Dok
ENVIRONMENTAL DIVISION Risk Class
STANDARD OPERATING PROCEDURE Berlaku
PENGAWASAN DISPOSAL Halaman 1 dari 8
DISUSUN OLEH
DIPERIKSA OLEH
DISETUJUI OLEH
DISYAHKAN OLEH
Purpose/Tujuan
Mengelola lahan disposal sesuai kaidah lingkungan hidup
Menjaga bentuk disposal aman dan kuat
Menjaga limbah tidak menyebar
Menjaga pengikisan/erosi
Scope/Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup pengambilan contoh, pengawetan contoh, penyimpanan contoh, transport contoh
Definition/Istilah
Disposal/lahan tempat pembuangan
Lahan yang dipersiapkan untuk membuang tanah hasil pengupasan untuk mendapatkan batu bara.
Top soil/tanah pucuk
Tanah yang berada pada lapisan paling atas yang merupakan tempat hidup tumbuhan, kaya unsur hara,
biasanya berwarna kecoklatan.
Subsoil/laterit
Lapisan dibawah tanah pucuk dan banyak mengandung campuran clay, pada tanah ini tidak banyak
mengandung unsure hara.
Clay
Lapisan tanah yang berwarna abu – abu dan lengket, mudah dibentuk bila terkena air, bersifat keras bila
telah kering.
Unsur hara
Bahan kimia organic didalam tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
Procedure / Prosedur
Persyaratan Lokasi
Bukan area bencana (banjir, gempa)
Tidak berada disekitar lingkungan perairan
Perencanaan
Menentukan luas area
Menentukan topografi area
Menentukan geoteknik penimbunan
Pembuatan jalan akses
Land clearing
Membuat drainase
Settling pond
Membuat dasar disposal
Memisahkan material NAF, PAF, dan top soil
Peralatan
Alat Berat Alat Pemeriksaan
2. Excavator 1. GPS
3. Dozer 2. Soil pH meter
Mengumpulkan pohon dan tanaman yang telah dibersihkan untuk diangkut menuju lokasi bank
top soil agar memperkaya unsur hara tanah pada top soil.
Melakukan pengupasan lapisan top soil kemudian diangkut menggunakan dump truck untuk
dikumpulkan dan disimpan pada Bank Top Soil.
Lapisan dasar disposal menggunakan material asli maksimal adalah sub soil (lapisan tanah
kedua yang miskin unsure hara).
3. Drainase
Setelah kegiatan land clearing selesai dilakukan, segera lakukan pembuatan drainase sekeliling
disposal. Drainase ini disebut drainase utama.
Pembuatan drainase dilakukan dengan membuat saluran mengelilingi area disposal.
Drainase dibuat agar aliran air hujan dapat mengalir dan terkumpul pada satu titik terendah.
Pembuatan drainase menggunakan alat excavator PC 200 atau seukuran.
Saluran drainase minimal berukuran 1 m x 1 m x keliling area dengan freeboard 0,5 m.
Tanah sisa pembuatan saluran digunakan sebagai berm wall pada (tanggul) sisi kanan dan kiri
saluran (lihat gambar)
Berm wall dibuat berbentuk trapesium 1 m x 2 m x panjang saluran.
Pada setiap 20 m dari panjang berm wall dibuat saluran bukaan, agar air dapat mengalir menuju
saluran.
Bukaan
setiap 20 m
Pembuatan settling pond disposal dihitung dengan pertimbangan: curah hujan, debit aliran,
volume lumpur, waktu pengendapan, penetralan racun, dan waktu pengurasan.
Penataan Disposal
1. Pemisahan Material
Memisahkan material top soil, sub soil, material PAF, dan Material NAF.
2. Penimbunan Material Disposal
Dilarang mencampur material NAF dengan material sub soil maupun top soil
Dilarang keras mencampur material PAF dengan material sub soil maupun top soil.
Pembentukan Lapisan Dasar
Melakukan pengangkutan material menuju lokasi disposal.
Material disposal yang akan ditimbun merupakan bukan material top soil maupun sub soil.
Melakukan dumping pada area yang telah ditentukan dan dilarang melakukan freedump.
Menimbun material keras yang bersifat NAF sebagai dasar timbunan.
Segera ratakan material yang telah dibuang dengan alat dozer agar terbentuk layer.
Pastikan semua material timbunan mengalami pemadatan sempurna, dapat dilakukan dengan
menggilas tanah dengan dump truck secara rutin dan merata, atau dapat menggunakan alat
jenis vibro.
Campurkan material lunak dengan material NAF yang keras untuk memperkuat struktur
timbunan.
Membuat drainase pada bench serta slope yang diarahkan menuju drainase utama.
Dilarang spreading top soil sebelum dinyatakan penataan disposal telah selesai.
Memeriksa lapisan dasar disposal, pastikan tidak terdapat genangan air, rekahan, dan retakan
pada material dasar. Bila terdapat cacat pada lapisan dasar, segera lakukan paerbaikan.
Dilarang melakukan penambahan elevasi bila lapisan dasar disposal dalam kondisi cacat
konstruksi.
Pembentukan Lapisan Kedua Hingga Keempat
Penambahan elevasi timbunan dilakukan bila lokasi telah dinyatakan cukup sempurna menahan
beban timbunan. Dilarang melakukan penambahan elevasi bila layer belum terbentuk
sempurna.
Layer pertama pada disposal harus telah selesai dan telah dilakukan penataan, kemudian
dilakukan penambahan elevasi timbunan secara meninggi.
Membuat tanda batas penimbunan material. Batas tersebut merupakan batas timbunan yang
telah terbentuk.
Penambahan elevasi pada setiap layer adalah 3 – 4 m dengan sudut kemiringan maksimum 35 o
sebagai slope stability dan mencegah terjadinya sledding.
Pada setiap kenaikan elevasi timbunan, sisakan lebar 4 m dari crest untuk dibentuk jenjang
(bench).
Melakukan pengangkutan dan penempatan material NAF pada lokasi disposal yang telah
ditentukan.
Melakukan penimbunan material NAF diatas layer pertama dengan jarak 9 meter dari crest
(bagian luar timbunan). Hal ini untuk menjaga pembentukan slope yang dapat melebihi batas.
Melakukan penimbunan material PAF pada bagian tengah diatas layer pertama dengan jarak
minimal 25 meter dari toe dengan cara melakukan dumping diatas layer pertama dibagian
tengah (bagian dalam timbunan).
Segera menutup material PAF dengan material NAF dengan rapat dan kuat menggunakan dozer.
Kemudian padatkan menggunakan alat vibro. Ketebalan material NAF minimal 1 meter dari
material PAF.
Melakukan penyimpanan LB3 sisa penambangan menggunakan metode enkapsulasi.
PAF
NAF
Seluruh material PAF ditimbun pada bagian dalam disposal yang dilapisi material NAF, untuk
dilakukan enkapsulasi LB3. Dilarang freedump material PAF.
Material NAF ditimbun sebagai pelapis pada bagian luar hingga material PAF tertutup rapat
untuk menetralkan asam. Dilarang keras menimbun material PAF pada lereng terluar.
Melakukan control ketinggian dan kemiringan timbunan.
Pembentukan lereng (sloping) setiap selesai menutup material dengan sudut maksimum 35 o
menggunakan alat dozer. Sloping dilakukan secara merata.
Rapihkan menggunakan dozer, kemudian padatkan menggunakan vibro
Penimbunan dilakukan bertahap setiap jenjang (layer) dan dilarang menimbun dengan metode
single slope.
Elevasi puncak disposal tidak melebihi 50 mdpl.
Memeriksa lapisan disposal, pastikan tidak terdapat genangan air, rekahan, dan retakan pada
material dasar. Bila terdapat cacat pada lapisan dasar, segera lakukan paerbaikan.
Dilarang melakukan penambahan elevasi bila lapisan disposal dalam kondisi cacat.
Dilarang dilakukan semi final disposal, bila seluruh lapisan dalam kondisi buruk atau catat
konstruksi.
Semi Final Disposal
Dilakukan pada lapisan pertama, kedua, dan seterusnya.
Masih adanya kemungkinan penambahan elevasi timbunan.
Spreading hanya pada bench dan slope timbunan.
Green Mining Practice Dilarang menyalin, memperbanyak, menyebarluaskan
Development dokumen tanpa ijin
PT. RIMAU ENERGY MINING No. Dok
ENVIRONMENTAL DIVISION Risk Class
STANDARD OPERATING PROCEDURE Berlaku
PENGAWASAN DISPOSAL Halaman 7 dari 8
Seluruh Disposal
Bila elevasi telah mencapai 50 mdpl, semi final disposal dapat segera dilakukan. Bila belum
mendacapi 50 mdpl, semi final disposal belum dapat dilakukan.
Memastikan seluruh area disposal telah terlapisi oleh material NAF, material PAF tidak terlihat
hingga kedalaman 1 meter.
Melakukan pemuatan sub soil pada dump truck menggunakan excavator PC 300.
Lakukan pengangkutan sub soil menggunakan dump truck menuju lokasi yang ditentukan.
Buang sub soil pada lokasi spreading.
Meratakan seluruh material sub soil untuk menutup material NAF menggunakan dozer. Ketebalan
minimum sub soil adalah 1 meter.
Membuat drainase pada bench serta slope yang diarahkan menuju drainase utama menggunakan
excavator PC 200.
Rapikan disposal yang telah dilapisi sub soil.
Disposal siap dilakukan spreading top soil.
Final Disposal
1. Pemeriksaan Elevasi
Melakukan pemeriksaan pada peta penambangan.
Melakukan pemeriksaan elevasi menggunakan alat GPS atau alat topografi
Bila elevasi telah mencapai 50 mdpl, final disposal dapat segera dilakukan. Bila belum
mendacapi 50 mdpl, final disposal belum dapat dilakukan.
Memastikan area final disposal telah tertutup material sub soil.
Pastikan pada puncak dan bench disposal tidak terdapat genangan air.
Pastikan tidak adanya erosi pada lereng disposal.
Pastikan tidak adanya air asam batuan (rembesan, pengikisan). Bila terdapat genangan,
keringkan terlebih dulu melalui drainase yang telah dibuat.
2.
3. Final Disposal
Menentukan luasan area spreading top soil.
Memastikan kualitas top soil pada bank top soil masih dalam kondisi baik.
Memasang tanda batas dumping.
Lakukan pemuatan top soil di lokasi bank top soil menggunakan PC 200.
Pengangkutan top soil menggunakan dump truck menuju lokasi final disposal.
Buang top soil secara merata pada lokasi yang telah ditentukan.
Segera rapihkan menggunakan dozer. Spreading top soil tidak dilakukan pemadatan.
Ketebalan minimal adalah 0,5 meter dari lapisan sub soil.
Drainase tetap dijaga, tidak ditimbun.
Memeriksa spreading top soil berjalan dengan baik.
Pastikan tidak ada rekahan, singkapan material dibawahnya, dan genangan air. Bila terdapat
cacat konstruksi, segera lakukan perbaikan.
Referention/ Acuan
Reklamasi dan Rehabilitasi Tambang, tahun 2007
American Public Health Association, American Water Works Association, Water Pollution Control
Federation, 1995, Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,18 th Edition, APHA,
Washington DC.
Ketentuan Berlaku
1. Standard Operating Procedures ini berlaku sejak disahkan
2. Dengan diberlakukannya SOP ini, maka SOP lama menjadi tidak berlaku
3. Segala pelanggaran terhadap prosedur ini akan diselesaikan dengan aturan perusahaan yang berlaku
dan dipertanggung jawabkan kepada dinas lingkungan hidup terkait.
4. Hal – hal yang belum diatur dalam prosedur ini akan ditetapkan dengan prosedur terkait.
5. Prosedur ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, akan di adakan pembetulan sebagaimana mestinya.