TPJC-TQ1-WM-C2-641-0006 Pekerjaan Pengecoran Pile Cap Trestle - Rev2 (EP)

EPC Tuban Jetty Upgrade and its Ancillary
Production & Transportation Facilities

Project
` (EPC Tuban)
TITLE OF DOCUMENT:
METODE KERJA
untuk
Pekerjaan Pengecoran Pilecap
Trestle
DOCUMENT NO.:
TPJC-TQ1-WM-C2-641-0006
2 16 Feb 2023 IFC MAS NH

1 6 Feb 2023 IFC MAS NH
A 29 Des 22 IFC MAS NH
PREPARED REVIEWED APPROVED

REV. ISSUED DATE DESCRIPTION
CONTRACTOR
EPC Tuban Jetty Upgrade and its
Ancillary Production & Transportation
Facilities Project
(EPC Tuban)
Title Document No. TPJC-TQ1-WM-C2-641-0006
METODE KERJA Revision 2
Untuk Issued Date 16 Feb 2023
Pekerjaan Pengecoran Pilecap Trestle Page No 2 of 32
REVISION HISTORY
Revision Date Description of Changes
A 29 Des 22 Issued For Construction
1 6 Feb 23 Issued For Construction
− Penambahan Item Perhitungan Cycle Time Titik Pengecoran Terjauh.
2 16 Feb 23 Issued For Construction ( as per meeting 16 Feb 2023 ).
− Penambahan Item Olah Gerak LCT.
− Penambahan Item Metode Percepatan Pengecoran Pile Cap Trestle.

Facilities Project
(EPC Tuban)
DAFTAR ISI
1 Umum 4
1.1 BATASAN PEKERJAAN ....................................................................................................................4

1.2 DEFINISI DAN ISTILAH .....................................................................................................................4
1.3 LOKASI PEKERJAAN ........................................................................................................................5
1.4 LINGKUP PEKERJAAN .....................................................................................................................5
1.5 FLOWCHART / ALUR KERJA ...........................................................................................................6
2 Sumber Daya 7
2.1 TENAGA KERJA ................................................................................................................................7

2.1.1 Tenaga kerja tidak langsung 7
2.1.2 Tenaga Kerja Operator Alat 7
2.1.3 Tenaga Kerja Langsung 7
2.2 ALAT KERJA ......................................................................................................................................7
2.2.1 Peralatan Kerja 7
2.2.2 Lampiran Foto Alat 8
3 Prosedur Pekerjaan 11
3.1 SAFETY CONSENT ........................................................................................................................ 11

3.2 PEKERJAAN PERSIAPAN ............................................................................................................. 11
3.2.1 Persiapan Alat 11
3.2.2 Persiapan Personil 11
4 Langkah Pekerjaan 12
4.1 TRAFFIC PLAN LCT ....................................................................................................................... 12

4.2 OLAH GERAK KAPAL .................................................................................................................... 14
4.3 PENGECORAN ............................................................................................................................... 20
4.3.1 Double Handling Beton 21
4.3.2 Pengecoran Pile Cap Tahap Pertama 23
4.3.3 Pengecoran Pile Cap Tahap Kedua 25
4.3.4 Pengecoran Pile Cap Tahap Ketiga 26
5 Cycle Time Pengecoran Titik Terjauh 27
6 Lampiran 32
Facilities Project
(EPC Tuban)
1 Umum
1.1 Batasan Pekerjaan
Metode kerja ini mencakup persyaratan umum “Pekerjaan Pengecoran Pile Cap Trestle”
untuk proyek EPC Talavera Tuban area Offshore( New Trestle - Jetty).
1.2 Definisi dan Istilah

Para pihak yang terkait dalam pekerjaan ini.
EMPLOYER : SBI – PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (SEMEN INDONESIA
GROUP).
ENJINIR : PROSYS – PT Prosys Bangun Persada.
KONTRAKTOR : HK – PT Hutama Karya ( Persero ), Tbk.
Istilah yang dipakai di metode ini:
− SPP = Steel Pipe Pile

− TMC = Truck Mounted Crane
− LCT = Landing Craft Tank
− TM = Truck Mixer
Facilities Project
(EPC Tuban)
1.3 Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan berada dalam area offshore ( New Trestle dan New Jetty ).
JETTY
TRESTLE
Dokumen ini disiapkan untuk metode kerja perencanaan, koordinasi, pengawasan dan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk memastikan proyek harus mematuhi spesifikasi rencana
dan semua standar yang relevan dalam pelaksanaan pada Proyek EPC Talavera.
1.4 Lingkup Pekerjaan

• Pekerjaan Persiapan.
• Mobilisasi Material Beton.
• Double Handling Material Beton.
• Distribusi Fresh Concrete.
Facilities Project
(EPC Tuban)
1.5 Flowchart / Alur Kerja
MULAI
PEKERJAAN PERSIAPAN
ITP QAQC
PENGECORAN
INCOMING MATERIAL BETON
NO
INSPEKSI
YES
PENGECORAN
FINISHING & PERAWATAN
SELESAI
Facilities Project
(EPC Tuban)
2 Sumber Daya
2.1 Tenaga Kerja
2.1.1 Tenaga kerja tidak langsung
No Personil Jumlah Satuan Keterangan

1 Superintendent / Supervisor 2 Orang 1 HK, 1 Wahana
2 Safety Officer 2 Orang 1 HK, 1 Wahana
3 Surveyor 3 Orang HK
4 QC Officer 1 Orang HK
Total 8 Orang
2.1.2 Tenaga Kerja Operator Alat

1 Operator Concrete Pump 2 Orang
2 Helper Operator Concrete Pump 3 Orang
3 Operator Truck Mixer 2 Orang
4 Kapten LCT 1 Orang BINA MURNI 1
Total 7 Orang
2.1.3 Tenaga Kerja Langsung

1 Pekerja Pengecoran 10 Orang Wahana
2 Mekanik 2 Orang
3 ABK 10 Orang Crew LCT
Total 22 Orang
Jumlah pekerja di hitung per pilecap.
2.2 Alat Kerja

2.2.1 Peralatan Kerja

1 Concrete Pump 2 Unit 1 unit diatas LCT
2 Hyabcrane 15 Ton 1 Unit Mobilisasi Material
3 Truck Mixer 2 Unit Di atas LCT
4 Kapal LCT 1 Unit Pek. Pengecoran
5 Kapal Rudal 2 Unit Mobilisasi Laut
3 Vibrator 2 Nal Pek. Pengecoran
4 Genset Portable 1 Unit Pek. Pengecoran
Facilities Project
(EPC Tuban)
2.2.2 Lampiran Foto Alat

Alat Berat
No Foto Alat Nama Alat
1 Hyabcrane 15Ton
2 Concrete Pump
Landing Craft Tank

3
( LCT )
Facilities Project
(EPC Tuban)
4 Truck Mixer
5 Ponton Rudal
6 Rubber Boat
Facilities Project
(EPC Tuban)
Alat Kerja
1 Genset Portable
2 Vibrator
Facilities Project
(EPC Tuban)
3 Prosedur Pekerjaan
3.1 Safety Consent
• Laksanakan kegiatan Life Saving Talk sebelum pekerjaan dimulai.
• Pastikan pekerjaan pada lokasi jetty eksisting sudah berkoordinasi dengan area owner
terkait jadwal operasional.
• Pastikan railing pada temporary platform sudah terpasang dengan benar dan aman.
• Paramedic standby pada jetty office.
• Emergency Respond Procedure Area Offshore dapat dilihat pada dokumen berikut:
− TPJC-HK-HSSE-0003a PROSEDUR TANGGAP DARURAT AREA JETTY.
Flowchart Terlampir pada Permit to Work.
3.2 Pekerjaan Persiapan
3.2.1 Persiapan Alat

• Pastikan segala peralatan telah di inspeksi dan di setujui bersama Employer dan Enjinir
sebelum dipergunakan.
3.2.2 Persiapan Personil

• Semua Personil tenaga kerja yang terlibat wajib menggunakan APD lengkap pada saat
pekerjaan berlangsung.
• Semua Personil tenaga kerja yang terlibat harus dinyatakan sehat untuk melakukan
kegiatan ini.
Semua personil tenaga kerja minimal harus sudah mengikuti pelatihan

working near water
Facilities Project
(EPC Tuban)
4 Langkah Pekerjaan
4.1 Traffic Plan LCT
Pengecoran di offshore ( New Trestle & New Jetty ) menggunakan metode double handling.
Dimana terdapat 1 unit concrete pump di jetty eksisting dan 1 unit concrete pump beserta 2 unit
truck mixer di atas Landing Craft Tank ( LCT ).
Note: - Concrete Pump #1 ( di atas jetty eksisting ).

- Concrete Pump #2 ( berada di LCT ).
Untuk penggunaan jetty eksisting dilakukan setelah berkoordinasi dengan pihak jetty
operation terkait jadwal operasional mingguan ( baik kegiatan operasional di laut maupun
kegiatan operasional di jetty eksisting ) dan perizinan penggunaan jetty eksisting. Jika ada
perubahan pada jadwal mingguan operasional jetty eksisting, maka kontraktor akan mengikuti
jadwal yang telah diberikan oleh pihak jetty operation. Kapal LCT bersandar pada fender jetty
eksisting.
Untuk mempertahankan posisi kapal LCT pada saat pengecoran berlangsung, dua tali
tambat dipasang pada bagian depan kapal LCT dan satu tali tambat dipasang pada bagian
belakang LCT. Tali tambat tersebut di pasang pada tiang pancang New Trestle. Jangkar pada
LCT tidak dapat digunakan karena membutuhkan waktu lama untuk menurunkan dan
menaikkan jangkar dimana hal tersebut sangat berbahaya pada saat cuaca buruk.
Konfigurasi penempatan alat pada LCT

Facilities Project
(EPC Tuban)
Lokasi Standby TM ke dua

Posisi Concrete Pump #1
SISI BARAT
Area Kerja yang digunakan untuk kegiatan double handling beton ( opsi barat ).
Posisi Concrete Pump #1 Lokasi Standby TM ke dua
SISI TIMUR
Area Kerja yang digunakan untuk kegiatan double handling beton ( opsi timur ).
Facilities Project
(EPC Tuban)
4.2 Olah Gerak Kapal

Langkah :
• Sistem komunikasi antara Kontraktor dan Crew LCT pada saat olah gerak menggunakan
handy talkie dengan channel 08 (156.400).
• Sistem komunikasi antara Kontraktor dan Crew LCT pada saat pengecoran atau aktivitas di
lapangan menggunakan channel 157.500
• Kapal LCT akan memulai manuvering kapal menuju titik pengecoran jika kegiatan double
handling beton telah selesai.
• Setelah kapal LCT tiba pada titik pengecoran, kapal LCT akan memulai memutar badannya
90° dengan haluan menghadap ke titik pengecoran.
• Untuk mempertahankan posisi kapal LCT pada saat pengecoran berlangsung, dua tali
tambat pada bagian depan kapal LCT akan ditambatkan pada tiang pancang.
• Penambatan tali dilakukan dengan cara melilitkan tali ke dua tiang pancang.
• Tali tambat di antarkan menggunakan rubber boat / perahu kecil dan dipasang pada titik
pancang yang diminta oleh kapten LCT.
• Jika dibutuhkan, tali tambat akan ditambah pada bagian belakang kapal LCT.
• Tali tambat yang digunakan adalah tipe shear 6.
• Jarak antara ramp door LCT – pile cap trestle berjarak kurang lebih 10 meter.
• Untuk familiarity olah gerak di TERSUS SBI pada 4 siklus pergerakkan pertama, LCT
akan didampingi oleh tugboat dan selanjutnya akan dievaluasi.
CONTOH : Lokasi Pengecoran Row 33 - 34
Manuvering Kapal LCT setelah kegiatan double handling Beton selesai.

Facilities Project
(EPC Tuban)
CONTOH : Lokasi Pengecoran Row 33 - 34
Posisi LCT pada saat pengecoran di area trestle.
• Setelah kapal LCT selesai pengecoran atau akan melakukan pengisian beton kembali, tali
tambat akan dilepas secara manual dengan menggunakan rubber boat dan di antar ke atas
kapal LCT.
• Kapal LCT akan berputar 90° dengan haluan menghadap ke utara
• Kapal LCT bergerak menuju jetty eksiting dengan cara berjalan mundur.
• Estimasi panjang LCT ke tiang pancang / area pengecoran 50 meter.
• Segala resiko yang terjadi akibat penambatan LCT pada tiang pancang menjadi tanggung
jawab kontraktor.
• Ketika tidak ada kegiatan pengecoran, Kapal LCT akan membuang jangkar pada arah utara
New Jetty atau berlabuh di Tj. Awar – awar ( 4 jam Perjalanan ).
• Crew LCT tidak diperkenankan untuk naik turun pada jetty eksisting.
Facilities Project
(EPC Tuban)
MANUVER BARAT MANUVER TIMUR
PADA SAAT KONDISI ANGIN BERTIUP DARI ARAH BARAT

PADA SAAT KONDISI ANGIN BERTIUP DARI ARAH TIMUR
Facilities Project
(EPC Tuban)
32000
Panjang tali tambat & jarak ramp door LCT – pilecap trestle
Stop Working Procedure

• Untuk pekerjaan pengecoran tidak diperkenankan dilakukan pada malam hari / low light.
• Jika kecepatan angin di angka > 15 knot dan tinggi gelombang di ketinggian 1 meter,
pekerjaan akan di berhentikan.
• Jika posisi LCT sudah bersandar pada jetty eksisting kemudian tiba tiba cuaca buruk
datang, LCT di ijinkan menggunakan bollard eksisting hingga cuaca reda.
• Jika posisi LCT berada jauh dengan jetty eksisting pada saat cuaca buruk, maka LCT
tidak diperbolehkan melakukan olah gerak sandar pada jetty eksisting ( bergerak
menjauh ).
• Untuk area anchorage pada saat cuaca buruk, pihak kapal LCT berkomunikasi dengan
kepanduan untuk mendapatkan rekomendasi area yang aman.
• Dalam keadaan cuaca buruk, tali tambat yang ada pada LCT akan dipotong / dilepas agar
LCT dapat bergerak untuk berlindung.
Facilities Project
(EPC Tuban)
7000
Space kosong pada LCT dipergunakan untuk stok material konstruksi
• Penggunaan LCT tidak hanya untuk pekerjaan pengecoran, LCT juga digunakan sebagai
media mobilisasi material konstruksi.
• Material di muat dari jetty eksisting dibantu dengan TMC atau secara manual selama jarak
sandar masih aman.
• Material dibongkar secara manual, diturunkan menggunakan tali tambang ke ponton rudal
yang telah standby di bawah / dekat dengan LCT.
• Untuk mempertahankan posisi kapal LCT pada saat penurunan material berlangsung, dua
tali tambat pada bagian depan kapal LCT akan ditambatkan pada tiang pancang.
• Untuk segala resiko yang terjadi akibat penambatan tali LCT pada tiang pancang menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Facilities Project
(EPC Tuban)
Posisi TMC
Posisi TMC pada saat loading material ke LCT

Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3 Pengecoran
Pengecoran pile cap trestle dilakukan secara 3 tahap yaitu :
• Pengecoran Tahap Pertama ◆ : Di lakukan dengan rencana ketebalan cor 500mm

dari bottom pile cap trestle.
• Pengecoran Tahap Kedua ◆ : Di lakukan dengan ketebalan 500mm dari top tahap
pertama. ( 1x12 jam setelah pengecoran tahap 1 ).
• Pengecoran Tahap Ketiga ◆ : Pada tahap ketiga adalah pengecoran bagian
headwall pile, pengecoran dilakukan apabila bekisting
pile cap telah berpindah ke bagian headwall.
( 5 x24 jam setelah pengecoran tahap 2 ).
3 3
2 2`
1 1
Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3.1 Double Handling Beton

menggunakan semen tipe V
Langkah Kerja :
• Pemesanan beton tipe V dengan mutu Fc 35 ke batching plant oleh supervisor.
• Sebelum melakukan pekerjaan ini dimohon agar selalu berkoordinasi dengan pihak area
owner terkait jadwal operasional pada jetty eksisting ( baik kegiatan operasional di laut
maupun di atas jetty eksisting ).
• Posisikan 1 unit concrete pump #1 diatas jetty eksisting sebagai supply material beton ke
hopper yang terdapat pada LCT.
• Posisikan LCT pada sisi barat atau timur jetty eksisting dengan menyesuaikan jadwal
kegiatan operasional jetty.
• Pesan mortar 1~1.5 M³ atau buat mortar dengan komposisi semen : pasir ( 1:4 ) untuk
pengisian awal concrete pump #1.
• Siapkan alas dari terpal dan diletakkan pada bawah input Concrete Pump #1 agar pada
saat pouring beton dari mixer tidak mengotori jetty eksisting.
• Sebelum beton dari truck mixer dibongkar pada concrete pump #1, dilakukan pengambilan
benda uji beton.
• Pengecekan slump dilakukan pada jetty eksisting atau batching plant dikarenakan
pengecekan tidak dapat dilakukan di atas LCT.
• Double handling dimulai dengan concrete pump #1 menyuplai beton ke hopper yang berada
pada LCT yang langsung masuk ke dalam truck mikser.
• Setelah mikser pada LCT telah penuh, LCT akan bergerak menuju tiap – tiap baris pile cap
trestle.
• Concrete pump #2 memulai pengecoran dengan beton yang tertampung pada mikser yang
berada pada LCT.
• Total kapasitas mikser yang berada pada LCT adalah 13 M³ ( 6,5 M³ x 2 ).
Facilities Project
(EPC Tuban)
Ilustrasi kegiatan double handling fresh concrete.
Pengecoran Pile Cap Trestle menggunakan LCT

Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3.2 Pengecoran Pile Cap Tahap Pertama

Langkah Kerja :
• LCT akan bergerak menuju pile cap yang akan dilakukan pengecoran.
• Setiap pilecap yang ter cor memiliki volume beton sebesar 13 M³ @ 500mm
( total volume per pilecap adalah 26 M³ sesuai desain rencana ).
• Tinggi jatuh bebas beton maksimal di 150 cm dari tremi Concrete Pump #2 ke area
pengecoran.
• Padatkan tiap lapisan beton dengan menggunakan vibrator, tiap jarak 25 cm selama 5~15
menit. detik
• Pada saat ketebalan beton sudah mencapai 500 mm, kasarkan permukaan beton untuk
persiapan pengecoran tahap kedua.
1 1
Pengecoran tahap pertama dilakukan dengan ketebalan 50 cm dari bottom.

Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3.2.1 Pengecoran Pile Cap Tahap Pertama ( Opsi Percepatan )

Langkah Kerja :
• Untuk metode opsi percepatan ini, pengecoran infill SPP dan Pilecap tahap pertama
dilakukan secara bersama – sama.
• Setiap infill SPP & pilecap yang ter cor memiliki volume beton sebesar:
− Pile Cap = 13 M³ @ 500mm.
− Infill SPP = 5,25 M³ @ 4 piles +
Total = 18,25 M³
detik.
• Pada saat ketebalan beton sudah mencapai 500 mm, kasarkan permukaan beton untuk
persiapan pengecoran tahap kedua.
1 1
Pengecoran tahap pertama dilakukan dengan ketebalan 50 cm dari bottom.

Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3.3 Pengecoran Pile Cap Tahap Kedua

Langkah Kerja :
• Setiap pilecap yang ter cor memiliki volume beton sebesar 13 M³ @ 500mm
( total volume per pilecap adalah 26 M³ sesuai desain rencana ).
• Sebelum pengecoran tahap kedua, siram permukaan beton tahap pertama menggunakan
bonding agent terlebih dahulu.
• Pastikan bonding agent telah tercampur sesuai dengan petunjuk pemakaian.
pengecoran.
detik.
• Jika pengecoran sudah mencapai top cor, finishing dengan menggunakan roskam pada
permukaan beton sampai beton setting.
• Tetap kasarkan permukaan beton untuk bagian sisi dalam headwall untuk pengecoran
tahap ketiga.
• Jeda waktu untuk pengecoran tahap pertama ke tahap kedua adalah 1x12 jam.
2 2`
Pengecoran tahap kedua dilakukan hingga mencapai top level pile cap.
Facilities Project
(EPC Tuban)
4.3.4 Pengecoran Pile Cap Tahap Ketiga

Langkah Kerja :
• Setiap headwall pilecap yang ter cor memiliki volume beton sebesar 14.56 M³.
• Sebelum pengecoran tahap ketiga, siram permukaan beton tahap kedua pada sisi dalam
headwall menggunakan bonding agent terlebih dahulu.
pengecoran.
detik.
• Jeda waktu untuk pengecoran tahap kedua ke tahap ketiga adalah 5x24 jam.
3 3
Pengecoran tahap ketiga bagian headwall pilecap trestle
.
Facilities Project
(EPC Tuban)
5 Cycle Time Pengecoran Titik Terjauh
Double Handling Beton
Volume Beton Pile Cap 1 tahap = 13 m³
Kapasitas Truck Mixer = 6.5 m³
Kapasitas Concrete Pump #1 = 35 m³/jam
SBB – Ujung Jetty Eksisting = 1.12 km
Kecepatan TM = 20 km/jam
Durasi Double Handling = Durasi Pouring + Durasi Perjalanan
13 m3 1,12 km
= +
35 m3 /jam x 80% 20 km/jam
13 m3
= + 0,056 jam
28 m3 /jam
= 0,465 jam + 0,056 jam
= 0,521 jam ~ 31,26 menit
= 32 menit.
Facilities Project
(EPC Tuban)
Pouring Beton by LCT
Volume Beton Pile Cap 1 tahap = 13 m³ Durasi Manuver = 10 menit ~ 0,167 jam
Kapasitas Truck Mixer = 6.5 m³ Ujung Jetty – Row 44 = 257 m
Kapasitas Concrete Pump #2 = 30 m³/jam Kecepatan LCT = 0.8 knot ~ 1,4816 km/jam
Durasi Pouring by LCT = Durasi Pouring + Durasi Perjalanan + Durasi Manuver
13 m3 x 1.1 0,257 km
= + + 0,25 jam
30 m3 /jam x 70% 0,8 knot
14,3 m3 0.257 km
= + + 0,25 jam
21 m3 /jam 1,4816 km/jam
= 0,680 jam + 0,1735 jam + 0,25
= 1,1045 jam
= 66, 27 menit ~ 67 menit
Total Durasi = ( Double Handling + Pouring by LCT ) + Durasi Perjalanan Kembali + Durasi Manuver + SF
= ( 32 menit + 67 menit ) + 10,41 menit + 15 menit + 30 menit
= ( 99 menit ) + 10,41 menit + 15 menit + 30 menit
= 154,41 menit ~ 155 menit

Facilities Project
(EPC Tuban)
Double Handling Beton ( Infill SPP )
Volume Beton Infill = 5,25 m³
Kapasitas Truck Mixer = 6.5 m³
Kapasitas Concrete Pump #1 = 35 m³/jam
SBB – Ujung Jetty Eksisting = 1.12 km
Kecepatan TM = 20 km/jam
Durasi Double Handling = Durasi Pouring + Durasi Perjalanan
5,25 m3 1,12 km
= +
35 m3 /jam x 80% 20 km/jam
5,25 m3
= + 0,056 jam
28 m3 /jam
= 0,1875 jam + 0,056 jam
= 0,2495 jam ~ 14,61 menit
= 15 menit.
Facilities Project
(EPC Tuban)
Pouring Beton by LCT
Volume Beton Pile Cap 1 tahap = 5.25 m³ Durasi Manuver = 10 menit ~ 0,167 jam
Kapasitas Truck Mixer = 6.5 m³ Ujung Jetty – Row 44 = 257 m
Kapasitas Concrete Pump #2 = 30 m³/jam Kecepatan LCT = 0.8 knot ~ 1,4816 km/jam
Durasi Pouring by LCT = Durasi Pouring + Durasi Perjalanan + Durasi Manuver
5,25 m3 x 1.1 0,257 km

= + + 0,25 jam
30 m3 /jam x 70% 0,8 knot
5,775 m3 0.257 km
= + + 0,25 jam
21 m3 /jam 1,4816 km/jam
= 0,275 jam + 0,1735 jam + 0,25 jam
= 0,6985 jam
= 41,91 menit ~ 42 menit
Total Durasi = ( Double Handling + Pouring by LCT ) + Durasi Perjalanan Kembali + Durasi Manuver + SF
= ( 15 menit + 42 menit ) + 10,41 menit + 15 menit + 30 menit
= ( 57 menit ) + 10,41 menit + 15 menit + 30 menit
= 122,41 menit ~ 123 menit

Facilities Project
(EPC Tuban)
Total Durasi Metode Percepatan = Durasi Infill SPP + Durasi Pilecap Tahap Pertama
= 155 menit + 123 menit
= 278 menit ~ 4,63 jam

Facilities Project
(EPC Tuban)
6 Lampiran
− Lifting Plan TMC → LCT

− Analisa Perhitungan Pada Daya Dukung Tambat LCT Pada Tiang Pancang New Trestle –
Jetty.
LIFTING PLAN PROJECT TALAVERA
• Title : Unloading Material Jetty Eksisting → LCT
• Area : Jetty Eksisting
• Date of Lifting :
• Lifting Classification* : X Simple Complited Complex
• Material Name to be Lift : Rebar Etc.
• Webbing sling : 5 Ton ( 1ea )
• Shackle : 6,5ton ( 1 ea )
• Lifting Appliance/Equipment Used : : TMC Tadano 15 Ton
• Lifting Location : Crane 1 Satuan
• Length of Boom : 11.9 m
• Height of Lift : ±10 m
• Angle boom : 70 - 90 ⁰
• Outrigger status : Full
• Working Radius : 8.00 m
• Crane capacity on load chart (a) (use main : 1,300.00 kg
block)
• Weight of Load (b) : 800.00 kg
• Weight of Hook (c) : 100.00 kg
• Weight of Aux Hook (d) : 50.00 kg
• Weight of Lifting accessories (e) : 50.00 kg
• Total Weight (b+c+d+e) = (f) : 1,000.00 kg
• Safety factor (% from max Cap) : ( f / a ) x 100 % 77%
<80% Safe
• Lifting capacity 910.00 kg
• Safety factor( >1,3 ) 0.91
• Rigging Type Method : terlampir
• Lifting Accessories to be Used

Item Lifting Accessories SWL Qty. Tag ID Number
• Lifting Equipment Safety Device

Anti-Two Block  Emergency Break  Over front indicator 
Load Moment Indicator - Level Indicator Crane  Light Overload Indicator -
Alarm Swing  ESD  Etc
Boom Stopper  Spark Arrestor -
• Safety Equipment Tools

Tag line  Steel Plate (1 x 1 m) Etc
Push Pull Bar - Barricade  Sliper Protector 
• Person In Charges
Designation Name Designation Name
Work Leader Rigger
Crane Operator Safety Inspector
Signalman Etc. -
• Remarks
:
Equipment Usage :
 TMC Tadano 15 Ton
 Webbing Sling 5 Ton ( 1ea )
 Shakle 6,5 Ton ( 1ea )
Descrip$on :
 Load Data + Acc : Max 1 ton

 Li) Angle : 90 °
 Distance : 8 meter
 Hoist Length : 11,90 meter
 SWL : 1,30 ton
 Crane : 1 / 1,30 x 100%
( <80% ) : 76,92 %
 Li)ing Cap. : 1,30 x 70%

: 0,91 Ton
 Safety Factor : Li)ing Cap / Load Data + Acc

( >1,3 ) : 0.91 / 1
: 0.91
8 meter
EPC TUBAN JETTY UPGRADE AND ITS
ANCILLARY PRODUCTION &
TRANSPORTATION FACILITIES PROJECT
Doc. No : CALCULATION FOR TEMPORARY MOORING REV. NO. : X

XXXX-XXX-XX-XX-XXX-XXXX-XXX
ON STEEL PIPE PILE (TRESTLE & JETTY
Date : 16/02/22 AREA) PAGE NO. : 3 of 22
TABLE OF CONTENT
1. GENERAL
1.1 OUTINE OF STRUCTURE
1.2. DESIGN PHILOSOPHY
1.3 APPLICABLE SPECIFICATION, CODE AND STANDARD
1.4 ALLOWABLE STRESS AND UNIT WEIGHT
1.5 DESIGN OF PILE
1.6 VESSEL DATA
1.7 UNIT OF MEASUREMENT
1.8 COMPUTER SOFTWARE
2. DESIGN LOAD
2.1 ENVIRONMENTAL LOAD
2.2 VESSEL LOAD
2.3 DEAD LOAD
2.4 ENVIRONMENTAL LOAD (SECONDARY DATA)
2.5 LOAD SUMMARY
2.6 LOAD COMBINATION
3. STRUCTURE ANALYSIS
3.1 ELEVATION
3.2 FIXITY POINT
3.3 GEOMETRY, MEMBER & MODEL
3.4 LOAD ON STRUCTURE
3.5 ANALYSIS RESULT
EPC TUBAN JETTY UPGRADE AND ITS ANCILLARY PRODUCTION
& TRANSPORTATION FACILITIES PROJECT
Doc. No :
XXXX-XXX-XX-XX-XXX-XXXX-XXX CALCULATION FOR TEMPORARY MOORING ON STEEL PIPE PILE REV. NO. : X
(TRESTLE & JETTY AREA) 4 of 22 .
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
1. GENERAL
1.1 OUTINE OF STRUCTURE
Project : EPC TUBAN JETTY UPGRADE AND ITS ANCILLARY PRODUCTION &
TRANSPORTATION FACILITIES PROJECT
Client : PT. HUTAMA KARYA
Location : TUBAN, EAST JAVA
Facility : TEMPORARY MOORING ON STEEL PIPE PILE (TRESTLE & JETTY AREA)
1.2. DESIGN PHILOSOPHY

This calculation checking of steel pipe pile for 500 DWT vessel is intended for complimenting of Work Method of Concreting
Pilecap.
1.3 APPLICABLE SPECIFICATION, CODE AND STANDARD

(1) Project Specification
TPJC-TQ01-DB-GE-C21-GN-002 : Overall Basic Design
(2) International Code
ASCE 7-10 : Design Specification of Civil & Structures
UBC 1997 : Uniform Building Code
ACI 318-2008 : Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary
ASTM : American Society for Testing Material
BS-6349 Part 4:1994 : Maritime Structure, Code Practice for Design of Fendering and Mooring System.
OCDI 2009 : Technical Standards for Port and Harbor Facilities in Japan
POLB-WCD V.4 : Port of Long Beach Wharf Design Criteria
DGST, 1984 : Design Criteria for Port in Indonesia, Directorate General of Sea
Transportation (DGST)
Where standards applicable to design, manufacture or finishing of specific components are not clearly stipulated,
appropriate ACI, BS, EN, ISO, DIN, ASTM, AISC, JIS or other internationally reognized standards shall be used. In the
absence of appropriate standards then good engineering practice will be adopted in consultation with the client.
1.4 ALLOWABLE STRESS AND UNIT WEIGHT

Unit weight of water γseawater = 1025 kg/m³
Unit weight of Steel γsteel = 7850 kg/m³
Gravitational acceleration g = 10 m/s2
1.5 DESIGN OF PILE

Pile type = Steel Pile BS EN 10025 S355 JR
Outside Diameter of Pile PD = 914 mm
Thickness of Pile td = 19 mm
Minimum Yield Strength for Steel Pipe fy = 3450 kg/cm²
Minimum Tensile Strength for Steel Pipe fy = 4900 kg/cm²
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
1.6 VESSEL DATA
LOA = 31.68 m
B = 8.98 m
D = 2.5 m
DWT = 500 DWT
1.7 UNIT OF MEASUREMENT

Unit of measurement in design shall be in metric system.
1.8 COMPUTER SOFTWARE

• Microsoft Excel
• Staad Pro Connection V22 Update 5
2. DESIGN LOAD
2.1 ENVIRONMENTAL LOAD
2.1.1 Wind Load
Based on Employer's Recuirements Chapter 7 - Standard Design Criteria (StDC) for Civil Jetty:
Wind Load Velocity (km/h) Velocity (m/s)

Operational 40 11.11
Extreme 120 33.33
2.1.2 Current Load

Based on TPJC-TQ1-GN-C0-GN0-GN00-008 Final Report Bathymetric and Oceanograph (Table 12)
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
2.1.3 Wave Load

Based on TPJC-TQ1-GN-C0-GN0-GN00-008 Final Report Bathymetric and Oceanograph (Table 73)
2.2 VESSEL LOAD

2.2.1 Bollard Design for SPP Load (for Mooring Force)
A. Wind Force
Transverse and Longitudinal Wind Force Coefficient
Angle of wind = 45 deg
CTW = 1.6
CLW = 0.5
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Longitudinal Projected Area of Vessel
AL = 100 m2
Transverse Wind Force
Where,
CTW= Transverse wind force coefficient
ρA = Density of air in kg/m3 (1.3096 kg/m3 at 0 deg C, 1.1703 kg/m3 at 30 deg C)
AW = Longitudinal projected area of vessel
VW = Windspeed (m/s)
FTW = 1.4 x 1.1703 x 1500 x 33.33^2 x 10^-4

20.801 kN
Lateral Wind Force
Where,
CLW = Longitudinal wind force coefficient
FLW = 0.5 x 1.1703 x 3000 x 33.33^2 x 10^-4

6.5004 kN
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
B. Current Force
Transverse and Longitudinal Current Force Coefficient
Angle of current = 78 deg
CTC = 1.2
CLC = 0.1
Depth correction factor for transverse current force

Water depth in berthing area d = 15 m 15 m
Draft vessel dm = 2.5 m 2.5 m
d/dm = 0.16666667 0.16667
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
CCT = 6
Depth correction factor for longitudinal current force
CCL = 1.5
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Transverse Current Force
Where,
CTC = Transverse current drag force coefficient
CCT = Depth correction factor for transversal current force
ρ = mass density (1025 kg/m3 for seawater)
LBP = Length between perpendiculars of the vessel
dm = Draught of the vessel
Vc' = Average current velocity (m/s)
FTC = 1.2 x 6 x 1.025 x 1000 x 31.68 x 2.5 x 0.23^2 x 10^-4

= 30.332 kN
Longitudinal Current Force
Where,
CLC = Longitudinal current drag force coefficient
CCL = Depth correction factor for longitudinal current force
FLC = 0.1 x 1.5 x 1.025 x 1000 x 31.68 x 2.5 x 0.23^2 x 10^-4

= 0.6319 kN
C. Bollard Selection
Transversal Mooring Load Total
FT = FTW + FTC
= 51.134 kN
Longitudinal Mooring Load Total

FL = FLW + FLC
= 7.1323 kN
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
a. Longitudinal load detained by 2 bow line and 1 stern line

BLL = FL = 7.1323 = 0.24 ton
3 3
b. Transversal load detained by 2 bow line and 1 stern line
BLT = FT = 51.134 = 1.74 ton
3 3
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
CROSS WIND
LONG WIND
Bollard Case 1: (LONG WIND) Bollard case 2: (CROSS WIND)

Bow Line 1 (active) Bow Line 1 (active)
F : 0.24 t F : 1.74 t
angle
: 35 deg angle: 55 deg
Fy : 0.2 t Fy : 0.9966 t
Fx : 0.1 t Fx : 1.42 t
Bow Line 2 (active) Bow Line 2 (active)

F : 0.24 t F : 1.74 t
angle
Fy : 0.2 t Fy : 0.9966 t
Fx : 0.1 t Fx : 1.42 t
Stern Line 1 (active) Stern Line 1 (active)

F : 0.24 t F : 1.74 t
angle
Fy : 0.1 t Fy : 1.5047 t
Fx : 0.2 t Fx : 0.87 t
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
2.3 DEAD LOAD

2.3.1 Selfweight
Selfweight of jetty is calculated automatically by Staad Pro using selfweight feature.
2.4 ENVIRONMENTAL LOAD (SECONDARY DATA)

2.4.1 Current Load
Current Load assigned as assume load
FD = 0.5 x CD x ρ x V2 x A
Where,
FD = Drag force per meter
CD = Drag coefficient
ρ = Sea water density
V = Current velocity
A = Projection area per meter
Drag coefficients for common pile shapes are contained in 38.2 of BS6349-1:1984.
Drag coefficient CD = 1
Density of Seawater ρ = 1.025 t/m3
Diameter of pile OD = 0.914 m
Water depth D = 15 m
Projected area A = OD x D
= 13.71 m2
Current load FD = 1616.07 kg

Current load on pile = 82.88 kg/m (assign to staad pro)
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
2.6.2 Wave Load

Wave load assigned as assume load
Where,
FW = Total load due to wave force
FD = Drag force
FI = Inertia force
ρ = Sea water density
u = Flow velocity
= Flow acceleration
A = Projected area
V = Volume of the body
CD = Drag coefficient
CI = Inertia coefficient
Wave height
Wave period H = 4.94 m
T = 7.22 s
Depth of water d = 15 m
Wave Length L0 = gT2
2π
= 81.39 m
d/L0 = 0.1843
Use SPM 1984 d/L = 0.2119
L = 70.78 m
Wave Load Calculation

Structure = Jetty Drag coefficient CD = 1
Wave height H = 4.94 m Inertia coefficient CI = 2
Wave period T = 7.22 s Wave crest height h = 2.47 m
Wave length L = 70.78 m Tidal range = 2.03 m
Sea bed = -15 m Depth of water = 17.03 m
Pile diameter OD = 0.941 m Peak wave height = 4.5 m
Marine growth = 0.15 m Interval = 0.5 m
Pile diameter used D = 1.24 m
*Note : Use Shore Protection Manual to determine wave length
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Elev z D A Umax amax FD FI Fmax Fmax
(m) (m) (m) (m2) (m/s) (m/s2) (kN/m) (kN/m) (kN/m) (kN)
4.5 2.47 1.2 1.2 3.0 2.6 5.8 6.5 12.4 0.0
4.5 2.47 1.2 1.2 3.0 2.6 5.8 6.5 12.4 3.1
4 1.97 1.2 1.2 2.9 2.5 5.4 6.3 11.6 2.9
3.5 1.47 1.2 1.2 2.8 2.4 4.9 6.0 10.9 2.7
3 0.97 1.2 1.2 2.7 2.3 4.5 5.8 10.3 2.6
2.5 0.47 1.2 1.2 2.6 2.2 4.2 5.5 9.7 2.4
2 -0.03 1.2 1.2 2.5 2.1 3.9 5.3 9.2 2.3
1.5 -0.53 1.2 1.2 2.4 2.1 3.6 5.1 8.7 2.2
1 -1.03 1.2 1.2 2.3 2.0 3.3 4.9 8.2 2.1
0.5 -1.53 1.2 1.2 2.2 1.9 3.0 4.7 7.8 1.9
0 -2.03 1.2 1.2 2.1 1.8 2.8 4.5 7.4 1.8
-0.5 -2.53 1.2 1.2 2.0 1.8 2.6 4.4 7.0 1.7
-1 -3.03 1.2 1.2 2.0 1.7 2.4 4.2 6.6 1.7
-1.5 -3.53 1.2 1.2 1.9 1.6 2.2 4.1 6.3 1.6
-2 -4.03 1.2 1.2 1.8 1.6 2.1 3.9 6.0 1.5
-2.5 -4.53 1.2 1.2 1.7 1.5 1.9 3.8 5.7 1.4
-3 -5.03 1.2 1.2 1.7 1.5 1.8 3.6 5.5 1.4
-3.5 -5.53 1.2 1.2 1.6 1.4 1.7 3.5 5.2 1.3
-4 -6.03 1.2 1.2 1.6 1.4 1.6 3.4 5.0 1.2
-4.5 -6.53 1.2 1.2 1.5 1.3 1.5 3.3 4.8 1.2
Wave Crest -5 -7.03 1.2 1.2 1.5 1.3 1.4 3.2 4.6 1.1
-5.5 -7.53 1.2 1.2 1.4 1.2 1.3 3.1 4.4 1.1
-6 -8.03 1.2 1.2 1.4 1.2 1.2 3.0 4.2 1.1
-6.5 -8.53 1.2 1.2 1.3 1.2 1.2 2.9 4.1 1.0
-7 -9.03 1.2 1.2 1.3 1.1 1.1 2.8 3.9 1.0
-7.5 -9.53 1.2 1.2 1.3 1.1 1.0 2.8 3.8 0.9
-8 -10.03 1.2 1.2 1.2 1.1 1.0 2.7 3.7 0.9
-8.5 -10.53 1.2 1.2 1.2 1.1 0.9 2.6 3.6 0.9
-9 -11.03 1.2 1.2 1.2 1.0 0.9 2.6 3.5 0.9
-9.5 -11.53 1.2 1.2 1.2 1.0 0.9 2.5 3.4 0.8
-10 -12.03 1.2 1.2 1.1 1.0 0.8 2.5 3.3 0.8
-10.5 -12.53 1.2 1.2 1.1 1.0 0.8 2.4 3.2 0.8
-11 -13.03 1.2 1.2 1.1 1.0 0.8 2.4 3.2 0.8
-11.5 -13.53 1.2 1.2 1.1 0.9 0.8 2.4 3.1 0.8
-12 -14.03 1.2 1.2 1.1 0.9 0.7 2.3 3.1 0.8
-12.5 -14.53 1.2 1.2 1.1 0.9 0.7 2.3 3.0 0.8
-13 -15.03 1.2 1.2 1.1 0.9 0.7 2.3 3.0 0.7
-13.5 -15.53 1.2 1.2 1.0 0.9 0.7 2.3 3.0 0.7
-14 -16.03 1.2 1.2 1.0 0.9 0.7 2.3 2.9 0.7
-14.5 -16.53 1.2 1.2 1.0 0.9 0.7 2.2 2.9 0.7
-15 -17.03 1.2 1.2 1.0 0.9 0.7 2.2 2.9 0.7
Wave load = 1236 kg

= 250.16 kg/m
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
2.6.3 Wind Load

On Jetty
Wind force acting on the surface of upper structure is calculated according to BS 5400: Part 2 Clause 5.3 Wind load: 1978.
Wind speed in the planning of wind loads is as follows:
Where:
q = is the wind pressure (N/m2)
A = is the effective wind area normal to the x or y axis
CD = is the wind force coefficient for the x or y axis
Vc = basic wind velocity (m/s)
Wind load on pile

X and Z Direction
Vc = 33.33 m/s
q = 681.11 N/m2
Diameter of Pile = 0.914 m
Length of Pile (wind affected area) = 4.05 m
A = 11.63 m2
b/d = 1.00
Cd = 0.70
Fv = 565 kg
= 139.61 kg/m
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
2.7 LOAD SUMMARY

Load Case Description Fx Unit Fy Unit Fz Unit
Current Load 82.88 kg/m 82.88 kg/m
Environmental
Wave Load 250.16 kg/m 250.16 kg/m
Load
Wind Load Pile 139.61 kg/m 139.61 kg/m
Bow Line 1 0.14 kg 0.20 kg
Long Wind Bow Line 2 0.14 kg 0.20 kg
Stern Line 1 0.21 kg 0.12 kg
Mooring Load
Bow Line 1 1.42 kg 0.997 kg
Cross Wind Bow Line 2 1.42 kg 0.997 kg
Stern Line 1 0.87 kg 1.505 kg
2.8 LOAD COMBINATION

Load combination refer to British Standard (BS-6349).
Load combination for service condition (SLS)
Combination Description Combination Group
Service 1 1D + 1SDL + 1L + 1EQ + 1TR Dead + Live Load
Service 2.1 1DL + 1SDL + 1.1L + 1.1EQ + 1.1TR + 1WX + 1T + 1CUX + 1WLX
Dead + Live + Environment
Service 2.2 1DL + 1SDL + 1.1L + 1.1EQ + 1.1TR + 1WZ + 1T + 1CUZ + 1WLZ
Service 3.1 1D + 1SDL + 1L + 1EQ + 1TR + 1WX + 1T + 1CUX + 1WLX + 1.1BR + 1.1MO
Berthing + Mooring Load
Service 3.2 1D + 1SDL + 1L + 1EQ + 1TR + 1WZ + 1T + 1CUZ + 1WLZ + 1.1BR + 1.1MO
Load combination for ultimate condition (ULS)

Combination Description Combination Group
Ultimate 1 1.2D + 1.2SDL + 1.4L + 1.4EQ + 1.4TR Dead + Live Load
Ultimate 2.1 1.2DL + 1.2SDL + 1.4L + 1.4EQ + 1.4TR + 1.4WX + 1.4T + 1.4CUX + 1.4WLX
Dead + Live + Environment
Ultimate 2.2 1.2DL + 1.2SDL + 1.4L + 1.4EQ + 1.4TR + 1.4WZ + 1.4T + 1.4CUZ + 1.4WLZ
Ultimate 3.1 1.2D+1.2SDL+1.4L+1.4EQ+1.4TR+1.4WX+1.4T+1.4CUX+1.4WLX+1.4BR+1.4MO
Berthing + Mooring Load
Ultimate 3.2 1.2D+ 1.2SDL+1.4L+1.4EQ+1.4TR+1.4WZ+1.4T+1.4CUZ+1.4WLZ+ 1.4BR+1.4MO
3. STRUCTURE ANALYSIS
3.1 ELEVATION
Mean Low Water Spring MLWS = 0.00
Mean High Water Spring MHWS = 2.20 MLWS
Seabed = -15.00 MLWS
Jetty deck elevation = +5.30 MLWS
3.2 FIXITY POINT

The equation to determine location of fixity point is:
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Outer Diameter of Pile (OD) = 91.40 cm

Wall Thickness = 1.90 cm
Inner Diameter (ID) = 87.60 cm
Scouring Depth (1 x OD) = 91.40 cm
Inertia Moment (I) = 535153.38 cm4
Borehole = BHL - 06
Modulus Elasticity (E) = 2100000 kg/cm2 (assume)
z (m) SPT / 30 cm NSPT kh b Zr

1 2 2.00 0.30 0.00157 6.36
3 2 2.00 0.30 0.00157 6.36
5 20 8.00 1.20 0.00222 4.50
7 12 9.00 1.35 0.00229 4.37
9 12 9.60 1.44 0.00233 4.30
13 16 10.67 1.60 0.00239 4.19
15 15 11.29 1.69 0.00242 4.13
17 14 11.63 1.74 0.00244 4.10
19 20 12.56 1.88 0.00249 4.02
Zr = 4.13 m
Pile Height for Modelling = Water Depth + Jetty Deck Elevation + Zr + Scouring Depth
= 15.00 m + 5.30 m + 4.13 m + 0.914 m
= 25.344 m
3.3 GEOMETRY, MEMBER & MODEL
3D View Modelling
Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Pile PIP914.4x19.0
3.4 LOAD ON STRUCTURE
Dead Load
Wind Load X Direction + Mooring

Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Wind Load Z Direction + Mooring
Current Load X Direction + Mooring
Current Load Z Direction + Mooring

Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
Wave Load X Direction + Mooring
Wave Load Z Direction + Mooring

Doc. No :
Date : 16/02/22 PAGE NO. :
3.5 ANALYSIS RESULT

3.5.1 UNITY CHECK OF PILE
Beam Design Property LC Description Ratio Group Combination

1.2D+1.2SDL+1LL+1EQ1+1TR+1WX+1T+1CUX+1WLX+1.4BR1
456 PIP914.4X19.0 2024 +1.4MO3
0.077 Berthing + Mooring Load
468 PIP914.4X19.0 2024 +1.4MO3
476 PIP914.4X19.0 2024 +1.4MO3
3.5.2 HORIZONTAL DISPLACEMENT

A. JETTY STRUCTURE
Refer to ASCE and SNI deflection will be considered using SLS (service condition) based on two condition: operation
and seismic. Refer to ASCE, for operation will use maximum deflection 100 mm and seismic condition will use 0.15H
refer to SNI 2019. Ultimate condition or ULS commonly use for reinforcement check not for stability check.
Mooring Condition
X Z Height Allowable Sway
Disp. Node LC Check Group Combination
(mm) (mm) (mm) (mm)
Max X 543 1056 16.25 1.12 25344 100 OK Berthing + Mooring Load
Min X 543 1047 -14.86 11.19 25344 100 OK Berthing + Mooring Load
Max Z 543 1050 0.64 12.93 25344 100 OK Berthing + Mooring Load
Min Z 543 1054 0.75 -10.69 25344 100 OK Berthing + Mooring Load
Kesimpulan: Struktur Pile adequate dalam menahan beban mooring

TPJC-TQ1-WM-C2-641-0006 Pekerjaan Pengecoran Pile Cap Trestle - Rev2 (EP)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

TPJC-TQ1-WM-C2-641-0006 Pekerjaan Pengecoran Pile Cap Trestle - Rev2 (EP)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

EPC Tuban Jetty Upgrade and its Ancillary

Production & Transportation Facilities

2 16 Feb 2023 IFC MAS NH

PREPARED REVIEWED APPROVED

Revision Date Description of Changes

A 29 Des 22 Issued For Construction

1 6 Feb 23 Issued For Construction

− Penambahan Item Perhitungan Cycle Time Titik Pengecoran Terjauh.

2 16 Feb 23 Issued For Construction ( as per meeting 16 Feb 2023 ).

− Penambahan Item Olah Gerak LCT.

− Penambahan Item Metode Percepatan Pengecoran Pile Cap Trestle.

1.1 BATASAN PEKERJAAN ....................................................................................................................4

2.1 TENAGA KERJA ................................................................................................................................7

3.1 SAFETY CONSENT ........................................................................................................................ 11

4.1 TRAFFIC PLAN LCT ....................................................................................................................... 12

5 Cycle Time Pengecoran Titik Terjauh 27

1.2 Definisi dan Istilah

EMPLOYER : SBI – PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (SEMEN INDONESIA

ENJINIR : PROSYS – PT Prosys Bangun Persada.

KONTRAKTOR : HK – PT Hutama Karya ( Persero ), Tbk.

Istilah yang dipakai di metode ini:

− SPP = Steel Pipe Pile

1.3 Lokasi Pekerjaan

1.4 Lingkup Pekerjaan

1.5 Flowchart / Alur Kerja

INCOMING MATERIAL BETON

FINISHING & PERAWATAN

No Personil Jumlah Satuan Keterangan

2.1.2 Tenaga Kerja Operator Alat

No Personil Jumlah Satuan Keterangan

2.1.3 Tenaga Kerja Langsung

No Personil Jumlah Satuan Keterangan

2.2 Alat Kerja

No Personil Jumlah Satuan Keterangan

2.2.2 Lampiran Foto Alat

No Foto Alat Nama Alat

Landing Craft Tank

No Foto Alat Nama Alat

No Foto Alat Nama Alat

3.2 Pekerjaan Persiapan

3.2.1 Persiapan Alat

3.2.2 Persiapan Personil

Semua personil tenaga kerja minimal harus sudah mengikuti pelatihan

Note: - Concrete Pump #1 ( di atas jetty eksisting ).

Konfigurasi penempatan alat pada LCT

Lokasi Standby TM ke dua

Posisi Concrete Pump #1 Lokasi Standby TM ke dua

4.2 Olah Gerak Kapal

CONTOH : Lokasi Pengecoran Row 33 - 34

Manuvering Kapal LCT setelah kegiatan double handling Beton selesai.

CONTOH : Lokasi Pengecoran Row 33 - 34

Posisi LCT pada saat pengecoran di area trestle.

MANUVER BARAT MANUVER TIMUR

PADA SAAT KONDISI ANGIN BERTIUP DARI ARAH BARAT

Stop Working Procedure

Space kosong pada LCT dipergunakan untuk stok material konstruksi

Posisi TMC pada saat loading material ke LCT

• Pengecoran Tahap Pertama ◆ : Di lakukan dengan rencana ketebalan cor 500mm

4.3.1 Double Handling Beton

Ilustrasi kegiatan double handling fresh concrete.

Pengecoran Pile Cap Trestle menggunakan LCT

4.3.2 Pengecoran Pile Cap Tahap Pertama

Pengecoran tahap pertama dilakukan dengan ketebalan 50 cm dari bottom.