Lokasi penambangan yang telah dibuka akan membentuk danau atau area tangkapan air
sesuai dengan volume bukaan tambang yang telah dilakukan. Genangan air tersebut akan
mengganggu proses penambangan sehingga perlu dialirkan ke luar area penambangan.
Namun dalam mengelola air bekas tambang tersebut tidak langsung dialirkan ke outlet
badan sungai sehingga mencemari lingkungan. Dalam hal ini PT Supra Bara Energi telah
melakukan pembangunan settling pond untuk mengelola air tambang sebelum dialirkan
ke perairan umum/keluar area penambangan.
Pengolahan air asam dilakukan dengan cara penetralan. Penetralan air asam dengan
menggunakan bahan kimia yaitu Limestone (Calcium Carbonat). Air asam dalam
kegiatan penambangan juga bisa dipastikan akan memiliki kekeruhan yang sangat tinggi,
oleh karena itu untuk menurunkan kekeruhannya menggunakan bahan kimia tawas
(Al2SO4)3. Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena
bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran serta mudah penyimpanannya.
Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air. Semakin tinggi
turbidity air maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Makin banyak dosis
tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat
sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8 -7,4. Apabila alkalinitas
alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas.