berat muatan (tanah)
9

= 10.500 + 1725 x 16
= 38.100 kg.
Sehingga Tahanan gelinding = 38.100 kg

Contoh Soal 3:
Sebuah Dump-truck HD – 200 digunakan untuk menarik Scraper RS –
12 bermuatan tanah biasa, keadaan jalan jelek.
Berat HD – 200 = 20 ton
Berat RS – 12 = 9.2 ton
Koefisien tahan gelinding = 80 kg/ton (=8%. Roda dan pelintas jenis
rantai). Berat material = 1750 kg/m3.
Hitung besarnya tahanan gelinding yang diderita oleh HD – 200
tersebut.

2. Pengaruh Kemiringan (Kelamdaian) Medan Kerja


Tahanan kelandaian adalah tahanan yang akan dialami oleh setiap alat
yang mendaki. Ini timbul karena pengaruh gravitasi bumi. Tahanan ini
akan berubah menjadi (bantuan kelandaian) apabila alat penurun bukit.
Besarnya tahanan kelandaian ini dapat dihitung dengan persamaan 2.2
dibawah ini :

Tahanan kelandaian = W x %k (kg) ………………(2.2.)


Dimana W = berat kendaraan (kg0
%k = kelandaian (%).

Tabel 2.2. Konversi Derajad % kelandaian

Derajad Konversi % Derajad Konversi % Derajad Konversi %


1 1,8 11 19,0 21 35,8
2 3,5 12 20,8 22 37,5
3 5,2 13 22,5 23 39,1
4 7,0 14 24,2 24 40,2
5 8,7 15 25,9 25 42,3
6 10,5 16 27,6 26 43,8
7 12,2 17 29,2 27 45,4
8 13,9 18 30,9 28 47,0
9 15,6 19 32,6 29 48,5
10 17,4 20 34,2 30 50,0
Sumber. Rochmanhadi, 1992

Contoh soal:
Bila suatu Bulldozer tipe D50A-16 mendaki bukit dengan kelandaian
25,9 %, berapakah besar tahanan kelandaiannya ?
Berat D50A-16 = 11.400 kg

Penyelesaian:
Tahanan kelandaian = W x %k
= 11.400 x 0,259
= 2952,6 Kg
10

Soal latihan
Bulldozer D85A-18 digunakan untuk menarik scraper Rs-16 bermuatan
tanah biasa kelandaian bukit 10 derajad. Berat D85A-18 = 22 ton.
Sedangkan RS-16 + muatan = 29 ton. Berapakah tahanan kelandaian
yg diderita D85A-18 ?

3. Koefisien Traksi
Traksi adalah daya cengkram suatu alat akibat adhesi antara roda
penggerak dari alat tersebut dengan permukaan tanah. Batas kritis dari
daya cengkram ini disebut traksi kritis. Sebab alat tidak mungkin dapat
memiliki daya cengkraman melebihi batas kritis ini walaupun terhadap
alat tersebut dilakukan sesuatu perubahan horse-powernya meningkat.
Besarnya nilai traksi kritis ini dapat dihitung dengan menggunakan
persaman 2.3
Traksi kritis (Tk) = Wx ct kg)…………..(2.3)
Dimana:
W = berat kendaraan/ alat pada roda penggeraknya (kg)
ct = koefisien traksi yang besarnya pada tabel 2.3

Tabel 2.3 koefisien Traksi


Jenis Roda
Tipe dan Kedaan tanah Cushion
Ban Kelabang
track
1. Lempung, liat kering, tanah kering 0,55 0,7 0,9
jalan datar tanpa perkerasan,kering
2. Lempung tanah liat basah, lempung 0,45 0,55 0,7
liat becek, tanah pertanian basah
3.Tempat pengambilan batu 0,65 0,45 0,55
4. Pasir basah 0,40 0,45 0,50
5.Jalan kerikil, Gembur 0,36 0,40 0,50
6. Pasir kering, Gembur 0,20 0,30
7.Tanah basah berlumpur 0,20 0,25
Sumber: Rochmanhadi, 1992

Hendaknya diperhatikan dengan cermat pada saat menentukan berat


kendaraan pada roda penggeraknya

Arah puncak

Berat alat, W
Ft
permukaan

FR1 gaya perlawanan  tanah


gerak
Ws = W = Berat total alat

Gambar 2.1 Traksi menurut Jenis alat


11

Nilai traksi inilah yang merupakan tenaga yang tersedia lebih besar
dari traksi kritis, kita tidak dapat memanfaatkannya, sebab daya
cengkraman maksimalnya adalah traksi kritis.

Contoh soal :
Sebuah Bullsozer D60E-6 digunakan untuk menarik Harrow merk
Towner tipe 800 series. Berat D60E-6 adalah 18 ton. Berat harrow kira-
kira 4 ton. Menurut aturan pabrik pembuat Harrow tipe 800 series akan
memberikan tahanan sebesar 4500 kg, apabila ditarik ditempat rata.
Apabila D60E-6 tersebut harus menariknya ditempat yang mempunyai
kelandaian 8 %, mampukah alat tersebut menariknya ? koefisien traksi
= 0,65.

Penyelesaian :
Tahanan yang menjadi beban D60E-6 adalah tahanan kelandaian
D60E-6 + tahanan Towner.

Tahanan kelandaian D60E-6


GR = Wx%k = 18.000 x 8%
= 1440 kg.

Tahanan Towner
GR = 4500 + (4000 x 8%) = 4500 + 320 = 4820 kg
total tahanan = 1440 + 4820 = 6260 kg.
Tenaga yang bermanfaat = Traksi kritis

Traksi kritis D60E-6


Tk = 1800 x 0,65 = 11.700 kg

Kesimpulan :
D60E-6 mampu menarik Harrow, sebab 11.700 kg > 6260. kg.

4. Pengaruh Ketinggian Daerah Kerja (Altitude)

Altitude adalah ketinggian suatu daerah diukur dari permukaan air laut.
Perubahan kadar oksigen dalam udara akan berpengaruh terhadap
tenaga mesin suatu alat yang beroperasi pada suatu daerah dengan
ketinggian tertentu.
Mengingat makin tinggi daerah, makin berkurang prosentasi oksigen
ini, maka tenaga alat yang tersedia harus dikoreksi. Besarnya
penurunan tenaga tergantung system pengisapan udara dari segi
engine pada alat tersebut.
o Diesel 4 tak: alat dengan tenaga diesel jenis ini, akan mengalami
penurunan tenaga 1 % pada setiap 100 meter kenaiakan diatas
ketinggian – 300 meter dari permukaan laut.
o Diesel 2 tak: Alat dengan tenaga diesel jenis ini akan mengalami
penurunan tenaga sebesar 1 % untuk setiap 100 meter kenaikan
diatas ketinggian 150 meter dari permukaan laut
12

o Turbo charger : Alat dengan tenaga Turbo ini akan megalami


penurunan 1 % untuk setiap 150 meter kenaikan. Pada ketinggian
1500 meter dari permukaan laut.
Umumnya alat besar jarang digunakan untuk pekerjaan di
tempat yang demikian tinggi. Secara teoritis tenaga motor penggerak
peralatan berkurang 1 % setiap kenaikan 100 meter di atas 750 meter
dari permukaan laut.
Mesin-mesin penggerak utama disandarkan pada kondisi
temperature T = 600F = 150C dan tekanan = 30 m Hg = 75 cm Hg,
maka daya mesin dihitung dengan rumus :

Ket :
Ds = Daya standar (Hp)
Do = Daya pada lokasi tersebut (Hp)
Ps = Tekanan borometris standar (75 cmHg)
Po = Tekanan borometris lokasi (75 cmHg)
To = Temperatur absolut pada lokasi tersebut

Ts = Temperatur absolut standar

Do,Po,To

Lokasi Tsb.
Ds,Ps, Ts
Laut
Kondisi standart
Contoh soal 1:

Sebuah traktor dengan kapasitas 140 HP bekerja pada ketinggian


3000 meter di atas permukaan air laut.
Berapakah tenaga motor penggerak peralatan di tempat tersebut ?

penyelesaian :
kehilangan tenaga : 1%x140(3000-750) = 31,5 HP
100
tenaga motor penggerak peralatan = (140 - 31,5) HP
= 108,5 HP

Contoh soal 2 :
13

Sebuah bulldozer pada waktu pengujian dengan kondisi standart


( 150C, 75 cm Hg ) mempunyai daya 150 Hp. Berapa daya Dozer
tersebut pada ketinggian 1200 m dengan temperature 22 0C.
Penyelesaian :
dari tabel 9

5. Tarikan penggandeng (Drawbar-pull)

Drawbar pull adalah tenaga tarik tersedia yang dapat digunakan oleh
traktor untuk menarik suata muatan diacu sebagai tarikan batang
gandeng traktor (gantol/kait) yang terdapat dibagian belakang traktor.
Drawbar pull ini dinyatakan dalam kg.
Sebagai contoh DBP untuk D4E SA trak tipe traktor sebagai mana
terdapat pada gambar dibawah ini :
FGR-T FRR-T
Fa

FGR-L
TE
WT

FRR-L

* Gandengan dimana bekerja gaya DBP


WL

DRAWBAR PULL (DBP) = (0,454) kg.


HP = Daya mesin
G = Gigi perseneling
E = 75 - 85 %
R = Rolling radius roda gerak, diukur dari pusat roda (inch).

Contoh soal :

Sebuah tractor berat 15 ton mempunyai DBP = 5.684 lbs,


diperhitungkan pada nilai RRF = 110 lbs/ton.
Jika tractor bekerja pada jalan dengan RRF = 180 lbs/ton, maka:

DBP pada RRF 110 lbs/ton = 5.684 lbs.


Reduksi DBP = (180-110) x 15 = 1.050 lbs
Jadi DBP efektif tinggal = 4.634 lbs
= 2.103,84 kg.
14

7. Gaya Traksi (Rimpull)

Gaya traksi atau Rimpull adalah tenaga yang disediakan oleh mesin
untuk menggerakan roda pada wheel tractor. Biasanya dalam kg.
Untuk menghitung besarnya rimpull digunakan persamaan 3.4
375xHP x Efisiensi
Rimpul (kg) = (0,454)……………………….(3.4)
kecepatan (mph)
Efisiensi berkisarar antara 75 – 85 %

Contoh soal :
Sebuah traktor dengan mesin 150 HP, berjalan pada gigi 1 dengan
kecepatan maksimun 3,5 mph . Berapa rimpull yang dipunyai pada
gear pertama ?
Penyelesaian :
Efisiensi diambil 80%, dimana 1 lbs = 0,454 kg.

Rimpull = (0,454) = 5837,14 kg


15

BAB III
PENGENALAN JENIS ALAT

3.1. Pengertian Alat-Alat Berat

Alat-alat berat adalah salah satu unsur penunjang pelaksanaan pekerjaan


dalam rangka mencapai rencana atau target yang meliputi kualitas, kuantitas,
waktu dan biaya.
Alat-alat berat tersebut di atas terdiri dari alat penggerak utama (prime mover)
dan alat tambahan (attachments).

3.2. Alat Penggerak Utama.

Bilamana kita melihat sebuah alat berat yang sementara beroperasi, maka
kegiatan alat berat tersebut terdiri dari tiga gerakan yaitu bergerak maju,
mundur dan berputar.gerakan-gerakan tersebut bersumber dari alat
penggerak utama yang memperoleh tenaga gerak dari tracktor. Tracktor
adalah alat yang dapat merubah tenaga mesin menjadi tenaga traksi. Tenaga
traksi yang terjadi itu terutama digunakan unuk menarik, mendorong dan
untuk maksud-maksud tertentu lainnya.

Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, maka tracktor menjadi alat


serba guna yang merupakan tempat kedudukan atau tempat memasang
bermacam-macam alat kerja dan alat-alat penggerak utama, yang terdiri
dari :
a) Chasis.
Kerangka (frame).
Bumper.
Pegas.
Roda dan ban.
b) Cabin, yaitu tempat pengemudi dan instrumen pengontrol.
c) Badan (body).
Bak muatan.
Sistem hidroliknya.
d) Mesin penggerak.
Mesin.
Perseneling.
Kopling.
Sumbu gerak, dan lain sebagainya.

3.3. Alat-Alat Tambahan.

Untuk mencapai suatu tujuan atau maksud tertentu seperti mendorong,


menggali, mengangkat dan memuat, maka alat penggerak utama itu diberikan
suatu alat tambahan (attachment) sehingga maksud tersebut di atas dapat
tercapai dengan baik.
Bentuk dan konstruksi daripada alat-alat tambahan tersebut beraneka ragam
dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
16

Bulldozer ;
1. Angle Dozer 8. Rake
2. Straigh Dozer 9. Chip
3. Straigh Tilt 10.Trimming
4. U Dozer 11. Snow Plow
5. Coal 12. Multi Shank Ripper
6. Cushion 13. Giant Ripper
7. Pusher Plate 14. Towing Winch.

Dozer Shovels Wheel Loader


1. Large Bucket 1. Log Clam
2. Rock 2. General Purpose
3. Skeleton 3. Spade Nose
4. Multi Purpose 4. Multi Purpose
5. Side Dump 5. Large
6. Three Way
7. Log Clam

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa jenis alat besar yang sering
digunakan dalam pekerjaan konstruksi teknik sipil, sebagai berikut :
a. Tracktor (Bulldozer)
b. Excavator
c. Wheel Loader
d. Scraper.
e. Motor Grader.
f. Dump Truck dan Belt Conveyer
g. Compactor (alat pemadat).
h. Stone Crusher (alat pemecah batu).
i. Alat-alat stabilitas tanah.
j. Alat-alat pengelola aspal.
k. Alat-alat pengelola beton.
l. Alat-alat Pengangkat (Crane)
m. Alat-alat keperluan blasting (peledakan).
n. Dredger (Alat pengerukan).

3.4. Tracktor

Tracktor adalah suatu alat yang dapat merubah tenaga mesin menjadi tenaga
traksi.Penggunaan tracktor pertama-tama sebagai alat untuk menarik,
mendorong dan sebagai tempat kedudukan (mounting).

Tracktor terdiri dari :


1. Crawler tracktor.
2. Wheel tracktor.

3.4.1 Tracktor Beroda Rantai (Crawler Tracktor).

Pada pekerjaan konstruksi khususnya pada pekerjaan pemindahan tanah


boleh dikatakan bahwa crawler tracktor mempunyai kegunaan terbesar,
17

sebagai alat pokok atau utama, ini disebabkan karena alat tersebut adalah
alat yang serbaguna.

Klasifikasi tracktor macam ini biasanya dilakukan atas dasar jumlah tenaga
yang disediakan oleh mesinnya dan berat keseluruhan karena tenaga tarik
maksimal, kecuali ditentukan oleh besarnya horse power (Hp), juga oleh berat
tracktor dan koefisien traksinya.
Lampiran 3 menunjukan klasifikasi Crawler tracktor.

Adapun sifat dari alat ini adalah sebagai berikut :

Keuntungannya :
 Dapat dipakai bekerja di atas tanah lunak karena tenaga traksi alat ini
besar.
 Dapat bergerak di atas tanah yang berlumpur.
 Dapat bergerak di atas permukaan jalan berbatu-batu tajam, dimana bila
menggunakan ban karet akan cepat rusak.
 Tidak terlampau banyak memerlukan jalan kerja.
 Dan lain-lain.

Kerugian :
 Untuk jarak angkut yang jauh tidak menguntungkan, karena kecepatan
geraknya tidak besar.
 Akan merusak jalan aspal bila berjalan di atasnya, sehingga untuk
mengangkutnya memerlukan alat angkut khusus bila melalui jalan aspal.
Bila terpaksa juga harus berjalan di atas aspal, maka track chainnya harus
diberi perlengkapan khusus yang disebut sepatu roda rantai.
 Untuk berputar maka seluruh badan tracktor akan berputar.
 Dan lain-lain.

3.4.2. Traktor Beroda Ban Karet (wheel tracktor).

Tracktor tipe ini digunakan bila diperlukan kecepatan gerak tinggi, sehingga
dalam penggunaanya hanya untuk beban-beban yang tidak terlalu besar dan
memerlukan jalan angkut khusus yang terpelihara baik, dimana tentunya akan
menambah biaya pelaksanaan pekerjaan. Tenaga tarik tarik tracktor tipe ini
sangat dipengaruhi oleh keras lembeknya permukaan tanah yang dilewati,
dan jika dibandingkan dengan crawler tracktor yang mempunyai daya apung
yang lebih besar, karena meskipun jumlah tekanannya besar tetapi tekanan
persatuan luas permukaan adalah kecil hal ini disebabkan karena luas bidang
singgung antara permukaan tanah dan roda rantai adalah kecil.

Adapun sifat tipe alat ini adalah sebagai berikut :

Keuntungan :
 Kecepatan gerak alat ini relatif besar sehingga lebih mudah bergerak dari
satu tempat ketempat yang lain walaupun jaraknya cukup jauh, dengan
demikian untuk mengangkutnya memerlukan alat angkut khusus.
 Menguntungkan untuk angkutan jarak jauh.
18

Kerugian :
 Operator alat ini lebih cepat letih daripada operator Crawler.
 Tidak dapat bekerja di atas tanah yang lunak.
 Jalan-jalan angkut di proyek memerlukan pemeliharaan yang terus-
menerus.
 Ban karet yang dipakai alat ini lebih cepat rusak karena aus, atau
disebabkan karena pengaruh zat kimia (aspal, minyak dan sebagainya
yang mengikis karet tersebut).

Pada pemilihan tracktor haruslah dipertimbangkan untung ruginya agar


supaya terdapat keseimbangan antara pembiayaan peralatan dengan
produksinya.
Berbagai pertimbangan sehubungan dengan penggunaannya, maka tracktor
beroda ban dibuat dalam dua macam, yaitu ; tracktor beroda dua ban dan
tracktor beroda empat ban.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan macam-macam
tracktor tersebut di atas dapat diberikan sebagai berukut :

A. Traktor beroda dua ban


 Memungkinkan untuk bergerak lebih banyak karena ukuran trakctornya
lebih kecil.
 Muatan yang dapat ditarik lebih besar oleh karena seluruh berat
kendaraan ditambah sebagian berat muatan, dilimpahkan terpusat
kepada roda penggerak.
 Rolling resistance (tahanan gelinding) kecil karana jumlah roda sedikit.
 Roda ban yang dipelihara lebih sedikit.
B. Tracktor beroda empat ban.
 Lebih mudah dikemudikan oleh karena kedudukannya stabil sehingga
memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada operatornya.
 Pada jalan yang rata kurang goncang.
 Memungkinkan untuk dijalankan lebih cepat.
 Dapat dijalankan sebagai kendaraan yang tersendiri.

Perbedaan yang terpenting antara Crawler tracktor dengan Wheel tracktor,


dalam operasinya dapat dilihat jelas pada karakteristik Drawbar pull/Rimpul
berikut ini :
 Kekuatan dorongnya Crawler Tracktor lebih besar daripada Wheel
Tracktor.
 Kecepatan dari Wheel Tracktor jauh lebih besar dari Crawler Tracktor.

Untuk keperluan menarik, mendorong dan sebagainya maka tracktor diberi


alat tambahan yang dapat dipergunakan untuk maksud tersebut di atas. Alat
seperti ini dikenal dengan nama Dozer, dimana jenis Dozer ini dapat dibagi
atas :
A. Straight Dozer.
Alat ini digunakan khusus untuk mendorong lurus ke depan, disamping itu
juga untuk menarik alat lain.
B. Angle Dozer.
19

Alat ini dipergunakan untuk mendorong lurus ke depan dan juga dapat
mendorong muatan ke samping sumbu gerak kendaraan. Kedudukan
blade alat ini disamping menghadap ke depan, juga dapat distel pada
kedudukan miring dan rata.
C. Tilt Dozer.
Kedudukan blade pada alat ini sama dengan kedudukan blade pada anle
dozer, hanya saja pada alat ini, blade masih memungkinkan terangkat
sebelah ke atas.
Pada umumnya alat ini cocok sekali digunakan untuk pemotongan tebing,
penggalian akar-akar pohon dan pembongkaran batu yang ada diatas
permukaan tanah. Dan untuk keperluan ripping, maka dozer dapat
dilengkapi dengan ripper.

3.5. Excavator

Excavator mula-mula adalah alat pekerjaan tanah saja, tetapi dalam


perkembanagan selanjutnya dipergunakan pula untuk Crane (kran).
Perbedaan prinsip excavator dan tracktor adalah, bahwa excavator ada dua
bagian pokok yaitu :
1. Traveling unit (bahagian untuk jalan).
2. Rotary unit (bahagian yang dapat berputar ).

Traveling unit dapat menggunakan ban (wheel mounted) atau rantai


kelanbang (Crawler), dipergunakan untuk maju, mundur dan membelok.

Rotary unit dipasang pada traveling unit dengan sumbu vertikal, hingga dapat
berputar 3600 melalui sumbu tersebut, di atas traveling unit. Di dalam rotary
unit ditempatkan perlengkapan untuk menjalankan dan operasi alat berupa,
hydraulic control unit atau cable controlunit atau juga pneumatik unit.
Adapun tipe dari pada excavator ditunjukan pada lampiran 3
Pembagian dari jenis excavator disesuaikan dengan alat tambahan
(attachment) yang dipasang pada alat itu, dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Power shovel
Power shovel adalah suatu excavator yang memakai alat tambahan crane
dan bucket. Alat ini sangat baik digunakan untuk pekerjaan tanah, seperti
pekerjaan galian dengan tidak memerlukan bantuan dari alat lain dan
sekaligus memuatnya ke dalam truk-truk atau alat-alat angkut lainnya.
2. Dragline
Alat ini diperoleh dengan memasang alat tambahan pada excavator yang
berupa boom crane dan drag bucket.dengan pemasangan alat ini maka
excavator dapat melakukan pekerjaan menggali dan memuat.
Dragline mengambil material dalam jarak jangkauan yang jauh dari
landasan, material harus lepas dan lunak, misalnya lumpur dan lain-lain.
3. Clamshell.
Alat ini sama dengan dragline, hanya saja menggantikan drag bucket
dengan clamsheelbucket, maka kita mendapatkan suatu alat yang disebut
clamshell. Pada umumnya clamshell tidak dapat mengambil pada tanah
yang keras dan akan lekas rusak bila bila dipaksakan untuk menggorek
permukaan tanah keras tersebut. Daya mampu alat ini ditentukan oleh
20

batas-batas daya angkut crane yang diberikan pada alat tambahan


clamshell tersebut.

4. Back hoe.
Alat ini merupakan bahagian dari excavator, yang dibuat khusus untuk
melakukan penggalian di bawah permukaan tanah. Berlainan dengan
power shovel yang ditunjukan untuk penggalian di atas permukaan
tanah.
Keuntungan dari alat ini jika dibanding dengan golongan draglne dan
clamshell yang juga dapat menggali di bawah permukaan tanah, ialah
bahwa back hoe ini dapat menggali sambil mengatur kedalaman yang
lebih seksama. Disamping itu kekakuan konstruksi backhoe lebih baik
dari kekakuan dragline dan clamshell.
Bagian-bagian yang terpenting dari alat tambahan backhoe adalah boom,
hose, tangkai bucket dan lain-lain. Seperti halnya pada bucket shovel,
dragline, clamshell, maka untuk backhoe dibuatkan pula bucket untuk
pekerjaan yang umum (general purpose) dan pekerjaan-pekerjaan yang
khusus, seperti untuk pembuatan parit-parityang sempit dan sebagainya.
Mulut pada back hoe ini menghadap pada operator pada saat tangkai
bucket berada pada keadaan tegak ke bawah. Pada bagian bucket
diberikan suatu kuku agar supaya bucket tersebut lebih mampu untuk
mendesak masuk kedalam tanah.

5. Crane dan pile hammer load.


Crane adalah pengangkat dan pile hammer load banyak dijumpai
di kota-kota untuk memancang tiang pangcang gedung-gedung
bertingkat dan lain-lain. Ada beberapa jenis alat pemancangan tiang
yang umum digunakan di dalam proyek konstruksi adalah :
a. Drop hammer.
Adalah merupakan palu berat yang diletakkan pada ketinggian
tertentu di atas tiang, palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
kena bagian atas tiang yang sudah dilengkapi topi atau cap.
b. Diesel hammer (pemancangan diesel).
Alat tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan
hammer lainnya, serta terdiri dari hammer dengan penggerak disel dan
sumber enerji yaitu berat sendiri pemukul akibat tekanan udara dan
pembakaran bahan baker motor disel.
c. Hydraulic hammer (pemancangan hidrolis).
Hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi
tiang baja H dan pondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram,
didorong, dan ditarik dan cara kerja hammer ini berdasarkan
perbedaan tekanan pada cairan hidrolis.
d. Vibratory pile driver (pemancangan dengan getaran).
Alat ini memancang dengan memakai getaran sehingga sangat
baik dimanfaatkan pada tanah lembab, jika material berupa pasir
kering maka pekerjaan menjadi sulit.

3.6. Scraver.
21

Scraver adalah alat yang dapat digunakan untuk memotong atau mengupas
tanah lapis demi lapis dan mengangkutnya dari satu tempat ketempat yang
lainnya, kemudian meletakan atau menghamparnya pada daerah kerja atau
membuang pada tempat yang dikehendaki. Jadi dapat dikatakan bahwa
scraver adakah perkawinan antara sebuah dozer dengan kombinasi loader
dan truck, meskipun perkawinan ini tidak memberikan kesempurnaan seperti
alat aslinya yaitu dozer, loader dan dump truck.scraver dapat bekerja untuk
memotong material-material seperti bahan batuan dan pekerjaan tanah yang
beraneka ragam. Perlu diperhatikan bila pekerjaan pemotongan tanah
liat/berlumpur atau pada anah hitam, maka scraver kurang efisien
dikarenakan bahan-bahan tersebut akan menumpuk pada dinding bowl yang
menimbulkan kemacetan.juga pada tanah yang sangat lembek penggunaan
scraver adalah sangat tidak sesuai, karena roda-rodanya akan trbenam pada
tanah lembek tersebut. Sedang pada pasir lepas pengerjaannya adalah sukar
karena tidak dapat mengisi bowl dengan baik. Kecuali pada tanah berpasir
yang agak basah dan juga pada tanah yang sedikit lembek, maka
penggunaan scraver adalah cocok sekali, oleh karena material-material
tersebut akan dapat terpotong dengan mudah dan dimuat sepenuh bowl.
Klasifikasi scraver tarik di tunjukan pada tabel lampiran 3.
Adapun tipe-tipe dari scraver adalah sebagai berikut :
1. Scraver tarik (towed scraver).
Jenis scraver ini pengoverasiannya perlu ditarik oleh sebuah prime mover
yaitu crawler tracktor.
Pemilihan pada crawler tracktor ini disebabkan oleh drawbar pull yang
besar dan traksi yang baik serta tidak memerlukan jalan angkut yang
terpelihara dengan baik. Akan tetapi jarak angkut bertambah panjang,
maka kecepatan kecil ini menyebabkan turunnya produksi per jam dari
scraver dan pelaksanan menjadi tidak ekonomis. Oleh karena traksinya
yang besar, maka scraver ini dapat melakukan pemotongan dan
pemuatan dengan sendiri tanpa memerlukan bantuan peralatam lain untuk
mendorongnya.
Untuk mengatasi ketidak efektifannya pada jarak angkut yang jauh, maka
sebagai prime movernya dapat dipilih traktor beroda ban karet (whell
traktor) yang dapat berjalan lebih cepat. Penggunaan prime mover dari
tracktor roda ban, diperlukan jalan angkut yang terpelihara dengan baik,
sedang pada waktu memuat biasanya diperlukan push dozer untuk
mendorong scraver.
2. Scraver bermesin sendiri (motorozed scraver)
Macam scraver ini dioperasikan dengan sisitem hidrolik dari tracktor
beroda dua. Klasifikasi scraver ini diperlihatakan pada tabel lampiran 4.
Scraver bermesin sendiri terdiri dari :
 Motor scraver bermesin tunggal.
Jenis mesin ini merupakan scraver yang paling banyak digunakan,
akan tetapi memotong tanah dan memuat sendiri kedalan bowl,
biasanya masih perlu bantuan push dozer untuk mendorongnya.
 Motor scraver bermesin ganda .
Scraver jenis ini dilengkapi dengan dua mesin penggerak di muka dan
di belakang. Scraver jenis ini dikembangkan untuk memperoleh tenaga
roda (rim pull) yang besar, sehingga memungkinkan bisa bekerja pada
kondisi tanah yang kurang baik, dan daerah lereng bukit.
22

 Motor scraver dengan dua unit bowl.


Jenis ini sama halnya dengan tipe scraver bermesin ganda, hanya
bowlnya ada dua unit .
Penggunaan tipe scraver ini dimaksudkan untuk usaha-usaha
meningkatkan hasil produksi scraper tiap jamnya.
 Elevating scraver
Tipe ini sama halnya dengan tipe scraver yang lainnya, dimana usaha
untuk memuat masih perlu bantuan push dozer untuk mendorongnya.
Cara untuk memuat tanpa bantuan push dozer dilakukan dengan
memasang suatu elevator di depan scraver sedemikian, sehingga
tanah yang tergali di depan cutting edge diangkut naik oleh elevator
masuk kedalam bowl yang sekaligus juga memecah gumpalan-
gumpalan tanah.

3.7. Motor Grader

Grader adalah salah satu alat yang paling cocok untuk keperluan
pengrataan tanah, dalam rangka membentuk permukaan tanah secara
mekanis. Nama grader sesuai dengan maksud alat itu, yaitu untuk
memberikan suatu bentuk tertentu (grade), seperti yang direncanakan
kepada sesuatu permukaan tanah yang telah selesai diratakan sebagai
pekerjaan akhir (finishing), meskipun dapat digunakan untuk keperluan
lain, misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran material,
pengrataan tanggul-tanggul dan sebagainya, walaupun hasilnya tidak
sesempurna dari alat khusus yang dibuat untuk itu. Hanya operator
yang berpengalaman yang dapat mencapai hasil yang memuaskan,
pada penggunaan grader secara darurat ini.
Klasifikasi motor grader ditunjukan pada tabel lampiran .
Adapun jenis-jenis grader yang dikenal adalah sebagai berikut :
 Grader bermesin sendiri (self powerer grader).
 Grader yang ditarik (towed grader).
1. grader bermesin sendiri (self powered grader)
jenis grader ini, digunakan pada konstruksi pada pembuatan jalan, untuk
pekerjaan penggalian tepian-tepian, membentuk permukaan tepian,
memotong dan sebagainya. Grader yang bertenaga besar dan bermesin
sendiri, dapat pula dipakai untuk membentuk badab jalan dari permukaan
ketinggian sampai kepada pekerjaan perataan, membentuk menjadi
bagian yang rata dan membetukmpula prfil-profil dari pada badan jalan
tersebut.
Grader bermesin sendiri ini, merupakan peralatan yang sangat berguna,
dimana pisaunya dapat diatur dengan banyak sudut variasi, baik pada
arah tegak, ataupun mendatar bahkan kearah samping.
Grader ringan dengan semua roda kemudi dikontrol secara hydrolisis.
Grader bermesin sendiri ini dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Ditinjau dari beratnya
 Grader ukuran ringan (1 s/d 9 ton), dipergunakan untuk memelihara dan
bekerja pada jalan-jalan yang kecil dan untuk membuat jalan tanah dan
pekerjaan-pekerjaan ringan lainnya.
23

 Grader ukuran sedang (10 s/d 12 ton), dipergunakan untuk membentuk


badan jalan pada pembuatan jalan yang tidak terlalu besar, untuk
memotong tanah yang lembek dan pekerjaan perbaikan.
 Grader ukuran berat(13 s/d 15 ton), dan sangat berat(17 s/d 23 ton),
dipakai untuk menaggulangi pekerjaan-pekerjaan yang besar, misalnya
untuk mengatur volume tanah atau memindahkan tanah yang sukar.
b) Ditinjau dari desain daripada gigi penggerak
 Empat roda (dengan satu atau dua as penggerak)
 Enam roda (dengan dua atau tiga as penggerak).

2. Grader yang ditarik (towed grader)


Grader yang ditarik memerlukan alat penarik tracktor, yang diperlengkapi
dengan pengontrololan tangan untuk pisau atau pengontrolan bulatan.
Grader yang ditarik memerlukan tambahan operator sebagai tambahan
dari operator trcktor, seperti halnya grader bermesin sendiri, dimana dia
hanya satu-satunya orang yang menggerakan seluruh unit.

3.8. Dump Truck

Dump truck adalah alat pengangkutan yang digunakan untuk pekerjaan-


pekerjaan konstruksi sipil, dimana muatan yang terdapat di dalamnya
ditumpahkan sendiri tanpa bantuan peralatan lainnya. Penumpahan muatan
ini dilakukan dengan cara mengangkut salah satu bagian dari badannya
dengan alat hydrolisis sedemikian rupa, sehingga badan lainnya tetap dan
berputar pada ensel-ensel yang tersedia.
Adapun tipe-tipe dump truck dapat ditunjukan pada tabel lampiran
Berdasarkan cara penumpahannya dump truck dibagi menjadi tiga ,
yaitu :
1. Penumpahan ke belakang (rear dump truck ).
2. Penumpahan ke samping (side dump truck)
3. Penumpahan kebelakang dan ke samping.
Dalam menentukan daya muat dump truck ada tiga cara yang dipergunakan
yaitu :
1. Berdasarkan berat muatan (ton).
2. Berdasarkan volume muatan (meter kubik).
3. Berdasarkan isi munjung (meter kubik).
Isi munjung berubah-ubah menurut bahan yangdiangkut tergantung dari
keadaan jalan yang ditempuh (halus atau berlubang ) dan mengingat
kemanpuan dari massa bahan yang dimuat munjung itu.

3.9. Alat pemadat (compactor).


Alat ini dipergunakan untuk memberikan kestabilan pada bahagian-bahagian
konstruksi, misalnya pada jalan raya, landasan lapangan terbang dan lain-lain. Adapun
jenis-jenis alat pemadat antara lain :

1. Tamping roller.
2. Pneumatic roller.
3. Flat wheel roller.
4. Vibrating roller.
24

3.9.1 Tamping Roller.

Mesin-mesin gilas yang termasuk tamping roller digunakan untuk


memadatkan bagian dasar konstruksi (sub grade) dan tanah timbunan. Sifat
pemadatan mesin gilas dari golongan ini disebut ”pemadatan dari bawah”,
artinya yang padat lebih dahulu adalah bagian bawah dari suatu lapisan yang
sedang dipadatkan, dan pada akhirnya sampai kepermukaan lapisan
tersebut.hasil pemadatan dari gelas tipe ini dapat dengan mudah dilihat bila
sudah cukup padat, maka mesi gilas ini dapat meninggalkan bekas-bekas
yang dalam lagi.
Mesin-mesin yang populer dari golongan ini antara lain :
 Sheeps foot roller.
 Pad roller atau segment roller.
 Mesh grid roller.

3.9.2 Pneumatic Roller.

Mesin-mesin gilas yang termasuk golongan ini, mesin-mesin gilas yang


mempunyai ban roda karet. Mesin gilas macam ini biasanya mempunyai
roda/ban 9 buah, 11 buah yang lebih banyak. Mesin gilas penggerak (motor )
sendiri. Kegunaan dari mesin gilas ini ialah untuk memadatkan ”sub base”
ataupun ”base course” yang tidak mengandung butir-butir kasar dan tajam.

3.9.3 Flat Wheel Roller.

Mesin golongan ini ditandai dari roda-roda yang rata. Dalam golongan ini
terdapat beberapa tipe yang penggunaannya mempunyai tujuan sendiri-
sendiri, Yaitu :
a) Three Wheel Roller.
Mesin gilas tiga ini, mempunyai susunan roda sebuah di muka dan dua
buah di belakang. Kegunaannya yaitu untuk memadatkan konstruksi
macadam, yaitu ”base course” yang terdiri dari butiran-butiran besar.
b) Tandem roller dua as/roda (muka belakang).
Mesin gilas ini digunakan terutama sebagai finishing roller pada pekerjaan
permukaan. Banyak pula digunakan untuk pemadatan base course.
c) Three-axle tandem roller.
Mesin gilas ini mempunyai tiga as yang berjejer kebelakang. Mesin gilas
tipe ini dipergunakan terutama sebagai finishing roller.
Sifat pemadatan mesin gilas golongan ini dinamakan pemadatan dari atas.
Artinya dari suatu lapisan yang dipadatkan, yang padat lebih dahulu
adalah bagian atas kemudian lapisan atas yang padat itu memadatkan
bagian bawahnya dan seterusnya sampai seluruh lapisan menjadi padat.

3.9.4 Vibratin Roller.

Mesin gilas ini sebenarnya termasuk pula dalam golongan ”flat wheel roller”
Mesin gilas tipe ini diberi tambahan alat (komponen) yang memberi getaran
pada roda-rodanya. Dengan getaran tersebut dapat dicapai tenaga
25

pemadatan yang lebih dalam, sehingga pemadatannya lebih dalam, sehingga


pemadatannya lebih besar.

Vibrating roller sangat baik digunakan untuk memadatkan lapisan yang


berbutir-butir seperti pasir dan batu-batuan. Sebaliknya alat ini dianjurkan
jangan digunakan untuk pekerjaan perbaikan setempat. Karena getarannya
dapat merusak sekitar bagian-bagian yang dibetulkan.

3.10. Stone Crusher (Alat Pemecah Batu).

Menurut fungsinya stone Crusher terbagi atas beberapa jenis antara lain :
1. Primary Crusher (pemecahan tahap pertama ).
2. Secundary Crusher (pemecahan tahap kedua ).
3. Tertiary Crusher (pemecahan tahap ketiga ).
Belum ada ketentuan khusus mengenai konstruksi jenis-jenis crusher, akan
tetapi melihat hasil yang dikembangkan di pasaran alat-alat untuk konstruksi
ini, maka jenis yang dipergunakan untuk masing-masing tahap crushing
adalah sebagai berikut :
 Untuk tahap pertama dipergunakan Jaw Crusher .
 Untuk tahap kedua dipergunakan Cone Crusher.
 Untuk tahap ketiga dipergunakan Roll Crusher.
Alat-alat pelengkap atau alat yang ditujukan untuk mengatur masuknya
bahan-bahan baku kedalam Crusher dan mengatur penyaluran hasil crusher
menurut besarnya butir-butir material dari :
 Scalping.
Alat ini terdiri dari batang-batang baja sejajar satu sama lain, sehingga
jarak masing-masing batang baja merupakan harga batas butir-butir yang
kita inginkan masuk kedalam crusher.
 Apron feeder.
Apron feeder adalah sebuah track (roda rantai) dengan ukuran yang
cukup besar untuk menerima muatan butir-butir batu selanjutnya batu-batu
itu diantar oleh truck masuk ke dalam corong (hopper) yang berlubang
dasarnya berupa lantai (apron). Roda rantai ini berjalan membawa batu-
batu yang berasal dari apron feeder masuk ke dalam mulut stone crusher.
 Belt Conveyer.
Alat ini merupakan ban pengangkut yang dipergunakan untuk mengangkut
butir-butir batu yang berasal dari hasil pemecahan stone crusher.
 Ayakan .
Ayakan ini dimaksudkan untuk memisahkan butir-butir besar dan butir-
butir kecil.

3.11. Alat-Alat Stabilitas Tanah.

Pengertian mengenai stabilitas tanah ialah memberikan kemampuan pada


tanah, baik ia berada dalam keadaan basah maupun berada dalam keadaan
kering. Pelaksanaan stabilitas tanah pada hakekatnya adalah melakukan
pekerjaan pencampuran berbagai bahan sampai homogen, sehingga dengan
demikian alat-alat atau masing-masing yang diperlukan bertujuan untuk
mencampur (mixing). Secara garis besarnya dikenal dua cara untuk
mengadakan pencampuran bagi stabilitas tanah yaitu :
26

1. Pland mixed.
2. Mixed in place.

3.11.1. Pland Mixed.

Alat yang paling sederhana digunakan untuk mengaduk beton biasa (conrete
mixer) atau beton moleng. Meskipun hasilnya sudah barang tentu tidak terlalu
baik, tetapi untuk pekerjaan yang tidak terlalu berkualitas mix yang sempurna,
maka penggunaan alat ini merupakan pemilihan yang tepat dipandang dari
segi penghematan.

3. 11. 2 Mixed In Place.

Pengertian mixed in place adalah mengadakan pencampuran material


dengan tanah yang akan distabilisasi, pada tempat dimana campuran itu akan
digunakan. Alat yang sering diginakan untuk pencampuran ini adalah grader,
tetapi apabila diperlukan hasil campuran dalam volume yang besar maka
grader tidak efisien lagi untuk digunakan karena banyak waktu yang hilang
dalam produksi.
Apabila diperlukan volume dalam jumlah yang besar, maka digunakan alat
khusus yang disebut vulvi mixer atau stabilizer Road.

3.12. Alat Pengelola Aspal.

Yang dimaksud alat pengelola asapal tentunya tidak ditujukan untuk


prosesing aspalnya sendiri, tetapi untuk memasak aspal, mencampur aspal
dengan bahan agregat sedemikian rupa sehingga menghasilkan campuran
yang memenuhi syarat bagi kontruksi.

Peralatan yang paling penting disini adalah alat yang digunakan untuk
memasak aspal yang dikenal dengan nama ”asphal mixing plant” (AMP),
sedangkan untuk meletakan aspal mix yang diperoleh dari AMP ini pada
tempat yang disiapkan untuknya disebut ”Asphal Finisher”.

3.12.1 Asphal Mixing Plant.

Maksud daripada alat ini untuk membuat suatu adukan agregat dan aspal
dalam keadaan panas dengan suatu proporsi yang tertentu, alat ini terdiri dari
dua type yaitu batch dan type continus
Secara garis besarnya alat ini membutuhkan perlengkapan sebagai berikut :
a) Cold bin.
Cold bin adalah perlengkapan untuk penimbunan agregat pada tahap
pertama. Konstruksi cold bin ini berbentuk bak yang pada bagian
bawahnya diberi lubang yang dapat diatur besarnya dengan sebuah pintu
(gate) agar material didalamnya dapat mengalir dengan baik. Untuk itu
cold bin biasanya dibuat dalam bentuk corong. Lubang-lubang yang ada
dalam cold bin berfungsi sebagai jalan untuk mengalirkan material ke atas
Belt Comveyer yang akan membawahnya lebih lanjut kearah mixer.
b) Dryer.
27

Drayer adalah perlengkapan untuk ,engeringkan atau untuk memanaskan


agregat sebelum diaduk.
Sebelum dilakukan pencampuran atau pengadukan antara agregat
dengan aspa, maka terlebih dahulu agregat tersebut dikeringkan dan
dipanaskan pada suhu tertentu. Pemberian agregat dilakukan pada alat
pemanas bahan yang disebut dryer.
Pemanasan agregat pada dryer yang terlalu berlebihan harus dihindari
karena dapat mengakibatkan aspal yang diaduk dengan agregat tersebut
melampaui Flash Point aspal sehingga asapal tersebut kehilangan daya
lekatnya.
c) Mixer-asphal heater-storage tank.
Agregat yang sudah dikeringkan/dipanasi dari dryer dimasukan kedalam
suatu bak yang disebut mixer, dan selanjutnya menunggu pemompa aspal
panas masuk dari asphal heater atau storage tank. Untuk mengadakan
pencampuran lebih lanjut. Konstruksi dari asphal heater ini adalah sebuah
tangki yang cukup besar untuk menampung aspal yang akan dipanaskan.
Proses pemanasan aspal dalam tangki ini dilakukan dengan cara biasa di
atas api kompor, dengan uap air atau dengan minyak panas. Pada
umumnya proses pemberian panas pada asphal mixing plant yang besar
dilakukan dengan mengalirkan minyak panas melalui pipa-pipa kumparan
yang ada di dalam tangki aspahal heaters, sehingga panas yang
ditimbulkan didalam tangki itu merata.

3.12.2. Asphal Distributor.

Alat ini terdiri dari sebuah tangki aspal yang dipasang di atas sebuah truck
atau trailer, agar supaya memudahkan untuk membawa tangki yang berisi
aspal itu ketempat pekerjaan.
Dari segi penggunaan, maka alat ini dimaksudkan untuk memberikan lapisan
aspal pada suatu permukaan (permukaan konstruksi jalan) dengan cara
penyemproptan.

Bagian-bagian pengting dari alat ini adalah sebagai berikut :


a) Tangki.
Tangki dilengkapi dengan kompor. Tujuannya adalah untuk memelihara
suhu aspal yang ada dalam tangki.
b) Distributor.
Distributor terdiri dari sebuah pompa aspal dan sebuah spray bar yang
diberikan nozel untuk keperluan penyemprotan aspal pada permukaan.
Pompa aspl ini harus cukup kuat dan kapasitasnya besar karena yang
diutamakan adalah semprotannya. Spray bar terdiri dari empat buah pipa
aspal yang dapat disambung-sambung hingga dapat mencapai lebar
penyemprotan 4 meter. Pada waktu berjalan biasa (tidak berproduksi),
maka pipa luar ditekuk ke atas sehingga tidak rusak dan menggagu lalu
lintas lainnya.

3.12.3 Asphal Finisher.

Alat ini ditujukan untuk meletakan/menghampar mix yang telah disiapkan oleh
asphal mixing plant pada permukaan jalan atau pengerasan lapangan terbang
28

sehingga membentuk permukaan yang rata.Bagian yang terpenting dari alat


ini adalah sebuah prime mover dari crawler track vencle, yang bagian
depannya dibuat semacam hoppers yang menerima asapal mix dari dalam
truck. Pada bagian belakang hoppers, dipasang sebuah pisau yang melintang
sepanjang lebar hopper, dan dapat diatur kedudukannya pada ketinggian
tertentu di atas permukaan tanah (0-14 cm), sesuai dengan tebal lapisan
adukan aspal yang diperlukan. Pisau ini dapat bergerak melintang (ke kanan
dan ke kiri) dalam waktu sedemikian., sehingga pada waktu prima mover
bergerak maju, maka adukan aspal yang berada dalam hopper (di depan
pisau) jatuh keatas permukaan yang akan diberi lapisan dan terkikis oleh
pisau menjadi lapisan yang rata setebal ketinggian pisau di atas tanah. Jadi
sementara finisher bergerak maju maka terdapatlah suatu lapisan aspal yang
rata sebagai hasil terakhir. Kecepatan untuk bergerak maju dari alat ini sangat
kecil dan hanya berkisar (1-1,5 meter/menit), sehingga kapasitas produksinya
juga tidak besar.Untuk tebal lapisan 5 cm (khusus untuk beton aspal) maka
dapat dikerjakan 50 ton perjam.

3.13. Alat-Alat Keperluan Blasting (peledakan)

Perlu diketahui bahwa realisasi pekerjaan peledakan dibagi dalam dua tahap,
yaitu :
1. Tahap pengeboran (drilling).
2. Tahap peledakan (blasting).

3.13.1 Tahap Pengeboran.

Berbicara masalah pengeboran maka pada hakekatnya yang dimaksudkan


adalah membuat lubang pada daerah batuan yang akan diledakan.
Sebelum pengeboran dilakukan perlu disiapkan alat-alat sebagai berikut :
1. Compressor.
2. Jack hammer.
3. Drill

Compressor :

Dalam dunia konstruksi dikenal udara sebagai salah satu bahan penerus
tenaga (power medium) untuk menggerakan alat-alat konstruksi. Udara bebas
(atmospheer) dimanfaatkan, kemudian dengan perantaraan pipa-pipa selang
karet diteruskan kepada alat-alat yang mempergunakannya untuk bekerja.
Alat yang digunakan untuk memanfaatkan udara tersebut disebut air
compressor atau lebih dikenal dengan nama compressor saja. Alat yang
menggunakan udara compressor sebagai tenaga geraknya disebut alat-alat
pneumatis.
Kapasitas kompressor dinyatakan dalam meter kubik permenit. Sedang
pengertian kapasitas kompressor adalah jumlah volume udara bebas yang
dapat dimanfaatkan oleh compressor permenit sehingga mencapai tekanan
kerja yang diperlukan.
Jenis-jenis compressor adalah :
 Reciprocating compressor.
 Rotary compressor.
29

Jack hammer :

Jack hammer pada hakekatnya adalah sebuah alat yang diberikan alat
tambahan (attachment) untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Pada
umumnya alat tambahan jack hammer ini disamping memerlukan pukulan
juga harus diberikan putaran. Hal ini diperlukan pada pengeboran dengan
sistem pukul dan putar. Konstruksinya terdiri dari sebuah batang yang disebut
rifleber yang dipasang pada sumbu memanjang selnder jack hammer.
Rifleber ini mempunyai alur-alur yang disebut jantan yang sesuai dengan alur
betina yang ada pada Refle nut di dalam fiston jack hammer.
Putaran pada attachment dibutuhkan untuk keperluan pengeboran pada
pekerjaan peledakan. Lubang-lubang yang diperoleh dari pengeboran ini
dimaksudkan untuk diisi bahan peledak baik berupa detonator, gelatin,
sumbu/kabel dan lain-lain keperluan untuk pendinamitan.

Drill :

Drill (mata bor) adalah attachment yang dipergunakan untuk pengeboran batu
(rock drilling).

3.13.2. Tahap Peledakan.

Peledakan memanfaatkan tenaga yang dihasilkan oleh suatu bahan peledak


untuk suatu pekerjaan tertentu (membonkar atau memecah bahan padat
sepert batu, beton dan sebagainya). Hal ini lebih diperluas penggunaanya,
untuk memecah batu gunung untuk keperluan konstruksi jalan, lapangan
terbang, membuat terowongan yang melaui gunung-gunung, saluranair dan
sebagainya. Bahan peledak yang dipakai adalah campuran kimia yang pada
umumnya berupa bahan padat atau cair dimana bahan ini cepat berubah
menjadi gas sambil mengeluarkan panas yang tinggi.
Macam-macam bahan peledak ; obat bedil, dinamit, petasan, permissible,
bahan peledak militer dan lain-lain.

3.14. Peralatan Pembetonan


Perlengkapan atau peralatan untuk pembuatan beton terdiri dari
beberapa perangkat berupa alat pencampur beton (concrete mixer) itu
sendiri, disertai dengan alat bantu lainnya berupa alat penakar (batcher
equipment), peralatan pengangkut (concrete hauling equipment) dan
concrete bucket serta pompa beton (concrete pump) akan diuraikan satu
per satu adalah seperti dibawah ini.
A. Pencampuran Beton
Concrete mixer terdiri atas beberapa buah silinder tegak yang dapat
berputar terhadap poros memanjang atau terdapat juga dengan
silinder miring. Poros dapat diatur sehingga dapat mempermudah
untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan betonnya.
B. Peralatan Penakar
30

Batcher Equipment berupa container yang berfungsi sebagai


penampang dan untuk mengukur material beton sebelum dituangkan
ke dalam mixer.
 Single Material Batcher.
 Multiple atau Cumulative Batcher.

C. Peralatan Pengangkut Beton


Pemilihan peralatan yang akan dipakai pada pengangkutan bahan
beton dan lokasi concrete mixer ke lokasi proyek memerlukan
beberapa pertimbangan yaitu :
 Jarak antara concrete mixer dengan lokasi proyek.
 Volume beton yang akan dipergunakan.
 Metode yang dipakai dalam pencampuran beton dan cara
pengecorannya.
Metode pengangkutan yang paling mutakhir adalah handling dan
placing bahan beton, hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan proses
segregasi campuran beton antara waktu final mixing dengan
pengecoran.
Disamping mobil pencampur atau pengangkut beton, diperlukan juga
peralatan penunjang lainnya berupa :
a. Monoral dump car (gerbongpemuat dengan rel tunggal).
b. Hoist elevator bucket (buket yang dilengkapi dgn alat
pengangkat.
c. Crane handled bucket yg bisa bergerak vertical dan horizontal.
d. Concrete belt conveyer (ban berjalan).
e. Concrete dump truck (truk pengangkut beton).
f. Rail road car(lori).
D. Pompa Beton
Pompa beton dipakai untuk memompa/menyalurkan bahan cor beton
ke tempat pengecoran melalui saluran yang tertutup, pipa atau slang
dalam kombinasi vertikal dan horizontal atau miring.

3.15. Alat Pengangkat (Crane).

Alat pengangkat yang biasa digunakan di dalam proyek


konstruksi adalah crane. Cara kerja crane adalah dengan
mengangkat material yang akan dipindahkan secara horizontal
ataukah menurungkan material ketempat yang diinginkan.
Type crane yang umum dipakai adalah :
a. Crane beroda crawler,
b. Truck crane
c. Tower crane.
31

3.16. Alat Pengerukan (Dredging)

Biasanya dipakai untuk membuat alur sungai yang diinginkan,


dengan memperdalam, memperlebar alur sungai dan kadang
dipakai untuk reklamasi, sebelumnya perlu diadakan penelitian
tentang survey penampang sungai, keadaan tanah,alur sungai,
tempat pembuagan (disposal), hidrologi dan hidrometri.

Type-type kapal keruk


a.Grab dredger
b.Bucket dredger
c.Dipper dredger
d.Rock Cutter
e.Suction dredger

3.17. Belt Conveyor (ban berjalan).

Adalah alat yang digunakan untuk memindahkan tanah, pasir, krikil


dan batuan lain dari tempat ke tempat lain. Kapasitas alat ini cukup tinggi
karena material dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan tertentu,
serta alat ini mudah dirakit dan dipindah-pindahkan.
32

BAB IV
METODE KERJA DAN PENGOPERASIAN ALAT-ALAT
BESAR

Dalam bab ini dibahas beberapa metode kerja dan cara pengoperasian alat-
alat besar yang berhubungan dengan pekerjaan sipil, utamanya pekerjaan
pemindahan tanah.

Semua pelaksana pekerjaan dalam industri pemindahan tanah, entah besar


atau kecil, menghadapi masalah yang sama dalam setiap pekerjaan, yaitu
bagaimana cara memindahkan tanah dalam waktu yang ditentukan dengan
biaya yang seminimal mungking.

Pada dasarnya pemindahan tanah itu sama, yatu memindahkan tanah atau
material dari suatu tempat ketempat yang lain untuk keperluan suatu
konstruksi, akan tetapi proses pelaksanaan pemimdahan tersebut beraneka
ragam pula. Ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ;

 jarak angkut (pemindahan).


 Sifak fisik material .
 Tujuan akhir pekerjaan.
 Persyaratan kualitas.
 Skala proyek.
 Keadaan lapangan dan lain-lain sebagainya.

Metode kerja yang tepat dan benar sangat berpengaruh terhadap


produktivitas peralatan. Mahal atau murahnya suatu peralatan bukan dihitung
dari harga peralatan itu, tetapi sebagian besar ditentukan oleh beberapa
rupiah biaya produksi yang harus dikeluarkan terhadap satu satuan volume
atau satu satuan luas. Perencanaan metode kerja dan kegiatan pelaksanaan
diperoleh dari rencana perhitungan yang dilakukan sebelum pekerjaan itu
dimulai. Sehingga di lapangan kita sudah mempunyai gambaran atau
batasan-batasan tentang apa yang harus dilaksanakan dan urutan-urutan
pelaksanaan pekerjaan itu.

Adapun proses dan metode kerja alat-alat berat dalam pemindahan tanah
adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pembersihan dan kosrekan.


2. Pekerjaan penggalian.
3. Pekerjaan penggaruan.
4. Pekerjaan penumpukan dan pemuatan.
5. Pekerjaan pengangkutan.
6. Pekerjaan penyebaran.
7. Pekerjaan penimbunan.
8. Pekerjaan pemadatan.
9. Pekerjaan finishing.
33

4.1. Pekerjaan Pembersihan dan Kosrekan.


4.1.1. Pekerjaan Pembersihan.

Pekerjaan pembersihan ini meliputi pembersihan semua rintangan yang


berada di atas medan kerja, seperti pembarsihan semak belukar sebagai
tindakan pertama untuk mempersiapkan medan kerja, penyingkiran tanaman
–tanaman yang ada, kotoran ataupun bahan-bahan yang tidak bermamfaat
lagi.
Dari seluruh kegiatan pembersihan ini,suatu hal penting untuk pertama-tama
harus dipikirkan ialah pekerjaan harus dilakukan dengan memperhitungkan
kemungkinan usaha yang paling murah.

4.1.1.1. Pembersihan Medan Kerja .

Pembersihan medan kerja dimaksudkan untuk membersihkan semua pohon,


semak belukar,kotoran yang tidak diperlukan yang berada pada medan kerja,
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan kerja selanjutnya tidak mengalami
hambatan. Metode yang perlu dilaksanakan dalam kegiatan kerja ini adalah
metode penggunaan alat-alat berat.

4.1.1.2. Metode Pembersihan Dengan Menggunakan Bulldozer.

Penggunaan bulldozer untuk membersihkan permukaan tanah dari semak


belukar, pepohonan dan sebagainya sangat menguntungkan. Selain hasilnya
cukup memuaskan, waktu pelaksanaanya juga cukup cepat.
Penggusuran semak-semak dan pohon-pohon kecil dapat dilakukan dengan
menurungkan pisau dozer beberapa sentimeter kedalam tanah untuk
memotong akar-akar pohon tersebut. Mengundurkan pisau dozer sekali-kali
diperlukan untuk membersihkannya dari kotoran yang menempel, sehingga
pisau yang akan digunakan untuk memotong kembali tetap dalam keadaan
bersih.

Pohon-pohon yang sedang (diameter 30 s/d 75 cm), biasanya memerlukan


lebih dari satu tindakan yaitu dozer di tempatkan dekat pohon sampai cutting
edgenya menyentuh pohon kemudian didorong. Setelah pohon terdorong,
pohon ditumbangkan dengan jalan menurungkan pisau dozer kedalam tanah
lalau mencongkelnya sehingga pohon tersebut tumbang beserta akarnya.
Pada saat melakukan penumbangan pohon dengan bulldozer, tindakan
preventif harus diambil untuk menghindari kecelakaan personil dan kerusakan
peralatan, yaitu :

1. Dozer jangan dipekerjakan berdekatan satu sama lain.


2. Perlengkapan pengaman dapat dipasangi diatas mesin dan cabin operator
untuk melindungi mesin dan operator dari timpahan cabang-cabang pohon
yang mungkin jatuh.
3. Apabila tunggul-tunggul pohon didorong untuk disingkirkan keluar dari
daerah pekerjaan, harus berhati-hati terhadap tungul-tunggul yang
didorong itu, jangan sekali-kali mengangkat pisau dozer sehingga
34

menyebabkan tunggul itu tidak ikut terdorong, malahan berputar di bawah


atau di belakang pisau dozer, dan dozer tersebut terangkat.

4.1.1.3. Metode Pembersihan Dengan Tracktor dan Tali.

Penumbangan pepohonan dapat juga dilakukan dengan cara menarik rebah


satu per satu dengan memakai kabel baja atau tali penarik yang diikatkan
pada kedudukan titik berat dari pohon tersebut. Untuk menarik kabel
digunakan tracktor yang dilengkapi dengan winch untuk mengontrol tarikan
dari kedudukan tracktor itu.
Pada waktu menarik pohon yang masih berdiri, kabel penarik harus diikatkan
pada pohon agak di atas permukaan tanah. Ketinggian ikatan kabel itu
berbeda-beda menurut ukuran besar dan jenis pohonnya, misalnya sejenis
pohon yang berdiameter 75 cm, umumnya diikat pada ketinggian 8 s/d 12
meter di atas tanah.
Dengan menggunakan tarikan draw bar (daya tarik) langsung maka operator
akan melakukan suatu gerakan berayun pada pohon itu secara terus
menerus sampai akhirnya ia melakukan tarikan ke arah depan hingga pohon
itu tercabut.

4.1.1.4. Penumpukan Bekas-Bekas Pohon dan Material Yang Tak Terpakai.

Penumpukan kotoran, semak belukar, pepohonan dari medan kerja akan


dapat menimbulkan macam-macam kesulitan. Apabila dalam kontrak
tercakup pembersihan kotoran, maka cara terbaik adalah memotong dan
mengangkutnya keluar dari daerah operasi. Untuk itu pohon harus dipotong-
potong agar sesuai dengan ukuran truck atau trailer pengangkutnya dan tidak
menimbulkan gangguan di jalan pada saat diangkut.
a. Memindahkan Tunggul-Tunggul Pohon .
Bekas tunggul pohon harus dibersihkan dan ditumpuk disuatu tempat di
luar daerah operasi, karena tunggul yang tinggal akan menggagu alat-alat
berat bekerja. Tunggul pohon dapat dibersihkan dengan menggunakan
bulldozer dengan jalan mendoromg tunggul itu dengan pisau dozernya
sampai terbongkar dan kemudian dikumpulkan di suatu tempat tertentu di
luar daerah operasi.
b. Memindahkan Pohon-Pohon Kayu.
Setelah pohon-pohon kayu ditumbangkan dan tunggulnya dibongkar
keluar, pohon dan tunggul-tunggul tersebut dikumpulkan dan dibuang
disuatu tempat tertentu di luar daerah operasi.
Di dalam meleksanakan pekerjaan ini dapat digunakan bermacam-macam
dozer dan loader, dimana kedua alat ini dilengkapi pisau atau bucket
dengan perlengkapan khusus.
Pekerjaan akan berjalan lancar bila medan kerja keras, tidak berlubang
dan sebagainya. Belukar dan pepohonan kecil digusur dengan pisau
dozer dengan memasukan pisau dozer ke dalam permukaan tanah (dekat
pohon) dan digusur maju. Hal ini dapat diselesaikan baik dengan jalan
langsung menggusurnya setelah akar-akar pohon tertarik keluar dari
dalam tanah. pisau dozer dinaik turunkan berkali-kali hingga gumpalan-
gumpalan tanah terlepas dari antara akar-akar pohon. Dengan demikian
35

hasil pembersihan ini dapat ditumpuk di suatu tempat tertentu untuk


kemudian dibakar.
Penumpukan kayu-kayu batangan atau tunggul-tunggul dilakukan
dilakukan dengan menggunakan bulldozer yang dilengkapi alat penggaruk
(rake dozer). Maksudnya adalah untuk memperkacil banyaknya tanah
yang ikut terdorong ke atas bersama-sama dengan kayu yang sementara
ditumpuk. Pisau garuk (rake) benar merupakan attachment yang sangat
efisien dalam pembersihan medan kerja.
c. Memindahkan Material Yang Tidak Terpakai .
Tujuan dari pembersihan ini adalah untuk membuang atau menyingkirkan
material yang tidak cocok dan terlalu lemah bila digunakan sebagai bahan
konstruksi timbunan untuk keperluan suatu konstruksi.
Adapun macam-macam material tersebut meliputi gambut, lumpur di rawa-
rawa dan sebagainya, dimana material tersebut tidak cocok dipergunakan
sebagai sebagai dasar untuk timbunan bagi keperluan suatu konstruksi.
Apabila material tersebut dalam keadaan kering, pemindahannya dapat
dilakukan dengan dozer atau scraper. Dan apabila material sangat lembek
dan basah dan terletak sangat dalam maka untuk pemindahannya
digunakan alat-alat yang sesuai yaitu excavator yang diperlengkapi
dengan attachment, back hoe, dragline dan clamshell.

4.1.1.5. Metode Kerja Penumbangan Pohon

sebelum pekerjaan penumbangan pohon ini dimulai, perlu diketahui lebih


dahulu klasifikasi diameter pohon pada daerah operasi kerja, karena hal ini
sangat menentukan metode kerja penumbangan pohon tersebut.
1. Teknik underbrushing.
Teknik underbrushing adalah teknik penebangan pohon atau semak
belukar dimana waktu penumbangannya relatif singkat, dalam arti kata
dapat dilakukan dengan sekali lintasan bulLdozer.
Pada umumnya teknik ini dilakukan pada pohon yang berdiameter lebih
kecil dari 30 cm. Teknik pelaksanaannya yaitu pohon-pohon
ditumbangkan sekali lintasan dengan mendorong blade buLldozer
kebatang pohon pada ketinggian tertentu.
2. Teknik felling.
Teknik felling adalah teknik penebasan seluruh pohon yang berdiameter
lebih besar dari 30 cm. Pohon-pohon tersbut sukar ditumbangkan dengan
sekali operasi. Oleh sebab itu maka penumbangannya dilakukan dengan
teknik :
 Merusak struktur perakaran pohon.
 Memotong pohon hingga tumbang dengan blade pada
ketinggian tertentu.
Dengan mengetahui tenik penumbangan pohon berdasarkan besarnya
diameter pohon itu maka metode kerja penumbangan dapat dibagi atas :
 Metode kerja perimeter.
 Metode kerja out crop.
 Metode kerja zig-zag.
36

a. Metode kerja perimeter :


Metode ini cocok untuk diterapkan pada areal yang rata. Setelah plot
areal yang dibuka telah diketahui, maka bulldozer menebas dan
menumbangkan pohon dari luar menuju ke dalam mengelilingi plot
areal dengan berlawanan arah jarum jam.
b. Metode kerja out crop :
Metode ini sama dengan metode perimeter. Cocok untuk medan yang
rata. Perbedaannya hanya terletak pada arah gerakan bulldozer yaitu
penebasan dan penumbangannya dimulai dari tengah-tengah plot
menuju keluar searah jarum jam .
c. Metode kerja zigzat :
Metode ini lebih muda diterapkan karena mempunyai daya adaptasi
yang tinggi. Dengan pengertian bahwa dapat digunakan baik untuk
areal dengan kondisi bergelombang, curam atau rata. Dengan metode
ini bulldozer memulai pekerjaannya dari lembah bukit menyelusuri garis
contour dan pekerjaan diakhiri di daerah puncak bukit.

4.1.1.6. Metode Kerja Pemupukan (Pilling).

Umumnya hasil tebangan seperti pohon, ranting, daun dan material lainnya
ditumpuk memanjang searah angin dan mengikuti garis contour. Jarak gusur
buldozer sekitar 15 sampai 25 meter sehingga nantinya jarak tumpukan satu
sama lain mencapai sekitar 30 sampai 50 meter.

4.1.1.7. Metode Kerja Pembakaran (Burning).

Pada saat pembakaran perlu diperhatikan arah dari angin. Pembakaran


jangan dimulai dari arah B (lihat gambar ) karena apinya sulit dikendalikan
dan hasil pembakarannya tidak sempurna.

Pembakaran dimulai dari ujung ini


Arah
angin

A
B

Gambar 3. Metode pembakaran

4.1.2. Pekerjaan Kosrekan (Stripping).

Pekerjaan kosrekan adalah kegiatan mengupas lapisan top soil guna


mempersiapkan tanah dasar yang bersih dari kotoran-kotoran akar pohon
untuk suatu konstruksi, baik konstruksi jalan raya, landasan lapangan terbang
maupun konstruksi lainnya. Pekerjaan pengupasan lapisan top soil ini harus
direncanakan sedemikian rupa untuk mengurangi jarak angkut
pemindahannya. Untuk jarak angkut yang kurang dari 100 meter, dozer
sangat cocok dipakai untuk memiringkan pisaunya atau tilt dozing untuk
menambah daya guna dalam menyingkirkan lapisan top soil yang keras.
37

Apabila tebing terlalu curam, bulldozer dapat dilengkapi dengan winch atau
jangkar di atas tempat pekerjaan sehingga bulldozer dapat ditarik kembalid ke
atas lereng. ke. Timbunan top soil dapat ditumpuk pada suatu tempat tertentu
di luar lokasi pekerjaan, sehingga tidak menghalang-halangi pengoperasian
alat-alat berat lainnya untuk kegiatan kerja berikutnya.

4.2. Pekerjaan Penggalian

yang dimaksud dengan penggalian adalah mengurangi tanah atau batuan


dari elevasi tanah yang asli yang lebih tinggi hingga mencapai garis
ketinggian dari tanah yang direncanakan.
Adapun besarnya kuantitas dari galian tergantung kepada keadaan
permukaan tanah asli setempat atau rencana dari pekerjaan galian tersebut
yaitu :
 Banyaknya volume material yang akan digali sesuai rencana.
 Banyaknya material yang tidak bisa dipakai sehingga perlu
disingkirkan.
 Jumlah material yang diperlukan untuk bahan timbunan (diambil
dari borrow pit).
Metode penggalian dalam hubungannya dengan pemakaian peralatan pada
perinsipnya adalah memotong, menggusur, memecahkan, meledakan dan
membor. Untuk menentukan metode kerja penggalian yang paling cocok,
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
 Keadaan dan jenis material yang akan digali.
 Volume pekerjaan.
 Alat-alat berat yang tersedia dan sesuai kebutuhan.
 Dan lain-lain.

4.2.1. Metode kerja dengan menggunakan buldozer.

BuLldozer adalah suatu alat atau attachment yang mempergunakan tracktor


sebagai tempat kedudukan (mounting) dan sekaligus memamfaatkan
tenaganya. Pada umumnya buLldozer dari jenis apa saja dipergunakan untuk
mendorong maju ke depan, sedangkan bladenya diturunkan ke bawah
sehingga cutting edgenya yang ada pada blade masuk ke dalam bahan yang
akan digusur,
Untuk memperoleh hasil produksi yang memuaskan, pisau dozer ditekan
masuk ke dalam tanah dengan cara memberikan tekanan kepada blade
dengan hydraulic control, sedangkan cutting edge makin lama semakin dalam
masuk kedalam tanah. Tanah yang tergali olehnya tertumpuk dan
menggulung masuk ke dalam malboard blade.
Apabila cutting edge terlalu dalam masuk ke dalam tanah, sehingga tenaga
yang diperlukan untuk pekerjaan penggalian ini melampaui kemampuan
tenaga mesin, maka blade diangkat secukupnya hingga gerak maju dapat
berjalan normal kembali. Jika tanah yang terkumpul di depan blade terlalu
sedikit, maka cutting edgenya ditekan kembali kedalam tanah hingga muatan
yang diinginkan dapat tercapai. Yang perlu diperhatiakan dalam usaha
mencapai efisiensi perlalatan adalah tercecernya muatan melalui bagian tepi
dozer blade. Hal ini terjadi karena kelebihan muatan. Untuk itu blade perlu
diangkat sedikt ke atas sehingga tidak terjadi over loading pada saat
38

pengoperasian peralatan. Tetapi apabila kapasitas mesin masih sanggup


mengadakan mengadakan tenaga dalam keadaan seperti di atas, maka
tercecernya muatan dihindari dengan jalan membentuk pisau dozer sebagai
bentuk U (U blade).

4.2.2. Bekerja di Daerah Berbukit.


Penggalian yang dilakukan pada sebuah bukit, baik berupa perataan bukit,
menggali melalui bukit atau membuat slide hill cut selalu diusahakan dari
tempat yang teringgi. Oleh sebab itu harus diusahakan agar buldozer
mencapai tempat yang tertinggi. Untuk merintis jalan menuju puncak bukit,
buldozer dihadapkan ketebing yang hendak didaki dengan mengankat
bladenya setinggi mungkin. Dengan kedudukan blade yang demikian itu maka
bulLdozer digerakan maju dan blade masuk kedalam tebing hingga tidak
dapat lagi bergerak maju. Setelah itu bulLdozer digerkan mundur sejauh
mungkin sehingga tidak tertimpah longsoran tebing. Bahkan longsoran ini
kemudian diratakan dengan jalan meletakan blade di belakang onggokan
tanah bekas longsoran dan kemudian ditarik mundur. Hal ini menghasilkan
bidang rata yang mempunyai ketinggian lebih besar dari semula. Di atas
permukaan tanah ini buldozer dihadapkan kembali ketebing dengan blade
diangkat setinggi-tinggi mungkin dan pekerjaan ini diulang kembali seperti
semula. Setelah beberapa kali longsoran dibuat, buldozer sudah dapat
mendaki tanpa menemui kesukaran yang berarti. Perlu diperhatikan bahwa
apabila tebing terlalu curam, maka tracktor biasanya dibantu dengan
perlengkapan winch untuk mengimbangi adanya tahanan kelandaian.
etode untuk merintis jalan dozer kepuncak bukit seperti diuraikan di atas,
hanya bisa dilakukan pada bukit yang tidak ditumbuhi pohon-pohon besar dan
lebat dan tidak ada hambatan yang menghalangi jalan tracktor untuk
mendaki. Tetapi apabila dijumpai bukit alam yang tanahnya keras, berbatu-
batu dan ditumbuhi banyak pohon, maka metode tersebut di atas kurang
efisien untuk diterapkan. Dengan demikian tidak ada jalan lain untuk
mencapai puncak bukit kecuali dengan membuat jalan yang melingkari bukit.

4.2.3. Bekerja Pada Tanah Yang Biasa.


Untuk menggali tanah macam ini, hampir semua jenis bulldozer dapat
digunakan. Hanya saja perlu dipertimbangkan mengenai pemilihan peralatan
yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan ini, oleh karena setiap peralatan
yang digunakan untuk pemindahan tanah mempunyai batasan-batasan jarak
angkut yang tertentu dan masing-masing mempunyai kemanpuan produksi
yang berbeda-beda. Contohnya : pemindahan tanah untuk jarak angkut
pendek (50 meter), bulldozer paling tepat digunakan, akan tetapi dengan
bertambahnya jarak angkut, bulldozer tidak efektip lagi digunakan karena
blade faktor akan menurunkan hasil produksi per jam dari tanah yang
dipindahkan itu. Berdasarkan hal di atas pemindahan tanah untuk jarak jauh
lebih tepat digunakan komposisi peralatan yang terdiri dari bulldozer, loader
dan dump truck. Tentunya pertimbangan pemilihan peralatan disini dilihat dari
kondisi pekerjaan, apakah volume tanah yang dipindahkan cukup besar,
sedang atau kecil, dan apakah jarak angkut antara tempat galian dengan
bagian yang akan ditimbun cukup jauh, sedang atau dekat. Tabel berikut
dapat digunakan sebagai pembandingan untuk mengetahui jarak angkut yang
*
ekonomis dari (meter)
Jarak angkut beberapa tipe peralatan
0 30 ). 300 1500 2000

Buldozer
Towed scraper
Standar scraver
Shovel truck
39

Jarak angkut (meter) 0 30 300 1500 2000

Buldozer
Towed scraper
Standar scraver
Shovel truck

*
)sumber Dirjen Bina marga, penggalian dan penimbunan, Dep PU, bab 3
hal.5

4.2.4. Bekerja Pada Tanah Keras.


Yang dimaksud dengan tanah keras disini adalah batu-batuan atau karang
yang mempunyai tingkat kekerasan berbeda pada masing-masing batuan
tersebut.

Penggusuran dapat dilakukan dengan memberikan kedudukan tilt kepada


blade, akan tetapi dengan cara ini ujung dari pada blade akan cepat rusak.
Bilamana jumlah pemotongan tanah keras ini cukup banyak, cara yang lebih
efektif ialah dengan menggunakan perlengkapan ripper untuk
membongkarnya.

Prime mover ripper ini biasanya adalah sebuah tracktor yang berat guna
memperoleh tenaga traksi yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Jumlah gigi
ripper umumnya 3 buah atau lebih dan dapat dilepas beberapa buah kalau
diperlukan karena terlalu keras, sehingga seluruh tenaga yang ada pada
kabel atau hidraulic dapat dilimpahkan seluruhnya kepada jumlah gigi yang
sedikit itu. Alat ini bentuknya seperti bajak, memakai gigi yang terbuat dari
baja.

Untuk tanah yang keras dimana pembongkarannya tidak bisa dilakukan


dengan cara ripper, terpaksa harus diledakan terlebih dahulu untuk
membongkarnya. Tanah keras hasil peledakan itu digusur dengan
menggunakan dozer. Apabila tempat pembuangannya cukup jauh maka
bulldozer membuat beberapa stock pile dari bahan-bahan hasil peledakan,
lalu diangkut dengan dump truck yang dibantu oleh loader untuk memuatnya.

Batu-batu yang akan dipecahkan dengan metode peledakan, harus diselidiki


dahulu tentang data-data seismic dan ketahanannya, dimana penyelidikan itu
akan mencakup data-data geologis daerah yang akan diledakan. Di tinjau dari
segi umumnya, pemboran dan peledakan selalu membutuhkan keahlian dan
kecakapan dalam hal : menentukan jarak dalamnya lubang-lubang pemboran,
memilih bahan-bahan peledak yang baik dengan cara-cara mengisinya, serta
cara meledakannya. Hal ini sangat penting karena keselamatan orang yang
tidak ahli dan cakap mengerjakan pekerjaan ini tidak terjamin.
40

Kurang memenuhinya persayartan peledakan, tidak hanya membahayakan


tetapi malahan akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Di dalam
prosedur peledakan, menentukan daerah pengeboran adalah sangat penting,
olehnya itu ada persayaratan yang perlu dibuat yaitu ;
a. Membuka lubang bor di daerah galian .
Biasanya bila suatu penggalian untuk konstruksi jalan akan dilakukan,
pengeboran dimulai dari daerah dekat as jalan, agar supaya ledakan yang
terjadi tidak merusak sisi yang termasuk bagian konstruksi jalan tersebut.
Pengeboran lubang harus cukup dalam hingga di bawah garis elevasi
lapis tanah dasar yang direncanakan, sehingga memungkinnkan
pemecahan batu-batu secukupnya untuk persiapan lapisan tanah dasar.
b. Membuat lubang bor di sisis lereng.
Untuk sisi bukit atau lereng, batu dapat diledakan langsung dalam posisi
pemotongan yang dikehendaki yang dekat dengan tempat penimbungan.
Dengan demikian hasil ledakan atas bantuan tenaga ledakan terlempar
masuk ke daerah penimbunan dan penyelasaiannya hanya membutuhkan
waktu yang singkat. Dalam lubang bor yang membuat harus dibatasi
sehingga jarak antara lubang bor yang satu dengan lainnya tidak melebihi
dalamnya lubang bor tersebut. Bila terjadi pecahan yang berbentuk balok-
balok, maka pecahan itu dapat dibor dan diledakan kembali.

4.2.5. Menggusur Berjejer (Blade to Blade Dozing).

Pada sistem ini beberapa bulldozer bergerak secara paralel untuk


mendapatkan produktivitas yang tinggi akibat berkurannya ceceran (spiling).
Cara ini sangat baik untuk jarak dorong 20 sampai 100 meter, alat-alat berat
akan kehilangan waktu yang besar akibat manuver penyesuaian formasi.

4.2.6. Metode Kerja Dengan Menggunakan Excavator.

Perlengkapan dari pada excavator terdiri dari beberapa macam yaitu :


 Power shovel.
 Back hoe.
 Clamshell.
 Dragline.

4.2.6.1. Bekerja Dengan Excavator Power Shovel.

Excavator power shovel ini merupakan peralatan yang sangat luas


pemakaiannya, baik sebagai penggali maupun sebagai pemuat bahan
timbunan. Hampir pada semua pekerjaan galian, dan hasil-hasil
penggaliannya sekaligus dapat dimuatkan kedalam pengankut, seperti truck,
lori, ban berjalan dan lain-lain sebagainya.

Pada perinsipnya alat ini melakukan pekerjaan dengan cara menggali dari
bawah keatas. Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel di dalam
posisi yang tepat didekat tebing yang akan digali, sambil memberikan
kedudukan yang mendatar kepada dipper. Pada kedudukan ini hoist dan
crowd clutches dilepas sedangkan brake ditekan. Setelah dipper menghadap
ke tebing galian maka hoist draker dilepas.
41

Sebelum dipper menyentuh bagian bawah boom, maka brake harus ditekan
kembali sehingga crowd brake terlepas dan dipper meluncuk ke bawah
hingga bucket dan giginya terletak di atas tanah. pada waktu penggalian akan
dilakukan, maka dipper digerakkan maju ke depan sehingga dengan demikian
tanah galian masuk kedalam bucket.

4.2.6.2. Bekerja Dengan Excavator Back Hoe.

Sebelum kita bekerja dengan excavator back hoe, sebaiknya terlebih dahulu
kita ketahui kemampuan alat tersebut seperti yang diberikan oleh pabriknya
agar supaya pengoperasian peralatan dapat disesuaikan dengan keinginan
yang diharapkan. Bekerja dengan back hoe, dimulai dengan menghadapkan
alat ketempat galian.

Seperti halnya pada penggalian saluran-saluran, truck dan excavator harus


diletakan sedemikian rupa sehingga arahnya sejajar dengan arah saluran,
atau dengan kata lain dengan mengangkangi poros saluran dan bergerak
mundur sepanjang poros saluran itu. Apabila kedudukan telah sesuai dengan
yang dikehendaki, maka tangkai bucket direntakan ke depan dengan cara
melepas drag brake, kalau perlu gerakan ini dibantu dengan pemasangan
hois clutch.
Sesudah bucket mencapai jarak yang dikehendakai maka drage brake
ditekan dan hoist clutch dilepas. Tindakan ini akan menyebabkan boom
bergerak ke bawah dan bucket menghantam permukaan tanah seperti
dipaculkan. Pada waktu bucket terisi penuh, hoist brake ditekan sehingga
bucket terlepas dari tanah yang digali, disertai dengan mengangkat boom
excavator.

Membuang muatan dilakukan dengan cara memberikan gerakan horizontal


pada bucket, gerakan ini dibarengi dengan gerakan boom secara vertikal.
Setelah selesai penumpahan isi bucket, back hoe diberikan swing kembali
pada kedudukannya di atas tanah tanah. Dengan selesainya pekerjaan di
atas, maka bucket telah selesai menjalankan satu siklus kerja.

4.2.6.3. Bekerja Dengan Excavator Clamshell.

Sebelum bekerja dengan alat ini, hal yang perlu diperhatikan ialah memilih
panjang boom yang paling menguntungkan dipakai dalam pekerjaan yang
dihadapi. Selain itu juga harus diperhatikan daya mampu crane nya, jarak
penggalian dan tinggi pembuangan. Dalam pengoperasian suatu clamshell,
pertama-tama alat tersebut dihadapkan kepada onggokan bahan (stock pile)
yang akan dipindahkan dengan mengangkat bucketnya cukup tinggi. Setelah
itu rahang dari bucket clamshell dibuka lebar dalam keadaan demikian bucket
diletakan di atas stock pile. Masuknya material di dalam bucket dilakukan
dengan memasang digging drump sehingga takelnya bekerja dan rahang-
rahang mengatup berangsur-angsur sambil menggali ke dalam stock pile.
Hasil galian ini ditekan masuk ke dalam bucket hingga bucket dalam keadaan
terisi dan terangkat vertikal ke atas. Pada waktu pengangkatan bucket harus
diperhatikan agar kecepatan hoist drump, karena hoist drump yang terlalu
42

cepat akan menyebabkan digging kabel mengendor sehingga rahang-rahang


akan terbuka dan muatan akan terumpah diperjalanan selama pengangkutan.
Setelah dicapai ketinggian yang dikehendaki, swing dihentikan dengan
melepas digging brake sehingga rahang-rahang bucket terbuka dan muatan
tertumpah ke bawah. Selesai menumpahkan muatan swing lever dimasukan
lagi hingga dicapai kedudukan seperti pada permulaan kerja dan untuk itu
dikatakan clamshell telah menjalani satu siklus waktu.

4.2.6.4. Bekerja Dengan Excavator Dragline.

Mesin ini sangat efektif untuk penggalian bahan pasir dan kerikil yang
terdapat pada lokasi penggalian yang lebih rendah dari elevasi tempat
kedudukan mesin tersbut. Bila dibandingkan power shovel, maka mesin ini
mempunyai jangkauan yang lebih besar baik vertikal maupun horizontal, akan
tetapi hanya dapat dipakai pada penggglian-penggalian lapisan tanah yang
lunak atau berbutiran lepas. Pengoperasian dragline ini membutuhkan
keahlian yang lebih baik dibangding dengan power shovel. Disamping itu
operasinya lebih lama dan frekwesi penggalian lebih rendah (lamban).
Kelebihan yang paling positif dibandingkan dengan peralatan lainnya adalah
kesanggupan melaksanakan penggalian dan pengambilan bahan-bahan
(material) dibawah permukaan air, tanpa harus mengeringkan tempat
penggaliannya terlebih dahulu dan dapat dimasukkan kedalam bak pengankut
darat. Pengangkatan dragline dilakukan dengan menurunkan bucket hingga
menyentuh dasar galian. Setelah bucket tiba di tanah, drag kabel digulung
dengan jalan memasang digging clutch sementara hoist kabel diamankan
supaya bucket dapat mengikuti permukaan dari tebing galian. Dan dengan
demikian mengatur dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass,
sehingga tanah ini masuk terkumpul dalam bucvket. Jika bucket penuh,
bucket diangkat dari permukaan tanah sampai setinggi dengan tempat
pembuangan hasil galian. Bila mana bucket sudah berada di atas truck, drag
kabel dikendorkan dan bucket akan terjungkir dan menuangkan isinya di atas
truck. Setelah isi bucket tertumpah selurunya, swing diadakan kembali untuk
mengembalikan dragline pada posisi semula sambil mempersiapkan dragline
tersebut untuk memulai siklus operasi.

4.2.7. Metode Kerja Dengan Menggunakan Scraper.

Sebagaimana kita ketahui bahwa scraper adalah alat pemotong tanah yang
sangat baik, baik untuk tanah-tanah berpasir maupun tanah-tanah yang agak
berat (tanah liat dan sebagainya), bahkan tanah yang agak keras dapat
dikupas oleh scraper. Kadang-kadang diperlukan bantuan ripper untuk
membongkar tanah keras sehingga memudahkan masuknya pisau scraper ke
dalam tanah keras itu.

4.2.8. Memuat Scraper.

Bila scraper bekerja maka bowl diturunkan sampai cutting edgenya masuk
kedalam tanah yang akan dipotong. Apabila cutting edge masuk cukup
dalam, bowl dikendalikan guna memelihara kedudukan scraper. Apron
diangkat dan ditahan pada kedudukan tertentu agar tanah hasil pemotongan
43

dapat didorong masuk kedalam bowl. Apabila tanah yang masuk ke dalam
bowl belum cukup karena kurangnya kecepatan gerak untuk menghasilkan
infact yang diperlukan, cutting edge ditarik sedikit keluar dari permukaan
tanah sehingga tidak terjadi hambatan pada scraper. Dengan demikian
tenaga mesin dari tracktor dapat memberikan kecepatan gerak yang besar.
Dengan kecepatan ini maka tenaga infact menjadi besar dan bowl mulai
diturunkan kembali sehingga tanah beransur-ansur masuk kedalam bowl.

Perlu ditekankan agar selalu dimuati dengan kapasitas munjung. Pengalaman


menunjukan bahwa tanah-tanah yang berat seperti lempung dan sebagainya,
secara efektif dapat pula dimuat ke dalam scraper dalam potongan-potongan
berlapis cukup tipis yang dengan sendirinya menyebabkan energi kinetis yang
dibutuhkan untuk memuat diperoleh dengan baik. Pasir harus diambil pada
lapisan-lapisan yang tebal dan bila tanah terlalu keras untuk dipotong dengan
scraper, maka untuk membongkar permukaan tanah dibantu dengan ripping
terlebih dahulu.

4.2.9. Mengangkut.

Setelah appron diurunkan rapat, bowl diangkat setinggi mungkin agar tidak
tersentuh pada batu-batuan dan lain-lain rintangan yang menonjol di atas
permukaan tanah.

4.2.10. Membuang dan Menghampar Muatan.

Setelah bowl diturungkan sampai pada ketinggian yang diinginkan, appron


berangsur-angsur dibuka hingga tertumpahnya tanah yang cukup di depan
cutting edge untuk diratakan. Terlalu banyak jumlah tanah yang ditumpahkan
mengakibatkan tanah tercecer ketepi, sedang kalau sedikit lapisan timbunan
tidak akan rata. Bila mana appron sudah terangkat penuh, ejector digerakan
berangsur-angsur ke depan dan dengan demikian mendorong sisa tanah
dalam bowl keluar.
Dumping dilakukan pada perjalanan dari arah penggalian dengan kecepatan
setinggi mungkin dan di daerah fill hendaklah dilakukan lapis demi lapis yang
sedimikian tebalnya.

4.2.11. Metode Kerja Motor Grader.

Sebagaimana dijelaskan pada bab 2, bahwa grader adalah satu-satunya alat


yang paling cocok untuk keperluan peralatan tanah dalam rangka membentuk
permukaan tanah secara mekanis. Meskipun demikian grader dapat juga
melakukan pekerjaan-pekerjaan lain seperti ; menggali saluran atau parit
buldozing dan sebagainya.

Untuk memudahkan grading pada permukaan yang keras kebanyakan grader


diperlengkapi scriper, semacam ripper dalam bentuk lebih kecil yang
dipasang di depan blade dan dikendalikan tersendiri. Seperti halnya dozer,
seluruh pekerjaan grading ini dipusatkan pada pemotongan permukaan tanah
atau pisau grader dan mendorong hasil pemotongan tersebut. Dan pisau
terdiri dari mold board dan cutting edge yang mempunyai fungsi serupa
44

dengan dozer blade, hanya saja konstruksinya jauh lebih ringan. Agar dapat
melaksanakan pekerjaan, blade perlu diberikan kedudukan sedemikian rupa
sehingga cutting edgenya terletak pada bidang permukaan yang
dikehendaki. Pergerakan blade ini dilakukan dari dalam cabin oleh operator
melaui kendali (control levers) yang disediakan untuk itu, dan
pengendaliannya dapat dilakukan secara hydraulic dan mekanis. Gerakan-
gerakan blade ini terdiri dari tiga gerakan pokok, dan kedudukan yang
dikehendaki tersebut biasanya terdiri dari gabungan dari ketiga gerakan itu
atau sendiri-sendiri tergantung apa yamg dikehendaki. Gerakan-gerakan
pokok tersebut adalah sebagai berikut :
 Angling.
 Side shift.
 Circle lift.

Angling :

Angling adalah memberikan kedudukan serong kepada blade terhadap arah


gerak dari kendaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggerakan kendali
yang menguasai circle, sehingga circle ini berputar (ke kanan atau ke kiri) dan
blade mengikuti gerakan putar ini. Tujuan dari kedudukan serong ini adalah
untuk side casting, seperti halnya pada dozer.

Side shift :

Side shift ini dimaksudkan untuk memberikan blade suatu kedudukan di


samping poros kendaraan, yaitu untuk mengerjakan permukaan yang oleh
suatu sebab tidak boleh diinjak oleh roda-roda kendaraan.

Circle lift :

Circle lift adalah gerakan naik turun dalam arah vertikal. Gerakan ini
dikendalikan oleh lift arms (2 buah) yang masing-masing dapat digerakan
sendiri-sendiri terlepas satu dari yang lainnya. Apabila digerakkan bersamaan
ke bawah, akan memberikan tekanan pada blade ke dalam permukaan tanah
untuk memotong rata.

4.2.12. Membentuk Permukaan (Grading).

Gerakan blade seperti yang diterangkan di atas terutama ditujukan kepada


pekerjaan membentuk permukaan yang rata, baik horozontal maupun tebing.
Meskipun demikian grader dapat juga melekukan pekerjaan lain seperti
buLldozing dan sebagainya. Pada grading daerah fill, hendaklah diperhatikan
bahwa usaha perataan permukaan harus dilakukan pada setiap lapisan yang
akan dipadatkan, mengingat pemadatan harus dilakukan dengan merata
(uniform) pada seluruh tebal fill.

Pekerjaan dimulai dengan menempatakan grader pada posisi di tempat


permulaan pekerjaan menghadap kearah yang akan ditempuh maju oleh
grader. Blade dalam arah ini diberikan kedudukan serong (angling) dengan
maksud agar tanah yang dipotong oleh cutting edge tidak menumpuk di
45

depan blade, makin serong kedudukan blade makin cepat terjadinya drift
tersebut, hal mana sangat menguntungkan karena maksud dari grading ini
bukan untuk menggusur tanah .

4.2.13. Menggali Saluran / Parit.

Saluran atau parit yang mudah digali oleh grader adalah saluran yang
berbentuk segitiga (V-Ditch). Untuk ini blade diberikan tilt yang cukup sesuai
dengan kemiringan tebing saluran yang direncanakan. Blade juga
diserongkan ke depan (angling) dengan tujuan agar hasil galian dapat
dikeluarkan dari dalam saluran. Apabila ujung blade jatuh agak ke dalam
(diantara roda grader), maka circle diberikan shift seperlunya. Dapat
dimengerti bahwa saluaran yang digali dengan cara yang demikian ini tidak
terlampau dalam sehingga bila dikehendaki yang lebih dalam dengan
menggunakan alat ini maka penggalian diulang kembali hingga tercapai
sesuai rencana.

4.2.14. Bekerja Dengan Cara Bulldozing.

Grader dapat melakukan penggusuran tanah dengan cara bulldozing.


Mengingat konstruksi dari blade maka penggusuran hanya terbatas pada
tanah yang lepas saja, Termasuk stock pile atau kerikil yang ditumpahkan
dari alat angkut.

4.3. Pekerjaan Penggaruan.

Bila mana suatu tanah atau material sangat keras untuk digali sehingga sulit
dikerjakan dozer blade, maka pada material tersebut harus dilakukan ripping.
Tujuan ripping adalah untuk mengoyak atau memecah material menjadi
bongkah-bongkah sehingga selanjutnya dapat dikerjakan oleh dozer biasa.
Cara ripping ini adalah cara yang paling efektif untuk menggusur tanah yang
keras. Kalau pekerjaan ripping tidak mampu maka material itu harus
diledakkan atau disenaper. Di dalam pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini
alat yang paling efektif digunakan adalah buldozer dengan perlengkapan
ripping.

4.4. Pekerjaan Penumpukan dan Pemuatan

4.4.1. Pekerjaan Penumpukan (Stock Pile).

Penumpukan adalah suatu kegiatan mengumpulkan material menjadi satu


tumpukan dan pada umumnya penumpukan dilakukan bila material akan
diangkut terutama untuk memindahkannya dari jarak menegah sampai jarak
jauh. Pekerjaan ini dapat dikerjakan oleh bulldozer dengan perlengkapan
(attachment) angle blade, stright blade dan dozer shovel serta loader.

4.4.2. Pemuatan (Loading).

Pemuatan adalah suatu kegiatan pemuatan material ke atas alat pengangkut


berupa dump truck, conveyer dan sebagainya untuk keperluan suatu
46

konstruksi. Pekerjaan ini dapat dikerjakan dengan dozer shovel, loader dan
excavator.

4.4.3. Bekerja Dengan Menggunakan Kombinasi Peralatan.

Di dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah dalam jumlah yang


besar dan jarak angkut yang cukup jauh, maka menggunakan bulldozer disini
sudah tidak efisien lagi ini disebabkan karena bertambahnya jarak dorong
yang jauh. Untuk mengatasi hal ini digunakan kombinasi beberapa peralatan
yang terdiri dari bulldozer, loader dan dump truck dimana masing-masing
peralatan mempunyai kerja sendiri-sendiri.

Buldozer dalam hal ini bekerja untuk menggusur tanah dan membuat
beberapa stock pile dan loader melayani dump truck untuk memuat tanah
yang diambil dari stock pile kemudian damp truck mengangkutnya ke daerah
penimbunan atau pembuangan.

Dalam menggunakan kombinasi beberapa peralatan untuk memenuhi


kebutuhan operasi pemindahan tanah, jumlah masing-amsing unit alat baik
dozer loader dan dump truck harus seimbang. Dengan demikian jam operasi
untuk berproduksi dapat dipenuhi sehingga dapat dihindarkan bagian unit
peralatan yang menganggur disebabkan karena harus menunggu giliran
dalam melayani pekerjaan pada masing-masing unit peralatan.

Jalan kerja yang dilalui untuk mengangkut bahan galian harus selalu
dipelihara guna meningkatkan jam operasi dengan menambah kecepatan diri
dari alat angkut. Biasanya jalan kerja dipelihara dengan menempatkan suatu
unit peralatan yaitu motor grader yang setiap saat dibutuhkan untuk
meratakan permukaan jalan raya yang rusak akibat dilalui oleh alat-alat berat.

Bulldozer :

Buldozer ini bekerja untuk menggusur tanah, kemudian hasil gusuran


dikumpulkan dan dibentuk beberapa stock pile. Perlu diperhatikan bahwa
pengumpulan gusuran dan pembentukan stock pile diusahakan saling
berdekatan antara stock pile yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi jarak dorong dozer dimana dengan jarak dorong yang
panjang akan menurunkan hasil produksi.

Loader :

Loader bekerja untuk melayani pemuatan tanah atau material yang diambil
dari stock pile ke dalam bak dump truck. Pengambilan bahan dari stock pile
tersbut digunakan dua metode yaitu :
1.Metode V-Shape Loading.
2.Metode I Cross Loading.

Metode v-Shape Loading : Loader beroperasi mengambil material, memuat


dan kembali lagi membentuk lintasan seperti huruf V. Disini dump truck diam
pada posisinya
47

Metode I Cross Loading : Disini loader beroperasi dengan jalan bergerak


maju dan mundur membentuk lintasan seperti huruf I untuk mengambil
material, memuat dan kembali. Agar supaya bisa memuat,bucket loader
harus pada posisi samping bak damp truck. Damp truck harus bergerak maju
dan mundur untuk mengambil muatan yang lintasannya bersilangan (cross)
dengan lintasan loader.

Dump Truck :

Setelah mengambil muatan yang dilayani oleh loader, baik dengan metode V-
shape loading maupun I cross loading, dump truck mengangkutnya ke lokasi
penimbunan atau pembuangan. Muatan di daerah penimbunan tidak
langsung dibuang begitu saja, tetapi harus dicari posisi buangan yang telah
ditentukan, kemudian dihamparkan dengan cara sambil berjalan bak dinaikan.
Dengan cara ini bahan tibunan yang dihamparakan bisa merata dan tidak
teronggok-onggok, sehingga harus diperlukan peralatan untuk meratakan
onggokan bahan timbunan tersebut.

4.5. Pekerjaan Pengangkutan (Hauling).

Yang dimaksud dengan pengangkutan adalah mengangkut material dengan


menggunakan peralatan dari suatu tempat ke tempat lain untuk keperluan
konstruksi. Pekerjaan ini dapat dikerjakan dengan alat seperti dump truck,
scraper shovel dan lain-lain dengan memperhatikan jarak angkut
ekonomisnya.

4.5.1. Metode Kerja Damp Truck .

Sebagaimana kita ketahui bahwa damp truck adalah alat pengangkutan


khusus pekerjaan sipil, di mana muatan yang terdapat di dalamnya
ditumpahkan sendiri tanpa bantuan peralatan lain.

4.5.1.1. Memilih ukuran truck.

Besar kecilnya kapasitas truck yang dipilih disesuaikan dengan jumlah


muatan yang akan diangkut, karena hal ini menyangkut jumlah truck yang
akan dipergunakan.

4.5.1.2. Mengisi Muatan.

Para pengemudi mempunyai peranan pengting di dalam menentukan hasil


produksi peralatan yang dipakai. Penempatan truck dengan cara dalam posisi
memuat penting sekali artinya. Swing shovel selalu diusahakan sekecil
mungkin karena memperkecil siklus waktu shovel. Biasanya penempatan
truck diatur oleh operator shovel. Khusus truck-truck besar, pembantu sopir
turun dan membantu menempatkan truck dengan cara memberikan isyarat
kepada pengemudi.

4.5.1.3. Membuang Muatan


48

untuk keperluan pekerjan ini dimulai dengan menempatkan truck pada


kedudukan yang baik. Bagi rear dump truck, akan berarti harus mundur
kearah tempat pembuangan sedemikian rupa sehingga jarak antara tempat
pembuangan dengan roda belakang menjadi sekecil mungkin.

4.6. Pekerjaan Penimbunan.

Sebagaimana diketahui bahwa penimbunan diperlukan untuk menimbun


elevasi tanah yang rendah sehingga mencapai elevasi yang direncanakan
atau untuk menggatikan tanah galian yang tidak memenuhi persyaratan atau
sangat lemah apabila digunakan untuk suatu konstruksi, baik untuk konstruksi
jalan raya atau untuk konstruksi landasan lapangan terbang dan lain-lain
konstruksi.

4.7. Pekerjaan Pemadatan.

Yang dimaksud dengan pemadatan adalah suatu proses pekerjaan yang


umumnya dipadatkan oleh alat-alat berat (mekanis), untuk mengurangi
rongga-rongga antara butiran bahan yang mungkin berisi udara atau air
sehingga butiran bahan tersebut tersusun rapat satu sama lain saling
mengikat. Tujuan dari pemadatan suatu bahan adalah untuk menyusun
butiran-butiran bahan tersebut sehingga kekuatan dan dan daya dukung
bahan bertambah besar serta daya isapnya terhadap air berkurang, karena
air cenderung merubah volume menjadi susut atau mengembang. Didalam
pekerjaan pemindahan tanah untuk keperluan suatu konstruksi atau
bangunan, biasanya tanah yang telah dipindahkan dalam keadaan gembur.
Oleh karena itu tanah yang gembur ini dipadatkan agar supaya dapat
memikul beban konstruksi yang berada di atasnya.

4.7.1. Pemilihan Peralatan Pemadatan.

Pemilihan peralatan pemadat yang dimaksud disini ialah memilih peralatan


yang cocok dengan karakteristik tanah dan jumlah unit yang tepat agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat sesuai dengan rencana, murah
dan hasil kerjanya memuaskan.
Didalam memilih alat-alat pemadat ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, antara lain :
 Jenis material yang akan dipadatkan.
 Volume pekerjaan.
 Waktu penyelasaian pekerjaan yang disediakan.
 Kapasitas produksi masing-masing jenis alat pemadat.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, maka pemilihan peralatan akan
lebih mudah dilakukan dalam rangka memperoleh peralatan yang efisien.
Mengingat banyaknya jenis peralatan pemadatan yang diproduksi untuk
berbagai karakteristik bahan timbunan berbagai kondisi medan pengopersian
dan kapasitas pekerjaan tanah, maka pemilihan jenis alat yang sesuai untuk
pekerjaan pemadatan merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan
dengan seksama.
Sebagai pedoman untuk menentukan peralatan pemadat yang disesuikan
dengan jenis-jenis tanah tertentu, dapat digunakan tabel lampiran 7.
49

4.7.2. Metode Penggilasan.

Sebagaimana diketahui bahwa susunan roda-roda kebanyakan mesin gilas


sedemikian rupa sehingga roda penunjuk berada di depan dan roda
penggerak berada di belakang, artinya operator menghadap kearah tempat
roda penunjuk. Sebagai contoh pada konstruksi jalan raya dalam usaha
memelihara kemiringan potongan melintang badan jalan, maka penggalian
dimulai pada jalur tepi yang terendah atau tepi selokan. Hal ini dimaksudkan
oleh karena bahan yang digilas mempunyai kecendrungan untuk menggeser
ketepi bawah. Dengan memadatkan lebih dahulu bagian yang terendah ini,
penggeseran akan tertahan oleh jalur yang sudah dipadatkan. Bilamana
mesin gilas akan berpindah jalur (lintasan), hendaknya dilakukan pada
perjalanan maju untuk menghindari agar roda-roda penunjuk tidak tertarik dan
tidak merusak lapisan yang sudah dibentuk permukaannya terlebih dahulu.
Sebagai contoh, pola penggilasan suatu jalan 2 jalur dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

x x
1
2
3
4
5

6
7
8

gambar 4.

Dimana terlihat seluruh lebar jalan dapat dijalani dalam delapan lintasan,
sedang lintasan kesembilan menuju kembali kejalan pertama untuk
mengulangi lintasan pertama. Pengulangan ini dilakukan terus menerus
sampai jumlah lintasan yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang
dikehendaki setiap jalur.

Jarak overlap x perlu pula diberikan bahwa daerah balok mesin gilas ini,
jumlah linyasan yang telah diberikan lebih sedikit jika dibandingkan dengan
bagian yang lain. Jarak pverlap ini biasanya diambil minimun 10 meter.
Bila mana tersedia dua mesin gilas untuk pekerjaan tersebut di atas,
sebaiknya tiap mesin gilas diberikan daerah kerja masing-masing setengah
jalan dan penggilasan dikerjakan secara bersamaan dengan memulai pada
pada jalur pertama dan kelima.

Pada mesin gilas yang ditarik, dipergunakan metode penggilasan yang sama,
hanya saja selalu diusahakan agar gerakan dilakukan dengan berjalan maju,
jadi diperlukan daerah pemutaran pada masing-masing ujung lintasan. Tetapi
apabila keadaan lokasi tidak memungkinkan untuk daerah pemutaran, maka
tracktor dapat dijalankan mundur meskipun dalam hal ini pekerjaan agak
sulit.
50

Bilamana menggunakan mesin gilas kaki kambing maka pola penggilasan


yang baik adalah seperti pada gambar berikut.

Gambar 5.
Pola penggilasan dengan penggilasan kaki kambing kecil.

Gambar 6.
Pola penggilasan dengan penggilasan kaki kambing besar (4 roda).

4.8. Pekerjaan Finishing.

Pekerjaan ini adalah merupakan tahap kegiatan akhir untuk mendapatkan


suatu permukaan tanah yang diinginkan dalam konstruksi pemindahan tanah,
guna keperluan suatu konstruksi.
51

BAB V
BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI PERALATAN

5.1. Biaya pemilikan peralatan.

Mahal atau murahnya sebuah alat berat sebenarnya dapat dilihat dari biaya
produksinya. Alat berat adalah alat produksi dan bagaimana agar alat berat
tersebut dapat berproduksi seoptimal mungkin dengan biaya serendah
mungkin adalah menjadi suatu problema.
Prestasi peralatan harus mengimbangi biaya pemilikan dan biaya
operasi dengan cara :
Biaya per jam serendah mungkin
Prestasi teringgi peralatan =
Produksi per jam setinggi mungkin

Untuk sampai kepada kondisi ini, maka analisis biaya pemilikan dan operasi
(BP & O) memegang peranan penting. Dengan kata lain besar kecilnya
penghematan sangat bergantung pada kecermatan analisa biaya pemilikan
dan biaya operasi. Semakin tinggi biaya pemilikan dan operasi tidak selalu
berarti makin mahal harga suatu alat, sejauh masih diimbangi oleh produksi
yang tinggi dari alat, dan ada kemungkinan biaya produksinya akan menjadi
murah. Jadi murah tidaknya suatu alat berat bergantung pada biaya produksi
peralatan dan biaya pemilikan mencakup :
1. Penyusutan (depressiasi).
2. Bunga, pajak ,biaya gudang dan asuransi.

5.1.1. Biaya Penyusutan.

Yang dimaksud dengan biaya penyusutan adalah kehilangan harga jual atau
pengurangan harga buku akibat pemakaian atau umur peralatan itu.
Ada tiga metode menghitung biaya penyusutan peralatan dan ketiga metode
tersebut sebenarnya untuk memperhitungkan besarnya pajak yang harus
dibayar tiap tahun atas pemilikan peralatan itu.
Metode-metode itu adalah :

 Metode langsung (straight line method).


 Metode pengurangan berganda (Diclining balance method).
 Metode penjumlahan angka tahun (sum of the year digit method).

Metode langsung :
Metode langsung ini mempunyai pengertian bahwa turunnya nilai modal
dilakukan dengan pengurangan nilai peyusutan yang sama besar sepanjang
umur kegunaan alat.

Contoh :
Harga pembelian sebuah buldozer Rp 1.200.000.000,-
dideprissiasikan menjadi nilai sisa 10 % dari harga pokok selama
umur ekonomis dari alat 5 tahun.
52

Nilai penyusutannya = Rp 1.200.000.000 - (10 % x 1.200.000.000) =


1.080.000.000,-
Nilai penyusutan tiap tahun = (Rp 1.080.000.000 : 5)
= Rp 216. 000.000,-

tahun biaya penyusutan pertahun (Rp) nilai buku

0 - 1.200.000.000,-
1 216.000.000,- 984.000.000,
2 216.000.000,- 768.000.000,-
3 216.000.000,- 552.000.000,-
4 216.000.000,- 336.000.000,-
5 216.000.000,- 120.000.000,-

Metode pengurangan berganda :

Pada metode ini depressiasi pada tahun berjalan dikalikan dengan 200 %.
 Harga buldozer Rp 1.200.000.000,-
 Umur ekonomis alat 5 tahun.
 Depressiasi rata-rata per tahun 100 % : 5 = 20 %.
 Dengan metode pembugaran berganda 2 x 20 % = 40 %.

tahun Faktor nilai buku Depressiasi Nilai buku


(Rp 103) (Rp 103) (Rp 103)

0 Rp 1.200.000.-
1 40 % x Rp 1.200.000,- Rp 480.000,- Rp 720.000,-
2 40 % x Rp 720.000,- Rp 280.000,- Rp 432.000,-
3 40 % x Rp 432.000,- Rp 172.000,- Rp 259.200,-
4 40 % x Rp 25.920,- Rp 103.680,- Rp 155.520,-
5 40 % x Rp 155.520,- Rp 62.208,- Rp 93.312,-

Catatan :Disini terlihat bahwa dengan cara ini, nilai sisa tidak nampak dalam
Perhitungan. Tetapi jika dikehendaki adanya nilai sisa 40 % dari
harga pokok maka depressiasinya adalah 155.520 – 120.000 =
35.520.

Metode penjumlahan angka tahunan :

Depressiasi tiap tahun adalah berdasarkan kebalikan angka tahun, jumlah


angka tahun dikalikan jumlah depressiasi.
53

Tahun X Y Z

0 Rp 1.200.000,-

1 5/15 x Rp 1.080.000,- Rp 360.000,- Rp 840.000,-

2 4/15 x Rp 1.080.000,- Rp 288.000,- Rp 552.000,-

3 3/15 x Rp 1.080.000,- Rp 216.000,- Rp 336.000,-

4 2/15 x Rp 1.080.000,- Rp 144.000,- Rp 192.000,-

5 1/15 x Rp 1.080.000,- Rp 72.000,- Rp 120.000,-

Dimana : X = Faktor depressiasi X nilai yang disusutkan dalam ribuan


Y = Biaya depressiasi dalam ribuan.
Z = nilai buku dalam ribuan.

1400
1200
1000
Harga Alat (Rp)

GL
800
PT
600
SPG
400
200
0
1 2 3 4 5 6
Umur Alat (n)

Kurva Depresiasi Dari Tiga Metode Yang Ada

5.1.2. Bunga, Pajak, Biaya Gudang dan Assuransi.


54

Bunga modal :

Bunga modal tidak hanya berlaku bagi peralatan yang dibeli dengan sistem
kredit, tetapi juga dari modal sendiri yang dianggap sebagai pinjaman.

Bunga lama pinjaman (thn) x bunga per tahun


= X Harga alat
modal umur kegunaan alat

atau

n+1
Investasi per tahun = i X harga pokok
2n

dimana :
n = umur ekonomis alat (tahun).
i = interest rate per tahun, biasanya diambil sebesar 15 %.
Pajak :

Besarnya pajak yang diperhitungkan biasanya (2 % dikenal dengan sebutan


MPO).
n+1
Pajak per tahun = 2 % x x harga pokok
2n

Dimana n = umur ekonomis alat.


Biaya Gudang :
Biaya gudang adalah jasa penyimpanan dalam gudang diambil 1 % dari
average invesment.

Biaya gudang n+1


Per tahun =1%x 2n x harga pokok

Biaya per jam diperoleh dengan membagi biaya per tahun dengan jam
penggunaan pertahun .

Assuransi :

Besar kecilnya nilai assuransi bergantung pada baru tidaknya peralatan. Para
pemakai alat berat dapat memperkirakan sendiri nilai assuransi bagi alat
beratnya. Bila alat yang diassuransikan baru, maka nilainya tentu lebih tinggi
bila dibangdingkan dengan alat yang lebih tua usianya. Disamping itu
assuransi dilakukan dengan tujuan menghadapi resiko kebakaran,
kecelakaan dan kerugian bagi peralatan yang digunakan.
Premi assuransi biasanya diambil 2 %.
55

Premi assuransi =2%x n+1 x harga pokok


Per tahun 2n

5.2. Biaya Operasi Peralatan.

Biaya operasi peralatan adalah biaya yang keluar hanya apabila alat berat
tersebut beroperasi.
Biaya operasi yang dimaksudkan disini adalah termasuk biaya-biaya untuk :
 Bahan bakar, pelumas dan filter.
 Biaya ban.
 Biaya perbaikan.
 Upah operator dan pembantu operator.
 Biaya khusus.

5.2.1. Biaya Bahan Bakar, pelumas dan filter.


Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam umumnya berbeda-beda untuk
setiap tipe dan merek mesin. Data-data tersebut biasanya dapat diperoleh
dari pabrik atau dealer yang bersangkutan. Pemakaian bahan bakar akan
bertambah bila kerja berat dan akan berkurang bila bekerja ringan.

Biaya bahan konsumsi bahan harga unit bahan


Bakar per jam = bakar per jam x bakar lokal

Perkiraan konsumsi bahan bakar dan pelumas yang dibutuhkan setiap jam
untuk alat-alat berat dapat dilihat pada tabel Komatsu dan Caterpilar
Handbook. Untuk menghitung biaya filter biasanya diambil 50 % dari jumlah
biaya pelumas atau tidak termasuk biaya bahan bakar .

5.2.2. Biaya ban .

Keausan sangat dipengaruhi oleh keadaan medan disamping kecepatan dan


tekanan angin. Jadi kualitas ban sangat memegang peranan.
Sebagai estimasi umur pemakaian ban adalah.

Harga ban
Biaya ban perjam =
Perkiraan umur ekonomis
56

Jenis Alat Ringan km/jam Sedang km/jam Berat km/jam

Self propelled 120000/4000 90000/3500 60000/2000


scraper

Off highway truck 140000/3500 80000/2000 70000/500

Motor grader 80000/4000 50000/2500 30000/1500

Wheel loader /5000 - /1000

Ringan : operasi peralatan pada jalan yang terawat baik yaitu jalan tanah
atau pasir dan keausan ban normal.
Sedang : operasi peralatan pada jalan dengan permukaan batu kerikil
bercampur dengan batu pecah.
Berat : operasi peralatan pada jalan dengan permukaan batu pecah
yang menyebabkan keausan dan memungkinkan ban sering bocor.

5.2.3. Biaya perbaikan.

Lebih tepat bila biaya reparasi disebut biaya cadangan untuk reparasi, karena
belum tentu mengeluarkan biaya sebesar itu, atau mungkin lebih besar dari
itu.
Besarnya biaya perbaikan selama umur ekonomis dari peralatan berdasarkan
pengalaman biasanya dapat dinyatakan dalam prosentase tertentu terhadap
besarnya depressiasi. Cara menghitungnya adalah :

Faktor perbaikan x (harga mesin-harga ban)


Biaya perbaikan perjam =
Umur kegunaan (jam)

Di bawah ini diberikan tabel prosentase yang dimaksud.


Peralatan % terhadap harga pokok keterangan

Draglines 50 s/d 80 untuk peralatan yang


Shovel 60 s/d 100 menggunakan ban atau
Tracktors 90 s/d 100 kapal keruk, maka
Graders 70 s/d 100 persentase tersebut
Scrapers 80 s/d 100 adalah terhadap harga
Trucks 40 s/d 70 ban.
Granes 40 s/d 60
Dragers 60 s/d 100
57

Catatan : Makin berat kondisi lapangan, makin besar prosentase yang harus
dialokasikan.

Seperti diketahui bahwa selama bertahun-tahun pertama dari umur peralatan,


biaya perawatan dan biaya perbaikan lebih kecil jika dibandingkan dengan
tahun-tahun selanjutnya, sehingga untuk menentukan biaya perbaikan dapat
digunakan cara penjumlahan angka tahunan karena cara ini mendekati
kenyataan.
Biaya perbaikan ini termasuk semua biya suku cadang dan mekanik (labour
cost), dimana menurut pengalaman besarnya perbandingan antara biaya
suku cadang. Dan biaya labour adalah 2 : 1.

5.2.4. Upah Operator dan pembantu operator.

Biaya ini bergantung pada jenis pekerjaan dan peraturan pengupaan yang
ada .
Banyak cara untuk menghitung upah opertor dan pembantu operator. Salah
satu diantaranya adalah :

Upah operator Upah (opertor + pembantu operator) bulan


=
Per jam jam kerja per bulan

5.2.5. Hal-Hal Khusus.

Untuk parts yang keausannya lebih cepat dibanding dengan yang lain, tidak
termasuk kedalam biaya perbaikan, akan tetapi masuk kategori hal-hal
khusus.
Parts yang termasuk dalam kategori ini misalnya cutting edge, ripper tips,
bucket teeth, body leners, router bits dan lain-lain.

Harga per item x jumlah item


Hal-hal khusus =
Umur kegunaan (jam)

Contoh Perhitungan Biaya Pemilikan dan Operasi.

 Jenis dan model mesin = D40A


Perlengkapan = Angle dozer
Harga mesin (landed Price) =Rp765.000.000,-
Nilai bekas 10 % x Rp 765.000.000,- =Rp 76.500.000,-
Nilai penyusutan =Rp688.500.000,-
58

Biaya pemilikan :

Nilai penyusutan Rp 688.500.000,-


1) Penyusutan = =
Umur kegunaan (jam) 10.000,-

=Rp 68.850,-
2) Bunga, biaya gudang, pajak dan assuransi.

(n + 1) Harga mesin
20 %
2n jam kerja / tahun

5+1 Rp 765.000.000,-
20 % = Rp 4.590,-
2x5 2.000

Jumlah biaya pemilikan = Rp 73.440 / jam


Biaya operasi :
1. Bahan bakar dan pelumas
Bahan baker : 11,9 l/ jam x 4.350 Rp/ l = 51.765 Rp/jam
Oli mesin : 0,07 l/ jam x 20.000 Rp/l = 1.400 Rp/jam
Oli transmisi : 0,05 l/jam x 20.000 Rp/l = 1.000 Rp/jam
Oli final drive : 0,03 l/jam x 20.000 Rp/l = 600 Rp/jam
Oli hidraulic : 0,06 l/jam x 30.000 Rp/l = 1.800 Rp/jam
Grease : 0,02 kg/jam x 10.000 Rp/kg = 200 Rp/jam
Filter : 50 % x 5.000 = 2.500 Rp/jam
Jumlah biaya bahan bakar dan pelumas = 59.265 Rp/jam

2. Perbaikan =

6 % Rp 765.000.000,-
= 22.950 Rp/jam
2000

3. Upah operator = 5.000 Rp/jam


Jumlah biaya operasi = 87.215 Rp/jam

Jadi jumlah biaya pemilikan dan operasi (BP & O) tiap jam adalah
59

= 73.400,- + 87.215 = 160.615 Rp/jam.

 Jenis dan model mesin =Whell Loader W70


Perlengkapan = bucket
Harga mesin = Rp 975.000.000,-
Harga ban = Rp 48.000.000,-
Nilai bekas 10% x Rp 975.000.000,- = Rp 97.500.000,-
Nilai penyusutan = Rp 829.500.000,-
Biaya pemilikan :
1. Penyusutan = 82.950 Rp/jam
Rp 829.500.000,-

10.000
2. Bunga modal, biaya gudang, pajak dan assuransi.

(5 + 1) Rp 975. 000.000,-
20 % = 58.500 Rp/jam
(2 x 5) 2.000
jumlah biaya pemilikan = 141.450 Rp/jam

Biaya operasi :
1. bahan bakar dan pelumas
bahan bakar : 14,2 l/jam x 4.350 Rp/l = 61.770 Rp/jam
oli mesin : 0,07 l/jam x 20.000 Rp/l = 1.400 Rp/jam
oli transmisi : 0,03 l/jam x 20.000 Rp/l = 600 Rp/jam
oli final drive : 0,04 l/jam x 20.000 Rp/l = 800 Rp/jam
oli hydraulic : 0,13 l/jam x 35.000 Rp/l = 4.550 Rp/jam
grease : 0,01 kg/jam x 10.000 Rp/kg = 100 Rp/jam
filter : 50 % x 7.450 Rp/jam = 3.725 Rp/jam
jumlah biaya bahan bakar dan pelumas = 72.945Rp/jam

Harga ban 48.000.000,-


2. Ban = = = 24.000 Rp/jam
Umur kegunaan (jam) 2000

Faktor perbaikan x (harga mesin – harga ban)

Umur kegunaan (jam)


60

3. Perbaikan =

6% x Rp 975.000.000
= = 29.250 Rp/jam
2000

4. Upah operator = 5.000 Rp/jam


Jumlah biaya operasi = 131.195. Rp/jam

Jadi jumlah biaya pemilikan dan biaya operasi (BP & O) tiap jam
= 141.450 + 131.195 =272.645 Rp/jam

 Jenis dan model mesin. = HD. 325


Harga mesin (landed price ) =Rp755.000.000,-
Harga ban =Rp40.000.000,-
Nilai desak : 10 % x Rp 755.000,- =Rp75.500.000,-
Nilai penyusutan =Rp639.500.000,-

Biaya pemilikan :

1. Penyusutan = 639.500.000 = 31.975Rp/jam


20.000

2. Bunga modal, biaya gudang, pajak dan assuransi

(10 + 1) 755.000.000
20 % = 41.525 Rp/jam
2 x 10 2.000

Jumlah biaya pemilikan = 73.500 Rp/jam

Biaya operasi :
1. Bahan bakar dan pelumas
61

Bahan bakar : 28,0 l/jam x 4.350 Rp/l =121.800 Rp/jam


Oli mesin : 0,2 l/jam x 20.000 Rp/l = 4.000 Rp/jam
Oli trasmisi : 0,13 l/jam x 20.000 Rp/l = 2.600 Rp/jam
Oli final drive : 0,03 l/jam x 20.000 Rp/1 = 600 Rp/jam
Oli hydraulic : 0,17 l/jam x 35.000 Rp/l = 5.950 Rp/jam
Grease : 0,02 kg/jam x 10.000 Rp/kg = 500 Rp/jam
Filter : 50 % x 13.650 Rp/jam = 6.825 Rp/jam
Jumlah biaya bahan bakar dan pelumas = 142.275 Rp/jam

40.000.000,-
2. Ban = = 20.000 Rp/jam
2.000

4 % (755.000.000-40.000.000)
3. perbaikan = = 14.300 Rp/jam
2000

4. Upah operator = 5.000 Rp/jam


Jadi jumlah biaya operasi = 181.575 Rp/jam

Jadi jumlah biaya pemilikan dan operasi (BP & O) tiap jam
= 73.500 + 181.575 =255.075 Rp/jam

 Jenis dan model mesin = Motor Grader 600


Perlengkapan = Blade cutting edge
Harga mesin (landed price) =Rp1.200.000.000,-
Harga ban =Rp 72.000.000,-
Nilai bekas : 10 % x Rp 1.200.000.000 =Rp 120.000.000,-
Nilai penyusutan =Rp1.010.000.000,-

Biaya pemilikan : 1.010.000.000


1. Penyusutan = = 67.333 Rp/jam
15.000

2. Bunga modal, biaya gudang ,pajak dan assuransi


62

(5 + 1) 1.200.000.000
20 % = 48.000 Rp/jam
2x5 3.000

jumlah biaya pemilikan = 115.333 Rp/jam


Biaya operasi :
1. Bahan bakar dan pelumas
Bahan bakar : 17,20 l/jam x 4.350 Rp/l = 74.820 Rp/jam
Oli mesin : 0,14 l/jam x 20.000 Rp/l = 2.800 Rp/jam
Oli transmisi : 0,04 l/jam x 20.000 Rp/l = 800 Rp/jam
Oli final drive: 0.131 l/jam x 20.000 Rp/l = 2.620 Rp/jam
Oli hydraulic : 0,07 1/jam x 35.000 Rp/1 = 2.450 Rp/jam
Grease : 0,01 kg/jam x 10.000 Rp/kg = 100 Rp/jam
Filter : 50 % x 8.770 Rp/jam = 4.385 Rp/jam
Jumlah biaya bahan bakar dan pelumas = 87.975 Rp/jam

72.000.000,-
2. Ban = = 24.000 Rp/jam
3.000
4 % (1.200.000.000 -72.000.000)
3. perbaikan = = 15.040 Rp/jam
3000

4. Upah operator = 5.000 Rp/jam


Jumlah biaya operasi = 132.015 Rp/jam

Jadi jumlah biaya pemilikan dan opersi (BP & O) tiap jam
= 115.333 + 132.015 = 247.348 Rp/jam.

Catatan.
Bisa dilihat dan dibandingkan perhitngan yang sudah dimodifikasi pada program
Exsel selanjutnya.
63

Anda mungkin juga menyukai