Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KESERASIAN ALAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP

TINGKAT PRODUKSI BATU KAPUR PADA UNIT PENAMBANGAN


BUKIT KARANG PUTIH, PT SEMEN PADANG, SUMATERA BARAT
M.Ilman Rasyad*,T. Zulfikar, Mirna Rahmah Lubis
Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jalan Tengku Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh

*Email:M.Ilman_rasyad@yahoo.co.id

ABSTRACT

Limestone is the main raw material in the making of cement and is obtained through the mining process. One of the
companies that conducting limestone mining is PT Semen Padang (Persero) with quarry method. The daily production
target of PT Semen Padang is 17,000 tons. This shows that production does not meet the target, because equipment does
not work optimally. There are several factors that affect this such as hauling road and total number of equipment.
Repairmnet of haul road grade is to increase the cycle time of equipment so that production increases to 19,582.09 tons
/ day with match factor of 0.93. Increasing match factor can also be done by adding the number of hauling equipment
which initially 3 units to 4 units so that match factor becomes 0.95. After the addition of hauling equipment, the
productivity of dumptruck increased to 20,072.06 tons / day and met the production target.

Keywords: Match Factor, Productivity, Working Hour, Hauling Road

ABSTRAK

Batu gamping adalah bahan baku utama dalam pembuatan semen dan diperoleh melalui proses penambangan. Salah satu
perusahaan yang melakukan penambangan batu gamping adalah PT Semen Padang (Persero) dengan metode
penambangan quarry. Target produksi harian PT Semen Padang adalah sebesar 17.000 ton. Hal ini menunjukkan produksi
tidak memenuhi target, karena dalam bekerja alat angkut tidak bekerja secara maksimal. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hal ini seperti jalan dan jumlah alat. Memperbaiki grade jalan angkut untuk meningkatkan cycle time alat
angkut sehingga produksi meningkat menjadi 19.582,09 ton/hari dengan tingkat keserasian alat 0,93. Meningkatkan
keserasian kerja alat juga bisa dengan penambahan jumlah alat angkut yang awalnya 3 unit menjadi 4 unit sehingga nilai
keserasian kerja alat menjadi 0,95. Setelah penambahan alat angkut, produktivitas dumptruck meningkat menjadi
20.072,06 ton/hari dan telah memenuhi target produksi.

Kata kunci : Keserasian Kerja Alat, Produktivitas, Waktu Kerja, Jalan Angkut

1. Pendahuluan 2.2 Iklim dan Curah Hujan


1.1 Latar Belakang Berdasarkan iklim yang sering terjadi di PT Semen
PT Semen Padang merupakan salah satu pabrik Padang, yaitu yang memiliki iklim tropis dengan dua
semen tertua yang ada di Indonesia. PT Semen Padang kondisi musim yaitu musim kemarau dan musim hujan
menggunakan sistem penambangan, yaitu dengan metode dengan mencapai suhu 27–35°C. Dalam hal ini cuaca dapat
menghambat efektivitas kerja pada penambangan dengan
quarry.
menggunakan metode tambang terbuka (Surface Mining).
2. Tinjauan Pustaka 2.3 Lokasi dan Daerah Kesampaian
2.1 Profil Perusahaan Adapun secara letak geografis, lokal pabrik PT
Pada tanggal 7 Januari 2013 nama perusahaan Semen Padang berada di Kelurahan Indarung, Kecamatan
tersebut sudah ditetapkan sebagai hari lahir PT Semen Lubuk Kilangan, Kota Padang. Jadi PT Semen Padang
Indonesia (persero) Tbk. setelah memenuhi syarat sendiri terletak pada titik koordinat 0°38’30”LS–
ketentuan dan hukum yang berlaku. PT Semen Padang 0°50’30”LS dan 101°15’30”BT – 101°40’30”BT. Pabrik
mempunyai pengelolaan bahan galian aktif (yang sudah ini terletak pada ketinggian 200 meter di atas permukaan
berjalan) yaitu pabrik produksi Indarung I, II, III, IV, V, laut, berjarak 15 km dari Padang, arah timur dari jalan raya
dan pabrik Indarung VI yang dalam tahap pembangunan. Padang-Solok, dan mempunyai luas 630 Ha.

1
2.4 Keadaan Geologi
Keadaan batu gamping di PT Semen Padang pada 2.8 Keserasian Alat (Match Factor)
dasarnya tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3), hal ini Untuk mendapatkan hubungan kerja yang sesuai
terjadi secara organik rombakan dan kimia. Jenis organik antara alat angkut dan alat gali muat, maka produktivitas
rombakan berasal dari kerang atau siput, kumpulan alat angkut harus sesuai dengan produktivitas alat gali
endapan, foraminifera, serta ganggang. Jenis rombakan muat. Secara perhitungan teoritis produktivitas alat angkut
kimia terjadi pengendapan dari hasil rombakan jenis haruslah sama dengan produktivitas alat gali muat, yaitu
organik yang berlangsung bukan dari tempatnya semula. (Indonesianto, 2008) [2]:
Ada jenis yang lain yaitu pengendapan kalsium karbonat 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑠𝑖 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 × 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑙𝑎𝑡
MF =
dalam suasana lingkungan dan iklim tertentu, baik dalam 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑚𝑢𝑎𝑡 × 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡

air tawar, air laut, maupun pada endapan sinter kapur.


2.9 Rimpull
2.5 Alat Gali Muat Rimpull adalah gaya yang dihasilkan oleh mesin
Untuk penggalian dan pemuatan material ke dump untuk menggerakkan alat angkut dan muatannya [3].
truck dibutuhkan alat muat yang sesuai kondisi lapangan Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan pounds (lbs).
kerja yang tentunya akan sangat bervariasi seperti Rimpull maksimum yang diberikan mesin/ban kendaraan
excavator. Pada dasarnya alat ini harus mampu berkerja adalah fungsi tenaga mesin (dalam horse power) dan
dalam keadaan medan yang mudah maupun medan yang versenelling antara mesin dan roda seperti berikut.
sulit. RP=(HP×Efisiensi×375)/Kecepatan(mph)……….......3
Keterangan:
2.6 Alat Angkut RP = Rimpull (lbs)
Dump truck merupakan alat angkut karena mampu HP = Horse power pada alat (HP)
bergerak cepat, memiliki tingkat fleksibel cukup tinggi, Efisiensi = 80–85% (Kendaraan roda karet)
biaya operasional yang relatif murah, dan kapasitas besar. 375 = Angka konversi
Alasan lain penggunaan dump truck sebagai alat angkut
adalah karena mudah diatur dengan produksi alat-alat gali. 2.10 Tahanan yang Memengaruhi Gaya Gerak
Kendaraan
2.7 Waktu Edar (Cycle Time) 2.10.1 Tahanan Kemiringan
Cycle time merupakan waktu yang diperlukan untuk Kemiringan jalan dapat dihitung dengan menggunakan
loading, hauling pada truck dan sejenisnya atau swing pada rumus[4]:
backhoe dan shovel, dumping, kembali kosong, dan Grade=∆h/∆x×100%....................................................4
manuver saat pemuatan kembali. Selain aktivitas-aktivitas Keterangan:
tersebut ada pula waktu menunggu (delay time) jika terjadi Grade = Kemiringan jalan (%)
antrian pada saat pengisian atau pada saat pemuatan ∆h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)
(Tanriajeng, 2003) [1]. ∆x = Jarak antara dua titik yang diukur (m)
Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat
2.7.1 Cycle Time Alat Gali Muat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena
Untuk menghitung waktu edar dari alat gali muat kemiringan jalur jalan yang dilalui [5].
menurut (Tanriajeng,2003) dapat digunakan rumus sebagai
berikut [1] :
CTgm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4.............................1
Keterangan :
CTgm = Waktu edar alat muat (detik)
Tm1 = Waktu menggali material (detik)
Tm2 = Waktu swing isi (detik)
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan material (detik)
Tm4 = Waktu swing kosong (detik)

2.7.2 Cycle Time Alat Angkut


Untuk menghitung waktu edar dari alat angkut Gambar 1 Grade Resistance [4]
menurut (Tanriajeng,2003) dapat digunakan rumus sebagai Untuk menghitung tahanan kemiringan dapat
berikut [1] : menggunakan rumus berikut [6]:
CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6..................2 GR=20lbs/(ton)%×Grade%...........................................5
Keterangan : Keterangan:
CTa = Waktu edar alat angkut (detik) GR = Grade resistance (lbs/ton) 20 lbs/ton
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk manuver (detik) % = Nilai empiris tiap kenaikan kemiringan 1%
Ta2 = Waktu diisi muatan atau loading (detik) Grade = Kemiringan jalan yang dilewati oleh alat (%)
Ta3 = Waktu mengangkut muatan material (detik)
Ta4 = Waktu manuver dumping (detik) 2.10.2 Tahanan Gulir
Ta5 = Waktu pengosongan muatan (detik) Tahanan gulir (rolling resistance) adalah tahanan
Ta6 = Waktu kembali Kosong (detik) yang berusaha menahan putaran roda.

2
4.2 Waktu Edar
4.2.1 Waktu Edar Alat Gali Muat
Waktu edar atau yang biasa disebut dengan cycle
time alat gali muat diperoleh dari peninjauan langsung
dilapangan. Waktu edar atau cycle time rata-rata yang
didapatkan dari hasil pengolahan data untuk alat gali muat
excavator Hitachi EX2500-6 adalah 35,29 detik.
Gambar 2 Arah Tahanan Gulir [4]
Nilai tahanan gulir dapat dihitung dengan menggunakan 4.2.2 Waktu Edar Alat Angkut
rumus [7] yaitu: Waktu edar atau cycle time untuk alat angkut
CRR=2%×(0,6%×setiap cm terbenamnya roda).........6 diperoleh dari peninjauan langsung dilapangan. Waktu
RR=CRR×20□(lbs/ton)………………………….......10 edar atau cycle time rata-rata yang didapatkan dari hasil
pengolahan data untuk alat angkut dump truck Komatsu
2.11 Efisiensi Kerja 785-7 adalah 588,92 detik.
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap suatu
pekerjaan atau suatu perbandingan waktu yang dipakai 4.3 Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)
bekerja dengan waktu yang tersedia (Tanriajeng,2003) [1]. Batu gamping yang ditambang PT Semen Padang
memiliki densitas material dalam keadaan bank adalah
3. Metode Penelitian
2,65 ton/m3 dan densitas material dalam keadaan loose
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada pertambangan batu adalah 1,7 ton/m3. Material yang terdapat di alam memiliki
gamping di PT Semen Padang (persero) Tbk yang kepadatan dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya
berlokasi di Bukit Karang Putih Indarung Sumatera Barat. sedikit bagian-bagian kosong atau yang terisi dengan udara
PT Semen Padang sendiri terletak pada titik koordinat diantara butir-butirnya.
0°38’30”LS–0°50’30”LS dan 101°15’30”BT –
101°40’30”BT. Pabrik berjarak 15 Km dari kota Padang, 4.4 Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor)
arah timur dari jalan raya Padang-Solok berada pada Pemuatan batu gamping pada PT Semen Padang
ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dan material yang dikerjakan adalah material hasil peledakan,
mempunyai luas 630 Ha. dimana nilai bucket fill factor untuk excavator Hitachi
EX2500-6 adalah 80%.
3.2 Bahan dan Alat
Data primer yang dibutuhkan adalah waktu edar alat 4.5 Efisiensi Kerja Alat
gali muat dan alat angkut, kedalaman amblasan ban pada Pada proses kegiatan penambangan yang dilakukan
jalan angkut dan jarak angkut. Sedangkan data sekunder oleh PT Semen Padang (Persero), maka didapatkan hasil
yang dibutuhkan adalah spesifikasi alat gali muat dan alat perhitungan efieiensi kerja alat gali muat excavator Hitachi
angkut, curah hujan, jam kerja efektif, peta topografi, peta EX2500-6 sebesar 74,43%. Sedangkan hasil perhitungan
grade jalan angkut dan peta kesampaian daerah. Alat yang efisiensi alat angkut Komatsu 785-7 sebesar 66,76%.
digunakan adalah alat tulis, kamera, meteran dan laptop.

4. Hasil dan Pembahasan 4.6 Perhitungan Produksi Alat Gali Muat


4.1 Sistem Penambangan Perhitungan produksi untuk alat gali muat excavator
Kegiatan penambangan di PT Semen Padang metode Hitachi EX2500-6.
penambangan yang digunakan oleh PT Semen Padang Produksi per bulan
(Persero) dalam melakukan kegiatan penambangan batu Q bulan = Q hari x Banyaknya Hari Kerja
gamping adalah quarry. Kegiatan penambangan yang = 21.884,72 ton/hari x 30 hari
dilakukan di PT Semen Padang (Persero) dibantu oleh = 656.541,54 ton/bulan
peralatan mekanis, seperti alat gali muat excavator dan alat Setelah dilakukannya perhitungan dan
angkut dump truck. pengolahan data, maka hasil yang diperoleh untuk
perhitungan produksi dari alat gali muat excavator Hitachi
EX2500-6 adalah sebesar 21.884,72 ton/hari yang telah
mencapai target produksi harian yaitu sebesar 17.000
ton/hari.

4.7 Perhitungan Produksi Alat Angkut


Perhitungan produksi untuk alat angkut dump truck
Komatsu 785-7.
Produksi per bulan
Q bulan = Q hari x Banyaknya Hari Kerja
Gambar Peta Kesampaian Daerah = 15.054,55 ton/hari x 30 hari
3
= 451.636,5 ton/bulan 3 17,8 10,8 29.583,33
Setelah dilakukannya perhitungan dan pengolahan
4 24,8 15,2 21.019,73
data, maka hasil yang diperoleh untuk perhitungan
produksi dari alat angkut dump truck Komatsu 785-7 5 34,5 21,2 15.070,75
adalah sebesar 15.054,55 ton/hari yang berarti belum
mencapai target produksi harian yaitu sebesar 17.000 6 47,3 29,2 10.941,78
ton/hari. 7 65 40,1 7.967,5

4.8 Keserasian Alat (Match Factor)


Dari hasil perhitungan produktivitas yang telah
dilakukan antara alat gali muat excavator Hitachi EX2500- 4.11 Rimpull yang dibutuhkan
6 yang dipasangkan dengan alat angkut dump truck Tabel 4.4 Kebutuhan Total Nilai Rimpull Saat Pergi
Komatsu 785-7 untuk area kerja penambangan batu (Crusher ke Loading)
gamping.
RP for RP for Total Berat
Penyelesaian: Segmen
𝑛 𝑥 𝑛𝐴 𝑥 𝑐𝑀 GR RR Rimpull Isi
MF =
𝑛𝑀 𝑥 𝑐𝐴
4 𝑥 3 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 35,29 detik
= A-B 20.592 10.656 31.248
1 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 588,92 detik
= 0,72 (match factor kurang dari 1) B-C 13.824 8.928 22.752
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya keserasian kerja
antara alat gali muat dan alat angkut. Setelah dilakukan C-D 19.152 7.200 26.352

72 ton
perhitungan tingkat keserasian alat, maka didapatkan nilai
D-E 20.880 4.608 25.488
0,72 yang menunjukkan tidak serasinya kerja antara alat
gali muat dan alat angkut. E-F 15.552 4.608 20.160
F-G 10.512 5.472 15.984
4.9 Kemiringan Jalan (grade)
Tahanan gulir (rolling resistance) adalah merupakan G-H 11.088 6.336 17.424
tahanan yang berusaha menahan putaran roda. Kondisi
pada jalan angkut sangat bergelombang yang disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu curah hujan yang tinggi selama Tabel 4.5 Kebutuhan Total Nilai Rimpull Saat Pulang
bulan September. Jalan juga banyak yang tidak rata (Loading ke Crusher)
disetiap segmen jalan, dan jumlah penggunaan alat kurang RP for RP for Total
Segmen Berat Isi
tepat untuk perawatan jalan. GR RR Rimpull
Tabel 4.1 Grade dan Grade Resistance A-B -49.764 13.224 36.540
Grade B-C -33.408 11.136 22.272
Jarak
Segmen Grade (%) Resistance
(meter) C-D -46.284 9.048 37.236

174 ton
(lb/ton)
D-E -50.460 6.960 43.500
A-B 14,3% 286 101,8
E-F -37.584 6.960 30.624
B-C 9,6% 192 112,3
F-G -25.404 9.048 16.356
C-D 13,3% 266 97,3
G-H -26.796 11.136 15.660
D-E 14,5% 290 89,2
E-F 10,8% 216 116,1
Untuk mengetahui Kecepatan Alat Angkut pada
F-G 7,3% 146 96,1 gear mesin, maka kita harus melihat pada Tabel dibawah
G-H 7,7% 154 93,4 ini mengenai rimpull beserta spesifikasi pada gear mesin
Komatsu 785-7. Sehingga kita akan mengetahui berapa
kecepatan tempuh maksimal dari tiap-tiap gear pada
4.10 Tahanan Gulir (Rolling Resistance) kendaraan. Kemudian berdasarkan nilai keterangan
Rimpull mesin adalah tenaga yang dihasilkan mesin tersebut kita dapat mencari waktu edar (cycle time) dari alat
untuk menggerakkan kendaraan dan melawan tahanan- angkut, sehingga kita tahu berapa produksi yang dihasilkan
tahanan yang terdapat di jalan angkut.
alat angkut.
Tabel 4.3 Rimpull Mesin Komatsu 785-7
Gigi Kecepatan (Speed) 4.12 Cycle Time Berdasarkan Nilai Rimpull
Rimpull (lbs) Tabel 4.7 Cycle Time Berdasarkan Nilai Rimpull Pada Saat
(Gear) Km/h Mph Pergi
1 8,3 4,9 65.204,08
2 12,5 7,5 42.600

4
Mengangkut Pergi Jumlah
Produksi Produksi Per-
Waktu Alat Match
Segmen Jarak (m) Rimpull (lbs) Per- Hari Bulan
(menit) Angkut factor
A-B 101,8 31.248 0,48 (Unit) (ton/hari) (ton/bulan)
B-C 112,3 22.752 0,37 3 14.178,98 425.369,4 0,72
C-D 97,3 26.352 0,32 4 18.918,62 567.558,6 0,95
D-E 89,2 25.488 0,30 5 23.648,28 709.448,4 1.19
E-F 116,1 20.160 0,28 6 28.377,93 851.337,9 1.43
F-G 96,1 15.984 0,23 Nilai keserasian kerja 0,95 atau MF < 0 menunjukkan
adanya waktu tunggu bagi alat angkut. Maka alat gali muat
G-H 93,4 17.424 0,23 dapat bekerja 100% sedangkan alat angkut tidak bekerja
Total 2,21 100%. Nilai MF 1.04% sudah mencapai nilai 1 hal ini
mengindikasikan bahwa Alat bekerja sudah sangat baik,
baik alat gali muat maupun untuk alat angkut. Adanya
Tabel 4.8 Cycle Time Berdasarkan Nilai Rimpull Pada Saat waktu tunggu pada alat gali muat dapat dimanfaatkan oleh
Pulang alat gali muat untuk merapikan lokasi loading.
Mengangkut Pulang
Jarak Rimpull Waktu 4.13.2 Perbaikan Jalan Angkut (grade)
Segmen Berdasarkan perhitungan grade jalan pada Tabel 4.2,
(m) (lbs) (menit) terdapat empat segmen jalan angkut dengan nilai grade
A-B 101,8 36.540 0,48 yang melebihi standard operasional prosedur (SOP) yang
telah ditentukan oleh PT Semen Padang. Keempat segmen
B-C 112,3 22.272 0,37 tersebut adalah segmen A-B dengan nilai grade 14,3%
C-D 97,3 37.236 0,46 pada jarak 101,8 meter; segmen C-D dengan nilai grade
13,3% pada jarak 97,3 meter; segmen D-E dengan nilai
D-E 89,2 43.500 0,64 grade 14,5% pada jarak 89,2 meter dan segmen E-F
dengan nilai grade 10,8% pada jarak 116,1 meter.
E-F 116,1 30.624 0,55
Tabel 4.10 Kebutuhan Total Nilai Rimpull Saat Pergi
F-G 96,1 16.356 0,23 (Crusher ke Loading)
GR RP for RP for Total Berat
G-H 93,4 15.660 0,22 Segmen
(%) GR RR Rimpull Isi
Total 2,95
A-B 10% 14.400 10.656 25.056
Penyelesaian: B-C 10% 14.400 8.928 23.328
𝑛 𝑥 𝑛𝐴 𝑥 𝑐𝑀
MF = C-D 10% 14.400 7.200 21.600
𝑛𝑀 𝑥 𝑐𝐴
4 𝑥 3 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 35,29 detik
72 ton
= D-E 10% 14.400 4.608 19.008
1 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 513,84 detik
= 0,82 (match factor kurang dari 1) E-F 10% 14.400 4.608 19.008
Berdasarkan perhitungan data tingkat keserasian
alat, maka didapatkan nilai 0,82 yang menunjukkan tidak F-G 7,3% 10.512 5.472 15.984
serasinya kerja antara alat gali muat dan alat angkut. Nilai
G-H 7,7% 11.088 6.336 17.424
tersebut juga menunjukkan bahwa alat muat bekerja
kurang dari 100% sedangkan alat angkut bekerja 100%.
Hal ini disebabkan karena produksi alat gali muat Tabel 4.11 Kebutuhan Total Nilai Rimpull Saat Pulang
lebih besar dari pada produksi alat angkut yang pastinya (Loading ke Crusher)
akan terjadi kondisi yaitu alat angkut sibuk dalam proses GR RP for RP for Total Berat
pengangkutan material dari area loading point ke area Segmen
(%) GR RR Rimpull Isi
dumping point sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama. Sedangkan dikondisi lain alat gali muat lebih banyak A-B -10% -34.800 13.224 21.576
menunggu datangnya alat angkut. B-C -10% -34.800 11.136 23.264
C-D -10% -34.800 9.048 25.352
4.13 Analisis dan Perbaikan
174 ton

4.13.1 Penambahan Jumlah Alat D-E -10% -34.800 6.960 27.440


Tabel 4.9 Simulasi Keserasian Kerja Alat E-F -10% -34.800 6.960 27.440
F-G -7,3% -25.404 9.048 16.356
G-H -7,7% -26.796 11.136 15.660

5
Setelah mendapatkan nilai kebutuhan rimpull, maka Total 1,97
kita bisa melakukan perhitungan untuk mnecari cycle time
alat angkut dari nilai rimpull tersebut, sehingga hasil dari
Tabel 4.14 Cycle Time Berdasarkan Nilai Rimpull Pada
perhitungan tersebut akan menghasilkan waktu tempuh
Saat Kosong
alat angkut pada setiap segmen.
Mengangkut Pulang

4.14 Cycle Time Setelah Perbaikan Grade Jarak Kecepatan Rimpull Waktu
Tabel 4.12 Kecepatan Tempuh Alat Angkut pada Segmen
(m) (km/jam) (lbs) (menit)

gear Mesin A-B 101,8 17,8 21.576 0,34

Pergi Pulang B-C 112,3 17,8 23.264 0,37


Segmen Total Total 17,8
Kecepatan Kecepatan C-D 97,3 25.352 0,32
RP RP
D-E 89,2 17,8 27.440 0,30
A-B 25.056 17,8 21.576 17,8
E-F 116,1 17,8 27.440 0,39
B-C 23.328 17,8 23.264 17,8
C-D 21.600 17,8 25.352 17,8 F-G 96,1 24,8 16.356 0,23
D-E 19.008 24,8 27.440 17,8 G-H 93,4 24,8 15.660 0,22
E-F 19.008 24,8 27.440 17,8
Total 2,17
F-G 15.984 24,8 16.356 24,8
G-H 17.424 24,8 15.660 24,8
Berdasarkan Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 dapat
Untuk mengetahui Kecepatan Alat Angkut pada dilakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah produksi
gear mesin, maka kita harus melihat pada Tabel dibawah dan keserasian kerja alat (match factor) yang cycle time
ini mengenai rimpull beserta spesifikasi pada gear mesin nya dapat dilihat dari total waktu muatan dan waktu
Komatsu 785-7. Sehingga kita akan mengetahui berapa kosong. Perhitungan keserasian kerja (match factor) alat
kecepatan tempuh maksimal dari tiap-tiap gear pada gali muat dan alat angkut di front IV berdasarkan niali
kendaraan. Kemudian berdasarkan nilai keterangan cycle time yang diperoleh penambangan batu gamping, PT
tersebut kita dapat mencari waktu edar (cycle time) dari alat Semen Padang.
angkut, sehingga kita tahu berapa produksi yang dihasilkan
alat angkut. Rumus:
Berdasarkan tabel 4.12 dapat kita lihat total nilai  Produksi per siklus
rimpull yang terjadi disegmen jalan tersebut, kemudian q = n x (q1 x swell factor x densitas bank) x
dapat kita lihat gigi (gear) berapa alat angkut dapat bucket fill factor
melintasi jalan tersebut, sehingga kita akan mengetahui = 4 x ( 15m3 x 64,15% x 2,65 ton/m3 ) x 80%
berapa kecepatan alat angkut untuk menempuh segmen = 81,568 ton
jalan. Contoh pada segmen A-B total rimpul alat pada saat
pergi adalah 25.056 lbs maka nilai rimpull tersebut dapat  Produksi per jam
melalui lintasan jalan dalam keadaan gear 3, pada gear 3 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑓𝑓
Q =
kecepatan maksimal alat angkut dapat melintas di segmen 𝐶𝑇
tersebut adalah 17,8 km/jam. 81,56 𝑡𝑜𝑛 𝑥 3600 𝑥 60,27%
=
452,74 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
4.15 Produksi dan Match Factor = 390,86 ton/jam
Tabel 4.13 Cycle Time Berdasarkan Nilai Rimpull Pada
Saat Muatan  Produksi total per jam
Mengangkut Pergi Q jam = Q x n alat angkut
= 390,86 ton/jam x 3 unit
Jarak Kecepatan Rimpull Waktu = 1.172,58 ton/jam
Segmen
(m) (km/jam) (lbs) (menit)
4.16 Keserasian Alat (Match Factor)
A-B 101,8 17,8 25.056 0,34 Diketahui:
B-C 112,3 17,8 23.328 0,37
Banyak Bucket Alat (n) =4
Jumlah Alat Angkut (nA) = 3 Unit
C-D 97,3 17,8 21.600 0,32 Waktu Edar Alat Angkut (cA) =452,74 detik
Jumlah Alat Gali Muat (nM) = 1 Unit
D-E 89,2 24,8 19.008 0,21
Waktu Edar Alat Gali Muat (cM) = 35,29 detik
E-F 116,1 24,8 19.008 0,28
Penyelesaian:
F-G 96,1 24,8 15.984 0,23 𝑛 𝑥 𝑛𝐴 𝑥 𝑐𝑀
MF =
G-H 93,4 24,8 17.424 0,22 𝑛𝑀 𝑥 𝑐𝐴
4 𝑥 3 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 35,29 detik
=
1 𝑈𝑛𝑖𝑡 x 452,74 detik
6
= 0,93 (match factor kurang dari 1) menghemat waktu tempuh selama proses
pengangkutan (hauling).
Berdasarkan perhitungan data tingkat keserasian 2. Perlu penambahan 1 (satu) unit alat angkut demi
alat, maka didapatkan nilai 0,93 yang menunjukkan tidak terciptanya keserasian kerja alat gali muat dengan alat
serasinya kerja antara alat gali muat dan alat angkut. Nilai angkut.
tersebut juga menunjukkan bahwa alat muat bekerja 3. Peningkatan keahlian dan kesadaran kepada setiap
kurang dari 100% sedangkan alat angkut bekerja 100%. operator alat angkut akan pentingnya ketelatenan
Hal ini disebabkan karena produksi alat gali muat membawa alat angkut, sehingga tidak membuang-
lebih besar dari pada produksi alat angkut yang pastinya buang waktu.
akan terjadi kondisi yaitu alat angkut sibuk dalam proses 4. Meningkatkan dan melakukan pengawasan kepada
pengangkutan material dari area loading point ke area seluruh operator, untuk meningkatkan kesadaran
dumping point sehingga membutuhkan waktu yang cukup dalam melakukan pekerjaan.
lama. Sedangkan dikondisi lain alat gali muat lebih banyak 5. Diperlukan perbaikan grade jalan angkut agar sesuai
menunggu datangnya alat angkut. dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
ditetapkan PT Semen Padang (persero).
5. Penutup 6. Berdasarkan perhitungan dan pengamatan dilapangan
5.1 Kesimpulan untuk meningkatkan produksi agar memenuhi target
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah produksi, disarankan untuk memperbaiki grade jalan
sebagai berikut : dibandingkan dengan penambahan jumlah alat.
1. Produksi aktual untuk alat gali muat excavator
Hitachi EX2500-6, yaitu sebesar 656.541,54 DAFTAR PUSTAKA
ton/bulan dengan efisiensi kerja (waktu efektif) dari [1] Azwari, Rudi. (2014). Evaluasi Jalan Angkut dari
alat gali muat sebesar 85,47%.
Front Tambang Batubara Menuju Stockpile Block
2. Produksi aktual untuk alat angkut dump truck
Komatsu 785-7, yaitu sebesar 451.636,5 ton/bulan B pada Penambangan Batubara PT. Minemex
dengan efisiensi kerja (waktu efektif) dari alat angkut Indonesia. Universitas Islam Bandung. Bandung
sebesar 60,27%. [2] Wedhanto, Sonny. (2009). Alat Berat dan
3. Tingkat keserasian alat aktual hanya mencapai 0,72 Pemindahan Tanah Mekanis, Diktat Kuliah
yang menandakan alat angkut bekerja secara Jurusan Teknik Sipil , Universitas Negeri Malang,
maksimal dan alat gali muat tidak bekerja secara Jawa Timur
maksimal. [3] Prodjosumarto, Partanto. (1995). Pemindahan
4. Untuk meningkatkan produktivitas diperlukan Tanah Mekanis, Institut Teknologi Bandung
penambahan jumlah alat angkut sebanyak 1 unit [4] Wicaksana, Y, dkk. (2009). Studi Penentuan
sehingga produktivitas menjadi 20.072,06 ton/hari
Tahanan Gulir Pada Beberapa Material Jalan
dengan tingkat keserasian kerja alat mencapai 0,95.
5. Melakukan pengurangan elevasi pada segmen jalan Untuk Operasi Alat Angkut di Tambang Terbuka
yang bermasalah agar mendapatkan nilai grade yang Batu Gamping. Jurnal Jurusan Teknik
sesuai dengan penetapan perusahaan yaitu 10% (SOP Pertambangan. Institut Teknologi Bandung
PT Semen Padang). Disarankan untuk mengurangi [5] W, Yanto. (2005). Pemindahan Tanah Mekanis.
elevasi pada jalan angkut sebesar 7,06 meter pada Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas
segmen A-B; 2,74 meter pada segmen B-C; 3,17 Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta
meter untuk segmen C-D; 4,08 meter untuk segmen Indonesia
D-E; dan 0,89 meter untuk segmen E-F. [6] Merlin, dkk. (2016). Analisis Pengaruh
6. Segmen jalan angkut yang memiliki nilai tahanan Kemiringan Jalan dan Jarak Angkut Terhadap
gulir tertinggi pada saat pengangkutan batu gamping
Konsumsi Bahan Bakar dan Fuel Ratio Pada
adalah segmen A-B yaitu sebesar 76 lbs/ton.
Sedangkan segmen dengan nilai tahanan gulir Kegiatan Penambangan Batuan Andesit di PT.
tertinggi pada saat kembali kosong adalah segmen A- Gunung Sampurna Makmur, Desa Rengasjajar,
B yaitu sebesar 148 lbs/ton. Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa
7. Setelah dilakukan perbaikan grade jalan sesuai Barat. Jurnal Teknik Pertambangan Vol. 32, No.1.
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT ISSN: 2460-6499. Universitas Islam Bandung.
Semen Padang yaitu 10% maka produktivitas Bandung
meningkat menjadi 19.582,08 ton/hari dengan tingkat [7] Rochmanhadi. (1992). Alat-alat Berat dan
keserasian kerja alat mencapai 0,93. Penggunaan Alat-alat Berat. Dunia Grafika.
Indonesia
5.2 Saran
Untuk menyikapi permasalahan yang timbul,
disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Perbaikan kondisi jalan diperlukan untuk
mempersingkat waktu edar alat angkut dengan cara
memperbaiki tahanan kemiringan (grade) jalan
angkut, sehingga alat yang beroperasi bisa

Anda mungkin juga menyukai