Anda di halaman 1dari 31

I.PENDAHULUAN.

ARTI : adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan: penggaruan, penggalian, pemuatan,
pengangkutan, penimbunan, perataan, pemadatan, tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat
mekanis.

TANAH : adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak dan tidak begitu kompak terdiri dari
material - material lepas.

BATUAN : adalah bagian dari kulit bumi yang lebih keras,dan terdiri dari kumpulan mineral-mineral.

II. ANALISA TEMPAT KERJA.


1. Jalan-jalan dan pengangkutan yang ada.
2. Tumbuh-tumbuhan (vegetation).
3. Macam material dan perubahan volumenya.
4. Iklim (climate).
5. Ketinggian dari permukaan laut. (altitude).
6. Kemiringan, jarak, dan keadaan jalan, (haul road).
7. Syarat-syarat penimbunan (fill specifications).
8. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan (finishing specification).
9. Effisiensi kerja (operating efficiency).
10. Waktu (time element).

III. PENGGUNAAN DAN KEMAMPUAN ALAT-ALAT.


- Ripper (alat garu).
- Buldozer (alat gali dan dorong).
- Power Scraper (alat gali, alat muat, alat angkut jarak dekat)
- Power Shovel, back hoe, whell loader, (alat gali, alat muat) dragline, clamshell, (alat gali).
- Truck, pipa, kapal, kereta api, pipa, belt conveyor, (alat angkut)
- Rollers (alat pemadatan)
- Graders (alat untuk meratakan tanah timbunan)

IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT-ALAT.


1. Digging Resistance (DR).
2. Rolling Resistance (RR).
3. Grade Resistance (GR)
4. Coefficient of Traction (CT).
5. Rimpull (RP).
6. Acceleration (Acc)
7. Altitude
8. Operator Efficiency
9. Swell Factor.
10. Weight of Material.
V. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI DAN ONGKOS PRODUKSI
- Memperkirakan Produksi
+ Direct Computation (Perhitungan Langsung)
+ Tabular Method (Menggunakan tabel-tabel dan grafik)
+ Slide Rule Method (Menggunakan Slide rule untuk setiap alat)
+ Guestimating, (Memperkirakan)

- Memperkirakan Ongkos Produksi


- + Ongkos Pemilikan, (Ownership Cost).
- + Ongkos produksi (Operating Cost).

MEMPERKIRAKAN ONGKOS PRODUKSI.


A. Ongkos Pemilikan (Owner Costs).
1. Depressiasi (Depreciation) yaitu : Harga Alat + Ongkos Alat (Angkut + Muat + Bongkar + Pasang) dibagi
umur alat .
2. Bunga, pajak, asuransi, dan ongkos gudang, diambil 10 % (bunga 6%, pajak 2%, asuransi 2%) dari
penanaman modal tahunan.
Modal Tahunan = (1+n) / 2n x 100% = % harga alat baru
n = umur alat

B. Ongkos Operasi (Operating Costs).


1. Ongkos penggantian ban = harga ban baru dibagi umur ban.
2. Ongkos reparasi ban.
3. Ongkos reparasi umum, termasuk harga spare parts, ongkos pasang, dan pemeliharaan.
4. Ongkos penggantian alat gali. (scraper,shovel,buldozer,dll)
5. Ongkos bahan bakar.
Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah sbb:
- untuk mesin yang memakai bensin, rata-rata dipakai
0.06 gallon/HP/jam.
- untuk mesin yang memakai diesel rata-rata dibutuhkan 0,04 gallon/HP/jam
Contoh : Pada peralatan memakai mesin 160 HP, dengan eff. Keja = 83 % dan eff mesin = 80 %, maka
memerlukan bahan bakar bensin sebanyak 100/83 x 100/80 x 0.06 x 160 = 14,5 gallon perjam.
Atau memerlukan bahan bakar diesel sebanyak 100/83 x 100/80 x 0.04 x 160 = 9.7 gallon per jam.
6. Ongkos minyak pelumas dan olie, termasuk ongkos buruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas itu dapat dihitung dengan
HP x 0.6 x 0.06 lb/HP/jam c
Rumus : q = -------------------------------- + ------ 7.4 lb/gallon t
7. Upah pengemudi,termasuk asuransi, dan kompensasi.

Ongkos Tak Langsung (Overhead Costs).


1. Trailer
2. Bengkel reparasi
3. Garasi.
4. Truck service
5. Peralatan lapangan
6. Dll.

CONTOH PERHITUNGAN ONGKOS PRODUKSI :


Sebuah alat gali, muat, dan angkut yaitu Power Scraper melakukan pekerjaan menggali, memuat, dan
mengangkut tanah dengan target produksi 500 cuyd/jam. Untuk target produksi itu diperlukan 6 buah
Power scraper dari jenis dan kapasitas yang sama dengan data dan spesifikasi masing-masing Power
Scraper sbb:
- kapasitas : 15 cu yd (heaped capacity)
- berat kosong : 34,000 lbs;
- kekuatan mesin 186 HP, dengan eff.mekanis 85%
- Eff. Kerja 83%
- Kapasitas crankcase : 6 gallon
- Minyak pelumas harus diganti setiap 100 jam
- Umur alat diperkirakan 5 tahun, bila dipakai rata-rata 2000 jam/th.
- Harga pembelian (purchase price) $25,000,-
- Ongkos muat, bongkar,pasang, $ 160,-
- Ongkos angkut; $1.00/100lb.
- Harga ban $4,000, dengan umur ban 2th.
- Ongkos reparasi ban 100% x ongkos ganti ban
- Ongkos penggantian alat gali $0,30/jam
- Harga bahan bakar (diesel) 15c/gallon, (pemakaian bahan bakar 0.04 x HP minyak pelumas
$1.00/gallon
- Ongkos reparasi dan pemeliharaan = 90% x depressiasi
- Ongkos pengemudi $2.00/jam.
Berapa ongkos penggalian per cu yard?
Cara menghitungnya sbb:

A. OWNER COSTS (Ongkos Pemilikan)


1. Depressiasi:
Harga Pembelian (purchase price) US $ 25,000.-
Ongkos bongkar,muat,pasang 160.-
Ongkos angkut 34,000 lb x $1.00/100 lb 340.-+
Harga ditempat (delivered price) 25,500,-
Dikurangi harga ban 4,000,---
Jumlah yang didepressiasikan 21,500,-
Depressiasi = US$ 21,500,-/(5x2000) = US$ 2.15.-/jam

2. Bunga, pajak, asuransi, dan ongkos gudang :


ditentukan 10% dari penanaman modal tahunan.
Penanaman modal tahunan : (1+5)/(2x5) x 100% = 60 % xharga alat baru
Bunga dll:= (10% x 60% x US$25,500)/2000(jam/th) = US$0.77/jam
Jumlah owner costs (ongkos pemilikan) : US$2.15/jam + US$0.77/jam = US$2.92/jam
B. OPERATING COSTS (Ongkos Operasi)
1. Ongkos Penggantian ban, = $ 4000/4000 jam = $1.00/jam
2. Ongkos reparasi ban = 100% ongkos ganti ban 1.00/jam
3. Ongkos penggantian alat gali 0.30/jam
4. Ongkos bahan bakar :
Dengan eff.kerja = 83% dan eff.mesin = 85%,maka pemakaian bahan
bakar = 100/83 x100/85 x 0.04 x 186 = 10.55 gallon/jam sehingga
ongkosnya = 10.55 gallon/jam x 15 c/gallon = 1.58/jam
5. Ongkos minyak pelumas :
q = (HPx0.6x0.006)/74 +c/t =
(186x0.6x0.006)/74 + 6/100 = 0.096 + 0.060 = 0.156 gallon/jam,
maka ongkosnya 0.156 gall/jam x $1.00/gall = 0.16/jam
6. Ongkos reparasi dan pemeliharaan:
= 90% x depressiasi = 90% x US$ 2.15 = 1.93/jam
7. Ongkos pengemudi US$ 2.00/jam
Jumlah operating costs (ongkos operasi) : US$ 1 + 1 + 0.30 + 1.58 + 0.16 + 1.93 + 2.00 = US$ 7.97/jam
Jumlah ongkos pemilikan dan ongkos operasi = $ 2.92 + $ 7.97 = $ 10.89/jam
Tanah yang akan digali 500 cuyd/jam, dan scraper yang diperlukan sebanyak 6 buah. Jika masing-masing
scraper mampu memindahkan tanah sebanyak 84 cuyd/jam,maka produksi 6 scraper itu = 6 x 84
cuyd/jam = 504 cuyd/jam, sedangkan ongkos 6 scraper itu adalah 6 x $ 10.89 = $ 65.34 , dan ongkos
pemilikan 1 scraper cadangan = $ 2.92, maka jumlah ongkos per jam = $ 65.34 + $ 2.92 = $ 68.26.
Ongkos penggalian per cuyd :

a. $ 68.26/ produksi sebenarnya = $ 68.26/504 cuyd = $ 0.135 = $ 0.14


b. $ 68.26/ produksi per jam = $ 68.26/ 500 cuyd = $ 0.137 = $ 0.14

CONTOH SOAL :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pemindahan Tanah Mekanis
Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan tanah dan batuan dalam PTM
2. Jelaskan apa yang dimaksud lima dari sepuluh analisa tempat kerja
( silakan sdr. boleh menentukan sendiri).
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bulldozer, Scraper dan Truck Terangkan apa tugas-tugas
pokoknya.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Rolling Resistance, Grade Resistance
Tractive Coefficient, dan Rimpull
5. Sebuah dump truk memiliki kapasitas 5 m kubic, digunakan mengangkut tanah biasa, dengan jarak
angkut 2 km. Kecepatan angkut 40 km/jam kembali 30 km/jam. Dengan alat muat Wheel loader dengan
kapasitas 1,8 m kubic, cycle time = 0,4 menit, kondisi operasi sedang,Faktor mesin available = 0,9,
Efficiensi waktu = 0,83, efisiensi operator = 0.85, efisiensi kerja = 0,8, bucket faktor = 0,85
HITUNGLAH ; Produktivitas dump truck tersebut.

(http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co.id/2011/08/pemindahan-tanah-mekanis.html
WAKTU SIKLUS
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang.
Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan,
membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan
oleh satu alat atau oleh beberapa alat.
Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau cycle time
(CT). waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT).
waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam
alat pengangkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupuun
tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst), metode dalam
pemuatan, dan efisiensi alat.
Unsure kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). waktu angkut merupakan waktu
yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran.
Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat
kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali
atau return time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena kendaraan
dalam keadaan kosong.
Unsure ketiga adalah waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsure
penting dari siklus waktu. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang
dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.
Unsure yang terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). pada saat alat kembali ke
tempat pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat diisi kembali.
Saat mengantri dan menunggu ini yang diisebut waktu tunggu. Dengan demikian:
CT = LT + HT + DT + RT + ST

C. EFISIENSI ALAT
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat factor yang
mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja
tergantung dari beberapa hal yaitu:
1) Kemampuan operator pemakai alat
2) Pemilihan dan pemeliharaan alat
3) Perencanaan dan pengaturan letak alat
4) Topografi dan volume pekerjaan
5) Kondisi cuaca
6) Metode pelaksanaan alat

Cara yang paling umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan mengitung
berapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. Contohnya jika dalam satu jam
waktu efektif alat bekerja adalah 45 menit, dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.

D. PRODUKTIVITAS DAN DURASI PEKERJAAN


Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah volume
pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu
siklus alat. Untuk mencari produktivitas alat, digunakan rumus berikut:
Produktivitas = kapasitas / CT

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung
dalam produksi/ jam. Jika factor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas menjadi:
Produktivitas = (kapasitas x 60 x efisiensi) / CT
Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang dipakai. Sebagai
contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang dipakai adalah excavator
untuk menggali, loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck
dedigunakan untuk pemindahahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai
produktivitas yang berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alat. Jumlah
alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung
jumlah alat adalah sebagai berikut:
1) Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terrbesar
2) Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu
3) Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas paling
besar.
4) Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rumus berilkut:
Jumlah alat1 = produktivitas terbesar/ produktivitas alat1
Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan
alat-alat tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa produktivitas total alat setelah
dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama
pekerjaan dapat dicari dengan rumus berikut:
Durasi =volume pekerjaan/ produktivitas alat terkecil

E. ALAT PENGGERAK
Alat penggerak pada alat berat dapat berupa crawler dan juga ban karet. Untuk beberapa jenis
alat berat seperti truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet. Untuk alat-
alat seprti backhoe, alat penggeraknya biasa salah satu dari kedua jenis di atas. Umumnya
penggunaan ban kret dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban karet mempuyai mobilitas
lebih tinggi daripada alat berat dengan crawler. Alat penggerak ban juga menjadi plihan untuk
kondisi permukaan yang baik. Sedangkan pada permukaan tanah yang lembek, berpori, atau basah,
umumnya digunakan alat berat beroda crawler. Pada table berikut terdapat factor-faktor yang
menjadi dasar pemilihan alat dengan menggunakan roda ban dan roda crawler.
Roda Ban Karet Roda Crawler
Digunakan pada permukaan yang baik Digunakan pada bermacam-macam jenis
(misalnya beton) permukaan
Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai permukaan
menurun dan datar
Cuaca yang basah dapat menyebabkan Dapat bekerja pada tanah yang basah dan
slip berlumpur
Bekerja baik pada jarak tempuh yang panjang Mempunyai jarak tempuh yang pendek
Dipakai untuk mengatasi tanah lepas Dapat dipakai untuk mengatasi tanah
keras
Kecepatan alat dalam kedaan kosong Kecepatan alat dalam keadaan kosong
tinggi rendah.

(http://yunus-ptb.blogspot.co.id/2012/01/dasar-dasar-pemindahan-tanah-mekanis.html)
Persiapan Pekerjaan PTM

1. Survei lapangan (site Survey)


Hal- hal yang perlu dilakukan dalam survey lapangan, antara lain

a. Keadaan lapangan
b. Kondisi tenaga kerja
c. Kondisi transportasi dan akomodasi.

2. Perencanaan

Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja yang akan menjadi acuan kerja yang
meliputi

a. Persiapan kerja
b. Struktur organisasi proyek
c. Penentuan metode dan prosedur kerja
d. Jadwal kerja (time schedule)
e. Penentuan jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan dipergunakan
f. Penentuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan digunakan
g. System logistik dan maintenance

3. Pelaksanaan Pekerjaan

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang menentukan terhadap keberhasilan
dari sasaran yang hendak dicapai oleh tim manajemen proyek, yang perlu diperhatikan dalam
memulai pelaksanaan pekerjaan adalah

a. Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan)


b. Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada
c. Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan
d. Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat, sehingga tidak terjadi
hambatan
e. Pengamanan lokasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan
f. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

Klasifikasi Alat

Alat berat dapat dikategorikan kedalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi
fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat berat.
Klasifikasi Fungsional Alat Berat.

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan
fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan
sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka
pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah
paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain
Dozer dapat digunakan juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk
menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe,
dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut material.
Crane termasuk didalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut
material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkauan
yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh,
alat yang digunakan dapat berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain
yang membantu memuat material ke dalamnya.
d. Alat pemindahan material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi
tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kealat yang lain. Loader dan dozer
adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat.
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan.
Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan lapangan terbang dan jalan, baik itu jalan tanah dan
jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatic tire, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material.
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang
termasuk di dalam alat ini adalah stone crusher. concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material.
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada
tempat yang telah ditentukan. Di ternpat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan
dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini
adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

Klasifikasi Operasional Alat Berat


Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau
tidak dapat digerakkan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi
atas berikut ini :

1. Alat dengan Penggerak, merupakan bagian dari alat berat yang


menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak
adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan
alat penggerak pada conveyor belt.
2. Alat Statis, yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching
plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.

1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan
kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dipakai untuk setiap proyek
konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi
kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya
proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.
Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
sehingga kesalahan dalam pemilihan alat. dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk
menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang
harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertikal) dan jarak gerakan,
kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
4. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan
merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.
5. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek
tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam,
dan sebagainya.
6. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan : dalam pemilihan
alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda
dengan lokasi proyek di dataran rendah.
7. Jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
8. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Alat Berat Pada Proyek Proyek Konstruksi

Pada setiap proyek ada keunikan/kehususan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di
proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek
gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, pengerukan dan lain-lain.
1. Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai di proyek - proyek gedung adalah alat tiang pancang (pile
driving), alat penggali (backhoe) , crane , truck mixer, car mix, concrete batching plant, Concrete
pump, stone crusher. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar
basement.

2. Proyek Jalan

Alat berat yang umum dipakai pada proyek jalan baik jalan aspal maupun jalan beton pada
umumnya menggunakan alat gali (excavator), dump truck, dozer, motor grader, alat pemadat (
vibrating roller, Tandem roller, Pneumatic tire roller), loader, air compressor, asphalt mixing
plant, asphalt finesher, asphalt distributor/sparyer, air compressor, concrete baching plant, truck
mixer, concrete pump, trailler, dan stone crusher.

3. Proyek Jembatan

Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancangan tiang
pondasi, dump truck, alat penggali, crane, truck mixer, concrete mixer atau concrete batching
plant, alat pemadat vibrating roller, dan lain-lain.

4. Proyek Irigasi

Alat berat yang digunakan untuk proyek irigasi antara lain adalah alat penggali, truck, concrete
mixer, Loader, Bulldozer, Motor Grader, alat pemadat, dan lain-lain.

5. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer
truck, alat pemadat tanah, Ioader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum dipakai
untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk
mencampurkan bahan pembuatan beton yang dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.

6. Proyek Pengerukan

Proyek pengerukan pada umum menggunakan alat pengeruk misalnya grab dredger, bucket
dredger, dipper dredger, rock cutter, suction dredger, clamshell dredger, sand pump, excavator,
whell loader, bulldozer dan dump truck.

(http://thecivengone.blogspot.co.id/2015/05/pemindahan-tanah-mekanis-ptm-atau-alat.html)

Tugas Pemindahan Tanah Mekanis


1.1 Pemindahan Tanah Mekanis

Pengertian Pemindahan tanah mekanis adalah suatu pekerjaan yang memindahkan sejumlah volume
tanah dengan menggunakan bantuan alat-alat mekanis.
Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) juga didefinisikan yaitu semua pekerjaan yang berhubungan dengan
kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling,
transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan
(compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat/besar).
Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu
kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian
kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan
tersebut.
Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering
dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM.
Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :
A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :
Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
Pasir (sand).
Lempung pasiran (sandy clay).
Pasir lempungan (clayey sand).
B. Agak keras (medium hard digging), misalnya :
Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
C. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya:
Batu sabak (slate).
Material yang kompak (compacted material).
Batuan sedimen (sedimentary rocks).
Konglomerat (conglomerate).
Breksi (breccia).
D. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang
memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).

1.2 Alat-alat Berat yang Berkaitan dengan Pemindahan Tanah Mekanis


Peralatan atau alat berat dalam pekerjaan sipil banyak berkaitan dengan pemindahan tanah (earth
moving) dan segala aspek yang timbul dari peralatan yang digunakan untuk memindahkan tanah
tersebut. Dalam hal pemindahan tanah ini selain memindahkan juga mengadakan pembentukan
terhadap permukaan tanah yang baru sesuai kondisi fisik/teknis yang diinginkan. Diperlukan beberapa
jenis peralatan dan metode yang sesuai untuk pembentukan permukaan tanah pada lokasi baru
tersebut.
Karena pekerjaan ini berhubungan dengan tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar, dan alang-
alang) maka perlu diketahui sifat tanah dan tipe galian tanah. Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat
akan berpengaruh dalam :
1. Menentukan jenis alat dan taksiran atau kapasitas produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Ketidaksesuaian pemilihan jenis alat berat terhadap kondisi material yang ada berakibat tidak efisiennya
alat (lost time).
1.3 Pengklasifikasian Alat
Secara umum alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Salah satunya adalah
pengklasifikasian alat berat berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional alat berat.
1.3.1 Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yaitu pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat
dapat dibagi atas tujuh fungsi dasar
Alat pengolah lahan
Jika pada lahan masih ada semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan
dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas digunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal dengan istilah excavator. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggali, seperti dalam
pekerjaan pembuatan basement atau saluran. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan
batuan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backho, dragline, dan clamshell.
Alat Pengangkut Material
Pengangkut mateial dapat dibagi menjadi pengangkutan horisontal maupun vertikal. Truk dan wagon
termasuk dalam alat pengangkutan horisontal karena material yang diangkutnya hanya dipindahkan
secara horisontal dari satu tempat ke tempat yang lain.
Sedangakn Crane termasuk di dalam kategori alat pengankut vertikal. Material yang diangkut crane
secara vertikal dari satu elevasi ke elevasi yang lebih tinggi.
Alat Pemindahan Material
Yaitu alat yang biasanya tidak digunakan sebagi alat transportasi tetapi digunakan utnuk memindahkan
material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
Alat Pemadatan
Pemadatan dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat setelah penimbunan.
Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan. Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah
tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dll.
Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material untuk
pembuatan beton maupun aspal dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch
plant dan asphalt mixing plant.
Alat penempatan Akhir Material
Yaitu menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

1.3.2 Klasifikasi Operasional Alat Berat


Alat dengan Penggerak
Merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat
penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak
pada conveyor belt.
Alat Statis
Alat statis adalah alat berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak berpindah tempat. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah tower crane, dan batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal serta
crusher plant.
1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat
Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam
pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Fungsi yang harus dilaksanakan.
2. Kapasitas peralatan
3. Cara operasi.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai.
5. Ekonomi
6. Jenis proyek
7. Lokasi proyek
8. Jenis dan daya dukung tanah
9. Kondisi lapangan

1.5 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat


Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara
langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Tahanan Gali (Digging Resistance)
Tahanan gali (Digginr Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali
pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah:
a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan butiran
tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi.
b. Kekerasan dari material yang digali.
c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri.
e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat, misalnya
Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya).
Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya langsung
ditentukan di tempat.
2. Tahanan Guling/ Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya
lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur.
Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan,
tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:
a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin keras dan mulus atau rata jalan
tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil.
b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka yang
berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan; apakah ban
luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban itu. Jika menggunakan
Crawler yang berpenaruh adalah kondisi jalan. Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull
yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan
dengan kondisi jalan tertentu.
3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan
karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan
Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan menalwan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu
turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.
Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:
a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %).
b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton).
Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan
kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan
ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan
beserta isinya.
4. Koefisien Traksi (CT)
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh kendaraan itu pada
ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana
jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum
antara ban dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin
tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.
Rumus: Traksi Kritis = CT x Berat total kendaraan
5. Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban penggerak yang
menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg
atau lbs.
Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu menghindari selip, maka
besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tekaga
mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling antara mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatan mesin dalam mph)
Keterangan rumus: RP = Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs
HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 = Angka konversi Efisiensi mesin = 80 85%
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan tenaga pada roda
penggeraknya dikalikan CT .
Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT
6. Percepatan (Acceleration)
Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan dengan
memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu.
Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum
Mewton.
F = (W x a) G
a = (F x g) W
Keterangan Rumus:
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2
W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)
a = Percepatan (ft/ det2)
7. Elevasi Letak Proyek.
Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan dan t
emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan
laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan
1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar + 3%; sedangkan pada
mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.
8. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah
dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang
dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat
mempertinggi efisiensi operator alat.
Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab selalu ada
hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti Alat Berat.
9. Faktor Pengembangan dan Pemuaian (Swell Factor)
Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan baik,
artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya sangat sedikit;
namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau
pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%,
ini terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat
ruang antar butiranya yang membesar.
Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian
material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya
seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai adalah
volume material setelah digali, jadi material telah mengembang sehingga volumenya bertambah besar.
10. Berat Material
Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada:
a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimiliinya.
b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari
jalur jalan yang dilalui.
c. Membatasi volume material yang diangkut.
Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terh adap kapasitas alat muat
maupun alat angkat.
1.6 Pengembangan Material
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau
pengurangan volume material (tanah) yang diganggu dan bentuk aslinya. Dari faktor tersebut bentuk
material dibagi dalam 3 (tiga) keadaan seperti ditunjukkan pada Gambar 1-1.

Gambar 1-1. Keadaan Material dalam Earth Moving


1. Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli
(bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik.
Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter
(BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.
2. Keadaan Gembur (Loose Condition)
Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat
di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari tempat
asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang). Hal ini disebabkan adanya penambahan
rongga udara di antara butiranbutiran tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Ukuran
volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter
(LCM) yang besarnya sama dengan BCM + % swell x BCM dimana faktor "swell" ini tergantung dan jenis
tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dan BCM.

3. Keadaan Padat (Compact)


Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan.
Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan
volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah tersebut.
Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan
pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin jugalebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal ini
tergantung dari usaha pamadatan yang dilakukan. Ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya
dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM).

(http://raifanalhafizi.blogspot.co.id/2014/04/tugas-pemindahan-tanah-mekanis.html)

A. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI BULLDOZER


Produksi bulldozer di hitung bila dipergunakan untuk mendorong yanah dengan gerakan gerakan
yang teratur, misalnnya pada penggalian selokan, pembuatan jalan raya, penimbunan kembali
(Back Filling) dan penumpukan atau penimbunan (Stock Filling).
Data yang diperlukan untuk menghitung produksi perhitungan bulldozer adalah:
1. Waktu tetap (memindahkan gigi, berhenti)
2. Waktu mendorong muatan
3. Waktu kembali ke belakang
4. Jarak lintasan ( pulang pergi)
5. Kapasitas bilah (Blade Capacity)
6. Faktor pengembangan (Swell Factor)
7. Efisiensi Kerja
Berdasarkan data-data di atas, maka produksi bulldozer dapat di hitung dengan menggunakan
rumus:

Dimana :
P = Produksi bulldozer
E = Efisiensi kerja
I = Swell Factor (faktor pengembangan)
H = Kapasitas Blade
Ct = Cycle time (waktu daur/edar)
Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung produksi bulldozer adalah:
a. P = PMT x FK
b. PTM = KB x T
c. T = 60/ Ct
d. Ct = J/F x J/R x Z
Dari rumus-rumus di atas dapat disederhanakan menjadi :

Dimana :
P = Produksi bulldozer
PTM = Produksi maksimum teoritis dengan efisiensi 100% m2/jam
FK = Faktor koreksi
KB = Kapasitas bilah ( m3 )
T = Lintasan/jam
Ct = Waktu daur/edar (Cycle time), menit
J = Jam kerja (menit)
F = Kecepatan (Forward velocity), meter/menit
R = Kecepatan mundur (Reserve velocity), meter/menit
Z = Waktu tetap (menit)
Perhitungan Produksi Bulldozer Untuk Pembabatan ( Clearing )
Dalam pekerjaan pembabatan, pepohonan yang harus dirobohkan mempunnyai ukuran yang
bermacam-macam, oleh karenaitu untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh bulldozer
untuk merubuhkan pepohonan dipergunakan persamaan :

Dimana :
T = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan
untuk lapangan kerja seluas acre (0,047 km2), menit
B = Waktu yang menjelajahi lapangan seluas 1 acre tanpa
merobohkan pepohonan, menit
M = Waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki
diameter tertentu, menit
N = Jumlah pohon tiap acre untuk selang ( interval ) diameter
Tertentu
D = Jumdiameter semua pohon yang mempunyai diameter > 6
ft tiap acre, feet.
F = Waktu untuk merobohkan per feet, diameter pepohonan
yang mempunyai diameter > 6 ft, pada lapangan yang datar
B. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI DUMP TRUCK
Untuk melakukan perhitungan terhadap produksi dump truck secara teoritis diperlukan data dari
alat dan keadaan lapangan.
Data-data yang diperlukan antara lain :
1. Data teknis yang meliputi :
Kapasitas mujung (cuyt)
Berat kosong (lbs)
Kekuatan mesin (HP)
Efisiensi mekanis (%)
Kecepatan meksimum tiap-tiap gear (mph)
2. Keadaan lapangan yang meliputi :
Jarak tempuh
Lokasi tempat kerja ( dekat atau tidaknya terhadap permukaan air laut
Rolling Resistance (lb)
Coeficient Otration (%)
Swell Factor
Bobot isi (lb/cuyt)
Setelah didapatkan data-data di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan
terhadap waktu edar.
Waktu edar dump truck terdiri dari :
1. Waktu Tetap
Waktu tetap terdiri dari waktu mengisi, mengosongkan, membelok dan waktu untuk mencapai
kecepatan maksimum.
2. Waktu Untuk Mengangkut Muatan
Sebelum menghitung waktu mengangkut muatan, maka harus terlebih dahulu mengetahui data-
data sebagai berikut:
Berat kendaraan
Berat muatan
Kemampuan roda gerak dalam menerima RP (lb)

Waktu untuk mengangkut muatan diperoleh dengan menjumlakan waktu yang dibutuhkan untuk
mengangkut muatan pada jarak dan kemiringan tertentu yang sudah di klasifikasikan dalam jalur
terlebih dahulu, misalnya: jalur AB diketahui mempunyai jarak 1600 ft dengan kemiringan 0%.
Jalur BC mempunyai lintasan dengan jarak 1200 ft dengan kemiringan -9% (jalur turun), maka
tiap-tiap jalur tersebut harus dihitung waktu yang dibutuhkan oleh dump truk untuk kembali
kosong dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jadi waktu edar dump truck dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Ct = Waktu tetap + Waktu angkut + Waktu kembali kosong
Sedangkan untuk produksi dump truck dapat dihitung dengan rumput sebagai berikut

Dimana :
P = Produksi dump truck
E = Efisiensi kerka
I = Swell Factor
H = Kapasitas bak truck
Ct = Waktu edar
C. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI POWER SHOVEL/ BACKHOE
Ada dua metrode yang digunakan untuk menghitung produksi Beckhoe, yaitu :
1. Metode Tabel ( Tabular Method)
2. Direct Cumputation Method (menghitung produksi dumptruck dan bulldozer).
Pehitungan dengan mengguanakan metode tabel agak berbeda dengan metode tang sebelumnya
karena haru mengguanakan tabel khusus yang dibuat oleh para pembuat alat yang digunakan.
Tabel tabel tersebut dibuat dengan mengingat adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
prodeksinya, yaitu:
Jenis material yang digali
Kedalaman penggalian
Sudut putar
Kondisi kerja
Kondisi pengolahan
Ukuran alat angkut
Pengalaman dan keterampilan operator
Keadaan fisik dan alat
Ketinggian dari permukaan air laut
D. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI ALAT MUAT WHEEL LOADER
Wheel loader adalah salah satu alat muat yang kini dipergunakan karena gerakannya yang lincah
dan gesit. Tetapi apabila dipergunakan untuk pekerjaan di daerah berlumpur atau berbatu tajam
seperti Quarry andesit, maka sebaiknya roda-roda karet dilindungi dengan rantai baja (stell
beats).
Wheel loader memiliki sebuah bucket yang dipergunakan untuk menggali, mengangkat dan
mengangkut ke suatu tempat. Yang tak jauh atau langsung dimuatkan ke alat anggkut yang
letaknya sama tinggi dengan tempatwheel loader bekerja. Daya jangkau mangkuknya terbatas
(tidak terlalu tinggi).Untuk melakukan pekerjaan menggali, maka bucket harus di dorong kearah
permukaan kerja. Jika buckettelah penuh primer mover mundur dan bucket di angkut ke suatu
tempat penimbunan atau dimuatkan ke atas alat anggkut. Bila gerakan pemuatan itu berbentuk
huruf V maka cara pemuatan ini di sebut : V- shape loading . Cara pemuatan yang
lain disebut cross loading yaitu bila gerakan wheel loader hanya maju mundur, dan gerakan
trucknya juga maju mundur tetapi memotong arah gerak wheel loader.
Untuk menghitung jumlah prodeksi wheel loader rumus yang digunakan samadengan rumus
produksi backhoe, hanya di bedakan pada pengambil;an data cycle time. Untuk Wheel
Loader gerakannya adalah menggali, manufer bermuatan, memuat, manuver kosong.
E. EFESIENSI KERJA ALAT MEKANIS
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja efektif dengan waktu kerja yang di
sediakan oleh perusahaan. Efesiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

F. PENILAIAN TERHADAP EFEKTIFITAS DAN KONDISI ALAT


Untuk melakukan penilaian terhadap efektifitas dan kondisi alat mekanis, perlu dilakukan
terhadap masing-masing komponen berikit:
1. Avaibility Index
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis alat yang sesunggunya dari alat yang
sedang dipergunakan
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana : W = Working hourse atau jumlah jam kerja


R = Repair hourse atau jumlah jam untuk
Perbaikan
Keterangan :
W = Waktu yang dibebankan kepada seorng operator suatu
alat yang dalam kondisi padat dioprasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap
hambatan yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi
ke front kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan karena keadaan
cuaca.
R = Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang serta waktu
perawatan preventif.
2. Physical Avaibillity / Operational Avaibility
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaannya
adalah:

Dimana :
S = Standby Hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
padahal alat
tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap oprasi.
W + R + S = Schedulet Hours atau jumlah seluruh jam jalan dimana alat di jadwalkan untuk
beroprasi
3. Use Of Avaibillity
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroprasi pada saat
alat tersebut dapat di pergunakan (Avaibillity). Persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut:

Angka Use Of Avaibillity biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang
tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik menejemen
peralatan.
4. Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dipergunakan untuk
kerja efektif. Efective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian efesiensi kerja.
Persamaan yang digunakan adalah:

Dimana :
W+R+S+T = Total hours available atau schedule
hours atau jumlah jam kerja yang tersedia
G. PENILAIAN TERHADAP FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR)
Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja alat muat dengan alat angkut dapat
dilakukan penilaian terhadap faktor keserasian (match factor), yaitu dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Dimana :
Na = Jumlah alat angkut, buah
Nm = Jumlah alat muat, buah
Ctm = Waktu edar alat muat, menit
Cta = Waktu edar alat angkut
Bila hasil dari perhitungan ternyata :
a. Faktor keserasian < 1. Maka alat muat akan sering menganggur
b. Faktor keserasian > 1. Maka alat angkut kan sering menganggur.
c. Faktor keserasian = 1. Maka alat angkut dan alat muat akan sama-sama sibuk ( sudah
serasi ) dan tidak ada yang menunggu.
H. PERHITUNGAN ONGKOS PRODUKSI
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam menghitung ongkos produksi suatu alat
mekanis yaitu:
1. Ongkos Pemilikan (ownership cost), yang terdiri dari :
a. Depresiasi (depreciation), yang dihitung dengan menjumlahkan harga beli alat, ongkos
angkut, ongkos muat, ongkos bongkar dan ongkos pasang, dibagi dengan umur alat yang
bersangkutan.
b. Bunga, pajak dan asuransi. Diambil 10% ( bunga 6%, pajak 2% dan asuransi 2%), dari
penanaman modal tahunan yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
Penanaman modal tahunan

Ongkos bunga pajak dan sebagainya

Dimana : n = Umur alat


2. Ongkos Operasi ( operation cost ), yang terdiri dari :
a. Ongkos penggantian ban, yaitu harga ban baru dibagi dengan umurnya
b. Ongkos reparasi ban, misalnya untuk vulkanisir dan menambal
c. Ongkos reparasi umum, termasuk harga suku cadang (spare parts) dan ongkos pasang
serta ongkos perawatan.
d. Ongkos bahan bakar. Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah sebagai berikut:
untuk mesin disel rata-rata dibutuhkan 0,04 galon/HP/jam.
e. Ongkos minyak pelumas dan gemuk(grease), termasuk ongkos buruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas oleh alat muat dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Dimana :
Q = Jumlah minyak pelumas yang dipakai, gph
HP = Kekuatan mesin, HP.
C = Kapasitas crankcase, liter (Kapasitas tangki)
T = Jumlah jam penggantian pelumas. Jam
f. Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan
Jumlah ongkos pemilikan (ownership cost) dan ongkos operasi (operation cost) tersebut di atas
hanya merupakan ongkos alat tiap jam tidak termasuk keuntungan, dan overhead cost.
Untuk mengetahui berapa ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan penambangan untuk
pemuatan dalam satu bulan adalah dengan mengalikan ongkos perjamnya dengan jumlah jam
kerja dalam satu bulan.

(https://pojanwibawa.wordpress.com/tag/perhitungan-produksi-dan-perhitungan-ongkos-produksi-
alat-pemindahan-tanah-mekanis/)

Pada umumnya proyek konstruksi yang berada dalam keadaan tanah tidak rata melaksanakan pekerjaan penggalian dan
penimbunan. Pada pekerjaan tersebut pasti membutuhkan alat gali dan alat angkut untuk melaksanakan pekerjaan
penggalian dan penimbunan.
Loader adalah alat yang umum digunakan di dalam proyek konstruksi untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian
ke dalam truck atau langsung di timbunkan pada tanah yang rendah. Pada bagian depan loader terdapat bucket sehingga
alat ini umumnya disebut front end loader. Dalam suatu proyek konsturksi, truck dan alat pengangkut lainnya mempunyai
fungsi untuk mengangkut material dari sumbernya atau dari tempat penggalian ke tempat pengurugan.

Alat penggerak loader diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban. Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted
mempunyai roda yang mirip dengan dozer, tetapi roda pada loader dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat
pada saat mengangkut material. Loader beroda ban atau wheel-tractor-mounted terdiri atas :

1. Wheel drive : wheel drive digunakan untuk membawa bucket bermuatan penuh. Pada wheel tracktor mounted
ada 4 wheel drive.
2. Rear wheel drive : rear wheel biasanya digunakan untu menggali.

Loader beroda ban ataupun beroda crawler dapat dipakai untuk mengangkut material. Namun, bagian bawah material
harus mempunyai ketinggian setinggi permukaan alat tersebut. Jika ada penggalian yang lebih dalam memerlukan ramp.
Selain itu, material yang diangkat adalah material yang lepas. Karena di bagian bawah tidak terdapat alat pemutar maka
pada saat pembongkaran muatannya, loader harus melakukan banyak gerakan agar material dapat mudah diangkat.

Bucket yang dipasang pada loader dapat dapat berupa :

1. General purpose bucket


2. Rock bucket
3. Side dump bucket, dan
4. multi purpose bucket.

Ukuran bucket berkisar antara 0,15m sampai 15 m. ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m.

Fungsi loader adalah untuk memuat material ke dalam alat pengangkuat pada umumnya. Pada areal yang datar alat
pengangkut dapat diletakkan dekat dengan loader sehingga dapat mempermudah pengangkutan ke dalam alat angkut.

Beberapa metode dalam pengangkutan material dari loader ke dalam alat angkut :

Metode pertama ( I Shape Loading )

Pada metode ini truck bergerak maju pada saat loader mengambil material dari timbunan kemudian mundur pada saat
loader telah siap memindahkan material ke dalam truck.
1 Shape Loading

Metode kedua ( V shape loading )

Pada metode ini truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan loader menggunakan gerakan V dari timbunan ke
arah truck.

V Shape Loading

Metode ketiga ( Pass Loading )

Pada metode Pass Loading truck bergerak menuju beberapa loader yang bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak
dari satu loader ke loader lainnya sampai bak terisi penuh.

Pass Loading

Awalnya pemuatan material ke dalam alat pengangkut dilakukan oleh power shovel, namun karena kapasitas loader makin
besar maka penggunaan loader menjadi lebih sering. Fungsi lain daro loader adalah untuk menggali basement dan pondasi
dengan lebar yang sama dengan lebar bucket. Loader juga digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat
pengangkut. Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material ke dalam hopper yang selanjutnya
diangkut ke crusher paint. Pada proses pembersihan lahan loader juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon
dll.

Dalam hal ini produktifitas loader harus sangat diperhatikan. Dan produktifitas loader adalah sebagai berikut :

Kondisi material
Tipe bucket dan kapasitasnya
Arel untuk pergerakan loader
Waktu siklus loader dan
Waktu efisien loader

Karena beberapa material menyebabkan alat tidak dapat mengangkut material secara maksimal. Maka, dibuat tabel untuk
menentukan factor pemuatan bucket :

Tabel faktor pemuatan bucket ( Bucket Fill Factor, BFF )

material faktor

Material seragam / campuran 0,95-1,00

Batu kerikil 0,85-0,90

Batuan hasil peledakan ( baik ) 0,80-0,95

Batuan hasil peledakan ( rata rata ) 0,75-0,90

Batuan hasil peledakan ( buruk ) 0,60-0,75

Batuan berlumpur 1,00-1,20

Lanau basah 1,00-1,10

Material berbeton 0,85-0,95

Cara menghitung produktifitas loader adalah dengan menggunakan tabel tabel waktu yang tergantung dalam beberapa
faktor. Waktu muat tergantung dari jenis material yang diangkut. Misal waktu dalam pengangkutanmaterial kerikil
berbeda dengan material berbeton. Waktu berputar ditentukan sebesar 0,2 menit dan waktu bongkar ditentukan
berdasarkan tempat atau kemana material tersebut akan ditempatkan. Selain itu juga diperlukan koreksi terhadap waktu
siklus.
Tabel waktu muat ( menit )

MATERIAL LT

Berbutir seragam 0,03-0,05

Berbutir campuran dan seragam 0,03-0,06

Lanau basah 0,03-0,07

Tanah atau kerikil 0,04-0,20

Material berbeton 0,05-0,20

Tabel Faktor penambahan dan pengurangan untuk CT ( menit )

URAIAN FAKTOR

Kondisi tanah :

Berbutir campuran + 0,02

Diameter <> +0,02

Diameter 3 20 mm -0,02

Diameter 20 150 0

Diameter > 150 mm +0,03

Kondisi tanah asli / lepas 0,04

Timbunan : 0

Timbunan dengan tinggi > 3 mm +0,01


Timbunan dengan tinggi <> +0,02

Pembongkaran dari truck

Lain lain :

Pengoperasian tetap -0,04

Pengoperasian tidak tetap +0,04

Target sedikit +0,04

Target beresiko +0,05

Tabel Waktu Buang

Tipe loader Heaped capacity Struck capacity

m ( yd )

910 F 1,20 ( 1,60 ) 1,02 ( 1,33 )

918 F 1,70 ( 2,25 ) 1,40 ( 1,80 )

928 F 2,00 ( 2,60 ) 1,70 ( 2,25 )

930 T 1,72 ( 2,25 ) 1,29 ( 1,69 )

Rumus yang digunakan untuk menghitung produktifitas loader adalah :

Prod = uk.bucket x ( 60 / CT ) x BFF x efisiensi


Gambar loader

Alat pengangkutan juga sangat diperlukan dalam proyek pembangunan. Fungsi dari alat pengangkutan adalah untuk
mengangkut material pada proyek konstruksi.

1. Dump Truck / Tractor Wagon

Dump truck dan tractor wagon yang dipakai di dalam proyek konstruksi umumnya digolongkan menjadi 5
yaitu :

Rear dump truck


Side dump truck
Rear dump tractor wagon
Side dump tractor wagon
Bottom dump tractor wagon

Pengeluaran pada material Rear dump adalah dengan pengangkatan bagian depan bak. Rear dump truck dipakai
umtuk mengangkut berbagai jenis material. Akan tetapi material lepas seperti tanah dan pasir kering merupakan material
yang umum diangkut oleh dump truck. Material seperti batuan akan dapat merusak truck. Maka, dalam pemindahan harus
berhati hati. Kapasitas bak pada truck jenis ini adalah 25 sampai 250 ton.

Side dump truck dan Tractor wagon mengeluarkan material yang diangkutnya dengan menaikkan salah satu titik
bak. Alat pengangkut jenis ini biasanya dipilih karena tempat pembongkaran sempit dan panjang.

Bottom dump Tractor wagon mengeluarkan materialnya melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka tengahnya.
Alat penganakutan ini biasanya mengangkut material lepas seperti : pasir, kerikil, batuan sedimen, lempung keras, dll.
Kelandaian permukaan tempat bongkar alat pengangkut tersebut kurang dari 5%. Karena alat tersebut tidak
memungkinkan untuk bongkar pada tanah yang terjal.

Kapasitas pengangkutan pada truck tergantung pada jenis muatannya. Jika muatan yang ditampung adalah
material lepas seperti pasir atau kerikil yang tidak mempunyai daya lekat maka kapasitas muatannya adalah kapasitas
peres. Tetapi jika material yang diangkut adalah tanah liat yang umumnya mempunyai daya lekat yang kuat antar material
maka kapasitas muatannya adalah kapasitas munjung ( menggunung ).
Kelebihan truck kecil terhadap truck besar
o Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi
o Kerugian dalam produktifitas lebih kecil apabila salah satu truck tidak dapat beroperasi
o Kemudahan dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat pemuat
Kerugian truck kecil terhadap truck besar
o Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material
o Jumlah truck yang besar menyebabkan waktu antrian akan besar
o Memerlukan lebih banyak sopir
o Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang besar
Keuntungan truck besar terhadap truck kecil
o Investasi berkurang karena jumlahnya sedikit
o Kebutuhan sopir minimum
o Memudahkan dalam memuat
o Waktu antri berkurang
Kerugian truck besar terhadap truck kecil
o Akan memperbesar waktu muat jika alat pemuat kecil
o Mempercepat kerusakan jalan apabila muatan besar
o Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat sulit didapat
o Larangan pengangkutan truck besar di jalan raya sangat besar

Waktu siklus truck terdiri dari waktu muat, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran, waktu perjalanan kembali, dan
waktu antri.

Waktu muat tergantunag pada kemampuan operator, ukuran dan jenis alat pemuat, jenis & kondisi material dan kapasitas
alat angkut.

Waktu pengangkutan tergantunag pada jarak tempuh dan kondisi jalan yang dilalui.

Waktu pembongkaran muatan tergantung pada cara pembongkaran, jenis alat pengangkutan dan jenis & kondisi material.

Waktu kembali juga dipengaruhi oleh hal hal yang sama seperti waktu pengangkutan.

Sedangkan waktu antri dipengaruhi oleh jenis alat pemuat, kemampuan alat pengangkut untuk berputar dan posisi alat
pemuat.
Rumus yang dipakai untuk menghitung produktifitas truck adalah :

Prod = kapasitas x ( 60/CT ) x efisiensi.

(http://jazztea.blogspot.co.id/2010/04/loader-dan-alat-pengangkutan.html)

Anda mungkin juga menyukai