Pertambangan
Diselenggarakan oleh:
BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH, BPSDM, KEMENTERIAN ESDM
Bekerja Sama dengan
PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN (PUSHEP)
“Pengusahaan Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan”
Raden Sukhyar
Chairman
Center for Indonesia Mineral and Metal Industry Studies
Jakarta
26 Juli 2022
OUTLINE
C Isi
I. PENDAHULUAN
II. PERAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU
BARA
III. PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
IV. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
V. PENUTUP
PENDAHULUAN
C Isi
- Pasca Kemerdekaan 1945 telah diterbitkan tiga UU pertambangan, yaitu UU
No 11/1967, UU No 4/2009 dan UU No 3/2020, masing masing mewakili
zamannya yang tidak lepas dari perubahan lingkungan strategis terutama
politik ekonomi di dalam negeri.
- Undang undang adalah sebuah produk politik, dalam perjalanan pembahasan
di DPR dapat terjadi perubahan perubahan yang diluar skenario atau naskah
awal.
- UU No 3 tahun 2020 dan UU Cipta Kerja merupakan hukum positif yang perlu
disosialisasikan ke masyarakat, termasuk dalam pelatihan ini.
- Harus ada kesamaan pemahaman seluruh pemangku kepentingan tentang
landasan filosofis pertambangan, yaitu Pasal 33 UUD 1945 dan Pembangunan
Berkelanjutan sehingga kita tidak terjebak dengan kepentingan sesaat karena
minerba adalah sumber pertumbuhan ekonomi.
1. Perubahan lingkungan strategis politik, yaitu peralihan dari
orde lama ke orde baru
2. Kondisi ekonomi berada di titik terendah (inflasi 600%)
3. Menarik investasi PMA untuk memacu pembangunan ekonomi
(munculnya kontrak pertambanagan). Seiring dengan terbitnya
UU PMA No 1/1967)
4. Kewenangan di Pusat, kecuali bhn galian Gol C atau ‘bukan
logam dan batubara’ (PP 37/1986)
1. Reformasi dan demokratisasi 1998 (desentralisasi pertambangan,
perluasan dari rezim UU 11/1967)
2. Penegakkan kedaulatan sumber daya minerba (meniadakan sistem
kontrak)
3. Penguatan manajemen sumber daya minerba (penyusunan wilayah
pertambangan)
4. Pemenuhan kebutuhan minerba nasional
5. Peningkatan nilai tambah minerba, larangan ekspor bijih.
6. Penguatan governance (sanksi, termasuk kepada pemberi izin)
1. Klarifikasi kelanjutan KK dan PKP2B
2. Penetapan wilayah pertambangan (bottom up sebagai keputusan MK)
3. Mendorong eksplorasi
4. Akomodasi UU No 23/2014 tentang Pemda (meniadakan kewenangan kabupaten/kota)
• Penetapan kebijakan
• Pengaturan
• Perizinan
• Pembinaaan Pembangunan sumber daya, bisnis,
keteknikan, lingkungan dan
• Pengawasan (monev) keselamatan pertambangan
• Pelaksanan pembangunan
11
ISI UNDANG UNDANG
12
C Isi
PERAN PERTAMBANGAN MINERBA
Istilah Migas sering digunakan untuk Pertambangan Migas, sedangkan pertambangan batubara dan
pertambangan bijih logam sering disingkat Pertambangan.
20
PERAN PEMERINTAH MENGURANGI RISIKO USAHA PADA TAHAP AWAL
PEMERINTAH
(survei
pendahuluan) RESOURCE RISK
KETIDAKPASTIAN
PERMASALAHAN UTAMA
DALAM INDUSTRI
PERTAMBANGAN.
(Risiko)
CADANGAN
TERDUGA
CADANGAN
Least TERBUKTI
Maximum
KONSTRUKSI knowledge
knowledge Operasi Produksi
TAHUN
PEMBORAN
EKSPLORASI 3G EKSPLORASI KONSTRUKSI PRODUKSI
TAHAPAN PENGEMBANGAN
DEFINISI
USAHA PERTAMBANGAN
UU Minerba No 3/2020
Pasal 1 butir 6
“Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau
pengembangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang”
UU No 4/2009
PENGELOMPOKAN PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BAHAN TAMBANG
BAHAN
TAMBANG
MINERAL MINERAL
BATUAN
LOGAM BUKAN LOGAM
LOGAM RINGAN,
LOGAM LOGAM BESI LOGAM MINERAL BAHAN BAHAN BATU MULIA &
LOGAM LANGKA
DASAR & PADUAN MULIA INDUSTRI KERAMIK BANGUNAN BATU HIAS
& RADIO AKTIF
Batu gamping Lempung Andesit Sirtu Kalsedon Chert
Tembaga Besi Emas Aluminium Berilium Dolomit Toseki Pirofilit Tras Kristal Kuarsa
Timbal Mangan Perak Litium Magnesium Onik Marmer
Seng Molibdenum Platina Titanium Tantalum Fosfat Felspar Kaolin Opal Jasper
Zeolit Bond Clay Diorit Krisopras
Antimon Khrom Niobium
Bismut Kobalt Kadnium Galium Granit
Gipsum Pasir Kuarsa Batu Apung Terkersikan
Air Raksa Nikel Indium Ytrium Bentonit Batu Pasir Garnet
Timah Putih Wolfram Torium Zirkon Obsidian
Vanadium Uranium Diatomea Perlit Basal Giok Agat
Barit Oker Batuan Kalium Intan
Lihat PP 96/2021 tentang Yarosit Natrium Topas
- Ada Gol “Minrl Bukan logam Jenis Tertentu” Belerang Asbes Trakhit
Talk Mika Magnesit
diantaranya intan, safir, pasir silika Yodium Kwuarsit
- Pengelompokkan ini memiliki korelasi dengan
batas minimal komposisi kima boleh ekspor
- Perlu dicatat mineral buka-logam dapat
menjadi sumber loga , seperti dolomit dan
magnesit untuk logam Mg
- Endapan mineral logam dapat juga sebagai
sumber mineral bukan logam, seperti bauksit
sebagai sumber logam Al dan sebagai bahan
baku industry refraktori
Masih adakah potensi
underground coal ?
Seharusnya diidentifikasi
Sebelum pit ditutup.
Soil
27
Kontribusi Sektor Minerba dan Industri Pengolahan- PDB (2016 – 2021)
30.0
(= $ 35 milyar)
25.0
6.48
4.23 4.7 4.98 5.06 6.27 Minerba
20.0
15.0
5.0
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA TKI TKA
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Mineral 25,395 306 43,632 2,453 38,731 1,674 40,485 3,004 45,432 2,886 48,683 3,616
Batubara 17,387 151 17,286 105 15,639 118 14,142 109 15,097 95 15,777 143
Tenaga kerja
dampak tidak
langsung dan
induced
Tenaga kerja
dampak langsung
tambang
Sisanya
Peningkatan nilai tambah
Nilai tambah:
1. Nilai tambah produk adalah harga produk
Dikurangi harga input
Ump:
1 ton bijih nikel (2% Ni) harga $ 60
Untuk meproduksi 1 ton Ni logam butuh 50 ton
Bijih = $ 3000 sebagai input
Harga 1 ton Ni saat ini = $ 20.000
Nilai tambah = $ 17.000
(Penjelasan: logam diekstrak dari mineral dengan proses piro atau hidrometalurg atau kombinasai keduanya.
Contoh produk: logam timah, feronikel, NPI, nickel matte, MHP, MSP, katoda tembaga, alumina dan alumunium)
Butir 20b
Pengembangan dan /atau Pemanfaatan adalah upaya ntuk mengkatkan mutu batubara dari daerah tambang
dan/atau tempat pengolahan dan/atau pemurnian sampai tempat penyerahan.
Boleh ekspor bijih/konsentrat sd 2023 dg syarat
I.
C Isi
KEWILAYAHAN PERTAMBANGAN
DASAR PEMIKIRAN WILAYAH PERTAMBANGAN TERHADAP TATA RUANG
TATA
LAHAN
EKSPLOITASI SDME :
R
DEPOSIT
U SUMBER DAYA MINERAL
A
N
DAN ENERGI
DIATUR DALAM
G PERATURAN PEMERINTAH
I P P
N E P
K E E
V N
E O D N N
N N A G G
T S Y U E
A E A N
S
R R G D
A
I V U A
A H L
S N
A S A A I
S I A A A
I N N N
Neraca Sumber Daya Pencadangan Alokasi Sumber Daya Izin eksplor Pengaturan
dan Cadangan wilayah (WP)* dan Pengawasan
Distribusi Potensi Neraca Supply- produksi
(Badan Geologi) Demand
WUP
Survei
WPN
Pemerintah
WPR
Data Inventori
Pemerintah /
( Clearing
Survei Badan House )
Usaha dengan WIUP / WIUPK
Penugasan
Area Relinquished /
Terminasi
C Isi
PERIZINAN PERTAMBANGAN
C Isi
I. BENTUK IZIN – UU No 3/2020
II. Dengan Perpres 55/2022 Izin berkaitan dengan Mineral Non logam/batuan
didelegasikaan ke Provinsi.
C Isi
Status kontrak atau perjanjian pertambangan
Usaha Inti
Pertambangan
Pemegang izin
bertanggung
jawab atas
berlangsungnya
tahapan
Namun dalam
pelaksanaannya
dpt dilakukan
seluruhnya oleh
usaha jasa
Optimalisasi pemanfaatan beragam jenis mineral (Psl 40 UU 3/2020)
Dalam satu WIUP terdapat lebih dari satu jenis mineral atau batubara.
1. Mineral dapat berupa mineral ikutan dalam suatu jenis endapat atau bijih.
Seperti emas dalam bijih tembaga, secara genesa keduanya terbentuk
bersama sama. Dalam konteks ini kehadiran emas tidak memerlukan iup
tersendiri tapi terintegrasi dalam IUP tembaga, namun harus dilaporkan
kepada Pemerintah dan tertuang dalam RKAB.
2. Satu atau lebih jenis mineral atau batuan atau batubara terdapat Bersama
sama dalam satu wiup. Jenis mineral dan batu bara tsb tdk memiliki
hubungan genesa. Dalam hal ini masing masing harus memiliki IUP.
Umpama dalam wilayah pertambangan biji tembaga terdapat batu
gamping, maka diperlukan iup tembaga dan iup gamping
3. IUP mineral bukan logam tidak dapat mengusahakan /memiliki mineral
logam dalam wiup nya (Psl 50, PP 96/2021)
Logam utama dan logam / material ikutan
(associated metals) berharga lainnya
Masing masing kelompok dapat dilakukan
dalam satu izin usaha pertambangan
Izin
IUP
Logam Bukan Bukan Batuan Batubara
Logam Logam Jenis
Tertentu
Perlu pembinaan
Pusat
dlm pedoman
penentuan harga
patokan.
dan data base
penerimaan negara
MATA RANTAI NILAI TAMBAH MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN
?
SEBAGIAN DIEKSPOR SEBAGIAN DIIMPOR
KIMIA
KOSMETIK
MINERAL BAHAN REFRAKTORI
PEMECAHAN PENINGKATAN KERAMIK
NONLOGAM
PENGGERUSAN KADAR LISTRIK
DAN BATUAN SEMEN
PUPUK
INDUSTRI LAINNYA
Dimensional Stone
SEBAGIAN DIEKSPOR
“Perhiasan”
Analisis: Izin usaha industri mineral logam , batubara dan non logam serta batuan,
dimana pengolahan/pemurnian terpisah dari penambangan semua jenis izinnya
kemungkinan dapat diberikan oleh gubernur atau bupati/walikota.
Kondisi tsb berbeda dengan pola perizinan sektor Minerba , dimana untuk mineral
logam dan batubara IUP diberikan Menteri KESDM. Logam dan batubara danggap
strategis dan usahanya berdampak lingkungan sangat massif dan berbahaya.
Pemerintah perlu mengharmoniskan kebijakan pengusahaan mineral logam dan batu
bara kedua kementerian.
Tahapan Kegiatan Pertambangan dan usaha penunjang barang dan jasa
(UU No3/2020: usaha jasa terdapat disemua tahapan)
UU No 4/2009
Pasal 124
UU No 3/2020
Apakah semua
kegiatan
penambangan ?
Proses Produksi Pertambangan Bijih Nikel
26/07/2022 63
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN:
C Isi
1. Menerapkan kaidah Teknik pertambangan yang benar
2. Mengelola keuangan sesuai system akuntansi Indonesia
3. Melaporkan apabila ada mineral atau batu bara yang tergali di wilayah izin pertambangannya, dan wajib
mengajukan izin apabila ingin menjualnya.
4. Menempatkan jaminan kesungguhan (IUP dan IUPK)
5. Menyelesaikan masalah hak atas tanah
6. Membayar pajak dan PNBP serta pendapan daerah
7. Merencanakan dan menyediakan dana dan serta pemantauan melakukan reklamasi dan pasca tambang
8. Menyusun dokumen lingkungan
9. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
10. Menyampaikan RKAB
11. Menyampaikan laporan secara berkala
12. Wajib meningkatkan nilai tambah mineral (mengolah dan atau pemurnian)
13. Wajib divestasi sebesar 51%
14. Wajib merapkan good mining practices: K3, konservasi minerba, standar mutu lingkungan
15. Merencanakan melaksakan pemberdayaan masyarakat
C Isi
HAK PEMEGANG IZIN:
1. Memiliki mineral dan batu bara dan mineral ikutannya setelah membayar
iuran produksi
2. Menjual hasil produksi
3. Mengusahakan mineral lain
4. Mendapatkan izin operasi produksi pasca izin eksplorasi
5. Mendapatkan suspensi
C Isi
KEWAJIBAN PEMERINTAH:
UU No3/2020 ttg
Minerba merevisi ttg
Pengawasan dlm UU
No 23/2014 tentang
Pemda
Pengawasan/KTT
menjadi kewenangan
Pusat, tidak lagi di
Provinsi
KCMI
Perizinan
Terpadu di
BKPM
“dapurnya’ tetap
di KESDM cq DJ
Minerba sesuai
dengan
ketentuan
perundang
undangan
SANKSI ADMINISTRATIF
Diberikan oleh Menteri ESDM
1. Teguran tertulis
diberikan 3 kali paling banyak dengan jangka waktu 30 hari
kalender.
2. Penghentian sementara kegiatan paling lama 60 hari sejak teguran
tertulis
3. Denda
4. Pencabutan izin
- melakukan tindak pidana yang diputuskan pengadilan
- melakukan kerusakan lingkungan dan tidak melakukan kaidah
pertambangan yang baik setelah dilakukan evaluasi oleh Menteri
PENUTUP
C Isi
1. Kewajiban aparatur negara untuk mengawal pemanfaatan sumber daya mineral dan
batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, dan kritis
terhadap penyempurnaan kebijakan bila masih terjadi ketimpangan dan kekosongan
peraturan.
2. Pemerintah harus memastikan bahwa pengusahaan pertambangan dilakukan dengan
governance yang baik dan benar baik oleh Pemerintah maupun pelaku usaha.
3. Perlu dikembangkan ‘self alarm system’ sebagai bentuk ‘pre-emptive measures’
pemerintah dimana system ini mengaktivasi birokrat untuk mengingatkan pelaku
usaha atas kewajiban pelaku usaha.
4. Penataan pertambangan sangat mendesak mengingat banyak IUP dan kegiatan
tambang “illegal”, masalah lingkungan dan konservasi minerba.