Anda di halaman 1dari 81

Pengusahaan, Pembinaan, dan Pengawasan

Pertambangan

Oleh : Dr. Ir. R. Sukhyar


(Dirjen Minerba, Kementerian ESDM 2013-2015)

PELATIHAN HUKUM PERTAMBANGAN


ANGKATAN XI 26-27 Juli 2022

Diselenggarakan oleh:
BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH, BPSDM, KEMENTERIAN ESDM
Bekerja Sama dengan
PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN (PUSHEP)
“Pengusahaan Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan”

Pelatihan Hukum Pertambangan


Angkatan XI

Balai Diklat Tambang Bawah Tanah KESDM


Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan

Raden Sukhyar
Chairman
Center for Indonesia Mineral and Metal Industry Studies

Jakarta
26 Juli 2022
OUTLINE
C Isi

I. PENDAHULUAN
II. PERAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU
BARA
III. PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
IV. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
V. PENUTUP
PENDAHULUAN
C Isi
- Pasca Kemerdekaan 1945 telah diterbitkan tiga UU pertambangan, yaitu UU
No 11/1967, UU No 4/2009 dan UU No 3/2020, masing masing mewakili
zamannya yang tidak lepas dari perubahan lingkungan strategis terutama
politik ekonomi di dalam negeri.
- Undang undang adalah sebuah produk politik, dalam perjalanan pembahasan
di DPR dapat terjadi perubahan perubahan yang diluar skenario atau naskah
awal.
- UU No 3 tahun 2020 dan UU Cipta Kerja merupakan hukum positif yang perlu
disosialisasikan ke masyarakat, termasuk dalam pelatihan ini.
- Harus ada kesamaan pemahaman seluruh pemangku kepentingan tentang
landasan filosofis pertambangan, yaitu Pasal 33 UUD 1945 dan Pembangunan
Berkelanjutan sehingga kita tidak terjebak dengan kepentingan sesaat karena
minerba adalah sumber pertumbuhan ekonomi.
1. Perubahan lingkungan strategis politik, yaitu peralihan dari
orde lama ke orde baru
2. Kondisi ekonomi berada di titik terendah (inflasi 600%)
3. Menarik investasi PMA untuk memacu pembangunan ekonomi
(munculnya kontrak pertambanagan). Seiring dengan terbitnya
UU PMA No 1/1967)
4. Kewenangan di Pusat, kecuali bhn galian Gol C atau ‘bukan
logam dan batubara’ (PP 37/1986)
1. Reformasi dan demokratisasi 1998 (desentralisasi pertambangan,
perluasan dari rezim UU 11/1967)
2. Penegakkan kedaulatan sumber daya minerba (meniadakan sistem
kontrak)
3. Penguatan manajemen sumber daya minerba (penyusunan wilayah
pertambangan)
4. Pemenuhan kebutuhan minerba nasional
5. Peningkatan nilai tambah minerba, larangan ekspor bijih.
6. Penguatan governance (sanksi, termasuk kepada pemberi izin)
1. Klarifikasi kelanjutan KK dan PKP2B
2. Penetapan wilayah pertambangan (bottom up sebagai keputusan MK)
3. Mendorong eksplorasi
4. Akomodasi UU No 23/2014 tentang Pemda (meniadakan kewenangan kabupaten/kota)

Rumusan UU 3/2020, terdapat pengembangan ketentuan :


1. Sentralisasi Pertambangan
2. Ekspor bijih selama 3 tahun bagi pelaku yang melakukan nilai tambah.
3. Perpanjangan IUP tidak terbatas (setiap 10 tahun perpanjangan) yang melakukan peningkatan nilai
tambah
4. Perpanjangan PKP2B/KK tidak terbatas (setiap 10 tahun) bagi yang melakukan nilai tambah.
5. Mmpertegas kepastian bentuk izin kelangsungan KK/PKP2B menjadi IUPK- Perpanjangan, dengan
luas tetap.
6. Meniadakan sanksi kepada pemberi izin (krn tidak ada kewenangan derah ?)
a. Peraturan Pemerintah No 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.
b. Peraturan Presiden No 55/2022 tentang Pendelegasian kewenangan Pemerintah Pusat kepada
pemda provinsi dalam Pemberian Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
serta HPM non logam dan batuan)
1. Pendelegasian pemberian izin dlam rangka PMDN (IUP Mineral non logam dan IUP batuan, SIPB, IPR
dan Izin usaha jasa)
2. Pembinaan pengusahaan
3. Pengawasan pengusahaan
4. Sertifikat standar

c. Peraturan Pemerintah No 15/2022 tentang Perlakukan Pajak dan/atau PNBP


Pemahaman tentang Pasal 33 UUD 1945
1. Rakyat secara kolektif memberikan mandate kepada negara untuk menguasai sumber
kekayaan negara seperti migas dan mineral.
2. Penguasaan oleh negara berasal dari konsepsi kedaulatan rakyat atas segala sumber kekayaan
alam. Rakyat secara kolektif memberikan mandate kepada negara untuk mengadakan
kebijakan pengaturan, pengelolaan, pengawasan dan pengurusan yang didalam nya
perizinan, pencabutan izin dan pemberian concession, (keputusan MK, 2009).
3. Spirit pengusaaan oleh negara haris bermuara kepada sebesar besarnya kemakmuran rakyat.
Oleh sebab itu apapun bentuk skema keterlibatan asing dalam pengusahaan sumber daya
negara , kewajiban negara untuk mengatur agar rakyat mendapat manfaat lebih besar.
4. Dalam konteks pengelolaan, negara memberikan mandat kepada BUMN mendayagunakan
sumber daya negara
5. Makna publik adalah berdasarkan kolektivitas , bukan perorangan atas sumber ekakayaan
negara.
PERAN PEMERINTAH C Isi
- Menciptakan keharmonisan dan keadilan dalam pengusahaan
minerba agar tidak terjadi ketimpangan kesejahteraan di dalam
msyarakat.
- Menjamin manfaat usaha pertambangan mengalir dan
terdistribusi tetap sasaran dan berkeadilan.
- Menjamin kepentingan masyarakat, tenaga kerja dan local
content.
- Menjamin kepastian hukum dan keberlangsungan usaha
pertambangan, serta menjaga keselarasan peraturan perundang
undangan
- Memberikan rasa aman melindungi dari setiap gangguan kepada
kegatan usaha
Fungsi Pemerintah
Dalam konteks penguasaan kekayaan bumi oleh negara
(Pasal 33 UUD 1945), Pemerintah berperan sebagai
Penyelenggara penguasaan tersebut dengan fungsi:

• Penetapan kebijakan
• Pengaturan
• Perizinan
• Pembinaaan Pembangunan sumber daya, bisnis,
keteknikan, lingkungan dan
• Pengawasan (monev) keselamatan pertambangan
• Pelaksanan pembangunan

11
ISI UNDANG UNDANG

• Ketentuan umum (definisi, kebijakan dan ketentuan)


• Kewajiban pelaku usaha
• Kewajiban dan peran Pemerintah (mengutamakan pembinaan)
• Hak (pelaku usaha)
• Larangan (pelaku usaha)
• Sanksi

12
C Isi
PERAN PERTAMBANGAN MINERBA

Peran Minerba dalam Pembangunan Ekonomi


Karakteristik sumber daya mineral dan batu bara, implikasinya
kepada Pengusahaan
Position of Indonesia Metal Mineral Resources in the World (2018)
Production
Reserve (in Rank (reserve) in Share in world
Commodity 2018 ( in
metal/ton) the world reserves
metal/ton)
Keunggulan
kompatarif Nickel 1 550,000 27%
Paling tinggi 76,000,000
Bauxite 1,200,000,000 6 3,700,000 4%
Alumina 1,300,000 1,03%
Copper 22,000,000 5 270,960 6%
83,200
Tin 2 24.84%
2,500,000 ( exporter no1)

Gold 2,500 6 99 2.97%


HARUSNYA MENJADI
BAHAN BAKU 4 billion tons
Iron sands
BAJA NASIONAL Ore resources
(plus Ti dn V)
(Badan Geologi, DJ Minerba, USGS, 2018)
Pertambangan sering disebut Extractive Industri (industri ekstraktif) yaitu kegiatan usaha yang
mengeluarkan mineral dan sumber daya energi dari dalam bumi.
Pertambangan menurut pengelompokkan Badan Pusat Statistik dapat berupa Pertambangan Minyak
dan gas bumi, Pertambangan Batubara, Pertambangan bijih logam dan Penggalian (pertambangan
batuan biasanya untuk konstruksi).

Istilah Migas sering digunakan untuk Pertambangan Migas, sedangkan pertambangan batubara dan
pertambangan bijih logam sering disingkat Pertambangan.

Pertambangan memberikan benefit :


• Sumber penerimaan negara dari pajak dan royalti
• Menciptakan out multiplier di sisi hulu dan input multiplier di hilir
• Menciptakan lapangan kerja
• Membuka keterisolasian daerah remote
• Pembangunan daerah
• Bahan tambang sebagai bahan baku industri
DAMPAK IKUTAN (MULTIPLIER EFFECTS) KEGIATAN OPERASI PERTAMBANGAN

1. Initial Outlay, yaitu nilai jual (eskpor) komoditi tambang


2. Direct Effect, yaitu dampak penciptaan output dari seluruh
kegiatan ekonomi yang langsung menunjang aktivitas
pertambangan (Nilai 0,26*) ( a.l usaha barang & jasa
pertambangan dan pekerja)
3. Indirect Effect, yaitu penciptaan output yang terjadi pada seluruh
kegiatan ekonomi yang secara tidak langsung menunjang
kegiatan pertambangan (Nilai 0,143) (a.l transportasi, industri
makanan dan minuman)
4. Induce Income Effect, yaitu penciptaan output karena kenaikan
belanja masyarakat yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan
masyarakat (Nilai 0,463)
Total output :
1,867 dari produksi barang tambang Sumber : LPEM UI,
2002
Nilai ekonomi akan semakin besar ketika barang modal dan jasa
dibuat di dl dalam negeri.
C Isi

III. PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN

“Negara berkepentingan menjaga sumber daya didalam bumi, karena


sumber daya adalah asset negara dan sumber pertumbuhan ekonomi ….
oleh sebab itu negara menetapkan dan mengatur begitu banyak
kewajiban kepada pelaku usaha agar pendayagunaan (pengusahaan)
sumber daya efisien dan memberi manfaat yang maksimal”
KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MINERBA,
IMPLIKASINYA PADA KEBIJAKAN PENGUSAHAAN
1. Sumber daya energi dan mineral berada di bawah permukaan berpotensi konflik dengan
sumber daya alam lainnya (kehutanan, perkebunan, dll). Seharusnya asas biaya dan
manfaat diterapkan dalam mengatasi konflik penggunaan lahan.
2. Keberadaannya di dalam bumi, memerlukan waktu lama untuk eksplorasi dan
mengidentifikasikan cadangannya, bahkan beresiko tidak mendapatkan cadangan ekonomis
yang menimbulkan sunk cost. Maka dalam tahapan eksplorasi pelaku usaha jangan
dibebankan pungutan pungutan (pajak), dan Pemerintah perlu berbagi risiko dalam eksplorasi
seperi melakukan survei pendahuluan dan penyediaan peta geologi dan sumber daya
minerba.
3. Dalam tahap produksi atau penambangan, berpotensi menimbulkan dampak lingkungan,
sosial dan ekonomi. Harus diciptakan regulasi dan kondisi agar manfaat sumber daya lebih
besar dari mudaratnya.
4. Berbagai jenis sumber daya energi fosil konvensional, non konvensional dan batu bara dapat
berada pada wilayah yang sama. Pemerintah perlu mengatur pemanfaatan ruang secara
optimal agar pemanfaatan sumber daya tidak terkendala, agar tidak terjadi penyia-nyiaan
sumber daya.
5. Dalam satu deposit mineral dapat dijumpai mineral utama maupun mineral ikutan yang dapat
ekonomis dikembangkan. Perlu diatur tentang pemanfaatan logam ikutan dan konservasi
mineral.
19
KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MINERBA,
IMPLIKASINYA PADA KEBIJAKAN PENGUSAHAAN
1. Sumber daya mineral dan energy merupakan sumber daya tidak terbarukan. Kebijakan perlu
difokuskan pada sisi yang optimalalisasi dan kebijakan konservasi. kemanfaatan
2. Mineral memiliki beragam karakteristiks dalam konsentrasi mulai dari ppm hingga bbrp %
logam dalam batuan sehingga memliki metoda pengolahan dan pemurnian dan dampak
kepada lingkungan. Bijih nikel langsung dapat dijual, sementara bijih tembaga harus diolah
lebih dulu, emas harus dimurinikan menjadi bullion untuk kemudian dimurnikan.

20
PERAN PEMERINTAH MENGURANGI RISIKO USAHA PADA TAHAP AWAL

SUNK COST DEV. & PROD. COST


EQUITY DANA PINJAMAN

PEMERINTAH
(survei
pendahuluan) RESOURCE RISK
KETIDAKPASTIAN

PERMASALAHAN UTAMA
DALAM INDUSTRI
PERTAMBANGAN.
(Risiko)

CADANGAN
TERDUGA

CADANGAN
Least TERBUKTI
Maximum
KONSTRUKSI knowledge
knowledge Operasi Produksi
TAHUN
PEMBORAN
EKSPLORASI 3G EKSPLORASI KONSTRUKSI PRODUKSI

1 – 5 Tahun 1 – 2 Tahun 5 – 50 Tahun

TAHAPAN PENGEMBANGAN
DEFINISI
USAHA PERTAMBANGAN
UU Minerba No 3/2020
Pasal 1 butir 6
“Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau
pengembangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang”
UU No 4/2009
PENGELOMPOKAN PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BAHAN TAMBANG
BAHAN
TAMBANG

MINERAL MINERAL
BATUAN
LOGAM BUKAN LOGAM

LOGAM RINGAN,
LOGAM LOGAM BESI LOGAM MINERAL BAHAN BAHAN BATU MULIA &
LOGAM LANGKA
DASAR & PADUAN MULIA INDUSTRI KERAMIK BANGUNAN BATU HIAS
& RADIO AKTIF
Batu gamping Lempung Andesit Sirtu Kalsedon Chert
Tembaga Besi Emas Aluminium Berilium Dolomit Toseki Pirofilit Tras Kristal Kuarsa
Timbal Mangan Perak Litium Magnesium Onik Marmer
Seng Molibdenum Platina Titanium Tantalum Fosfat Felspar Kaolin Opal Jasper
Zeolit Bond Clay Diorit Krisopras
Antimon Khrom Niobium
Bismut Kobalt Kadnium Galium Granit
Gipsum Pasir Kuarsa Batu Apung Terkersikan
Air Raksa Nikel Indium Ytrium Bentonit Batu Pasir Garnet
Timah Putih Wolfram Torium Zirkon Obsidian
Vanadium Uranium Diatomea Perlit Basal Giok Agat
Barit Oker Batuan Kalium Intan
Lihat PP 96/2021 tentang Yarosit Natrium Topas
- Ada Gol “Minrl Bukan logam Jenis Tertentu” Belerang Asbes Trakhit
Talk Mika Magnesit
diantaranya intan, safir, pasir silika Yodium Kwuarsit
- Pengelompokkan ini memiliki korelasi dengan
batas minimal komposisi kima boleh ekspor
- Perlu dicatat mineral buka-logam dapat
menjadi sumber loga , seperti dolomit dan
magnesit untuk logam Mg
- Endapan mineral logam dapat juga sebagai
sumber mineral bukan logam, seperti bauksit
sebagai sumber logam Al dan sebagai bahan
baku industry refraktori
Masih adakah potensi
underground coal ?
Seharusnya diidentifikasi
Sebelum pit ditutup.

(Diambli dari PWC, 2018)


NIKEL LATERIT SITE POMALAA, SULAWESI TENGGARA

Soil

Low Ni, Mg, high Fe, Co


and Sc (?)

High Ni, Mg, Low Fe, Co

Sumber: PT. Antam


(Persero)
Example of a nickel mine that
directly exports nickel ore

27
Kontribusi Sektor Minerba dan Industri Pengolahan- PDB (2016 – 2021)

30.0

(= $ 35 milyar)
25.0

6.48
4.23 4.7 4.98 5.06 6.27 Minerba
20.0

15.0

18.2 17.9 17.6 17.9


17.6 17.4
10.0 Pengolahan non migas

5.0

2.3 2.3 2.2 2.1 2.0 1.9 Pengolahan migas


0.0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Industri Pengolahan Migas Industri Pengolahan Non Migas Industri Pertambangan


DATA TENAGA KERJA PERTAMBANGAN MINERBA (KK,PKP2B, IUP BUMN, IUP PMA)
The use of Indonesian workers in the mineral and coal mining sector is prioritized over foreign workers

50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Mineral 25,395 306 43,632 2,453 38,731 1,674 40,485 3,004 45,432 2,886 48,683 3,616
Batubara 17,387 151 17,286 105 15,639 118 14,142 109 15,097 95 15,777 143

Sumber: DJ Minerba, 20210


30
Pengaruh pertambangan pada dampak langsung, tidak langsung dan induced
impact: jumlahnya relative kecil dibandingkan naker total

Tenaga kerja
dampak tidak
langsung dan
induced

Tenaga kerja
dampak langsung
tambang

Sisanya
Peningkatan nilai tambah

Nilai tambah:
1. Nilai tambah produk adalah harga produk
Dikurangi harga input
Ump:
1 ton bijih nikel (2% Ni) harga $ 60
Untuk meproduksi 1 ton Ni logam butuh 50 ton
Bijih = $ 3000 sebagai input
Harga 1 ton Ni saat ini = $ 20.000
Nilai tambah = $ 17.000

2. Nilai tambah Ekonomi


Harga jual dikurangi dikurangi biaya produksi
dan pengembalian investasi
UU Minerba No 3/2020
Pasal 1 butir 20
Pengolahan adalah upaya meningkatkan mutu komoditas tambang mineral untuk menghasilkan produk dengan
sifat fifik dan kimia yang tidak berubah dari sifat komoditas tambang asal untuk dilakukan pemurnian atau bahan
baku industry
(penjelasan: istilah yang sering digunakan adalah pengkonsentrasian dimana produknya mineral pembawa logam
akan semakin kaya. pengolahan sering juga disebut benefisiasi dilakukan seperti dengan metoda penggerusan
gravitasi, kemagnetan dan floatasi. Contoh produk : konsentrat tembaga)

Pasal 1 butir 21a


Pemurnian adalah upaya untuk meningkatkan mutu komoditas tabang mineral melalui proses fisika maupun
kimia seta proses peningkatan kemurnian lebih lanjut untuk menghasilkan produk dengan sifat fisik dan kimia yang
berbedda dari komoditas tambang asal sampai produk logam sebagai bahan baku industr1

(Penjelasan: logam diekstrak dari mineral dengan proses piro atau hidrometalurg atau kombinasai keduanya.
Contoh produk: logam timah, feronikel, NPI, nickel matte, MHP, MSP, katoda tembaga, alumina dan alumunium)

Butir 20b
Pengembangan dan /atau Pemanfaatan adalah upaya ntuk mengkatkan mutu batubara dari daerah tambang
dan/atau tempat pengolahan dan/atau pemurnian sampai tempat penyerahan.
Boleh ekspor bijih/konsentrat sd 2023 dg syarat
I.
C Isi
KEWILAYAHAN PERTAMBANGAN
DASAR PEMIKIRAN WILAYAH PERTAMBANGAN TERHADAP TATA RUANG

SUMBER DAYA ALAM STRATEGIS,


DIKUASAI OLEH NEGARA,
SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI DIMANFAATKAN SERACA OPTIMAL
UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT

TATA
LAHAN

EKSPLOITASI SDME :

• MEMBUTUHKAN LAHAN PERMUKAAN


• KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN
• PERLU ALIH FUNGSI/KONVERSI LAHAN
• DAMPAK LINGKUNGAN NEGATIF SEMINI-
T MAL MUNGKIN (DENGAN AMDAL) UNTUK
A MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
T HIDUP
A

R
DEPOSIT
U SUMBER DAYA MINERAL
A
N
DAN ENERGI
DIATUR DALAM
G PERATURAN PEMERINTAH

Sumber : BADAN GEOLOGI KESDM, 2008 36


Konsepsi Manajemen Sumber Daya Minerba
DATA

I P P
N E P
K E E
V N
E O D N N
N N A G G
T S Y U E
A E A N
S
R R G D
A
I V U A
A H L
S N
A S A A I
S I A A A
I N N N

Neraca Sumber Daya Pencadangan Alokasi Sumber Daya Izin eksplor Pengaturan
dan Cadangan wilayah (WP)* dan Pengawasan
Distribusi Potensi Neraca Supply- produksi
(Badan Geologi) Demand

Prasyarat kegiatan usaha: * Wilayah Pertamb


ada wilayah dan izin
C Isi
KEWILAYAHAN PERTAMBANGAN
1. WP (Wilayah Pertambangan) bagian dari Wilayah Hukum Pertambangan, ditetapkan oleh
Pemerintah berkonsultasi dg DPR
2. WP terdiri atas:
- WUP (Wilayah Usaha Pertambangan), basis WIUP
- WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat), basis IPR
- WPN (Wilayah Pertambangan Negara), basis WIUPK
- WUPK (Wilayah Pertambangan Khusus), basis WIUPK
3. WIUP logam dan batubara diperoleh dengan cara lelang, lainnya dengan cara pengajuan
wilayah.
4. Pemerintah menetapkan rencana pengelolaan minerba sebagai basis alokasi wilayah yang
akan diusahakan dengan mempertimbangkan
- kebutuhan minerba dalam negeri
- penerimaan negara
- pengendalian produksi dan pengelolaan lingkungan
PROSEDUR LELANG WIUP

Harga lelang : kompensasi data,


saran:
Perlu memasukkan “avoided cost”
Yaitu biaya yang seharusnya
dilakukan pelaku usaha
tetapi ‘diambil alih’ oleh
Pemerintah, ump pemetaan geologi
Pemetaan sumber daya mineral
UU No 3/2020

Tujuan Izin Penugasan


Penyelidikan:
1. Mempercepat
penambahan
cadangan
2. Menumbuhkan ahli
eksplorasi dan
perusahaan
eksplorasi.
3. Mempercepat
penyediaan WIUP
untuk dilelang.
Flow Penetapan WIUP dan WIUPK- UU NO 3 2020

WUP
Survei
WPN
Pemerintah
WPR
Data Inventori
Pemerintah /
( Clearing
Survei Badan House )
Usaha dengan WIUP / WIUPK
Penugasan

Area Relinquished /
Terminasi
C Isi
PERIZINAN PERTAMBANGAN
C Isi
I. BENTUK IZIN – UU No 3/2020

a. IUP (Izin Usaha Pertambangan)


b. IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus)
c. IUPK, sebagai kelanjutan operasi KK/PKP2B
d. IPR (Izin Pertambangan Rakyat)
e. SIPB (Surat Izin Pertambangan Batuan)
f. Izin Penugasan
g. Izin Pengangkutan dan Penjualan
h. IUJP (Izin Usaha Jasa Pertambangan) TIDAK TERDAPAT
i. IUP untuk Penjualan DLM UU NO 4/2009

• Semua izin diberikan oleh Menteri

II. Dengan Perpres 55/2022 Izin berkaitan dengan Mineral Non logam/batuan
didelegasikaan ke Provinsi.
C Isi
Status kontrak atau perjanjian pertambangan

1. Kontrak tetap berlaku hingga berakhirnya waktu kontrak.


2. Kontrak harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang undang dalam waktu
sau tahun (UU No4/2009)
3. Kontrak harus merencanakan wilayah kerja selama masa kontrak, dan menyesuaikan
dengan ketentuan UU apabila tidak terjadi kesepakatan luas wilayah kerja.
4. Apabila kontrak berakhir, apabila operati tambang berlanjut maka berubah menjadi izin
usaha pertambangan khusus (IUPK)
5. KK wajib melakukan pemurnian
6. PKP2B wajib melakukan pemanfaatan batu bara atau peningkatan nilai tambah (UU No
3/2020).
7. Kegiatan usaha PKP2B yang terintegrasi penambangan dan peningkatan nilai tambah
dapat diberikan perpanjangan setiap 10 tahun (tdk dibatasi), serta diberikan keringan
royalty 0% (untuk batubara yang dimanfaatkan saja ?) (UU Cipta Kerja)
UU No 3/2020

Usaha Inti
Pertambangan
Pemegang izin
bertanggung
jawab atas
berlangsungnya
tahapan

Namun dalam
pelaksanaannya
dpt dilakukan
seluruhnya oleh
usaha jasa
Optimalisasi pemanfaatan beragam jenis mineral (Psl 40 UU 3/2020)
Dalam satu WIUP terdapat lebih dari satu jenis mineral atau batubara.
1. Mineral dapat berupa mineral ikutan dalam suatu jenis endapat atau bijih.
Seperti emas dalam bijih tembaga, secara genesa keduanya terbentuk
bersama sama. Dalam konteks ini kehadiran emas tidak memerlukan iup
tersendiri tapi terintegrasi dalam IUP tembaga, namun harus dilaporkan
kepada Pemerintah dan tertuang dalam RKAB.
2. Satu atau lebih jenis mineral atau batuan atau batubara terdapat Bersama
sama dalam satu wiup. Jenis mineral dan batu bara tsb tdk memiliki
hubungan genesa. Dalam hal ini masing masing harus memiliki IUP.
Umpama dalam wilayah pertambangan biji tembaga terdapat batu
gamping, maka diperlukan iup tembaga dan iup gamping
3. IUP mineral bukan logam tidak dapat mengusahakan /memiliki mineral
logam dalam wiup nya (Psl 50, PP 96/2021)
Logam utama dan logam / material ikutan
(associated metals) berharga lainnya
Masing masing kelompok dapat dilakukan
dalam satu izin usaha pertambangan

Konservasi menjadi kritikal manakala


Side products blm dimanfaatkan.
Tanggung jawab pemegang izin
PP 96/2021

a.l mengambil batuan


untuk jalan dan
konsruksi menunjang
kegiatan pertambangan
Perizinan dan Tahapan Kegiatan Pertambangan

Izin

Tahapan Kegiatan IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi

PU- Studi Pasca


Kegiatan Kelayakan
Konstruksi Penambangan Processing Pengangkutan Penjualan
Tambang
Eksplorasi

Lokalisasi Cleaning Tambang Olah/murni Penutupan Tambang


Kajian
Bijih dan Stripping Benefisiasi Monitoring
Keekonomian
Penentuan Peledakan Reklamasi
Mining design
cadangan Infrastruktur Manajemen
dan planning
Tailing

Wastes Penyerahan asset


Damak lingkungan Damak lingkungan
Impact terbatas Luas
Tailing Monitoring lingkungan
Tenaga kerja besar Naker nihil
Naker sangat besar
terutama indirect naker
WAKTU EKSPLORASI PRODUKSI PENGOLAHAN PEMURNIAN (UU 3/2020)

IUP
Logam Bukan Bukan Batuan Batubara
Logam Logam Jenis
Tertentu

Eksplorasi * 8 th+1 th 3 tahun 7 tahun 3 tahun 7 th + 1 th

Op Produksi 20+2x10 th 10+2x5 th 20+2x10th 5+2x5 th 20+2x10 th

Op Prod: 30+ 10 th 30+10 th


tambang setiap kali setiap kali
dan perpanjang perpanjang
Olah/murni an an
terintegrsi

Eskplorasi*) : tambahan 1 th untuk min logam dan batubara dengan persetujuan


LUAS WILAYAH EKSPLORASI DAN OPERASI PRODUKSI
IUP
Logam Bukan Bukan Batuan Batubara
Logam Logam Jenis
Tertentu

Eksplorasi * 100.000 ha 25.000 ha 25.000 ha 5000 ha 50.000 ha

Op Produksi 25.000 ha 5000 ha 5000 ha 1000 15.000 ha


WAKTU IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT (IPR) DAN
SURAT IZIN PERTAMBANGAN BATUAN (SIPB)
IPR SIPB IUPK IUPK
Kelanjutan
Parjanjian

Waktu 10+2X5 TH 3 +2x3 th Sama Lihat


dengan ketentuan
IUP (terpisah)

Luas area 5 ha 50 ha Sama (Lihat


(perorangan) dengn IUP Ketentuan
dan terpisah)
10 ha
(koperasi)
Kewajiban Sama Sama
fiskal dengan dengan IUP +
IUP + profit
profit sharing
sharing
Perzinan dalam rangka Peningkatan Nilai Tambah

Izin IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi

Tahapan Studi Pasca


Kegiatan
Eksplorasi Kelayakan
Konstruksi Penambangan Processing Pengangkutan Penjualan
Tambang

Kegiatan usaha penambangan dan pengolahan/pemurnian


mineral logam dapat TERINTEGRASI atau TERPISAH

Kegiatan penambangan dan pegolahan mineral bukan logam


Izin usaha
hanya dpt dilakukan TERPISAH dengan izin pertambangan dan izin industri
usaha industri
(IUI)
Kegiatan usaha penambangan dan pengolahan mineral logam Apabila kegiatan usaha
yang menghasilkan produk bukan logam dilakukan dengan izin
TERPISAH (seperti bauksit untuk refraktori)
pengolahan/pemurnian
terpisah dari penambangan
Pendelegasian perizinan
Pendelegasian perizinan

Perlu pembinaan
Pusat
dlm pedoman
penentuan harga
patokan.
dan data base
penerimaan negara
MATA RANTAI NILAI TAMBAH MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN
?
SEBAGIAN DIEKSPOR SEBAGIAN DIIMPOR

KIMIA
KOSMETIK
MINERAL BAHAN REFRAKTORI
PEMECAHAN PENINGKATAN KERAMIK
NONLOGAM
PENGGERUSAN KADAR LISTRIK
DAN BATUAN SEMEN
PUPUK
INDUSTRI LAINNYA

BATUAN Bahan Bangunan

Dimensional Stone
SEBAGIAN DIEKSPOR
“Perhiasan”

Pertambangan IUP Perindustrian IUI


(modifikasi dari DJ Minerba)
PERLUKAH RAMONISASI KEBIJAKAN MINERBA DAN PERINDUSTRIAN ?
Pembagian kewenangan ‘olah murni’ antara sektor ESDM dan Perindustrian membawa konsekuensi tata Kelola
minerba.
Izin Usaha Industri ( UU Perindustrian No 3/2014)
membagi Jenis Industri dan otoritas pemberi izin tidak
atas dasar jenis minerba
Izin Usaha Industri (lanjutan)

Analisis: Izin usaha industri mineral logam , batubara dan non logam serta batuan,
dimana pengolahan/pemurnian terpisah dari penambangan semua jenis izinnya
kemungkinan dapat diberikan oleh gubernur atau bupati/walikota.

Kondisi tsb berbeda dengan pola perizinan sektor Minerba , dimana untuk mineral
logam dan batubara IUP diberikan Menteri KESDM. Logam dan batubara danggap
strategis dan usahanya berdampak lingkungan sangat massif dan berbahaya.
Pemerintah perlu mengharmoniskan kebijakan pengusahaan mineral logam dan batu
bara kedua kementerian.
Tahapan Kegiatan Pertambangan dan usaha penunjang barang dan jasa
(UU No3/2020: usaha jasa terdapat disemua tahapan)

Izin IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi

Tahapan Studi Pasca


Kegiatan
Eksplorasi Kelayakan
Konstruksi Penambangan Processing Pengangkutan Penjualan
Tambang

USAHA PENUNJANG BARANG DAN JASA DI BIDANG


Eksplorasi, FS, Konstruksi, Penambangan, UUSAHA
USAHAPengangkutan,
PENUNJANG BARANG DAN JASA
Lingkungan, Reklamasi dan Pasca tambang dan K3

Penanggung jawab operasional (PJO) usaha jasa hrs


memastikan penerapan ketentuan kaidah
pertambangan yang baik dan benar
USAHA JASA

UU No 4/2009
Pasal 124

UU No 3/2020
Apakah semua
kegiatan
penambangan ?
Proses Produksi Pertambangan Bijih Nikel

Proses penambangan terbagi menjadi


beberapa tahap :
1. Over Burden Removal
• Soil
• Low Grade Ore
2. Ore Digging / Getting
3. Ore Quality Analysis
4. Ore Hauling
5. Ore Blending
6. Ore Barging
7. Selling

Mana yang harus dilakukan


Perusahaan pemegang IUP ?

26/07/2022 63
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN:
C Isi
1. Menerapkan kaidah Teknik pertambangan yang benar
2. Mengelola keuangan sesuai system akuntansi Indonesia
3. Melaporkan apabila ada mineral atau batu bara yang tergali di wilayah izin pertambangannya, dan wajib
mengajukan izin apabila ingin menjualnya.
4. Menempatkan jaminan kesungguhan (IUP dan IUPK)
5. Menyelesaikan masalah hak atas tanah
6. Membayar pajak dan PNBP serta pendapan daerah
7. Merencanakan dan menyediakan dana dan serta pemantauan melakukan reklamasi dan pasca tambang
8. Menyusun dokumen lingkungan
9. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
10. Menyampaikan RKAB
11. Menyampaikan laporan secara berkala
12. Wajib meningkatkan nilai tambah mineral (mengolah dan atau pemurnian)
13. Wajib divestasi sebesar 51%
14. Wajib merapkan good mining practices: K3, konservasi minerba, standar mutu lingkungan
15. Merencanakan melaksakan pemberdayaan masyarakat
C Isi
HAK PEMEGANG IZIN:

1. Memiliki mineral dan batu bara dan mineral ikutannya setelah membayar
iuran produksi
2. Menjual hasil produksi
3. Mengusahakan mineral lain
4. Mendapatkan izin operasi produksi pasca izin eksplorasi
5. Mendapatkan suspensi
C Isi
KEWAJIBAN PEMERINTAH:

1. Menyiapkan wilayah usaha pertambangan (WUP) dan rencana lelang


wilyah izin usaha pertambangan (WIUP)
2. Menjamin penyelesaian izin dan pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk penyelesaian
masalah tanah
3. Menjamin keberlangsungan pemanfaatan hasil pegolahan/pemurnian
minerba
4. Menjediakan dan menjamin keterbukaan data dan informasi
5. Melakukan pembinaan pertambangan
UU No 3/2020 : Tata ruang, Kawasan Pertambangan dan
jaminan kelangsungan usaha
Pasal 17A
Pembinaan dan Pengawan
(UU No 3/2020)

Dengan adanya Perpres No


55/2022 (pendelegasian
kewenangan ke Gub),
Menteri juga harus membina
Pemda dalam pengelolaan
dan pengusahaan
pertambangan
UU No 3/2020

UU No3/2020 ttg
Minerba merevisi ttg
Pengawasan dlm UU
No 23/2014 tentang
Pemda

Pengawasan/KTT
menjadi kewenangan
Pusat, tidak lagi di
Provinsi

Baca ttg Pengawasan


dalam Permen ESDM
No 5/2021 tentang
Perizinan
Operasi tambang bawah tanah harus memperhatikan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja serta perangkat monitoringnya:

1. Kesehatan dan keselamatan: ventilasi udara, control gas beracun,


debu dan kebisingan.
2. Ground control : perangkat dan kekuatan penyangga, hydraulic
support, baja dan kayu penyangga, rock bolts
3. Power supply dan penerangan
4. Kontrol system pembuangan dan genangan air /banjir
5. Pemeliharan dan perbaikan peralatan yang memadai dibawah
permukaan.

Aspek tsb diatas menjadi obyek pengawasan tambang bawah tanah.


PRINSIP UTAMA KODE KCMI
PRINCIPLES BASED STANDARD

Materiality: semua data


Transparansi (transparency): yang relevan disajikan
penyajian data/ informasi yang (tidak ada yg di-
jelas dan tidak ambigu sembunyikan)
(mendua)

KCMI

Perusahaan tambang wajib Kompetensi


Menggunakan Ceritified (competency): berdasar
Competent Person untuk evaluasi pekerjaan yg dilakukan
Sumber daya dan cadangan oleh Competent Person IAGI, 2016
(Permen ESDM No 7/2020) Indonesia (CPI)
PELAYANAN
PERIZINAN:

Perizinan
Terpadu di
BKPM

“dapurnya’ tetap
di KESDM cq DJ
Minerba sesuai
dengan
ketentuan
perundang
undangan
SANKSI ADMINISTRATIF
Diberikan oleh Menteri ESDM

1. Teguran tertulis
diberikan 3 kali paling banyak dengan jangka waktu 30 hari
kalender.
2. Penghentian sementara kegiatan paling lama 60 hari sejak teguran
tertulis
3. Denda
4. Pencabutan izin
- melakukan tindak pidana yang diputuskan pengadilan
- melakukan kerusakan lingkungan dan tidak melakukan kaidah
pertambangan yang baik setelah dilakukan evaluasi oleh Menteri
PENUTUP
C Isi
1. Kewajiban aparatur negara untuk mengawal pemanfaatan sumber daya mineral dan
batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, dan kritis
terhadap penyempurnaan kebijakan bila masih terjadi ketimpangan dan kekosongan
peraturan.
2. Pemerintah harus memastikan bahwa pengusahaan pertambangan dilakukan dengan
governance yang baik dan benar baik oleh Pemerintah maupun pelaku usaha.
3. Perlu dikembangkan ‘self alarm system’ sebagai bentuk ‘pre-emptive measures’
pemerintah dimana system ini mengaktivasi birokrat untuk mengingatkan pelaku
usaha atas kewajiban pelaku usaha.
4. Penataan pertambangan sangat mendesak mengingat banyak IUP dan kegiatan
tambang “illegal”, masalah lingkungan dan konservasi minerba.

Anda mungkin juga menyukai