Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT

TKS 151

TUJUAN (ALAT BERAT)


Memberikan dasar pengetahuan tentang penggunaan alat-alat berat, serta dapat memberikan
pertimbangan teknis dan ekonomis dalam pelaksanaan pembangunan teknik sipil.

KULIAH
Hari : Senin
Jam : 12.30 – 15.00
Ruang : Gedung DII.1

PENILAIAN :
Nilai akhir = rata-rata nilai dari Dosen 1 dan Dosen 2
Bobot nilai untuk Alat Berat (Dosen 2) :
 PR dan Tugas besar : 20 %
 Tugas besar sebagai syarat untuk mengikuti UAS
 Antara PR dan Tugas besar yang mendapat nilai terbaik diberi bobot 70%,
sedangkan lainnya diberi bobot 30%.
 Quiz 1 : 25 %
 Quiz 2 : 25 %
 UAS : 30 %

KETENTUAN SAAT KULIAH


1. Tidak boleh memakai sandal, kaos oblong dan merokok di dalam ruang kuliah.
2. HP harus dimatikan selama kuliah berlangsung.
3. Pada saat dosen datang, mahasiswa harus sudah masuk terlebih dahulu dalam ruang
kuliah.
4. Toleransi keterlambatan masuk ruang kuliah adalah 15 menit dari waktu yang dijadualkan.
Toleransi ini berlaku bagi mahasiswa dan dosen.
5. PR dikumpulkan pada pertemuan berikutnya, sebelum kuliah dimulai.

1
POKOK BAHASAN :
 Pengenalan umum, Pemindahan Tanah Mekanis
 Tahanan-tahanan yang bekerja dan tenaga alat berat
 Waktu siklus dan kapasitas produksi alat
 Biaya alat
 Traktor dan alat pembersih lapangan
 Alat gali dan alat angkut
 Alat pengangkat dan alat pemuat
 Alat pemadat dan alat perata
 Pengerukan
 Kompressor dan pompa angin
 Pemecah batu
 Alat pengolah aspal
 Pemancangan

BUKU REFERENSI :
 Referensi Wajib :
1. R.L. Peurifoy, W.B. Ledbetter, Perencanaan, Peralatan dan Metode Konstruksi,
terjemahan : Ir. Djoko Martono, Penerbit Erlangga, 1988.
2. Ir. Rochmanhadi, Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Badan Penerbit PU Jakarta, 1992.
3. Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc., Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Penerbit Rineka
Cipta, 2002.
 Referensi Tambahan :
4. Ir. Rochmanhadi, Pengantar dan Dasar-Dasar Pemindahan Tanah Mekanis – PTM,
Badan Penerbit PU, 1990.
5. Ir. Rochmanhadi, Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Badan Penerbit PU, 1983.

2
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Proyek2 besar : - Ada pek. tanah dengan


- Pembuatan jalan volume sangat besar
- Jembatan - Pengangkatan material Diperlukan
- Bangunan2 air yg. besar &/ berat ALAT-ALAT BERAT
- Gedung bertingkat - Pengangkutan material
dll. volume besar & sering

Pekerjaan tanah : - membongkar (excavate) tanah, dari tanah asli / timbunan


- mengangkut
- membuang
- mengurug
- memadatkan
Pekerjaan tanah yang dilaksanakan dg. alat berat disebut Pemindahan Tanah Mekanis (PTM)

Masalah utama dalam PTM adalah pekerjaan dapat dilaksanakan :


 dalam jangka waktu yang telah ditentukan
 dengan biaya yang paling murah
sehingga harus dapat dihitung/diperkirakan :
 kemampuan alat
 biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tsb.

Kemampuan alat adalah seberapa banyak alat bisa melakukan pekerjaan (menggusur, menggali,
mengangkut, dll) dari satu tempat ke tempat lain, dinyatakan dalam m3/jam.

Mengukur kemampuan alat dapat dibedakan menjadi :


1. Kapasitas : kemampuan alat untuk melakukan pekerjaan dalam satu kali operasi (m3/siklus)
2. Produksi : kemampuan alat untuk melakukan pekerjaan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu jam.

Sehingga untuk mengatasi masalah utama tsb. dalam PTM, harus dihitung :
1. Produksi alat berat.
2. Biaya yang digunakan untuk pengelolaan dan pengoperasian alat tsb.

Produksi alat berat tergantung dari :


tahanan-tahanan : tahanan gelinding dan tahanan kelandaian, pengaruh tinggi tempat,
pengaruh temperatur, pengaruh tekanan udara dan percepatan alat.

Biaya pengelolaan dan pengoperasian alat berat tergantung pada :


 Biaya kepemilikan, yang dipengaruhi oleh : harga alat, umur alat, pajak, bunga modal,
asuransi dan nilai sisa
 Biaya operasi, yang dipengaruhi oleh : penggunaan bahan bakar dan pelumas, harga
bahan bakar dan pelumas, biaya perbaikan dan penggantian suku cadang serta biaya
untuk operator.

3
TAHANAN-TAHANAN YANG BEKERJA PADA ALAT BERAT

Ketika kendaraan (alat berat) berjalan, akan mengalami 2 tahanan :


1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance, RR)
2. Tahanan Kelandaian (Grade Resistance, GR)

TAHANAN GELINDING
Tahanan gelinding adalah tahanan yang dialami kendaraan ketika melalui suatu jalan atau
permukaan.
Besarnya tahanan gelinding dipengaruhi oleh :
 Jenis dan kondisi permukaan yang dilalui
 Jenis roda kendaraan (ban karet atau roda rantai/kelabang)
 Untuk kendaraan yg. menggunakan ban karet, tahanan gelindingnya dipengaruhi oleh
ukuran ban, tekanan angin & rancangan telapak bannya.

Tahanan Gelinding dihitung dg. rumus :


RR = CRR  Berat Total Kendaraan
dimana : RR = Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
CRR = Koefisien tahanan gelinding
Harga CRR dapat dilihat pada tabel 4-1 [1] atau tabel II.2.01 [ 2].

TAHANAN KELANDAIAN
Kelandaian jalan dinyatakan dalam %, yaitu perbandingan antara perubahan ketinggian per satuan
panjang jalan.
Kelandaian ada 2 :
 Positif : jalan naik  menambah tahanan yang tejadi (+)
 Negatif : jalan turun  mengurangi tahanan yang terjadi (–)

Tahanan Kelandaian dihitung dengan rumus :


GR = CS  Berat Total Kendaraan
dimana : GR = Tahanan Kelandaian (Grade Resistance)
CS = Koefisien tahanan kelandaian
Harga CS dapat dilihat pada tabel 4-2 [1]

Jadi, besarnya tahanan total (Total Resistance, TR) yang dialami kendaraan adalah :
TR = RR  GR

Contoh :
Sebuah Dumptruck yang mempunyai berat 17 ton mengangkut beban seberat 10 ton melalui jalan
proyek yang berupa tanah lunak dan mempunyai kelandaian sebesar 15 %. Berapakah tahanan
total yang yang dialami truck ketika melewati jalan proyek tersebut ?
Jawab :
CRR = 9 % (tabel II.2.0.1 [2] )
CS = 148,3 kg/ton (tabel 4-2 [1] )
Berat Total Kendaraan = 17 + 10 = 27 ton
TG = 9 %  27 = 2430 kg
TK = 148,3  27 = 4004,1 kg
Tahanan Total = 2430 + 4004,1 = 6434,1 kg  naik
atau = 2430 – 4004,1 = -1574,1 kg  turun
4
TENAGA ALAT BERAT

Pengertian tenaga alat berat dibedakan menjadi :


1. Tenaga yang ada
2. Tenaga yang dibutuhkan
3. Tenaga yang dapat dimanfaatkan

Tenaga yang ada adalah tenaga yang tersedia pada mesin penggerak alat.
Tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang diperlukan oleh alat agar dapat mengatasi semua
hambatan yang ada, sehingga alat dapat bekerja sepanjang jalan kerja.
Tenaga yang dapat dimanfaatkan adalah sebagian dari tenaga yang ada yang diperlukan untuk
pelakasanaan pekerjaan.

TENAGA YANG ADA

Tenaga yg. ada dapat > atau < dari tenaga yang dibutuhkan.
Tenaga yang ada diperoleh dari mesin penggerak, dapat berupa tenaga tarik atau tenaga dorong.
Dalam memberikan tenaga, mesin penggerak mempunyai daya yang besarnya sbb :
Daya (fwHP) = Faktor Tenaga Tarik (kg)  Kecepatan (m/det)
  
Constant Berubah-ubah Berubah-ubah
Tenaga tarik kecil  Kecepatan tinggi
Tenaga tarik besar  Kecepatan rendah

Tenaga tarik pada alat berat dibedakan menjadi :


1. Tenaga tarik roda (Rimpull) : untuk alat beroda ban (wheel)
2. Tenaga tarik kait (Drawbar Pull / DBP) : untuk alat beroda rantai (crawler)

Rimpull adalah tenaga yang diberikan mesin kepada roda supaya kendaraan dapat bergerak
(maju/mundur) dengan syarat bahwa daya cengkeraman antara roda dan jalan mencukupi (ban
tidak selip).

Besarnya rimpull berbeda-beda untuk setiap spesifikasi dan merk alat berat, sehingga pabrik akan
memberikan grafik untuk menentukan besarnya rimpull yang tergantung dari kecepatan dan gigi
transmisi yang dipergunakan (contoh grafik II.7.01 [2] ).

Jika grafik tidak disediakan pabrik, besarnya rimpull dapat dihitung dengan persamaan :

Efisiensi untuk sebagian besar traktor dan truk antara 80 % - 85 %

Contoh :
Berapakah besarnya tenaga tarik roda pada sebuah traktor dengan roda dari ban karet yang
mempunyai daya 140 HP dan kecepatan maksimum 3,25 mph pada roda gigi pertama ?
Jawab :
Rimpull = = 13730,8 lb

5
Drawbar Pull (DBP) adalah tenaga yang tersedia pada kait di bagian belakang traktor dengan
roda rantai (crawler).

Seperti pada rimpull, besarnya drawbar pull juga berbeda-beda untuk setiap merk alat, dan pabrik
akan memberikan tabel untuk menentukan besarnya DBP yang tergantung dari gigi transmisi dan
kecepatan pada gigi transmisi tsb. (contoh tabel DBP : tabel II.6.01 [2] ).

TENAGA YANG DIBUTUHKAN

Besarnya tenaga yang dibutuhkan tergantung dari besarnya tahanan gelinding dan tahanan
kelandaian (TR = TG  TK), satuan yang digunakan adalah kg-tarik atau kg-dorong.

TENAGA YANG DAPAT DIMANFAATKAN

Tenaga yang dapat dimanfaatkan besarnya selalu  tenaga yang ada.


Tenaga yang dapat dimanfaatkan oleh alat dipengaruhi oleh :
 Kondisi jalan kerja yang berhubungan dengan koefisien traksi
 Ketinggian lokasi jalan kerja
 Temperatur dan tekanan udara

Koefisien Traksi

Tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kendaraan jika ada gesekan yang
cukup antara roda dengan permukaan jalan.
Kalau keadaan jalan licin, seberapapun besar tenaga yang ada tidak akan dapat menjalankan
kendaraan, hal ini dinamakan selip.

Koefisien traksi atau koefisien gesekan adalah suatu faktor yang harus dikalikan dengan berat
total kendaraan untuk mendapatkan traksi kritis yaitu keadaan persis sebelum terjadi selip.

Traksi kritis dihitung dg. rumus :


Traksi Kritis = CT  Berat Total Kendaraan
dimana : CT = koefisien traksi
Harga CT dapat dilihat pada tabel 4-3 [1] atau tabel II.4.01 [2].

Tenaga yang dapat dimanfaatkan < Traksi Kritis

Contoh :
Berat alat yang bekerja pada roda kerja sebesar 50 ton. Alat mulai selip pada daya tarik 25 ton.
Berapakah besarnya koefisien traksi dari alat tersebut ? Jika tenaga yang dibutuhkan untuk
menarik beban sebesar 25 ton bagaimana kondisi kendaraan ?
Jawab :
CT = 25 / 50 = 0,5
Traksi kritis = 25 ton
Tenaga yang dapat dimanfaatkan oleh kendaraan < 25 ton.
Tenaga yang dibutuhkan = 25 ton, maka kendaraan tidak akan dapat bekerja walaupun
tenaganya terus ditambah sampai seluruh tenaga yang ada, karena terjadi selip.

6
Pengaruh Ketinggian (Altitude)

Tenaga pada mesin penggerak dihasilkan dari energi hasil pembakaran antara bahan bakar dengan
oksigen di udara.
Kalau ketinggian tempat bertambah maka akan mengurangi kerapatan udara, kandungan O 2 juga
akan berkurang, sehingga mengurangi energi pembakaran yang terjadi.
Hal ini akan mengakibatkan penurunan daya pada mesin.

Pengaruh ketinggian tempat terhadap tenaga mesin adalah sbb. :


 Untuk mesin 4 tak :
Tenaga mesin akan berkurang 3 % setiap kenaikan sebesar 1000 ft di atas ketinggian 1000 ft
atau :
Tenaga mesin akan berkurang 1 % setiap kenaikan sebesar 100 m di atas ketinggian 305 m
 Untuk mesin 2 tak :
Tenaga mesin akan berkurang 1 % setiap kenaikan sebesar 1000 ft di atas ketinggian 1000 ft

Contoh :
Suatu alat dengan daya 200 HP untuk mesin 4 tak harus bekerja pada ketinggian 6000 ft.
Berapakah tenaga mesin yang dapat dimanfaatkan pada ketinggian tersebut ?
Jawab :
Kehilangan tenaga = = 30 HP
Tenaga mesin efektif pada ketinggian 6000 ft = 200 – 30 = 170 HP

Pengaruh Temperatur dan Tekanan Udara

Kenaikan temperatur akan menurunkan tenaga mesin.


Pengukuran tenaga atau daya suatu mesin diuji pada kondisi standar, yaitu :
- Temperatur standar = 60°F = 15,6°C
- Tekanan standar = 29,92 in.Hg = 76 cm.Hg
Daya mesin dinyatakan dalam : BHP (Brake Horse Power = daya rem) atau fwHP (fly wheel
Horse Power = daya-kuda roda gila).
Jika mesin bekerja bukan pada kondisi standar (15°C; 75 cm.Hg) maka daya mesin dapat dihitung
dengan rumus (untuk mesin 4 tak) :

dimana : DO = daya rem (BHP) pada lokasi kerja (HP)


DS = daya rem (BHP) pada kondisi standar (HP)
PO = tekanan barometer pada lokasi kerja (cm.Hg atau in.Hg)
PS = tekanan barometer standar (76 cm.Hg atau 29,92 in.Hg)
TO = temperatur absolut pada lokasi kerja (°C atau °F)
= (460 + Tlokasi ) °F

TS = temperatur absolut kondisi standar (°C atau °F)


= 460 + 60 = 520 °F ; atau
= = 271 °C
Tabel 4-4 [1] memberikan tekanan barometer rata-rata untuk berbagai ketinggian di atas PAL.
7
Untuk menghitung daya efektif dari mesin 4 tak pada berbagai kondisi ketinggian dan temperatur
sudah diberikan faktor koreksinya pada tabel 4-5 [1].

Contoh :
Sebuah bulldozer 4 tak pada waktu diadakan pengujian pada kondisi standar (15,6°C; 76 cm.Hg)
mempunyai daya 150 HP. Berapakah dayanya jika bulldozer bekerja pada ketinggian 1200 m
dengan temperatur 22°C ?
Jawab :
DS = 150 HP
PS = 29,92 in.Hg
Ketinggian = 1200  3,281 = 3937,2 ft
PO = 25,88 in.Hg (interpolasi dari tabel 4-4 [1]
TS = 520°F
Suhu = 22°C = 221,8 + 32 = 71,6°F
TO = 460 + 71,6 = 531,6°F

GRADEABILITY

Gradeability adalah kemampuan mendaki tanjakan yang dapat ditempuh oleh kendaraan (%).

Contoh :
Sebuah crawler tractor yang mempunyai daya 140 HP, berat 14,2 ton, DBP pada gigi kedua =
7000 kg (pada kecepatan 3,5 km/jam). Koefisien tahanan gelinding sebesar 80 kg/ton. Efisiensi
mesin pada kondisi lapangan sebesar 80%. Berapakah gradeability yang dimiliki traktor tersebut ?
Jawab :
TG = 8014,2 = 1136 kg
DBP maksimal traktor = 80% 7000 = 5600 kg
Tenaga DBP yang tersedia untuk mengatasi tanjakan = 5600 – 1136 = 4464 kg
Koefisien tahanan kelandaian : CS = 4464/14,2 = 314,37 kg/ton
Interpolasi dari tabel 4-2 [1] :

Tanjakan yang bisa ditempuh = (30+3,15)% = 33,15 %

Anda mungkin juga menyukai