Anda di halaman 1dari 17

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)

Judul: SOP LOGGING DRILLING

Nomor

Departemen Eksplorasi

Tanggal

Versi

RIWAYAT REVISI

No. Revisi Tanggal Penjelasan Perubahan

KOLOM PENGESAHAN

Dibuat Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh:


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 2

KEGIATAN PEMBORAN

1.1. Tahapan Pemboran


Eksplorasi lanjutan atau pengeboran nikel untuk tahap pertama biasanya dimulai dengan
melakukan pengeboran semi regional dimana pada tahap kedua ini dengan mengguanakan ruang antar
lubang bor berjarak 100x100 meter, apabila dari hasil pengeboran yang telah dilakukan menunjukkan
pembentukan deposit, maka dilakukan pengujian Laboratorium. Hasil laboratorium berupa hasil
assay akhirnya bisa dijadikan interpretasi untuk program selanjutnya. Tahap kedua dapat dilakukan
setelah hasil assay menunjukkan indikasi yang bagus, dengan itu pengeboran dilanjutkan dengan
jarak 50x50 m, 25x25 m, 12.5 x12.5 m, untuk data yang sangat akurat. Unit alat yang biasa digunakan
dalam pengeboran nikel untuk menunjang data yang ideal adalah Jkro 150, 175, 200 dll.
Apabila titik bor telah ditentukan, maka proses pengeboran bisa dilakukan dengan cara :
1. Persiapan kerja :
Aktifitas awal yang dilakukan sebelum proses pengeboran dimulai, yang dilakukan dengan
semua tim, yang bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan dan target masih dalam satu visi,
satu misi, dan satu bahasa kerja.
2. Posisi titik pengeboran :
Persiapan posisi titik pengeboran meliputi :
a. Meratakan lokasi
b. Pengerasan/pemadatan dudukan untuk mesin bor
c. membuat kolam-kolam penampung
Lokasi pengeboran dibuat rata untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan dalam menempatkan
peralatan-peralatan di lokasi. Lokasi pengeboran terutama disekitar titik lokasi harus dibersihkan
dari vegetasi, karena untuk meletakan peralatan-peralatan pengeboran yang lainnya.
3. Persiapan, check mesin, dll :
Persiapan ini biasanya dilakukan oleh driller dan dibantu oleh crew drilling, dengan cara
melakukan pengecekan secara keseluruhan dari komponen/peralatan pengeboran sebelum
dimulainyanya proses pengeboran.
4. Periksa suplai air :
Air merupakan bahan yang digunakan untuk membuat lumpur pengeboran dan untuk keperluan
sehari hari. Untuk itu perlu disurvei terlebih dahulu sumber air yang terdapat di lokasi atau di
sekitar lokasi. Sumber air dapat dari sungai, danau, dan rawa-rawa, dan apabila tidak ditemukan
sumber air di lokasi maka air dapat diangkut ke lokasi dengan menggunakan mobil-mobil tangki.
Setelah sumber air disiapkan selanjutnya pemasangan saluran–saluran air dan pompa, biasanya
persediaan air disimpan dalam suatu tanki yang besar di sekitar lokasi pengeboran.
5. Pengeboran :
Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan nikel, dengan membuat
lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber nikel.
Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan loss core, jadi harus ada pengendalian dari
mesin bor yang digunakan.
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 3

6. Penanganan sampel :
Penanganan sampel merupakan kegiatan penyamplingan sampel coring nikel yang meliputi
pendeskripsian, pemotretan dan pembungkusan coring nikel ke dalam kantong sampel.
Pastikan sampel coring yang diperoleh tidak terkontaminasi, sebelum diletakkan di pipa
paralon. Letakkan pada tempat dan jarak yang aman dari aktifitas drilling. Letakkan bagian
atas/top sampel coring pada sebelah kiri dan bagian bawah/bottom sampel coring di sebelah
kanan. Hitung panjang sampel coring dan bandingkan dengan panjang/kedalaman kemajuan
pipa untuk mendapatkan core recovery, setelah itu letakan sampel corring ke dalam core box
untuk dilakukan logging oleh wellsite geologist.
7. Akhir dari titik pemboran :
Berhentinya atau pindahnya lokasi titik pemboran ke lokasi selanjutnya sepenuhnya ditentukan
oleh seorang ahli geologi (wellsite geologist), yang didasarkan pada data geologi yang dikaji dari
lokasi pengebroan dilokasi tersebut.

1.2. Tahapan Logging

1.2.1. Logging
Baca dan pahami Standard Job Sheet logging terlebih dahulu, untuk mengetahui
perlengkapan apa saja yang dibutuhkan.

Gambar 1. Contoh pengambilan gambar untuk corebox


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 4

Tahapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengisian lembar logging, yaitu :

1. Pengecekan collar, hole id dan deposit


Lakukan pengecekan sample meliputi collar, hole id dan deposit untuk mencegah tertukarnya
sample. Jangan lupa untuk menuliskan nama logger dan tanggal logging untuk melakukan
konfirmasi di kemudian hari. Check juga urutan meteran sample dan yakinkan bahwa core box
sudah disusun secara berurut dan rapi untuk mempermudah proses logging dan mencegah
kemungkinan urutan sample terbalik.
2. Koreksi recovery actual
Sebelum memulai pekerjaan, lakukan koreksi terhadap core recovery terlebih dahulu. Core
recovery pada logging tidak harus sama dengan core recovery dari core run report. Core recovery
pada logging harus ditekankan pada kualitas data yang akan dihasilkan dan mempertimbangkan
factor geoevaluasi.
3. Layer general
Lihat secara “general” profil laterit dari hole yang akan di logging. Tentukan terlebih dahulu batas
Limonite, Saprolite dan Bedrock sebelum menentukan break geologinya.
4. Break geologi
Lakukan break geologi pada zona-zona yang memang memiliki perbedaan kharakter yang jelas
dan menerus. Untuk kharakter yang tidak menerus (hanya setempat-setempat) tidak perlu di
lakukan break geologi. Perhatikan baik-baik pada saat melakukan break geology, jangan
melakukan break pada sample dengan panjang < 20cm (minimal interval 20 cm), karena tidak
akan memenuhi syarat representative data sehingga data tersebut tidak dapat dipakai, atau
dinyatakan sebagai error. Break geologi minimal juga harus memiliki core recovery > 20%
(minimal recovery 20%). Jika material memiliki length atau core recovery yang lebih kecil, maka
tidak perlu di break (digabungkan dengan material lain yang lebih dominan). Jika diperlukan,
sample boleh di split (harus rapi) untuk dilihat bagian dalamnya.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pengisian lembar logging, yaitu :
1. Pengisian Kolom From – To
Perhatikan baik-baik meterannya, jangan pernah dilakukan generalisasi atau pembulatan karena
ingin memudahkan perhitungan. Catat meteran apa adanya, gunakan mistar atau meteran untuk
mengukur setiap interval, pengisian kolom From – To pada area yang mengalami swelling
ataupun loss, harus memenuhi kaidah sesuai dengan perhitungan core recovery.
2. Pengisian Kolom Lenght
Perhatikan baik-baik running bor dan jumlah meterannya, kolom ini diisi dengan panjang selisih
metrean To di kurangi form Tujuannya untuk mempermudah kontrol core Zonasi setiap
meternya.
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 5

3. Pengisian Kolom Core Lenght


Perhatikan baik-baik running bor dan jumlah meterannya, kolom ini diisi dengan panjang actual
material yang terangkat, nilai sweeling juga masuk kedalam meteran. Tujuannya untuk
mempermudah kontrol core recovery setiap meternya.

4. Pengisian Recovery Length


Secara sederhana, Core Recovery diperoleh dengan melakukan perhitungan :

Panjang sampel yang diperoleh (Actual length)


Core Recovery =
Panjang Run (Actual run)

Perhatikan baik-baik pada saat penulisan core recovery. Jika dalam 1 meter sampel terdapat
lebih dari 1 jenis material yang memiliki karakter yang berbeda dan memiliki total recovery
length yang tidak sama dengan 100% (bisa lebih bisa kurang), tentukan material mana yang
paling mungkin untuk terjadi “loss” (Recovery <100%) dan material mana yang paling mungkin
untuk terjadi pengembangan “swelling” (Recovery >100%).
Jika semua material dalam alat ukur terjadi loss dan swellling, maka core recovery dianggap
sama, yaitu total recovery. Jika dalam satu meter hanya terdapat sebagian saja material yang
mungkin loss atau swelling, sedangkan yang lainnya tidak mungkin untuk loss dan swelling,
maka perlu dilakukan perhitungan core recovery untuk masing-masing jenis material. Batas
bawah untuk recovery adalah 90 % (tergantung kontrak kerja).
Untuk material yang tidak mungkin terjadi loss dan swelling (misal: boulder), maka material
tersebut akan memiliki recovery = 1 (100%) Untuk material yang mungkin terjadi loss dan
swelling (yaitu: clay material dan Soft material) maka core recovery harus dihitung dengan rumus
perhitungan seperti berikut ini:
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 6

Contoh perhitungan : Jika Soft material Loss

1. Dari meteran 5 ke 6 Diketahui:


Actual length Soft material (SM) = 50 cm Actual length Hard
material (HM) = 40 cm Loss = 10 cm
Total run = 1m
Total recovery length 1 meter = 0.9 (90%)
Maka jika sample di break pada batas Soft material dan Hard material, maka Recovery length
masing-masing sample adalah sebagai berikut:
Rec. HM (diasumsikan tidak loss) = 40 cm / 40 cm = 1 (100%) Rec. SM (diasumsikan
loss) = 50 cm / (1m – 40cm)
= 50 cm / 60 cm = 0.83 (83%)
2. Dari meteran 7 ke 8 diketahui :
Actual length Soft material (SM) = 50 cm Actual length Hard
material (HM) = 40 cm Loss = 10 cm
Total run = 1m
Total recovery length 1 meter = 0.9 (90%)
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 7

Contoh perhitungan :

Jika Soft material tidak loss dan tidak ada swelling

1. Dari meteran 5 ke 6 Diketahui


Actual length Soft Material A (SM A) = 40 cm Actual length Hard
material (HM) = 30 cm Actual length Soft Material B (SM B) = 30 cm
Total run = 100 cm
Recovery total = 1 (100%)
Pada kondisi core seperti ini ( tanpa loss dan tanpa swelling), maka actual run untuk masing-masing
material di asumsikan sama dengan actual run-nya, perhitungan recovery masing-masing material
adalah :
Recovery HM = Actual length HM / Actual run HM
= 30 cm / 30 cm = 1 (100%)
Recovery SM A = Actual length SM A / Actual run SM A
= 40 cm / 40 cm = 1 (100%)
Recovery SM B = Actual length SM B / Actual run SM B
= 30 cm / 30 cm = 1 (100%)
Perhitungan yang sama berlaku juga untuk meteran 6 ke 7 dan 7 ke 8.
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 8

Contoh koreksi Recovery Actual


Material Silika (gravel size)

Gambar 2. Contoh penataan material di corebox

Material Boulder / Bedrock

Gambar 3. Contoh penataan material di corebox

Material Silika (gravel size)

Gambar 4. Contoh penataan material di corebox


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 9

Contoh penataan Corebox :

Gambar 5. Contoh penataan material di corebox

4. Pengisian Profil Litologi


Litologi profil diisi berdasarkan jenis material (ekuivalen dengan layer-layer yang mungkin
ada pada laterite profile), yaitu:
a. TS untuk top soil
b. LIM untuk limonite material
c. SAP untuk soft saprolite material
d. RSP untuk rocky saprolite (<50% material Rock)
e. SPR untuk saprolitic rock (>50% material Rock)
f. BRK untuk bedrock
g. BLD untuk boulder “Fresh” material (Batu Gantung)

5. Pengisian Kolom Rock Code


Rock code diisi berdasarkan “Nama Batuan” aktual yang ditemukan dalam tiap break
geology, yaitu:
a. HARZ untuk Harzburgite
b. DUNT untuk Dunite
c. SERP untuk Serpentinite
d. PXSN untuk Piroksenite
e. SLCA untuk Silica
f. LHZO untuk Lherzolite
g. PRDT untuk Peridotite (jika tidak dapat dibedakan antara HARZ dan LHZO)
h. CLAY untuk Clay
i. CMRT untuk Conglomerate
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 10

6. Pengisian Kolom Ukuran Fragment (Fragment Size)


a. PB untuk Pebble ( <64 mm)
b. GR untuk Gravel (64 – 256 mm)
c. BD untuk Boulder ( >256 mm)
7. Pengisian Kolom Ukuran Butir (Grain Size)
Grain size diisi dengan mengkategorikan “ukuran butir mineral batuan” (baik yang
sudah lapuk dan individual maupun yang masih fresh dan interlocking) ke dalam:
a. fg untuk fine grain / sangat halus(<1 mm tapi bukan glassy)
b. mg untuk medium grain / sedang (1-5 mm)
c. cgr untuk coarse grain / kasar (5 – 30 mm)
d. vcg untuk very coarse grain/ sangat kasar (>30 mm)
8. Pengisian Kolom Tingkat Pelapukan
Tingkat pelapukan tidak ada kaitannya dengan ukuran butir, meskipun untuk material yang
halus pada umumnya memiliki tingkat pelapukan yang tinggi. Di beberapa area, terutama yang
mengalami serpentinisasi tinggi dan memiliki ukuran butir halus bisa memiliki tingkat
pelapukan yang rendah.
Dengan demikian, tingkat pelapukan hanya bisa diukur dengan cara melihat warna visual,
kelimpahan mineral hasil pelapukan, dan tekstur pada batuan. Tingkat pelapukan dituliskan
“hard material” saja untuk hole yang tidak mencirikan proses serpentinisasi, atau di seluruh
(break geologi) untuk hole yang mencirikan proses serpentinisasi.
Tabel 1. Spesifikasi core barel, Asahi

Logging Kela
Karakteristik
vertikal s (F)
0 Black / green / light grey, un weathered, dense & hard
Bedrock
1 Black / brown, slightly weathered, discoloured, still hard

2 Brown / gray
Saprolite
3 Pink / brown / green
Pink / brown / green, friable, relatively low density with some
4
remnant textures
Yellow - red, very soft "soil like", very low density to compact,
Limonite 5
mud-like texture
Red, very soft "soil ", very low density to compact, mud-like
Top Soil 5F
texture
Ferricrete 6 Red black, hard, includes pisolite
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 11

9. Pengisian Kolom Warna


Kolom warna diisi dengan warna visual yang tampak pada batuan. Warna batuan dapat
terdiri dari:
a. WHT untuk white (putih)
b. BLK untuk black (hitam)
c. BRN untuk brown (coklat)
d. GRN untuk green (hijau)
e. GRY untuk gray (abu-abu)
f. RED untuk red (merah)
g. YEL untuk yellow (kuning)

Warna batuan pada umumnya mencirikan kelimpahan mineral tertentu. Logger diharapkan
memiliki basic petrology laterite yang cukup kuat. (semua literature disarankan, diskusi perlu
dilakukan untuk kalibrasi standard penentuan warna batuan).
Standard kode warna :
Warna Putih / White (wht) Umumnya dijumpai di batuan dengan kandungan kelompok
mineral HgO tinggi (Asbestos, Crisotile, talc) dan silika (kwrasa) dapat memberikan kesan
warna putih.

Gambar 6. Contoh warna hitam / black (blk) dalam material

Gambar 7. Contoh warna Cokelat / brown (brn) dalam material


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 12

Gambar 8. Contoh warna Kuning / yellow (yel) dalam material

Gambar 9. Contoh warna Merah / red (red) dalam material

Gambar 10. Contoh warna abu-abu / grey (gry) dalam material

Gambar 11. Contoh warna hijau / green (grn) dalam material


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 13

10. Pengisian Kolom Struktur


Struktur terdiri dari strukture primer dan strukture sekunder. Struktur primer menggambarkan
struktur major/utama pada batuan, sedangkan struktur sekunder menggambarkan struktur minor
pada batuan.
Struktur Primer : bersamaan dengan pembentukan batuan (sitting joint, columnar joint,
pillow lava).Struktur Sekunder : post batuan sudah terbentuk, terdiri dari kekar (joint), vein
dan fracture
Kode untuk kolom struktur sekunder:
a. bxk untuk boxwork
b. ven untuk vein
c. brc untuk brecciated
d. jnt untuk joint (kekar yang berpasangan)
e. frc untuk fracture

Gambar 12. Contoh Boxwork structure

Gambar 13. Contoh Secondary Structure


Struktur bisa terdapat di semua break geology, baik fine material maupun coarse material,
selama hal tersebut masih memberikan kenampakan struktur.
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 14

11. Pengisian Kolom Serpentinisasi


Kolom Serpertinisasi di isi berdasarkan tinggkat serpentinisasi dalam satu meter. Dalam tingkatan
serpentinisasi di bagi menjadi beberapa tingkatan :

a. NIL untuk tidak ada Serpentinisasi


b. ven untuk Low terdapat serpentinisai tingkat awal
c. brc untuk medium terdapa serpentinisasi tingkat menengah
d. jnt untuk High terdapat serpentinisasi tingkat akhir

Gambar 14. Contoh Secondary Structure


STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 15

12. Pengisian Kolom Mineral


Diisi berdasarkan kelimpahan / kehadiran mineral yang ada pada material. Untuk nama
mineral yang paling melimpah tuliskan di kolom “Primary”, cukup melimpah di kolom
“Secondary.”, dan sedikit kehadirannya di kolom “Tertiary”.
Mineral kode :
- ant : antigorite
- asb : asbolite
- ast : asbestos
- brz : bronzite
- chl : chlorite
- chr : chromite
- cob : cobalt
- crb : carbon
- cp : crisoprast
- ct : crysotile
- fel : feldspar
- gn : garnierite
- gth : goethite
- hmt : hematite
- kal : kaolin
- lpc : lepidocrosite
- mgh : maghemite
- mgn : manganese
- mgs : magnesite
- mgt : magnetite
- mic : mica
- mng : manganese wad
- mnt : montmorilonite
- non : nontronite
- olv : olivine
- plg : plagioklas
- prx : piroxen
- ser : serpentine
- sil : silica
- sm : Smectite
- tlc : talc
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 16

13. Pengisian Kolom Remarks


Kolom Remarks diisi dengan seluruh informasi geologi baik yang bersifat unik maupun
yang berpola. dimana “relict texture (tekstur sisa)” pertama kali terlihat sebaiknya diberi
keterangan pada kolom Remarks-nya. Keberadaan mineral-mineral atau struktur atau tekstur
yang tidak lazim terdapat pada profil laterite sebaiknya juga diidentifikasi pada kolom comment,
misal keberadaan mineral lempung sedimen dalam kelimpahan yang cukup besar, atau boulder
dari batuan bukan ultramafic. Ataupun loss dan swelling dari core permeter di harapkan di tulis
di kolom Remarks.
Wellsite geologist sebaiknya memperhatikan kolom Remarks ini. Karena, besar
kemungkinan terdapat informasi geologi yang tidak dapat dimasukkan kedalam kolom-kolom
sebelumnya tetapi memiliki arti yang penting dalam evaluasi geologi.
Untuk yang memiliki informasi geologi yang sama pada kolom Remarks-nya, sebaiknya
ditulis hanya di awal dimana informasi tersebut pertama kali ditemukan dan terakhir dimana
informasi tersebut tidak nampak kembali (membentuk satu series informasi geologi, series ini
memungkinkan untuk lebih dari satu). Remarks harus disimpulkan menjadi satu kalimat di baris
terakhir sebagai resume dari seluruh informasi geologi yang diketahui.

Contoh Resume Remarks :


“Profile laterite lengkap dan berurut, relict texture mulai terlihat pada meteran 22-23, secara
umum batuan pernah mengalami struktur yang intensive, banyak terdapat silica pada meteran
10-18, vein silica dan garnierite banyak mengisi rekahan batuan. Gejala serpentinisasi terlihat
pada bidang fracture, protolith didominasi oleh Harzburgite, terdapat boulder conglomerate pada
meteran 26-27. Tinggi MAT pada titik bor ini ± 11, masuk di kawasan Hutan HPT, dll.”

1.2.2. Dokumentasi Hasil Pemboran


Lakukan pemotretan secara baik dan hati – hati sehingga kualitas foto terjamin (cukup
terang untuk di lakukan analisa, dan semua bagian sample terlihat / tidak terpotong.), tidak ada
sample / core box yang terlewati, yakinkan tidak ada foto yang terhapus / tertumpang. Pastikan dulu
kualitas foto sebelum melakukan aktivitas logging.

1.2.3. Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel core dan pengambilan dokumentasi didalam operasi pemboran
memiliki beberapa aturan yang harus dilaksakan untuk meminimalkan kondisi sampel yg buruk.
Tahapan penanganan sampel bor dan dokumentasi :
1. Setelah pengeboran selesai, ambil gambar semua sampel yang berada didalam core box dengan
disertai kertas penanda (tag paper) dan meteran.
2. Belah sampel menjadi dua sisi secara memanjang. Satu sampel merupakan sample Original dan
lainnya merupakan sampel duplikat.
3. Ambil gambar kembali sampel yang sudah dibelah baik secara jauh dan dekat.
4. Masukkan kedalam kantong plastik yang sudah diberikan ID sampel sesuai dengan ID di logging
sheet. Jadi setiap break geology memiliki 2 sampel.
STANDARD OPERATING Nomor Dokumen
PROCEDURE
Tanggal Efektif
LOGGING DRILLING Revisi
Halaman 17

Gambar 15. Contoh pengambilan gambar untuk corebox

2. LAPORAN

Tulisan yang berisi hasil pengolahan data/informasi, yang merupakan alat komunikasi yang
berisikan hasil kegiatan, evaluasi kegiatan, kendala kegiatan, solusi dan rekomendasi dari
fakta/keadaan yang telah dilihat/diselidiki/diamati.
Laporan yang dibuat berupa :
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulanan

Anda mungkin juga menyukai