Anda di halaman 1dari 19

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

A. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat

Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor
yang secara langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut
meliputi: (1) Tahanan gali (Digging Resistance), (2) Tahanan guling atau tahanan gelinding
(Rolling Resistance), (3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance), (4) Koefisien Traksi, (5)
Rimpull,(6) Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8) Evisiensi Operator, (9) Faktor
pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan (10) Berat material.

1. Tahanan Gali (Digging Resistance)

Tahanan gali (Digginr Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang
dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya
atahanan ini adalah:

a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn
kekerasan butiran tanah, maka semakinbesar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi.
b. Kekerasan dari material yang digali.
c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri.
e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat,
misalnya Power Shovel, Clamshell, Draglinedan sejenisnya).

Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya
langsung ditentukan di tempat.

1. Tahanan Guling/ Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR)


merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan
yang sedang berjalan di atas suatu jalur.(Lihat Gambar)
Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar
kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung padabanyak faktor, diantaranya yang terpenting
adalah:

a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin keras dan
mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil. Alat
Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis
b. .Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban
karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat
berat yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana
model kembangan banitu. Jika menggunakan Crawler yang berpenaruh adalah kondisi
jalan

Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan
kondisi jalan tertentu. Gambar:

Pada prakteknya menentukan RR sangat sukar dilakukan, sebab dipengaruhi oleh


ukuran dan tekanan ban, serta kecepatan kendaraan. Untuk perhitungan praktis RR dapat
dihitung menggunakan rumus:

RR = CRR x Berat Kenderaan beroda

Keterangan :

RR = Tahanan Guling (lbs/ gross ton)


CRR = Koefisien Tahanan Guling
3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak
kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan
positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan menalwan gerak kendaraan;
tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan
membantu gerak kendaraan (Gambar:)

Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:


a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)
b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)
Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: “Tiap kemiringan 1% besarnya
tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan
untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap
gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

4. Koefisien Traksi (CT)


Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh
kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT
adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk
menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga
mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal. (Gambar:)

Rumus: Traksi Kritis = CT x Berat total kendaraan

Besarnya CT tergantung pada:


a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk crawlwer truck
tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya.
b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan
sebagainya)
c. Berat kendaran yang diterima oleh roda.
Menurut pengalaman, besarnya CT pada macam-macam keadaan jalan seperti terdapat pada
Tabel dibawah ini :

5. Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban
penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya
dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda
tidak selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya Rimpull maksimum yang dapat
diberikan oleh mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan
verseneling antara mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatanmesin dalam mph)
Keterangan rumus: RP = Rimpull (Kekuatan t arik kendaraan) lbs
HP = Horse Power(Tenaga mesin)
HP 375 = Angka konversi
Efisiensi mesin = 80 – 85%
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya : Rimpull dihitung sama dengan tenaga
pada roda penggeraknya dikalikan CT.
Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT

Rimpull tergantung pada HP dan kecepatan gerak darialat berat tersebut. Biasanya pabrik
telah memberikan pedoman tentang berapa besar kecepatan maksimum dan Rimpull yang dapat
dihasilkan oleh masing-masing gigi verseneling seperti terdapat pada Tabel
6. Percepatan (Acceleration)
Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan
dengan memakai kelebihan Rimpull
yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang
dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu:
a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang
dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.
b. Kelebihan Rimpullyang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan,
maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat. Percepatan tak mungkin dihitung
secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum Mewton.

Keterangan Rumus:
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2
W = Berat kendaraan besertaisinya (lbs)
a = Percepatan (ft/ det2)
Biasanya untuk perhitungan percepatan digunakan dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan menghitung kecepatan rata-ratanya.
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maksimum x Faktor Kecepatan

Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh, semakin jauh jarak yang
ditempuh; tanpa memperhatikan bagaimana kondisi jalur jalan yang ditempuh semakin jauh jalan
yang ditempuh, berarti semakin besar pula faktor ketepatan itu. Tabel dibawah ini menunjukkan
beberapa faktor kecepatandan jarak yang ditempuh.

7. Elevasi Letak Proyek.


Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh
tekanan dan t emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama
dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk
selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang
sebesar +3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.

8. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dar
i jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan
lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi
operator alat.
Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh,
sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen
yang rusak, memindahkan alat ketempat lain, dan sebagainya. Pada tabel dibawah diberikan
beberapa nilai efisiensi operator.

a. Mechanical Availability (Ketersedian Mekanis)

Merupakan Penghitungan hilangnya waktu kerja alat berat yang


diakibatkan oleh Kerusakan mekanis seperti Kerusakan mesin atau bisa juga
diakibatkan oleh perawatan service berkala unit alat berat.
Untuk menghitung ketersedian mekanis alat berat dapat digunakan rumus
berikut :

Ma = Wt
(Wt+ Wr) x 100%

b. Physical Availability (Ketersediaan Fisik )

Merupakan penghitungan hilangnya waktu kerja alat berat yang


diakibatkan oleh hal selain kerusakan mekanis diatas, seperti hilangnya waktu
kerja yang diakibatkan oleh Hujan, Jalan Licin dan lainnya yang diakibatkan oleh
alam.
Untuk menghitung ketersediaan fisik alat berat tersebut dapat digunakan
rumus berikut :
Pa = Wt + Wstb
(Wt+ Wr+Wstb) x 100%
c. Effective Utilization (Waktu Kerja Efektif)
Merupakan penghitungan waktu kerja tersedia yang dapat dimanfaatkan
untuk produktifitas alat berat.
Untuk menghitung waktu kerja effektif alat berat dapat digunakan rumus
berikut :

Eu = Wt
(Wt+ Wr+Wstb) x 100%

d. Use of Availability (Ketersediaan Pemakaian)


Merupakan penghitungan waktu alat berat tersebut digunakan untuk
beroperasi , pada saat unit tersebut bisa dipergunakan.
Untuk menghitung waktu ketersediaan pemakaian dapat digunakan rumus
berikut:

Ua = Wt
(Wt +Wstb) x 100%

Keterangan :
Ma = Merupakan Mechanical Availability
Pa = Merupakan Physical Availability
Eu = Merupakan Effective Utilization
U = Merupakan Use of Availability
Wt = Total waktu yang digunakan untuk operasional unit
Wr = Total waktu yang hilang yang diakibatkan oleh kerusakan unit
Wstb = Total waktu standby unit tersebut

9. Menentukan Swell Factor”


Factor-faktor yang mempengaruhi dalam pekejaan SF salah satunya adalah pengembangan
material yang akan mempengaruhi perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume
material(tanah) yang digangu dari bentuk aslinya. Dari factor tersebut bentuk material di bagi
dalam tiga keadaan seperti pada gambar berikut;
 Keadaan asli(Bank condition).
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami ganguan
teknologi di sebut keadaan asli(bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran
yang dikadungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran tanah
demikian biasanya dinyatakan alam atau bank measure= Bank Cubic
Meter(BCM) yang di gunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan
tanah.
 Keadaan gembur (loose condition)
Yaitu keadaan material(tanah) setelah diadakan pekerjaan (disturb), tanah
demikian misalnya terdapat di depan lozer blade, di atas truck di daam bucket dan
sebagainya. Berat material (Weight of Material) Berat material yang akan
diangkut oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi :
o Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.
o Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan
kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilaluinya.
o Membatasi volume material yang dapat diangkut.Oleh sebab itu
berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap
kapasitas alat muat maupun alat angkut.

Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material.


Macam Material Bobot Isi Swell Factor
(Density)
lb/cu yd insitu (in bank correction factor)
1. Bauksit 2.700 – 4.325 0,075
2. Tanah liat, kering 2.300 0,85
3. Tanah liat, basah 2.800 – 3.000 0,82 – 0,80
4. Antrasit (anthracite) 2.200 0,74
5. Batubara bituminous 1.900 0,74
(bituminous coal)
6. Bijih tembaga (cooper ore) 3.800 0,74
7. Tanah biasa, kering 2.800 0,85
8. Tanah biasa, basah 3.370 0,85
9. Tanah biasa bercampur pasir 3.100 0,90
dan kerikil (gravel)
10. Kerikil kering 3.250 0,89
11. Kerikil basah 3.600 0,88
12. Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 – 0,56
13. Hematit, pecah-pecah 6.500 – 8.700 0,45
14. Bijih besi (iron ore), pecah- 3.600 – 5.500 0,45
pecah
15. Batu kapur, pecah-pecah 2.500 – 4.200 0,60 – 0,57
16. Lumpur 2.160 – 2.970 0,83
17. Lumpur sudah ditekan 2.970 – 3.510 0,83
(packed)
18. Pasir, kering 2.200 – 3.250 0,89
19. Pasir, basah 3.300 – 3.600 0,88
20. Serpih (shale) 3.000 0,75
21. Batu sabak (slate) 4.590 – 4.860 0,77

10. Berat Jenis Material

Berat jenis suatu material biasanya akan berbeda-beda terutama material yang berasal dari
alam dan langsung dipakai, tanpa diolah melalui industri terlebih dahulu . Untuk material yang
diolah melalui industri terlebih dulu seperti besi beton dan semen akan mempunyai berat jenis
yang lebih mendekati sama.
No Nama Material Berat jenis
1 Pasir 1400 kg/m3
2 Kerikil, koral,split (kering/lembab) 1800 kg/m3
3 Tanah, lempung (kering/lembab) 1700 kg/m3
4 Tanah, lempung (basah) 2000 kg/m3
5 Batu alam 2600 kg/m3
6 Batu belah, batu bulat, batu gunung 1500 kg/m3
7 Batu karang 700 kg/m3
8 Batu pecah 1450 kg/m3
9 Pasangan bata merah 1700 kg/m3
10 Pasangan batu belah, bulat, gunung 2200 kg/m3
11 Pasangan batu cetak 2200 kg/m3
12 Pasangan batu karang 1450 kg/m3
13 Kayu (kelas I) 1000 kg/m3
14 Beton 2200 kg/m3
15 Beton bertulang 2400 kg/m3
16 Besi tuang 7250 kg/m3
17 Baja 7850 kg/m3
18 Timah hitam/ timbel 11400 kg/m3

B. DATA EFISIENSI ALAT BERAT

 Bulldozer
Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat, contoh:.
- Tenaga penggerak, Pw = 75 HP.
- Sekar pisau (blade), L = 3.175 m
- Tinggi pisau, H = 1,3 m,
- Kapasitas pisau, q = 5,4 m³.
Kapasitas produksi/jam, untuk pengupasan:
Q = (q x Fb x Fm x Fa x 60) / Ts ,m²
Kapasitas produksi/jam, untuk meratakan:
Q = (l x{n (L- Lo )+ Lo } x Fb x Fm x Fa x 60) / (Nx n x Ts) , m²

Kondisi kerja Efisiensi kerja

Baik 0,83

Sedang 0,75

Kurang baik 0,67

Buruk 0,58

Keterangan:
Q : adalah kapasitas untuk pengupasan, m² / jam
Fb : faktor pisau (blade), (umumnya mudah, diambil 1)
Fa : faktor efisiensi kerja Bulldozer,
Fm : faktor kemiringan pisau (grade), (diambil 1 utk datar, 1,2 utk
turun -15%, 0,7 utk nanjak +15%)
Vf : kecepatan mengupas; km/Jam
Vr : kecepatan mundur; km/Jam
Q : kapasitas pisau q = L x H2, m³,(lebar pisau, L; tinggi pisau, H; Q ~ (5,2 –
5,6); m³,
T1 : waktu gusur = (l x 60) : Vf; menit
T2 : waktu kembali = (l x 60) : Vr; menit
T3 : waktu lain-lain; menit
TS : adalah waktu siklus,
Ts : T(n-1) + .... + Tn ; menit
60 : adalah perkalian 1 jam ke menit,
Lo : adalah lebar overlap, (diambil 0,30 m); m,
L : adalah jarak pengupasan, (diambil 30 m); m,
N : adalah jumlah lajur lintasan, (diambil 3 lajur); lajur,
N : adalah jumlah lintasan pengupasan, (diambil 1 kali); lintasan Faktor
efisiensi alat Bulldozer (FaBul) Faktor pisau Bulldozer
 Dump Truck

Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat, contoh:

- Dump truck E08, Cp 3,5 ton,


- Kapasitas produksi / jam,
Q = (V x Fa x 60) / (D xTs) ,m³, gembur

Kondisi Faktor
Kondisi Permukaan
Kerja Pisau

Mudah Tidak keras/padat, tanah biasa, kadar air rendah, bahan timbunan 1,10 – 0,90

Tidal terlalu keras/padat, sedikit mengandung pasir, kerikil,agregat


Sedang 0,90 – 0,70
halus

Agak sulit Kadar air agak tinggi, mengandung tanah liat, berpasir,kering/keras 0,70 – 0,60

Sulit Batu hasil ledakan, batu belah ukuran besar 0,60 – 0,40

Keterangan:
Q : adalah kapasitas produksi Dump truck; m³ /jam
V : adalah kapasitas bak; ton,
Fa : adalah faktor efisiensi alat,
FK : adalah faktor pengembangan bahan;
D : adalah berat isi material (lepas, gembur); ton/m³;
v1 : adalah kecepatan rata-rata bermuatan, (15 – 25); km/jam. Lihat
Tabel 8
v2 : adalah kecepatan rata-rata kosong, (25 – 35); km/jam
TS : adalah waktu siklus, Ts = T(n-1) + ....+Tn menit
T1 : adalah waktu muat:= (V x 60)/(D x Qexv) ; menit
QEcv : adalah kapasitas produksi Excavator; m³ / jam, bila kombinasi
dengan alat Excavator, Bila melayani alat lain seperti Wheel
Loader, AMP dll, gunakan Q yang sesuai.
T2 : adalah waktu tempuh isi: = (L / v1) x 60; menit
T3 : adalah waktu tempuh kosong:= (L / v2) x 60; menit
T4 : adalah waktu lain-lain, menit
60 : adalah perkalian 1 jam ke menit,

Faktor efisiensi alat Dump truck


Kondisi kerja Efisiensi kerja
Baik 0,83
Sedang 0,8
Kurang baik 0,75
Buruk 0,7

Kecepatan Dump truck dan


Kondisi lapangan Beban Kec=Km/jam kondisi lapangan
Datar Isi 40
Datar Kosong 60
Menanjak Isi 20
Menanjak Kosong 40
Menurun Isi 20
Menurun Kosong 40

Kecepatan tersebut adalah perkiraan umum. Besar kecepatan bisa


berubah sesuai dengan medan, kondisi jalan, kondisi cuaca setempat, serta
kondisi kendaraan.

 Excavator Backhoe
Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat, contoh:.
Kapasitas produksi /jam,
Q = (V x Fb x Fa x60) / (Ts1 xFv) , m³
Keterangan:
V : adalah kapasitas Bucket; m³
Fb : adalah faktor Bucket,
Fa : adalah faktor efisiensi alat (ambil kondisi kerja paling baik, 0,83),
Fv : adalah faktor konversi (kedalaman < 40 %),
Ts : adalah waktu siklus; menit,
T1 : adalah lama menggali, memuat, lain-lain (standar), (maksimum
0,32); menit
T2 : adalah lain-lain (standar), maksimum 0,10; menit.
TS : adalah waktu siklus, Ts = T(n-1) + ....+Tn menit
60 : adalah perkalian 1 jam ke menit,

Faktor bucket (bucket fill factor) (Fb) untuk Excavator Backhoe

Kondisi operasi Kondisi lapangan Faktor bucket (Fb)

Mudah Tanah biasa, lempung, tanah lembut 1,1 -- 1,2

Sedang Tanah biasa berpasir, kering 1,0 – 1,1

Agak sulit Tanah biasa berbatu 1,0 – 0,9

Sulit Batu pecah hasil 0,9 – 0,8

Faktor efisiensi kerja alat (Fa) Excavator

Kondisi operasi Faktor efisiensi

Baik 0,83

Sedang 0,75

Agak kurang 0,67

Kurang 0,58

 Motor Grader
Data sesuai dengan spesifikasi teknis, contoh:
- Kapasitas berat operasi: 10.800 kg
- Tenaga mesin: Pw = 135 HP,
- Panjang pisau (blade): L = 3,710 m,
- Panjang pisau efektif, b = 2,60 m
- Lebar overlap, b0 = 0,30 m
a. Untuk pekerjaan perataan hamparan:
Kapasitas produksi/ jam
Q = (Lh x{n (b- bo ) + bo } x Fa x 60 ) / (N x n x Ts) , m²
Keterangan:
Lh : adalah panjang hamparan; m,
Bo : adalah lebar overlap; m,
Fa : adalah faktor efisiensi kerja;
N : adalah jumlah lintasan; lintasan,
N : adalah jumlah pengupasan tiap lintasan; kali lintasan
V : adalah kecepatan rata-rata; km/h,
B : adalah lebar pisau efektif; m,
60 : adalah perkalian 1 jam ke mnit,
T1: adalah waktu 1 kali lintasan : (Lh x 60) / (v x 1000); menit,
T2 : adalah lain-lain; menit.
TS : adalah waktu siklus,Ts = T(n-1) + ....+Tn menit
Faktor efisiensi kerja alat (Fa) Motor Grader

Kondisi operasi Faktor efisiensi

Perbaikan jalan, perataan 0,8

Pemindahan 0,7

Penyebaran, grading 0,6

Penggalian (trenching) 0,5

b. Untuk pekerjaan perataan hamparan padat:


Kapasitas produksi/ jam
Q= (Lh x {n(b- bo ) +bo } x Fa x 60 x t) / (N x n x Ts x Fk) , m²
Keterangan:
Fk : adalah faktor pengembangan bahan,
T : adalah tebal hamparan padat; diambil 0,15 m; m,
c. Untuk pekerjaan pengupasan (grading):
Kapasitas produksi/ jam
Q = (Lh x {n(b-bo ) +bo } x Fa x 60 ) / (N x n x Ts) ,m²
Keterangan:
Lh : adalah panjang hamparan; m,
Bo : adalah lebar overlap; m,
Fa : adalah faktor efisiensi kerja;
n : adalah jumlah lintasan; lintasan,
N : adalah jumlah pengupasan tiap lintasan; kali lintasan
v : adalah kecepatan rata-rata; km/h,
b : adalah lebar pisau efektif; m,
60 : adalah perkalian 1 jam ke mnit,
T1 : adalah waktu 1 kali lintasan : (Lh x 60) / (v x 1000); menit,
T2 : adalah lain-lain; menit.
TS : adalah waktu siklus, Ts = T(n-1) + ....+Tn menit

 WHEEL LOADER
Data sesuai dengan spesifikasi teknis, contoh.
- Kapasitas bucket, V = 1,50 m³,
- Tenaga mesin penggerak Pw = 96 HP.

a. Untuk memuat agregat ke atas Dump truck


Kapasitas produksi / jam = Q= (V x Fb x Fa x60)/Ts m³ , gembur

Keterangan:
V : adalah kapasitas bucket; (1,50 m³. munjung); m³
Fb : adalah faktor bucket (Lihat Tabel 10)
Fa : adalah faktor efisiensi alat (Lihat Tabel 4)
Ts : adalah waktu siklus (memuat dll); (0,45 menit); menit
Faktor bucket (bucket fill factor) (Fb) untuk Wheel Loader dan
TrackLoader

Kondisi Wheel Track


penumpahan Loader Loader

Mudah 1,0 – 1,1 1,0 -- 1,1

0,85 –
Sedang 0,95 0,95 – 1,1

0,80 –
Agak sulit 0,85 1,0 – 0,9

0,75 –
Sulit 0,80 0,9 – 0,8

b. Untuk mengambil agregat dari stock pile ke dalam Cold Bin AMP
Kapasitas produksi / jam =
Q = (V x Fb x Fa x 60) / Ts , m³ , gembur
Keterangan:
V : adalah kapasitas bucket; (1,50 m³. munjung); m³
Fb : adalah faktor bucket (Lihat Tabel 10)
Fa : adalah faktor efisiensi alat (Lihat Tabel 4)
L : adalah jarak dari stock pile ke Cold bin, m,
v1 : adalah kecepatan rata-rata bermuatan, (15 – 25); km/jam. Lihat
Tabel 8
v2 : adalah kecepatan rata-rata kosong, (25 – 35); km/jam
T1 : adalah waktu tempuh isi: = (L / v1) x 60; menit
T2 : adalah waktu tempuh kosong:= (L / v2) x 60; menit
Z : adalah waktu pasti (mengisi, berputar, menumpuk); asumsi (0,60
– 0,75) menit; menit
60 : adalah perkalian 1 jam ke menit,
TS : adalah waktu siklus,Ts = T(n-1) + ....+Tn menit

Anda mungkin juga menyukai